Didesa yang jauh dari hiruk pikuk kota ada seorang gadis kecil yang ceria dan juga bar bar, tapi di balik sifatnya yang bar bar orang orang tidak tau apapun tentangnya
Sigadis bar bar yang misterius itulah julukannya
Queen Eleanor itulah namanya tidak ada yang tau asal usulnya dan dari keluarga mana karna Queen sendirilah yang menyembunyikan identitas dirinya sendiri
Queen sendiri adalah seorang pemimpin Mafia yang tak banyak orang tau hanya sang asisten yang tau, karna Queen sendiri ingin hidup bahagia selayaknya orang orang.
"Queen Lo nggak mau ikut??" tanya sang sahabat yang bernama Vivian Wheeler
"nggak Vi, Lo aja gue nggak minat datang kepesta untuk sekarang ini" ucapku sambil terus bermalas malasan diatas tempat tidur
"akhh, Lo nggak asik ahh, masa Lo biarin gue sendiri kepesta sebesar itu kan gue nggak pede Queen"
"ayolah Queen sekali aja yahh, yahh!!" ucapnya dengan nada memelas
"Ck, nggak gue males " ucapku menolak ajakannya
"Queen, ayolah inikan pertama kalinya gue ikut pesta masa dtang sendiri sih"
"ayolah, Queen " ucapnya sambil terus memohon Dangan muka memelasnya
"Ck, okee gue ikut tapi nggak janji nemenin Lo sampai acara selesai karna gue bener gak mood" ucapku dengan nada tak bisa diganggu gugat
"makasih Queen Lo memang sahabat terbaik gue" ucapnya dengan bahagia sambil berlalu ke kamarnya
"Ohhiya Queen Victoria juga ikut yahh, kan kakaknya pergi lebih dulu dan kita berangkat jam 7malam ini, oke bye Queen ku yang baik" ucapnya sebelum jauh, dan tertawa melihat wajahku yang memandangnya kesal
"Ck, dasar dua curut" ucapku sambil gelang geleng kepala melihat Viviana tertawa
dan aku juga beranjak dari atas kasur menuju kamar mandi untuk bersiap karna ini sudah jam 2 siang jadi harus bersiap pergi ke acara yang diadakan teman dari saudara Victoria
Tak terasa jam 7 pun tiba
Queen tampil memukau dengan gaun berwarna hitam yang sangat kontras di tubuhnya dia memiliki body yang lumayan bagus dengan kulit putih mulus, bibir yang pink alami, mata yang yang berwarna biru laut yang sangat indah serta lekukan tubuhnya yang sempurna
"Ohh my God, Lo kayak bidadari Queen ahh aku jadi insecure dehh jalan dekat Lo" ucap Vivi dengan nada semangat dan lesu di saat yang bersamaan
" sumpahh, Lo cantik nya keterlaluan Queen" ucapnya lagi
"ahh Lo bisa aja, gue lagi nggak mood ni, tapi yah mood gue langsung balik saat Lo puji" ucapku sambil tertawa melihat bibir Vivi yang manyun
"yaudah, yukk jemput Ria dia pasti udah nunggu" ucapku sambil berlalu meninggalkan Vivi yang tambah manyun
"Queen jangan tinggalin dong kan gue juga ikut" ucapnya sambil berjalan mengikuti ku yang berjalan menuju mobil
Dalam perjalanan menjemput Victoria, Vivi tidak berhenti bercerita dan aku hanya menanggapinya sesekali karna harus fokus kejalan, suasana jalanan yang ramai tapi tidak macet membuat mobil yang kukendarai tiba di pekarangan rumah Victoria setelah menempuh perjalanan sekitar 20menit
"Ria, kamu udah siap, yukk berangkat takut telat nanti" ucap Vivi yang mengeluarkan kepalanya dari dalam mobil karna melihat Victoria yang sudah ada didepan rumah menunggu Meraka
"yuk let's go" ucap Ria dengan nada semangatnya
