Sore itu angin bertiup lembut tapi membawa nuansa dingin. Meski hawa terasa dingin, tidak menyurutkan tekad Eka untuk menyelesaikan sesi terahir latihan panjat nya. Saat ini dia masih tergantung diatas tali karmentel. Gadis itu meluncur turun setelah mencapai top wall dalam waktu 5,13 detik.
Diiringi applaus dari rekan rekan dan sang coach, kaki Eka menapak lantai. Coach Adi beranjak mendekati dan memberikan selamat
" Bagus Eka pertahankan waktumu! kamu benar benar luar biasa." Coach Adi memuji.
" Terima kasih suportnya kak." Eka tersenyum.
Rekan Eka membantu melepaskan harnes dari tali karmentel yang melilit pinggang Eka.
Sambil menghembuskan nafasnya Eka membenahi jilbabnya yang sedikit berantakan, tak perduli tangannya masih menyisakan bubuk magnesium yg mengakibatkan jilbab hitam yang ia kenakan bernoda putih terkena bubuk magnesium yang masih menempel di telapak tangannya.
Ya ... Eka adalah seorang atlit panjat tebing yang bergabung di Federasi panjat tebing Indonesia. Kecintaannya pada olahraga ini berawal saat dia masih duduk di bangku SMU, Eka mengikuti eskul pecinta alam di sekolahnya. Dari sinilah dia mengenal olahraga panjat tebing. Eka giat berlatih panjat wall dan tebing di organisasi pecinta alam.
Usaha memang tidak mengkhianati hasil, begitu giatnya Eka berlatih, oleh sang coach Eka diikutkan kejuaraan lomba panjat tebing. Dari tingkat kota, propinsi, national, hingga kancah international. Ya benar Eka salah satu atlit yang mengharumkan nama bangsa tercinta ini di forum Internasional dengan memecahkan rekor tercepat sebagai atlit panjat tebing.
Dari hasil kejuaraan yang diikutinya Eka bisa membelikan rumah dua lantai yang nyaman untuk keluarganya. Puncaknya ketika Eka berhasil menyabet medali emas di olympiade, Eka memperoleh hadiah uang satu milyar dari bapak presiden.
Eka memang berasal dari keluarga sederhana bahkan bisa dibilang pas pasan. Ayahnya seorang buruh bangunan, ibunya penjual rujak cingur. Dari keberhasilan Eka kini ayahnya berhenti menjadi buruh bangunan beralih menjadi sopir pic up yang dibelikan Eka. Ibunya dibuatkan toko sembako di depan rumah sehingga tidak perlu bangun jam dua malam untuk memasak bahan bahan rujak cingur.
Eka telah menyelesaikan masa kuliahnya di jurusan akuntansi. Selain berprofesi atlit Eka mempunyai bisnis online kosmetik yang lumayan berkembang pesat. Dia mempunyai 3 karyawan untuk membantunya dalam bisnis kosmetik online.
Sebenarnya Eka ditawari pemerintah untuk menjadi PNS atas prestasi gemilangnya sebagai atlit panjat tebing. Tapi Eka masih belum menerimanya karena masih terikat dengan latihan latihan panjat tebing yang lumayan memforsir waktu dan tenaganya. Nanti kalau sudah agak senggang dia akan mempertimbangkan tawaran itu. Karena profesi PNS diincar banyak orang, hingga rela menempuh ujian yang sulit.
Hari sudah menjelang magrib, ketika Eka berpamitan pulang pada coach dan rekan rekan panjat tebingnya yang sebagian masih berada di basecamp pelatihan. Eka berjalan menuju tempat parkir, menuju sepeda motor maticnya berada. Sampai di tempat motor miliknya, Eka memakai helm, lalu naik ke atas motor matic merah kesayangannya. Eka menstater gas, langsung melaju pulang.
"Fuih benar benar hari yang melelahkan, sampai di rumah aku akan mandi air hangat ditaburi garam pasti nyaman di tubuh." Eka berpikir sambil senyum senyum sendiri.
Eka mengendarai motor dengan kecepatan sedang menuju rumahnya. Butuh waktu setengah jam untuk sampai di rumahnya. Meski capek dan letih, Eka tetap berkendara dengan riang. Setiap hari, gadis manis ini menjalani hidupnya dengan penuh semangat.
