NovelToon NovelToon

Katanya Cemara?

1. Selingkuh

PyaaRRyyy....

Pagi-pagi sekali Laili terbangun karena suara pecahan piring dilantai bawah.

"AKU SELINGKUH KARENA KAMU TERLALU SIBUK SAMA DUNIA KERJAMU" teriak Herman

"Mas, kamu juga sama aja kayak aku, kamu juga terlalu sibuk sama kerjaan mu"

"Mas kamu juga sibuk"

"Udah lah kita cerai aja, aku juga udah ga betah sama kamu"

Suara-suara berisik itu sudah setiap hari Laili dengar sampai ia muak dengan semuanya, papa selingkuh dari mama dengan alasan mama terlalu sibuk dengan urusan kerja.

Laili yang tak tahan mendengar ocehan mama dan papa nya, ia pun turun kebawah.

"KALIAN BISA DIAM GA SIH!" Teriak Laili yang sudah tak tahan

"Papamu ini, ketahuan selingkuh" kata mama

"Kamu yang ga punya waktu buat aku, kamu sibuk sama kerjaan"

Laili marah besar dengan papa dan mamanya, ia hanya butuh kasih sayang dari orang tua nya.

"Mama sama papa pernah mikir ga sih, kalau aku itu butuh mama sama papa, aku juga butuh ditanya gimana sekolah kamu" kata Laili

"Papa kerja demi kamu sayang"

"Aku ga butuh uang papa, aku cuma mau papa sama mama ada dirumah, waktu aku butuh kalian"

"Ga bisa dong sayang, papa kerja, mama kamu suruh berhenti kerja biar papa aja yang kerja"

"Ya ga bisa dong mas, kamu aja yang berhenti kerja"

"Kamu yang ber...."

"DIAM, papa sama mama itu sama-sama egois kalian cuma pentingin uang daripada aku"

"Kamu ga bakal ngerti Li"

"Papa yang ga ngerti" kata Laili

"Papa juga mau cerai aja sama mama kamu" kata papa yang membuat Laili terkejut

"Terserah papa aku capek" kata Laili sambil pergi kedalam kamarnya

"Li, kamu mau ikut siapa?" Tanya papa

"LAILI" bentak Papa

Laili tak menjawab pertanyaan papanya ia pusing, ia hanya ingin ketenangan untuk saat ini. Laili bergegas mandi, ia menggunakan baju santai ia berniat bolos hari ini.

Laili turun ke bawah.

Laili yang melihat Papa nya sedang asik telpon dengan seseorang.

"Papa telpon sama siapa?" Tanya Laili

"Bukan urusan kamu"

"Jelas itu jadi urusan aku, karena aku masih anak Papa"

"Jangan ikut campur kamu itu masih kecil"

"Kenapa takut ketahuan sama selingkuhan Papa, iya" kata Laili

PLAKKKK

Laili ditampar oleh papa nya, baru kali ini Laili ditampar oleh papanya.

"Jangan kurang ajar ya kamu"

"Kenapa, papa tuh jahat, egois papa ga mikirin aku"

"Jaga bicara kamu, papa ga pernah ajarin kamu ngomong ga sopan kayak gitu"

"Sadar pa, aku butuh Papa sama Mama

"Cukup Laili, kamu pergi ke sekolah sana" kata Papa

"Tanpa Papa suruh aku juga mau ke sekolah"

"ANAK KURANG AJAR KAMU" teriak Papa

Laili berangkat mengunakan sepedah motor miliknya.

***

Di sekolah.

"Li, sini" panggil Luna

"Ada apa?" Tanya Laili

"Nanti kita kesana yuk, ada caffe baru di sebrang sekolah" kata Luna

"Boleh" Tanya Laili

"Ya udah yuk ke kelas"

"Ayok"

Setiap hari Laili menyembunyikan luka nya sendirian.

Di Kelas

"Udah ngerjain PR belum?" Tanya Lussy

"Udah"

"Pinjem"

"Nih"

Lussy pun menyalin PR Laili.

