NovelToon NovelToon

MENJADI ISTRI SEKALIGUS IBU DALAM SEKEJAP

PENGKHIANATAN

"KITA PUTUS!" Ucap Ariana beserta dengan emosinya yang kini sudah diujung tanduk.

"OTAK LO DIMANA HAH? BISA-BISANYA LO SELINGKUH SAMA SAHABAT GUE SENDIRI?!" Lanjut Ariana, tubuhnya kini sangat lemas mengetahui bahwa cowo yang sudah ia pacari selama 5 tahun, dan sering menghabiskan waktu bersama, secara tiba-tiba saja bermain belakang dengan sahabat kecilnya sendiri?

Ariana sangat bingung dengan situasi yang ia hadapi sekarang. Sedih, kecewa, marah, emosi, entahlah semuanya campur aduk.

Tristan, pacarnya Ariana. Ia hanya bisa berdiam, ia berusaha untuk menenangkan Ariana, tetapi tidak bisa karena Ariana sudah dikuasai oleh emosi yang ada pada dirinya.

PLAKKK

Ariana memukul pipi kanan Tristan dengan tangannya yang mulus itu. "Jangan pernah Lo berani-beraninya muncul dihadapan gue lagi, karena gue udah ga sudi ngeliat wajah sampah kaya lo lagi."

Setelah mengatakan itu, Ariana pun segera memungut tas nya yang tadi sempat jatuh. Ia segera meninggalkan cowo brengsek itu sendirian.

...****************...

Ariana kini berada di kamarnya, menggeletak kan tubuhnya dengan posisi telentang diatas kasurnya sambil memandangi langit-langit di atap kamar tidurnya sendiri.

Ia menghela kan nafasnya, karena hari yang ia jalani hari ini cukup berat. Ariana meletakkan tangannya di atas kening, lalu memejamkan matanya. Ia hanya ingin beristirahat sebentar saja dari dunia yang sangat kejam ini.

"Ariana kasian ya hidup lo, selalu di khianati sama orang yang lo sayangi. Lo itu terlalu bodoh dan naif, Ariana."

Ariana menatap cewe yang kini di hadapannya dengan tatapan yang sangat sulit untuk di jelaskan. Ya, cewe yang saat ini ada di hadapannya adalah sahabat kecilnya, sekaligus orang yang sudah mengkhianati nya.

"Kenapa? Kenapa lo tega ngelakuin hal ini ke gue bel?" ucap Ariana, dengan tetesan mata yang kini telah mengalir di pipinya yang mulus itu.

"LO NGANGGEP GUE SELAMA INI APA BEL?!" Sambung Ariana lagi. Ia meninggi kan nada suaranya. Berharap bahwa semua ini hanyalah prank yang di buat pacar dan sahabatnya.

Bella menyungging kan senyumnya, lalu mendekat kan dirinya kepada Ariana dan mencengkram dagu milik Ariana dengan cukup kuat.

"Ariana, se-menyedihkan itu ya hidup lo?"

"Selama ini gue ga pernah sedikitpun nganggep lo sebagai temen, Ariana. Bagi gue, lo cuman orang bodoh yang gampang untuk di manfaati. Dan karena sekarang Lo udah engga bermanfaat dan engga berguna lagi bagi gue, jadi hubungan kita sampai di sini aja." Jawab Bella dengan sangat-sangat kejam.

"A-apa?"

Ariana sangat bingung dengan situasi yang ia hadapi saat ini. Mengapa? mengapa teman yang ia anggap sebagai tempat ternyaman untuk menceritakan keluh kesahnya, malah menjadi seseorang yang sangat kejam seperti ini?

Bella yang kini di hadapannya, sangatlah asing bagi Ariana. Bella tidak seperti itu, Ariana sangat mengenalnya. Bella adalah seseorang yang lemah lembut, ia selalu memberikan senyuman nya yang manis kepada orang lain. Bella tidak mungkin menjadi orang yang sekejam ini.

"lo siapa? Bella yang gue kenal engga mungkin berani berbicara sekejam ini."

"Salah, lo ga bener-bener ngenalin gue Ariana. Sisi baik gue yang lo tau, semuanya palsu. Inilah diri gue yang sebenarnya." Jawab Bella, sembari memberikan senyuman manisnya untuk yang terakhir kali kepada seseorang yang ada di hadapannya saat ini.

