NovelToon NovelToon

Chasing Gold And Avoid The Prince

Bab 1 Penyesalan

Di dalam sebuah ruangan yang mewah dengan lampu chandelier yang berada di tengah ruangan aula yang luas, suara bisikan dan tawa orang-orang berpakaian mewah di dalam ruangan terdengar begitu jelas sampai akhirnya semuanya terdiam dan mata tertuju pintu masuk, ketika mendengarkan nama pangeran bersama dengan seorang saint atau gadis suci masuk ke dalam ruangan bersamaan melewati pintu masuk. Semua orang berbincang kecil tentang keserasian pangeran negeri ini dengan gadis suci yang sedang populer, karena turun dari langit atas perintah dewa.

"Wah... Tidak hanya cantik tapi juga beretika gadis suci seharusnya orang yang layak menempati posisi itu,"

"Gadis suci ini lebih baik daripada wanita gila keluarga Drachenschatz  yang hanya punya banyak uang dan  menjadi tunangan pangeran,"

"Lihat bahkan pangeran tidak ingin menjadi pasangan wanita gila itu datang ke dalam pesta ulang tahun raja,"

Wanita gila yang dibicarakan oleh orang-orang di dalam ruangan aula langsung terdiam, ketika mendapatkan tatapan benci dan amarah yang menggebu-gebu ke orang-orang yang membicarakan dirinya yang saat ini adalah tunangan sang pangeran yang dibicarakan. Wanita gila yang tidak lagi tahan dengan ucapan remeh orang-orang dan tawa merendahkan dirinya langsung berjalan menuju tengah aula di mana sang pangeran dan gadis suci yang menggenggam erat lengan sang pangeran.

"PLAK..."

Suara layangan tamparan keras dari wanita gila itu ke arah gadis suci itu di lihat langsung oleh orang-orang di dalam ruangan aula. Ruangan aula yang awalnya penuh dengan suara kini menjadi hening karena ketika wanita gila itu menjadi gila maka semua orang bisa terkena imbasnya.

"NONA IRIS DRACHENSCHATZ!!"

"BISAKAH KAMU TIDAK MEMPERMALUKAN AKU DAN MEMBUAT MASALAH?" teriak sang pangeran dengan kening berkerut dan tatapan dingin ke arah wanita gila yang ada di depannya

"Aku adalah tunanganmu dan dia layak mendapatkan tamparan itu,"

"Wanita jalang ini pasti telah menggodamu bukan?" tekan Iris dengan nada marah dan tangan yang terkepal hingga tanpa sadar darahnya telah mewarnai sarung tangan yang digunakan

"Aku yang mengajaknya ke dalam pesta ini, jadi dia adalah tamuku ditambah lagi nona Iris jangan mencoba melakukan hal yang bodoh ini peringatan terakhir untukmu," ucap sang pangeran dengan nada yang dingin sambil berjalan melewati Iris dengan gadis suci yang ditampar olehnya

Dipermalukan dan sakit hatinya Iris langsung pergi meninggalkan pesta yang di adakan, tidak lagi minat Iris berada di pesta yang megah itu dan pulang ke mansion Drachenschatz yang berada di ibukota kerajaan. Sebuah mansion dengan setiap sudutnya memiliki lambang naga berlapis emas yang sesuai dengan identitas keluarga mereka yang memegang peran penting di dalam perekonomian kerajaan. Sesampainya di mansion Iris masuk ke dalam kamarnya dan menghancurkan segalanya di dalam ruangan itu untuk melampiaskan amarahnya dan kebenciannya kepada gadis itu.

Di saat Iris sedang melampiaskan amarahnya, sesosok laki-laki berambut coklat yang lebih tua  dari iris bersandar di pintu menyaksikan kegilaan itu dengan seringai dan kedua tangan yang terlipat di depan dada berbicara "Adikku yang manis sepertinya sangat berantakan, apakah laki-laki bodoh itu lagi membuatmu seperti ini lagi?"

