NovelToon NovelToon

Aku Masih Perawan

Chapter 1 – Permulaan cerita

Di sebuah Taman

Pagi itu cuacanya sangat cerah terlihat seorang gadis duduk kursi umum di sebuah taman. Dia bernama Natahsya Chintia Bella yang biasa dipanggil Ana. Dia seorang mahasiswa di Universitas X jurusan Pendidikan Bahasa Inggris. Ana sekarang memasuki semester lima. Ana saat ini berusia 20 tahun.

Kala itu Ana sedang duduk karena ia sudah merasa lelah sehabis lari pagi. Ia pun mengambil sebuah buku kecilnya (Diary) yang selalu ia bawa kemana pun ia pergi. Ia pun menulis semua aktivitasnya dari ia terbangun.

Dari Ana masih SD ia memang gemar menulis aktivitas sehari-harinya, sehingga dirumahnya banyak sekali buku diary yang telah ia habiskan.

Setelah selesai menulis ia pun bergegas pulang untuk berkemas-kemas pergi ke kampus.

Di Rumah Ana

Sesampainya di rumah, ia mendapati ibunya tengah mempersiapkan sarapan untuknya.

‘’Pagi Ma, ’’sapa Ana.

“Pagi juga sayang,” sahut ibunya.

‘“Cepetan sana kamu mandi. Entar kamu terlambat loh!’’ Seru ibunya menyuruh anaknya, Ana.

‘’Oke Mah,’’ sembari mendekati ibunya dan mencium ibunya yang sangat Mama sayangi.

***

Ana adalah seorang anak tunggal yang yatim sejak ia baru masuk SMA. Ayahnya meninggal karena mengalami kecelakaan yang begitu parah.

Hatinya sangat hancur kala itu saat mendengar kecelakaan yang menimpah ayahnya. Hatinya juga semakin hancur karena ayahnya telah tiada sewaktu ia tiba di rumah sakit. Semenjak ayahnya meninggal ia hanya tinggal bersama ibunya dengan harta yang peninggalan ayahnya yang cukup untuk mereka.

Semenjak ayahnya meninggal, setiap bulannya, ibunya selalu menerima uang dari orang yang tidak dikenal. Akan tetapi ibunya tidak pernah sepeser pun memakai uang itu. Ibunya mengumpulkan uang itu, dan akhirnya ia sumbangkan ke panti asuhan atau kepada orang yang lebih membutuhkan.

****

Di ruang makan ibu Ana menunggu anak semata wayangnya itu. Akhirnya Ana pun keluar dari kamarnya dan datang menghampiri ibunya.

Mereka pun menyantap sarapan mereka dengan tenang. Selesai sarapan Ana langsung pamitan dengan ibunya, akan tetapi ibunya menghentikan Ana.

“Oh ya Mama lupa bilang, nanti sore Sarah akan datang kesini bersama paman dan bibi mu. Jadi, kalau kamu tidak ada lagi kegiatan di kampus, cepat pulang ya nak,” ucap ibunya.

“Beneran Mah!’’ Seru Ana sontak membuatnya kegirangan.

“Iya sayang, rencananya Sarah akan sekolah dan tinggal bersama kita di rumah ini, ” jawab ibunya.

Ana merasa sangat bahagia akan kabar itu. Ana kemudian langsung mencium tangan ibunya berpamitan dan berangkat ke kampus. Di sepanjang perjalanan menuju kampus Ana hanya mengingat-ingat kenangan yang telah dilewatinya bersama Sarah sambil senyum-senyum.

Sarah Wijayanti adalah sepupu Ria. Sarah saat ini berumur 15 tahun. Ana sangat menyayangi sepupunya itu. Mendiang ayahnya Ana adalah kakak ibunya Sarah. Sarah akan tinggal bersama mereka karena ia mendapat bea siswa di salah satu SMA ternama di jakarta.

Di Kampus

Sesampainya di kampus, Ana menghampiri dua sahabatnya yaitu Rita dan Fitri yang sangat-sangat ia sayangi. Rita dan Fitri sangat tahu sekali kalau Ana sangat menyayangi mereka berdua karena memang Ria mempunyai sifat yang sangat penyayang.