Eka Larasati nama lengkapnya, putri pertama dari tiga bersaudara. Anak dari pasutri Bapak Ahmad Ridwan dan ibu Rahayu Wilujeng. Anak kedua Bu Rahayu bernama Dwi Ayu Saraswati. Sementara anak bungsu Pak Ridwan dan Bu Rahayu bernama Agung Wicaksono, satu satunya anak lelaki kedua pasangan suami istri ini.
Usia ketiga bersaudara ini tidak terpaut jauh sebenarnya. Eka berusia dua puluh tiga tahun, Ayu berumur dua puluh satu tahun, dan Agung berusia delapan belas tahun, masih duduk di bangku kelas dua belas. Sedangkan Ayu baru saja lulus kuliah dan sudah diterima bekerja di sebuah perusahaan besar di luar kota sebagai sekretaris CEO.
Keseharian Eka diisi dengan bekerja dan latihan panjat. Tiap pagi Eka akan bekerja di lapaknya sampai siang hari. Istirahat sebentar, lalu menjelang jam dua ia berangkat latihan panjat tebing. Kecuali kalau ada kejuaraan yang harus diikutinya maka jadwal latihan mulai pagi bahkan sampai dikarantina.
Eka larasati mempunyai postur tubuh yang tinggi untuk ukuran wanita indonesia umumnya. Berwajah manis, sedap dipandang. Jika dibandingkan dengan Ayu yang punya wajah cantik, orang akan berkata lebih cantik adiknya ketimbang kakaknya. Tapi jika dilihat lebih lama wajah Eka lebih sedap dipandang dan tidak membosankan.
Ayu memang lebih putih dan bersih kulitnya dibanding Eka yang nyaris setiap harinya terpapar sinar matahari. Tapi karena Eka memakai baju tertutup dan berhijab hanya wajah dan telapak tangannya berwana kecoklatan tapi bersih licin tanpa noda dan jerawat. Karena Eka merawat tubuh , wajah dan rambutnya dengan cara alami. Dia lebih suka menggunakan cara alami ketimbang skincare masa kini. Meskipun ia berjualan produk kecantikan.
Makanya wajah Eka itu bersih, mulus tanpa noda bukan glowing yang mengerikan seperti wajah wanita masa kini yang kebanyakan punya wajah glowing putih mengkilat. Rambutnya pun dirawat dengan cara alami, meski tertutup hijab seharian rambutnya tetap harum dan jarang lepek.
Untuk usaha online, Eka membeli sebuah ruko kecil di tengah kota. Usaha online Eka lewat aplikasi belanja online yang lagi viral dan digemari para wanita jaman now.
Eka bersyukur bisnis onlinenya berjalan dengan lancar. Bisa dibilang sukses karena omzet penjualan tiap bulan bisa mencapai jutaan rupiah.
Eka sangat bahagia dengan kehidupannya saat ini baik sebagai atlit ataupun pebisnis.
Tapi meski hidup Eka terlihat mulus dan lancar ada saja batu kerikil yang mengganggu kelancaran jalan hidupnya. Salah satunya adalah gibahan tetangga julid yang pedas. Sepedas sambel ayam tempong level tertinggi.
Ada aja bahan gibahan yang diobrolkan tetangga rempong sekampung. Seandainya yang jadi bahan gibahan ini prestasi yang dicapai Eka, tak masalah. Bukan prestasi yang jadi pembicaraan, Eka malah dibanding bandingkan dengan Ayu. Ayu tuh lebih cantik, lebih laku ketimbang Eka. Secara Ayu sering gonta ganti pacar sejak duduk di bangku SMA.
Sementara Eka tak pernah sekalipun pulang membawa teman pria. Meski menjadi bahan gibahan tetangga julid, secuil pun Eka tak pernah menggubris julitan tetangganya. Waktu Eka habis untuk menjalankan usaha online dan latihan memanjat wall.
Eka memang tak mempermasalahkan gunjingan para tetangga, tetapi tidak dengan ibunya. Hati Bu Rahayu terbakar mendengar semua gunjingan para tetangga tentang putri sulungnya. Walhasil Eka sering diomeli sang ibu untuk segera mencari pasangan.