Dalam perjalanan menuju ke tempat acara Vivi dan Ria tidak berhenti bercerita, apalagi Vivi yang sangat semangat saat membahas Kakak Victoria, yaitu Victor yang Victoria dan Victor adalah saudara kembar yang beda gender
Queen hanya sesekali menimpali ucapan Meraka ntah apa yang membuat Queen nggak mood sedari tadi
"Queen kenapa??" tanya Ria kepada Vivi karna Queen diam sedari tadi walaupun sesekali menimpali ucapan mereka tapi tidak biasanya Queen diam
"nggak tau tuhh, dari tadi pas bangun tidur dia udah kayak gitu" ucap Vivi yang memang tinggal berdua dengan Queen
"datang bulan kali" ucap Ria sambil tertawa
"iya kali" balas Vivi tertawa karna melihat wajah Queen yang makin cemberut
"Ck, Lo berdua mau gue turunin hah, dasar dua curut" ucapku sambil terus memperhatikan jalan
Tapi keduanya malah tambah tertawa mendengar Queen menyebut Meraka 2 curut
Tak terasa sudah sampai ketempat acara
Mereka bertiga turun dari mobil dan membiarkan mobilnya diparkirkan oleh staf acara, karena memang mereka tidak pernah membawa supir untuk mengantar mereka
Ketiganya menjadi pusat perhatian dengan penampilan yang memukau, Meraka berjalan di iringi flash kamera yang memotret langkah Meraka hingga ketempat acara
Sesampainya di depan tempat acara mereka bertiga lagi lagi mencuri perhatian banyak orang saat berjalan masuk ke ballroom hotel yang menjadi tempat acara
"Queen kita jadi pusat perhatian banyak orang" ucap Vivi dan Ria bersamaan karna ini kali pertama mereka mengharidi acara rekan kerjanya karna selama ini Meraka berdua selalu menolak dengan berbagai alasan
"Ck, jangan jadi norak, cepat perhatikan langkah kalian jangan sampai kalian di tindas di acara ini" ucap Queen tanpa menolah kepada kedua curutnya itu
Bagaimana tdak mencuri perhatian Queen dengan gaun hitam yang sangat pas di tumbuhnya gaun yang dia kenakan tidak terlalu terbuka dan tidak terlalu tertutup tapi memiliki belahan yang memperlihatkan kaki jenjangnya,
sedangkan Vivi mengenakan gaun berwarna merah yang juga sangat pas di tubuhnya tapi gaun nya lumayan terbuka sama sama seperti milik Victoria yang juga berwarna merah dan terbuka hanya milik Victoria memiliki belahan dibagian depan gaunnya sedangkan Vivi dia terbuka di bagian punggung ,
Ketiganya memiliki fisual yang tidak main main ,Meraka bertiga memiliki body yang sempurna Queen yang memiliki mata berwarna biru khas eropa sedangkan Vivi memiliki wajah yang imut seperti anak-anak dan Victoria bermata coklat legam khas asia
ketiganya memiliki sifat yang bar bar hanya saja Queen sedang tidak mood jadi agak kalem
Victoria sibuk mencari sang kakak, dan akhirnya dia melihat sang kaka sedang berbincang dengan teman temannya
"Queen itu Abang, yuk kesana" ucap Ria sambil menunjuk kearah sang kakak
"yukk, sepertinya mood gue juga udah bagus setelah liat makanan yang manis manis" ucapnya sambil melihat deretan makanan penutup yang ada di meja
"yukk lah, siapa tau dapat cowok tampan dan seksi di sana" ucap Vivi dengan segala tingkahnya
"yukk lahh" ucap Ria sambil berjalan kearah sang kakak di ikuti oleh Queen dan Vivi
"yuhuu, Abang aku sudah datang"dengan nada centilnya dan disambut oleh wajah abangnya yang cemberut mendengar suara sang adik yang mendekat ke arahnya
Dan disambut tawa oleh teman temanya krna melihat ekspresinya yang cemberut
