...Pada tahun 2008 pertengahan...
Hujan turun deras, mengguyur seisi kota tanpa henti. Kilat sesekali menyambar langit kelam, diikuti gemuruh petir yang menggema. Di tengah hiruk-pikuk jalan raya yang dipenuhi kendaraan berlalu-lalang, seorang pria muda berlari menerobos hujan. Napasnya terengah, peluh bercampur dengan air hujan yang membasahi wajahnya. Dalam pelukannya, seorang bayi perempuan terbungkus kain lusuh, menangis lirih di tengah kebisingan malam.
Terlihat jelas diantara banyak nya kendaraan berlalu lalang, seorang pria muda nekad berlari menyeberangi jalan dengan membawa seorang bayi perempuan dalam pelukkan nya.
" Cepat kejar!!! Kita tidak boleh kehilangan pria itu" ucap seorang pria memakai jas berwarna hitam, Yang memimpin sekelompok orang untuk melakukan pengejaran.
" Apa yang harus ku lakukan, kemana ayah harus membawa mu yeon ji..." ucap pria yang sedang berlari itu di bawah guyuran air hujan.
Rasa takut akan tertangkap, membuat pria itu kehilangan fokus yang membuat nya hampir menabrak sebuah mobil BMW hitam yang sedang melaju di hadapan nya.
" Tinnnnnnnnnn!!!! " suara klakson mobil berbunyi kencang di barengi dengan rem mendadak yang di lakukan si pengendara mobil hitam tersebut.
" Apa mata mu buta??? Hingga kau berlari saat lampu masih hijau!!!" teriak seorang sopir muda sambil turun dari mobil yang dikendarainya.
" Maafkan saya tuan tapi saya mohon selamat kan bayi ini ..." ucapnya
memohon seraya berlutut memeluk bayi perempuan tersebut.
" Apa-apaan ini? Pergi sana!!! Beraninya kau menghalangi jalan tuanku..." supir itu mendorong kasar pria tersebut
dari hadapannya, namun pria yang merupakan seorang ayah itu tidak menyerah dia segera bangkit dan memeluk kaki supir tersebut.
" Kau boleh melakukan apapun tapi Tolong selamatkan bayi ini tuan " pinta nya dalam tangis.
...Di Dalam Mobil...
Do hyun : apa yang terjadi di luar? Kenapa dia lama sekali?
Seceretaris : Saya tidak tahu tuan, Tapi jika anda mau saya bisa memeriksanya
Do hyun : Tidak, biar ku lakukan sendiri
...Di Luar Mobil...
" tolong kami tuan, hidup kami bergantung kepada kebaikan hati anda.."
" Haissssss.... Diamlah!!!!! Aku tidak memiliki waktu untuk mengurus orang sepertimu!!! Menjauh dari hadapanku..." Sopir itu kembali mendorong keras pria itu dari hadapannya.
Do hyun yang melihat hal itu segera keluar dari mobil nya, menghampiri kedua nya.
Do hyun : ada apa ini? Kenapa kau lama sekali?
Supir : Maafkan saya tuan, tapi pria ini terus memaksa saya untuk membantu menyelamatkan putrinya...
" Tolong selamatkan putri saya... Saya berjanji akan melakukan apapun sebagai gantinya" ( ucap pria itu kini berlutut di hadapan do hyun)
Supir : benar-benar tidak tahu malu!!! Beraninya kau menghalangi jalan tuan ku!!
Sang Supir baru akan menyingkirkan pria itu dari hadapan dohyun, namun do hyun memberikan tanda yang menyuruh nya berhenti.
Do hyun : jika aku membantu mu, apa yang bisa kau berikan pada ku?
" Aku tidak tau tuan... Tapi aku siap melakukan apapun asalkan putri ku tetap bersama ku... "
Do hyun melihat kearah ke arah bayi kecil dalam dekapan pria itu. Ketika segerombolan pria yang sejak tadi tertahan lampu merah akhirnya mendatangi mereka.
Lee choi : Maaf tuan, anda tidak ada urusan nya dengan hal ini... Kami harus membawa pria ini sekarang...
Kata pemimpin dari kelompok itu yang maju menemui do hyun
Do hyun : urusan apa?
Lee choi : nama pria ini kim woon, dia berhutang delapan ratus juta pada bos kami...
