“Terima kasih Yasmin. Aku sangat menyukai bajunya.” Seorang gadis tampak sedang berputar-putar di depan kaca besar di sebuah butik pengantin yang terdapat di kota Doha Qatar. Gadis tersebut tampak senang dengan gaun pengantin mewah yang merupakan rancangan dari Yasmin.
“Aku senang kalau anda senang, Putri Hasha,” senyum Yasmin yang berdiri di belakang gadis yang dipanggilnya Putri Hasha.
“Pasti Emir Farouq akan senang dan semakin tergila-gila padaku dengan gaun yang sangat indah ini.” Putri Hasha menoleh ke arah Yasmin. “Lagipula, tubuh aku kan memang molek dan indah.”
Yasmin hanya tersenyum profesional karena dirinya sudah terbiasa mendengar sindiran tentang kondisi tubuhnya. Ya, Yasmin sangat gemuk meskipun tingginya 170 sentimeter namun karena dia gemuk jadi terlihat seperti karung gandum. Gadis berusia 25 tahun itu memang sudah berusaha berolahraga, diet ketat namun akhirnya dia terdampar di rumah sakit dan minum berbagai suplemen pelangsing tubuh, tapi tidak ada yang berhasil. Wajah Yasmin sebenarnya cantik namun karena pipinya ikut chubby membuat kecantikannya seperti teralihkan.
Yasmin yang memang suka dengan desain pakaian terutama gaun pengantin, sudah bertekad akan menjadi desainer terkenal di Doha. Cita-citanya dia akan membuat para gadis bahagia di hari pernikahannya.
POV Tentang Yasmin
Yasmin berasal dari keluarga yang sangat membedakan kasih sayang. Adik perempuan Yasmin, Shantal, tinggi langsing dan cantik hingga banyak agen model menggunakan jasanya untuk memamerkan produk mereka. Kedua orangtuanya sangat membanggakan adiknya tapi mereka juga sering menyindir bentuk tubuh Yasmin yang seperti sapi kurban.
“Kamu itu memang gadis tidak bisa merawat diri … Pantas gendut macam sapi !” Ejek Ali ayahnya.
“Memang. Kamu tidak bisa merawat diri. Lihat adik kamu itu jauh lebih cantik tapi kamu?” Timpal Taslima.
Yasmin hanya diam mendengar ucapan-ucapan yang menusuk hati setiap hari.
“Aku kan memang lebih cantik dari kakak yang tidak bisa apa-apa, hanya bisa makan saja,” ujar Shantal sambil mengibaskan rambut coklat panjangnya ke wajah Yasmin yang sedang menyiapkan makan pagi.
Soal pendidikan juga mereka membedakan dan Yasmin cukup tahu diri jika keluarganya tidak akan menerima dirinya kecuali sebagai bahan ejekan. Yasmin disekolahkan di sekolah paling jelek di Doha sementara Shantal di sekolah yang bersama dengan para kaum bangsawan dan anak orang kaya. Merasa dirinya tidak akan bisa maju, Yasmin pun keluar dari rumah di usianya ke 15 tahun dan mulai mencari pekerjaan apapun asalkan halal. Yasmin pun berjalan di sekitar daerah pertokoan elite karena pasti mereka membutuhan pegawai serabutan. Yasmin pun tidur di apartemen jelek di daerah kumuh yang sesuai dengan uang tabungannya.
Suatu hari, Nyonya Dariah Al Salam melihat seorang gadis remaja dengan wajah berantakan dan tubuhnya yang gemuk, berdiri di depan butiknya. Wanita yang berprofesi sebagai desainer gaun pengantin itu lalu menghampiri gadis tersebut.
“Apakah kamu baik-baik saja ?” Tanya Nyonya Dariah.
“Nyonya, apakah nyonya membuka lowongan pekerjaan ? Saya bisa bersih-bersih rumah, memasak dan semua pekerjaan rumah tangga lainnya.” Gadis remaja dengan mata coklat besar dan rambut hitam tebal itu menatap wajah nyonya Dariah dengan penuh harap.
Nyonya Dariah sebenarnya tidak perlu pembantu lagi tapi melihat gadis ini sepertinya pergi meninggalkan rumah, akhirnya memberikan pekerjaan pada Yasmin. Pilihannya tidak salah karena Yasmin adalah gadis yang cekatan dan pembersih hingga suatu hari, Nyonya Dariah memergoki Yasmin mendesain sebuah gaun pengantin dengan detail yang sangat compilcated. Desainer itu mulai mencari tahu passion Yasmin.