Bella pun melepaskan cengkraman tangan nya dari dagu Ariana, ia membuka tasnya, dan mengelapkan tangannya menggunakan tisu. "gue ga sudi tangan gue kotor, cuman karena megang hewan kaya lo." Bella segera melangkah kan kakinya, dan meninggalkan Ariana sendirian.

Ariana tersenyum miris. Ternyata selama ini, hanya Ariana lah yang menganggapnya sebagai sahabat. Ariana merasa kasihan kepada dirinya sendiri, sangat mengenaskan.

BYURRRR

"ADA TSUNAMI, SEMUANYA ADA TSUNAMI!!"

PLAKKK

"ARIANA KALAU KAMU TETAP GA BANGUN, MAMA TENGGELAMIN KAMU." Teriak mamanya Ariana.

Ariana segera membuka matanya, lalu melihat mamanya yang kini di hadapannya sambil memegang ember di tangannya.

"Ckk, apasih ma. Orang lagi enak-enak nya tidur juga." ucap Ariana dengan sedikit memelas.

mama Ariana pun menarik kuping Ariana dengan sekuat tenaga yang di milikinya. "Kamu ini ya, ga lihat udah jam berapa? Mau jadi apa kamu hah?"

Ariana pun tersenyum, lalu bangkit dari tempat tidurnya "Mau nikah sama cowo fiksi, wlee." ejeknya, lalu Ariana segera lari dari singa yang kini tengah siap untuk memakan mangsanya kapan saja.

"ARIANAAA!!!!"

...****************...

Setelah selesai mandi dan bersiap-siap untuk pergi kuliah, Ariana menatap dirinya di pantulan kaca sebentar. "Ternyata cuman mimpi" ucapnya.

Selepas itu, Ariana segera pergi dari rumah untuk menuju ke kampusnya menggunakan motornya miliknya sendiri.

Setelah sampai di kampusnya, Ariana pun memarkir kan motornya di tempat parkiran yang telah di sediakan oleh kampusnya. Ia melepas kan helm yang dikenakan nya, dan mengarahkan spion itu di hadapan mukanya, lalu merapikan rambutnya yang sedikit agak berantakan akibat helm itu.

Sibuk untuk merapikan rambutnya yang berantakan, Arian sampai-sampai tidak sadar bahwa kini ada seseorang di belakangnya yang kini tengah menatap ke arahnya.

Melalui pantulan kaca dari spion, Ariana pun terdiam sejenak, lalu segera menghentikan aktivitas nya.

Ariana turun dari motornya, dan hendak pergi menjauh dari seseorang itu. Tetapi tangan kanannya segera di pegang dari arah belakang.

"Ariana, apa kamu marah sama aku?" tanya seseorang yang kini tengah memegang erat

 tangan Ariana.

Ariana segera melepaskan cekalan tangannya. "Jangan pegang-pegang gue." ucapnya dengan seseorang itu dengan nada yang ketus.

"Aku minta maaf, aku tau ga seharusnya aku selingkuh sama pacar kamu. Aku khilaf ar, tolong maafin aku. Kita udah berteman dari lama kan? Masa kamu mau pertemanan kita berdua hancur karena cowo?"

Ariana mengepalkan tangannya, dan menatap cewe yang menjadi temannya selama bertahun-tahun dengan tatapan yang sangat tajam, seperti hewan buas yang ingin melahap mangsanya saat ini juga.

"LO YANG UDAH BUAT KITA KAYA GINI BEL!!"

"Selama ini, gue selalu nganggep lo sebagai saudara kandung gue sendiri. Di saat kecil, di mana engga ada seorangpun yang ingin berteman dengan lo, membuat gue iba dengan tampang lo yang sangat menyedihkan. Gue pun memutuskan untuk mengajak lo berbicara dan berteman sampai sekarang. Di saat masa-masa terpuruk lo, gue selalu datang ke lo bel, gue selalu menjadi tempat bersandar lo di saat lo ngerasa ga punya siapapun di dunia ini. Gue selalu memberikan kehangatan dan ketenangan yang selama ini ga pernah Lo dapetin dari siapapun. Tapi apa bel? Tega-teganya lo nusuk gue dari belakang?" ucap Ariana panjang lebar, mengungkap kan kekecewaan yang amat mendalam.

