NovelToon NovelToon

Cinta Disaat Membenci

Bab 01. Prolog 21+

"Rangga apa kamu mencintai Hira?"

"Tidak, aku hanya mencintaimu Ca"

Sebuah pernyataan dari Rangga untuk Eca tatkala mereka semua ada di acara ulang tahun Fahira dengan Eca.

Ya, kedua saudara tiri itu sedang mengadakan pesta ulang tahun. Fahira berulang tahun ke 17 sedangkan Eca ke 17. Ulang tahun mereka bareng, karena dulu ayah nya minta bayi itu di keluarkan di saat yang bersamaan.

Fahira Dan Eca bukan saudara kembar, tapi saudara tiri yang beda ibu, dan satu bapak.

Fahira sampai melongo saat dia mendengar perkataan yang keluar dari mulut Rangga.

Begitu juga dengan sahabat Fahira yang bernama Gita.

Sampai Gita protes keras ke kakak kandung nya

Gita adalah adik dari Rangga. Gita dan Fahira bersahabat sejak zaman mereka sekolah di bangku SMP sampai sekarang.

Fahira adalah kekasih Rangga, Niat nya Rangga pergi ke rumah Fahira hanya untuk memberi kado terindah untuk Eca, bukan memberikan kado untuk Fahira.

Fahira salah sangka, ngiranya dia datang untuk memberi kado terbaik, yang di berikan hanyalah kado terburuk.

"Jadi selama ini kamu gak sayang aku Rangga?"

"Sorry, Kita sudah tidak cocok lagi."

Mata Fahira mulai berkaca-kaca, air mata nya pun sudah keluar di sudut-sudut matanya.

Rangga terdiam, Eca lah yang menjawab dengan senyuman iblis nya "Sudah jelas kan Rangga hanya mencintai aku Ra? Sudah deh kamu jangan sok-sokan nangis, gak ada yang iba lihat kamu nangis kok."

Fahira menggeleng kepala kecewa, ia terus menyoroti wajah Rangga penuh ketajaman, Hatinya perlahan sudah terkikis dan rapuh.

Tak menyangka kalau mencintai Rangga adalah sebuah kesalahan, sampai Fahira berharap ada kepastian tentang hubungan nya saat dia ulang tahun, namun apa? dalam sekejap Eca merebut harapan itu.

"Kamu pergi dari sini" Jari Rangga menunjuk ke arah pintu rumah.

Padahal diluar lagi hujan deras, tapi Rangga mengusir Fahira dari RUMAHNYA SENDIRI.

"Ini rumah ku kenapa kau usir aku!" Sembur Fahira.

"Saya yang nyuruh dia!" Eca menghampiri Fahira, tangan Fahira digeret paksa untuk keluar dari rumah.

"Saya akan WhatsApp kalau acara ulang tahun saya selesai, kamu jangan ganggu!"

Saat pintu ingin ditutup, Gita mencegah. Sebelum dia pergi membawa Fahira, Gita menampar pipi Eca karena tak terima dengan perlakuan nya yang begitu sangat keterlaluan.

Terjadi tarik menarik rambut disana, untung nya segera dilerai oleh Rangga, sialnya Gita ikut diusir oleh Eca.

Orang tua Fahira dan Eca sedang berada di luar kota, karena ada urusan bisnis yang harus mereka jalankan.

Termasuk ibu tiri nya yang bernama Vio, Bu Vio menemani Pak Slamet ke Jakarta.

Jadi mereka tidak bisa melihat kekejaman Eca dirumah mewah nya saat ini.

Andai Ibu kandung Eca melihat kelakuan Eca yang sekarang, sudah pasti Eca lah yang akan di usir oleh nya.

Bu Vio menikahi Pak Slamet bukan karena cinta, tapi hanya ingin anak yang lahir dari benih pak slamet menjadi halal.

Bu Vio lalu menjadi janda gara-gara ulah nya yang ketahuan selingkuh dengan Pak Slamet. Lalu dia menikah dengan Pak Slamet setahun setelah ibu kandung Fahira meninggal karena kecelakaan laka lantas.

Perubahan kasih sayang dari Bu Vio untuk Eca membuat nya cemburu, jadi itu alasan dia terus menerus merundung saudara kandung nya sampai sekarang.