"Bu sudahlah jangan digubris omongan para tetangga kita, Aku masih ingin berkarya, masih ingin membuat bangga negara ini dengan menyumbangkan medali emas lagi bu, Aku juga masih ingin mengembangkan bisnis online milikku menjadi lebih besar lagi." Dalih Eka jika ibunya sudah ngomel tentang pasangan hidup.
"Halaaah semua keinginanmu bisa kamu jalani meski kamu sudah menikah! ibu ndak mau kamu dilangkahi adikmu, ora ilok kalau kamu sampai keduluan Ayu ... kalau sampai Ayu menikah duluan, bisa sial hidupmu! bisa bisa kamu jadi perawan tua, ibu ndak mau kalau itu sampai terjadi, ibu akan sangat malu kalau kamu menjadi perawan tua." Bu Rahayu mengomel panjang lebar.
" Ya ampun ibu... jodoh itu sudah menjadi ketentuan Allah, kita tidak bisa mengaturnya. Kalau memang Ayu nikah duluan, tak jadi masalah! Aku percaya Allah sudah menyiapkan pasangan hidup untuk diriku .... Ibu jangan takut Eka menjadi perawan tua." Eka menenangkan ibunya.
" Tapi jangan pasif Eka .. carilah laki laki yang baik untukmu.. ajak ke rumah! biar ibu dan bapak bisa menilai calon suamimu .. . Masak iya kamu ndak punya teman lelaki.. bukankah di tempat latihan kamu punya banyak teman lelaki." Bu Rahayu masih kekeh mendesaknya.
Eka hanya mampu menepuk jidatnya.
"Iya .. iya ibu, nanti aku usahakan." Bujuk Eka.
"Jangan iya iya saja ... cari lelaki yang baik, tampan, kaya raya, setia, penuh pengertian bertanggung jawab untuk menjadi suamimu!" Bu Rahayu merepet.
Eka hanya bisa menghela nafas lelah.
Untuk para kawula muda, biasanya weekend digunakan untuk bersantai atau keluar malam mingguan. Tetapi semua itu tidak berlaku Buat Eka. Waktu sudah menunjukkan pukul setengah delapan malam, Eka masih berkutat di tempat latihan. Melatih kekuatan tangan dan kaki, kecepatan dan kelincahan memanjat wall sampai mencapai waktu yang diinginkan. Peluh sudah membasahi dahi dan tubuhnya.
Eka terus berlatih tanpa kenal lelah. Ia harus mencapai rekor waktu tercepat. Dengan harapan, saat nanti waktu tanding, Eka bisa juara dengan waktu seminim mungkin. Kalau bisa ia ingin memecahkan rekor atlit rock climbing di dunia. Pukul delapan pas, Eka menyudahi latihannya.
Eka mencuci tangannya yang masih kotor karena bubuk magnesium sampai bersih. Lalu menyeka peluh di dahi dan wajah. Setelah peluhnya hilang, ia membasuh mukanya sampai bersih. Tak lupa Eka merapikan jilbab instannya yang sedikit morat marit. Setelah selesai dia berpamitan ke coach dan rekan rekan seprofesinya.
" Gak ikut malam mingguan bareng bareng kita Ka? kita mau ngopi ke cafe sambil nikmati live music." Ajak Arya sesama rekan atlit di club Federasi panjat tebing.
" Hehehe gak mas Ar.. mau langsung pulang aja, sudah ngantuk." Jawab Eka.
Arya terlihat kecewa mendengar jawaban Eka. Ingin sekali ia bisa ngobrol dekat dengan Eka diluar latihan. Tapi tak pernah kesampaian. Tadi ia berharap Eka mau ikut ngafe. Di cafe nanti, ia ingin mengajak Eka duet nyanyi. nyanyi lagu cinta. Pasti ia dan Eka akan terlihat sebagai pasangan yang romantis. Sudah lama Arya naksir Eka.
"Daaa semuanya.. met weekend.. Assalamualaikum." Eka berpamitan.
"Waalaikumsalam." Arya dan yang lain menjawab bareng.
Semilir angin menerpa wajah Eka yang sedang mengendarai motornya menuju arah pulang. Sambil bersenandung pelan untuk mengusir kantuk yang mulai menyerang, akibat rasa lelah .. Eka melajukan motonya dengan kecepatan sedang.