Kini air mata Ariana perlahan-lahan mengalir di pipinya, ia segera menyeka air matanya. Ariana tidak ingin terlihat lemah di hadapan seseorang yang sudah membuatnya seperti ini.

"Lo dan pacar lo sekarang cocok, sama-sama sampah. Jangan pernah hubungin gue lagi, karena pertemanan kita udah stop sampai di sini." Ariana pun menaikkan motornya kembali, dan menghidupkan motornya. Setelah itu ia melesat pergi meninggalkan Bella.

MASUK KE DUNIA NOVEL?

Ariana melaju kecepatan motornya dengan sangat tinggi, pikiran nya saat ini sangat berkecamuk. Ia bahkan sudah tidak memikir kan betapa bahaya nya tindakan yang ia lakukan.

Air matanya terus saja mengalir, seperti air terjun. Membuat pandangan Ariana lama-lama menjadi kabur, dan ia sedikit mengurangi kecepatan motornya.

Ariana bahkan tidak bisa melihat dengan jelas apa yang ada di depannya. Ia membuka kaca helm nya, ingin menyeka air mata yang mengganggu pandangan nya saat ini.

Saat Ariana sudah menyeka air matanya dan sudah bisa melihat dengan normal, ia terdiam beberapa saat. Karena yang baru sadar bahwa yang ada di hadapannya saat ini adalah truk dengan ber-kecepatan di atas rata-rata

BRUKKKKKKK

Truk itu menabrak dan menghantam motor Ariana, membuat motornya menjadi rusak parah. Sementara tubuh Ariana sendiri tercampak cukup jauh karena hantaman truk yang cukup kuat.

Saat ia membuka mata, pandangannya sangat kabur. Tetapi Ariana dapat melihat bahwa saat ini ia sudah dipenuhi oleh darah yang mengucur dengan sangat deras.

Karena tidak tahan dengan rasa sakit yang amat mendalam, dan darah yang di keluarkan Ariana terus mengalir dengan sangat deras, membuat Ariana menjadi kehabisan darahnya. Ariana pun menutup matanya perlahan-lahan dan pemandangan terakhir yang ia lihat bahwa orang-orang sedang berlari ke arahnya, termasuk ibunya.

Ariana tersenyum untuk terakhir kalinya "Selamat tinggal ibu." Ucapnya sebelum benar-benar menutup matanya.

Dan saat itu juga, Ariana telah di nyatakan meninggal di tempat.

...****************...

Ariana membuka matanya secara perlahan-lahan, ia kebingungan. Di mana ia saat ini? Pemandangan yang Ariana lihat saat ini adalah bahwa ia kini sedang berada di ruangan serba berwarna putih. Apakah saat ini ia sedang berada di surga? Ariana meragukan itu, ia tidak percaya bahwa ia bisa masuk surga.

Ariana melihat-lihat ke arah sekitar. Ariana mengernyitkan keningnya. Tunggu, apa ini? ternyata dia berada di rumah sakit? Apa ia masih hidup?

Saat sedang sibuk berperang dengan pikiran nya sendiri, Ariana pun di kagetkan oleh suara seseorang cowo yang tidak di kenalinya.

"Kamu sudah bangun?" tanya seorang pria yang saat ini berada di depan pintu sambil melipat kan tangan nya di dada dan memasang wajah yang sangat datar. Ia mempunyai rahang yang terkesan sangat tegas, berhidung mancung, serta sedang memakai kemeja berwarna hitam, dan dibaluti dengan dasi berwarna merah.

Ariana terkejut, lalu melirik ke arah pria itu. "Siapa dia?" pikirnya. Ariana menelan ludahnya dengan susah payah, lalu ia pun berbicara. "ganteng." ucapnya, tanpa ia sadari.

"Apa? Kamu berbicara apa?" tanya pria itu, dengan wajahnya yang berganti dari datar menjadi wajah kaget.

"Om nya ganteng." Ucap Ariana lagi, sambil memasang wajah yang kebingungan.

Ariana bisa melihat pria yang sedang di hadapannya seperti menahan malu. "Freak." Pikirnya.