"Ck, diam kalian semua" ucap bang Victor Dangan muka kesalnya
Lagi dan lagi itu membuat teman-temannya menertawakannya
"Hay, abangku yang ganteng sedunia" ucap Ria sambil memeluk lengan abangnya
"Hay, bang Victorrrr" ucap Vivi memeluk lengan satunya yang tambah membuat muka Victor tambah cemberut
"Hay bang Victor" ucapku tak ingin bang Victor tambah cemberut karna memang kami sudah sangat akrab dengan bang Victor
"ohh thanks setidaknya kali ini kau waras Queen" ucapnya ucap bang Victor lega krna Queen tidak ikutan seperti kedua curutnya itu
"Queen tolong Abang yah, lepaskan dua curutmu ini dari lengan ku" dengan muka memelas kepadaku
" maaf bang, tapi kayaknya Queen tdak bisa dehh" ucapku sambil tertawa
"Queen pamit yahh bang, Queen mau makan kue yang manis itu, bye bye Abang" ucapku sambil berlalu menuju stand makanan manis dan tertawa melihat bang Victor yang tambah cemberut
setelah Queen berlalu pergi kestand makanan
Vivi dan Ria berulah yang membuat bang Victor tambah pusing
"bang Meraka siapa?? Kenalin sama Vivi dong" ucap Vivi sambil melirik teman bang Victor didepannya
"iyahh bang kenalin dong kan Ria juga mau kenalan" ucap Ria ikut menimpali
"Hahhh" helaan nafas panjang bang Victor terdengar
"baiklah perkenalkan diri kalian sendiri" ucap bang Victor kepada teman temanya
"baiklah perkenalkan diri kalian sendiri" ucap bang Victor kepada teman temanya
"Hay cantik, perkenalkan namaku Alvin Addison, laki laki paling ramah di antara 2 jejer kulkas di dekatku" ucap Alvin sambil melirik kearah kedua teman disampingnya
" di samping kiriku namanya Luciano Podolsky, kulkas satu pintu" ucapnya dengan nada mengejek dan di sambut tatapan tajam dari temannya yang bernama Lukas
"kalau yang di samping kananku ini namanya King Lukas Addison, saudara sepupu ku yang seperti kulkas 10 pintu, dingiiin sekaliiii!!" ucapnya lagi dan langsung mendapat tatapan intimidasi dari sang sepupu yang bernama Lukas
"ohhiya, namaku Viviana senang berkenalan dengan kalian" ucap Vivi senang
"dan aku Victoria Hutabarat, adik kembar bang Victor" ucap Ria ikut memperkenalkan diri
"Ck, padahal dia udah tau nama Meraka" ucap bang Victor mencibir Ria
"Ohiya yang tadi pergi namanya Queen, tapi aku nggak tau nama lengkapnya Queen siapa" sambil kebingungan karna dia tak tahu nama lengkap Queen dan Vivi pun melirik sang adik
" nggak usah nama lengkap, kayak mau lamaran kerja pakai nama lengkap" ucap Ria dengan nada mengejek, tapi dia sedang gugup menyembunyikan identitas sang sahabat
dan kegelisahannya itu dapat dirasakan oleh kedua kulkas itu
Di tempat lain Queen sedang sibuk memakan kue manisnya untuk mengembalikan moodnya, tapi tiba tiba ada orang asing yang mengganggunya menikmati kue kue manis di depannya itu
"Hay cantik, boleh kenalan nama saya Sebastian Gunawan salah satu anak pengusaha kaya disini" ucapnya dengan sombong
" Ck, mengganggu saja" ucapku dengan kesal tanpa membalas ucapan orang asing itu, dia langsung berlalu pergi meninggalkan orang sombong itu sendiri, tapi langkahnya terhenti saat mendengar orang itu menghinanya
" kau berani mengabaikan saya hah, dasar wanita rendahan, jalang sialann" ucapnya marah dan malu karena Queen tidak menjawab ucapannya dan memilih pergi