Tiga puluh menit Eka sampai di depan rumahnya. Pagar rumah Eka terbuka lebar, ada sebuah mobil mewah terparkir di halaman depan rumah. Eka melajukan motor miliknya masuk ke halaman. Setelah parkir dengan rapi, Eka melepas helm sambil memandang mobil mewah yang terparkir di sebelah motornya.
"Hmmm ada tamu rupanya, siapa ya? mobilnya keren dan mewah." Eka membatin sambil menaruh helm di atas gagang spion.
Terdengar obrolan dan canda tawa di di dalam rumahnya. Suara tawa Ayu yang lebih mendominasi. Tampaknya Adiknya Eka sedang berbahagia.
"Ouw Ayu pulang rupanya, mungkin itu tamu ayu." Eka menerka dalam hati.
"Assalamualaikum" Eka mengucap salam.
"Walaikumsalam." Penghuni rumah menjawab salam Eka berbarengan.
Eka masuk ke dalam rumah. Matanya menyapu orang orang yang duduk di ruang tamu. Mata Eka terpaku pada sosok laki laki bule yang baru kali ini dilihatnya.
"Mbak Ekaaaa... aku kangeeen ..." Ayu menghambur memeluk Eka.
Si lelaki bule menatap interaksi Ayu dengan wanita yang baru datang dengan ekspresi datar.
"Dih lebay." Eka menyambut pelukan Ayu.
"Malam amat sih pulangnya mbak, mau ada persiapan kejuaraan yang akan diikuti ya?" Ayu mengurai pelukannya.
"Gak ada Yu, aku latihan seperti biasa! kalau weekend latihan kami memang panjang hingga malam." Eka menjelaskan.
"Ish .. ish mbakku ini.. kalau weekend dipakai latihan melulu, kapan mbak Eka menikmati masa muda kalau setiap kerja dan latihan melulu." Bibir Ayu mengerucut.
" Hei jangan salah ya ... aku menikmati loh aktivitas latihan! Dengan berlatih aku bisa bahagia meski lelah dan berat." Ralat Eka.
"Yaelah mbak yang Ayu maksud bukan itu ... sekali kali kek weekend buat pacaran! ngedate mbak ... ngedate sama cowok." Ayu memprotes.
" Ndak tahu kakak kamu ini Yu .. hari harinya habis untuk latihan aja .. ya mbok sekali kali refreshing, ibu ingin melihat kakakmu mengajak kekasihnya datang ke rumah ini." Bu Rahayu menyela.
Eka hanya bisa menghela nafas. Lebih baik tidak usah menjawab karena akan bertambah panjang perdebatan ini.
"Sudahlah .. aku mau ke atas, ke kamarku untuk mandi, terus tidur." Eka berniat meninggalkan ruang tamu.
"Eh .. mbak Eka tunggu dulu, jangan masuk kamar dulu! kenalin nih teman special Ayu." Cegah Ayu sambil menarik tangan Eka yang sudah mau ngacir.
Ayu menyeret Eka ke arah laki laki bule yang dari tadi hanya memandang interaksi kakak beradik ini.
Laki laki bule itu bangkit dari duduknya sambil mengulurkan tangan ke arah Eka.
"Teman special?" Tanya Eka sambil menatap Ayu masih mengabaikan uluran tangan laki laki bule itu.
"Iya benar .. saya kekasih Ayu.. perkenalkan nama saya Zever Romano.." laki laki bule itu masih mengulurkan tangannya.
Eka mengalihkan tatapan matanya kepada laki laki bule dihadapannya. Memindai laki laki di depannya.
Wajah si bule memang tampan memikat, matanya berwarna hazel, tubuhnya tinggi dan gagah . benar benar seperti mitologi dewa dewa yunani. Rambutnya sedikit gondrong, terkesan macho seperti cowok dari negeri pizza Italy.
"Apa iya cowok bule ini berasal dari Italy?" Eka membatin.
"Eka .. kakaknya ayu." Membalas uluran tangan Zever.
" Jadi anda kekasih Ayu? saya harap dengan status anda sebagai kekasih jangan pernah mempermainkan Ayu, apalagi menyakitinya .. berlakulah sebagai laki laki sejati yang memperlakukan perempuan dengan baik! jika anda hanya mempermainkan dan menyakiti Ayu, akan kukejar anda, meski harus ke kolong semut sekali pun." Eka menatap lelaki di depannya dengan tajam.