Karena Bu Vio lebih merhatiin Fahira dari pada Eca.

"PERGI!!" Suara teriakan Eca menggelegar bersama suara guntur yang ikut hadir. Eca menatapi kedua wanita berpakaian tanktop di depan nya yang saling berpelukan duduk di depan teras rumah.

Mereka tak kunjung pergi, membuat Eca melerai pelukan mereka.

Karena Eca ingin membawa Gita kembali masuk ke dalam rumah untuk mendampingi kakak kandung nya, dan membiarkan Fahira menangis di bawah air hujan yang terus mengguyur bersama petir.

Fahira bangkit dan berlari tak tau arah kemana ia akan pergi, sampai akhirnya pelarian itu terhenti di sebuah bahu jalan.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Fahira duduk mengenaskan sambil berteriak, dia terus memukul bahu jalan kerena sedang meluapkan kekesalan.

Dari arah sebrang jalan, ada seorang pria sehabis mabuk yang melihat seorang wanita tak dikenal nya seperti sedang frustasi, merasa kasihan dia pun menghampiri gadis itu. Sampai di dekat nya, pria itu hanya diam.

Yang pria itu lakukan hanya lah menutupi air hujan dari balik payung yang dia pegang, dan membiarkan dirinya sendiri yang kehujanan.

Pria itu membuka jaket yang dipakainya untuk dibalut ke tubuh Fahira.

Pria itu terheran-heran lihat Fahira yang sedang hujan-hujanan tapi dia memakai pakaian tanpa lengan yang otomatis akan membuat tubuh nya menjadi dingin.

"Pakai ini" Pria itu menyerahkan jaket kulit nya untuk Fahira pakai.

"Siapa kamu? PERGI!!" Fahira mengusir nya, karena melihat raut wajah pria itu sedang lagi mabuk.

"Gak penting menanyakan siapa saya, yang penting kamu pakai jaket ini"

"Gak, kalau kamu berani macam-macam, saya akan teriak!"

Pria itu masih tenang walau dapat penolakan dari Fahira, ia terus menunduk guna menatap ke wajah Fahira dengan tatapan serius nya

"Saya ulangi sekali lagi, cepat pakai"

"Gak mau" Tangis Fahira pecah sampai membuat pria itu berjongkok dan membalut kan jaket di kedua pundak Fahira.

"Mau apa kamu! tolong jangan apa-apa kan saya" Pinta Fahira.

"Maaf ya, sisanya kamu masukan lengan jaket itu ke tangan kamu" Sambil berbicara, pria itu berdiri kembali dan terus memberikan payung untuk Fahira.

Fahira agak menurut dari pada pria itu memberontak, ia memasukan kedua lengan jaket nya, lalu menatap pria itu yang lagi tersenyum.

"Kamu siapa?" Tanya Fahira lagi.

"Panggil aja Rey" Jawab Pria itu sambil tersenyum.

Fahira menyeka sisa air mata dan berterima kasih pada pria itu. Namun pria itu hanya diam dan terus menatap dengan satu tangan masuk ke dalam saku celana, satu nya lagi stay memberikan payung untuk Fahira.

"Mau saya antarkan kamu pulang?" Kata Rey yang terus tersentuh dengan kondisi wanita itu.

"Gak, biarin saya sendirian disini"

Rey mengernyit kening "Tidak ada guna nya kamu menangis di jalan sepi seperti ini, terus sekarang lagi hujan"

Giliran Fahira yang mengerut kening "Ya tau lagi hujan, terus kenapa kamu rela kehujanan demi saya, siapa kamu?"

Rey terus menatap, bibirnya tak sama sekali digerakkan untuk menjawab pertanyaan dari Fahira.

"Jawab" Fahira berteriak, matanya sudah mulai sembab, kepalanya pun sudah mulai terasa berat.

Rey terus menatap dan memperhatikan wanita yang ada di bawah kaki nya.

Jeger!!

Petir terus menerus menyambar di jalanan yang sudah terlihat sepi itu.

Fahira semakin tak nyaman, kali saja pria itu orang jahat, dia pun bangkit dari duduknya dan meninggalkan Rey yang masih berdiri tegak, Fahira jalan sempoyongan, sampai akhirnya wanita itu jatuh tergeletak dan pingsan.

