NovelToon NovelToon

TRESNO KARO KOWE

JAKARTA KE KOTA BATU

Raden Saka Teguh, pewaris perusahaan kaya raya yang bergerak di bidang tambang di Jakarta. Menjadi anak tunggal, mengharuskannya menikah dengan wanita yang tepat agar tidak diporoti hartanya dan bisa mensupport bisnis keluarga.

Beberapa kali dijodohkan ayah dan ibunya, Saka tidak cocok karena merasa pernikahan bisnis membuat hidupnya tidak bahagia. Uang, uang, dan uang saja yang ada dalam hubungan bisnis seperti itu. Padahal Saka ingin menjalin keluarga hangat dengan perasaan saling memiliki seperti yang dijalani orang tuanya.

Saka memiliki trauma berpacaran dengan wanita yang hanya memanfaatkan kekayaannya. Maka dari itu ia membuat jalan baru untuk menemukan wanita yang mencintainya apa adanya bukan karena ada apanya.

Trauma ini berawal ketika Saka berusia 25 tahun baru saja kembali ke Jakarta setelah menyelesaikan pendidikan S2 di New York, bermaksud ingin menikahi kekasihnya yang sudah ia pacari 2 tahun. Namun ternyata, selama ini ia hanya dimanfaatkan kekayaannya oleh Karin, sang kekasih.

Niat hati ingin memberikan kejutan untuk Karin, malah Saka mendapatkan kejutan balik yaitu memergoki kekasihnya mendesah bersama pria lain di apartemen yang ia berikan sebagai hadiah ulang tahun pertama pacaran.

"Aaakh!!! Teruskan sayaaang!!! Pewaris kaya itu tidak bisa memuaskanku seperti dirimu!" seru Karin didalam kamar dengan seorang pria yang Saka tidak ketahui.

"Sialan!" batin Saka.

Bukannya melabrak sang kekasih yang sedang berselingkuh, langsung saja tanpa suara dan tanpa amarah yang menggebu - gebu, Saka keluar apartemen dan langsung mengirimi pesan "PUTUS" kepada Karin yang belum sadar akan kehadirannya.

Sejak saat itu, Karin tidak bisa menghubungi Saka lagi karena Saka sudah membuang nomor lamanya ke sungai.

Keesokan harinya, Saka mengutarakan keinginan untuk menyamar menjadi orang miskin agar mendapatkan cinta sejati yang dia inginkan.

Awalnya Joko, sang ayah, keberatan dengan keputusan putra tunggalnya itu karena ia ingin segera pensiun dan memberikan perusahaan kepada sang putra, namun Saka memberikan syarat pada ayahnya jika dirinya akan menjadi direktur perusahaan saat sudah menikah dalam waktu 2 atau 3 tahun kedepan.

Jadi batas umurnya adalah 28 tahun, saat diusia ini belum menikah maka Saka tetap akan menjadi direktur menggantikan ayahnya.

"Aku akan menggantikan ayah menjadi direktur saat aku sudah menikah sebelum umur 28 tahun. Beri aku waktu 2 tahun atau paling lama 3 tahun untuk mencari cinta sejatiku, jika memang saat aku berumur 28 tahun belum menikah maka aku akan tetap menjadi direktur" ucap Saka kepada orang tuanya.

Hagia, ibunya Saka, hanya mendukung apapun keputusan suami dan putranya selama niatnya baik. Tidak salah juga membiarkan Saka hidup sederhana karena selama ini sudah hidup bergelimang harta dan kegiatan yang selevel dengan status sosial keluarga.

Saka juga berhak merasakan kehidupan yang berbanding terbalik dengan kehidupan aslinya agar mengerti bagaimana kondisi orang lain di luaran sana.

*Ya namanya juga manusia, udah dikasih kaya pingin miskin. Pasti masih saja mencari apa yang tidak dipunyai daripada menikmati apa yang sudah diberikan Tuhan 🙃 - Author

Saka sudah meriset daerah daerah yang jauh dari Jakarta dan susah ditemui atau dikenali, maka ia memutuskan untuk terbang ke Jawa Timur dan memilih daerah dataran tinggi Kota Batu sebagai tempat penyamarannya.

Selain karena riset, Saka memilih Kota Batu untuk tempat pengasingan karena ia memiliki teman main disana bernama Feri, anak juragan beras yang merantau ke Jakarta untuk kuliah S1 waktu itu. Kini Feri telah kembali ke kotanya untuk mengembangkan usaha keluarga.