“Jadi kamu ingin menjadi desainer ?” Tanya Nyonya Dariah pada Yasmin yang tertunduk takut karena membuat desain lebih bagus dari milik bosnya.
“I… iya nyonya,” jawab Yasmin gugup.
Nyonya Dariah melihat rancangan Yasmin yang memang masih kasar tapi dia melihat banyak potensi di sana. Sebagai desainer berpengalaman, dia cukup tahu bakat, visi dan kemampuan otak empat dimensi yang dimiliki seorang desainer itu adalah hal yang langka. Gadis ini hanya butuh dorongan secara akademik.
“Bagaimana jika kamu aku sekolahkan ke ESMOD di Paris? Jangan khawatir, aku yang akan mensponsori kamu. Soal kedua orang tua kamu, aku rasa mereka tidak perduli soal kamu. Jadi kamu akan aku angkat jadi anakku. Apalagi aku memang membutuhkan pewaris dan kamu memiliki potensi itu.” Nyonya Dariah menatap serius ke Yasmin.
“Saya mau Nyonya !”
Yasmin beruntung mendapatkan bos yang baik dan melihat potensi gadis itu hingga dia menyekolahkan Yasmin di sekolah mode terkenal ESMOD Paris. Yasmin benar-benar ditempa dengan lingkungan. Dirinya yang tadinya hanya bisa berbahasa Arab dan Inggris, berkat kuliah di Paris dan tekad yang kuat, Yasmin fasih berbahasa Perancis dan Italia.
Lulus dari ESMOD, Yasmin kembali ke Doha dan bekerja di butik itu hingga menjadi desainer utama. Ketika Nyonya Dariah meninggal, dia menyerahkan semua asetnya untuk Yasmin dan sekarang, nama Yasmin Raihana Samreen menjadi salah seorang desainer gaun pengantin terkenal di Doha namun berbanding terbalik dengan desainnya yang cantik-cantik untuk pernikahan, Yasmin tidak ada niatan untuk menikah.
Disaat namanya mulai naik daun, keluarganya pun tetap menghina dirinya bahkan dengan entengnya bilang “Biar saja dia menjadi desainer gaun pengantin seumur hidupnya toh dia juga tidak kan menjadi pengantin. Lihat saja badannya macam lembu !” Ucap ayah dan ibunya jika ditanya para tetangga.
Siapa juga pria yang mau gadis gendut macam aku?
POV Selesai
“Terima kasih Yasmin. Datang besok pas acara aku kan ?” Tanya Putri Hasha sambil mengeluarkan kartu hitamnya untuk membayar gaun pengantinnya.
“Saya harus datang bukan ? Siapa lagi yang akan mendandani anda, tuan Putri,” senyum Yasmin manis sembari menggesekkan kartu hitam itu.
“Aku tunggu.” Gadis itu berjalan keluar dari butik Yasmin usai menerima kartunya kembali dengan dikawal empat bodyguard wanitanya.
Yasmin menghela nafas panjang karena sudah selesai tugasnya mengurus putri manja itu.
“Bu Yasmin tidak apa-apa?” Tanya Fatimah, asisten Yasmin sejak awal dia mulai karier sebagai desainer.
“Kenapa Fatimah ?” Balas Yasmin sambil membereskan baju yang tadi dicoba oleh Putri Hasha bersama dengan Fatimah.
“Tadi Bu Yasmin disinggung bentuk tubuhnya. Lah saya apa kabar?” Jawab Fatimah yang memang Pendek dan gemuk.
Yasmin hanya tersenyum santai. “Disyukuri saja kita sehat dan bisa berkarya .”
Fatimah menatap bosnya yang sebenarnya cantik tapi tidak suka menonjolkan kecantikannya.
“Bu, apa ibu tidak ingin menikah ? Setiap hari ibu selalu membuat gaun pengantin tapi tidak pernah memikirkan diri sendiri …”
Yasmin tertawa. “Siapa juga yang mau gadis gendut macam kita, Fatimah. Pria itu yang dilihat adalah fisiknya bukan inner beauty yang dimiliki wanita itu.”
***
Yuhuuuu up Siang Yaaaaaaaa
Thank you for reading and support author
Don't forget to like vote and gift
Tararengkyu ❤️🙂❤️
Di sebuah restauran high end di kota Doha Qatar, Kaysan hanya menatap dua teman SMA nya yang sibuk mengomentari para gadis maupun wanita yang berada disana. Mereka berada di ruang VIP yang berada dalam ruang kaca besar yang uniknya, menjadi kaca dua sisi macam ruang interogasi. Orang lain tidak bisa melihat siapa yang ada di ruangan itu tapi yang didalam bisa dengan bebasnya melihat semua pemandangan.