Rita dan Fitri merupakan sahabat Ana sejak ia duduk di bangku SD. Ana mengganggap mereka sudah seperti saudara kandungnya sendiri begitu juga dengan Rita dan fitri.

“Hai gaes,’’ sapa Ana dengan keceriaan penuh.

“Hai ju-ga’’. Jawab sahabatnya dengan penuh tanda tanya melihat Ana .

“Ceria banget kamu hari ini!’’ Seru Rita terheran melihat Ana yang tidak biasanya seperti itu.

“Kamu udah punya pacar ya Na? iiiiihhhh kok nggak cerita-cerita sih ke kita.” Tambah fitri dengan muka sedikit agak kesal pada Ana.

Muka Ana semakin memerah, membuat dua sahabatnya bertambah yakin kalau Ana akhirnya punya Pacar.

“Tuh kan bener pipi kamu memerah.” Ucap Fitri.

“Hehehe... Bukannya gitu gaes.” Jawab Ana dengan senyuman yang manis.

“terus apa dong?” Tanya Rita yang makin penarasan.

Ana pun akhirnya menjawab dengan penuh rasa bahagia.

“Sepupuku bakalan tinggal bersamaku untuk beberapa tahun ke depan.” Jawab Ana dengan sangat bahagia.

krik krik krik krik krik... suara jangkrik terdengar setelah Ana mengatakan hal itu. Jawaban Ana tak menarik bagi kedua sahabatnya itu.

kedua sahabatnya hanya melongo mendengar jawaban dari Ana. Mereka tidak percaya sekaligus kecewa dengan jawaban dari Ana itu. Mereka berharap cerita Ana adalah bahwa Ana telah memiliki seorang kekasih yang mengisi hatinya, tapi ternyata tidak.

“Kalian kenapa sih, kok pada ngeliatin aku kaya gitu?” Tanya Ana heran ketika melihat ekspresi kedua sahabatnya.

“Na, kayaknya kamu lagi nggak sehat deh!” seru Fitri.

“em em,” tambah Rita.

“Haah...” ucap Ana dengan nada bingung sambil melongo.

Tiba-tiba tangan Ana di tarik oleh kedua sahabatnya. Mereka membawa Ana ke ruang Kesehatan. berbondong-bondong mereka membawa Ana.

Di Ruang Kesehatan

akhirnya mereka sampai keruangan itu. Mereka mendudukkan Ana ke atas kasur yang telah tersedia.

Mereka menjamah kening Ana. Memang iya, mereka berdua mendapati suhu badan Ana agak panas seperti panas demam pada umumnya. kemudian Ana menarik tangan kedua sahabatnya itu dan melerainya.

“Kalian ini apa-apaan sih.” Ucap Ana dengan sedikit kesal dengan kelakuan sahabatnya itu.

“Kamu demam Na, makanya kamu itu kalau ngomong sedikit ngelantur jadinya,” jawab Fitri.

“Aku ngomong serius, aku ngga ngelantur kok. Sakit juga aku enggak,” ketus Ana kesal.

“tapi itu, tu-tu-tuh. Suhu badan kamu panas banget Naaa.” Ucap Rita sambil menjamah kembali kening Ana.

“Aku itu emang kadang kayak gini kalo lagi seneng gitu, bawaannya emang kaya mau demam gitu. Masa kalian berdua lupa sih.” Jawab Ana kesal dengan kedua temannya yang melupakan hal itu.

“Iye iye kita berdua lupa!” seru Rita.

“Aku heran deh sama kamu Na. dari dulu sampai sekarang kamu ngga pernah pacaran,” ucap Fitri heran.

Pasalnya memang Ana tidak pernah berpacaran. padahal, dia perempuan yang sangat cantik. dia mempunyai lesung pipit dan gigi gingsul yang menambahkan senyumnya menjadi begitu manis.

sehingga jika ada kaum Adam yang melihat senyumannya mampu membuat kaum Adam itu tergila-gila padanya.

“Kalian berdua ini apaan sih. Sudahlah aku mau ke kelas.” Ucap Ana sambil bergegas mengambil tasnya yang terjatuh akibat ulah dari kedua sahabatnya itu.

Ana kemudian meninggalkan kedua sahabatnya yang awalnya mereka terdiam dan membisu. Temen-temennya pun berlari menyusul Ana yang hendak ke kelas. kebetulan mereka satu jurusan dan juga bahkan satu kelas.

