NovelToon NovelToon

Impian Yang Pupus

IYP 1

_ happy reading _

"Kak Dirman mau kemana?" tanya Ihsan, juniornya di organisasi kampus. Ihsan berusaha mengejar kak Dirman tersebut dengan cepat.

"Ada apa Ihsan? Saya mau pulang ini, mau tidur." jawabnya ketus. Dia sempatkan untuk berhenti menatap sang junior. "Berani-beraninya dia menghentikan langkahku." gerutu Dirman dalam hati.

"Maaf senior, saya mau menyampaikan pesan teman saya atas nama Nurul. Dia sedang sakit, jika kak Dirman sempat, luangkan waktu untuk menjenguknya." ucap Ihsan lembut sambil menunduk.

"Ada lagi?" tanyanya sebelum berbalik. Dia terkenal senior yang tegas, bukan hanya di organisasinya tetapi juga di kampus dalam kelas.

"Siap, tidak ada kak. Silahkan jika ingin segera beristirahat." ucap Ihsan lagi. Dirman menatap Ihsan sekilas lalu dia berbalik meninggalkan Ihsan menuju kos-kosannya bernama Ades.

Kos Ades dari kampus Negeri tersebut cukup dekat, kampus tersebut sangat terkenal kampus Negeri yang Islami di Kota P. Dirman adalah mahasiswa semester tujuh yang sedang sibuk melakukan praktek mengajar di lapangan.

"Kenapa lagi si manja itu." gumamnya pelan saat diperjalanan menuju kosnya. Dirman selalu memanggil Nurul si Manja lesung pipi ~ nama kesayangannya.

Nama lengkapnya Nurul Latifah, dia merupakan mahasiswi baru di Jurusan Pendidikan Agama Islam di Kota P. Masih semester satu tapi sudah berani pacaran dengan senior garang seperti Dirman.

Setibanya di Kos Ades, Dirman baring di atas kasur kesayangannya. Kosnya di lantai dua untuk laki-laki dan lantai satu untuk perempuan bersama sang pemilik kos.

"Coba telepon gak ya!" gumamnya lagi. Bahkan Dirman tidak sempat mengganti pakaiannya karena khawatir juga ternyata sama Nurul sang kekasih barunya. Dirman mahasiswa Jurusan Matematika, dia terkenal cerdas dengan perhitungan.

"Oh, ada ternyata pesannya masuk. Kenapa dia harus berkabar pada Ihsan, bikin malu saja!" gerutunya sambil membaca pesan Nurul yang bertuliskan si Manja lesung pipi.

"[Hai kak, dimana sekarang sayang? Aku sedang sakit di kos]" pesan dari Nurul kekasihnya yang baru satu bulan. Dirman tersenyum membaca pesan Nurul. Tapi dia tidak berniat membalasnya.

Dirman bangkit untuk mengambil handuk dan mandi. Setelah segar, dia berganti pakaian santai. Kaos putih tanpa kerah yang dipadukan dengan celana jins hitam pendek selutut.

Dengan pakaian santai dan wajah yang segar, dia berniat menemui kekasih di kosnya _ Berkah. Baru keluar kamar sudah ada teman ceweknya datang.

"Mau kemana Bro, wangi amat." ujar Puspa teman organisasinya. "Ciee adakah gebetan ini! Siapa sih yang mampu menaklukkan hatimu?" tanya Puspa seolah tidak percaya dengan perubahan sang teman.

Dirman Fathir, terkenal cowok dingin yang tidak suka wanita. Dia selalu kumpul bersama cowok, bahkan dianggap cowok bencong dan gay ~ penyuka sesama jenis. Tetapi siapa sangka jika Nurul Latifah mampu menaklukkan hatinya.

Dirman hanya tersenyum masam mendengar ucapan temannya. "Dirman, anak-anak mau kumpul di kos Tiara. Ayo kesana! Ada Rahman, Rahmat, dan Yusuf juga." bujuk Puspa lagi.