"Li lo abis nangis ya?" Tanya Diva Tiba-Tiba

"Eng-enggak, kenapa emangnya?" Tanya Laili

"Mata lo merah tuh, kayak abis nangis" kata Diva

"Tadi gue kelilipan pas berangkat ke sekolah" kata Laili berbohong

"Oh pantes"

"Iya"

Tak lama kemudian bell pun berbunyi.

Ting Ting Ting.

Pelajaran pun segera di mulai.

Pelajaran pertama, pelajaran Bahasa indonesia. Pak anton masuk ke dalam kelas bersama seorang murid perempuan.

"Baik anak-anak, hari ini kalian kedatangan murid baru, silakan perkenalkan diri kamu"

"Hai semua, kenalin aku Sinta Karina kalian bisa panggi kau Sinta, semoga kita bisa jadi temen baik" kata Sinta

"Baik silakan kamu duduk di kursi yang kosong ya"

"Iya Pak"

Sinta pun duduk dekat Silvi, pelajaran pun dimulai.

***

Ting Ting Ting.

Bell istirahat berbunyi, semua murid pergi ke kantin ada juga yang keluar sekolah untuk mencoba Caffe baru yang ada di dekat sekolah.

BRAKK

"Eh maaf-maaf gue ga sengaja" kata Sinta

"Iya ga papa kok, gue yang salah" kata Laili

"Lo Laili kan?" Tanya Sinta

"Iya kok lo tau nama gue, kita pernah kenal atau ketemu?" Tanya Laili

"Enggak kita baru ketemu ini tadi"

"Oh gitu, terus lo tau nama gue dari mana?"

"Cuma nebak aja, gue boleh gabung sama kalian ga, kita satu kelaskan?"

"Iya"

"Boleh gabung ga gue?"

"Boleh, kita mau ke Caffe sebrang sekolah, mau ikut?"

"Mau"

Sinta akhirnya bergabung dengan teman-temannya Laili, Laili mencurigai Sinta kenapa ia bisa tau nama Laili.

"Mau pesen apa?" Tanya Sinta

"Gue Strawaberry aja" kata Diva

"Sama gue juga itu"

"Gue juga deh"

"Lo Li, pesan apa?" Tanya Sinta

"Apa gue binggung" kata Laili

"Taro aja gimana kesukaan lo kan Taro, ini ada Taro" kata Sinta

"Kok lo tau gue suka minuman rasa Taro?"

"Gue tebak aja" kata Sinta

"Ya udah gue Taro aja" kata Laili

Sinta pun memesankan pesanan mereka masing-masing.

"Li, lo ga curiga apa sama Sinta, dia tau semuanya lo tenang lo" kata Lussy

"Kebetulan aja kali, udah ga usah dipikirin"

"Diem-diem Sinta kesini"

"Nih pesenan kalian, udah gue bayar hari ini gue yang traktir kalian semua"

"Makasih ya Sin" kata Diva

"Kalau gini sering-sering gabung sama kita aja Sin" kata Luna

"Emang boleh?" Tanya Sinta

"Boleh, kenapa ga, ya kan" kata Laili

"I-iya" kata Diva

Mereka semua pun mengobrol bersama mulai dari pembicaraan yang penting sampai yang tak penting.

"Gaes, kalian mau ikut gue liburan ga bareng keluarga gue" kata Lussy

"Enak banget ya hidup lo Lus, keluarga cemara, pacar setia banget" kata Luna

"Enak dong, emang di antara kita ada yang broken home, ga ada kan?" Tanya Lussy

"Gue" kata Sinta

"Hah, lo broken home Sin?" Tanya Diva

"Iya, Bokap gue cerai sekarang gue cuma punya Mama aja, itu pun Mama jarang pulang" kata Sinta

"Sabar ya Sin, gimana kalau lo ikut gue aja" kata Lussy

"Emangnya kapan liburannya?" Tanya Sinta

"Minggu ini lo ikut aja ga papa kok" kata Lussy

"Minggu ini ya, maaf banget kayaknya ga bisa deh soalnya gue juga ada janji" kata Sinta

"Oh gitu, ya udah lain kali aja, kalau kalian mau ga?" Tanya Lussy

"Gue ga bisa, ada acara"