Mereka bertiga merasa bahwa mereka memang di takdir kan untuk selalu bersama selamanya. Dari SD sampai duduk di bangku kuliah mereka selalu saja satu kelas.

Di Kelas

beberapa jam kemudian, dosen mereka mengakhiri pembelajaran dan pergi keluar kelas. tampak muka mahasiswa dikelas itu yang awalnya tegang menjadi sedikit leluasa lega berekspresi.

“Ana, kita jadikan ke Senayan shopping-shopping?” tanya Fitri.

“Ya engga lah Fit, kan kamu sudah tahu sendiri kalo sepupuku mau dateng. masa ngga di sambut sih Fit,” ucap Ana.

“Iiiih Ana mah gitu ih. Coba aja di batalinnya dari tadi pagi, biar pikiranku tadi nggak melayang-layang pas belajar tadi.” Lirih Fitri sedikit kecewa.

“Kalo aku tahu ujungnya kaya gini. Aku ngga akan ngebatalin dinnerku sama My Honey,” tambah Rita sedih.

“Yaa maaf, nyokap gue juga ngabarin baru tadi pagi,” ucap Ana.

Waktu telah menunjukkan jam 13.20 mereka pun pulang dengan kendaraan mereka masing-masing dan ke rumah mereka masing-masing.

Bersambung . . . . . .

Pemeran Ana (Natahsya Chintia Bella)

Author sangat mengharapkan like, komen dan Votenya dari kalian wahai para readers yang setia.

Salam Hangat~

I LOVE YOU SO MUCH GUYS

BY.BAE©

Chapter 2 – Bahagia Itu sederhana

Di Rumah Ana

Ana sudah sampai di rumah, akan tetapi ia tidak mendapati sarah, paman dan bibinya.

“ma, koq sarah belum datang juga ya ma.” tanya sarah dengan sedikit khawatir kalau sarah ngga jadi datang.

“dari pada kamu sibuk nungguin sarah mending kamu bantuin mama ya sayang, bantuin mama ngangketin bantal buat sarah tidur.” perintah Ibunya Ana.

Ana pun menuruti perintah dari Ibunya. Dia mengambil bantal di lemari dan bergegas ke kamar sarah. Ana pun membuka pintu dan menghidupkan lampunya. tiba-tiba . . . . .

“Surprise !!!!” seru sarah

“Saarah!!” seru Ana dengan ekspresi terkejut.

Kemudian Sarah pun memeluknya.

“iya kak ini Sarah, Sarah rindu banget sama kak”.

“ya ampun Rah, ngga terasa kamu dah makin gede aja.” seru Ana sambil tersenyum lebar.

“iya dong kak hehehe. kakak juga makin cantik aja.” seru Sarah dengan sangat jujur.

Ibunya Ana datang menghampiri mereka

“udah jumpa kangennya ?” tanya Ibunya Ana.

“belum lepas rindunya”. seru Ana

“eemm ngomong nih Rah, paman sama bibi mana ?” tanya Ria.

“paman sama bibimu keburu pulang karna ada pekerjaan yang mendadak.” jawab Mama Ana.

“Iya kak, mama juga niatnya mau nginep di sini untuk beberapa malam. eehh papa ternyata ada pekerjaan mendadak jadi ngga bisa deh nginep di sini.” tambah Sarah.

“yyaahhhh padahal aku juga rindu mereka.” seru Ana sedih.

“Tapi mama ada nih titipan bingkisan untuk kakak.” Seru fitri lagi.

Ana pun menerima bingkisan dari bibinya. ibunya pun pergi melanjutkan pekerjaannya lagi. Ana pun curhat-curhatan dengan Sarah. mereka tertawa bahagia selama mereka menumpahkan isi hati mereka.

Malam pun tlah tiba, mereka bertiga sudah selesai makan malam dan bergegas kekamar.

“kak malam ini aku tidur di kamar kakak ya.” Sarah memohon pada Ana.

“iya, kakak juga seneng kalo sarah tidur di kamar kakak.” jawab Ana.

“Ya udah kalo gitu kamu tidur duluan ya, kan kamu pasti capek banget dari samarinda ke sini (Jakarta)”. tambah Ana lagi.