Rey yang ingin pergi ke dalam mobil sampai tersentak saat mendengar suara orang jatuh.

Dia berlari dan membawa Fahira pergi ke dalam rumah mewah nya.

Sampai nya berada di rumah, Rey berteriak memanggil asisten rumah tangga nya.

Saat itu juga mbok Tuti langsung berlari untuk membuka gerbang rumah.

"Mamah, papah, sama Rifda mereka lagi pergi kemana mbok?" Teriak Rey sambil membuka pakaian atas nya yang basah.

"Lagi pergi ke tempat makan den" Jawab Mbok Tuti.

"Ah..." Rey melirik wajah Fahira yang masih tertidur di atas sofa. Terlihat kucel dan penuh prihatin.

"Shit mana cantik lagi dia.." Kata Rey. Setelah menatap lama, Fahira dibawa Rey ke kamar nya. Rupanya pria itu mabuk nya sudah mulai berefek pasca di putusin sang kekasih.

Dalam pikiran nya yang rancu, pria itu ada niatan untuk memiliki seorang pacar seutuhnya.

Fahira dalam keadaan tak berdaya, Kancing tanktop Fahira dibuka satu persatu, lalu pria itu melepas celana jeans yang di pakai Fahira.

Hanya berselisih waktu dua menit, Fahira di setubuhi secara brutal oleh pria itu. Gerakan pinggul dari Rey terus memompa tubuh Fahira yang pingsan tak berdaya dari atas.

"Kamu cantik, kamu milikku. Siapapun kamu!"

Lempeng nya Rey berkata itu, membuat Fahira mulai tersadar dan melihat wajah Rey yang terlihat konyol, Fahira membelalak dan merasakan entakan cairan dari kepunyaan nya yang besar masuk ke lobang tertentu.

"A-apa yang kamu lakukan!!"

"DIAM!" Bentak Rey.

"Argh." Fahira kesakitan. Rasa sakit yang menghantam serta tubuh nya yang mulai panas. Seolah Fahira tak bisa berkutik dan melawan kelakuan pria yang ada di atas tubuh nya.

Benar apa yang ada di pikiran Fahira, kalau pria yang membawa nya adalah seorang pria jahat yang tak punya tata krama.

Fahira hanya bisa menangis dengan suara petir yang terus menyambar. Seakan petir itu menjadi saksi apa yang Rey perbuat kepada nya.

"Cukup hentikan!" Fahira terus meminta sambil terpejam dan terengah-engah.

Rey yang sudah tenggelam dan di hasut oleh iblis gak akan berhenti setelah dia merasa puas. Rey gak peduli permintaan dari Fahira.

Tak lama, dari arah bawah kedua orang tua dan adiknya Rey baru saja datang ke rumah, baru saja mereka masuk dalam rumah tiba-tiba mendengar suara desahan serta jeritan seorang gadis di lantai atas.

Asisten rumah tangga gak sadar dengan itu, mbok lagi fokus-fokus nya nyuci pakaian di belakang rumah.

Mereka langsung yang melihat kelakuan anak nya langsung di buat stres dan marah besar.

"Astaghfirullah Rey!!"

"Aa siapa yang A... " Adik nya Rey sampai menutup wajah kerena tak sengaja melihat pemandangan yang tak senonoh.

Rey menoleh ke belakang dengan pandangan sayu dan mulai tak sadar "Kalian pergi!" Pinta nya.

Sekali pukulan wajah dari ayah nya membuat Rey pingsan dan menyelamatkan gadis yang di perkosa nya.

Rifda adik Rey langsung memasang kan handuk sebatas pinggang untuk Fahira, gadis itu membawa Fahira masuk ke dalam kamar nya.

Fahira di cek suhu nya oleh Rifda "Badan nya panas lagi"

Rifda langsung turun tangga dan memberi tahu orang tuanya kalau Fahira demam.

Untungnya ibu nya Rey Baik hati, dia merawat gadis itu semalaman sampai keadaan Fahira benar-benar membaik.

"Rifda tolong gadis ini tidur bareng kamu dulu, mamah akan telpon orang tua nya"

"Lah emang mamah tau siapa orang ini?"

Bu Diah menatap wajah Fahira "Tau, gadis ini anak dari seorang ibu yang Rey tabrak hingga meninggal"

Kedua bahu Rifda langsung merosot, selain membunuh ibunya, anaknya pun diperkosa oleh Rey.