"Gue juga ga bisa"

"Kalau lo, Li?" Tanya Lussy

"Gue juga ga bisa, ada acara keluarga"

"Jadi ga bisa semua nih?" Tanya Lussy

"Ga bisa"

"Oke ga papa"

"Lo mau ada acara keluarga dimana Li?" Tanya Sinta

"Dirumah gue kenapa?" Tanya Laili

"Ga papa cuma nanya aja"

"Li, gue iri deh sama keluarga lo, soalnya secemara itu keluarga lo" kata Luna

"Oh ya, secemara apa sih?" Tanya Sinta

"Cemara banget, setiap bulan Laili ke luar negri sama nyokap bokapnya, terus juga selalu bawain kita oleh-oleh, Laili mana pernah ngerasain ga punya uang, uang dia kan banyak" kata Luna

"Eng-enggak kok, lo terlalu berlebihan Lun" kata Laili

"Enak banget jadi lo" kata Sinta

"Disini yang hidupnya paling enak iku ya, Laili" kata Luna

"Bener Sin" kata Lussy

"Udahlah, balik ke sekolah yuk"

"Ayok"

Mereka semua pun kembali ke sekolah.

"Semua orang taunya keluarga gue cemara banget, tapi mereka ga tau dalamnya kayak apa" kata Laili dalam hati

2. Rumah Sinta

Se Pulang Sekolah.

Laili mengambil motornya yang ada di tempat parkir.

"Gue pulang dulu ya Li" kata Diva

"Iya hati-hati"

Laili pun bergegas keluar dari sekolahnya, namun Laili melihat Sinta di Halte sendirian.

"Sin kok masih disini, nunggu jemputan?" Tanya Laili

"Enggak gue nunggu taxi yang lewat"

"Disini jarang banget ada taxi, gue anterin aja, gimana"

"Ga usah, ga papa"

"Udah ayok naik"

"Tapi"

"Naik, ga papa"

Akhirnya Sinta pun naik ke motor Laili. Laili pun mengantar Sinta sampai rumahnya.

Di Depan Rumah Sinta.

"Ayok masuk dulu" kata Laili

"Ga usah Sin, nanti gue dicariin nyokap gue"

"Ayoklah ga papa" kata Sinta sambil menarik tangan Laili

Laili pun masuk ke dalam Rumah Sinta yang cukup besar.

"Duduk dulu" kata Sinta

Allea pun duduk di kursi ruang tamu Sinta.

"Al ayok masuk kamar gue" kata Sinta

"Tapi"

"Ayok" kata Sinta sambil menarik tangan Laili

Sinta dan Laili pun masuk ke kamar.

"Banyak banget boneka lo" kata Laili

"Iya, kalau lo mau ambil aja ga papa"

"Enggak, makasih"

"Lo juga suka boneka?" Tanya Sinta

"Suka, gue punya boneka satu di rumah namanya Timi"

"Timi, boneka apa?"

"Boneka domba"

"Wah kayaknya lucu, kapan-kapan boleh dong gue main ke rumah lo"

"Boleh"

"Oh ya, yuk makan"

"Eh ga usah, gue masih kenyang"

"Ga usah bohong gue tau lo laper Li"

Sinta dan Laili pun makan bersama-sama.

"Sin, nyokap sama bokap lo mana?" Tanya Laili

"Nyokap gue sibuk sama keluarga barunya, bokap gue juga sama sibuk sama keluarganya, jadi gue disini sendirian"

"Sendirian terus yang masak ini semua siapa?"

"Pembantu gue nama nya Bi ida, tapi Bi ida pulang kalau semuanya udah selesai"

"Sorry Sin, gue ga tau maaf ya buat lo sedih"

"Ga papa kok, udah lanjut makan lagi"

Mereka pun melanjutkan makan, selesai makan mereka menonton Tv bersama-sama. Terlalu enak menonton Tv sampai-sampai mereka pun tertidur.

Jam sudah menunjukkan pukul tiga sore.