"apa kau bilang, ucapkan sekali lagi sialannn" ucapku dengan marah karna ada orang yang barani menghinaku
"kau wanita rendahan juga jalang, kau keberatan hah" ucapnya dengan nada mencemooh dan merasa menang dapat menghina wanita sok jual mahal di depannya
"beraninya kau menghinaku sialann" ucapku dengan marah dan bergerak ingin meng hajarnya tapi sebelum sampai kedua curutnya malah meng hentikannya
Yahh kedua curutnya yaitu Vivi dan Ria yang saat berbincang ringan dengan Alvin dikejutkan oleh suara teriakan yang mereka kenal yang tak lain dan tak bukan suara Queen yang sedang meneriaki lelaki bajingan yang menghinanya
"jangan halangin gue menghajar lelaki bajingan itu" ucapku marah karna kedua curut itu tidak juga melepaskannya
"Queen sabar ini di pesta ada banyak orang yang melihat Lo , juga ada orang yang curiga dengan gerakan Lo Bagaimana sejauh ini hanya Lo yang menguasai jurus yang akan Lo layangkan ke lelaki brengsek itu" ucap Vivi dengan berbisik tapi tetap memeluk perut Queen agar tdak lepas kendali dan membongkar identitasnya sendiri
" iya Queen tenang, oke tenang" ucap Ria sambil melepaskan pelukannya di perut Queen dan di lanjutkan Vivi juga melepasnya
"Hahhh" helaan nafas berat Queen
"mood gue jadi hancur lagi tapi tidak ingin makan manis lagi nanti gue gendut terus nggak ada yang mau nanti sama gue" ucapku cemberut
"udah yuk ikut kita, menikmati pesta yang sebentar lagi di mulai" ucap Ria
"Oke gue ikut aja deh" ucapku sambil menggandeng lengan 2 curutku
"let's go 2 curut kita pesta" ucapku semangat
" yahh, mulai deh gilanya ini anak" ucap 2 curutku
Dari kejauhan bang Victor dan kawannya memperhatikan interaksi ketiganya
"thor mereka bertiga emang gitu? ucap Alvin tanpa melihat Victor
" iyaa mereka bertiga emang gila tapi lebih gila siqueen sih menurut gue TPI dia juga yang paling cerdas dan selalu bisa membaca situasi dan mengerti bagaimana cara menempatkan dirinya, seperti tadi dia mengerti kalau gue udah stress hadapi 2 curut itu, dia menempatkan posisi yang bijak untuk mengerti gua, tapi yahh kalau dirumah gilanya minta ampun dehh" ucap Victor panjang lebar sambil curhat
"Curhat lu thor, Hahahahah" ucap Alvin dan tertawa karna dia ngerti rasanya
" tapi masih mending Lo sih menurut gue thor!" lanjutnya
"kenapa Lo bilang masih mending gue, yang ada gue stres hadapi mereka bertiga, ohh ya ampun, biasa cepat tua gue" ucapnya dengan nada sedih
" iyalah mending Lo yang ada teman bicara walaupun ujung ujungnya stress, haha, lahh gue kemana mana bawa tembok berjalan, bagaimna nggak mati bosan gue" balas alvin
Sontak tawa keduanya membuat atensi orang orang didekat mengarah ke Meraka dan langsung mendapat tatapan tajam dari dua tembok yang mereka maksud
membuat keduanya langsung diam tak berkutik
Sedangkan ketiga gadis gila yang di maksud Victor tengah menikmati pesta tanpa ada gangguan
"pulang yuk, udah malas ada disini nggak ada yang seru lagi disini" ucapku
"oke deh gue juga udah bosan nih, yukk" ucap Vivi
"yukk, tapi mau pamit sama Abang dulu deh, nanti di cariin lagi" ucap Ria
"yukk " kompak Queen dan Vivi
Setelah mencari bang Victor lumayan lama akhirnya ketemu juga
