NovelToon NovelToon

Pembalasan Istri Yang Disia-siakan

Pembalasan 01

" Haah, apa akhirnya aku akan mati. Hahahaha, aku sungguh bodoh. Pria itu, suamiku itu ternyata dia sama sekali tidak mencintaiku. Bagaimana bisa sahabatku dan suamiku meracuniku secara perlahan-lahan begini. Uhuuk uhuuuk haah darah, ya aku akan mati. Aku akan mati sebentar lagi, mati ditengah kesendirian."

Aaaahh lebih cepat Perion ... Hhhh

Tenang saja Daphne, aku akan memuaskan mu sepeti biasanya.

Sungguh gila dan sungguh kejam suami dan selingkuhannya, ketika Rubia tengah menghadapi kematiannya sendiri di kamar, Perion dengan asik bergumul di kamar sebelah. Bakan suara desahan itu terdengar jelas di telinga Rubia. Wanita yang tidak lain dan tidak bukan adalah sahabat dekat Rubia sendiri.

Daphne Baimon, dia adalah putri dari Barin Baimon. Daphne dan Rubia sudah menjadi sahabat saat mereka masih kecil. Namun tidak ada yang tahu atau lebih tepatnya Rubia tidak pernah menyadari bahwa Daphne selalu iri dengan Rubia. Apa yang dimiliki Rubia sellau ingin dimilikinya juga, termasuk Perion Gordone.

Perion Gordone sendiri adalah seorang Count. Dia memang terkenal tampan dan memiliki reputasi baik sehingga bisa menggaet hati Baron August Rocalion, ayah dari Rubia. Kelihaiannya dalam bersilat lidah mampu meyakinkan Baron Rocalion yang kaya raya untuk menikahkannya dengan Rubia.

Rubia adalah putri satu-satunya pemilik tanah. Meskipun August Rocalion hanya seorang baron namum karena kecerdasannya ia mampu mengembangkan pertanian dan menjadi tuan tanah. Banyak sekali yang mengincar Rubia untuk dijadikan istri, namum akhirnya Rubia jatuh ke tangan Perion Gordone.

Menjabat di salah satu kursi pemerintahan, Perion menggunakan jabatannya itu mengambil hati ayah Rubia. Perion dan Rubia menjajaki masa sebelum pernikahan sekitar 3 bulan.

Rubia yang belum pernah mengenal pria sangat mudah dibuat jatuh cinta dengan Perion. Dan setelah 4 bulan, mereka pun akhirnya menikah.

" Waah selamat sekarang kamu sudah jadi Countess, Rubia. Aku turut senang. Bolehkah aku sering berkunjung ke rumahmu ini. Rumah Count Gordone sungguh luar biasa. Apalagi tamannya ini, banyak bunga mawar merah, bunga kesukaanku. Apa kau bahagia Rubia?"

" Sangat Daphne, aku sangat bahagia. Aku juga senang kamu mau datang ke sini. Ya, sering-seringlah berkunjung. Aku masih sangat asing dengan rumah ini. Aku akan sangat senang jika kamu mau datang dan menemaniku."

Rubia tidak tahu jika ucapannya itu menjadi bumerang bagi dirinya sendiri. Daphne yang ia kira adalah sahabat ternyata merupakan rubah licik yang siap untuk menggigitnya.

Kedatangan Daphne menjadi sangat sering. Bahkan wanita itu juga sering menginap. Tanpa sepengetahuan Rubia, Daphne berkeliaran malam-malam hanya dengan gaun tidurnya.

Tujuannya hanya satu yakni menggoda Perion Gordone. Ia yakin bahwa dirinya lebih cantik dan memiliki bentuk tubuh yang bagus ketimbang Rubia.

" Hidupmu terlalu nyaman Rubia. Kau memiliki semua yang ada, sedangkan aku tidak. Aku yakin akan bisa memiliki semua yang kau miliki."

Lambat laun, Daphne memang bisa mendapatkan hati Perion. Tentunya dnegan tubuhnya. Ketika Daphne menginap, Perion akan mengendap keluar kamar dan menemui Daphne lalu berakhir dengan bergumul panas.

