NovelToon NovelToon

Soulmate Surprise From Crush

Jatuh Cinta

Malam hari ditempat nge-gym 4 remaja sedang berbincang sambil mengelap keringat mereka.

"Kenapa lu za? Muka ditekuk kek hidung Onta." Fingga.

"Iya kek om-om gagal ngewe ama pacarnya. " Gibran, sambil tertawa dibarengi 2 yang lainnya kecuali Faza.

Faza hanya menghembuskan nafas kasar lalu ketiga sohibnya saling memandang.

Lalu salah satu temannya menepuk pundak Faza, "Lu kenapa za? " Ucap Qion.

"Bisa diem gak si lu pada? gue lagi sakit hati!" Faza.

"Ckck, sakit hati kenapa sih sayang sini cerita sama AA io" Qion.

"Dih najong! " Faza sambil menonyor Qion.

Dibarengi tawa Fingga dan Gibran.

"Abis ditolak apa gimana nih kulkas 87 pintu? " tanya Fingga yang mulai serius.

Faza diam dengan muka galaknya. Lalu menjawab, " Jadi, gini rasanya ditolak sama crush."

"Lu beneran di tolak Za? Sama siapa? Si Gladis cewek paling cantik di SMA kita apa si Sana selebgram yang deketin lo itu?"Gibran.

"Bukan wanita centil kek mereka njirrr...bukan selera gue!" Faza.

"Terus saha njir? jan main kuis-kuisan lah emang lo kira ini family 100!"Qion.

"Gue ditolak sama mba Mia." Faza yang sakit hati bangat bak tenggelam ke laut, tapi muka tetep biasa saja. .

"Njirrr..." Qion, terkejut.

" Uhuk -uhuk serius lo?" Gibran yang keselek pas lagi minum.

"Anjir." Fingga.

" Gak usah lebay lo pada." Faza.

"Yang bener lah Za? kan  Mba Mia udah nikah." Gibran.

"Gak nyangka gue za lo mau jadi pembinor? Lo juga padahal sering bawa anak Mba Mia nongkrong bareng kita." Fingga.

"Dikuar Bmkg lo, Za." Qion yang terlihat kaget lalu "Gapapa Za gue dukung. mba Mia kan cantik bodinya juga aduhai." Lanjutnya.

"Damm!! teman sesat lu, Qion. " Ucap bersamaan Fingga dan Gibran.

"Ck, " Faza hanya bisa berdecak.

Gue hanya berdecak pasalnya gue malas- semalasnya buat ikut berdebat, dikarenakan hatiku sangat sakit dan terasa tua renta, renta se renta- renta nya.

Fazakha Almafriz Widjaya itulah nama lengkap gue, Dan gue adalah remaja  tampan namun dapat julukan pangeran dari kutub utara dikarenakan sikap gue yang cuek dan dingin, namun gue tetap jadi idola para wanita dari muda, seumuran sampai tua namun gue nggak menggubris mereka.

Gue tidak punya pacar , males aja gitu orang gue enggak tertarik kalo hal-hal kaya gitu, gue ngerasa lurus bak Jalan tol walau Jalan tol aja ada beloknya pas belok, asal lu pada tau ya! gue adalah anak tunggal dari CEO Widjaya Frans pengusaha perusahaan kontruksi terbesar saat ini, dan tentunya gue juga pewaris perusahaan itu.

Bukannya sombong nih! Tapi emang nyata gue tampan, tajir,kalo gwe mau gwe panggil Park Shin Hye buat jadi pacar gue semalam aja bisa, hanya dengan menerbangkan Duit (transver).

Banyak juga kok cewe disekitar gue yang cantik, bohai, aduhai, gemlihai, smhiring, splendid, glowing, tapi gue nggak suka mereka, nggak nyangkol aja gitu.

Sampe suatu hari pas lagi nongkrong sama sohib- sohib gue di Cafe, gue ketemu nih sama cewe, dia biasa aja sih tapi mata gue ga bisa beralih sama tuh cewe.

Sambil ngobrol ma para anak-anak, gue curi-curi pandang nih ke cewe itu, gue liatin dia kek nunggu seseorang dari toilet cewe, mungkin bestie nya kali.

Gue tungguin sampe nongol eh malah bocil ama uncle-uncle maskulin.

Bocil itu bilang "Bunda!".

 Seketika gak tau kenapa kok hati gue bunyi kretek, Cewe itu ternyata udah punya suami sama anak.

Gue bisa aja nggak peduli, tapi nggak tau kenapa masih aja gue perduli, sampe mereka selesai makan eh pada pake jaket ber sablon.