"Sudah kakak katakan beberapa kali, dia tidak pantas untuk dirimu karena dia tidak mencintaimu,"

Iris yang tadinya menghancurkan barang-barang sekitarnya langsung terdiam mendengarkan ucapan sang kakak, sejujurnya jauh di dalam dirinya sendiri dia tau, jika pertunangan ini ada dikarenakan dirinya yang meminta ayahnya kepada sang raja. Keinginan egois itu telah menjadi bagian dirinya ini dia sadari jika ini akan menyakitinya sendiri, karena sosok laki-laki yang menjadi tunangannya tidak ada niatan untuk menjalin hubungan romantis dengan dirinya, tapi terlanjur dia sudah sangat mencintainya sampai takut ditinggalkan atau dibuang begitu saja.

"Tidak kakak, aku yakin dia pasti akan membuka hatinya untukku meski sedikit,"

"Oleh karena itu, pertama aku akan menyingkirkan wanita jalang itu dengan kematiannya dengan menggunakan pembunuh bayaran di bawah tanah," ucap Iris tanpa sadar menggigit jari jempolnya hingga tanpa disadari darah segar telah mengalir

Beberapa hari kemudian, pasukan istana kerajaan datang ke mansion keluarga Drachenschatz bersamaan dengan surat perintah penangkapan dengan bukti kuat, menangkap seluruh anggota keluarga Earl Drachenschatz. Keluarga yang telah lama menjadi penopang kerajaan selama beberapa dekade itu ditangkap, atas tuduhan pengkhianatan dan percobaan pembunuhan kepada gadis suci. Iris yang ditangkap di saat itu melihat jelas sang ayah dan kakaknya yang tidak berkutik, walaupun tidak memiliki hubungan dengan rencana kejamnya.

Ditengah-tengah Iris dan keluarganya di giring para pasukan kerajaan menuju istana kerajaan, semua mata rakyat maupun bangsawan yang menyaksikan menatap dengan tatapan yang puas dan merendahkan, karena bangsawan dan orang yang kaya sekalipun akhirnya bisa dihukum seadil-adilnya. Iris hanya bisa mengharapkan sosok pangeran yang dia cintai menyelesaikan kesalahpahaman atau setidaknya membela dirinya di saat-saat ini. Akan tetapi, bukannya pembelaan hanya tatapan dingin didapatkan hingga akhir dia dan keluarganya mendapatkan putusan hukuman mati di atas panggung pertunjukkan di tengah alun-alun kota.

"Lihat wanita gila itu, masih saja menatap dengan tatapan menjijikkan seperti tidak memiliki perasaan bersalah setelah melakukan hal yang keji,"

"Angkuh sekali wanita gila itu padahal sudah dekat dengan ajal,"

"Untung saja dia tidak jadi menjadi calon ratu masa depan, jika tidak maka akan hancur kerajaan ini,"

Caci rakyat kerajaan di bawah panggung dengan penuh kebencian serta kemarahan yang tak terbadung. Iris yang telah berada di atas setelah kematian ayah dan kakaknya yang mendahuluinya hanya bisa tetap angkuh dan percaya diri menatap lurus ke arah sosok laki-laki yang dari kejauhan menatapnya dengan begitu dingin tidak peduli dengan kematian yang akan menimpa dirinya.

'Ah... Ternyata aku yang bodoh,'

'Sejak awal memang dia sama sekali tidak pernah menatap diriku,'

'Akulah yang bodoh... Ternyata... Cinta ini sepihak...'

'Jika saja aku bisa mengulang waktu,'

'Aku akan menebus semua kesalahanku,'

Tepat setelah ucapan batin dari Iris dengan mata yang tertutup, sebuah pedang besar dengan cepat melesat jatuh ke bawah dan dengan rapi membuat kepala Iris terpotong lepas dari tubuhnya. Ketika itu juga masyarakat bersorak-sorak riang dengan kematian sosok bangsawan yang jahat dan semena-mena dalam menggunakan kekuasaan. Di sisi lain, Iris yang telah dipenggal mati terbangun di suatu tempat yang gelap gulita mendengarkan suara-suara aneh seperti suara roda jam atau jarum jam yang bergerak hingga akhirnya dia yang penasaran memutuskan untuk mengikuti asal suara sampai akhirnya dia mendengarkan suara itu dengan jelas dengan kemudian suara pintu terbuka.

"Tik... Tik... Tik..."

"Krett..."

