Halo guys😊 Ini karya ketiga author setelah Dosenku Sahabatku & Stalker Penolong.
Semoga kalian suka ya dengan genre romantis komedi ini😉
Happy Reading❤
.
.
.
Raisa Nur Aziza, gadis berumur 17 tahun, memiliki geng sangat hitz beranggotakan 4 orang yang bernama "Wanita Buas". Geng mereka memiliki visi dan misi yaitu :
Wanita harus berkuasa.
Menggoda pria sold out (biasanya guru di sekolahan atau pak satpam) dan dede-dede imut (adik kelas).
Berhutang ke ibu kantin, dibayar kalau ingat.
Jika 1 orang mengalami kesusahan (dihukum), semuanya juga harus ikut.
Serly, Sevia, dan Dara, itulah anggota geng 'Wanita Buas' yang juga merupakan sahabat Raisa sejak SD sampai SMA saat ini.
Raisa merupakan anak pertama dari 2 bersaudara. Ia memiliki adik laki-laki yang sifatnya sangat berbanding terbalik dengannya. Jika adiknya sangat lembut dan ramah kepada orang-orang, beda halnya dengan Raisa yang selalu bar-bar, pemberontak dan pecicilan. Ya, mereka memiliki sifat yang berbeda. Adiknya selalu di puji sedangkan Raisa, dihina pun sepertinya tidak cukup karena kelakuannya yang suka kebebasan.
Hari ini adalah hari senin. Hari dimana geng 'wanita buas' semua bisa berkumpul dalam satu tempat di tengah lapangan. Ya, apalagi namanya kalau bukan terlambat.
Sesuai dengan visi dan misi mereka di poin ke 4, mereka memutuskan seluruh anggota gengnya untuk dihukum jika ada satu orang yang terlambat.
"Kalian lagi kalian lagi, sudah 3 tahun kalian disini, nggak bisa apa 1 kali aja nggak di hukum tiap senin? bosan ibu ngeliat kalian terus" kata Ibu Guru yang sedang piket saat itu.
"Yah Ibu, jangan bosan dong, nanti kangen loh kalau kita sudah lulus nanti" ujar Raisa.
"Emang yakin kalian lulus? nilai aja semua anjlok begitu" kata Ibu piket.
"Wah Ibu doanya jelek. Seharusnya sebagai guru tuh doain yang bagus jangan jelek gini lah" ujar Dara.
"Bener tuh Bu. Nanti tambah tua lo" timpal Sevia.
"Cepat sana berdiri di tengah lapangan!" perintah Ibu piket yang kesal dengan perkataan geng 'wanita buas'.
"Selama 3 tahun gue sekolah disini, kayaknya tuh Ibu emang tambah tua ya" ucap Serly
Dara, Raisa dan Sevia mengangguk bersamaan tanda setuju.
"Gue capek banget sumpah di hukum terus tiap senin, lo sih Ra pake acara lambat datang segala" cerocos Serly kepada Dara.
"Ya maaf ser. Gue kan lagi boker tadi, mana keras lagi keluarnya" kata Dara.
"Iya parah lo Serly, lo pikir boker tuh nggak butuh perjuangan apa?" timpal Sevia.
"Eh kenapa lo semua pada ngomongin boker sih? yuk ah ke kelas" ajak Raisa.
Ini adalah tahun terakhir mereka berada di SMA, tahun ini adalah saat yang tepat untuk berkuasa sebelum menjadi babu di tahun depan, begitu pikir Raisa.
Di koridor saat menuju ke kelas, semua orang tunduk tanpa menatap kepada geng 'wanita buas'
"Wih kayak di drama korea ya, semua orang tunduk saat orang yang berkuasa lewat" ujar Dara dengan bangganya.
Raisa, Serly dan Sevia tertawa mendengar perkataan Dara. Tiba-tiba mereka melihat ada dua wanita yang tengah menatap ke arah mereka.