Sarah mendengarkan apa yang dikatakan oleh Ana. Ia pun bergegas tidur. sedangkan Ana sibuk dengan bingkisan yang diberi oleh bibinya. ia pun membuka bingkisan itu. Isinya ternyata buku Diary yang mempunyai alat pengaman.

Ana merasa senang sekali dengan bingkisan yang diberi oleh bibinya. bukan hanya buku Diary yang ada di dalam bingkisan itu. ada sepucuk surat yang diselipkan olehh bibinya.

“Untuk Ponakanku Tersayang~

Bibi tau hari-hari mu pasti sangat melelahkan dan bibi tau kamu masih saja direndung kesedihan karena kepergian ayahmu. lupakanlah semua itu sayang, kamu bisa sakit jika mengingat ingat itu secara terus menerus. Bibi berharap kamu segera mendapatkan serorang jodoh yang mencintai dan menyayangi mu.

Ponakanku tersayang, kamu bisa menulis di buku itu ketika kamu sudah menikah. Bibi memberi mu buku Diary karna bibi tau kamu suka sekali menulis segala aktivitasmu.

Dari bibimu yang sangat mencintaimu.”~

Tak terasa air matanya mengalir membasahi pipinya. ia merasa terharu dan sedih membaca surat dari Bibinya itu. Ana juga merasa sedikit kesal pada bibinya. Bibinya selalu saja mendoakan dia agar cepat menikah bukannya mendoakan Ana cepat wisudah dan menjadi seorang sarjana.

“dari dulu bibi memang tidak pernah berubah, selalu saja menyuruhku cepat cepat menikah.” ketus Ana.

***

Keesokan harinya tepat jam 6 pagi Ana melakukan aktivitasnya, yaitu lari pagi. Kali ini dia tidak sendirian. Ana lari pagi bersama sepupunya Sarah.

Sepanjang mereka berlari banyak sekali kaum adam yang melirik-lirik ke arah mereka. Ada beberapa dari kaum adam yang melirik terjatuh bahkan ada juga yang menabrak tiang listrik.

Hal itu membuat Sarah tertawa terbahak bahak melihat tingkah laku mereka. Ana sudah terbiasa dengan tingkah laku para kaum adam yang seperti itu. Jadi, Ana tidak heran lagi.

Ana selalu menghiraukan mereka, dia tidak peduli pada mereka. Ana takut jika ia simpatik pada mereka, mereka akan jatuh hati padanya.

Dalam tawa Sarah ia heran apa yang membuat mereka sampai menjadi seperti itu. Sarah pun bertanya pada Ana sambil menoleh ke arah Ana. Akan tetapi pertanyaannya tidak jadi ia lontarkan karna ia terkagum melihat Anaa.

Sarah kagum melihat kecantikan Ria yang begitu alami. Semakin Ana berkeringat malah membuat Ana terlihat semakin cantik.

“yaa daebak.” seru Sarah dengan bahasa korea yang maksudnya menakjubkan.

“Kenapa Rah.” tanya Ana.

"kakak terlihat cantik walaupun berkeringat". jawab Sarah terkagum kagum.

"aahh kamu mah bisa aja Rah". jawab Ana dengan perasaan yang biasa biasa saja.

Mereka akhirnya pun beristirahat di tempat biasa Ana duduk. Tidak lama mereka beristirahat kemudian mereka kembali pulang ke rumah. Ana bergegas siap siap berangkat ke kampus begitupun juga dengan Sarah, iya juga bersiap siap untuk berangkat ke sekolahnya untuk pertama kalinya.

Mereka pun sarapan bersama. Selesai sarapan mereka berpamitan sama Mamanya Ana. Ana pun mengeluarkan mobil Mini Coopernya dan berangkat bersama Sarah. Kebetulan kampus dan sekolah Sarah satu arah.

Sekolah sarah lebih dekat daripada kampus Ana. jadi mulai sekarang dia akan selalu punya temen ngobrol saat di perjalanan menuju kampus. Hal itu membuat Ana bahagia.

Sesampainya di sekolahnya sarah, sarah mencium tangan Ana.

"yang rajin ya nak belajarnya". canda Ana

"Iya maa". sarah membalas candaan Ana.