Zever terpaku mendengar ancaman Eka, buru buru Zever menjawab," tentu mbak Eka .. saya berjanji tidak akan mempermainkan Ayu ... saya benar benar mencintai Ayu."
" Bagus .. dan buktikan kata kata anda." Eka Masih dalam mode mengancam.
"iih mbak Eka .. apaan sih .. kami juga masih taraf penjajakan kok mbak! jangan serius gitu dong! Kak Zever maaf ya .. jangan diambil hati omongan mbak Eka." Ayu ngedumel.
"Kakakmu benar Ayu .. bapak juga tidak suka kalau ada laki laki yang mempermainkan mu apalagi sampai menyakitimu .. hati hatilah dalam berhubungan dengan lelaki." Bapak menyela omongan.
"Saya sedikitpun tidak ada niatan untuk mempermainkan anak bapak." Zever menjawab," saya akan selalu berusaha bertanggung jawab."
"Ya .. ya .. sudahlah .. ayo jangan tegang, kita lanjutkan obrolannya." Ibu menengahi.
Eka melanjutkan langkahnya menuju tangga ke lantai dua rumahnya.
"Hmm ... ketus dan tegas kakaknya Ayu ini, sepertinya restu mbak Eka agak sulit mendapatkannya." Zever menatap punggung Eka.
" Jangan diambil hati ya kak omongan mbak Eka .. dia emang posesif sama kami adik adiknya... jangankan aku yang cewek .. sama Agung yang cowok aja mbak Eka posesif banget." Ayu menyenggol lengan Zever yang tak berkedip memandang Eka yang sedang berjalan menaiki tangga.
"Its oke ayu .. I am fine .. begitulah keluarga harus saling memperhatikan." Zever tersenyum.
Eka sudah sampai di kamarnya di lantai atas. Menaruh ranselnya. lalu masuk ke kamar mandi. Eka berdiri di bawah shower. Membasahi tubuhnya dengan air hangat yang memancar dari shower. Eka merasakan kesegaran menerpa tubuhnya.
Selesai mandi Eka mamakai piyama tidur. Rambut basahnya ia keringkan dengan handuk. Sambil menepuk nepuk rambutnya Eka beranjak ke balkon kamar. Eka menatap langit malam bertabur bintang. Dara manis ini menghela nafas kasar. Sebentar lagi, kampungnya akan gempar.
Bukan gempar karena ada warga yang kemalingan atau hal lain tapi gempar karena Ayu pulang bersama lelaki bule. Berita lelaki bule pacarnya Ayu akan tersebar luas. Dan ujung-ujungnya, nama Eka akan katut menjadi bahan gunjingan.
Agak lama Eka merenung ... sampai sapuan angin dingin ke kulit tubuhnya menyadarkan Eka dari lamunannya. Eka segera beranjak masuk ke dalam kamar .. menutup pintu balkon, lalu merebahkan tubuhnya di atas ranjang.
Menunggu kantuk datang, Eka mengambil gawainya. Melihat chat wa, sambil mendengarkan musik dari aplikasi musik kesayangannya. Sejurus kemudian Eka tenggelam dalam dunia maya. Entah berapa lama Eka bermain gawainya. Sampai ia menguap, kantuk mulai menghampirinya.
Samar Samar dari bawah terdengar suara mobil bergerak keluar dari halaman rumah, sepertinya si Zever sudah berpamitan pulang. Eka tak perduli. Rasa kantuk makin menguat. Eka sudah hampir terlelap saat pintunya diketuk dengan keras.
"Mbak .. mbak Eka .. aku masuk ya?" Suara Agung adik laki lakinya menginterupsi kantuk Eka.
Belum sempat Eka menjawab Agung sudah menerobos masuk.
"Mbak siapa lelaki bule yang barusan pulang tadi ... buset dah mobilnya keren habis ... mobil mewah itu." Tanya Agung antusias.
Eka masih mengantuk, berusaha mengumpulkan nyawanya untuk menjawab pertanyaan Agung.
" Kenapa gak tanya ke bapak atau ibuk... atau Ayu yang lebih tahu?" Eka menguap
"Bapak dan ibuk suruh tanya ke mbak Ayu .. mbak Ayu kutanya jawabnya kepo ... ayoo dong mbak Eka siapa dia?" Desak Agung.