Rubia yang sangat sibuk mengurus wilayah karena Perion sama sekali tidak mau melakukannya, tentu tidak pernah mengetahui bahwa dirinya diselingkuhi. Dengan alasan bahwa dia sudah sibuk dan lelah bekerja di istana kekaisaran, Perion lepas tangan terhadap wilayahnya.

" Kau kan seorang Countess, jadi seharusnya kau juga bisa mengelola wilayah. Aku sudah sangat lelah bekerja di istana. Jadi untuk wilayah ini kau saja yang mengerjakan."

County padahal memiliki cukup sumber daya. Salah satunya tambang bijih besi. Karena Rubia sering membantu ayahnya dalam mengelola Barony dan tanah pertanian, maka sedikit banyak ia tahu cara mengolah County juga.

Setaun ditangan Rubia, County menjadi lebih makmur. Hal itu membuat Perion takjub. Dia pun sedikit mengurangi intensitas pertemuannya dengan Daphne. Hal tersebut membuat Daphne gusar, dia tidak terima jika diacuhkan oleh Perion.

Selama ini dia sudah mati-matian berusaha untuk bisa mendapatkan Perion, maka dia harus berhasil hingga akhir.

Cara yang dipakai Daphne terakhir adalah memprovokasi Perion. Dia berkata kepada Perion bahwa di luaran sana banyak omongan miring tentang dirinya. Semua warga County mengatakan bahwa kemakmuran yang didapat semua berkat Countess. Nama Rubia dieluk-elukan, dan nama Perion menjadi tenggelam.

" Sialan, wanita itu benar-benar sudah membuatku malu. Namaku jadi jelek gara-gara wanita itu."

" Nah benar itu, kalau begitu terus Anda ini lama-lama bisa tersingkir. Count, Anda tidak ingin kan wilayah ini nantinya diambil oleh Rubia."

" Brengsek, aku tidak akan membiarkan itu. Aku tidak boleh membiarkan wanita itu semakin naik posisinya."

" Betul, jadi saya punya sebuah ide. Ide yang sangat bagus untuk membuat Rubia tidak bisa selamanya seperti ini."

Daphne membisikkan idenya tepat di telinga Perion. Pria itu tersenyum lebar, dia setuju dengan ide Daphne. Dan mulai keesokan harinya Perion memerintahkan salah seorang pelayan yang biasanya melayani daphne untuk melakukannya.

" Campurkan ini pada teh yang diminum Countess."

" Ini apa Tuan Count?"

" Aah ini hanya sejenis vitamin. Istriku sangat lelah bekerja, aku jadi sedih melihatnya. Jadi aku membelikan vitamin terbaik agar staminanya tetap terjaga."

" Oh begitu, baik Tuan Count. Saya tidak menyangka Anda begitu mencintai dan memerhatikan Nyonya Count. Saya akan melakukannya."

Dan seperti itulah yang terjadi. Setiap waktu Rubia selalu diberi teh yang sudah dicampur dengan racun. Racun yang diberikan sedikit demi sedikit itu memang tidak bisa terdeteksi, namun akhirnya menggerogoti kesehatan Rubia.

Selama 2 tahun dia mengonsumsi racun tersebut. Dan di tahun ke 3 pernikahannya, tubuh Rubia sudah tidak sanggup bertahan.

Setengah tahun menjelang kematiannya, Perion terang-terangan membawa Daphne ke rumah. Mereka bercumbu dan bergumul dengan berani. Para pelayan tidak berani berucap apapun. Mereka hanya bisa merasa kasihan kepada Rubia.

Meskipun sakit, Rubia bahkan masih tetap bekerja. Rakyat County tentu harus tetap bisa hidup sejahtera.

" Tuan Count sungguh keterlaluan, kasihan sekali dengan Nyonya. Bisa-bisanya Tuan membawa wanita itu. Dia kan sahabat Nyonya."

" Dasar wanita jalangg, tapi kita juga tidak bisa berbuat apa-apa."

Sebagai rakyat biasa, para pelayan memang hanya bisa diam. Bayaran yang akan diterima besar jika mereka berani mengusik bangsawan. Jadi mereka hanya bisa melihat dan merasa iba kepada Rubia.