"Gak habis pikir lagi aku mah sama kakak"

Bab 02. Bertemu Dia lagi

Satu bulan kemudian...

Pagi itu di kediaman rumah milik Pak Slamet, terlihat ada Fahira yang sudah bangun sambil berjalan mengucek mata menuju kamar mandi. Di pertengahan jalan ada sambutan dari Bu Vio yang menghentikan langkah kaki Fahira "Dimana Eca, Ra?"

"Eca masih belum bangun mah, kenapa?"

"BANGUNIN!" Pekik Bu Vio membuat Fahira kaget, padahal Eca anak kandung nya, tapi Bu Vio justru memperlakukan Eca seperti anak tiri.

"Kebiasaan banget jam segini masih tidur!"

"I-iya mah, bentar Ira bangunin Eca dulu" Kata Fahira yang langsung naik ke lantai dua untuk pergi ke kamar Eca.

Tok... Tok...

Pintu kamar di ketuk oleh Fahira.

"Ca bangun, sudah siang"

"Hmm... Apa sih tiap pagi ganggu terus"

"Sekolah ca"

Dari dalam kamar, Eca bangun dengan gerakan frustasi menuju ke arah pintu.

Begitu pintu kamar sudah dibuka, Eca main ngeloyor dengan menyentuhkan pundak nya ke pundak Fahira sampai ia terjatuh ke lantai.

"BERISIK!" Setelah berucap, Eca pun pergi ke lantai bawah.

Di bawah saat mereka sudah sarapan, Bu Vio membanding-bandingkan Eca dengan Fahira.

"Lihat tuh Fahira bangun pagi, rajin, pintar, baik, lah kamu anak kandung mamah gak bisa apa seperti Fahira?"

Eca cukup menatap ibu nya, dia sadar kalau ngelawan akan dosa, jadi diam adalah pilihan walau hatinya itu sakit sekali.

"Udah mah" Lerai Pak Slamet ketika melihat mata Eca sudah mulai berkaca-kaca.

Sendok dan Garpu yang dipegang Eca pun di hentakan ke piring dengan kasar, setelah Eca meneguk air putih, dia langsung pergi ke kamar mandi tanpa sepatah kata.

Fahira yang melihat menyusul dari belakang, niat nya untuk memberi semangat, karena dia tahu perasaan adik tirinya seperti apa.

Tapi, Eca mendorong tubuh Fahira kembali ke lantai "Ini juga gara-gara kamu sampai buat ibu kandung ku jadi jahat seperti itu!"

"Ca engga ca, yang mamah lakukan itu untuk kamu jadi lebih baik, beliau itu sayang sama kamu!"

"DIAM!!" Eca mengambil gelas berisi air, lalu menyiram kepala Fahira dari atas nya.

"ECA!!!" Teriak Bu Vio yang sudah geram melihat kelakuan anak kandung nya sendiri.

Eca menaruh gelas nya lagi, dia pun masuk ke dalam kamar mandi.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Sampai nya disekolah SMA NEGERI 77 Kota Bandung.

Eca datang bersama kekasih nya yang bernama Rangga, dia terlihat arogan saat melewati Fahira yang lagi jalan, mendorong pundak nya dengan sengaja, sampai Fahira terhuyung dan terjatuh ke depan.

"A apa-apaan sih kamu ini ca" Protes Fahira dengan suara tertahan.

Eca berjongkok dan menarik rambut Fahira sampai kepala nya terjengkang ke belakang

"Oh... Kamu sudah berani ngebentak saya ya!"

Fahira menggeleng kepala "E-enggak lepas ca, sakit" Pinta Fahira, justru Eca semakin menguatkan tarikan hingga buat kepala Fahira sedikit merasakan pusing.

"Saya akan merebut kembali apa yang kamu rebut dari saya, ingat itu!" Perkataan Eca tertuju pada kasih sayang ibu kandung nya.

Eca melepas tarikan rambut Fahira setelah guru BK menegur nya, guru itu tidak memberi hukuman, karena sadar siapa Eca dan Fahira.

Kedua orang tua dari gadis itu mendonasikan sebagian harta nya untuk bangunan sekolah yang baru, membuat Eca dan Fahira sangat disegani para guru di sekolahnya.

