Terpaksa Menikahi CEO Berkepribadian Ganda
Pertemuan Pertama
Perempuan cantik itu berdiri tegang di depan halte bus, ia terus meremas tas kerja usang itu.
Dian
Ayo semangat Dian! Hari ini harus dapet kerjaan!
Wanita itu pun menaiki bus yang baru saja tiba.
Bu Rina
Loh Dian? Kamu mau kemana lagi?
Dian yang baru saja menaiki bus itu terkejut,
Dian
Pagi Bu Rina, ini Saya dapat panggilan kerja Bu, hehe, doain ya Bu!
Bu Rina
Yaampun, iya Nak, semoga diterima ya!
Belum sempat melanjutkan kata-katanya, Bus itu sudah melaju kencang
Bus yang padat itu mengakibatkan Dian dengan tubuh mungilnya terombang-ambing
Tubuh mungil Dian menabrak tubuh besar seorang Pria tampan di hadapannya
Dian sadar, kini dirinya terhimpit dari depan, kanan, dan kiri, sampai belakang, tangan mungilnya berusaha berpegangan kencang, sementara tangan kanannya terjepit di depan tubuhnya
Dian merasakan sebuah gumpalan keras di tangannya, sebuah gumpalan yang berasal dari celana Pria tinggi tampan di depannya
Dian memalingkan wajahnya malu,
Dian
"Aduh, anggep aja squishy Dian, jangan panikkk" Gumamnya dalam hati.
Tak lama, beberapa penumpang turun dari Bus
Dian
"Akhirnyaaaaaaa ..." Keluhnya dalam hati.
Dian segera menarik tangannya dan memalingkan wajahnya malu, sempat Ia melihat tatapan pria dihadapannya itu,
Dian
"Ck, Pria aneh, pasti orang ini sering membuat kejahatan seperti tindak asusila di angkutan umum. Huft, sialnya..." Gerutunya dalam hati.
Perjalanan masih panjang, Dian melirik dua kursi kosong di sebelahnya
Dian
"Huft, syukur deh ada kursi kosong" Celetuknya dalam hati.
Dian duduk di ujung, dan meletakkan tas beratnya di kursi sebelahnya
Betapa terkejutnya Dian saat tas kerjanya itu ditarik oleh pria cabul tadi
Pria itu memberikan tas Dian dan duduk di sampingnya
Dian
"Haduh, kalau saja tadi gak buruk ya first impressionnya, padahal cowo ini ganteng juga, tapi serem ih cabul..." Pikirnya.
"Pemberhentian terakhir dalam dua menit"
*TET* Pria itu menekan tombol pemberhentian di tiang bersamaan dengan Dian
Dian
"Huh?" Gumamnya dalam hati.
Bus akhirnya berhenti, Dian dengan cepat turun
Dian
Syukurlahhhhh akhirnya sampai juga
???
Oh bisa ngomong juga? Saya kira Kamu bisu.
Dian
Sembarangan, dasar Pria cabul!
Dian
Ohhh, jangan-jangan Anda ikut saya kesini karena kejadian di Bus tadi ya?!
Dian
Tolonggggg!! Ada Pria mesum!!!!
Dengan cepat pria itu membungkam mulut mungil Dian dan menariknya untuk sembunyi di samping gedung perusahaan itu.
Dian menggigit lengan pria itu.
Dian
Heh pria mesum aneh, liat ya!!!
Dian berlari menarik satpam di depan perusahaan itu
Dian
Pak tolong Pak, ada Pria mesum, saya diikutin dari bus Pak...
Satpam itu segera berlari menuju lokasi yang ditunjuk Dian.
Satpam
Hah? Mana neng, gak ada siapa-siapa?
Dian melongok bingung ke samping gang kecil itu
Dian dan Satpam itu serempak menoleh begitu mendengar banyak suara derap langkah kaki berlarian dari dalam perusahaan
Para bodyguard berbaris rapih menyambut kedatangan seorang pria dengan jas biru di depan perusahaan
Dian
LOHHH ITU PAK ORANGNYA!
Satpam itu bergegas menarik Dian menjauh dan membekap mulut mungilnya yang asik berteriak
Satpam
Neng! Neng! Jangan sembarangan, itu Pak Abizar, CEO dari perusahaan ini, Neng mau ngapain ke perusahaan ini?
Dian dengan cepat membungkam mulutnya sendiri
Dian
Sa-saya mau datang wawancara pak di sini..