Ariana kembali berbicara "Om, mama saya mana?" tanya Ariana, sambil melirik-lirik mencari mamanya.

Setelah mengatakan itu, Ariana dapat melihat bahwa pria yang ada di hadapan nya tampak memasang wajah yang kaget.

"Ariana, apa kamu ga ingat? Mama kamu sudah meninggal 5 tahun yang lalu." Jawab pria itu dengan memasang wajah yang sedikit sedih.

Ariana memutar bola matanya, sok tau sekali. Padahal jelas-jelas pemandangan terakhir kali yang ia lihat sebelum menutup matanya adalah mamanya yang sedang berlari ke arahnya. Bagaimana bisa mamanya sudah meninggal 5 tahun yang lalu.

"Dasar penipu." Ucap Ariana kepada pria itu.

Ariana bangkit dari tempat tidurnya, lalu ingin melepaskan infus yang ada di tangannya. Ia ingin pulang ke rumah untuk menemui mamanya.

Setelah melepaskan infus di tangannya, Ariana pun berusaha untuk turun dari ranjangnya dengan keadaan tubuh yang masih sakit. "awhhh." erangnya kesakitan, sambil memegang kepalanya.

"Ariana, saya tau kalau kamu paling tidak suka dirawat di rumah sakit. Tapi tidak bisakah sekali saja kamu tidak keras kepala? sekarang badan kamu lagi lemah, kamu tidak mau kan kalau orang-orang memandangi kamu sebagai orang lemah dan tidak berdaya?" ucap pria itu dengan panjang lebar.

Ariana melirik pria itu dengan tatapan yang aneh. Ada apa dengan pria ini? Mereka bahkan tidak mengenali satu sama lain. Kenapa seakan-akan pria ini mengenalinya.

Tapi Ariana tidak menanggapi apa yang di katakankan pria itu, karena ia berpikir mungkin pria itu sudah tidak waras.

Ariana berjalan pelan-pelan ke arah pintu dengan tubuh nya yang masih lemas. Tetapi Ariana tiba-tiba menghentikan langkahnya, saat ia tidak sengaja melirik dirinya di pantulan kaca yang ada di ruangan rumah sakit itu.

Perlahan-lahan ia mendekatkan dirinya ke kaca yang hanya berukuran setengah badannya saja, dan saat ia tepat berada di depan kaca itu, Ia terdiam beberapa saat.

Lalu ia beralih menatap pria itu. "Nama lo siapa?" Tanya dengan raut wajah yang sedikit panik.

"Ariana, apa kamu sangat membenci ku? sampai kamu berpura-pura lupa seperti itu?"

"JAWAB GUE, NAMA LO SIAPA?" tanya Ariana lagi, dengan nada yang sedikit tinggi.

Pria itupun menghelakan nafasnya, lalu berkata "Reynand Abraham, puas?" jawabnya.

Setelah mengatakan itupun, ia melangkah pergi meninggalkan ruangan itu.

Ariana mengerutkan keningnya, sembari berpikir. Mengapa nama ini serasa tidak asing baginya? Ariana menepuk kepalanya berulang-ulang kali untuk mengingat nama itu.

"KARAKTER FIKSI YANG GUE BACA?" teriaknya, sambil menutup mulutnya dengan tidak percaya.

Ariana menggeleng-geleng kan kepalanya "Enggak-enggak, ini ga mungkin." Ucap Ariana seraya meyakinkan dirinya sendiri.

Ariana menepuk pipinya berulang kali dengan sangat keras menggunakan tangannya, untuk memastikan bahwa yang ia alami saat ini hanyalah mimpi. Tetapi pipinya sangat sakit, yag menandakan bahwa ini bukanlah mimpi.

Rasa iba

Di pinggir ranjang rumah sakit itu, Ariana duduk sambil merenungi kejadian tidak masuk akal yang ia alami saat ini. Ternyata ia masuk ke tubuh karakter cewe jahat di novel yang telah ia baca sebelumnya.