“Dih, bajunya norak pula. Sudah tahu bodynya macam kuda nil, eh malah pakai baju besar … Semakin memperlihatkan ke kuda Nil nya…” ejek Iqbal yang merupakan pegawai bank Qatar.
“Sepertinya mau diapain saja tidak ada yang bisa menjadikan dia menarik…” timpal Malawi yang bekerja di Qatar Airways sebagai seorang manajer keuangan.
“Guys, seriously… Jangan body shaming,” pinta Kaysan sambil menyesap teh saffron nya.
“Oh come on, Kay. Harusnya kaum wanita itu mawas diri dengan penampilannya. Masa datang ke restoran high end begini pakai baju macam itu?” Iqbal menunjuk ke arah wanita yang memakai baju sedikit … norak.
Kaysan tahu kalau baju yang dikenakan wanita itu tidak pantas tapi mereka bertiga terkejut saat baju itu ternyata sebuah jaket dengan warna berantakan saat dibuka. Di balik jaket norak itu, wanita itu mengenakan gaun berwarna hitam yang sepertinya guna mengkamuflase tubuh gemuknya.
“Pantas pakai baju norak, lha bodynya begitu …” ejek Iqbal.
Kaysan melihat wanita itu berdiri dan tersenyum saat melihat seseorang yang datang. Wanita itu pun bersalaman dengan orang yang datang itu lalu duduk secara bersamaan.
Ketiga orang di ruang VIP itu melihat wanita yang menjadi obyek pembicaraan memperlihatkan beberapa folder dari iPadnya.
“Aku rasa dia seorang pengusaha wanita yang kurang melek fashion,” ucap Kaysan.
Iqbal dan Malawi menatap Kaysan.
“Bagaimana kalau kamu mendekati dia ?” Usul Iqbal.
“Hah?”
“Kita taruhan. Aku tidak melihat adanya cincin kawin di jari wanita gendut itu. Bagaimana jika kamu dekati dia, buat sampai dia mau menikah denganmu. Kan kakakmu Rauf sudah menikah, adikmu juga. Tinggal kamu yang belum. Gimana?” Kerling Iqbal.
“Aku tidak mengenalnya !” Elak Kaysan.
“Berarti kamu Emir pengecut ! Kakak iparmu, Diana, kan cantiknya minta ampun. Adikmu, Aghnia juga tidak kalah cantik. So, harus berbeda dong. Kamu bawa wanita yang tidak seperti dua wanita di istana kamu. Wanita yang gendut dan tidak terlalu menarik.” Malawi menatap tajam ke Kaysan.
“Berani berapa?” Tantang Kaysan.
“Kita akan membayar kamu $1,000,000 kalau bisa menikahinya.” Iqbal dan Malawi saling melakukan tos.
“Kalau tidak bisa?” Tanya Kaysan.
“Kamu bayar $500,000.”
Kaysan mengambil ponselnya. “Aku bayar kamu $500,000 sekarang juga !”
“Eh tidak bisa! Itu namanya kamu menyerah sebelum maju perang ! Apaan tuh ?” Tolak Malawi.
Kaysan cemberut. Sialan ! “Oke deal ! Wanitanya aku pilih sendiri kan?”
“Nooooo, harus dia !” Seru Iqbal dan Malawi sambil menunjuk ke wanita yang sedang asyik berdiskusi.
Kaysan hanya memasang wajah dingin.
Sementara obyek ghibah itu tetap sibuk dengan pekerjaannya, tidak tahu jika dirinya menjadi bahan taruhan oleh tiga pria yang ada di ruang VIP di belakangnya.
“Aku mau acaranya sangat intimate dan spesial, Yasmin …” ucap wanita yang duduk di depan obyek ghibah serta taruhan Kaysan, Iqbal dan Malawi.
“Jadi gaun pengantinnya yang seperti ini …” Yasmin memperlihatkan desainnya dan kliennya itu sangat bersemangat.
“Ah cocok ini Yasmin. Berapa lama jadinya?”
“Sekitar satu bulan. Pernikahan anda masih dua bulan lagi bukan?” Senyum Yasmin.
“Pas itu. Oke Yasmin. Deal !”