"Aduh mampus gue, udah jam segini" kata Laili

"Emangnya kenapa?" Tanya Sinta

"Gue bisa di marahin sama nyokap gue, kalau gitu gue pulang dulu ya"

Laili pun bergegas untuk pulang, Sinta pun di rumah sendirian lagi.

***

Di rumah.

Papa Laili sudah menunggu Laili di ruang tamu.

"Bagus ya kamu, baru pulang kemana aja kamu?" Tanya Papa

"Maaf Pa, aku dari rumah temen abis ngerjain PR bareng" kata Laili berbohong

"Jangan bohong kamu, Papa tau kamu abis main ya di rumah temen kamu" kata Papa sambil menunjukkan vidio saat Laili bersama Sinta pulang bersama.

"SINI KAMU" bentak Papa

Papa pun menghajar Laili menggunakan sapu kayu yang ada di belakang rumah.

PLAK

PLAK

PLAK

BUGH

BUGH

BUGH

"BERANI KAMU YA BOHONGIN PAPA, MAU JADI APA KAMU, HAH?"

"JANGAN PERNAH BOHONG LAGI SAMA PAPA YA KAMU, ANAK GA TAU DI UNTUNG"

"ANAK HARAM, MENDING KAMU MATI AJA"

"ANAK GA GUNA"

"Pa ampun pa, sakit" rintih Laili

"Pa udah pa, ampun"

"DIEM KAMU, KAMU SAMA AJA KAYAK MAMA KAMU YA TUKANG BOHONG, GA TAU DI UNTUNG"

PLAK

PLAK

BUGH

BUGH

Laili juga beberapa kali di tendang oleh Papanya.

"Pa ampun Pa, sakit, sakit" rintih Laili

PLAK

"KAMU JANGAN PERNAH BOHONGIN PAPA LAGI YA, DAN JANGAN PERNAH DEKETIN TEMEN KAMU ITU NAMANYA SINTA KAN, JAUH-JAUH DARI DIA, NGERTI KAMU" bentak Papa

"I-iya Pa" kata Laili

Papa yang sudah puas menghajar Laili, Papa pun pergi.

"Urus anakmu itu, anak haram" kata Papa

"Dia bukan anakku" kata Mama

Laili yang mendengar itu, Laili pun menangis di kamar mandi. Rasa sakit hatinya, mendengar orang tua berbicara seperti itu, sudah terbiasa Laili mendengar kata-kata itu dari ia kecil sampai sekarang.

Tak di anggap, tak di perdulikan, dan tak di inginkan.

BRUKK

Laili jatuh pingsan.

BYURR

"BANGUN KAMU"

"NGEREPOTIN ORANG AJA, BANGUN"

Laili pun terbangun dari pingsannya.

"I-iya Ma" kata Laili

"Jangan buat Papa kamu emosi terus ya, kamu itu udah enak tinggal disini jadi jangan ngerepotin, Ngerti kamu" kata Mama

"I-iya Ma, ngerti"

"Masak sana, Bi Ijah lagi sakit jadi ga ada yang masak"

"Iya Ma"

Laili pun memasak Ayam Goreng, Sayur SOP, dan sambal kecap.

"Ini Ma makanannya" kata Laili

Tiba-Tiba.

PYARRRR

"MASAKAN APA INI, GA ENAK, KAMU BISA MASAK GA SIH?"

"ASIN BANGET, AYAMNYA JUGA GOSONG GIMANA SIH"

"SINI KAMU" bentak Mama

Mama pun lansung menyuapi Laili dengan kasar.

"AYOK MAKAN, MAKAN"

"KAMU MAU NGERACUNIN SAYA YA, MAKAN NIH, MAKANAN GA ENAK"

"Ma ampun aku ga tau kalau itu ke asinan Ma, Ampun"

"Ga ada kata ampun ya buat kamu, makan nih makan"

"Ma ampun Ma"

Mama juga memberikan makanan kucing kepada Laili.

"Nih makan, makanan kucing cocok buat kamu, makan"

Laili pun memuntahkan isi perutnya.

