Jurnal Hati
AWAL YANG TAK TERDUGA
Hi everyone, this is my first story, jadi maaf klo misal kurang memuaskan, semoga kalian suka yaa!!
Hari itu adalah hari pertama tahun ajaran baru di SMA. Cloe, seorang siswa kelas 11 yang pendiam dan penyuka musik, berjalan menuju kelas barunya. Ia membawa gitar kesayangannya di punggung, berharap bisa menemukan teman baru yang memiliki minat yang sama.
Cloe
( berpikir) Semoga tahun ini lebih baik dari tahun lalu. Aku butuh teman untuk berbagi musik
Setibanya di kelas, Cloe melihat sekelompok siswa berkumpul di sudut ruangan. Di antara mereka, ada seorang pemuda dengan rambut hitam legam dan senyum ceria—Kastara. dia adalah siswa baru yang dikenal sebagai anak yang berbakat dalam bermain keyboard.
Kastara
(tertawa) Ayo, kita coba lagi! Lagu ini harusnya dinyanyikan lebih semangat!
Cloe merasa tertarik dengan semangat Kastara. Tanpa sadar, ia mendekat untuk mendengarkan lebih dekat.
Cloe
( mengirim pesan ke temannya) Eh siapa itu? Dia terlihat sangat bersemangat.
Teman
Itu Kastara, siswa baru. Dia jago main keyboard loh!
Setelah bel berbunyi, Cloe mengambil tempat duduk di belakang Kastara . Ia tidak bisa menahan diri untuk tidak mengagumi cara Kastara bermain musik.
Di jam istirahat, Cloe memutuskan untuk mendekati Kastara.
Cloe
(ragu-ragu) Hai, aku Cloe. Aku lihat kamu main musik tadi. Keren banget!
Kastara
(tersenyum lebar) Thanks! Aku suka bermain musik. Kamu juga main gitar ya?
Cloe
Iya, aku sudah belajar sejak kecil. Musik adalah hal favoritku.
Kastara
Kita harus bermain bareng kapan-kapan! Aku butuh teman duet.
Setelah pertemuan itu, mereka mulai mengobrol lebih sering di sekolah…
Cloe
(mengirim pesan) Kastara, gimana kalau kita latihan bareng akhir minggu ini?
Kastara
Aku punya beberapa lagu yang ingin kita coba!
Cloe merasa senang bisa menemukan teman baru yang memiliki minat yang sama. Mereka merencanakan untuk bertemu di taman sekolah pada hari Sabtu.
Hari Sabtu tiba, dan Cloe merasa bersemangat sekaligus gugup. Ia membawa gitarnya dan berjalan menuju taman sekolah…
Cloe
(berbicara pada dirinya sendiri) Semoga semuanya berjalan lancar.
Saat ia tiba, ia melihat Kastara sudah menunggu dengan keyboard portable di sampingnya.
Kastara
Hey, Cloe! Kamu datang tepat waktu! Siap untuk main!?
Cloe
( tersenyum) Ofcourse! Mari kita mulai!
Saat mereka mulai bermain bersama, suasana menjadi semakin akrab. Musik yang mereka ciptakan seolah menjadi jembatan antara dua hati yang belum menyadari perasaan mereka satu sama lain.
Tanpa mereka sadari, mereka bermain musik sampai malam
baikkanlah sampai disini dulu
Awal Perasaan
Setelah beberapa minggu berlatih bersama dan semakin dekat, perasaan antara Cloe dan Kastara mulai berkembang menjadi sesuatu yang lebih dari sekadar persahabatan.
Suatu sore setelah latihan, Cloe duduk di bangku taman sambil memikirkan lagu baru yang ingin ia buat. Ia meraih ponselnya dan mengirim pesan kepada Kastara.
Cloe
(mengirim pesan) Kastara, aku baru saja selesai latihan gitar. Kamu harus dengar lagu baru yang aku buat! 🎸
Kastara
Wah, keren! Aku penasaran. Kapan kita bisa ketemu?
Cloe
Gimana kalau besok sore di taman sekolah? Kita bisa jam session di sana!
Kastara
Aku bawa keyboard. Ini bakal seru! ( tersenyum riang )
Keesokan harinya, saat mereka bertemu di taman sekolah, suasana terasa penuh energi. Cloe mulai memainkan lagunya dan Kastara segera bergabung dengan melodi keyboard-nya.