Saat baru sampai Kota Batu, Feri menyambut Saka yang menaiki sendiri mobil sedan mewah dari Surabaya. Mobil yang Saka miliki di rumah keluarganya di Surabaya.

"Hei, bro. Kalau kamu pake sedan begini, gimana mau nyamar jadi orang miskin" celetuk Feri yang sudah tau rencana Saka datang ke kotanya.

"Hehe, iya ya? terlalu mewah dan mencolok ya?" tanya polos Saka.

Feri menepuk keningnya sendiri, sahabatnya ini memang agak lemot kalau soal gaya hidup sederhana. Tapi kalau udah diajak ngomong bisnis dan ilmu pengetahuan apalagi IT, Feri tidak bisa melawan.

"Bukan hanya mobilmu yang mencolok, tapi wajah dan bentuk badanmu juga. Masa ada yang percaya kalau kamu miskin dengan penampilanmu setampan dan sekaya ini. Ck, lihat aku yang udah jadi kayak gembel sekarang sekarang karena pake baju compang camping angkut sayuran ke pasar" jawab Feri.

"Tapi kan kamu juragan beras, bro. Penampilan sederhana tapi kaya raya lebih menarik hahaha.. Jadikan aku kayak kamu, Fer. Aku mau jadi kayak kamu atau kalau perlu jadiin aku karyawanmu" sahut Saka semangat.

"Kamu beneran? susah loh hidup kerja angkat berat begini, apalagi bagi pewaris kaya seperti kamu" ucap Feri.

"Aku memang mau mencoba menjadi rakyat biasa, hidup sederhana dan bekerja keras dalam arti yang berbeda dengan kerja keras yang selama ini aku lakukan. Aku siap, bro" ucap Saka.

"Baiklah. Saran saja untuk melengkapi penyamaranmu, kamu harus gelapin kulitmu. Kalau kamu mau pake gigi palsu yang agak maju kedepan gimana sama kaca mata jadul?" tawar Feri.

"Boleh, kalau menurutmu itu bisa membuatku terlihat berbeda" sahut Saka.

"Oke. Aku akan mengajak kamu ke salon pacarku. Dia pinter banget make over orang jadi berbeda. Aku telepon dulu dia buat mengkosongkan salonnya,baru kita kesana. Kalau kamu datang kesana waktu rame, bisa bisa gosip ibu ibu langsung menyebar ke kota Batu kalau ada pria tampan datang ke daerah ini" ujar Feri.

"Oke. Pokoknya aku nurut kamu" ucap Saka pasrah.

"Oh ya, mobilku gimana? bisa aku titipin di rumahmu nggak?" lanjutnya.

"Boleh sih, tapi sesekali nanti aku pake ya buat kencan haha" sahut Feri mengambil kesempatan.

"Pake ajalah, itung itung buat deposit karena kamu udah bantu aku ya, Fer. Thank you" ujar Saka.

"Aku yang makasih kamu udah memiliki kota ini untuk mencari cinta sejatimu hahaha" ucap Feri.

"Sama sama. Sepertinya aku memang punya feeling akan mendapatkan wanita dari sini untuk menjadi istriku" sahut Saka.

"Wah kita jadi tetangga dong hahaha" balas Feri.

"Itu lebih baik" sahut Saka dengan senyuman menyeringai.

"Oh ya, saat ini kita itu masih di pusat kota Batu ya ibaratnya itu daerah Jakart Pusat, rame. Kalau kamu mau nemenin nenek kenalanku yang hidup sebatang kara di atas gunung, itu lebih aman buat penyamaranmu dan belajar tentang hidup sederhana disana. Gimana? kata kata orang sih, cewek cewek disana cantik" tawar Feri.

"Kamu mau nitipin aku dimana saja, aku nurut Fer. Pokoknya aku bisa beli rumah disana. Aku ingin beli tanah dan rumahnya atau tanah kosong juga boleh. Nanti aku bangun gubug buat rumah penyamaranku" ucap Saka.

Namun tawa Feri terbahak bahak.

"HAHAHAHAHA! Astaga Raden Saka Teguh hidup di gubug" celetuk Feri.

"Emang salah? gak kan, udah jangan ketawa mulu nanti sedannya mending aku jual aja disini daripada kamu pake" ancam Saka.