Mereka berdua pun tertawa mengatakan hal konyol itu. Kalau dipikir pikir sebenarnya Ana sudah cocok menjadi seorang ibu. cuma hatinya masih terfokus ke kuliahnya.

Ana melanjutkan perjalanannya menuju kampus. Sesampainya di kampus ia terheran heran. Ana tidak melihat teman temannya. biasanya mereka sudah nangkring nungguin Ana datang.

Ana berpikir mungkin mereka datang agak telat hari ini. Ana akhirnya memutuskan untuk menunggu kedua sahabatnya itu. 30 menit Ana menunggu sepertinya mereka benar benar datang terlambat jadi Ana pun masuk ke kelas.

Di Kelas

Betapa terkejutnya Ana melihat kedua sahabatnya ada di dalam kelas.

"Loh, kalian ada di sini, tumben kalian ngga nangkring di depan ?". tanya Ana heran.

Rita dan Fitri menghiraukan ucapan Ana. mereka pura pura sibuk dengan temen yang lain. Ana menyadari tingkah laku kedua sahabatnya itu. Ia pun berusaha mencari cara untuk mendapatkan hati temannya.

Saat hendak melakukan aksinya dosen mereka pun masuk. Ana menunda niatnya dan fokus ke pembelajaran.

Setelah selesai mata kuliah dengan dosen. kedua sahabatnya terburu buru keluar. mereka berusaha menghindar dari Ana.

Ana juga bergegas menghampiri mereka. akan tetapi bukunya terjatuh dan membuat dia tertinggal dari sahabatnya.

Setelah bukunya tersusun, Ana mencari cari batang hidung Rita dan fitri. Akhirnya ia pun menemukan sahabatnya itu. Ana pun mendekat dan merangkul leher kedua temannya.

"Hayooo kalian pasti ngambekkan sama aku". tanya Ana.

"ngga tuh". jawab Rita dengan muka cemberut.

"Aku tau kok kalian pasti kesel banget sama aku". kata Ana sedih.

"trus aku harus gimana dong ?" . tanya Ana lagi.

Kedua sahabatnya merasa iba melihat Ana yang merasa bersalah. Rita dan fitri pun memaafkan Ana dengan satu syarat yaitu Ana harus mentraktir mereka berdua makan. Ana pun dengan senang hati sangat menyetujui permintaan kedua sahabatnya itu. Mereka pun pergi menuju cafe terdekat dengan menaiki mobilnya Ana.

Bersambung . . . . . . .

TTD

By.Bae

Chapter 3. Pemuda Perkasa

Di dalam Mobil Ana

Di sepanjang perjalanan mereka bergurau yang membuat mereka tertawa lepas. yaa, memang tiga sahabat ini tidak akan bisa marah terlalu lama jika ada salah satu dari mereka yang membuat kesalahan atau kesal karena itu hanya akan menyiksa mereka.

Mereka tidak menyadari di sepanjang perjalanan mereka di ikuti oleh segerombolan orang yang tak dikenal. Tiba-tiba orang orang itu menghadang mobil yang mereka kendarai.

Ternyata yang menghadang mereka adalah sekelompok begal. Hal itu membuat mereka sangat panik.

Para begal itu pun menghampiri mobil mereka dan menyuruh mereka untuk turun.

"Hey nona, berikan semua barang berharga kalian, atau kalau tidak kalian akan menerima akibatnya". kata salah satu begal.

Dengan terpaksa mereka bertiga pun mengumpulkan semua barang berharga milik mereka kecuali mobil Ana.

"Kunci mobilnya mana nona". bentak salah satu begal itu dengan suara lantang yang membuat Fitri dan Rita makin ketakutan.

Fitri dan Rita menyuruh Ana untuk cepat cepat memberikan kuncinya kepada begal itu. Tapi Ana bersikeras untuk tidak memberikannya. Banyak sekali kenangan mobil itu bersama dengan ayahnya.

Para begal itu pun kesal dan menodongkan senjata tajam kearah Ana. Kedua sahabatnya pun berteriak histeris memanggil nama Ana.

Tiba tiba seorang pria bermasker datang menaiki sepeda motor menabrak begal yang hendak melukai Ana. Spontan begal itupun terjatuh.