"Sorry kawan aku gak bisa." jawabnya yakin. Dia melangkah meninggalkan Puspa yang terbengong diabaikan oleh Dirman. Helmi datang menepuk pundak Puspa yang asyik bengong.

"Ayo, biarkan saja dia pergi. Dia sedang jatuh cinta." ucap Helmi pengertian. Dia sejak tadi naik di atas tangga, tapi memang tidak menampakkan diri, tetapi Helmi dapat mendengar ucapan Puspa dan juga Dirman.

"Huft, si dingin jatuh cinta! Ada ya cewek yang suka." omel Puspa menuruni anak tangga bersama Helmi. Helmi tersenyum melihat tingkah sang sahabat. Helmi dan Puspa ke kos Tiara tanpa Dirman.

Dirman melangkahkan kaki menuju kos Berkah untuk menemui Nurul. Sekitar lima menit jalan kaki, akhirnya sampai juga di depan pintu pagar kos tersebut. Setibanya disana nyalinya menciut untuk menemui Nurul.

"Kenapa dag dig dug ini jantung, kayaknya mau lepas deh! Apa aku yang sakit ya!" batinnya, Dirman memegangi dadanya yang berdetak cukup kencang.

"Hai Dirman, ngapain disini?" tanya Nilam teman Jurusannya. Dirman hanya tersenyum canggung ketahuan berada di depan kos cewek. Nurul adalah sepupu dari teman Nilam. Nama sepupu Nurul adalah Mita dan Mila.

Mila dan Mita adalah kembar, sepupu satu kali dari Nurul. Mereka tinggal bertiga di kos Berkah tersebut. Nurul adalah anak perantau dari Provinsi seberang di Sultra. Sedangkan kuliah di Provinsi Sulsel.

"Mau menemui juniorku." jawabnya ketus, dia menampilkan sikap dinginnya kembali. Nilam pun hanya mengangguk sambil tersenyum. Tetapi dia memiliki kecurigaan dengan Dirman.

"Eh, senior yang mana? Anak-anak kos disini saya kenal semua loh!" serunya kemudian. Dia menatap Dirman sesaat sebelum melihat kamar berapa yang Dirman lihat. "Oh jadi kamar nomor lima. Hhhmm." batin Nilam.

"Sudah sana jangan ikut campur." usir Dirman, dia berbalik dan mengambil ponselnya di kantong celananya. Dia berniat menghubungi Nurul ~ kekasihnya.

Nilam berbalik meninggalkan Dirman yang sibuk sendiri, Nilam menemui Mita untuk meminta tugas mengajar di sekolah esok. "Apa yang dicari Dirman sepupu Mita?" batinnya bertanya-tanya.

"Eh, ngapain bengong. Ayo masuk!" ajak Mita memanggil Nilam lembut, menepuk pundaknya sebelah kanan.

"Nggak kok. Sepupu kamu jurusan apa Mit?" tanya Nilam tiba-tiba kepo. Mita menatap Nurul yang sedang berbaring meringkuk menghadap tembok.

"Dia Jurusan Agama. Emang kenapa? Ayo masuk! Ini berkasnya kamu cek dulu." ucap Mita lagi. Nilam pun masuk dan duduk disamping Nurul dan baring membelakanginya. Mereka sibuk dengan urusan mengajar esok hari.

Dirman lanjut menghubungi Nurul tapi hanya melalui pesan singkat. "[Sayang, aku di depan. Keluarlah di ruang tamu]" perintah Dirman menunggu di teras ruang tamu anak kos.

"[Baiklah sayangku]" balas Nurul cepat, dia bangkit ternyata ada kak Mita dan temannya. "Hai kak, tabe ya kak. Aku mau lewat." ujar Nurul melewati belakang Nilam dengan permisi. Dia keluar kamar menuju ruang tamu.

"Hai sayang." sapa Nurul pada Dirman. Nurul duduk di kursi samping Dirman sambil memperbaiki jilbab instan yang dia kenakan. Dirman hanya tersenyum bahagia melihat kekasihnya sudah lebih baik.