"Maaf maaf, bercanda, Ka. Jangan dijual atau jual ke aku aja sedannya deh hehe" sahut Feri.

Saka gelengkan kepala bertanda tidak.

"Okedeh, aku dukung kamu tinggal di gubug. Nah, tepat sekali di sebelah rumah nenek itu ada tanah kosong milik ayahku. Coba nanti aku tanyakan apakah boleh kamu beli nggak" lanjut Feri.

Barulah Saka mengangguk mengiyakan rencana Feri.

Mereka berdua pun akhirnya menuju salon kekasih Feri yang bernama Lani.

MEMULAI PENYAMARAN

Kini Saka sudah berada di salon Lani, kekasih Feri.

Wanita itu sampai bingung mau diapakan pria tampan inu agar terlihat jelek. Sampai sampai Feri memberikan arahan pada calon istrinya itu.

"Yank, jangan jatuh cinta sama Saka loh ya. Awas aja kamu sampek terpesona sama dia" celetuk Feri menggoda.

"Ck, kamu tuh yaa insecure mulu sama aku. Lihat noh, Lani cinta banget sama kamu yakan Lan?" sahut Saka.

"Biarin, emang begitu tuh Mas Feri. Takut aku direbut orang" timpal Lani.

"Hahaha canda sayang" ucap Feri.

"Yaudah, bikin Saka jelek ya Yank. Tadi sih aku saranin dia pake gigi palsu? Kamu ada?" tanyanya.

"Gigi palsu gak ada lah Yank, coba ke dokter gigi aja sekalian dapet gigi palsu yang kuat" jawab Lani sambil memotong rambut Saka agar terlihat culun.

"Tapi aku ada kacamata palsu yg cocok banget buat penyamaran" lanjutnya.

"Oke. Kacamata udah, rambut udah, habis ini ayo ke dokter gigi Ka, aku anter cetak gigi palsu" sahut Feri.

"Yank, ajak ke klinik kecantikan juga. Kulit Mas Saka terlalu putih untuk orang sederhana, apalagi nanti bakal kerja serabutan dan jadi petani. Dia harus tanning dulu" saran Lani.

"Bener tuh, kulit Saka putih banget kayak cewek. Oke deh, nanti kuajak juga ke klinik kecantikan" sahut Feri.

"Eh, Lani. Ikut aja gimana? Biar nanti kita bertiga treatment bareng. Terserah kalian mau perawatan apa, aku traktir" tawar Saka.

Lani pun kesenengan. Salonnya bisa ia tutup lebih cepat lagian tadi karyawannya sudah disuruh pulang lebih dulu karena kedatangan Saka.

"Mauuuu! Boleh ya Yank, aku ikut?" tanya Lani pada calon suaminya itu.

"Boleh dong, aku juga mau treatmentnya ditemenin kami hehe" jawab Feri.

Lalu makeover rambut Saka selesai setelah 30 menit diotak atik Lani. Setelah itu, Feri dan Lani membawa Saka menuju dokter gigi untuk cetak gigi palsu.

1 jam sudah beres, lanjut lagi ke klinik kecantikan.

Saka memilih treatment tanning premium yang memakan waktu 3 jaman, sedangkan Feri dan Lani memilih treatment body spa dan massage yang juga hampir memakan waktu selama itu.

Yang jelas tempat sepasang kekasih itu berbeda yaa untuk treatment nya hehe 😜

Tepat pukul 6 sore, barulah mereka bertiga selesai melakukan perawatan yang diinginkan.

Saka sudah terlihat memiliki kulit menggelap coklat daripada sebelumnya. Sedangkan Feri dan Lani malah terlihat kulitnya berseri seri setelah treatment.

Saka tadi juga diberikan lulur coklat untuk menambah kesan eksotis di kulitnya.

Feri menawarkan tempat tinggal sementara untuk Saka sampai tanah sebelah rumah nenek yang akan ditinggali Saka bisa terbeli.

...****************...

Seminggu kemudian, akhirnya ayah Feri bersedia menjual tanah kosong di daerah gunung kepada Saka. Mereka berdua sudah mengurus akta jual beli yang sah di notaris.

Akhirnya Saka bisa memulai penyamarannya menjadi Jaka Tarub.

Jarak dari kota Batu ke gunungnya atau dataran tingginya sekitar 45 menit.