"Selamat datang, Iris Drachenschatz atau harus ku panggil  Rena Adishree,"

Chasing Gold And Avoid The Prince

Bab 2 Sakit atau dicampakkan?

Ruangan besar dengan gigi roda-roda jam bergerak searah jarum jam di tengah-tengah ruangan dan rak-rak buku yang berada di kiri kanan serta melayang di langit-langit membuat gadis berambut coklat itu merasa kagum akan keindahan ruangan yang dia pijaki.

"Tempat ini sangat besar dan indah bukan? Aku jamin sebelumnya kamu tidak pernah melihat tempat semacam ini?" ucap sosok laki-laki berkacamata monocle dengan rambut panjang coklat di ikat dengan pita berpakaian gaya timur

"Tempat apa ini? Dan kenapa kamu bisa mengetahui namaku?" Tanya gadis itu berjalan mundur selangkah karena sosok laki-laki di depannya melangkah maju ke arahnya

"Kamu bisa menanggap tempat ini adalah neraka atau akhirat, tempat dimana manusia mendapatkan penghakiman apakah dia akan reinkarnasi atau dijatuhkan ke dalam sebuah tempat pemusnahan,"

"Tapi, mari kita singkat, kamu akan dijatuhkan hukuman penebusan dosa, Iris Drachenschatz dengan seluruh ingatan di masa lalu bersamaan dengan semua dosamu,"ucap sosok laki-laki itu dengan tegas dan dingin memegangi kipas tangannya

Gadis berambut coklat itu hanya mengangguk patuh tanpa ada perlawanan atau pembelaan diri dengan putusan yang dijatuhkan kepada dirinya dari sosok yang berkuasa di depannya. Bagi gadis itu, hukuman semacam rasa bersalah memang pantas di jatuhi kepada dirinya supaya dirinya tidak bertindak semena-mena dan membuat banyak orang yang menderita.

"Tik... Tik... Tik..."

"Teng... Teng... Teng..."

Setelah hukumannya dijatuhkan dan suara lonceng jam berbunyi dengan keras, membuat Iris anehnya tiba-tiba mengantuk dan tertidur. Di dalam tidurnya semua adegan yang tidak pernah di kehidupannya ini dapatkan muncul satu per satu dari mulai keluarga sampai dengan akhir kematiannya yang tragis mengiris pergelangan tangannya sendiri, karena sakit hati diselingkuhi oleh mantan pacarnya.

"DOKTER MACAM APA KAMU TIDAK BISA MENYEMBUHKAN SAKIT YANG DI DERITA OLEH PUTRIKU?"

Suara teriakan yang samar-samar dan begitu familiar membangunkan Iris dari tidurnya. Sosok punggung dari asal suara berat membuatnya tidak percaya, jika dia benar-benar dikembalikan ke masa lalu. Sosok yang selalu berada di pihaknya dan bersedia melindunginya hingga titik akhir kematiannya, tanpa peduli jika maut menjemputnya membuat Iris meneteskan air mata teringat dengan ucapan di saat kematiannya.

"IRIS... SYUKURLAH KAMU SUDAH BANGUN,"

"APAKAH MASIH ADA YANG SAKIT? KATAKAN PADA AYAH DIMANA YANG SAKIT," teriak sosok laki-laki paruh baya yang langsung berlari ke arah iris yang baru saja terbangun dengan air mata yang mengalir deras

Iris sesaat terkejut dengan pelukan hangat yang tiba-tiba, tapi itu juga membuat hatinya cukup lega bisa bertemu kembali dengan sosok yang cukup menyayangi dirinya dan merawatnya hingga dewasa. Dengan pelan Iris menggelengkan kepalanya dan menatap sang ayah dengan senyuman kemudian berkata "Aku baik-baik saja papa,"

"Hanya membutuhkan istirahat sesaat,"

Hari demi hari berlalu hingga satu minggu telah terlewat, setelah Iris bangun kembali ke empat tahun sebelum kematiannya tiba. Iris baru saja sembuh itu dari demam menjadi topik perbincangan hangat, sebab tiba-tiba saja setelah bangun dari demam tinggi dia sama sekali menyiksa pelayan atau mengamuk bahkan dia yang biasanya selalu pergi menemui tunangannya kini tidak lagi pernah pergi ke istana kerajaan untuk menemuinya. Perubahan begitu tiba-tiba membuat orang-orang yang bekerja di dalam rumah besar  berasumsi, jika perubahan ini adalah perubahan yang mendekati kematiannya. Asumsi-asumsi yang muncul dari orang-orang yang bekerja di dalam rumah besar itu malah menjadi rumor besar di ibukota kerajaan, tentang umur sang nona muda kaya raya yang hanya memiliki usia yang sangat singkat bahkan terdengar hingga ke telinga sang tunangan yang berada di istana kerajaan.