" Maaf Nyonya, kami tidak bisa melakukan apa-apa untuk membantu Nyonya."

" Tidak apa uhuk terima kasih uhuk karena uhuk sudah uhuk mendukungku uhuk, sekarang uhuk uhuk uhuk kalian pergilah uhuk uhuk uhuk."

Batuk Rubia semakin parah, darah keluar dari mulutnya setiap kali batuk. Itu merupakan tanda bahwa organ dalam tubuhnya sudah sangat rusak dan mencapai batasnya.

Tidak ada yang bisa dia lakukan. Bagian tubuh bawahnya sudah mulai mati rasa. Dan seperi ada yang ditarik di kepalanya.

" Jika, jika aku diberi kesempatan lagi, maka akan ku hancurkan dua orang itu. Aku tidak akan bisa lagi diperalat oleh Perion dan Daphne, dua orang bajingan!"

Cekleek

Tap tap tap

Kesadaran Rubia mulai hilang. Tapi ia masih bisa merasakan bahwa ada dua orang masuk ke dalam kamarnya. Dua orang itu saling memeluk satu sama lain dan tersenyum puas melihat dirinya berada di ujung maut.

" Matilah, itu memang tugasmu untuk mati. Bukankah kau mencintaiku, jadi matilah untukku?" ucap Perion dengan tersenyum lebar.

" Fufufufu, akhirnya aku bisa menjadi countess. Dadah Rubi, sahabatku yang baik," imbuh Daphne dengan seringai kepuasan.

Dua makhluk bejat itu, Rubia dalam ucapan lirih mengutuk mereka. Dan ketika suami dan sahabatnya itu keluar dari kamar, semua pandangannya menjadi gelap. Semua terasa menyakitkan. Dikhianati dan dibunuh secara perlahan oleh suami dan sahabatnya, sungguh dia tidak bisa terima. Rubia amat sangat marah.

" Nyonya ... Nyonya ... Bangun Nyonya, Anda kenapa!"

Hosh hosh hosh

" Aku ... Aku masih hidup?"

TBC

Yuhuuu karya baru nih. Dukung ya, tapi maaf slow update karena beresan rumah yang satunya hahaha.

Semoga kalian suka, sarangeeee.

Pembalasan 02

" Aku masih hidup, tubuhku juga masih terlihat segar dan aku juga tidak merasa sakit. Tapi bukannya tadi aku sudah sekarat. Tapi kenapa aku di sini? Apa ini surga, tapi ini kan kamarku?"

" Nyonya, kenapa nyonya bicara begitu. Nyonya masih hidup dan masih cantik. Nyonya mungkin tadi bermimpi buruk."

Rubia sungguh bingung, dia yakin dirinya tadi sekarat dan mati. Rasa sakit di dadanya bahkan sangat nyata. Jadi tidak mungkin dia bermimpi.

Rubia lalu bangun, ia berjalan ke arah cermin yang ada di kamarnya. Ia menepuk pipinya sedikit lebih keras dan meyakinkan bahwa ini adalah nyata.

Di dalam cermin itu berdiri dirinya yang masih sehat dan bugar. Rambut berwana hitam legam dan bola mata merah seperti batu Rubi. Nama Rubia dipilih oleh ayahnya, Baron August Rocalion karena bola matanya itu.

" Mery sekarang bulan dan tahun berapa?"

" Ya?"

Mery, pelayan Rubia itu tampak terkejut. Mery adalah pelayan yang ia bawa dari rumah. Mery menjadi pelayan pribadi Rubia sejak Rubia berusia 12 tahun. Jadi sudah 8 tahun Mery menjadi pelayan Rubia.

Namun jika melihat kamar yang saat ini dia tempati, Rubia yakin bahwa dia berada di rumah Count Perion Gordone, suaminya. Jika ia memang mengulang kehidupan, maka dia kembali saat dia sudah menjadi istri Perion.

" Mery?"

" Ya, maaf Nyonya. Sekarang bulan 5 tahun 875 Kekaisaran Sein."