Feri mengantar Saka menggunakan sepeda motor butut dan penampilan Saka sudah bukan seperti dirinya namun orang lain, pria miskin yang bernama Jaka.

Sesampainya di kampung, Feri memperkenalkan Saka sebagai Jaka kepada nenek Minten yang berusia 70 tahun namun masih aktif sekali bekerja sebagai petani dan penjual sayuran di pasar.

Nenek Minten tidak keberatan untuk Jaka tinggal bersamanya. Karena selama ini dia sendiri sejak ditinggal meninggal suaminya 5 tahun lalu, kehadiran Jaka diharapkan dapat membantunya bekerja.

Setelah persetujuan tinggal dari nenek Minten didapat, barulah mereka bertiga datang ke Pak RT yang bernama Pak Pardi untuk izin tinggal di kampungnya.

Pak Pardi mengizinkan untuk Jaka tinggal karena nenek Minten mengakuinya sebagai cucu jauh yang merantau kesini. Lagipula, Pak Pardi terkadang kasihan juga lihat nenek Minten yang hidup sendiri diusia senjanya.

Saat Feri akan balik ke kota, Jaka mengatakan jika rencana bangun rumah disebelah rumah nenek ia batalkan karena rumah nenek cukup besar. Tanah kosong itu ia gunakan untuk berkebun saja menghasilkan hasil kebun sebagai kegiatan yang manfaat.

Feri pun menyetujui ide sahabatnya itu. Feri memberikan hp jadul kepada Jaka untuk komunikasi dengannya, meskipun Jaka juga masih menggunakan hp aslinya untuk mengurus bisnis di Jakarta.

*hp jadul Jaka dari Feri

*hp asli Jaka alias Saka sebelum menyamar

Diawal penyamaran, Saka sebagai Jaka Tarub kesusahan menjadi pria desa yang bekerja keras di sawah dan kebun.

Ia begitu kelelahan saat membantu nenek Minten padahal nenek Minten yang lebih aktif daripadanya.

Lama kelamaan, Jaka pun dengan tekad kuat tidak ingin membuat nenek Minten bekerja sendiri di masa tuanya. Ia pun jadi semangat belajar dan bekerja sebagai petani lalu pedagang di pasar.

Nenek Minten dengan sabar mengajari Jaka.

Warga kampung pucuk Batu ini bertanya tanya, dari mana asal pria yang baru tinggal di rumah Nenek Minten itu. Apalagi wajah dan penampilan Jaka tidak menyenangkan untuk sebagian orang.

Jaka dibully dan dihina serta dipertanyakan asal usulnya diawal kehidupannya didesa.

"Susah juga ya jadi orang desa" lirihnya saat melihat bintang di langit setelah makan malam.

"Le, nenek cuma berpesan ya..kamu udah aku anggap cucu sendiri, jadi ga usah dipikiran omongan orang syirik itu ya. Kamu pasti bisa bekerja di sawah dan kebuh, butuh langkah awal dan kebiasaan. Yang penting kamu semangat, nenek pun juga semangat" sahut Laksmi.

"Siap nek!" seru Jaka.

*Le : dalam bahasa jawa panggilan untuk anak laki laki didesa

Benar saja, dalam sebulan Jaka sudah bisa bekerja di tempat outdoor sangat baik. Ia bisa membajak, menanam, lalu memanen dan menjualnya ke pasar.

Jakan semakin semangat untuk menemani nenek Minten bekerja. Sebenarnya ia kasihan dengan wanita tua ini tinggal sendirian lalu bekerja keras sendirian.

Tapi memang Nenek Minten sangat aktif, kalau gak ngapa ngapain malah makin capek, katanya.

Jadi Jaka tidak bisa melarang induk semangnya itu bekerja tapi bisa memberikan pertimbangan untuk nenek itu tidak sering sering ke sawah atau kebun biar dia aja.

Jaka sudah dikenal sebagai pria pekerja keras dan cucu dari Nenek Minten sejak 3 bulan tinggal di kampung pucuk Batu ini.

Pandangan beberapa ibu ibu atau mbak mbak di kampung ini begitu melihat Jaka kebanyakan tidak suka. Sejelek itu kah penyamaran Saka menjadi Jaka Tarub ini.

