NovelToon NovelToon

Pusaka Pedang Tabut

#1 PROLOG. Legenda sebuah pusaka.

Tersebut lah di masa dahulu kala,

Dimana masih banyak nya orang-orang yg ingin menjadi sosok yg harus di hormati oleh yg lain nya dengan kemampuan di miliki nya melalui sebuah kesaktian yg di miliki nya dan tidak jarang , orang -orang seperti ini acapkali melakukan tirakat atau pun tapa brata demi berhasil dalam mencapai cita-cita nya itu.

Dan ada seseorang yg memang tidak berkeinginan akan hal tersebut tetapi malah diri nya lah yg akan mendapatkan kelebihan tersebut.

Di suatu masa , dimana masih banyak orang yg percaya dengan sebuah senjata pusaka yg dapat merubah jalan hidup nya.

Di saat itu pula tersiar kabar bahwa sebuah senjata pusaka telah menghilang.

Senjata pusaka tersebut berupa pedang , pedang tabut nama pusaka tersebut.

Bagi sebahagian orang senjata pusaka ini akan dapat merobah nasib seseorang karena kesaktian nya.

Sebab pusaka pedang tabut ini adalah senjata pusaka milik kerajaan.

Dan saat ini pemilik pedang pisaka tersebut yg tiada lain adalah sang raja telah mangkat , bersamaan itu pula , pedang pusaka tersebut menghilang dari bangsal pusaka milik kerajaan.

Sebenar nya berita ini diketahui oleh hanya sebahagian kecil saja pihak istana lah yg mengetahui nya , namun entah mengapa dengan sangat cepat sekali kabar itu tersiar luas di kalangan khalayak umum dan membuat orang-orang berlomba-lomba untuk mendapatkan nya termasuk sang Patih kerajaan sendiri pun berhasrat akan piyandel kerajaan ini.

Kekacauan pun terjadi baik di dalam dan luar istana bahkan sampai jauh ke negeri seberang.

Mereka berlomba-lomba untuk mendapatkan senjata pusaka ini.

Satu yg perlu di ketahui , sering kali , pedang pusaka inilah yg akan mencari jodoh nya sendiri.

Seperti yg telah terjadi pada diri sang Maharaja Prabhu Aria Agra Semantik.

Dahulu kala pedang tabut sendiri lah yg datang pada nya dalam sebuah tirakat yg di jalani nya di dalam sebuah goa.

Namun sesuai dengan kodrat nya , setelah cukup sepuh Sang Maharaja Aria Agra Semantik pun telah mangkat tanpa meninggalkan seorang putra hanya ada tiga orang putri yg di miliki nya.

Ketiga putri nya ini pun tidak memiliki kemampuan seperti kemampuan sang Maharaja.Prabhu Aria Agra Semantik.

Walaupun demikian , kecantikan ketiga putri Maharaja sang Prabhu Aria Agra Semantik ini tidak ada banding nya di kerajaan Mudragha ini.

Dari putri pertama nya yg bernama , Putri ayu Eka Rinjani , baru kemudian putri kedua nya Putri ayu Dwi Shintani.

Akan tetapi yg paling tercantik diantara ketiga nya adalah putri bungsu nya yg bernama Putri ayu Tri Andini.

Putri nya yg ketiga ini memang masih berusia sangat belia yaitu masih remaja , akan tetapi kecantikan nya sampai tersiar ke seberang pulau.

Selain cantik , Putri ayu Tri Andini memiliki sikap yg sangat baik pula, tutur bahasa nya lemah lembut, tidak pernah menyakiti perasaan orang lain termasuk emban nya sendiri.

Dan di saat mangkat nya sang orang tua , yg paling sedih sekali adalah Putri ayu Tri Andini.

Ia memang sangat dekat dengan sang ayah.

Meski demikian seisi istana pun menjadi tidak menentu sepeninggal Maharaja sang Prabhu Aria Ageng Semantik dan juga pedang pusaka Tabut.