"Pacarnya Ayu." Jawab Eka singkat.
" Wuiiih ... gilak mbak Ayu ya ... dapat bule tajir." Seru Agung.
"Sudah sana keluar ... mbak mau tidur .. dah ngantuk nih." Usir Eka.
"Yaaa gak seruuu .. ayo dong mbak kita ngebahas pacarnya mbak ayu.. aku kepo nih." Jiwa kepo Agung meronta.
" Ya bahaslah dengan Ayu sana kenapa dengan mbak Eka .. mbak gak tahu apa apa Gung... sudah sana pergi ke kamarmu! tidur jangan main game melulu." Eka mendorong Agung keluar.
Agung melangkah keluar sambil ngedumel.
"Eee ... sebentar Gung! darimana kamu .. sudah malam baru pulang .. jam berapa ini .. kamu gak melakukan sesuatu yang aneh aneh kan?" Eka menyelidik.
"Ya enggaklah mbak .. Agung latihan musik, belajar main organ sama teman teman." Agung berhenti melangkah.
" Belajar musik di mana ?" Eka bertanya lagi.
" Di rumahnya Abian mbak." Jawab Agung.
" Di mana rumahnya?" Cecar Ayu
" Di daerah polehan ... gak nanya sekalian RT RW nya ... siapa nama bokapnya Abian?" Agung menatap kakak sulungnya dengan jengkel.
Eka terkekeh mendengar jawaban Agung. Dirinya memang protektif pada kedua adiknya. Jangan sampai mereka melakukan perbuatan yang melanggar norma. Jaman sekarang, banyak pergaulan anak muda yang salah arah.
"Kalau bersepeda hati hati .. jangan ngebut .. jangan suka nyalip truck." Nasehat Eka.
Sebelum nasehat Eka lebih panjang kali lebar Agung segera melesat keluar.
Hari minggu pagi, hari untuk bersantai ria lepas dari rutinitas sehari hari. Toko sembako ibu masih tutup, biasanya toko ibu pagi pagi sekali sudah buka. Khusus hari Minggu buka agak siang. ibu ikut senam zumba di balai RW. Kata ibu agar tubu sehat dan bugar.
Sedangkan bapak sibuk di halaman belakang rumah. Sibuk merawat tanaman dan kolam ikannya. Kalau si Agung setelah subuhan melanjutkan kegiatan berlayar di pulau kapuk. Sementara Eka dan Ayu bermalas malasan di teras atas. Duduk di atas ayunan kayu sambil nyemil tahu walik.
"Ay .. sudah lama kamu pacaran sama si Zever ? bukankah kamu pernah cerita kalau naksir bos tempat kamu kerja ?" Eka menatap Ayu intens.
"Aku pacaran sama Kak Seger baru dua bulan mbak! Untuk urusan naksir si bos, masih tetap lanjut lah, akumasih suka dan cinta sama Pak Nizam." Ayu terkikik pelan.
"Hah .. yang bener Ay? lalu si Zever kamu anggap apa? sepertinya dia benar benar serius sama kamu ... jangan mempermainkan perasaan orang dong Ay! padahal aku sudah mewanti wanti Zever untuk tidak mempermainkan mu .. malah kamu yang mempermainkan dia .. cinta ke orang lain malah pacaran dengannya.. kalau Zever tahu pasti dia kecewa Ay." Eka ngedumel.
" Lha gimana lagi kak ... perasaan dan hati kan tidak bisa dipaksa? kalau aku sedang berdekatan dengan pak Nizam hati rasanya berdebar .. gemetar .. gak berani menatap matanya .. kalau jauh rinduuuu rasanya." Tutur ayu
"Kalau kamu cintanya sama Pak Nizam, kenapa kamu jadian sama Zever?" Eka heran.
"Hmmm apa ya, mungkin hanya sebagai selingan sambil menunggu Pak Nizam jatuh cinta padaku, aku terima saja pernyataan cinta Kak Zever! Dari pada jomblo, lagian pacaran sama kak Zever gak ada ruginya, Selain kaya, tampan, kak Zever itu baik dan gak pelit!" Ayu beralasan.