Terdesak Ekonomi
Dian lagi-lagi memperhatikan gedung pencakar langit yang merupakan perusahaan terbaik saat ini di kotanya.
Dian
Ayo Dian semangat!!!!
Setelah dua jam lebih melakukan sesi wawancara, Dian membuka kotak bekalnya dan mulai melahapnya
Pak Raihan
Nih, minum dulu, lain kali pelan-pelan kalau makan dong...
Dian menyambar botol air mineral itu dengan kikuk
Pak Raihan
Nama Saya Raihan, btw, kok Kamu bisa kelaperan banget gitu, tadi gak sarapan dulu ya?
Dian
Hehe, iya Pak, Saya berangkat naik bus, jadi ngejar waktu, makanya baru sempet makan jam segini
Pak Raihan
Lain kali sarapan dulu, oh iya, kalau Kamu nanti butuh bantuan Saya, hubungi di sini aja ya.
Pria itu menyerahkan selembar kartu namanya
Pak Raihan
Saya pergi dulu, habiskan makannya..
Dian
"Duh manis banget senyum dia" Gumamnya dalam hati
Mata Dian seketika melotot melihat kartu nama itu,
Dian
Pa-Pak Raihan?! Ini kan Pak Raihan Kepala HRD di kantor ini?!
???
Beruntung ya Anda hari ini diwawancarai oleh Saya, kalau sama Pak Raihan, bisa abis deh, banyak loh anak-anak baru yang pada keluar karena gak tahan sama ketatnya Pak Raihan terhadap karyawan
Dian
Aduhhh, hari ini penuh kejutan banget deh, mau ketiban uang milyaran kali ya?
Dian pun merapihkan makan siangnya dan berjalan pulang
Dian meratapi atap rumahnya yang belakangan ini kerap kali bocor
Tas kerjanya ia letakkan di atas sofa
Dian
Bay? Bayu? Kamu gapapa? Mau apa? Makan ya? Kakak ambilin yaaa
Bayu
Enggak Kak, Kakak disini aja, temenin Bayu..
Dian pun duduk dan mengelus kening sang adik
Dian
Sabar ya adikku sayang, kakak janji akan cariin kamu pendonor secepatnya, supaya kamu bisa main selayaknya anak usia 7 tahun lainnya..
Dian mengecup lengan mungil sang adik yang mulai terlelap dalam pangkuannya
Ayah
Nak, Kamu pasti capek baru pulang wawancara kerja, Kamu istirahat saja, biar Ayah yang jaga Bayu..
Dian terkejut dengan kedatangan sang Ayah
Dian
Loh yah, gapapa, Dian gak cape, udah Ayah istirahat aja, biar gantian, besok Dian cari kerja, Ayah yang jaga Bayu
Ayah menghela napas panjang..
Ayah
Dian, Kamu gak mau mempertimbangkan-
Dian
Gak yah, Dian gak mau dijodohin sama anak sahabat Ayah itu, walaupun dia mapan kek, Dian mau usaha sendiri aja, lagian Dian yakin, Dian pasti bisa dapat pekerjaan di kantor ini
Dian berdiri perlahan dan mendorong tubuh ringkih sang Ayah ke luar kamar perlahan
Dian
Sudah Yah, jangan banyak pikiran, percaya aja sama Dian..
Ayah mencegah tangan ramping Dian menutup pintu itu
Ayah
Dian, Kamu sendiri tau bagaimana kondisi keuangan keluarga kita kan, kondisi adikmu itu mendesak, uang pensiun Ayah cuma bisa bertahan untuk cuci darah adikmu minggu depan, sisanya, obatnya, dan biaya cuci darah selanjutnya pun gak ada Dian..
Dian menatap kosong sang Ayah, pikirannya berkecamuk kesana kemari
Dian
Yasudah, beri Dian satu hari untuk memikirkan semuanya Yah
Sang Ayah menghela napas lega
Ayah
Yasudah, Kamu istirahat saja, sudah mau malam..
Ayah
Siapa itu bertamu malam-malam?
Dian
Biar Dian yang urus Yah, Ayah jaga Bayu saja
Dian membuka pintu rumahnya, seorang Pria tampan dengan mobil nya berdiri tegap dan tersenyum lebar
Kabar Baik atau Buruk?