Kekacauan dan selisih paham sering kali mewarnai kepemimpinan dalam istana kerajaan. Sepeninggal dari raja nya tersebut.

Dan di luar kerajaan sendiri , kalangan dunia persilatan pun menjadi tegang, di sebabkan dengan keinginan mereka menguasai senjata pusaka Pedang Tabut tersebut.

Mereka berharap dapat menjadi pengganti Maharaja Sang Prabhu Aria Agra Semantik.

Bagaimana kisah selanjut nya,.......!?

#1. Desa Semenyih.

Di sebuah kaki bukit nan hijau terdapat lah sebuah desa yg cukup ramai penduduk nya.

Namun desa tersebut merupakan desa yg jauh dari pusat kota , apalagi dari sebuah kota kerajaan.

Dan di sana hidup lah seorang pemuda yg masih berusia sangat belia sekali.

Pemuda tersebut tinggal sebatang kara di sebuah gubuk reot semenjak di tinggal mati oleh kakek nya beberapa purnama silam.

Pemuda tersebut sebenarnya memiliki wajah dan perawakan yg cukup tampan dan atletis.

Akan tetapi diri nya acapkali tidak dianggap di desa nya ini , desa Semenyih ini.

Memang pemuda itu dahulu, saat masih berusia sangat kecil pernah tertangkap tangan mencuri sebuah ketimun milik salah seorang warga desa Semenyih ini.

Dan sejak saat itu , diri nya menjadi selalu kambing hitam setiap ada yg kehilangan di desa tersebut.

Memang dahulu pemuda ini masih bisa di selamatkan oleh kakek nya yg merupakan sesepuh desa Semenyih ini.

Perkataan dari lelaki tua yg bernama Gandapuro tersebut masih di hormati dan di dengar oleh para warga desa termasuk tetua desa yg bernama Ki Buyut Wara.Sehingga pemuda itu pun masih selamat dari amuk warga.

Namun kini sejak kepergian dari eyang nya tersebut, pemuda yg bernama Diwandaka ini menjadi lebih sering mendapatkan ancaman , cacian dan juga umpatan darj para warga desa yg memang tidak menyukai nya pada umum nya.

Padahal sebenar nya pemuda yg bernama Diwandaka ini adalah pemuda yg sangat baik hati nya.

Memang benar dahulu , saat ia masih kecil memang pernah mengambil milik orang lain yaitu sebuah ketimun , namun itu pun di lakukan nya karena diri nya merasa kehausan setelah bermain seharian di sebuah padang luas yg tidak terlalu jauh dari desa tersebut.

Ini ia ungkapkan kepada kakek nya, eyang Ganda Puro saat di tanyai oleh eyang nya tersebut.

Hati Diwandaka semakin hari semakin bertambah sedih semenjak di tinggalkan oleh oleh kakek nya itu.

Sering kali ia menyendiri memikirkan nasib nya yg amat malang itu.

Tidak seperti kebanyakan pemuda di desa nya yg merasa gembira dengan dapat bermain bersama teman- teman sebaya nya , tanpa harus mendapatkan larangan dari orang tua mereka masing-masing.

Kalau Diwandaka tidak demikian.

Pemuda ini sudah terbiasa akan pergi ke hutan atau pun ke sungai seorang diri sambil membawa busur dan anak panah nya.

Senjata itu lah yg menjadi teman setia nya kemana pun ia pergi.

Apalagi saat berburu binatang di sebuah hutan atau pun sekedar menangkap ikan di sungai demi mengganjal perut nya.

Busur dan anak panah inilah yg menjadi pedamping setia nya.

Padahal sebenar nya , cita-cita pemuda ini amat tinggi , ia berharap untuk dapat menjadi seorang prajurit di kerajaan Basura seperti kebanyakan cita-cita dari para pemuda desa Semenyih ini.

Akan tetapi tampak nya cita-cita nya itu akan ia kubur bersama dengan di kubur nya sang kakek.

Sebab untuk menjadi seorang prajurit di kerajaan Basura , seseorang di wajibkan memiliki ilmu bela diri yg mumpuni di karenakan pendadaran nya yg teramat sulit.