"Astaga Ay, kamu ini layak disebut play girl, suka mempermainkan perasaan lelaki! kalau Zever tahu kamu tidak mencintainya dan hanya menjadikan lelaki itu selingan, dia pasti kecewa." Eka geleng-geleng kepala dengan kelakuan adiknya.
"Tenang kak .. mungkin lain kali aku akan berusaha sayang padanya! tapi saat ini hatiku masih untuk pak Nizam, my handsome bos! tapi sayangnya si bos sudah punya tunangan ... menurut rumor sih tunangan pak Nizam seorang model yang berkarier di luar negeri.. jadi patah deh hatiku .. makanya aku terima aja tawaran cinta dari kak Zever .. ketimbang merana mikirin cintaku pada pak bos yang berpeluang tipis untuk diterima." Jelas ayu panjang lebar.
Eka hanya bisa geleng geleng kepala mendengar argumen Ayu.
"Ceritakan bagaimana kamu bisa pacaran sama Zever." Tuntut Eka.
"Kami bertemu ketika aku menemani pak Nizam untuk presentasi kerja sama dengan perusahaan kak Zever." Cerita Ayu.
" kamu selalu menemani bosmu kemana mana Ay?" Eka bertanya.
"Tidak selalu mbak ... seringnya ditemani pak Erga asistennya... sebagai sekretaris aku cuma menemani pertemuan pertemuan dengan pengusaha lokal." Jelas Ayu.
"Terus gimana ceritanya kamu bisa jadian sama Zever?" Eka bertanya lagi.
"Sepertinya kak Zever udah jatuh cinta sama aku pas pertemuan pertama deh, soalnya pas aku nemenin pak bos meeting yang kedua, kak Zever nembak aku mbak." jawab Ayu sambil mengunyah tahu walik.
"Kok bisa sih?" Eka sangsi.
"Ya bisalah mbak ... aku kan cantik ... baik hati ... smart." Ayu menyombongkan diri.
Eka mengeluarkan suara mau muntah mendengar bualan Ayu.
"Kau sudah diperkenalkan pada keluarga Zever? Omong omong Zever tuh asli orang mana?" Eka masih dengan cecaran pertanyaannya.
"Aku pernah diajak dinner bersama keluarganya, cuman satu kali! Kak Zever asalnya dari Italy." Jawab Ayu.
"Gimana tanggapan keluarganya?" Tanya Eka lagi.
Wajah Ayu terlihat mendung mendengar pertanyaan Eka.
"Tanggapan keluarganya terkesan tak menyukaiku, terutama mamanya .. seperti meremehkan gitu .. memandang sebelah mata ... mungkin karena aku bukan dari trah horang kaya... tapi gak papa... kan ini cuma hubungan penjajakan .. aku gak serius serius amat kok. Lagipula aku masih belum ingin terikat hubungan yang lebih serius lagi dengan kak Zever." Kata Ayu dengan entengnya.
"Kaya banget ya keluarga Zever Ay?' Eka jadi kepo.
"Keluarga milyader mbak, bukan hanya kaya, tapi sudah masuk kategori milyader." ucap Ayu.
"Kamu pikir pikir beneran deh Ay hubunganmu sama si Zever .. ngeri sih masuk keluarga sultan, mana mamanya gak respek sama kamu! kalau kamu dan Zever jadi beneran, yang ada kamu menderita Ay! secara kamu ini mental melow .. dikit dikit cemen .. nangis .. nelangsa .. baper! kalau kamu dijahati emaknya si Zever gimana, kuat kamu?" Eka jadi kepikiran.
"Ih mbak Eka kok nakutin sih .. tapi iya juga sih .. kalo dilihat lihat mamanya kak Zever itu ketus bin galak! terus istri kakaknya Zever juga kelihatan sombong .. sok kecantikan! papanya Zever dingin dan kelihatan kejam .. kakaknya Zever setali tiga uang sama papanya! Aiiiih kok aku jadi ngeri ya kak .. mending gak usah diterusin deh hubunganku dengan Zever" Ayu jadi ketakutan.
"Ahahahaha .... gak usah takut! kalau memang Zever jodohmu ya dihadapi apapun masalahnya! rumah tangga itu ujiannya bisa jadi dari mertua, kakak ipar, anak atau suami." Kata Eka sok bijak.