"Hei... Lucius kamu telah dengar rumor tentang tunanganmu yang sakit itu?"

"Kamu tau dengar-dengar rumornya, tunanganmu itu sedang dekat dengan kematiannya tapi ada rumor juga yang mengatakan jika kamu akan dicampakkan,"

"Karena seminggu ini dia sama sekali tidak melakukan kekerasan kepada pelayannya atau menjadi gila tiba-tiba setelah sembuh dari demam tingginya dan bahkan dia sama sekali belum mengunjungi dirimu, setelah sembuh dari demamnya,"

"Bukankah ini aneh? Dulunya jika dia tidak bertemu dengan kamu satu hari saja dia sudah merasa akan mati," ucap sosok laki-laki berkacamata bulat sambil menyeringai menatap sosok laki-laki berambut emas bermata biru yang sedang sibuk dengan tumpukan dokumen di atas meja

Sosok laki-laki yang sandari tadi mendengarkan omong kosong yang dikeluarkan oleh laki-laki di depannya hanya diam mendengarkan sampai  beberapa saat kemudian, terdengar suara pintu terbuka keras dengan sosok laki-laki berambut emas panjang dengan pita merah mengikat rambutnya berlari masuk ke dalam ruangan dan menampar meja kerja yang lebih tua.

"KAKAK!!"

"AKU DENGAR KAKAK DICAMPAKAN OLEH WANITA GILA ITU, APA ITU BENAR??" teriak sosok laki-laki itu dengan mata yang melebar tidak percaya

Sosok laki-laki yang sejak awal tidak menghiraukan satu pengganggu yang ada di sekitarnya malah kini bertambah menjadi satu membuat amarahnya perlahan-lahan naik, sebab tidak bisa fokus dengan setumpuk dokumen yang harus dikerjakan dan di selesaikan dihari itu. Dengan amarah tidak lagi terbendung laki-laki yang sedang duduk langsung beranjak dari kursi dan mengeluarkan aura gelap yang mengerikan sampai membuat kedua pengganggu tersebut terdiam dan mundur beberapa langkah ke arah belakang.

"Sungguh kami berdua hanya bertanya, karena penasaran tidak ada niatan untuk membuatmu marah kakak,"

"Itu benar, siapa yang tidak penasaran dengan wanita gila yang mengejar perhatianmu," ucap sosok laki-laki berambut kuning panjang dengan di sambung oleh laki-laki berkacamata yang berada di belakangnya dengan anggukan pelan

"Apa pun yang dia lakukan itu sama sekali tidak ada hubungannya denganku bahkan jika dia melakukan hal yang bodoh yang mengancam nyawa sekalipun, ini hanyalah pertunangan politik yang menguntungkan antara keluarga kerajaan dan keluarga Earl," ucap yang lebih tua dengan dingin menatap pasukan keamanan istana yang sedang berjaga di berada di luar jendela

Keduanya hanya mengangguk paham, tapi jauh di dalam hatinya Lucius juga penasaran dengan yang direncanakan oleh wanita licik dari keluarga Earl yang menggunakan orang tua untuk mendapatkan posisi calon ratu dan bertunangan dengan dirinya. Sebelum wanita licik itu jatuh sakit dirinya sangat terganggu dengan kehadiran sang wanita karena suara yang selalu ribut menghujani dirinya di sekitarnya. Akan tetapi, ketidakhadirannya selama beberapa hari di waktu yang sama membuatnya merasa waktu berjalan sedikit lebih lama dari yang biasanya.

"Jadi, kakak kamu sungguh tidak ada perasaan sedikitpun kepadanya?"

"Kamu tidak takut jika kamu benar-benar di campakkan?"