"Heh kenapa lo berdua natap kita kayak gitu? mau cari masalah?" tanya Raisa.
"Dih siapa juga yang mau cari masalah sama geng bodoh kayak lain" ucap salah satu wanita yang menatap mereka.
"Wah anak kelas mana lo? sini lo maju berantem" tantang Dara.
"Mau cari mati nih orang berdua kayaknya" sahut Serly.
"Ayo guys kita mulai peperangan ini. 1, 2, 3 serang" teriak Raisa memberi aba-aba.
Geng 'wanita buas' mulai bergulat dengan kedua wanita tadi. Semua murid bersorak-sorak mendukung geng 'wanita buas'.
Sampai akhirnya muncul guru yang mencoba melerai mereka.
"Heh ada apa ini ribut-ribut? siapa yang berkelahi?" tanya Pak Retno si guru Matematika.
"Heh kalian berempat geng 'wanita buas' berhenti!" ucap Pak Retno berusaha melerai.
"Alah kenapa si botak ini nongol sih" ujar Serly masih berkelahi.
"Apa kamu bilang?" Pak Retno mulai emosi.
"Mending cari pacar sana Pak, jangan ganggu kita lah. Udah tua masih jomblo" sahut Raisa.
"Kurang ajar! hei kalian semua berhenti!" teriak Pak Retno.
Tidak ada yang mendengarkan satu pun perintah Pak Retno walaupun sudah berteriak, mereka semua malah semakin giat berkelahi.
"Berhenti kalian semua! Pak botak mau bicara!" teriak Pak Retno kali ini sudah kehilangan kesabarannya.
"Eh..eh berhenti, Pak botak mau bicara tuh" ujar Sevia, kepada gengnya.
Mereka akhirnya berhenti dan memperbaiki baju dan rambutnya yang kusut.
Nanti dibilang gitu baru berhenti, anak-anak kurang ajar. Batin Pak Retno.
"Kalian semua ikut saya ke ruang BK, sekarang!" perintah Pak Retno.
Di ruang BK
"Wah..wah liat ini siapa yang datang. Geng 'wanita buas' berkelahi dengan siapa lagi sekarang?" tanya Ibu Tri si guru BK.
"Dengan 2 orang anak, dari kelas 11" ucap Pak Retno.
"Baiklah Pak Retno, saya akan mengurus mereka sekarang" kata Ibu Tri.
"Silahkan Ibu Tri. Rambut saya tidak mau tumbuh gara-gara mengurus mereka setiap hari" ucap Pak Retno sambil menatap sinis geng 'wanita buas'.
"Ih masa Pak Botak natap sinis ke kita sih, cari masalah tuh orang" ujar Serly.
"Tahan Ser, lo mau apa nilai Matematika anjlok lagi tahun ini?" tanya Raisa mencoba menenangkan Serly.
"Oh iya ya, untung lo ingetin" jawab Serly.
"Sudah, sudah berhenti mengobrol" kata Ibu Tri.
"Jadi siapa yang mulai perkelahian lebih dulu?" tanya Ibu Tri.
"Mereka duluan Bu" jawab kedua wanita itu.
"Wah play vikim loh emang" ujar Dara.
"Heh play victim bukan vikim, lo bikin malu aja sih" senggol Sevia berbisik kepada Dara.
"Bahasa inggris aja ngaco gitu, emang beneran bodoh" ucap salah satu wanita sambil tertawa sinis.
"Lo mau berkelahi ronde kedua ya?" sungut Raisa.
Brak!
Ibu Tri memukul meja karena mereka mulai adu mulut.
"Kalian berempat bersihkan lapangan basket sekarang juga, dan kalian berdua bersihkan taman di depan" kata Ibu Tri memberi perintah.
"Bu kok nggak adil sih, taman kan kecil, sedangkan lapangan basket tuh luas banget bu" keluh Serly.