"Dih siapa juga yang mau buru buru berumah tangga .. aku mau happy happy dulu mbak." Protes Ayu.
"Gak baik pacaran melulu Ay .. harus pintar jaga diri, harus tahu batasannya .. yang rugi itu kita pihak perempuan." Nasehat Eka.
"Iya mbak .. Ayu akan selalu menjaga diri gak akan melanggar batasan kok." Janji Ayu.
Sejenak mereka berdiam diri dari obrolan ngeh gibah si Zever. Ngemil tahu walik buatan ibu. Ibu Rahayu memang jago bikin masakan.
"Selama kamu menjalin hubungan sama Zever, sering gak bertemu dengan keluarganya?" Eka memecah keheningan.
"Dua kali, pertemuan kedua waktu ada acara pesta, sebenarnya Zever sering ngajak makan malam bersama keluarganya, tapi aku gak mau! males .. gak ngeh aku sama keluarganya terutama sama mamanya." Jawab Ayu.
Eka manggut manggut.
"Ceritakan dong tentang keluarga si Zever!" Tuntut Eka.
"Buat apa mbak? kepo bingit." Ayu heran.
"Ya harus tahu dong ... kalau kamu beneran married sama si Zever .. ibarat perang nih .. sudah tahu tentang kondisi musuh! gimana kekuatannya... kelemahannya... mbak gak mau kamu tersakiti." Eka menjelaskan.
"Fuih berat amat ... tapi oke aku ceritain nih tentang keluarga Zever! kalau dari cerita si Zever, kakeknya seorang pengusaha dari Italy .. cabang perusahaannya banyak! perusahan di Italy dan seputar Eropa dipegang anak tertua, Anak kedua, papanya Zever megang perusahaan di Asia dibantu kedua anaknya ... Vincent dan Zever." Ayu menjelaskan.
"Jadi si Zever dua bersaudara?" Tanya Eka.
"Tiga mbak .. yang sulung cewek, namanya Nicole, dah nikah ... ikut suaminya tinggal di Kanada! Anak kedua bernama Vincent , punya istri bernama Zoya blasteran turki indonesia! trus Zever si bungsu." Runut Ayu panjang lebar.
"Kalau mamanya gimana? Asli orang Italy juga kah?" Masih belum puas Eka nanyanya.
"Bukan .. asli indonesia .. wajahnya agak oriental .. mungkin blasteran manado dan jawa kali ya?" Ayu bertanya sendiri.
"Hmmmm benar benar keluarga milyader si Zever ini! kalau si Zever sendiri gimana Ay? Kepribadiannya secara umum .. bukan kepadamu ... kalau ke kamu sih gak usah nanya pasti yang ditampilkan yang baik baik aja." Kejar Ayu.
"Kalau dilihat kak Zever itu aslinya orangnya dingin .. gak suka basa basi ... tegas.. bahkan cenderung cuek."
Keduanya terdiam. Eka masih berpikir apa lagi yang mau ditanyakan tentang Zever. Belum sempat pembicaraan dilanjutkan, dari bawah terdengar suara mobil akan memasuki halaman. Ayu berdiri menghampiri pagar melihat siapa yang datang.
"Astaga kak Zever .. masih pagi kok sudah datang? padahal aku belum mandi." Ayu kebingungan.
Pintu mobil terbuka. Zever keluar dari dalam mobil. Laki laki bule itu mendongak ke arah lantai dua rumah pak Ridwan. Tangannya melambai ke arah Ayu yang sedang berdiri di atas balkon.
"Masuk aja kak Zever .. langsung buka aja pagarnya gak dikunci kok! mobilnya lansung parkir di halaman ya biar gak ngalangin mobil yang lewat." Teriak Ayu.
"Siap Ay sayang." Zever berseru, membuka pintu pagar lebar lebar, masuk kembali ke dalam mobil, lalu mengemudikan mobil miliknya masuk ke dalam halaman depan.
"Haih lebay." Dengus Eka mendengar teriakan Zever.
"Kak Zever masuk aja ya ke ruang tamu! aku tinggal mandi dulu." Ayu berseru.
"Oke honey." Balas Seger, yang berhasil memarkirkan mobil di halaman.
Eka mengeluarkan suara mau muntah lagi mendengar perkataan Zever. Ayu tergelak sambil berlari masuk untuk mandi.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!