Lee choi : namun dia berani kabur selama sebulan ini dan kami baru mendapatkan kabarnya pagi tadi
Do hyun : delapan ratus juta ?
Tatapan do hyun kembali pada pria yg masih tersungkur di kaki nya
Kim woon : tidak Tuan Saya hanya meminjam dua ratus juta untuk membeli sebuah rumah kecil di desa, tapi mereka mencurangi saya. Dengan memaksa penandatangani perjanjian kontrak yang tidak saya pahami
Lee choi : apapun itu kau sudah menandatanganinya, dan ini sah secara hukum. Hutang adalah hutang...
Lee choi : sesuai perjanjian yang tertulis jika kau tidak mampu membayarnya maka putri mu, akan dijadikan jaminan sampai semuanya terbayar.
Kim woon : tidak!!!!! Aku tidak akan pernah menyerahkannya, kau tidak pernah menjelaskan hal ini di awal perjanjian kita
Kim woon : jika kau mengatakannya sejak awal aku pasti tidak akan pernah mengambil pinjaman itu!!!
Lee choi : aku tidak memiliki banyak waktu untuk mendengarkan ocehanmu, cepat seret dia ke mobil!!!
" Baik tuan" jawab mereka serentak
Do hyun : tunggu
Ucapan do hyun barusan membuat orang-orang itu menghentikan langkah mereka untuk maju.
Do hyun : kau tidak bisa membawanya sebelum dia menjawab tawaranku
Perkataan do hyun jelas membuat orang-orang itu kebingungan tak terkecuali lee choi ketua kelompok itu.
Do hyun : Dengarkan Aku baik-baik, karena aku tidak akan mengulanginya atau bermurah hati menjelaskannya kembali...
Do hyun : kau memiliki masalah dengan hutang, dan Uang bukanlah masalah bagiku.
Do hyun : Aku bisa membayar semuanya saat ini juga dan menjamin kehidupan kalian berdua tapi...
Kim woon : Saya siap melakukan apapun untukmu Tuan, sekalipun harus mengorbankan nyawa saya sendiri. Asalkan anda bisa membantu saya...
Do hyun : daripada membantu saya lebih suka memelihara...
Seketika tatapan kim woon penuh tanda menatap do hyun
Do hyun : Saya tidak membutuhkan nyawa orang miskin karena tidak sebegitu berarti dibandingkan kesetiaannya... ( do hyun tersenyum pada pria itu)
Do hyun : jika kau bersedia menjadi anjing untukku dan setia pada keluargaku, maka aku akan menjamin kehidupanmu dan putrimu...
Lee choi : apa?
Lee choi yang begitu terkejut menatap tak percaya kepada do hyun
Kim woon : Baiklah aku setuju...
Kim woon : Asalkan putriku tidak dipisahkan dariku, aku tidak masalah menjadi apa pun dan berjanji akan selalu setia pada anda tuan...
Do hyun : Aku senang dengan ketegasanmu... Dan kau bawa dia dan putrinya ke mobil juga panggil seceretaris ku...
Supir : baik tuan
Supir itu membantu kim woon untuk berdiri dan membawanya masuk kedalam mobil sementara sang seceretaris segera turun menghampiri do hyun.
Seceretaris : tuan anda memanggil saya?
Do hyun menggangguk
Do hyun : segera urus hutang - hutang pria itu pada mereka
Seceretaris : baik tuan... Mari ikut saya...
Lee choi : " siapa dia? kenapa aku merasa dia sangat berbahaya "
* Do hyun seorang investor dengan saham terbesar pada berbagai perusahaan ternama di korea selatan . Selain kaya dia juga dikenal sangat berkuasa karena menyimpan rahasia banyak bisnis gelap kalangan atas dan membantu siapapun untuk bisa duduk di kursi pemerintahan karena nilai kekuasaan dan kekayaan nya yang begitu besar.
###############################
Waktu berlalu dengan cepat. Dalam beberapa tahun terakhir, Kim Woon telah menjelma menjadi sosok yang tidak tergantikan di sisi Do Hyun. Ia bukan hanya tangan kanan, tetapi juga bayangan gelap yang bekerja di balik layar, mengurus berbagai bisnis ilegal yang dijalankan oleh Do Hyun. Lebih dari itu, Kim Woon menjadi tameng pelindung bagi keluarga pria itu, memastikan tak ada ancaman yang mampu menyentuh mereka.