Di dalam kesendirian nya , Diwandaka terkadang bermenung seorang diri dan seolah berkata kepada sang maha kuasa bahwa diri nya tidak sepantasnya mendapatkan nasib sedemikian buruk tersebut.

Ia sering kali memandangi wajah nya di sebuah kolam air yg ada di dekat gubuk nya tersebut.

Ah, ternyata wajah ku tidak lah terlalu menakutkan, akan tetapi mengapa penduduk desa Semenyih ini amat membenci ku seperti melihat hantu saja setiap kali berpapasan dengan ku.

Itu lah pertanyaan yg selalu menggelayuti di dalam pikiran nya.

Bahkan bila harus berpapasan dengan gadis-gadis desa, ia harus bersembunyi ke balik semak belukar atau pun pohon yg banyak terdapat di desa nya ini.

Untuk itu lah setiap kali keluar dari dalam gubuk nya pemuda ini menggunakan topi lebar yg dapat menutupi sebahagian wajah nya.

Dalam hati pemuda ini bertekad untuk meninggalkan desa Semenyih dan pergi sejauh-jauh nya dari sana.

Ia merasa tidak memliki pengharapan lagi untuk tinggal di tempat tersebut meskipun amat berat untuk meningggalkan nya.

Tetapi di karenakan diri nya tidak memiliki apa pun lagi termasuk kepandaian dalam hal ilmu silat dan bela diri , ia merasa akan menjadi seorang pecundang saja bila harus tetap memaksakan diri hidup di desa Semenyih.

Dengan tekad yg bulat , di suatu pagi nan cerah, pemuda itu pun melangkahkan kaki nya meninggalkan desa Semenyih yg terdapat di sebuah kaki bukit ini dan termasuk ke dalam wilayah kerajaan Basura.

Tekad pemuda itu sudah bulat, ia tidak ingin dianggap sampah di desa nya , meskipun dengan langkah yg sangat berat , pemuda ini pun menjauhi gubuk nya tersebut.

Walaupun dengan demikian , ia tidak memiliki tujuan yg jelas dan hanya mengikuti langkah kaki nya kemana menuju.

Pada mula nya , ada dalam niatan pemuda ini untuk menuju pusat kota kerajaan Basura yg berada di utara desa nya itu, akan tetapi hal tersebut urung ia lakukan di sebabkan diri nya tidak memiliki apa-apa untuk diandalkan berjuang hidup di sebuah kota besar seperri kota Basura itu.

Dan lagi pula disana banyak terdapat warga desa Semenyih yg telah menjadi seorang prajurit atau pun saudagar yg sukses, tentu mereka akan mengenali nya dan akan menghina nya pula.

Dengan langkah gontai, pemuda ini terus menyusuri jalanan menuju ke arah barat tanpa membawa apa-apa , terkecuali senjata panah dan busurnya serta sebuah pisau panjang yg terselip di pinggang nya.

Tak terasa hampir seharian ia berjalan dan tatkala senja menyapa, pemuda ini pun mulai kebingungan , dimana ia harus menginap malam itu.

Di tatap nya arah ke depan, semburat cahaya menrari yg memerah ke kuning-kuningan semakin merendah.

Dimanakah aku harus beristrahat malam ini tanya nya dalam hati.

Mata nya ia edarkan guna mencari tempat yg baik guna beristrahat.

Pada akhir nya matanya itu tertumbuk pada sebuah pohon yg cukup besar yg berada di sisi sebelah kanan nya.

Pesan eyang, aku harus beristrahat di sebuah tempat yg aman dan itu ada di atas sebuah pohon, sebab akan terlindung dari serangan binatang buas yg kemungkinan nya dapat melintas kapan pun itu , tisak terkecuali pada saat tertidur.

Demi mengingat pesan sang kakek, Diwandaka pun berjalan mendekati pohon besar tersebut.

Setiba nya di bawah pohon tersebut, ia pun melihat cukup banyak buah yg berserakan di atas tanah.