"MAKAN, JANGAN DI MUNTAHIN MENJIJIKKAN" kata Mama

"Ma cukup Ma, ampun, maaf Ma Laili ga kuat" kata Laili

"Ga perduli, kamu itu ga tau diri"

"Ma Ampun"

BRUKKK

Laili pun jatuh pingsan di tangan Mamanya. Mama pun membiarkan Laili pingsan tanpa membangunkan Laili.

"Anak ga tau diri" kata Mama, sambil meninggalkan Laili

***

Laili terbangun pagi-pagi sekali, Laili dibangunkan oleh pembantunya Bi Ijah.

"Neng bangun Neng" kata Bi Ijah

"Neng"

"Ampun Ma, Ampun" kata Laili

"Tenang Neng ini Bibi"

"Bibi"

"Iya Neng ini Bibi, Neng Laili ga papa?" Tanya Bibi

"Ga papa Bi, sekarang udah pagi Bi"

"Iya Neng, udah jam tujuh"

"Jam Tujuh"

"Iya Neng"

Laili pun bergegas mandi selesai mandi ia lansung berangkat ke sekolah.

"Neng ga makan dulu, Neng?" Tanya Bi Ijah

"Enggak Bi, nanti aja" kata Laili

Laili pun berangkat menggunakan sepedah motor miliknya. Badan Laili terasa panas kepalanya juga pusing, tapi ia harus berpura-pura kuat agar ia bisa ke sekolah.

"Aku harus kuat" kata Laili pada dirinya sendiri

Sesampainnya di Sekolah.

Laili lansung memarkirkan sepedah motornya, Laili pun bergegas ke kelas.

"Permisi, maaf bu saya telat" kata Laili

"Lagi sepuluh kali putaran di lapangan" kata Bu Ratna

"Baik bu"

Laili pun berlari sepuluh kali putaran di lapangan sekolah.

Tiba-Tiba.

BRUKKK

Laili pun jatuh pingsan.

"LAILI" teriak Sinta

Sinta yang melihat Laili jatuh pingsan, Sinta pun menolong Laili, Sinta lansung membawa Laili ke UKS.

Lama Laili pingsan akhinya Laili pun terbangun.

"Akhinya lo bangun juga" kata Sinta

"Aku dimana?" Tanya Laili

"Lo di UKS, tadi lo pingsan, badan lo panas banget tadi" kata Sinta

"Gue harus ke kelas" kata Laili

"Eh jangan, udah lo istirahat aja dulu disini"

"Ga usah gue udah sehat kok"

"Tapi lo masih lemes Li"

"Enggak, gue harus ke kelas"

Laili pun pergi ke kelas, dan mengikuti pelajaran.

"Laili, apa kamu sudah membaik?" Tanya Bu Ratna

"Sudah Bu"

"Baik kalau begitu buka buku kamu halaman enam puluh tujuh kerjakan soal nomor satu sampai lima belas itu ya" kata Bu Ratna

"Baik bu"

Laili pun mengerjakan soal tersebut.

"Li, lo beneran ga papa, wajah lo pucet banget lo?" Tanya Diva

"Ga papa kok, gue baik-baik aja"

"Lo yakin Li"

"Iya, lo ga mau pulang aja gitu, minta bokap lo buat jemput lo" kata Diva

"Eng-enggak usah gue ga papa"

"Tapi Li"

"Udah ga papa kok"

"Oke kalau gitu"

Tak lama kemudian bell istirahat pun berbunyi.

Ting Ting Ting.

Semua murid pun pergi ke kantin.

"Li ke kantin yuk" kata Lussy

"Gue nitip aja ya, gue males ke kantin" kata Laili

"Oh oke, nitip apa?"

"Ayam geprek sama pop ice taro"

"Oke"

Lussy, Diva dan Luna pun pergi ke kantin bersama, tak lama kemudian Sinta menghampiri Laili yang sedang di kelas sendirian.

"Kok lo ga ke kantin?" Tanya Sinta

"Gue males, jadi tadi gue nitip makanan deh"

"Wajah lo pucet banget Li, lo ga papa?"

"Ga papa kok"

Tak lama kemudian Lussy membawakan pesanan Laili.

"Nih Li"

"Makasih ya"

"Iya"

Laili pun langsung makan, dan menghabiskan makanan tersebut dengan cepat.