Dan juga murid-murid sekolah nya, Fahira dikenal dengan segudang prestasi nya, sedangkan Eca ratu sekolah yang dikenal suka buat onar kepada murid-murid di sekolah.

"Ra" teriak Gita sambil berlari ketika melihat sahabat nya di siksa oleh Eca.

Gita berjongkok, lalu memegangi lengan Fahira untuk membantu nya berdiri

"Sumpah demi apa pun cewek itu keterlaluan banget" tatapan mata Gita mengarah ke arah Eca setelah Fahira sudah di tolong.

Fahira langsung mengajak Gita untuk masuk ke dalam kelas.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Kelakuan random dari Eca yang bersama kedua teman nya yang bernama Cantika dan Kinar membuat Fahira geleng-geleng kepala, bagaimana Fahira gak sewot kalau lihat Eca duduk berdempetan di kursi Rangga.

Fahira pun sampai berani menegur saudara tirinya itu. Fahira langsung memberikan edukasi ke Eca kalau yang dia lakukan itu salah, Tapi Eca gak terima dengan perlakuan Fahira.

"Ca, mamah enggak ngajarin kamu kaya gitu, sadar kamu Ca" Kata Fahira dengan nada lembut.

Eca menyilangkan kedua tangan di dada dengan raut wajah menyebalkan "Kamu cemburu kalau saya ada di dekat mantan cowok kamu?"

Fahira gak tau lagi harus berkata apa, karena apa yang di bahas dan apa pula yang Eca jawab, Fahira langsung menarik lengan Eca untuk kembali duduk di kursi belajar nya.

"Jangan kesana lagi, duduk sini" Kata Fahira.

Saat Fahira balik badan, Eca kembali menarik rambut Fahira, satu kelas kembali di buat gaduh oleh kedua saudara tiri itu, suasana itu sudah biasa setiap pagi nya.

Bu Dewi sebagai wali kelas yang sudah datang untuk mengajar, langsung melerai kegaduhan yang dibuat Eca kepada Fahira.

"Dia dulu yang mulai Bu" tunjuk Eca gak terima.

Fahira sekilas melirik, dia gak menjawab perkataan dari saudara tirinya, memilih untuk membereskan rambut yang sudah mekar akibat dijambak oleh Eca.

"Sudah diam!" Sewot Bu Dewi.

Ketika murid sekelas diam, Bu Dewi duduk tenang dan sambil memperkenalkan murid baru yang akan ikut belajar di kelas XII IPS 2.

Saat Rey muncul sebagai siswa baru, sebuah pemandangan yang tak biasa muncul dari benak Eca dan Fahira. Kedua nya terlihat terkejut. Yang satu terus menatap, dan yang satu lagi berkacak pinggang dalam hati.

Yang berkacak pinggang adalah Fahira, sebab satu bulan yang lalu di hari ulang tahun, pria itu sudah merebut keperawanan nya.

"Ah, kenapa dia ada disini!" Keluh dalam hati Fahira. Gadis itu merasa sudah tidak nyaman lagi setelah Rey muncul. Motif dia pindah sekolah hanya untuk bertanggung jawab apa yang sudah ia perbuat.

Rey mengetahui sekolah Fahira karena kartu pelajar Fahira tertinggal di tempat tidur adik kandung nya.

"Reynaldi Septian, panggil saja Rey saya pindahan dari SMA Garuda Bandung."

Setelah berkenalan di depan kelas, akhirnya Rey disuruh oleh guru untuk duduk di samping meja belajar nya Ruli.

Di meja belajar Rey tepat sekali berada di belakang meja belajar nya Fahira.

Seketika aroma parfum dari seragam sang cowok masuk ke lobang hidung Fahira, Fahira langsung mencubit pundak Rey hanya sekedar ingin meluapkan amarah, tapi sama sekali Fahira tidak mengeluarkan suara sedikit pun.

Rey menoleh ke belakang melihat wajah Fahira yang nunduk dan kaku, tapi entah kenapa Rey malah suka dengan ekspresi itu.

Bab 03. Dorongan Kecil.

Pelajaran telah berganti, dimana kelas XII IPS 2 sudah masuk di jam olahraga.

Semua murid sangat antusias menyambut materi bermain basket dari guru olahraga.

