NovelToon NovelToon

POLSEKTA BERAYA

Perkenalan

Di kantor saat pertama kali Datuk Didi memperkenalkan dirinya. Sebagai kepala unit Tim Penyidik di Polsekta Beraya.
Datuk Didi
Datuk Didi
[Masuk ke kantor dengan tegas dan penuh wibawa] "Selamat pagi, tim. Saya adalah Iptu Didi. Panggil saja Datuk Didi. Dari sekarang, kita akan menjalankan operasi dengan disiplin dan profesionalisme yang tinggi. Kita akan melakukan pekerjaan ini dengan cara yang benar."
Buyung Aril
Buyung Aril
[Tersenyum lebar dan berbisik kepada Leni] "Wow, serius banget, ya? Apa dia pikir kita ini anak kecil?"
Leni
Leni
[Memandang Buyung dengan bingung] "Dia katim, Buyung. Bisa-bisa kamu dipindahkan ke fungsi lain, kalau terus begini."
Datuk Didi
Datuk Didi
[Memperhatikan mereka] "Buyung Aril, saya dengar Anda sering melewatkan hal-hal kecil. Saya harap Anda bisa mengikuti aturan saya di sini. Mulai dengan masalah pakaian. Itu yang pertama."
Buyung Aril
Buyung Aril
[Dengan santai] "Oh, tenang saja, Datuk. Saya selalu pakai dasi agar terlihat rapi. Tapi di hati."
Datuk Didi
Datuk Didi
[Menghela napas dan memalingkan wajahnya] "Mulai sekarang, tidak ada humor, kita kerja yang serius Buyung."
Kemudian Buyung Aril dan Leni bekerja bersama untuk menginvestigasi sebuah pembunuhan.
Leni
Leni
[Sambil melihat layar komputer dengan serius] "kita berhasil mendapatkan rekaman CCTV yang menunjukkan seorang teknisi meninggalkan toko beberapa saat sebelum pembunuhan terjadi. Kita harus mengecek siapa dia."
Buyung Aril
Buyung Aril
[Dengan percaya diri sambil melirik ke arah Leni] "Jangan khawatir, Leni. Ini pekerjaan saya. Saya akan pergi ke tempat teknisi itu dan berpura-pura jadi pelanggan yang butuh seorang teknisi. Siapa pun yang melihat saya pasti tidak akan tahu saya seorang penyelidik."
Leni
Leni
[Memandang Buyung dengan heran] "Kamu serius? Itu bukan penyamaran. Kamu hanya memakai topi dan kacamata hitam!"
Buyung Aril
Buyung Aril
[Tersenyum dan mengenakan kacamata hitam] "Ini adalah gaya ‘agen rahasia’ paling keren. Lihat, Leni, ini yang saya sebut penyamaran sempurna."

Menyamar

Di ruang rapat, Jefri memberikan dukungan.
Jefri
Jefri
[Dengan tangan gemetar, mencoba menenangkan tim] "Eh, teman-teman, kita bisa menyelesaikan ini. Kita pasti bisa menemukan petunjuk baru dan memecahkan kasus ini. Saya yakin."
Rio
Rio
[Bingung, terlihat sangat cemas] "Ya, tapi... bagaimana kalau kita salah? Kalau kita tidak bisa menangkapnya? Itu bisa berbahaya, kan?"
Jefri
Jefri
[Mencoba memberi semangat] "Tidak apa-apa, Rio. Kita punya tim terbaik. Kita akan berhasil, asal kita bekerja sama."
Buyung Aril
Buyung Aril
[Berjalan ke depan dengan percaya diri] "Jefri, tenang saja. Kita sudah berlatih banyak untuk ini. Dan kalau Rio salah, saya akan menanggungnya. Lagipula, saya selalu punya rencana cadangan."
Rio
Rio
[Terlihat khawatir] "Semoga rencana cadangan itu tidak lari dari kepolisian ya, Buyung?"
Di lapangan, saat Buyung dan Leni menghadapi tersangka.
Buyung Aril
Buyung Aril
[Sambil menyamar sebagai pelanggan dan berbicara dengan teknisi ] "Jadi, saya dengar Anda ahli sebagai teknisi. Saya sungguh butuh bantuan . Bisa datang dan cek Kulkas saya saya? Sungguh, saya akan bayar ekstra!"
Teknisi
Teknisi
[Dengan gelisah, melihat Buyung dengan curiga] "Eh, ya, tentu. Tapi... kenapa Anda tampak seperti penyelidik yang sedang menyamar?"
Buyung Aril
Buyung Aril
[Dengan santai] "Ah, tidak ada yang perlu dicemaskan, saya hanya punya gaya yang unik. Lagi pula, siapa yang bisa menebak saya seorang penyelidik kalau saya mengenakan kacamata hitam dan topi ini?"
Di ruang kantor, Tia memberikan komentar lucu saat rapat.
Tia
Tia
[Sambil duduk di meja, melihat layar komputer dengan senyum sarkastik] "Jadi... kita mencari siapa yang membunuh orang ini? Apakah ini alur cerita film misteri, atau kita sedang menjalani kehidupan nyata di sini?"
Datuk Didi
Datuk Didi
[Dengan nada serius] "Tia, ini bukan saatnya untuk bercanda."
Tia
Tia
[Senyum lebar] "Oh, Datuk, saya hanya mencoba menenangkan suasana. Jika tidak, kalian semua akan stres sepanjang waktu."