"Laper Li?" Tanya Luna

"Iya"

"Pantes cepet banget makannya"

"Iya, soalnya kemarin malam aku lupa belum makan"

Ting Ting Ting.

Bell masuk tanda pelajaran berikutnya akan di mulai, semua murid pun bergegas kembali ke kelas.

Pelajaran pun di mulai.

Dua jam kemudian.

Ting Ting Ting.

Bell kembali berbunyi tanda jam pulang sekolah. Semua murid pun bergegas untuk pulang.

Laili yang hampir terjatuh karena ia pusing, badannya sudah tak kuat lagi sebenarnya.

"Li, lo ga papa?" Tanya Diva

"Ga papa kok, gue harus cepet pulang"

"Li, istirahat dulu, disini"

"Ga usah gue bisa kok, gue harus pulang"

"Kenapa sih, Div?" Tanya Sinta

"Ini Laili hampir pingsan, gue suruh istirahat dulu ga mau"

"Li istirahat dulu" kata Sinta

"Ga usah gue harus cepet pulang"

"Lo yakin, lo kuat?"

"Iya gue yakin kok"

Tiba-Tiba.

BRUKKK

Laili jatuh pingsan, semua panik, Sinta, Diva, Lussy dan Luna pun membawa Laili ke Rumah Sakit.

3. Rumah Sakit??

Di Rumah Sakit.

Laili langsung di bawa ke UGD, untuk pemeriksaan lebih lanjut. Diva menghubungi Papa dan Mama Laili.

"Tolong tunggu di sini ya, selain pasien di larang masuk" kata Dokter

"Baik Dok"

Semua pun menunggu Dokter keluar ruangan, lama mereka menunggu akhinya dokterpun keluar.

"Gimana Dok, temen saya?" Tanya Diva

"Di mana keluarga pasien?" Tanya Dokter

"Masih dalam perjalanan Dok"

"Baik, nanti suruh lansung ke ruangan saya ya, ada yang perlu saya bicarakan"

"Baik Dok"

"Kalau gitu, saya permisi"

"Iya Dok"

Dokter pun kembali ke Ruangannya, tak lama kemudian Papa Laili, pun sampai di rumah sakit.

"Dimana Laili?" Tanya Papa Herman

"Masih di UGD Om, Om herman di suruh ke ruangan Dokter katanya ada yang perlu di bicarakan" kata Lussy

Tanpa pikir lama Papa pun lansung ke ruangan Dokter.

Di Ruang Dokter.

"Permisi" kata Papa

"Silakan masuk, apa Bapak Papa nya Laili?" Tanya Dokter

"Iya Dok, ada apa ya?" Tanya Papa

"Jadi begini Pak, sepertinya Pasien mengalami Anemia tapi kita perlu melakukan pemeriksaan lebih lanjut" kata Dokter

"Tidak perlu Dok, saya yakin anak saya baik-baik saja, hari ini juga akan saya bawa pulang" kata Papa

"Tapi Pak, jika memang benar anak Bapak terkena Anemia itu sangat berbahaya sekali" kata Dokter

"Saya tidak perduli, itu anak saya jadi terserah saya" kata Papa

"Baik kalau begitu terserah Bapak, tolong tanda tangani surat ini jika ada apa-apa pihak rumah tidak bertanggung jawab"

Papa pun dengan cepat mentanda tangani surat dari Dokter, setelah mentanda tangani surat tersebut Papa lansung keluar dan lansung ke UGD untuk mengambil Laili yang masih tertidur.

"Om Laili udah boleh pulang?" Tanya Diva

"Sudah, Om yang akan rawat Laili sendiri" kata Om Herman

"Oh begitu"

"Buat kalian semua makasih ya udah nolongin Laili, Om sangat berhutang budi sama kalian semua" kata Papa

"Iya Om sama-sama"

Tiba-Tiba.

"Gimana Om Laili, udah bangun aku pengen ketemu sama Laili" kata Sinta

Pak Herman lansung terkejut saat melihat Sinta ada di Rumah Sakit. Ia tak tahu kalau Sinta juga ada di Rumah Sakit.