Chasing Gold And Avoid The Prince

Bab 3 Teman Masa Kecil dan Perjalanan

Di sisi lain di waktu yang sama di taman yang besar dan luas Iris menikmati waktu minum tehnya sendirian tanpa tau jika rumor aneh telah menyebar di sekitarnya dan bahkan hingga keluar dari rumah besar yang disebut mansion. Iris menikmati waktu tehnya seraya menulis rencana kehidupan santai bergelimang hartanya untuk beberapa tahun yang akan datang. Pertama Iris merencanakan untuk tidak menemui sang pangeran dan tidak lagi mengganggunya, kemudian dia berniat mencari guild informasi terkenal dipasar gelap tempat di mana kehidupan sebelumnya dia membuat permintaan membunuh seseorang gadis suci yang sedang naik daun atas kemampuan yang dimiliki untuk membangun bisnis yang di masa yang akan datang meledak populer dikarenakan digunakan oleh seorang artis teater yang memiliki suara emas.

"Nona, maaf telah mengganggu waktu minum teh Anda,"

"Tapi, tuan Duke Beelz datang berkunjung,"

"Apa Anda ingin menemuinya?" tanya seorang pelayan dengan kepala tertunduk

"Katakan padanya untuk menemuiku langsung di taman dan sajikan teh yang baru serta jamuan kue untuk tamu penting," Jawab Iris tanpa pikir panjang setelah sekian lama tidak mendengarkan nama keluarga yang pernah menjalin hubungan baik dengan dirinya sebagai seorang sahabat dekat dimasa lalu

Tidak lama setelah pelayan itu meninggalkan Iris, sosok laki-laki tinggi berambut perak lengkap dengan sarung tangan dan seragam rapi seorang bangsawan dengan lencana lambang keluarga rubah terlihat jelas di pakaiannya. Sosok laki-laki berambut putih itu melambaikan tangan ke arah Iris dari kejauhan di sambut dengan senyuman rindu oleh Iris. Setelah tepat di hadapan Iris, sosok laki-laki itu mengambil punggung tangan Iris dan memberikan ciuman dan tatapan menggoda dengan seringai, kemudian berkata "Iris, sudah lama tidak bertemu dengan dirimu kamu jauh lebih cantik dari sebelumnya,"

"Aku dengar dari kakakmu, jika kamu baru saja sembuh dari sakit, sekarang bagaimana keadaanmu? Dan ini aku bawakan bunga yang mirip cantiknya denganmu,"

"Terima kasih atas perhatiannya Luke dan bunganya, aku sudah jauh lebih baik dari sebelumnya, hanya saja aku masih belum bisa berjalan keluar rumah," ucap Iris sambil menerima bunga Pansee coklat yang mirip dengan warna rambutnya

Iris menerima bunga itu dan menyerahkan kepada pelayan yang berada di tempat itu untuk langsung meletakkan bunga diberikan ke dalam vas bunga. Setelah Iris menyerahkan bunga kepada pelayan Iris dan Luke duduk berhadapan, Iris sesaat tenggelam ke dalam lamunannya membayangkan jika kehadiran sosok teman masa kecilnya dan keluarga yang selalu bersama di masa lalu seperti saat ini, jika dia tidak mengejar sebuah cinta bertepuk sebelah tangan pasti saat ini dia bisa sangat bahagia dengan hal sesederhana ini di taman.

"Iris, kenapa kamu melamun? Apakah ada sesuatu yang mengganggumu? Atau kamu masih merasa demam atau sakit?" tanya sosok di depannya dengan kening berkerut sambil bangkit dari kursi untuk bisa langsung memeriksa kondisi Iris

Iris yang tadinya berada di dalam lamunannya langsung tersadarkan, setelah merasakan dahinya menempel dengan dahinya Luke hingga dia bisa melihat jelas wajah tampan yang sejak kecil bersama dengan dirinya. "Syukurlah tidak demam lagi, tapi Iris apa kamu sungguh tidak merasakan sakit di suatu tempat? Katakan padaku tidak perlu menahan sakitnya,"

"Karena kamu selalu bersikap seperti orang yang kuat dan berdiam diri sejak kecil,"

"Itu membuat aku sedikit khawatir," ucap Luke dengan helaan nafas dan senyuman pahit

"HOHOHO... Luke kamu terlalu berpikir berlebihan, aku selalu menjadi diriku yang aku inginkan bukan yang kamu pikirkan," ucap Iris dengan kipas tangan yang menutupi setengah wajahnya untuk menutupi ekspresinya

Iris sendiri masih berada di bayang-bayang masa lalunya sebelum diberikan kesempatan untuk melakukan penebusan dosa. Dia merasa hal ini bukan harus dia ceritakan pada siapapun terutama sosok teman masa kecilnya yang saat ini berada di depannya.