"Kalian mau membersihkan lapangan basket atau kamar mandi?" tanya Ibu Tri dengan wajah sangar.
"Lapangan aja Bu lapangan, nggak kuat saya kalau di kamar mandi" ujar Raisa.
Geng 'wanita buas' akhirnya menuju ke lapangan basket. Mereka melihat kumpulan dede-dede imut sedang berkumpul di lapangan itu.
"Hai dede Naufal. Ganteng banget sih hari ini" ucap Raisa kepada adik kelasnya yang bernama Naufal.
Naufal hanya melihat Raisa sekilas dan langsung pergi.
"Wah cuek banget tuh anak, tidak salah emang gue godain dia" kata Raisa terkekeh.
Naufal memang terkenal sangat pintar di sekolahnya dan juga sangat dingin dan cuek kepada siapa pun. Maka dari itu, Raisa suka menggodanya.
Naufal memang terkenal sangat pintar di sekolahnya dan juga sangat dingin dan cuek kepada siapa pun. Maka dari itu, Raisa suka menggodanya.
"Berhenti ngeliatin si Naufal, iler lo udah keluar tuh" ujar Sevia kepada Raisa.
"Duh habis cakep banget sih dede naufal, apalagi kalau habis olahraga, keringatnya itu loh" kata Raisa masih terus menatap Naufal.
"Otak lo mesum" kata Sevia.
Tiba-tiba bola basket terjatuh tepat di depan Raisa. Naufal datang menghampiri Raisa untuk mengambil bola basketnya, melihat hal itu Raisa berinisiatif untuk mengambil bola basket itu lebih dulu dan memeluknya erat.
"Sini bolanya" kata Naufal dengan ekspresi datar.
"Dede mau bola nya? bola yang mana nih?" tanya Raisa dengan nada menggoda.
"Apaan sih. Cepetan kasih" pintah Naufal mulai kesal.
"Dede jangan marah gitu dong, nanti gantengnya nambah" ujar Raisa masih terus menggoda Naufal.
Naufal kebetulan melihat ada pak Retno yang sedang lewat di depan lapangan basket. Naufal tahu geng 'wanita buas' bermusuhan dengan Pak Retno si guru matematika. Ia pun berteriak memanggil pak Retno.
"Pak Retno, Pak" panggil Naufal.
"Iya ada apa nak Naufal?" tanya Pak Retno menghampiri Naufal.
"****** lu Sa, Pak Botak muncul lagi" bisik Dara kepada Raisa.
"Wah kenapa dede Naufal ini manggil Pak Botak itu" kesal Raisa.
"Begini Pak, wanita ini tidak mau memberikan bola basketnya" tunjuk Naufal kepada Raisa.
Pak Retno menoleh dan mendapati Raisa tengah memeluk bola basket itu.
"Kalian bukannya lagi dihukum disini? kenapa malah mengganggu adik kelas kalian?" bentak Pak Retno.
"Ma..maf Pak, sesekali bercanda lah pak, jangan dianggap serius ya" ucap Raisa gugup.
"Ini bolanya dede Naufal, semangat mainnya" lanjut Raisa sambil memberikan bola basketnya kepada Naufal.
Naufal mengambil bola itu dari tangan Raisa
"Terima kasih Pak Retno, saya permisi dulu" kata Naufal tanpa melihat Raisa.
"Iya nak" kata Pak Retno sambil tersenyum kepada Naufal.
Saat Pak Retno menoleh ke anggota geng 'wanita buas' wajahnya kembali menatap sinis geng itu.
"Kerjakan hukumannya, jangan godain cowok terus kerjanya" kata Pak Retno sambil berlalu pergi.
"Tuh Pak Botak lama-lama tambah ngeselin ya" ujar Serly saat Pak Retno sudah pergi.
"Bener banget. Gimana mau dapat jodoh kalo gitu kelakuannya" timpal Raisa.