"Kata Ihsan kamu sakit?" tanya Dirman to the poin. Dia menatap Nurul yang juga menatapnya, Nurul tidak mampu melihat mata indah Dirman yang dapat menggetarkan hatinya.

"Iya aku sakit sayang, karena keuangan aku yang seharusnya dipakai bayar listrik malah dipakai membeli bahan makanan oleh kak Mila. Kesalku sayang!" adu Nurul pada Dirman kekasihnya.

"Hanya itu kamu sakit?" tanya Dirman meremehkan. "Pantas saja jika ku sebut si Manja lesung pipi." gumamnya dalam hati. Entah dorongan dari mana Dirman memanggil Nurul lesung pipi padahal tidak ada sama sekali lesung pipinya.

"Hhhmm." Nurul menjawab dengan deheman dan anggukan pasti. Dia anak pertama tapi manja, baru jauh dari orang tuanya. Dirman hanya bernafas kasar, dia tidak menyangka ternyata masalah sepele dibesar-besarkan oleh Nurul.

Bagi Nurul itu sungguh besar masalahnya karena memang dia bukan orang kaya, makanya dia harus hemat. Dirman bukan tipe cowok yang suka cewek manja, tapi entah dorongan dari mana dia menyukai Nurul.

...----------------...

Terima Kasih sudah mampir ♥︎♡♥︎

IYP 2

_happy reading_

"Aku akan ceritakan kronologinya supaya kamu tahu sebenarnya." ujar Nurul yakin pada Dirman. Dia menganggap pacarannya serius hingga kepelaminan makanya dia berani jujur pada Dirman. Padahal perjalanan masih panjang.

"Pagi tadi, aku mau beli sayur. Nah kata kak Mila gak usah karena dia sudah membelinya. Aku tinggal makan. Tapi aku disuruh bayar uang listrik sendiri. Padahal mama berpesan supaya aku tidak usah membayar listrik karena sudah mama lunasi ke kak Mila." ucap Nurul menggebu.

"Siapa yang tidak jengkel jika terjadi seperti itu, yang membuatku sakit. Bagaimana aku bisa mendapatkan uang sendiri untuk biaya hidupku kak." ujar Nurul sedih, matanya berkaca-kaca.

Niat hati mau bekerja di Kota P tetapi malah kuliah. Dia merasa kasihan kepada kedua orang tuanya di kampung R. Dia berharap bisa menjadi kebanggaan keluarga, menjadi orang yang sukses setelah sarjana.

"Sudah lah, gak perlu dibesar-besarkan. Semua akan ada hikmahNya." ujar Dirman santai, dia tidak dapat berbuat banyak karena dia juga sedang kuliah.

"Hhhmmm iya." jawab Nurul singkat, bahkan dalam hatinya masih dongkol tapi dia tidak mau terlihat terpukul di depan kekasihnya.

"Kalau begitu aku pulang dulu,, aku pamit ya!! Karena mau ada acara dengan anak-anak." ujar Dirman pamit, Nurul hanya mengangguk.

"Terima kasih sudah datang menjengukku." ucap Nurul bangkit dari kursinya mengantar kekasihnya keluar pagar untuk pulang ke kosnya. Nurul kembali ke dalam kamarnya untuk belajar.

"Nurul terlalu manja, tapi ku sayang cewek begitu! Kadang dia terlihat dewasa juga!" batin Dirman sambil tersenyum mengingat kekasihnya, dia berjalan menuju kos Tiara. "Apakah masih berlanjut acaranya?" tanyanya pada diri sendiri.

Sekitar sepuluh menit berjalan kaki, akhirnya tiba di depan kos Tiara. "Masih ramai." batinnya lagi, dengan percaya diri dia melangkah menuju kos tersebut.

"Permisi, masih adakah acara?" tanyanya masuk ke dalam kos. Ternyata semua sudah berkumpul untuk makan-makan. Puspa dan Helmi membuat kapurung di kos Tiara milik Yusuf.