"Wah Laili punya temen baru ya, nama kamu siapa?" Tanya Om Herman

"Anda pasti sudah tau nama saya siapa" kata Sinta

"Maaf boleh kita berbicara berdua?" Tanya Om Herman

"Tentu saja boleh"

Sintan dan Om Herman pun berbicara di belakang Rumah Sakit.

"Sinta apa-apaan kamu bilang seperti itu?" Tanya Papa

"Pa, Laili sakit Pa, pasti gara-gara Papa, aku tau itu"

"Jangan sok tau kamu"

"Alah Papa ga usah bohong, aku tadi denger semuanya, apa Dokter bilang kalau Laili sakit Anemia, Pa itu bahaya tolong tangani Laili dengan cara yang tepat Pa" kata Sinta

"Diam kamu, jauhi saja Laili jangan pernah dekat-dekat dengan dia"

"Ga mau, alasan apa yang bikin aku harus jauh-jauh sama Laili, Laili itu anak yang baik Pa"

"Tapi dia anak haram" kata Papa

"Pa, yang salah itu Papa bukan Laili, kenapa Laili yang harus Papa benci?" Tanya Sinta

"Dengerin omongan Papa Sin, jauhi Laili"

"Ga mau, meskipun Laili saudara tiri aku, aku ga bakal mau jauhi dia"

"Sinta"

"Apa, Papa itu jahat" kata Sinta sambil meninggalkan Papa

Om Herman pun kembali ke UGD untuk mengambil Laili.

"Makasih ya buat kalian, udah nolongin Laili" kata Om Herman

"Iya Om"

"Kalau gitu Om sama Laili, pulang dulu ya"

"Iya Om, hati-hati"

"Iya"

Papapun membawa Laili pulang menggunakan mobilnya.

"Gue pamit dulu ya, semuanya" kata Sinta

"Iya Sin, hati ya"

"Iya"

Sinta pun pulang.

"Gaes kalian curiga ga sih sama Om Herman sama Sinta juga, kenapa ya Sinta bilang kayak gitu sama Om Herman?" Tanya Diva

"Mungkin mereka saling kenal"

"Tapi Om Herman kenapa kayak kaget gitu tadi pas liat Sinta"

"Iya juga ya"

"Alah udahlah, ga usah dipikirin ga penting juga" kata Lussy

"Tapi gue penasaran" kata Diva

"Udahlah ayok pulang" kata Lussy sambil mengandeng tangan Diva dan Luna

***

Di Rumah Laili.

Papa lansung mengendong Laili yang masih tertidur, Papa membawa Laili ke ruang tamu.

BYURRR

BYURRR

"BANGUN ANAK SIALAN, NYUSAHIN AJA" teriak Papa

Laili pun lansung tersadar dari tidurnya.

"Pa maaf Pa" kata Laili

"Maaf katamu, ga ada kata maaf ya buat kamu"

"SINI KAMU" teriak Papa sambil menyeret Laili sampai Laili terjatuh

BRAKKK.

"Pa ampun Pa"

BUGH

BUGH

BUGH

PLAKK

PLAKK

PLAKK

"Papa udah bilang ke kamu jangan deket-deket dia, tapi kamu masih ga mau dengerin kata Papa" kata Papa

"Dia siapa Pa, aku ga tau"

"Temen baru kamu itu"

"Maksud Papa Sinta"

"Iya, jangan deket-deket dia"

"Tapi kenapa Pa"

PLAKK

PLAKK

PLAKK

"ga usah banyak ngomong kamu ya, Papa bilang jangan deket-deket dia paham kamu" kata Papa

"I-iya Pa, maaf"

"SINI KAMU" kata Papa sambil menyeret Laili ke dalam Toilet

"Pa ampun Pa"

BYURRR

BYURRR

BYURRR

"Pa Ampun"

"INI HUKUMAN BUAT KAMU, KARENA KAMU GA NURUT SAMA PAPA, PAHAM KAMU"

"Pa Ampun"

"Ampun, pusing Pa"

Tanpa Laili sadari bajunya sudah merah semua, hidung Laili mimisan. Darah segar terus keluar dari hidungnya.