"Guys cepetan kita selesain hukumannya, udah mau masuk pelajaran Bu Susi nih, mana killer banget lagi" ujar Sevia kepada teman-temannya.
"Bu Susi emang cocok ya sama Pak Retno, sama-sama jomblo, sama-sama ngeselin juga. Klop banget deh. Coba pikir gimana tuh kalau mereka nikah" tambah Dara.
Mereka semua tertawa membayangkan Pak Retno dan Bu Susi jika menikah.
'
Geng 'wanita buas' baru selesai dengan hukuman mereka. Mereka terlambat masuk ke pelajaran Bu Susi karena asyik bergosip tentang gurunya itu.
tok tok tok
"Maaf Bu kami terlambat, kami baru selesai kerja" ucap Raisa mewakili sahabat-sahabatnya.
"Bilang aja kalau kalian habis dihukum lagi. Ibu bingung sama kalian, kalian tuh di sekolah 40 persen di kelas 60 persen di hukum ya" ujar Ibu Susi.
"Maaf Bu, jangan marah-marah dong. Ibu tuh sekarang tambah cantik loh, pasti pake skincare xx kan bu? Aku juga pakai loh bu, ih tapi nggak ada yang bisa menandingi kecantikan Ibu beneran" ujar Serly mencoba memuji Bu Susi agar mereka tidak dikeluarkan dari kelas.
"Beneran ya? masa sih?" tanya Ibu Susi sambil berkaca.
"Beneran Bu, kayak artis korea Song Hye Kyo Ibu mah" ucap Dara.
"Kalian ini bisa aja deh. Yaudah masuk sekarang, lain kali jangan terlambat lagi" kata Bu Susi salah tingkah.
"Emang nih guru harus di puji dulu ya" bisik Raisa ke Dara.
Dara mengangguk sambil tertawa kecil. Mereka akhirnya bisa mengikuti pelajaran Bu Susi, walaupun sebenarnya otak mereka tidak menyerap pelajaran hari ini.
Bel sekolah berbunyi, tanda pelajaran telah usai. Diperjalanan pulang geng 'wanita buas', Raisa terlihat sibuk mencari sesuatu di tas nya.
"Lo lagi nyariin apa sih Sa?" tanya Sevia pada Raisa.
"Kayaknya lipstik gue ketinggalan di kelas deh" jawab Raisa sambil terus mencari lipstiknya di tas.
"Coba cek tas lo Serly, lo kan sering ngambil barang orang" ujar Dara.
"Sorry ya, gue tuh nggak pernah ngambil barang lain kecuali pensil atau pulpen" kata Serly.
"Ohh jadi lo yang selama ini ngambil pensil dan pulpen gue? pantesan hilang terus" sungut Sevia pada Serly.
"Hehe sorry Vi" kata Serly cengegesan.
"Yaudah tunggu disini ya, gue cek ke kelas dulu" ucap Raisa.
Serly, Sevia, dan Dara mengangguk.
Raisa segera menuju ke kelasnya. Saat sedang melewati koridor, ia tidak sengaja melihat Naufal di salah satu kelas kosong, seperti sedang menahan sakit.
"Naufal lo kenapa? lo sakit?" tanya Raisa mencoba menghampiri Naufal.
"Nggak tahu. Tiba-tiba badan gue panas banget" jawab Naufal.
"Hah? kenapa bisa? kita ke UKS yuk" ajak Raisa sambil menarik lengan Naufal.
Naufal yang merasa sentuhan Raisa di tangannya, tiba-tiba membuat tubuhnya semakin tidak terkendali. Ia segera mendorong Raisa di meja kelas, dan mulai mencium Raisa.
Raisa yang mendapat perlakuan seperti itu, sontak saja mencoba memberontak. Tapi percuma saja tenaga Naufal sangat kuat.
Naufal semakin ganas mencium bibir Raisa, ia menurunkan ciuman di leher Raisa sambil mencoba membuka baju Raisa.