"Masih dong, masuk yuks." ajak Puspa, dia teman cewek paling perhatian. "Baru juga mau ditelfon ternyata sudah nongol." imbuhnya mengambilkan Dirman mangkok untuk kapurung ~ makanan khas Sulawesi.

Semua sibuk mengambil kapurung, ayam rebus dan ikan rebus. Puspa malah sibuk mengambilkan buat Dirman seperti layaknya seorang isteri pada suaminya. Dirman pun hanya diam saja menikmati momen itu.

"Terima kasih." ucap Dirman lirih, hanya Puspa yang mampu mendengarnya. Dia hanya tersenyum sambil mengangguk. Seolah Puspa yang tahu apa kemauan Dirman.

"Mau daging ayam?" tanya Puspa lagi. Dirman hanya menggeleng menikmati kapurung buatan Puspa dan Helmi. Helmi adalah kekasih Yusuf, mereka semua satu organisasi meski berbeda jurusan.

"Ciee Puspa, jangan dekat-dekat nanti ada pawangnya mengamuk." ledek Rahman yang suka bercanda. Dirman hanya menatapnya dengan tajam, Rahman tidak peduli.

"Kenapa pawangnya tidak diajak bro?" tanya Rahman lagi, dia paling suka ngeledek Dirman, si garang jatuh cinta. Rahman tahu persis bagaimana kronologinya Dirman menyukai Nurul.

"Siapa pawangnya kah?" tanya Helmi penasaran, dia melirik Puspa yang sibuk dengan makanannya. "Wah, ajak-ajak kesini pawangmu Dirman. Kasih kenal lah sama kita semua." imbuhnya lagi.

"Berisik." ucap Dirman menyelesaikan makannya lalu keluar di teras depan kos. Dia membawa satu gelas aqua untuk meredakan kehausannya. Lama kelamaan teman-temannya bakalan tahu jika dia memiliki kekasih ~ Nurul.

"Siapa kekasihnya si Singa?" tanya Helmi pada Rahman, Yusuf dan Rahmat sudah keluar menemani Dirman. Puspa menghabiskan sisa kapurung daripada mubazir.

"Ha? Singa? Ha-ha-ha wah parah julukanmu untuknya Helmi." jawab Rahman sambil tertawa lepas, hingga terdengar berisik sampai di teras. "Ku tahu semua itu kisahnya, saya yang selalu bersamanya saat tugas." jawabnya.

"Makanya kasih tahu aku juga supaya tidak penasaran." ujar Helmi kesal. "Bilang cepat Rahman, kenapa bertele-tele sekali!" ujarnya ketus.

"Iya-iya bu, sabar dong!" jawab Rahman, dia selesaikan makannya lalu minum. Tidak lupa Rahman menarik nafas panjang sebelum bercerita. Dia tengok bahwa Dirman aman di luar.

"Dia akan aman di luar bersama kawan-kawan." ujar Helmi sambil membereskan piring dan mangkok yang dibantu Puspa. Kedua wanita tersebut siap mendengarkan cerita Rahman.

"Jadi begini, saat akhir semester enam lalu. Kalian kenal si kembar di Matematika? Nah itu Mita dan Mila." ujar Rahman serius, bahkan belum di jawab oleh Helmi tetapi dia lanjutkan bercerita.

"Dia punya sepupu, ternyata masih mahasiswi baru! Dirman kira mahasiswi pindahan. Nah dia tertarik disitu. Kenapa bisa? Karena Dirman berasa dicuekin oleh Nurul. Dia bertekad untuk mendapatkan perhatiannya, lah lama-lama malah jatuh cinta beneran!" ujar Rahman.

"Jadi namanya Nurul? Bagus juga!" seru Helmi semangat. Dia sambil mencuci piring kotor dengan mendengarkan cerita Rahman sang sahabat kekasihnya.

"Iya betul, kayaknya biasa dipanggil Ifah, Nurul, La... Siapa ya? Pokoknya begitu deh. Nah, terus saat orientasi mahasiswa baru atau orientasi pengenalan akademik kampus. Dirman bertugas di lapangan saat subuh."