Tapi tidak untuk Fahira yang sekarang sudah menjadi kaku karena tak suka menjadi pusat perhatian dilapangan.

Dia terus mematung sambil memutar tubuh nya untuk melihat sekeliling gedung sekolah.

Sorakan murid seakan membuat mental Fahira menjadi down.

Disana, Rey di hampiri oleh Gabriel salah satu teman sekelasnya, dia penasaran Rey terus melihat ke arah Fahira.

"Dia itu orang nya malu kalau sudah jadi pusat perhatian, murid-murid kalau melihat dia gemas sendiri, saya juga agak gemas sih sebener nya" Kata Gabriel menjelaskan situasi.

Rey gak jawab, dia terus memperhatikan gerak tubuh gadis itu, semakin kaku kalau di lihat, pipi nya pun sudah merah merona karena malu.

"HUUUU CUPU!"

"OY LEMPAR BOLA NYA KE RING, CUPU!!"

"Gak bisa kalau terus begini" Batin Fahira. Ia terus mengeluarkan keringat dingin di pelipis nya.

Eca yang sudah geram menghampiri dengan menjatuhkan tubuh gadis itu, dia merebut bola basket dan melambungkan ke ring sampai masuk. Sorakan positif bergemuruh pada murid sekitar.

"Gitu aja gak bisa bodoh banget si kamu!" Kata Eca bernada ketus. Bukan nya gak bisa, tapi Fahira kalau menjadi pusat perhatian pikiran nya menjadi buyar.

"Oh iya, itu Eca saudara tiri Fahira, mereka berdua gosip nya sih beda ibu, tapi satu ayah" Kata Gabriel yang terus menerus perkenalkan Fahira.

Gabriel sangat mengetahui tentang Fahira, karena sedari awal pria itu sudah mengagumi Fahira secara diam-diam.

Rey masih terdiam, dia hanya sekilas melirik di saat Gabriel mendadak bangun untuk menghampiri Fahira.

Setelah satu tarikan nafas nya berhembus, Rey bangkit dan meminta izin ke guru untuk mengambil dompet di dalam jok motor.

"Oke jangan lama-lama ya" Kata Guru itu.

Rey berjalan seperti biasa di pinggir lapangan, cuma para siswi yang lihat dan menggosip ketampanan nya semakin berkobar.

Kata cogan, tampan, ganteng tak buat Rey panik atau pun malu, dan itu di lihat oleh Fahira, dalam hati yang terdalam dia sedikit ada motivasi tentang itu, rasa percaya diri

Pritt!!!

"Ayo Fahira lempar bola nya" Pinta guru olahraga, Gabriel yang menghampiri disuruh duduk kembali untuk nunggu giliran melempar bola sesuai abjad absen.

Langkah kaki Rey terhenti di depan gerbang sekolah untuk melihat percikan rasa percaya diri yang sengaja dia tebar untuk Fahira.

Bener aja, berkat percikan itu Fahira melambungkan bola dengan sangat cantik dan masuk ke dalam keranjang.

Rey tersenyum tipis, dia melanjutkan langkah kaki menuju ke motor.

Di parkiran sekolah, Rey sedikit mendengar obrolan dari guru dan ayah kandung dari Eca dan Fahira.

Dimana pak Slamet meminta kedua anak nya di jaga dan di didik dengan sangat baik.

"Kedua gadis itu sangat berkebalikan, yang satu pemalu yang satu buat onar, kalau perlu didik Eca dengan tegas tidak apa-apa, tapi untuk Fahira dia butuh didikan mental" Kata Pak Slamet.

"Baik nanti akan kami usahakan ya" Kata Guru Piket yang bertugas.

Sehabis ngambil dompet, Rey langsung menaruh nya di saku celana, dia kembali masuk ke dalam area lapangan sekolah.

Kali ini giliran Rey yang akan memasukkan bola ke dalam keranjang.

Rey mendadak gugup dan membeku, sama hal nya yang di lakukan Fahira ketika ingin melambungkan bola basket ke dalam ring basket.

Sebuah teriakan dari siswa-siswi seakan terus menggema untuk mencibir murid baru yang ada di lapangan.

Rey melambungkan bola dan tidak masuk ke dalam ring, membuat murid yang menonton merasa kecewa.