Tanpa mereka sadari, ada orang yang merekam aksi mereka itu.
Raisa bingung tidak tahu harus berbuat apa, ini semua pertama kali buatnya. Ya, walaupun Raisa dikenal sebagai anak yang suka kebebasan, tapi bukan berarti ia suka minum, merokok atau tidur dengan pria.
Saat bajunya ingin dibuka Naufal, kesadaran Raisa akhirnya mulai terkumpul. Ia segera menendang Naufal agar ia bisa terlepas dari cengkeraman pria itu. Kemudian ia mulai menampar bahkan menjambak rambut Naufal.
"Akhh..akhh..sakit woy, lepasin nggak" kata Naufal mencoba melepas tangan Raisa di rambutnya.
"Kenapa lo ngambil ciuman pertama gue? gila lo ya" ujar Raisa sambil terus menjambak rambut Naufal.
"Maaf, maaf. Gue juga nggak tahu kenapa tubuh gue kayak gini, ini juga bukan kemauan gue" kata Naufal lagi.
Raisa segera melepas cengkeraman di rambut Naufal, ia mulai merasa ada yang aneh.
"Jangan-jangan lo di kasih obat perangsang. Lo tadi ada minum sesuatu nggak?" kata Raisa.
"Iya tadi gue dikasih minuman sama Dani, tapi mana mungkin dia sih" kata Naufal masih tidak percaya, karena Dani adalah temannya.
"Pasti dia itu. Nggak mungkin tiba-tiba lo jadi kayak gini. Kecuali lo emang suka gue sih"
"Dih nggak banget. Udah lah gue pergi dulu"
"Lo udah nggak terangsang lagi?" tanya Raisa.
"Nggak, setelah lo tampar dan jambak gue" ujar Naufal sambil berlalu pergi.
"Manjur juga ya, eh tungguin gue" teriak Raisa mengikuti Naufal.
Bagus. Video ini akan tersebar ke seluruh murid dan guru-guru besok. Gumam seorang pria yang telah mereka kejadian tadi.
Bagus. Video ini akan tersebar ke seluruh murid dan guru-guru besok. Gumam seorang pria yang telah merekam kejadian tadi.
.
.
"Naufal ih, kenapa jalannya cepat banget?" kesal Raisa yang sedari tadi mengikuti Naufal dari belakang.
"Kenapa kamu ngikutin aku sih?" tanya Naufal membalikkan badannya menghadap Raisa.
Karena Naufal tiba-tiba berbalik, Raisa yang tepat di belakangnya menjadi kehilangan keseimbangan dan akan terjatuh, dan dengan sigap Naufal menahan tubuh Raisa.
"Ciee kayak film-film FTV deh" ujar Dara yang tiba-tiba muncul bersama dengan anggota geng nya yang lain.
"Aku mau dong di peluk-peluk kayak gitu juga" ucap Serly sambil memperagakan adegan Naufal dan Raisa yang dilihatnya.
"Dede naufal mau sampai kapan meluk aku kayak gini?" tanya Raisa dengan nada manja, sambil memegang dada Naufal.
Sontak saja Naufal melepaskan pelukannya pada Raisa, membuat Raisa terjatuh di tanah.
"Aww sakit" pekik Raisa mengelus bokongnya.
"Wah parah lo Naufal. Berani lo jatuhin teman gue hah!" bentak Sevia.
"Gebukin aja nih orang" sahut Dara.
"Setuju, kuy lah" kata Serly.
Mereka bertiga sudah berancang-ancang ingin memukul Naufal.
Naufal yang terkejut melihat hal itu, secepatnya langsung memposisikan kedua tangannya ke depan menutup badan dan wajahnya, kalau-kalau ia terkena pukulan.
"Stop, jangan pukul dia" teriak Raisa pada anggota geng nya.