"bang Victor, mau pamit nih" ucap Ria dan Vivi dengan nada manja keduanya dan disambut tatapan jijik dari bang Victor sendiri
Sedangkan Queen memilih biasa saja karna melihat tatapan dari temannya bang Victor
"bang pamit" ucap Queen
"Oke kalian hati hati, ohya nginap dirumah aja kayaknya Abang nggak pulang dehh masih ada urusan soalnya" ucap bang Victor
baru ingin melangkah Alvin lebih dulu bicara
" Ohiya kalian mau ke acara ulang tahunku tidak?" tanya Alvin
"boleh, dimana?" balas Vivi
"iya dimana Vin, soalnya masih mau pesta nih, disini kurang seru" ucap Ria
"di Club 3 hari lagi, semoga kalian bisa datang" ucap Alvin
" Datang dong, yah kan Queen?" ucap Vivi sambil bertanya kepada Queen
"iya tapi nggak janji mau datang soalnya belum tau kedepannya gimana" ucapku
"oke gue tunggu kedatangan kalian" ucap Alvin semangat
" Ya udah kita duluan, bye, bye Abang, dan bye semua" ucapku karna aku tdak tau siapa nama mereka semua
"iya hati hati" ucapnya
Di basemen hotel mobil mereka telah menunggu, ketiganya naik dan mulai perjalanan pulang , tak lupa mengucapkan terima kasih pada staf yang membantu mereka
Di perjalanan ketiganya asik bernyanyi sampai dirumah Ria, karna rencana mereka mau nginep disana, karena mereka sering nginep makanya nggak perlu bawa baju, semua sudah lengkap di rumah masing masing
"bersih bersih dulu yuk, ada yang mau aku bahas ke kalian" ucapku sambil melangkah ke kamar mandi yang ada di kamarnya, dan kedua curutnya juga kembali ke kamar masing-masing
Pukul 11.30 mereka berkumpul dikamar Queen
"ada apa?" ucap Vivi menyadari keseriusan muka Queen
"ada masalah yang harus kita tangani sekarang, mereka dalam perjalanan ke sini dan setengah jam dari sekarang mereka akan mendarat di bandara!" ucapku
"Oke gue akan langsung meretas cctv bandara sekarang " ucap Vivi yang mengerti maksud dari perkataan sahabatnya
Sedangkan Ria masih mencoba memahami semuanya
" Kalian ada tugas lagi?" ucap Ria setelah tau maksudnya
" iya dan kali ini gue ingin sendiri, biaekan Vivi disini nemenin Lo!" ucapku yang tau niat Ria
"Tapi kalau Lo kenapa kenapa gimana? " ucap Ria dengan nada khawatir
"Lo tenang aja gue akan baik baik aja kok, lagi pula gue kerja dari jauh kok, jadi aman " ucapku menenangkan Ria
" Oke tapi Lo harus pulang dalam keadaan baik, ngertii" ucap Ria Dangan serius
Dan hanya di jawab deheman oleh Queen
"Oke tapi Lo harus pulang dalam keadaan baik, ngertii" ucap Ria Dangan serius dan yang Ria tau Queen dan Vivi hanya seorang heaker dan pembunuh bayaran dia tidak tau soal Queen mafia
"Hmm"
Dan hanya di jawab deheman oleh Queen
"Vi, kirim kan semua datanya untuk dipahami oleh Jack" ucapku dan berlalu dari rumah ria
"baik Queen " balas Vivi
dan yang menjadi tujuan Queen sekarang adalah markasnya yang tdak banyak orang tau, Red dragon itu adalah nama mafia Queen
dalam perjalanan menuju ke markasnya Queen hanya melalui pohon yang berjejer disepanjang jalan, yahh karna markas mereka ada di tengah hutan lebat yang masih asri dan semua hewan peliharaan Queen dilepas di dalam hutan itu termasuk Lion si kesayangan Queen, singa besar yang sudah dari kecil bersama dengannya, karna Queen tinggal di desa dekat hujan jadi tidak ada yang curiga tentang hewan kesayangan Queen itu