Para siswa berharap pria itu memasukan bola basket ke dalam keranjang dengan sangat indah.

Di pinggir lapangan, guru BK mendadak menghampiri guru olahraga, dalam bisikan nya guru itu meminta izin untuk murid yang bernama Fahira dan Eca agar pergi ke ruangan konseling lebih dulu.

Ayah nya ternyata sudah menunggu nya disana.

Kembali ke arah Rey yang tiba-tiba melirik ke guru BK secara mendadak membawa Fahira dan Eca.

Guru olahraga meminta Rey mengulangi lemparan bola, dengan santai Rey balik badan membelakangi ring.

Dia sangat percaya diri melempar bola tanpa melihat ke arah keranjang, dan bola itu masuk ke keranjang.

Setelah itu Rey mendapat tepukan tangan dan sorakan positif dari murid sekitar nya.

"Menyebalkan" Rey langsung berjalan ke pinggir lapangan dengan aura dingin nya.

Ternyata Fahira memperhatikan gerakan Rey, bahkan sampai Rey mengeksekusi lemparan basket yang masuk ke keranjang tanpa melihat ke arah ring.

Fahira tersenyum, dan itu berlangsung singkat setelah Rey melihat ke arah nya, Fahira balik badan lagi mengikuti langkah kaki guru BK.

Fahira dan Eca ke ruang guru BK karena wali kelas nya melihat tingkah laku Eca yang saat tadi pagi tiba-tiba menjambak rambut Fahira.

Bahkan kejadian berulang itu membuat Bu Dewi terus manggil Pak Slamet ke sekolah hampir setiap hari.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Jam istirahat pun sudah berlangsung lima belas menit.

Eca mengikuti langkah kaki Fahira setelah Fahira sudah selesai makan dari kantin.

Karena selama di ruang konseling tadi, Eca di marahin ayah nya habis-habisan, sedangkan Fahira di beri semangat oleh ayahnya.

Perbedaan perilaku membuat Eca semakin ingin membully Fahira bersama kedua teman nya.

Langkah Fahira terhenti saat sudah di lorong koridor sekolah, Eca dan kedua teman nya menghalang langkah kaki nya.

"Hey cupu!" Kata Kinar yang sudah berhadapan langsung di depan Fahira.

Fahira melihat dan sedikit tertunduk "Minggir aku mau lewat" Lirih Fahira.

"Ngomong yang jelas!" Kata Eca.

"HAHAHA. Suara kaya kobokan air njir!" Timpal Cantika.

"Minggir aku mau lewat" Kata Fahira berulang dengan nada suara tinggi.

Eca tertawa jahat "Lucu banget sih, kita gunting aja rambutnya gimana guys?" Eca melihat ke arah dua teman nya.

Di balik tembok sana, terlihat ada Rey yang secara diam-diam mengikuti Fahira yang sudah pergi dari kantin.

Dia pun mendengar ucapan Eca yang ingin memotong rambut Fahira, dengan gerakan yang terkesan dingin.

Rey keluar dari tempat persembunyian dan menahan laju tangan Eca yang sudah memberi aba-aba untuk menggunting rambut Fahira.

Rey langsung melepas pegangan tangan setelah Eca ingin balik badan untuk melihat siapa yang berani mencegah nya.

"Kamu mau ke perpustakaan kan? Sana cepat pergi, oh iya kalau kamu butuh pertolongan tinggal sebut nama saya saja, kamu gausah ragu" Kata Rey untuk Fahira.

"...." Fahira terdiam, merasa ada celah untuk kabur. Dia langsung naik tangga dan berlari kecil ke arah perpustakaan.

"Sialan kamu ya!, jangan sok jadi pahlawan kamu anak baru!"

Setelah bicara itu, Eca langsung memberi komando untuk kedua teman nya pergi dari sisi Rey.

Tepat setelah mereka pergi, Gabriel datang menghampiri Rey yang mendadak hilang dari kantin "Oy itu, makanan situ belum di bayar main pergi-pergi aja"

Rey tersenyum tipis, dia kembali ke arah kantin sekolahan untuk membayar apa yang dia pesan.

Sisi lain Fahira ingin sekali pindah sekolah dari sini, selain gak nyaman dengan kelakuan Eca ditambah ada seseorang yang sangat dia benci.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!