" Bulan 5 tahun 875 Kekaisaran Sein, jadi aku kembali di dua tahun sebelum aku mati. Aku mati tahun 877. Dan sepertinya mereka berdua juga belum meracuniku. Mery, bagaimana keadaan County?"

" Aah iya, pagi ini nama Nyonya masuk lagi ke buletin. Semua memuji Nyonya. Mereka mengatakan bahwa Nyonya adalah pemilik County yang sesungguhnya. Dan ada Rumor di luar, katanya Tuan Count selingkuh dengan sahabat Nyonya. Ya pasti Nyonya tidak akan percaya. Kemarin-kemarin saya bicara seperti itu kepada Nyonya tapi Nyonya selalu bilang bahwa itu tidak mungkin. Tapi Nyonya, sudah banyak yang tahu dan melihat. Para pelayan juga sebenarnya juga tidak suka kalau putri dari Baron Tenior Baimon itu datang ke sini. Dia berlagak seolah-olah menjadi nyonya rumah, dia suka menyuruh ini itu. Kami memperlakukan Nona Daphne dengan baik karena dia adalah sahabat Nyonya."

Degh!

Rubia terkejut, selama ini ternyata dia sudah diingatkan oleh Mery, tapi karena dia sangat bodoh, dirinya malah percaya dengan Daphne si ular betina itu.

Rubia merasa bersalah kepada Mery dan pelayan yang lain. Seharusnya dia bisa menghalau wanita jalangg itu dalam mengganggu rumah tangganya. Namun sekarang tidak lagi. Dia bukannya ingin menghalau Daphne untuk masuk ke dalam kehidupan rumah tangganya, ia dengan pintu terbuka malah ingin membiarkan Daphne masuk. Karena, hal yang pertama ia lakukan adalah bercerai.

Ya Rubia ingin bercerai dengan Perion Gordone. Tapi untuk bisa bercerai dengan Perion dia harus bisa mencari pria yang kedudukannya lebih tinggi dari Perion. Semua itu akan memudahkan proses perceraiannya. Karena jika tidak ada pendukung, Rubia akan kesulitan menghadapi Perion.

Pada masa itu, bangsawan yang memiliki gundik atau selingkuhan itu dianggap biasa. Jadi Rubia tidak bisa meminta cerai jika masalahnya tentang selingkuhan. Dia harus bisa memikirkan cara lain agar Perion lah yang akan melepaskan dirinya.

Namun sebelum itu, lebih dulu dia harus menghalau masalah yang paling dekat dan yang paling fatal. Kehidupan sebelumnya Rubia mati karena diracuni, dan dia merasa bahwa Mery yang digunakan sebagai alat oleh Perion.

Mery adalah pelayan kepercayaan Rubia, jadi pasti Perion lah yang meminta Mery untuk memberikan racun tersebut. Dan Rubia juga yakin pasti Mery juga ditipu oleh Perion.

Mery adalah rakyat biasa, apapun yang diperintahkan bangsawan dia tidak bisa menolaknya. Karena kalau tidak, dia bisa saja kena masalah.

" Mery, aku ada tugas untukmu."

" Siap, apa itu Nyonya."

" Jika Tuan Count memberimu sesuatu yang ia minta untuk diberikan padaku, kamu harus melaporkan dan memberikannya padaku."

" Ya, maksudnya bagaimana Nyonya?"

Mery nampak bingung, tapi dia menyanggupi perintah dari Rubia. Bagi Mery, Rubia adalah majikan yang luar biasa baik. Rubia juga sudah banyak membantu keluarga Mery, jadi Mery dengan senang hati menerima perintah Rubia.

" Baik Nyonya, nanti kalau Tuan Count memberi saya sesuatu saya akan langsung melaporkan kepada Nyonya. Nah sekarang mari kita bersiap Nyonya, hai ini adalah jadwal Anda untuk melakukan kunjungan ke tambang biji besi."

" Baik Mery, ah kali ini aku tidak akan memakai gaun. Pergi ke tambang lebih nyaman mengenakan celana."