Cloe
( setelah selesai memainkan lagu ) Gimana? Bagus kan?
Kastara
Suaranya enak banget! Kamu memang berbakat, Cloe.
Cloe
Terima kasih! Tapi aku rasa kamu juga luar biasa dengan permainan keyboardmu. Kita bisa bikin duet!
Mereka saling menatap satu sama lain dengan senyuman
Mereka terus bermain hingga matahari terbenam, menciptakan momen-momen indah yang tak terlupakan. Namun, saat mereka duduk bersantai setelah latihan, perasaan antara mereka semakin kuat.
Kastara
Cloe, jika kita duduk di sebelah sana, kita bisa melihat Sunset!!
Kastara
Kita akan kembali untuk mengambilnya nanti
Kemudian setelah hari mulai gelap, mereka pulang bersama
Kastara
Cloe! ku belum tau rumah mu dimana
Cloe
Sepertinya kita satu arah
Cloe
Rumah ku tidak terlalu jauh dari sini
Karena sudah lelah mereka memilih untuk pulang bersama menggunakan bus
Kastara
Tiba-tiba aku sangat ngantuk
Kastara
Aku mau dengar musik, mau dengar juga?
Mereka mendengar musik bersama, dan tanpa mereka sadari mereka mulai saling bersandar dan berpegangan tangan
Cloe
( mengirim pesan ) Kastara, aku ingin jujur sama kamu tentang sesuatu.
Kastara
Apa itu? Kelihatan nya serius
Kastara
( bicara pada diri sendiri ) Tiba-tiba aku deg-degkan
Cloe
( grogi )Maaf ya sejak kita mulai dekat, aku merasa ada sesuatu yang lebih dari sekadar persahabatan.
Kastara terdiam sejenak sebelum membalas pesan tersebut.
Kastara
(setelah beberapa menit) Kita harus bertemu sekarang!
Kastara
Sore ini di pantai!
Cloe
( bicara pada diri sendiri ) Hufftt.. apa yang akan terjadi setelah ini semoga itu bukan hal buruk
Cloe
( membalas kastara dengan ragu ) Oke!
Suasana sore hari di pantai
Kastara
( berteriak ) Cloe!!
Cloe
( berlari menghampiri kastara ) hei!
mereka saling menatap, kemudian...
Kastara
( dengan wajah yang serius ) Aku juga merasakannya!
Kastara
Rasa itu membuat ku bingung, aku gelisah
Kastara
Yang muncul di pikiran ku hanya kamu
Cloe menatap kastara dengan sangat dalam
Kastara mengecup bibir lembut Cloe
Pertengkaran Pertama
Setelah mengungkapkan perasaan mereka, Cloe dan Kastara merasa lebih dekat dari sebelumnya. Mereka mulai merencanakan untuk tampil bersama di acara sekolah yang akan datang. Namun, di balik kebahagiaan itu, ada ketegangan yang mengintai.
Cloe
(mengirim pesan) Kastara, kita harus mulai mempersiapkan penampilan kita untuk acara sekolah. Aku sudah punya beberapa ide lagu!
Kastara
Setuju! Aku juga sudah memikirkan beberapa lagu. Bagaimana kalau kita bertemu besok untuk latihan?
Cloe
Baik! Aku tidak sabar untuk menunjukkan lagu-lagu itu padamu. 🎶
Mereka berdua sepakat untuk bertemu di taman sekolah keesokan harinya. Namun, saat Cloe berjalan pulang, ia mendengar bisikan teman-temannya tentang hubungan mereka.
Di sekolah, kabar tentang hubungan Cloe dan Kastara mulai menyebar. Beberapa teman sekelas mulai memperhatikan kedekatan mereka dan mulai berbicara di belakang mereka.
？？？
(berbisik) Kalian lihat Cloe dan Kastara? Mereka pasti pacaran!
Teman
Bukannya kastara itu dari keluarga yang terpandang? apa jadinya jika dia terjerat hubungan seperti itu
？？？
(tertawa) Iya, konyol sekali! Mereka berdua tidak cocok!
Cloe merasa cemas saat mendengar komentar-komentar itu. Ia khawatir jika rumor ini akan merusak hubungan yang telah mereka bangun dengan susah payah.