Ah, lumayan lah untuk mengganjal perut ku malam ini, seru nya dalam hati yg kegirangan mendapati banyak buah yg ada di bawah pohon besar ini.

#2 Desa Semenyih.

Dengan cukup cekatan Diwandaka kemudian membelah salah satu buah yg berserakan itu.

Buah yg bulat sebesar kepala orang dewasa dan berwarna hijau itu pun terbelah dengan pisau panjang nya , Diwandaka segera menyantap nya.

" Huh,. Puihh,..pahit amat !" seru Diwandaka sambil mengeluarkan isi buah dari dalam mulut nya yg tadi sempat di makan nya.

Pemuda ini terkaget-kaget dengan rasa pahit yg di keluarkan oleh buah yg di makan nya ini.

Mungkin yg berwarna kuning itu tidak pahit sebab telah matang , berkata dalam hati Diwandaka dan kembali.

Namun setelah ia mencoba lagi buah tersebut, rasa nya tetap sama, pahit.

Hehh, ternyata sama saja , buah ini memang rasa nya pahit, aku harus mencari binatang buruan saja agar bisa mengganjal perut ku malam ini, berkata dalam hati Diwandaka.

Tanpa pikir panjang , pemuda ini pun segera memeriksa keadaan sekitar tempat itu sambil mengeluarkan busur dan anak panah nya.

Tetapi sampai mentari benar-benar tenggelam di ufuk barat, ia tidak juga menemukan apa yg di cari nya.

Buru-buru pemuda itu pun kembali lagi ke tempat nya semula.

Ia pun mulai memanjat pohon yg memiliki buah yg rasa nya pahit itu.

Meski dengan susah payah, akhir nya ia pun dapat mencapai dahan pohon tersebut dan langsung duduk di atas nya.

Lumayan lah, dari sini sudah cukup jauh dari atas tanah, tidak mungkin binatang buas akan mampu mencapai tempat ini , kata nya lagi dalam hati.

Dengan cepat pemuda ini pun segera merebahkan tubuh nya di atas dahan pohon yg memang cukup besar tersebut sambil tidak lupa melepaskan busur dan anak panah nya dan di taruh nya di salah satu ranting pohon yg tidak berada jauh dari nya.

Tidak terlalu lama , telinga nya yg cukup tajam segera mendengar ada sesuatu yg berisik dari arah sebelah kiri nya.

Pemuda ini segera menoleh dan,

Heh, ternyata ada seekor kancil, lumayan lah untuk mengganjal perut ku malam ini, berkata dalam hati Diwandaka sambil tangan nya meraih senjata nya.

Hufhh,

Diwandaka siap dengan bidikan nya, anak panah itu sudah di tarik nya dan ,

Shiiieett,

" Jlebbbh "

Melesat lah anak panah itu dengan begitu cepat nya dan langsung menyasar tubuh kancil yg sedang berjalan tersebut.

Tanpa mengeluarkan suara nya , binatang itu pun jatuh terjerembab di atas rerumputan dengan dada nya tertembus anak panah yg tadi telah di lepaskan oleh Diwandaka.

Hati pemuda ini sangat girang , ia pun segera meluncur turun dari atas pohon tersebut guna mengambil hasil bidikan nya tadi.

Memang tidak terlalu jauh tempat nya , sehingga dalam sekejap saja ia pun telah kembali lagi.

Agak kebingungan juga pemuda ini setiba nya di tempat semula tadi, ia merasa takut jika berada di bawah pohon tersebut dengan berlama-lama sebab malam sudah turun dan kegelapan pun menyelimuti tempat tersebut.

Ah, bagaimana ini , tidak mungkin aku berlama-lama di bawah sini, aku takut bila ada binatang buas yg melintas dan akan memangsa diri ku, apa yg harus ku lakukan ? bertanya ia dalam hati.

Cukup lama juga ia berpikir, namun akhir nya ia putuskan untuk membawa binatang itu naik ke atas pohon walaupun agak sulit tetapi dengan semangat nya ia pun akhir nya berhasil.