"Saya selalu jadi partnernya. Eh, dia selalu mencari Nurul. Saya curiga, ada apa ini Dirman? Ternyata dia suka memanggil nama cewek tersebut dengan lesung pipi." ujarnya semangat.

"Ha-ha-ha padahal toh, tidak ada lesung pipinya." ujar Rahman membuat Helmi dan Puspa terpingkal-pingkal. Untung mereka sudah selesai cuci piring.

"Jangan ribut, nanti dia dengar bisa habis kosnya Yusuf." seru Rahman memegang perutnya yang terasa sakit karena tertawa. Helmi sampai mengeluarkan air mata karena merasa lucu.

"Bagaimana bisa Dirman memanggil begitu?" tanya Helmi penasaran, Puspa hanya menyimak saja.

"Entah lah, dia itu memang aneh! Seminggu orientasi, seminggu juga dia cari terus Nurul. Weh pokoknya, kalau belum ketemu uring-uringan dia. Bahkan sampai ambil id card nya Nurul, dia tahan seharian." ucap Rahman sambil mengingat-ingat.

"Weh berarti berjuang betul Dirman mendapatkan hati Nurul, hebat juga itu anak. Selama ini yang kita tahu Dirman tidak pernah dekat sama cewek kecuali kita-kita teman organisasinya." ucap Helmi jujur, dibenarkan oleh Puspa juga karena dia mengangguk.

"Betul. Banyak hal yang dia perjuangkan makanya dia serius dan tidak mau menyakiti cintanya." ucap Rahman semangat. Helmi mengangguk-anggukkan kepalanya paham.

"Jadi bagaimana bisa jadian?" tanya Helmi penasaran lagi. Dia paling kepo, pasalnya tiga tahun kenal Dirman tidak berpacaran, semenjak ada Nurul dia makin sering pegang ponselnya.

"Seminggu orientasi disitu didekati terus minta nomor ponselnya langsung. Kamu tahu? Pas malam ulang tahun Nurul Dirman mengatakan cinta." ujar Rahman menggebu.

"Tapi masih ada minesnya temenku itu." ucapnya lesu, Helmi menatap Rahman jadi heran. "Dia nembaknya melalui telepon." ujarnya kembali ketawa. Hahaha begitu juga Helmi dan Puspa hingga terpingkal-pingkal.

"Kenapa ini ramai-ramai?" tanya Yusuf masuk ke dalam kosnya. Dia melihat Helmi dan Puspa tertawa sambil pegang perutnya. Menurut Helmi, Dirman sok garang tapi nembak cewek lewat telepon. Gak banget deh! Pikirnya.

...----------------...

Terima Kasih sudah mampir ♥︎♡♥︎

IYP 3

_happy reading_

"Kenapa ini ramai-ramai?" tanya Yusuf masuk ke dalam kosnya. Dia melihat Helmi dan Puspa tertawa sambil pegang perutnya. Menurut Helmi, Dirman sok garang tapi nembak cewek lewat telepon. Gak banget deh! Pikirnya.

"Gak apa-apa sayang, hanya cerita Rahman yang lucu-lucu." jawab Helmi melihat perubahan raut wajah Puspa. "Apa dia cemburu? Siapa sebenarnya dia suka? Tidak jelas." batinnya mengalihkan pandangan.

"Ya sudah berhenti tertawa, saya mau istirahat dulu." Ujar Yusuf tegas, meski Helmi adalah pacarnya tapi tidak dapat membantah.

"Kalau gitu aku pamit pulang duluan." Ucap Puspa, setelah cukup lama diam kini dia yang duluan pamit. Helmi pun ikut pamit bersama Puspa. Rahman, Rahmat, dan Dirman masih tinggal di kos Yusuf.

"Okey. Terima kasih cewek-cewek." Ucap Rahman mewakili sahabatnya. Rahman memang paling banyak bicara daripada yang lainnya.