Namun berbeda dengan pandangan bapak bapak dan mas mas di kampung pucuk Batu ini, mereka sangat menyukai Jaka ketahanan serta postur tubuh milik pendatang baru ini.

Mereka melihat Jaka setiap hari lari kecil setiap pagi saat langit masih gelap. Lalu kerja kerasnya sebagai cucu Nenek Minten ini menghasilkan hasil panen lebih banyak dari biasanya dan dijual ke pasar agar mendapatkan profit lebih.

WANITA SOMBONG

Setahun kemudian, Jaka Tarub alias Saka, sudah benar benar berubah menjadi warga lokal perkampungan di dataran tinggi Kota Batu yang jalannya masih setapak.

Jaka membantu nenek Minten setiap hari bertani dan berjualan di pasar. Penyamarannya ini dibilang berhasil menjadi orang tidak punya dan bertampang jelek karena tidak ada wanita yang ingin mendekatinya.

Sampai sampai nenek Minten kasihan juga melihat Jaka yang sering disebut pria buruk rupa oleh ibu ibu disana meskipun juga ada pujiannya yaitu sebagai pria pekerja keras. Tapi mana ada ibu ibu yang mau anak gadisnya dinikahi pria yang terlihat tidak punya duit dan bertampang gigi maju kedepan serta rambutnya belah tengah. Kulitnya pun terlihat coklat gelap seperti tidak mandi berhari hari.

Tapi herannya, meskipun berkulit gelap tapi aroma Jaka tetap wangi. Meskipun dirinya jelek tapi setidaknya aroma tubuhnya sedap dihirup orang lain. Itu prinsip sejak dia masih kecil.

Setiap bulan sekali atau dua kali, Jaka pamit ke nenek Minten untuk pulang kampung yang tidak ia katakan kemana. Jaka pulang ke Jakarta untuk mengurus bisnis perusahaan tambang milih keluarganya.

Bagaimanapun juga 2 atau 3 tahun lagi dia akan tetap menjadi direktur sehingga harus memegang ilmu ilmu berbisnis dari ayahnya sejak sekarang.

Jaka sangat santai orangnya, ia memasrahkan jodoh yang dia inginkan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Diusianya lebih dari 26 tahun, ia hanya ingin mendapatkan wanita yang baik dan menerimanya dengan tulus. Tapi tetap saja ia ingin wanita yang cantik dan cocok bersanding dengan keluarganya nanti.

Dan hari ini terjadi hujan lebat di kota Batu apalagi daratan tinggi perkampungan dimana Jaka tinggal. Pukul 12 siang tapi awan sangat gelap gulita dan petir kilat terlihat jelas.

Dibawah hujan lebat saat ini sedang dalam perjalanan pulang dari menjual sayuran nenek Minten di pasar Batu menggunakan motor butut.

*motor milik Jaka

Ditengah perjalanan, ia melihat ada mobil berhenti karena jalan menuju kampung tidak bisa dilewati. Jalan setapak itu dialiri air deras dari atas akibat hujan deras. Mobilnya jadi tidak bisa lewat kesana apalagi di depan jalan itu dikasih palang "STOP! DILARANG LEWAT!"

Jaka pun berhenti dan mengetuk jendela pengemudi mobil.

"Selamat siang, pak. Mau kemana ya? Sepertinya mobilnya tidak bisa lewat" ucap Jaka.

"Siang. Ini saya mau nganter penumpang, rumahnya diatas. Bener kan non?" tanya driver.

"Iya, pak. Rumah saya diatas. Tidak mungkin saya turun hujan hujan jika mobil bapak tidak bisa masuk kesana kan" sahut penumpang yang suaranya terdengar seperti wanita yang sedang kesal.

"Baru pulang sejak 2 tahun lalu, eh kondisinya begini. Tau gitu nginep dulu di Surabaya" batin wanita itu.

"Iya, mbak. Mobilnya gak bisa lewat. Lagi hujan deras, biasanya ada banjir dari atas, bahaya kalau tetep lewat bisa tambah longsor" sahut Jaka menimpali jawaban penumpang itu.

"Hmm, terus aku harus turun disini? Males banget pulang pulang basah kuyup dan barang bawaanku kotor nanti" ucap wanita itu.

"Ya sudah pak, anda tunggu saja sampai reda biar penumpang anda puas. Tapi kalau anda berhenti disini menghalangi kendaraan yang lain seperti sepeda motor atau becak becak petani disini" ujar Jaka.