"Kenapa sih Sa? dia udah buat lo jatuh" kata Sevia sangat kesal.
"Udah lah, ayo pergi" ajak Raisa kepada teman-temannya.
Naufal bernapas lega, akhirnya ia terbebas dari geng 'wanita buas itu'.
Saat ini geng 'wanita buas' tengah berkumpul di rumah Dara. Ya, rumahnya merupakan markas bagi mereka, karena orang tua Dara sering pergi bekerja ke luar kota.
Mereka sedang berpesta karaoke saat ini.
Raisa memulai nyanyiannya dengan lagu Jaz - Dari mata.
*Matamu melemahkanku
Saat pertama kali kulihatmu
Dan jujur, ku tak pernah merasa
Ku tak pernah merasa begini
Oh, mungkin inikah cinta
Pandangan yang pertama
Karena apa yang kurasa, ini tak biasa
Jika benar ini cinta
Mulai dari mana?
Oh, dari mana?
Dari matamu, matamu
Kumulai jatuh cinta
Kumelihat, melihat
Ada bayangnya
Dari mata
Kau buatku jatuh
Jatuh terus, jatuh ke hati
Dari matamu, matamu
Kumulai jatuh cinta
Kumelihat, melihat
Ada bayangnya
Dari mata
Kau buatku jatuh
Jatuh terus, jatuh ke hati
Jatuh ke hati*
"Sa, mending lo berhenti nyanyi deh. Kuping gue budek nih, nyaring banget sumpah" kata Sevia sambil menutup telinganya.
"Nama aja yang bagus kek penyanyi, tapi suara jauh banget dari penyanyi" ujar Dara.
"Idih lo sama aja kek Raisa, pake bilangin orang lagi" celetuk Serly ke Dara.
"Lanjut lanjut, siapa yang nyanyi selanjutnya nih? kalau nggak ada, artis papan atas ini yang lanjutin lagi" ucap Raisa menunjuk dirinya sendiri.
Sevia, Serly, dan Dara langsung berakting ingin muntah, melihat Raisa yang kegeeran.
Keesokan harinya, geng 'wanita buas' tiba di sekolah. Saat mereka berjalan di koridor sekolah, tidak seperti biasanya, murid-murid terlihat sedang berbisik-bisik sambil menatap Raisa.
"Eh lo liat deh, mereka kayak bisik-bisik tentang gue" kata Raisa kepada teman-temannya.
"Iya, ada apa ya?" Sevia terlihat bingung.
"Napa lo semua ngeliatin teman gue kayak gitu? mau cari masalah hah?" teriak Serly kepada semua murid yang menatap Raisa.
"Udah berbuat mesum masih bisa ke sekolah ya" ucap salah satu murid berbicara dengan temannya, sengaja dengan suara besar.
"Apa lo bilang? bilang sekali lagi, gue ancurin mulut lo itu" kata Raisa kepada wanita itu.
"Emang benar kan? ada di grup angkatan kok video lo itu"
Raisa dengan cepat mengecek hp nya, ia sangat terkejut melihat video yang memperlihatkan dirinya dengan Naufal.
"Raisa ini nggak benar kan?" tanya Serly yang juga terkejut melihat video itu.
"Ini bukan lo kan Sa?" tanya Sevia tidak percaya.
"Bicara dong Sa" kata Dara gusar.
Raisa terdiam mematung, pikirannya kacau saat ini. Ia tidak menyangka ada orang yang diam-diam merekamnya saat itu.
Ini pasti udah direncanain. Batin Raisa
Raisa langsung bergegas menuju kelas Naufal, ia meninggalkan teman-temannya yang masih syok.
"Mana Naufal?" tanya Raisa pada teman kelas Naufal.
"Dipanggil di ruang kepala sekolah" ucap teman kelas Naufal.
"Sa.. Raisa" teriak Dara sambil berlari mendekati Raisa.