"Sip deh, kapan-kapan lagi ya!" Jawab Helmi. Dia melangkah meninggalkan kos kekasihnya sambil melambaikan tangan.

"Hai, kenapa kamu banyak diam? Tadi baik-baik saja deh!" Tanya Helmi penasaran, meski dia tahu kenapa Puspa berubah itu karena Rahman menceritakan secara blak-blakan tentang Dirman.

Puspa menatap Helmi sambil menyusuri jalanan pinggir sungai kecil atau saluran air. "Kamu tahu kan jawabannya, kenapa mesti bertanya?" Tanya Puspa balik. Dia kembali menatap jalanan lurus ke depan.

Helmi melirik dengan ekor matanya sekilas sambil tersenyum. Perjalanan terasa cepat ketika sedang menceritakan hal menyenangkan. Tapi berbeda dengan saat ini, Puspa merasa sangat lama tiba di kosnya.

"Aku hanya ingin mendengar langsung dari mulutmu." Jawabnya enteng. "Jujurlah pada dirimu sendiri Puspa, supaya kamu bisa jujur padaku." Ucapnya lagi sambil tersenyum.

"Okey, kita berpisah." Ujar Helmi menepuk pundak kanan Puspa pelan. Helmi dan Puspa berpisah ketika jalur mereka ke kos berbeda. Helmi ke kanan dan Puspa ke kiri.

Puspa hanya tersenyum masam, meski sudah kenal lama dengan Helmi tapi Puspa tidak bisa sejujur itu. Dia lebih baik memendamnya sendiri.

Kembali ke Kos Tiara. Rahmat dan Rahman saling melempar canda meski Rahmat lebih kaku. "Sepertinya Puspa menyukaimu." Ujar Rahmat pada Dirman yang baru saja masuk ke dalam kos Yusuf.

Dirman melirik ke arah Rahmat sebelum dia duduk di samping Rahman. "Aku saksinya jika Dirman sudah menyukai wanita lain." Sahut Rahman cepat.

"Aku rasa, Dirman mau diperhatikan oleh Puspa karena memang mereka sudah kenal lama. Sejak tiga tahun lalu lah!" Imbuhnya menjelaskan.

"Kamu banyak tahu tentang Dirman? Aku curiga justru kalian yang saling suka." Celetuk Yusuf yang baru keluar dari kamar mandi. Mereka duduk melantai berempat di kos Tiara.

Yang katanya mau istirahat justru mereka habiskan buat mengobrol random. "Ish, sahabat biadab kamu. Masak curiga pada kami. Aku saja masih suka perempuan kok. Ya meskipun belum ada perempuan yang mau menerima ku." Jawabnya sedih.

"Kamu memang jelek Man, coba cakep kayak Dirman supaya ada yang melirik." Ledek Rahmat sambil tertawa.

"Kalian berdua sama saja, sama-sama jomblo kan?" Tanya Yusuf pelan tapi mampu membungkam tawa Rahmat. Rahman dan Rahmat sama-sama cakep, hanya Rahman terlalu pemilih. Sedangkan Rahmat asal tembak cewek dan selalu dapat yang bermasalah.

"Gimana hubunganmu dengan cewek baru itu?" Tanya Yusuf melirik ke arah Dirman yang fokus main game di ponselnya.

Dirman menatap Yusuf yang bertanya masalah pribadi. "Kamu jadi seperti perempuan yang kepo." Ucapnya ketus, bukan menjawab, melainkan memberikan statmen yang mencengangkan bagi Yusuf.

"Aku hanya ingin tahu saja, kamu tidak pernah memperkenalkan pada kami." Ujar Yusuf lagi. Dia memang tidak pernah dikenalkan oleh pacarnya Dirman.

"Kami baik, semua bejalan begitu saja." Jawab Dirman apa adanya. Memang mereka jarang bertemu, karena Dirman sibuk begitu pula dengan Nurul yang dianggap harus fokus kuliah, pikir Dirman.

"Dia itu sibuk, beda cara pacarannya denganmu. Apalagi dia masih mahasiswi baru." Sahut Rahman cepat. Rahman adalah mahasiswa semester lima sama seperti Puspa.