"Hmmm, non. Gimana ini? Kalau saya nunggu disini bisa dikroyok warga karena nutupin jalan. Kalau non bersedia sih, kita balik Kota Batu lagi nunggu disana tapi saya mau dikasih tips 300.000 karena nanti balik kesini lagi terus ke Surabaya" tawar drivernya.

"Astaga pak, kan tadi udah saya bayar 700 untuk nganter saya dari Surabaya. Tolnya juga ikut saya. Bapak mau nipu saya?" penumpang itu jadi sewot dan bapak drivernya jadi marah karena dituduh begitu.

"Oh yaudah kalau ngerasa udah bayar mahal saya 700 ribu. Nona bisa turun disini saja biar gak nambahin saya tips. Saya bantu ngeluarin barangnya" ucap driver itu.

Jaka hanya diam saja melihat interaksi dari driver dan penumpang yang lagi ribut.

"Oke! Tolong keluarin barang barang saya. Saya turun disini saja" sahut wanita itu yang makin kesal dan marah. Harga dirinya setinggi langit.

Driverpun keluar sambil menggunakan payungnya menuju bagasi. Ia keluarkan 1 koper besar milik penumpang sombong baginya. Wanita itu turun tanpa payung karena tidak ada payung untuknya.

"Ini non. Terima kasih sudah bayar saya 700 ribu tanpa bayar tol" sarkasme bapak drivernya sambil menyerahkan koper dengan tetap sopan.

Si penumpang yang sudah jengkel diam saja tidak menyahuti dan ambil kopernya dengan cepat.

Pak driver pun masuk ke dalam mobil lagi setelah melipat payungnya.

"Semoga nona sombong itu berjodoh sama pria ini biar dia tau rasa. Jadi mbak mbak kok sombong banget" batin pak driver seperti menyumpahi penumpangnya.

Lalu mobil itu berjalan mundur dan putar balik menuju arah jalan raya besar.

Akhirnya si Wanita itu basah kuyup dengan pakaiannya yang transparan karena menggunakan dress tipis ala ala bule gitu. Namanya juga lulusan Australia. Mungkin budaya hidup disana selama 2 tahun lebih sudah membuatnya berubah banyak. Pake sepatu heels lagi.

Jaka sejak tadi hanya memperhatikan wanita yang terlihat sangat cantik dimatanya secara penampilan. Ia mengingat wanita wanita cantik di New York saat melihat wanita itu.

"Cantik juga. Tapi melihat sikap sombongnya jadi gak cantik nih cewek" batin Jaka.

Wanita itu berjalan melewati Jaka sambil menarik kopernya tanpa menyapa.

"Bener bener wanita sombong" batin Jaka lagi.

"Mbak, mau aku antar?" tawar Jaka yang ingin lebih mengenal wanita yang baru ia lihat ini di kampungnya.

"Gak usah. Aku bisa sendiri" sahut jutek wanita itu.

"Udah sombong, jutek lagi" batin pria itu.

"Yaudah. Awas nanti kena banjir dari atas" peringatan Jaka dan wanita itu cuek aja.

Jaka menaiki motor bututnya dan melewati si wanita.

"Ck. Sejak kapan ada pria jelek seperti itu di desa ini? Ayah gak pernah cerita ada warga baru" gumam wanita itu.

Baru saja berjalan sekitar 100 meter, nafas si wanita tersenggal senggal karena tanjakan. Ia berhenti sebentar berniat istirahat namun suara petir dan kilat di langit membuatnya takut.

Ternyata Jaka sesampainya di rumah nenek Minten, langsung berlari menuju jalan kampung dimana wanita itu berada tadi. Ia mengamati dari kejauhan apa yang dilakukan si wanita.

"Dasar keras kepala! Tau hujan deras gini tetep gengsi tinggi" gumam Jaka.

Lalu beberapa menit kemudian, si Wanita melanjutkan jalan dengan kesusahan menggunakan high heels.

"Astaga! Dia masih pake sepatu kayak gitu" batin Jaka tak habis pikir siapa wanita keras kepala ini.

DOOOOORR!

Kilat datang kembali dengan hebat dan ditambah suara petir guntur yang sangat keras membuat si wanita terpeleset dan jatuh di tanah.

"AAAAKH!!!" teriak si wanita sampai membuat Jaka langsung berlari menghampiri.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!