Meskipun tidak memegang jabatan resmi dalam perusahaan Do Hyun, keberadaan Kim Woon di sisinya sudah cukup untuk membuat siapa pun merasa terintimidasi. Tatapan tajamnya, sikapnya yang dingin, dan reputasinya yang tak tertandingi membuat namanya dikenal—bukan karena posisinya, tetapi karena kekuasaannya yang tak kasat mata.
Di ruangan mewah nan megah itu, Do Hyun duduk dengan tenang di kursi kerjanya yang besar, pemandangan kota Seoul terlihat jelas dari balik jendela kaca besar di belakangnya.
Aroma kopi yang masih hangat menguar dari meja di depannya, tetapi perhatiannya terfokus pada pria yang sedang memberikan penjelasan di depan meja kerja nya.
Do hyun : Jadi kau berhasil membuat mereka setuju ?
Kim woon : ya tuan, mereka sepakat untuk menjual 40% saham perusahaan itu kepada anda
Do hyun : itu bagus berarti tinggal 30% lagi kita bisa mengakui Sisi perusahaan itu
Kim woon : Tuan, jika anda izinkan Bisakah besok saya libur ?
Do hyun : apa putrimu sakit?
Kim woon : tidak Tuan, hanya saja usianya saat ini sudah cukup untuknya bersekolah jadi saya berpikir untuk mendaftarkannya besok
Do hyun : Itu ide yang bagus, Jika saja kau tidak melakukan semua pekerjaan ini kim...
Kim woon : Apa maksud Anda tuan, saya tidak mengerti?
Do hyun : pendidikan memang baik untuk anak-anak, tapi pekerjaanmu sekarang memberikanmu begitu banyak musuh yang tak terlihat. Mereka tak mencelakakan mu, karena Keberadaanmu di sampingku
Do hyun : Jika dia menjadi cerdas dan memahami semua yang kau kerjakan. Apakah kau siap menjawab semua pertanyaannya? Mengenai pekerjaan mu saat ini ?
Malam telah tiba, membawa keheningan yang membalut rumah mewah milik Do Hyun. Cahaya lampu dari jendela-jendela besar memantulkan kilauan ke halaman yang tertata sempurna, memberikan kesan hangat meski suasana terasa dingin. Di sisi rumah utama, tersembunyi di balik pepohonan rindang, berdiri sebuah paviliun kecil namun elegan—tempat yang telah disediakan khusus untuk Kim Woon dan putrinya, Yeon Ji.
Dari balik jendela yang berembun, seorang anak kecil menempelkan dahinya pada kaca dingin itu. Matanya yang besar dan penuh harap terus mengawasi pekarangan halaman mereka yang mulai gelap.
Yeon ji : Kenapa ayah belum pulang ? Aku sangat lapar... Teddy Apa kau juga lapar ?
Sepanjang perjalanan pulang, Kim Woon tidak bisa mengalihkan pikirannya dari perkataan atasannya tadi. Kata-kata itu terus terngiang di kepalanya, seperti gema yang menolak untuk hilang, membuat langkahnya terasa berat dan pikirannya penuh dengan keraguan.
Kim woon : " Bagaimana jika yang tuan katakan benar? aku tidak ingin kehilangan kepercayaan putriku"
Yeon ji : lihat teddy, itu ayah!!!! Tapi kenapa wajah ayah sedih begitu ya ?
Kim woon : " Tapi jika dia tidak bersekolah atau memahami apa pun, bagaimana putri ku akan hidup ? "
Kim woon : " Sejak lahir ibunya meninggalkan demi pria lain, dan hanya aku yang ada untuk nya"
Kim woon : " Dan jika suatu hari terjadi sesuatu pada ku, bagaimana dia akan bertahan ? "
###############################
Pintu kayu itu berderit pelan saat Kim Woon mendorongnya terbuka. Belum sempat ia melangkah masuk, sosok Yeon Ji sudah berdiri di hadapannya.
Yeon ji : Ayah apa kau bersedih karena terjatuh lagi ?
Kim woon : Ayah tidak mengerti, apa maksud yeon ji ?
Yeon ji : itu luka di wajah Ayah, Ayah terjatuh lagi kan ?