Dirman, Rahman, Yusuf, dan Helmi semester tujuh dengan jurusan berbeda. Jika Dirman jurusan Matematika, Rahman di Bahasa Inggris, kalau Yusuf dan Helmi di Jurusan Hukum, sedangkan Rahmat dan Puspa di jurusan Ekonomi.

Mereka bisa menjadi sahabat karena di organisasi yang sama. "Sok tahu kamu Rahman." Kesal Yusuf, dia ingin fokus bertanya dengan Dirman tapi Rahman selalu menyahut.

"Aku ini tahu banyak ya tentang Dirman, daripada dia kamu tanya! Lebaran monyet pun belum tentu dia jawab." Ujar Rahman lagi.

Yusuf hanya mendengus mendengar ucapan Rahman yang memang ada betulnya. Semua diam dengan pikiran masing-masing, Dirman menyimpan ponselnya di sampingnya lalu berkata.

"Aku sedang sibuk mengajar di tempat PPL, tapi aku juga sudah dipanggil untuk mengajar di sekolah pelayaran." Ucap Dirman menjelaskan, semua menatapnya dengan tatapan yang sulit diartikan.

PPL kepanjangan dari Praktek Pengalaman Lapangan. Di dalam dunia mengajar, pengalaman lapangan yang dimaksudkan adalah mengajar di sekolah.

Sebelumnya diajarkan mengajar di dalam kelas bersama teman-teman mahasiswa. Tapi akan lebih berkesan jika langsung mengajar di lapangan.

"Aku mau fokus pada pendidikanku dulu, bukan berarti aku mempermainkannya. Jika kami berjodoh tidak akan kemana." Ucapnya kemudian.

"Awas memang kamu menyakitinya Dirman, aku yang akan menjadi orang pertama memisahkan kalian." Jawab Rahman serius, semua temannya menatapnya heran.

"Kamu menyukainya?" Tanya Yusuf penuh selidik. Dia kemudian melirik ke arah Dirman yang diam saja. "Kalian gak taruhan kan?" Tanyanya lagi.

"Ya enggak lah, Rahman saja yang terlalu berlebihan." Jawab Dirman santai. Dia tidak tahu saja bagaimana perasaan Rahman.

Semua diam dengan pikiran masing-masing. "Ternyata lama juga aku disini, aku pamit Yusuf. Terima kasih makanan gratisnya." ucap Dirman yang diikuti oleh Rahman. Mereka satu kos tetapi beda kamar.

"Aku juga pulang, thanks bro." ujar Rahman pamit pada Yusuf dan Rahmat. Rahmat satu kos dengan Yusuf tetapi berbeda kamar. Dirman keluar dari kos Tiara yang diikuti oleh Rahman.

Saat diperjalanan pulang, Dirman penasaran dengan ungkapan Rahman saat di Kos Tiara. "Kamu menyukai Nurul?" tanya Dirman memicing, menatap Rahman yang santai. Rahman pun menatapnya kembali dengan senyum khasnya.

"Kamu tidak terima?" tanya Rahman, bukannya menjawab malah bertanya juga. Mereka sempat berhenti sejenak tetapi Dirman melanjutkan langkahnya menuju ke kos.

Selang beberapa menit mereka berdua tiba di kos Ades. Mereka naik di lantai dua, Rahman hendak masuk ke dalam kamarnya di tahan oleh Dirman. "Jawab dulu pertanyaanku!" ucapnya mengintimidasi.

"Dirman, kita kenal dah lama! Kamu curiga padaku? Aku hanya tidak suka jika kamu menyakitinya, dia gadis baik dan polos." jawab Rahman jujur, dia berbalik menatap Dirman dengan tatapan sulit diartikan.

"Baiklah, aku percaya padamu." ucap Dirman berbalik meninggalkan Rahman yang masih berdiri di depan kamarnya.

...----------------...

Terima Kasih sudah mampir ♥︎♡♥︎

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!