" Tapi Nyonya nanti Nyo~"

Rubia tersenyum, dan senyuman itu memiliki makna bahwa dia tidak menerima protes dari Mery dan ingin Mery melakukan apa yang dia inginkan. Di kehidupannya dulu Rubia sellau bersikap anggun karena ingin selalu menjaga nama baik suaminya. Dia harus tampil elegan dan juga anggun ketika berada di manapun termasuk saat mengunjungi tambang. Padahal mengenakan gaun ketika berada di tempat itu lumayan berbahaya.

Tapi sekarang Rubia tidak akan melakukannya. Di kehidupan sekarang ini dia akan bersikap sesuka hatinya. Dia juga ingin berbelanja dan bersikap bodoh amat dengan pekerjaan. Dia sudah lelah selama ini bekerja demi kemajuan County, tapi yang ia dapat malah pengkhianatan dan juga kematian dari orang yang ia anggap paling terdekat dengannya.

" Sylvester, tolong keluarkan kuda?"

" Nyonya Rubi mau berkuda? Pantas saja pakaian Anda begitu."

" Tidak, aku mau menengok ke pertambangan."

" Ya?"

Sylvester yang merupakan kepala pelayan kediaman Count Gordone sangat terkejut melihat penampilan Rubia. Wajahnya begitu kebingungan. Dia lalu melihat ke arah Mery untuk menerima penjelasan, namun Mery yang berdiri di belakang Rubia hanya menggelengkan kepala. Itu bermakna bahwa Mery tidak tahu mengapa nyonya nya kenapa tiba-tiba bersikap demikian.

" Syl?"

" Aah baik Nyonya akan saya akan minta ke kandang."

Sylverster berlari dan kembali dengan sekejap sambil membawa kuda hitam yang besar. Kuda itu terlihat begitu kokoh dan juga buas, namun Rubia terlihat menyukainya.

" Nah hari ini ayo kita jalan-jalan berdua."

" Tapi Nyonya, Anda harus dikawal oleh ksatria."

" Tidak Syl, hari ini aku hanya akan pergi sendiri. Nah, sampai bertemu nanti malam. Kalau Tuan Count pulang lebih dulu, katakan saja tujuanku pergi. Hiyaaaa."

" Nyonya ... "

Perubahan sedikit yang dilakukan Rubia itu sudah membuat seisi kediaman Count Gordone bingung. Mereka tidak mengerti mengapa hari ini majikan wanita mereka begitu sangat berbeda dari hari sebelumnya.

Namun Sylvester dan Mery merasa senang dalam sudut hati mereka. Rubia terlihat lebih segar dan lebih bersemangat. Sorot matanya nampak jelas dan itu belum pernah mereka lihat setelah Rubia masuk ke kediaman ini sebagai istri Perion Gordone.

Tuplak tuplak tuplak

Rubia berkuda dengan santai. Ia membiarkan wajahnya tersapu angin dan menikmati setiap angin yang berhembus. Udara segar itu seolah menyejukkan paru-parunya yang di kehidupan sebelumnya sangat sesak dan sakit.

" Haaaah, rasanya sangat segar ternyata. Bodohnya aku yang selama ini diam saja dan berkutat pada pekerjaan untuk memajukan wilayah. Sedangkan suamiku yang brengsek itu dengan sangat bahagia berselingkuh. Kenapa juga aku kembali ke masa sesudah aku menikah dengannya, tapi tidak masalah. Aku harus bersyukur, dengan ini maka aku bisa membalas dendam. Tunggu saja kalian berdua, kalian akan merasakan hal yang sama yang aku rasakan."

TBC

Pembalasan 03

Tak tak tak

Suara sepatu beradu dengan lantai marmer kediaman Gordone. Tuan mereka terlihat lelah setelah pulang dari pekerjaannya. Sebagai count seharusnya dia fokus untuk mengurus wilayah namum dengan dalih dia memiliki kemampuan hebat dalam berpedang, Perion dengan congkaknya bergabung di pasukan ksatria pelindung kekaisaran. Tentu saja tujuannya sebagai komandan ksatria, namun dia tidak bisa smpai di level itu. Kemampuan Perion sangat jauh dari itu.