Para begal itu marah dan menghajar Pria itu rame rame. Pria itupun meladeni hajaran dari para begal itu yang terdiri dari 4 orang dengan sangat santuy. Tiga sahabat itupun menepi akan tetapi Rita ditarik salah satu begal itu.

Begal itupun menodongkan benda tajam kearah leher Rita. Rita berteriak teriak minta tolong sekuat kuatnya. Teriakan Rita pun didengar oleh Pria itu.

Pria itupun mempercepat langkahnya untuk menghabisi begal itu.

Sementara Ana berusaha semampunya untuk menyelamatkan Rita. Ana mempunyai ide untuk melumpuhkan begal itu. Ana pun mengambil segenggam pasir untuk dilemparnya ke wajah si begal.

Ana memberi kode pada Rita untuk menutup matanya dan Ana pun mendekati begal itu.

"Hey nona jangan mendekat, atau kalau tidak akan ku habisi temanmu ini". kata si begal dengan nada mengancam.

Dengan berani dan langkah semakin di percepat oleh Ana, ia pun melemparkan pasir itu kewajah si begal. Ana berhasil melumpuhkan si begal dengan sesaat dan ia pun menarik tangan Rita.

Akan tetapi tiba tiba tangan begal itu mengayunkan pisaunya dan mengenai lengan Ana. Ana berteriak dan merintih kesakitan. Fitri menghampiri Rita dan Ana.

Pria itu meninggalkan para begal yang kalah duel dengannya dan pergi mendekati Rita.

"Kamu gapapa". tanya pria itu dengan nada cemas sambil memeluk tubuh Rita.

"aku gapapa koq". jawab Rita sedikit heran.

"Tapi temanku terluka". tambah Rita lagi sambil menunjuk ke arah Ana.

Pria itupun mendekati Ana dan memberikan kain tisu untuk dibalutkan ke lengan Ana yang terluka. Ana pun menerima Kain tisu itu sambil berkata terima kasih dan menatap mata Pria itu yang begitu indah.

Pria itu sangat kesal pada begal yang membuat Ana sampai terluka. Pria itu pun menghampiri begal itu lagi. sebelum Pria itu menghajar mereka lagi, para begal itupun bergegas meninggalkan mereka.

Pria itu mempercepat langkahnya untuk menangkap begal itu. akan tetapi para begal itu berhasil kabur.

Hal itu membuat Pria itu bertambah kesal. Pria itu membalikkan badannya ke arah tiga sahabat itu dan membuka maskernya. Al hasil membuat Rita terkejut. Rita pun berlari ke arah Pria itu dan memeluknya sambil menangis.

yaa, Pria itu adalah Doni kekasihnya Rita. Mereka sudah berpacaran 4 tahun sampai sekarang.

"tenang sayang, semuanya sudah aman kok. Ada aku disini". seru Doni sambil mengelus elus rambut Rita.

"Untung kamu datang tepat waktu kalo ngga aku ngga tau gimana nasib kami bertiga". seru Rita sambil terisak isak.

Doni pun menyuruh Rita berhenti menangis dan menyuruhnya untuk mengurus luka Ana.

Belum Rita menghampiri kedua sahabatnya, Ana dan fitri lebih dahulu menghampiri Rita dan kekasihnya. Ana tlah diobati oleh Fitri.

"Aku gapapa kok, cuma luka dikit aja". seru Ana dengan nada meyakinkan.

"Beneran na, kamu gapapa". tanya Rita.

"Iya, ini cuma luka biasa aja kok". tambah Ana untuk lebih meyakinkan lagi.

Ana pun mengajak teman temannya untuk melanjutkan perjalanan mereka ke Caffe. Awalnya kedua sahabatnya menolak karena kondisi Ana yang terluka. Tetapi Ana memaksa mereka dan selalu berkata kalau ia baik baik saja.

Kali ini Doni yang menyetir mobil mengantikan Ana. Doni menawarkan dirinya untuk mengantar mereka. Doni meninggalkan motornya yang nantinya akan di ambil oleh orang suruhannya.

Di Cafetaria

Sampai di Cafetaria mereka berempat pun langsung mengambil tempat duduk. Mereka memesan minuman dan beberapa snack untuk mereka.