"Baiklah, aku mengerti,"

"Iris, aku mendengarkan rumor jika kamu sudah lama tidak berkunjung ke istana kerajaan untuk menemui pangeran,"

"Apakah kamu sudah bosan dengannya? Atau kamu bertengkar dengannya?" ucap Luke sambil menatap cangkir teh yang ada di tangannya

"Eh? Aku dan pangeran baik-baik saja hanya saja sudah aku katakan bukan aku masih di dalam masa pemulihan,"

"Keluar rumah saja tidak bisa, bagaimana bisa aku pergi ke istana kerajaan yang jaraknya jauh dari wilayah keluargaku," ucap Iris dengan senyuman yang kaku

Iris dengan cepat mengalihkan pembicaraan ke topik lain, supaya Luke tidak khawatir ataupun curiga jika dia sedang menjauhi sosok tunangannya. Pembicaraan Iris dan Luke berlangsung hingga sore hari, tanpa di sadari membuat rumor baru di antara para pelayan di kediaman tersebut mengenai cinta masa kecil lebih unggul dibandingkan dengan cinta pandangan pertama.

Keesokan harinya, Iris yang sudah merasa cukup berjalan-jalan di dalam rumah memutuskan untuk diam-diam keluar dari rumah untuk menjalankan rencana yang telah direncanakan olehnya yaitu hidup dengan harta bergelimang. Tapi, bahkan sebelum rencananya berhasil di jalankan tiba-tiba seorang pelayannya masuk mengantarkan teh dan camilan siang melihat Iris mengikat seprai di balkon kamar.

"Nona, apa yang anda lakukan? Nona jangan terburu-buru memutuskan untuk mati walaupun sangat pangeran belum juga mengunjungi anda sampai hari ini," ucap sang pelayan yang langsung meletakan baki dan berlari ke arah sang nona dengan menggenggam erat bahu Iris

"Aku sama sekali tidak berniat mati Rena,"

"Dan tolong tenangkan dirimu dengan benar," ucap Iris yang telah lemas di goyang oleh sang pelayan

"Maafkan saya  nona," ucap Rena dengan kepala yang tertunduk

"Tidak apa-apa, tapi Rena jika kamu menyumpahi aku mati bukankah kamu sangat tidak sopan pada majik-"

"Hiks... Maafkan saya nona, aku sama sekali tidak ada niat semacam itu," Sela  Rena dengan gemetaran sambil berlutut mengingat sebelum Iris sakit dia sering memukul seorang pelayan yang tidak sopan

"Akan aku maafkan kalau kamu merahasiakan aku keluar rumah  diam-diam sekarang," ucap Iris dengan seringai licik dijawab dengan anggukan oleh Rena dengan cepat tanpa pikir panjang

Iris dengan cepat langsung turun melalui seprai yang telah diikat sebelumnya, kemudian mencari celah lobang yang tidak jauh dari kamarnya dan telah ada sejak dia masih kecil untuk keluar rumah. satu langkah kecil berhasil dilakukan oleh Iris membuat Iris merasa lega, langkah selanjutnya dia pergi ikut menumpang dengan kereta kecil yang menampung orang-orang yang ingin berpindah dari kota ke ibukota yang memakan perjalanan hingga dua jam setengah di dalam perjalanan ini Iris sambil bergumam, dia membuka-buka buku catatannya.

"Setelah ini, aku hanya perlu pergi ke pasar gelap dan menemukan guild informasi itu,"

"Hanya guild itu satu-satunya yang kompeten dalam menjalankan banyak pekerjaan dan bersikap netral,"

Chasing Gold And Avoid The Prince

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!