MENGHADAPI KETIDAKPASTIAN
Keesokan harinya, saat bertemu dengan Kastara di taman, Cloe tidak bisa menyembunyikan kekhawatirannya.
Cloe
(dengan nada cemas) Kastara, aku mendengar beberapa teman mulai membicarakan kita. Aku takut ini akan menjadi masalah.
Kastara
(menghela napas) Aku tahu. Tapi kita tidak bisa membiarkan orang lain mempengaruhi perasaan kita. Apa yang kita miliki adalah nyata.
Cloe
Iya, kamu benar. Tapi bagaimana jika mereka tidak menerima kita?
Cloe
Dan juga keluarga mu, aku tau semua dari mereka
Kastara menatap Cloe dengan penuh keyakinan.
Kastara
Abaikan saja keluarga ku, aku bisa mengurus nya
Kastara
Kita harus berani menghadapi ini bersama. Jika kita kuat dan saling mendukung, kita bisa melewati semua ini.
Setelah latihan yang penuh emosi, Cloe dan Kastara merasakan perubahan dalam dinamika hubungan mereka. Meskipun mereka berdua saling mendukung, ada ketegangan yang mulai muncul. Cloe merasa bahwa Kastara menjadi lebih tertutup dan tidak seperti biasanya.
Suatu sore, saat mereka bertemu di taman untuk berlatih, Cloe memutuskan untuk membahas perasaannya.
Cloe
(dengan nada cemas) Kastara, ada yang ingin aku bicarakan. Sepertinya kamu akhir-akhir ini lebih pendiam. Apa ada yang mengganggumu?
Kastara
(menghela napas) Maaf, Cloe. Aku hanya merasa terbebani dengan semua ekspektasi. Kita akan tampil di acara sekolah, dan aku ingin semuanya sempurna.
Cloe
Aku mengerti. Tapi kita harus bisa saling berbagi beban ini. Kita sudah bekerja keras untuk sampai ke sini.
Kastara menatap Cloe dengan tatapan serius.
Kastara
(dengan nada lembut) Aku tahu. Aku hanya takut jika kita gagal, semua orang akan melihat kita berbeda.
Cloe meraih tangan Kastara dan menggenggamnya erat.
Cloe
Kita tidak akan gagal! Kita sudah melewati banyak hal bersama, dan kita bisa melakukannya lagi. Yang terpenting adalah kita saling mendukung.
Hari penampilan tiba, dan suasana di sekolah sangat meriah. Cloe dan Kastara berdiri di belakang panggung, merasakan ketegangan yang menyelimuti mereka.
Cloe
(menggenggam tangan Kastara) Kita bisa melakukannya! Ingat, kita sudah berlatih keras untuk ini.
Kastara
(mengangguk) Ya, aku siap!
Saat nama mereka dipanggil, mereka melangkah ke panggung dengan percaya diri. Musik mulai mengalun, dan mereka memainkan lagu duet yang telah mereka persiapkan dengan baik. Penampilan mereka berjalan lancar, dan sorakan penonton membuat jantung mereka berdebar penuh semangat.
Namun, setelah penampilan, suasana berubah. Beberapa teman sekelas mulai membicarakan penampilan mereka.
Teman
(berbisik) Keren banget! Tapi aku dengar Kastara punya mantan yang masih suka sama dia.
Cloe mendengar bisikan itu dan hatinya bergetar. Ia merasa cemas dan tidak bisa mengabaikan perasaan itu.
Setelah acara selesai, Cloe mencari Kastara. Ketika ia menemukannya, Kastara sedang berbincang dengan seorang teman perempuan—mantan pacarnya.
Cloe
(dalam hati) Kenapa dia masih berbicara dengannya?
Cloe merasa cemburu dan bingung. Ia tidak ingin merusak momen bahagia mereka, tetapi rasa cemburu itu mengganggu pikirannya.
Beberapa hari setelah penampilan, ketegangan antara Cloe dan Kastara semakin terasa. Cloe tidak bisa menahan diri untuk tidak membahas apa yang ia lihat.
Cloe
(dengan nada kesal) Kenapa kamu masih berbicara dengan mantanmu? Apa kamu masih punya perasaan padanya?
Kastara terkejut dengan pertanyaan itu.
Kastara
(bingung) Cloe, itu hanya percakapan biasa! Aku tidak punya perasaan lagi padanya!
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!