Kim Woon : " Bagaimana aku bisa lupa mengenai hal ini... "
Yeon ji : Ayah Apa lukanya begitu sakit, hingga kau bersedih ?
Kim Woon tersenyum tipis, menatap putrinya yang berdiri di hadapannya.
Kim woon : lupakan soal itu, sekarang katakan yeon ji ingin makan malam apa dengan ayah?
Yeon ji : Aku tidak tahu namanya, tapi aku sangat menyukai makanan pedas berwarna merah yang beberapa hari lalu Ayah bawa...
Kim woon : kau mau toppoki?
Yeon ji : pokki??? Jadi itu namanya, Iya aku mau itu...
Kim woon : Baiklah kalau begitu, selagi Ayah memesan kau mandi sekarang. Lalu setelah itu Ayah akan membantu menata rambutmu...
Yeon ji : baik ayah
Yeon Ji langsung berlari kecil menuju kamar mandi, seperti sudah menjadi kebiasaan setiap kali Kim Woon pulang ke rumah. Walaupun gadis itu sudah cukup mandiri untuk mengurus dirinya sendiri, Kim Woon selalu meminta putrinya menunggu sampai ia tiba untuk mandi.
Bukan karena Yeon Ji tidak mampu, tetapi karena kekhawatiran seorang ayah yang tak pernah surut. Kim Woon tahu betul bahwa satu kesalahan kecil-terpeleset di kamar mandi atau salah mengatur pemanas air-bisa berakibat fatal. Dan ia tidak akan pernah memaafkan dirinya jika sesuatu terjadi pada putrinya ketika ia tidak ada di sana untuk membantunya.
Setelah Yeon Ji selesai mandi, Kim Woon membawanya ke kamar, lalu duduk di atas ranjang dengan handuk di tangannya. Gadis itu duduk diam di depannya, membiarkan ayahnya mengeringkan rambutnya dengan lembut. Setiap helai rambut hitamnya terurai, mengeluarkan aroma sabun yang menenangkan.
Yeon ji : Ayah, sekolah itu seperti apa?
Kim woon : kenapa kau tiba-tiba bertanya nak?
Yeon ji : ayah bilang kemarin akan mengirimku ke sekolah, karena itu aku ingin tahu apa itu sekolah?
Yeon ji : Apakah di sana ada anak-anak sebesar diriku? Apakah sekolah itu seperti halaman tuan? atau lebih besar dari rumah tuan?
Kim woon : yang pasti sekolah akan mengajarkanmu banyak hal dari mulai menulis, berhitung dan membaca
Yeon ji : Benarkah Ayah? Jadi aku akan bisa menulis dan membaca seperti ayah?
Kim woon : itu benar nak, kau juga akan mendapatkan banyak teman dan tak lagi kesepian
Yeon ji : teman? Apa itu ayah? Apakah itu sejenis makanan?
Kim woon : Bukan Nak, teman adalah seseorang yang bisa kau ajak bermain dan menghabiskan waktu selama ayahmu bekerja.
Yeon ji : wahhhhh... 😍😍😍 Itu hebat sekali dan pasti menyenangkan... Aku mau sekolah ayah... Aku mau... Aku Mau uuuuu... Saat aku sekolah nanti, aku akan minta diajarkan tanda tangan biar bisa jadi seperti ayah 😁
Yeon ji : aku juga akan meminta diajarkan cara menjadi cepat besar agar bisa menyalakan air panas jadi ayah tidak perlu lagi khawatir saat aku mandi dan...
Kim woon : " Aku tidak tahu seberapa buruk yang bisa terjadi nanti. Tapi aku tidak ingin meninggalkanmu tanpa bekal, kau bisa membenci atau meninggalkanku setelah memahami segalanya."
Kim woon : " Namun sebelum itu
kau harus menjadi seseorang kau harus memiliki pendidikan dan bekal yang cukup Untukmu Hidup nanti. Ayah tidak keberatan bahkan jika kau memilih pergi, namun Ayah tidak akan pernah membiarkanmu hancur hanya karena rasa takut kehilanganmu "
Tiba-tiba, suara bel rumah memecah keheningan, membuat Kim Woon tersentak dari lamunannya.
Yeon ji : ayah apa makanan nya sudah sampai?
Kim woon : biar ayah periksa, kau bantu ayah ambil piring saja di dapur 😊
###############################
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!