Huhh , lumayan lelah juga memanjat pohon ini, di tambah lagi binatang ini, kata nya dalam hati.

Meski dengan demikian, ia pun dapat menikmati daging kancil yg tadi di dapatkan nya, tetapi cukup sedikit ia makan sebab pemuda ini tidak terbiasa memakan daging mentah, ini terpaksa di lakukan nya karena memang diri nya merasa sangat lapar.

Setelah beberapa potong daging kancil mentah itu masuk ke dalam perut nya, Diwandaka pun langsung merebahkan tubuh nya lagi.

Huaahhh, ah, sebaik nya aku tidur saja , besok baru melanjutkan perjalanan lagi.

Sehabis berkata demikian ia pun pulas tertidur.

Dalam tidur nya ini ia pun mengalami yg nama nya mimpi.

Pemuda itu berada di sebuah tempat yg cukup asing bagi nya.

Ada banyak orang berlalu lalang dengan senyum yg ramah, dan di sebuah alun- alun yg cukup luas ia pun melihat ada tiga orang perempuan cantik yg lagi duduk di sebuah panggungan dengan begitu anggun nya.

Ketika matanya masih di manjakan oleh kecantikan dari tiga orang gadis yg bak dewi dari kayangan, tiba- tiba saja ia mendengar suara yg menggema begitu kerasnya,

" Anak ku, Diwandaka,..berjalan lah terus ke arah barat, larungi lah sebuah lautan, nanti di ujung dari pulau itu kau akan mendapatkan apa yg telah menjadi mimpi mu ini, dan jangan lupa, cari dan dapatkan lah sebuah senjata pusaka yg bernama pedang tabut, engkau akan menjadi seseorang yg tidak akan di rendahkan lagi seperti sekarang ini, nasib dan takdir mu ada di pulau seberang, berjuang lah anak ku"

Itu lah suara yg di dengar oleh Diwandaka, pemuda ini segera bertanya,

" Siapa kah diri mu, mengapa engkau menyebut ku sebagai anak mu, siapa kah diri mu tolong jelaskan?" tanya Diwandaka dengan suara yg cukup keras.

Ia memang melihat seorang yg gagah dan duduk di atas sebuah singgasana dengan memakai mahkota di atas kepala nya , mahkota itu terbuat dari emas , dan di beberapa bagian nya terdapat pula berlian dan mutiara yg berkilauan.

Membuat silau pandangan mata dari Diwandaka.

Tetapi pertanyaan itu tidak di jawab oleh orang yg duduk di atas singgasana tersebut.

Wajah orang tersebut malah tersenyum dengan khas nya sambil melambaikan tangan nya kepada Diwandaka.

Dengan semakin penasaran, Diwandaka bertanya lagi kepada orang tersebut , tetapi tidak ada jawaban sampai tubuh orang tersebut menghilang dari pandangan mata Diwandaka.

Siapa kau sebenar nya, siapa kau sebenar nya ,

Itulah pertanyaan yg di ajukan oleh Diwandaka berulang kali hingga ia pun terjaga dari tidur nya.

Ternyata mentari pun sudah mulai mengintip dari ufuk sebelah timur.

Hehh, ternyata aku sedang bermimpi , berkata Diwandaka dalam hati.

Ia pun mengerjapkan mata nya beberapa kali , dan alangkah terkejut nya pemuda itu.

Hahh, seekor macan belang yg cukup besar, seru nya kaget setengah mati.

Tidak jauh dari tempat nya berada ini ada seekor binatang buas sang penguasa hutan rimba yg tampak duduk dengan tenang nya.

Arah kepala binatang itu memang mengahadap ke arah Diwandaka berada.

Pemuda ini jadi kebingungan karena nya.

Ia sangat takut dengan raja rimba ini, kedua kaki nya tampak gemetaran tanpa sadar nya.

Apa yg harus ku perbuat guna mengusir binatang itu, tanya nya dalam hati.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!