“Dua Minggu lagi, anda saya hubungi untuk fitting kasar lalu seminggu lagi lalu tiga hari sebelum hari H. Bagaimana?” Tanya Yasmin sambil mencatat di agenda digitalnya.
“Setuju!”
Yasmin pun mengobrol sambil menikmati snack dan teh lalu kliennya pun berpamitan pergi. Yasmin masih berada disana sambil mencatat poin-poin pertemuannya.
Tiba-tiba sebuah bayangan menimpa dirinya yang menghalangi sinar matahari sore. Yasmin menengadahkan wajahnya dan melihat seorang pria dengan wajah tampan dan dingin, berdiri di hadapannya.
“Ada yang bisa saya bantu, tuan ?” Tanya Yasmin yang sedikit terhalang bayangan intimidasi pria itu.
“Maukah berkencan denganku?”
Yasmin melongo dan tampak bingung dengan ucapan pria itu.
"Excuse me?" balas Yasmin. "Apakah anda sedang mabuk tuan?"
Kaysan tidak mengacuhkan ucapan Yasmin lalu duduk di hadapan Yasmin dan gadis itu terkejut karena pria itu adalah Emir Qatar.
"Tu ... tuan Emir Khalid ?" bisik Yasmin gugup.
"Sekarang, kamu mau berkencan denganku?" tanya Kaysan lagi dengan sorot mata dingin.
"Maaf tuanku tapi saya ...."
"Siapa nama kamu?"
"Yasmin ...."
"Nama lengkap ?"
"Yasmin Raihana Samreen. Tapi tuan ...."
"Apa pekerjaan kamu?"
"Saya desainer gaun pengantin, tuan."
"Punya butik? Atau penjahit lepas?"
Yasmin cemberut. Menghina sekali Emir satu ini! "Saya punya butiknya."
"Namanya ?"
Yasmin memberikan kartu namanya ke Kaysan yang menerimanya dan melihatnya dengan wajah meremehkan.
Rasanya ingin aku tendang kakinya ! - batin Yasmin.
"Al Salam ya ? Hhhmmm ... Jadi kamu sekarang desainernya? Rasanya dulu waktu Aghnia menikah, masih Nyonya Dariah ... " gumam Kaysan.
"Umi Dariah sudah meninggal dan saya yang memegangnya sekarang," jawab Yasmin sopan meski dirinya sebal dengan Emir di depannya. Itulah kenapa dirinya tidak pernah nyaman dengan orang kalangan atas karena mereka sering tidak menghargai orang yang levelnya dibawah mereka.
"Innalilahi," ucap Kaysan. "Maaf aku tidak tahu."
Yasmin hanya diam saja.
"Oke Yasmin. Besok aku akan ke tempatmu." Kaysan pun berdiri. " Pikirkan dari sekarang. Kamu mau kita kencan dimana besok !" Pria itu pun berjalan meninggalkan Yasmin yang melongo.
"A ... Apa ?" Yasmin sampai tidak bisa berkata-kata saking kagetnya. Sepertinya ini tidak mungkin terjadi ! Bagaimana bisa seorang Emir Qatar yang menjadi satu-satunya eligible bachelor, idaman semua wanita lajang di Qatar dan berbagai dunia, mengajak dirinya kencan?
Yasmin menggelengkan kepalanya. Sepertinya Emir Qatar harus dicek otaknya !
***
"Bagaimana? Dia mau?" tanya Iqbal dan Malawi saat Kaysan masuk ke dalam ruang VIP.
"Tidak perlu terburu-buru. Paling dia akan jatuh ke pesonaku sebentar lagi dan aku ... Akan mendapatkan uang $ 1 juta dari kalian berdua ! Bersiaplah wahai manusia-manusia kurang akhlak !" ucap Kaysan jumawa.
"Hei, kalau kamu bilang kami kurang akhlak, bagaimana dengan kamu ?" ejek Malawi.
Kaysan hanya tersenyum sinis. "Aku lebih sopan dari kalian. Setidaknya, aku berusaha gentleman."
Dua temannya terbahak. "Kamu tidak akan menang Kay !"
Kaysan hanya menoleh ke arah Yasmin yang membereskan barang bawaannya.
Yasmin Raihana Samreen. Kamu adalah tiket aku mendapatkan uang taruhan dua dodol ini!
***
Visualnya Kaysan dan Yasmin
***
Yuhuuuu up Sore Yaaaaaaa gaeeesss
Thank you for reading and support author
don't forget to like vote and gift
Tararengkyu ❤️ 😊 ❤️
Yasmin kembali ke butiknya dan melihat ada keributan disana, membuat gadis itu pun bergegas masuk. Yasmin terkejut saat melihat ibu dan adiknya marah-marah ke para pegawainya entah kenapa.