Dian berjalan senang menghampiri Pria berotot tampan itu
Candra
Hai! Gimana kabarnya Dian? Lama banget ya gak ngobrol begini
Candra menghampiri pria paruh baya itu dan tersenyum manis
Ayah
Oh anak berandalan ini ya Hahaha
Candra
Anu, Om, Candra ajak Dian jalan-jalan sebentar ke taman Anggrek boleh ya?
Ayah
Oh, yah, itu sih terserah Dian
Pria itu melambaikan tangannya lalu masuk ke dalam rumah
Dian tersenyum sumringah dan mengangguk
Candra
Hahaha, Aku beli martabak kesukaan Kamu tadi sekalian pulang, telur bebek 4, yakan?
Mereka berdua pun berjalan beriringan ditengah deru angin malam
Candra
Maaf ya 4 tahun belakangan Aku jarang main
Dian
Gapapa Mas, kita kan kuliahnya juga beda tempat, apalagi kamu, kuliah di luar negeri, keren banget!
Candra
Gimana kondisi Bayu?
Dian yang semula sumringah, kini berjalan loyo
Candra
Sudah coba alternatif?
Dian
Operasi jalan paling cepat
Candra mengangguk, mereka pun akhirnya berjalan beriringan tanpa berbicara sepatah katapun
Candra menepuk kursi taman yang kosong dan membersihkan sisi kanan kursi dengan lengan bajunya
Candra menepuk bangku sebelah kanan dan menduduki sisi kirinya
Dian terkekeh kecil dan duduk
Dian
Kamu masih aja posesif kayak dulu Mas
Candra
Iya dong! Semenjak Ibu gak ada, Aku selalu inget kata-kata Ibu, "Jangan sakitin Dian, Dian itu anak sahabat Ibu, bla bla"
Candra lalu membukakan kotak martabak itu dan menyodorkannya pada Dian
Dian
Gimana kuliahnya mas? Kamu udah kerja?
Candra
Oiya dong! Kamu denger gak dulu, kata orang-orang kampung, perusahaan Maju Bersama itu perusahaan impian mereka, Aku sekarang kerja disana hehe
Dian
Serius?! WAH KEREN ABIS MAS
Dian mengacungkan kedua jempolnya yang dipenuhi minyak, dengan mulutnya yang penuh dengan martabak
Candra menggeleng geli, ia lalu mengeluarkan sapu tangannya dan memberikannya pada Dian
Candra
Kamu ini Di, hobby banget ngomong sambil ngunyah, kalau Ibu kamu tau, bisa kena sabet sapu lidi nanti
Dian
Hehehe, kan gak tau mas
Dian
Orangnya juga udah bahagia di Surga
Candra menggaruk tengkuknya kikuk
Candra
Eh, ngomong-ngomong, Kamu udah nyari kerja? Mau kerja di kantor aku aja?
Dian
Hah? Gak perlu deh Mas, gaenak sama Mas, ngerepotin
Candra
Udah nanti biar Aku tanyain sama HRD nya ya
Dian terus bercerita sambil kerap kali mengunyah martabak
Candra dengan sigap meraih botol air mineral disampingnya
Candra
Nih minum dulu pelan-pelan
Ia lalu mengelus punggung Dian sambil menceramahinya
Dian
Kamu ini gak ada berubahnya Mas, bawel banget
Candra
Ih, gatau terima kasih dasar..
Candra mencubit kedua pipi Dian
Candra
Gapapa lucu, dari dulu ini pipi makin gembul aja kayak balon Hahaha
Dian langsung membalas Candra dengan menggeletiki pinggangnya
Mereka pun asik kejar-kejaran bak anak kecil di taman yang sunyi itu
Dian merogoh kantung celananya
Tanpa menjawab, Dian membuka Email yang masuk
*SELAMAT PELAMAR ATAS NAMA DIAN GUNAWAN TELAH DITERIMA DAN DIHARAPKAN DAPAT BERGABUNG SECEPATNYA BESOK, PUKUL 08.00, HARAP MEMBALAS EMAIL INI JIKA BERSEDIA HADIR*
Dian menatap Candra yang kebingungan di sampingnya
Dian
AKU DITERIMA KERJA!!!
Candra ikut berselebrasi bersama Dian, menari dibawah sinar rembulan
Dian
Ini kabar baik atau buruk ya?
Dian
Kalau sampai CEO itu ingat Aku katain dia Pria Mesum, Cabul, gimana dong?!
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!