" Selamat datang Queen" ucap sang anak buah yang berjaga di pintu masuk yang ditutupi oleh rumput liar
"hmm" balasanku sambil berlalu masuk
"Dimana Jack?" tanyaku setelah sampai kedalam dan tak melihat sang tangan kanan
"ada diruang latihan Queen" ucap anak buah yang ada disana
"hmm" balasku sambil berlalu
setelah sampai dia melihat seorang yang dengan perawakan gagah dan tampan memiliki kulit khas orang asia
"Jack" panggilku
Jack pun menoleh
"iyaa Queen" ucap Jack
"kau akan menemaniku malam ini karena kawasan yang akan kita masuki adalah kawasan Black Hanter dan dari informasi Vivi mereka sedang melakukan transaksi dengan target yang diincar, dan kita akan menyerangnya setelah transaksi itu berhasil, kita tdak bisa menyinggung siapa pun termasuk mafia yang dijuluki raja mafia itu, pahamm," ucapku panjang lebar
"walaupun target kali ini hanya sampah masyarakat yang selalu korupsi tadi kita tdak tau siapa yang ada dibelakangnya sehingga tdak ada yang tau kelakuannya selama ini" ucapku lagi
"baik Queen, saya sudah menerima datanya dari Vivi, saya akan mempersiapkan segalanya sekarang, saya permisi" ucapnya sambil berlalu dari ruang latihan
Yahh Jack sudah mengetahui target yang dimaksud dia adalah salah satu orang kaya di Indonesia dia punya banyak perusahaan dan dia orang tua dari pria yang mengganggu Queen di pesta tadi Rian Gunawan ayah dari
Sebastian Gunawan yang selalu sombong itu
"jangan lupa senapan kesayanganku" ucapku tanpa melihat kearah Jack
"Baik" ucapnya dan menghilang dari sana mempersiapkan segalanya
Tepat pukul 01.00 dini hari
"Queen sudah waktunya" ucap Jack sambil berjalan kearah mobil yang akan mereka pakai
"hmm"
Yahh, mafia Queen tidak menjual barang ilegal, minuman keras seperti mafia lain, dia hanya memproduksi ,merakit dan mendesain senjata selebihnya dia hanya membasmi rayap yang selalu memakan dari hasil korupsi dan membebaskan wanita yang akan dijual serta di jadikan bahan percobaan untuk para mafia gila
didalam mobil
"pakai ini, agar kita bisa terhubung dang Vivi yang sudah meretas daerah yang akan menjadi tempat transaksi mereka " ucapku sambil menyerahkan earphone yang seperti anting kecil untuknya
" baik Queen" ucap Jack
tak lama berselang suara Vivi melalui earphone terdengar
"Queen, kalian berhenti digedung kosong 5 meter dari posisi kalian sekarang" ucap Vivi serius
"ada apa?" tanyaku karna melihat tempat yang akan dituju jauh dari tempat yang dari awal di rencanakan sambil menatap waspada keadaan sekitar
sedangkan Jack yang juga mendengar ucapan Vivi tadi langsung turun dan mempersiapkan sniper yang Queen butuhkan diatas gedung itu
"transaksi mereka selesai lebih awal, dan sekarang target berada tdak jauh dari gedung itu..." ucapan Vivi menggantung
"kau kenapa??" ucapku saat tak mendengar lagi suara dari Vivi dan langsung mengikuti Jack yang sudah lebih dulu masuk kedalam gedung itu
"Ternyata masih ada yang mengendalikan dia Queen, aku melihat ada seseorang yang dia ajak bicara tapi, aku tidak bisa melihatnya dia bersembunyi dalam kegelapan" ucapnya sambil terus memperhatikan laptopnya
"Queen sepertinya orang itu telah pergi, karna target memberikan hasil transaksinya tadi kepada orang itu" ucap Vivi lagi