Pada akhirnya dia hanya ditempatkan di kantor saja sebagai petugas administrasi. Itu pun juga karena Count terdahulu merupakan orang yang terhormat dan keluarga Gordone memiliki sejarah panjang. Jika bukan karena sang ayah, Perion pasti sudah dijadikan ksatria di level bawah yang bersanding dengan ksatria dari golongan rakyat biasa atau bangsawan level bawah.

" Dimana Rubia? Apa dia sedang berada di ruangannya, atau dia sedang melakukan pertemuan dengan para pedagang?"

" Maaf Tuan Count, Nyonya Countess tengah pergi ke pertambangan."

" Aah begitu, ya sudah. Siapkan air mandi, dan makan malam. Aku ingin malam lebih awal karena aku mau keluar lagi ada urusan."

" Baik Tuan."

Sylvester dan pelayan lainnya segera menyiapkan apa yang jadi keinginan sang tuan. Dan ya hanya begitu saja dia menanyakan keberadaan istrinya. Bagi Perion, Rubia hanyalah istri pajangan yang kebetulan pintar dan bermanfaat.

Reputasi Rubia di pasar pernikahan memang sangat baik. Putri tunggal seorang baron yang cantik namun cerdas dan juga kaya. Maka dari itu Perion mengejar Rubia. Namun sikap Rubia yang kaku dan tidak menonjol di pergaulan sosial membuat Perion merasa bahwa istrinya itu sangat kurang.

Rubia memang cantik, tapi bagi Perion cantiknya Rubia itu membosankan. Dia yang sudah menikah kurang lebih selama setahun itu merasakannya. Ia bosan dengan kekakuan Rubia. Perion lebih suka dengan wanita yang menantang dan agresif semacam Daphne yang tidak lain merupakan teman dari Rubia.

" Aku kan pergi, katakan pada Rubia mungkin aku tidak pulang malam ini."

" Baik Tuan, saya akan menyampaikannya kepada Nyonya."

Dengan menaiki kereta kudanya Perion meninggalkan kediaman. Dia sungguh-sungguh tidak peduli dengan istrinya, sudahkah dia makan atau belum, dia pergi dengan siapa, apakah perjalanan menuju tambang aman atau tidak, dan sebagainya. Perion sungguh tidak memikirkan tentang istrinya barang sedikitpun.

" Selamat datang Tuan Count Perion Gordone, Nona Daphne Baimon sudah menunggu Anda di kamar."

Tanpa menjawab sapaan dari pelayan kediaman Baimon, Perion segera pergi ke kamar yang dimaksudkan. Sebuah pemandangan indah tersaji di depannya. Padahal hari masih sore tapi Daphne dengan gaun tidurnya yang seksi sudah duduk diatas ranjang, menggoda Perion.

" Kalian semua pergilah," ucap Daphne kepada semua pelayannya yang membantunya bersiap.

" Anda suka Count, saya sudah lama menunggu Anda," ucapnya lagi.

" Kamu sungguh tahu apa yang aku suka Lady Daphne."

Perion yang ingin mencium Daphne di tahan oleh wanita itu. Hari ini ia tidak ingin terburu-buru. Daphne lalu beranjak dari tempat tidur dan menuju ke meja. Ia mengambil botol wine dan menuangkannya di sebuah gelas. Lalu Daphne menyerahkan gelas itu kepada Perion.

" Tuan, mari kita minum dulu. Ini adalah wine terbaik yang dimiliki oleh ayah saya. Dia dengan senang hati memberikan kepada saya saat saya berkata ingin menjamu Tuan Count."

" Akan ku coba," gluk gluk gluk. " Waah rasanya benar-benar enak. Dan ini sepertinya memiliki kadar alkohol yang tinggi. Kau sengaja ya?"

" Bukan begitu, saya hanya ingin menikmati malam ini bersama Tuan Count yang tampan dan hebat sambil ditemani wine terbaik."

Perion suka-suka saja diperlakukan seperti itu. Dibanding istrinya yang kaku, Daphne sungguh bisa membuatnya senang, Perion pun banyak menenggak wine hingga tubuhnya terasa panas. Matanya mulai kabur, namum tubuh seksi Daphne masih terlihat jelas dan itu semakin membuatnya bergairah.

Perion tidak tahan lagi, dia lalu mendaratkan ciuman ke bibir Daphne. Ciuman itu semakin lama semakin dalam dan intens.