"Pa Ampun Pa, Tolong berhenti" kata Lalili yang sudah sangat lemas

Papa yang tak memperdulikan teriakkan Laili, Papa terus menerus menghajar Laili.

"Pa to-tolong ber-henti"

BRAKKK

Laili pun jatuh pingsan.

"Anak manja" kata Papa sambil meninggalkan Laili di toilet sendirian.

***

Ke Essokan paginya.

Laili di temukan oleh Bi Ijah masih dalam keadaan pingsan dan berulumuran darah.

"NENG LAILI" teriak Bi Ijah

Bi Ijah pun lansung membawa Laili ke Rumah sakit, tanpa sepegetahuan Papa dan Mama.

Di Rumah Sakit.

Dokter lansung memeriksa Laili.

"Mohon maaf ada keluarga pasien?" Tanya Dokter

"Saya Dok"

"Keadaannya sangat buruk, pasien harus segera di periksa lebih lanjut" kata Dokter

"Tolong Dok selamatkan Neng Laili, saya mohon"

"Kalau begitu saya harus memeriksa keadaan pasien lebih lanjut"

"Lakukan apapun yang terbaik untuk Neng Laili Dok"

"Baik"

Dokter pun lansung memeriksa Laili kembali. Laili di ambil darahnya oleh Dokter untuk pemeriksaan lebih lanjut, satu jam berlalu namun Dokter tak kunjung keluar dari ruangannya.

Tak lama kemudian Dokter pun membawa hasil pemeriksanan Laili.

"Mari ikut saya ke ruangan saya" kata Dokter

Bi Ijah pun mengikuti Dokter.

"Bagaimana Dok hasilnya?" Tanya Bi Ijah

"Pasien mengalami Anemia akut, Pasien harus di rawat di rumah sakit untuk sementara waktu, untuk pengobatan yang maksimal" kata Dokter

"Tapi dok, saya harus tanya dulu ke Papa Pasien" kata Bi Ijah

"Baik silakan ditanyakan terlebih dahulu" kata Dokter

Bi Ijah pun menghubungi Pak Herman, Papa Laili.

"Halo ada apa ya Bi?" Tanya Pak Herman

"Pak, Neng Laili terkena Anemia Akut, saran Dokter Neng Laili harus dirawat di rumah sakit"

"Bawa pulang sekarang juga"

"Tapi Pak"

"BAWA PULANG SEKARANG" bentak Bi Ijah

Bi Ijah pun membawa Laili pulang ke rumahnya.

Di Rumah.

"Neng cepet bangun ya Neng, Bibi khawatir sama Neng" kata Bi Ijah

Tak lama kemudian Laili pun terbangun.

"Alhamdulillah Neng, udah bangun"

"Aku abis kenapa emangnya Bi?" Tanya Laili

"Tadi Bibi nemuin Neng Laili pingsan di Toilet Neng Laili juga bajunya penuh sama darah, Bibi abis bawa Neng ke rumah sakit tadi"

"Terus gimana Bi aku ga papa kan?" Tanya Laili

"Ga papa kok Neng, Neng cuma perlu istirahat aja" kata Bi Ijah berbohong

"Syukur deh kalau aku ga papa" kata Laili

"Neng makan dulu ya, biar Bibi ambilin"

"Iya Bi"

Bi Ijah pun mengambilkan makanan untuk Laili.

"Dimakan ya Neng" kata Bi Ijah

"Iya Bi, Makasih ya Bi"

"Iya Neng, Neng yang sabar ya" kata Bi ijah

"Bibi tau ya?" Tanya Laili

"Bibi tau Neng, Neng Laili setiap hari di siksa sama Bapak, kalau Neng Laili mau cerita ke Bibi ga papa kok, Bibi dengerin" kata Bibi

"Makasih Bi"

"Neng Laili istirahat ya, Bibi mau ke bawah beres-beres rumah"

"Iya Bi, kalau gitu aku tidur ya Bi"

"Iya Neng"

Laili pun beristirahat ia tertidur lelap, sedangkan Bi Ijah turun ke bawah untuk membersihkan Rumah.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!