"berarti dia hanya kaki tangan, tapi siapa orang itu??" ucapku penasaran
"Mungkin musuh atau saingan black Hanter Queen, karna dia tidak menunjukkan dirinya saat ingin membeli barang dari black Hanter" ucap Jack yang sudah memahami situasi
"Mungkin saja secara black Hanter dijuluki raja mafia, tidak heran banyak yang ingin menjatuhkannya" ucapku yang tau tentang mafia itu
"Queen semua sudah siap" ucap Jack yang sudah menyelesaikan tugasnya
"Queen arah jam 1, 12 meter dari sini" ucap Jack yang sudah mendapat lokasi targetnya dari Vivi dan berjalan menjauh sambil memperhatikan sekitar dengan teropong
"Oke" ucapku sambil mencari targetku
"target locked" ucapku sambil tersenyum tipis
Doorrr
Suara senapan Barrett M82 yang dia gunakan menggema diruangan itu walaupun sudah diberi peredam
dan Jack yang melihat dari teropong yang dia gunakan tadi
"cepat pergi sebelum ada yang menyadari keberadaan kalian disana" ucap Vivi yang sedari tadi memperhatikan mereka dari layar laptopnya
""ayo Jack " ucapku yang telah menyimpan kembali senapan yang ku gunakan tadi kedalam kopernya
"Baik Queen" ucap Jack yang telah memastikan tidak ada keanehan disekitar gedung itu dan memutuskan untuk meninggalkan gedung itu
Sementara di kediaman keluarga Gunawan semua dihebohkan dengan kabar kematian Rian Gunawan sontak membuat mereka panik dan sedih sedangkan sang istri sudah pingsan saat mendapat kabar itu
Sebastian yang masih diluar, langsung pulang ke kediamannya, dalam perjalanan dia melampiaskan amarahnya dengan memukul stir mobilnya
"Arkhhhh, siapa yang melakukan semua ini, aku harus menemukan orang yang sudah membunuh ayah" ucapnya marah marah
"Arkhhhhh" dia terus berteriak di sepanjang jalan
Sesampainya di kediaman keluarganya Sebastian langsung berlari masuk, diruang tamu semua anggota keluarganya berkumpul
"bagaimana ini bisa terjadi?" ucapnya kebingungan lantaran dia melihat ayahnya sehat sehat saja sebelum pergi
"anak buah ayahmu tadi melapor kalau ayahmu mendapat serangan tiba-tiba dari seorang sniper tapi anak buah ayahmu tidak tau siapa, mereka memilih fokus ke ayahmu lebih dulu" ucap pamannya, adik dari ayahnya yaitu Randi Gunawan
"sekarang ayahmu sedang dalam perjalanan menuju kesini" lanjutnya
"dimana ayah mendapat serangan itu??" tanya Sebastian kepada sang paman
"di daerah perbatasan tidak jauh dari hutan " jawab sang paman
Sebastian hanya menganggukan kepalanya sebagai jawaban, dan berlalu untuk melihat sang ibu yang sedang pingsan
tak berselang lama anak buah serta jenasah tuan Rian telah sampai di kediamannya
Ibu Sebastian yang sudah sadar pun menangis histeris
"Mas, aku sudah bilang tadi tidak usah pergi tapi kau tetap nekat" sambil menangis, begitupun seluruh keluarga yang ada dirumah itu
kediaman Gunawan kini dipenuhi dengan tangisan keluarganya, Sebastian yang merupakan anak pertama hanya menunduk sedih
Di pagi hari kabar tentang kematian Rian Gunawan telah tersebar luas, banyak orang yang berdatangan, baik dari tetangga , rekan bisnis maupun pejabat yang mengenalnya turut hadir
sementara di tempat Queen, dia Vivi dan Jack sedang membahas tentang siapa orang yang semalam Vivi liat tengah berbincang dengan tuan Rian Gunawan
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!