"Ada apa ini?" bentak Yasmin yang tidak suka ada orang yang ribut di butiknya.
"Heh sapi ! Bilang sama pegawai kamu ini ! Adik kami mau pinjam gaun pengantin itu tapi tidak diijinkan! Padahal untuk pemotretan lusa !" ucap Taslima, ibu Yasmin dengan wajah angkuh.
"Gaun yang mana?" tanya Yasmin ke asistennya Fatimah.
"Yang itu Bu. Padahal itu kan milik Putri Aghnia yang sengaja disimpan disini," bisik Fatimah, asisten Yasmin.
Desainer itu mengangguk karena gaun yang dibuat Dariah untuk princess Aghnia Khalid saat menikah dengan Mark Becker, memang sengaja diberikan putri Alexander Khalid dan Kalila Al Jordan, untuk disimpan. Menjadi bukti bahwa butik ini langganan keluarga Emir Khalid.
"Maaf tidak bisa!" jawab Yasmin tegas ke ibu dan adiknya.
"Pelit amat ! Pinjam saja tidak boleh !" cebik Shantal.
"Memang tidak boleh ! Gaun itu milik princess Aghnia ! Apa kamu mau tanggung jawab kalau terjadi apa-apa dengan gaun itu?" balas Yasmin geram. Dirinya sudah cukup mendapatkan semua hinaan dari ibu dan adiknya. Dia adalah boss disini! Dia adalah pemilik Al Salam butik! Dan dia akan mempertahankan harga dirinya serta nama baik butik yang dibangun susah payah oleh ibu angkatnya !
"Kamu memang anak tidak tahu diuntung! Pinjam saja tidak boleh !" bentak Taslima hendak ke lemari tempat baju itu disimpan.
"Silahkan jika kalian mau dihukum tuan Emir karena main ambil secara paksa gaun milik putrinya tanpa ijin karena aku tidak pernah mengijinkan. Ada CCTV di dalam sana," balas Yasmin berani. Mau dibilang anak durhaka, terserah! Toh selama ini aku tidak pernah dianggap anak !
Taslima mengurungkan niatnya karena dia tidak mau kena hukuman oleh As'ad Khalid ataupun Alexander Khalid.
"Ayo Shantal ! Kita cari butik lainnya saja ! Sini jelek-jelek !" Taslima menarik tangan anak gadisnya yang dibangga-banggakan keluar dari butik milik Yasmin.
Yasmin menghela nafas panjang setelah kedua orang itu pergi. Semua pegawai Yasmin sudah tahu bagaimana sikap dan perilaku ibu dan adik bossnya. Mereka memang sering seenaknya sendiri, menganggap mereka lebih baik dari Yasmin.
Padahal Yasmin lebih dari mereka.
"Bu Yasmin, apakah ibu benar anak dan kakak kandung mereka? Sikap mereka kok tidak menunjukkan seperti keluarga kandung ibu." Fatimah tadi sudah bersiap membawa jarum ingin menjahit mulut Taslima dan Shantal yang meghina-hina Yasmin.
"Aku sendiri tidak tahu, Fatimah." Yasmin tersenyum ke arah para pegawainya. "Sudah, kita bekerja lagi. Bagaimana pesanan kita sebelumnya? Sebab kita ada pesanan lagi."
"Alhamdulillah .... " Para pegawainya sangat senang jika ada pesanan terus karena sudah pasti mereka akan mendapatkan gaji dan bonus lembur.
"Yuk, kita bekerja."
***
Istana Khalid Doha Qatar
Kaysan berjalan masuk ke dalam istana dengan wajah manyun dan disambut Aghnia yang sedang membawa kopi untuk dibawakan ke suaminya, Mark Becker, yang sedang bertemu dengan As'ad dan Alexander untuk urusan bisnis.
"Kamu kenapa, mas?" tanya Aghnia.
"Tidak apa-apa. Lho kok kamu disini?" Kaysan menatap bingung ke adiknya.
"Mark di dalam sama Daddy dan Oom As'ad, mas," jawab Aghnia.
"Melvin kemana ?" Kaysan mencari keponakannya yang berusia lima tahun.