Bluk

Perion menjatuhkan tubuh Daphne di atas ranjang. Hasratnya semakin menggebu ketika Daphne melepaskan gaun tidurnya. Tubuh Daphne yang telanjangg membuat milik Perion semakin menegang. Tanpa ragu dia langsung menyerang. Bahkan dia hanya sedikit melakukan pemanasan dan memilih langsung menyerang pada intinya.

" Ughhh Tuan, pelan-pelan. Anda terlalu cepat," rintih Daphne. Sebenarnya bukan baru sekali ini dia melakukannya bersama Perion tapi kali ini Perion sedikit terburu-buru. Mungkin karena pengaruh wine yang banyak diminumnya.

" Oh maafkan aku Daphne. Aku sungguh tidak sabar untuk menikmati tubuhmu. Aku akan lakukan secara perlahan. Naah bagaimana, apa kau menyukai ritme ku."

Aaahhhh ...

Daphne mengerangg panjang. Kali ini dia baru bisa menikmati permainan Perion dan itu sungguh luar biasa.

" Tu-tuan ... Euuughh."

" Panggil aku Perion. Jika kau tengah mengerangg nikmat di bawahku seperti ini, aku ingin kau memanggil namaku. Euuugh Daphne, aku mau sampai."

" Perion erghhhh."

Keduanya mencapai puncak bersama. Matahari yang masih bersinar itu menembus kamar Daphne. Dan mereka melakukannya hingga malam.

Daphne sungguh tidak punya pikiran yang sehat. Keinginannya naik ke posisi yang lebih tinggi membuatnya melakukan banyak cara, termasuk menggoda Perion yang mana dia adalah suami sahabatnya sendiri.

Sama halnya dengan Daphne, Perion juga tidak tahu terimakasih. Istri yang ia abaikan itu tengah berjuang keras untuk nama baiknya sebagai pemimpin wilayah County Gordo, namum ia menganggap bahwa Rubia adalah wanita kaku yang membosankan sehingga dia mencari kesenangan ditempat lain.

Bukan hanya itu, Daphne memprovokasi Perion dan memberi usul untuk menyingkirkan Rubia.

" Jadi maksudmu orag-orang berkata bahwa aku suami tidak berguna begitu? Waah dasar sialan."

" Iya seperti itu, bahkan setiap jamuan pesta teh banyak yang menjelekkan Anda. Di sana padahal ada Rubia, tapi Rubia hanya diam seolah-olah ia membenarkan rumor yang beredar."

" Brengsek, wanita itu sudah ku beri gelar Countess Gordone, tapi malah menginjak-injak ku di luar."

Daphne menyeringai, usahanya benar-benar berhasil dalam memprovokasi Perion. Pria itu marah. Bukan tanpa alasan dia melakukan itu. Daphne sudah menyerahkan tubuhnya, dia tidak ingin dibuang oleh Perion, maka dari itu dia harus bisa menyingkirkan Rubia dan posisi Countess Gordone akan jadi miliknya.

" Saya kunya ide Tuan. Mari kita singkirkan Rubia."

" Jangan gila, aku tidak bisa membunuh Rubia. Orang-orang akan semakin mengecam ku."

" Hohoho, kita tidak akan melakukan itu Tuan. Kita akan membuatnya mati karena sakit. Yakni dengan ini. Ini adalah racun yang tidak berbau dan berwarna, jika kita mencampurkan ini sedikit demi sedikit, dalam jangka waktu yang panjang racun ini akan melemahkan organ tubuh orang yang meminumnya dan dia akan sakit lalu mati. Tuan, Anda tidak ingin kan wilayah Gordon ini dikuasi oleh Rubia? Jadi mari lakukan itu."

Perion tersenyum, ia mengakui bahwa ide Daphne sungguh luar biasa dan juga cerdas. Wanita yang seperi Daphne lah yang ia rasa cocok dengan dirinya.

" Baiklah, ayo lakukan itu. Kita singkirkan wanita itu. Tapi sebelumnya aku akan menikmati tubuhmu lagi."

Euuughhh ....

TBC

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!