Seingatnya, novel ini menceritakan tentang kehidupan suami istri, di mana suaminya adalah seseorang yang bernama Reynand Abraham, orang yang ia jumpai tadi. Lalu istrinya bernama Ariana Ananda. Tubuh seseorang yang kini telah dimasukinya, memang nama mereka berdua mirip, tetapi mengapa ia harus masuk ke tubuh cewe yang bersifat sangat kejam ini?

Ariana ingat sekali, bahwa Ariana Ananda adalah sesosok istri sekaligus ibu yang sangat kejam. Ia bahkan sangat membenci Reynand, suaminya sendiri. Dan teganya lagi, ia berselingkuh dengan pria lain. Padahal suaminya sendiri sudah cukup tampan dan mapan, sangat sempurna.

Dan ada satu hal lagi, yang membuat Ariana sangat membenci karakter Ariana Ananda ini, di mana jika anak-anaknya berbuat salah sedikit saja kepadanya, ataupun bila anak-anaknya mendapatkan nilai di bawah 90 di sekolahnya pasti ia akan menghukumnya bahkan memukul anak-anak tanpa ampun. Sungguh ibu yang sangat kejam!

Saat sibuk berperang dengan pikirannya sendiri, Ariana tiba-tiba terdiam beberapa saat. Ia baru menyadari akhir hidup dari karakter cewe kejam ini. Bahwa nanti ia akan mati di tangan anaknya sendiri.

Ariana pun tersentak kaget. "WOIII GUE GA MAU MATI YANG KE 2 KALI NYA LAGI" teriaknya frustasi.

"ma, mama gapapa?"

Suara itupun sontak membuat Ariana menjadi terdiam, lalu ia melirik ke arah pintu. Di mana seorang cewe berdiri dengan rambutnya yang terurai, memperlihat rambutnya yang panjang itu. Memakai seragam sekolah, dengan tas yang berada di belakangnya.

Ariana menelan ludahnya dengan susah payah, "apakah ini adalah anaknya Ariana Ananda?"

Ariana mengingat lagi nama-nama karakter di novel itu. Ia pun mengangguk paham saat sudah mengingat semua yang ia baca di dalam novel itu, ya bisa dibilang ingatannya cukup tajam.

"Mama gapapa Alea, sini deketan sama mama. Masa kamu mau berdiri di depan pintu terus." Ucap Ariana dengan sangat lembut, sambil tersenyum tipis.

Melihat ekspresi kaget dari anak itu, Ariana pun menghelakan nafasnya. Wajar saja anak itu kaget, karena sifat Ariana Ananda yang ada di dalam novel sangatlah buruk, bahkan ia sangat enggan jika berbicara dengan anaknya sendiri.

Alea perlahan meneteskan air matanya, "Ma, sepertinya sakit mama cukup parah ya? sampai membuat sifat mama berubah seperti ini," Ia menunduk, sambil menyeka air matanya yang terus mengalir.

Ariana yang tidak tega melihat itupun turun dari ranjangnya, lalu berjalan perlahan-lahan mendekati Alea.

Kini jarak antara keduanya, Alea dan Ariana cukup dekat. Membuat Alea kaget, kali ini mama nya mau berbuat apa kepadanya?

Alea menutup matanya, saat melihat tangan mamanya melayang ke arahnya.

1

2

3

Selama 3 detik, Alea tidak merasakan sakit apapun di tubuhnya, apa ini?

Alea membuka matanya perlahan-lahan, melihat apakah yang sedang terjadi. Tanpa di duga-duga bahwa tangan melayang yang ia kira digunakan untuk memukulnya, tetapi malah sebaliknya. Tangan itu digunakan untuk mengusap rambut halusnya yang tergerai dengan sangat indah.

Ia tertegun, apakah efek amnesianya separah ini? sampai-sampai membuat sifat mamanya sangat berubah.

Ya, yang Alea ketahui dari papanya, dokter itu memberitahu kepada papanya, bahwa saat ini mama nya sedang lupa ingatan untuk sementara waktu karena shok, akibat kecelakaan tunggal dan benturan keras yang terjadi di kepala mamanya.

Walaupun Alea cukup sedih mendengar kondisi dari mamanya itu, entah mengapa saat melihat perlakuan mamanya tadi, ia malah menjadi berharap bahwa mamanya bisa lupa ingatan untuk waktu yang lama. Apakah Alea jahat telah berpikir seperti itu?

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!