"Honey, kok kamu bisa ada di daerah kita dibegal tadi". Tanya Rita penasaran

Doni pun menjelaskan bahwa dirinya mengikuti mereka dari kampus. Sebenarnya Doni ingin menjemput Rita dan mengajak Rita jalan jalan.

Mendengar ucapan Doni, Fitri memujinya karna kepeduliannya terhadap pacarnya Rita.

Telfon berdering

Salah satu ponsel mereka berdering ternyata itu ponsel Fitri. Fitri pun mengangkat telfonnya, ternyata itu dari ibunya yang menyuruh ia cepat cepat pulang. ia pun mengakhiri telepon dari ibunya dan pamit dengan kedua sahabatnya.

"Guys, gue cabut duluan ya nyokap gue nyuruh gue pulang ada yang penting di rumah". seru Fitri.

"baru juga nongkrong bentar Fit". respon Rita kesal.

"ya udah lo yang hati hati ya Fit". seru Ana dengan volume suara yang terdengar lemas.

Fitri pun pergi meninggalkan kedua sahabatnya dan kekasih Rita. Fitri memesan taxi untuk pulang kerumahnya.

Tinggallah mereka bertiga di Cafe itu. Tak berapa lama setelah Fitri pulang, Ana mengajak mereka untuk pulang juga. Ana merasa canggung duduk diantara mereka berdua.

Mereka pun pulang. Selama di perjalanan menuju pulang, Ana menyaksikan kemesraan antara Doni dan Rita. mereka berdua tidak tau kalau Ana hanya pura pura tidur.

"sayang, makasih kamu udah nyelametin kita". seru Rita sambil bersandar di bahu Doni yang sedang menyetir.

Doni memrespon ucapan Rita dengan tersenyum dan mencium kening Rita.

Rita kembali duduk di tempatnya. Rita berkata pada Doni untuk mengantarkan sahabatnya itu kerumahnya. Doni merasa tidak enakan tapi ia pun menyetujuinya. Rita percaya pada Doni dan sahabatnya tidak akan bermain di belakangnya.

Ana pura pura terbangun menanyakan sudah sampai mana mereka sekarang. Rita pun menjawab sebentar lagi mereka akan sampai kerumah Rita. Rita pun memberitahukan Ana bahwa doni akan mengantarkannya pulang. Tanpa diberitahu pun sebenarnya Ana sudah tau akan hal itu.

Ana hanya diam saja dan tidak banyak komentar. Rita menyimpulkan bahwa Ana menyetujuinya karna Ana tidak mengomentarinya.

Sesampainyaita, ia berpamitan pada Doni dan Ana. Ia menyuruh Ana untuk duduk di depan. Ana menolak, tetapi akhirnya ia pun duduk karena paksaan dari Rita.

Di sepanjang perjalanan mereka hanya terdiam. Akhirnya Ana pun berbicara pada doni untuk berhenti di sekolah sepupunya Sarah.

Di Sekolah Sarah

Sarah sudah menunggu Ana di Halte. Sarah kaget melihat Ana bersama dengan seorang Pria. Tanpa bertanya Sarah pun masuk dan duduk di belakang.

"mmm kak, lengan kakak kenapa ?". tanya Sarah.

"ooh ini tadi ngga sengaja kena pagar yang agak tajam". jawab Ana berbohong karna iya takut Sarah memberi tahu ibunya yang membuat mereka khawatir nantinya.

Mendengar penjelasan Ana yang berbohong Doni hanya diam, ia yakin pasti ada alasan kenapa Ana berbohong.

"mmm kalo kakak pasti pacarnya kak Ana ya ? tanya Sarah penasaran.

Belum sempat Doni menjawab Sarah melerainya lebih dahulu.

"yes akhirnya kak Ana punya pacar". seru Sarah kegirangan.

"bukan bukan, saya pacar sahabatnya Ana". seru Doni yang takut sarah salah paham.

"Apaan sih dek". tambah Ana lagi.

Sebenernya Ana ada rasa juga sih sama Doni dari dulu, cuma Ana sadar bahwa Doni adalah kekasih sahabatnya dan ia tidak mungkin dan tidak akan mengkhianati sahabatnya itu.

Bersambung . . . . . .

TTD

By.Bae`

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!