"Tadi langsung ke istal bersama Isa. Mau berkuda katanya." Aghnia dan Mark memang tidak tinggal di istana utama seperti Kaysan atau Rauf dan Diana. Semenjak Aghnia menikah dengan mantan rocker yang sekarang menjadi CEO Boeing, mereka sepakat untuk tinggal diluar istana utama. Pasangan ini sudah dikaruniai satu anak laki-laki bernama Melvin berusia lima tahun yang cerdas seperti ayahnya.
"Dasar Melvin. Paling hobi ke istal kalau kemari."
"Bang Rauf dan Diana kemana mas ?" tanya Aghnia yang tidak melihat dua sepupunya dengan situasi membingungkan, sepupu tapi juga ipar.
"Ada urusan kerajaan soal pembangunan sekolah baru dan bawa si kembar juga," jawab Kaysan. Rauf dan Diana sudah dikaruniai dua anak kembar, Rasyad dan Rasyid dengan sifat satu mirip ayahnya satu mirip ibunya. Bagi Diana, hidup itu harus adil dan merata. Si kembar sekarang berusia dua tahun dan pihak kerajaan masih bingung siapa nanti akan menggantikan Rauf atau Kaysan nanti karena banyak anak laki-laki yang lahir.
As'ad pun sudah meminta pihak istana untuk tidak meributkan siapa cucunya yang nanti akan memegang Qatar karena ini masih ada Rauf dan Kaysan serta dia masih mau melihat perkembangan kepribadian Melvin dan si kembar R. Belum kalau nanti Kaysan menikah dan punya anak laki-laki juga kan?
"Eh, Aghnia ...." Kaysan memanggil adiknya sebelum masuk ke ruang kerja pamannya.
"Apa mas?"
"Kamu tahu bridal As Salam?"
Aghnia mengernyitkan dahinya. "Mas Kay mau nikah ? Sama siapa?"
"Bukan ... Si Malawi tanya sama aku ... Mana aku tahu," jawab Kaysan dengan muka datar.
"Oh. Aku kan pesan disana mas. Dulu Bu Dariah desainernya, tapi sekarang yang aku tahu dipegang sama anak angkatnya bernama Yasmin kalau tidak salah ... Aku kan tidak terlalu mengikuti soalnya kan masa nikah sama Mark tiap tahun?" kekeh Aghnia.
"Boros tahu !" cebik Kaysan membuat Aghnia terbahak.
***
Keesokan harinya
Yasmin sudah membuka butiknya pagi jam sembilan bersama dengan Fatima. Yasmin memang tinggal di menjadi satu dengan rumah tinggalnya yang di lantai tiga. Butik As Salam memang menempati bangunan tiga lantai dengan dua lantai di bawah dipakai untuk butik.
Yasmin langsung ke ruang kerjanya untuk bekerja untuk membuat desain pelanggannya yang baru dan meminta modelnya sangat tricky.
Suara ketukan di pintu ruang kerjanya terdengar membuat Yasmin mendongakkan wajahnya dan melihat Fatimah di depan.
"Ada apa Fatimah?" tanya Yasmin.
"Bu ... Itu ada ... "
"Ada apa ?" tanya Yasmin.
"Ada Emir Kaysan Khalid."
Yasmin melongo. Apa? Pria itu beneran datang?
"Ada apa Emir Kaysan datang ? Mau pesan gaun pengantin?" Memang mau menikah sama siapa?
"Nggak Bu, katanya mau ketemu sama ibu."
Yasmin menghela nafas panjang. "Baiklah. Aku akan temui Emir Khalid."
Yasmin pun turun dari tangga untuk menemui Kaysan dan gadis itu melihat Emir muda itu tampak cuek duduk di sofa tempat para tamu biasa menunggu.
Kok malah keren pakai baju biasa daripada pakai bhist seperti di foto-foto.
Kaysan menoleh dan melihat Yasmin datang mengenakan sari merah dan selendang kuning. Tubuhnya yang gemuk semakin terlihat dengan baju model begitu.
Gadis ini dibandingkan Aghnia dan Diana memang kalah langsing sih.
Kaysan tahu bagaimana dua saudara perempuannya berjuang menurunkan berat badannya usai melahirkan ditambah mereka biasa olah raga dari kecil dan membuat mereka cepat stabil ditambah mereka mengurus anaknya sendiri.
"Ada perlu apa Emir Khalid ?" tanya Yasmin.
"Sudah kamu pikirkan permintaan aku kemarin?" balas Kaysan.
Yasmin melongo. Lho? Acara kencan itu serius?
***
Yuhuuuu up malam Yaaaaa
Thank you for reading and support author
Don't forget to like vote and gift
Tararengkyu ❤️ 😊 ❤️
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!