"Lo dipanggil ke ruang kepsek tuh" ujar Dara yang masih ngos-ngosan karena berlari.
Raisa menuju ke ruangan kepala sekolah. Sesampainya disana, tidak hanya Naufal yang dilihatnya tetapi sudah ada juga orang tuanya dengan orang tua Naufal di ruangan itu.
"Permisi Bapak, Ibu" ucap Raisa.
"Masuk Raisa" ujar Kepala Sekolah.
"Disini Bapak ingin memastikan, apa benar orang di video itu adalah kalian berdua?" tanya Kepala Sekolah.
Naufal dan Raisa saling memandang, kemudian Naufal mulai berbicara.
"Benar Pak. Tapi saya akan jelaskan yang sebenarnya terjadi" ujar Naufal.
"Jadi itu benar kamu Naufal? Papa tidak percaya kamu seperti ini" ucap Papa Naufal yang kelihatan marah.
"Sabar Pak, kita dengarkan dulu penjelasan mereka" kata Kepala Sekolah.
"Saya memang mencium dia, tapi itu semua karena ada seseorang yang menaruh obat perangsang di minuman saya Pak, saya tidak mungkin berbuat mesum seperti itu" jelas Naufal.
"Benar Pak, Bu. Kami tidak berbuat hal lain selain itu, saya langsung menjambak dan menampar dia agar sadar kok. Dia hanya khilaf saja karena obat itu" bela Raisa.
Kepala Sekolah menarik napasnya.
"Saya persilahkan kepada orang tua murid untuk selanjutnya menindak lanjuti masalah ini. Kalau kami dari pihak sekolah, dengan sangat berat hati harus mengeluarkan Naufal sekalipun dia anak yang berprestasi, dan untuk Raisa, karena dia sudah kelas 3 dan sebentar lagi akan lulus, maka dia tetap bisa bersekolah disini, dengan hukuman 1 minggu skorsing" ujar Kepala Sekolah.
Raisa menoleh ke arah Naufal, dilihatnya pria itu tertunduk lesu. Ia merasa kasihan dengan Naufal, tapi ia tidak tahu harus berbuat apa sekarang.
"Baik Pak, kami menerima keputusan dari sekolah. Kami juga akan segera menyelesaikan masalah anak kami" kata Papa Naufal.
"Benar Pak, sebelumnya kami ingin memohon maaf karena anak kami telah membuat hal yang merugikan di sekolah" ucap Papa Raisa.
Orang tua Naufal dan Raisa akhirnya pamit pulang ke rumah masing-masing dengan membawa anak mereka.
Di Rumah Naufal
"Papa kecewa sama kamu Naufal, kenapa kamu harus menyalurkan nafsu kamu ke orang lain? lihat sekarang kan kamu dikeluarkan dari sekolah" ujar Papa Tio terlihat kesal.
"Sudah lah, Pa. Kan Naufal juga bilang kalau dia dijebak" kata Mama Siva mencoba menenangkan suaminya.
"Tapi tetap saja, dia sudah bikin malu keluarga kita, Ma. Pokonya Papa tidak mau tahu, kita harus segera menikahkan Naufal dengan wanita itu" tekan Papa Tio.
"Apa? tapi Pa, Naufal kan masih sekolah" ujar Naufal.
"Benar, Pa. Nanti Naufal mau kasih makan apa istrinya? apalagi wanita itu lebih tua satu tahun dari Naufal" bela Mama Siva.
"Papa tidak mau tahu. Dia berani berbuat seperti itu, berarti dia juga harus bertanggung jawab atas perbuatannya. Tidak ada bantahan lagi!" tegas Papa Tio.
Gimana nih. Kalau gue beneran nikah sama dia, hidup gue penuh mimpi buruk dong. Batin Naufal terlihat gusar, memikirkan harus menjadi suami dari salah satu anggota geng 'wanita buas' yang terkenal bar-bar.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!