interogasi

Di ruang interogasi, saat mereka menangkap tersangka pertama.
Buyung Aril
Buyung Aril
[Dengan santai, sambil duduk di kursi interogasi, tersangka di hadapannya] "Jadi, kamu adalah teknisi yang bekerja di toko itu pada malam pembunuhan, ya? Menurut saya, ini bisa jadi pelarian yang bagus untukmu... atau kamu bisa memilih cara yang lebih mudah, mengaku saja."
Teknisi
Teknisi
[Gelagapan, terlihat panik] "Saya... saya tidak tahu apa yang kamu bicarakan! Saya hanya melakukan pekerjaan saya sebagai teknisi!"
Buyung Aril
Buyung Aril
[Menggoda] "Ah, itu adalah jawaban yang selalu saya dengar dari setiap orang yang berusaha menyembunyikan sesuatu. Tapi tidak masalah, saya akan memberikan kesempatan terakhir... kalau kamu mau hidup sedikit lebih lama."
Leni
Leni
[Masuk ke ruang interogasi, melihat Buyung yang sedang menggoda tersangka] "Buyung, kamu harusnya lebih serius. Kita harus menyelesaikan ini dengan cepat."
Buyung Aril
Buyung Aril
[Tersenyum lebar] "Tapi, Leni, saya sudah membuat dia takut setengah mati, kan? Ini sudah cukup."
Leni
Leni
[Dengan nada tidak sabar] "Tidak. Kita butuh bukti konkret, bukan hanya trik-trik.”
Tia
Tia
[Dari luar ruangan, sambil mengintip] "Tunggu, kalian sedang melakukan interogasi atau ikut drama misteri? Karena saya rasa ini lebih cocok untuk kisah misteri daripada polisi."
Datuk Didi
Datuk Didi
[Masuk ke ruang interogasi dengan tegas] "Tia, lebih baik kamu fokus pada pekerjaanmu daripada mengkritik. Dan Buyung, hentikan godaan itu dan fokus pada fakta."
Buyung Aril
Buyung Aril
[Masih santai] "Baiklah, Datuk. Saya akan mencetak poin dari fakta, bukan hanya dari kebohongan."
Di luar kantor, saat mereka sedang merayakan penangkapan tersangka.
Jefri
Jefri
[Memandang tim dengan gugup, tetapi terlihat lebih percaya diri setelah keberhasilan mereka] "Kawan-kawan, kita bisa melakukannya! Kasus ini selesai. Tapi saya harus jujur... saya sedikit khawatir. Apa kita sudah cukup baik untuk menangani proses berikutnya?"
Rio
Rio
[Tersenyum ceria] "Tentu saja, Jefri. Kita lebih dari cukup! Lagipula, kalau Buyung bisa berpura-pura jadi agen rahasia, kita semua bisa melakukan hal yang sama, kan?"
Rosa
Rosa
[Dengan wajah datar, lebih suka tetap diam] "Saya hanya berharap kasus berikutnya lebih mudah. Saya tidak suka permainan bertele-tele."
Buyung Aril
Buyung Aril
[Tertawa dan berjalan dengan gaya santai] "Tenang saja, Rosa. Kita akan menyelesaikan semuanya dengan mudah. Tersangka akan selalu takut dengan gaya ku yang keren."
Leni
Leni
[Memandang Buyung dengan skeptis] "Ya, gaya santaimu itu mungkin membuat kamu selamat dari kesalahan, Buyung, tapi kita harus lebih serius."
Datuk Didi
Datuk Didi
[Menyertai mereka, dengan senyum tipis] "Keberhasilan kali ini memang bagus, tetapi ini baru permulaan. Kita harus tetap fokus dan selalu siap menghadapi yang lebih sulit."

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!