Jaket uncle-uncle maskulin tuh bertuliskan Udah punya istri jangan di gods, duitnya di pegang istri semua. 

Terus si cewe tadi eh mungkin aunty kali ya bertuliskan Jangan di goda udah punya suami ganteng, yang lain kaya Cumi-cumi.

Terus bocilnya Aku cinta ayah bunda

Jleb

Anjir sekalih...tertarik sama cewe kok bini orang.

Gue liatin noh mereka pergi naik gr4b.

Dan gue cukup peka, gue jatuh cinta pandangan pertama sama bini orang.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Kantin

"Eh Za, noh si Gladis nyamperin Lo." Qion.

"Pasti mau ajak lo jadi pasangannya pas dia ulang tahun. " Gibran.

"Asww lah, bodo amat." Ketus Faza.

"Faza...Faza...dengan sikap lo yang kek gitu lo bisa jadi bujang tua, walo nggak suka ya lu nikmatin aja gitu masa remaja misalnya..." Fingga

"Tubuh sexy dia." Sambung Qion.

"Istighfar lah lo pada, mesum aja pikirannya," Gibran.

"Idih, itu mah lo sama Qion, gue mau bilang masa remaja! misalnya pacaran 1 bulan kek, apa gimana? jan pada pura-pura suci, gue tau lo berdua pada nonton bokep tadi pas di taman." Fingga sambil mengeplak kedua temannya.

"Iya deh pak ustadd." Gibran.

"Jan bawa-bawa Suci napa si. Dih, jadi inget Suci anaknya pak Ridwan noh, abang jajan siomay."Qion.

"Emang kenapa? " Faza

"Cantik wkwkkw" Qion.

Semua geleng-geleng, "Perlu di slepet pake cambuk kamu, Ion." Fingga.

Tak lama  Gladis beneran nyamperin Faza.

"Za, ntar malem kan gue ulang tahun nih," Gladis dengan percaya diri.

"Hmm..." Faza.

"Lo mau gak jadi path- " Belum selesai Gladis bicara Faza berdiri dan berkata "Sorry Glad. Gue ada acara jadi nggak bisa, " Lalu pergi gitu aja.

"Ck " Gladis mendengus kesal.

"Jadi ya Glad, lo perlu cari pasangan lain." Gibran

"Kalian emang bener-bener ngeselin! " Gladis sedang menahan malu dengan wajah memerah, karna dia udah berkoar-koar bakal bisa bareng Faza, tapi gagal.

"Beyy..." Ucap, Qion Dan Fingga bareng.

Lalu mereka bertiga pergi menyusul Faza.

...----------------...

22:00 Wib

"Kamu nggak jadi ke party Gladis,Za? "Tanya Bokap Faza.

"Gak ah, males! liatin cee sok umbar aurat idihhh." Jawab Faza, sembari minum setelah selesai makan malam.

"Faza...Faza, kapan ya kamu bawa pacar, ayah kamu aja dulu malah udah pacaran sama mamah" Nyokap Faza.

"Njirr...anak bener malah diajarin pacaran, emang beda kalian." Faza.

Nyokap sama Bokap Faza hanya bisa saling pandang.

Saat Faza mau melangkah pergi, nyokapnya manggil.

"Faza.".

" Ngg...kenapa mah? " Faza.

"Besok Mamah sama ayah mau dinas ke Bali selama 2 minggu, Dan kebetulan 5 hari lagi gajian para pekerja rumah Jan lupa gaji mereka ya." Mamah faza.

"Iya" Faza.

"Sama mba Inah anaknya mau nikah jadi dia gak kerja sini lagi besok pagi dia pulang kampung. "Mamah Faza.

"Lah kok bisa? ntar siapa yang masakin Faza dong pas mamah pergi?" Faza.

"Ada pelayan baru nanti yang gantiin mba Inah." Mamah faza.

"Ya asal Jan genit aja kek dulu-dulu yang malah mau ke ranjang Faza, idih. Padahal waktu itu Faza baru 15 sama 17 tahun" Faza.

"Iya,iya." Mamah Faza.

"Masih muda emang? " Faza.

"27 tahun, udah nikah dia," Mamah Faza.

"Ohh iya-iya." Faza lalu kembali berdiri dan pergi ke kamar.

"Kasian dia, masih trauma jadi sampe gak punya pacar." Mamah Faza.

"Ntar juga sembuh Mon, kamu gak usah khawatir ya." Ayah Faza yang menenangkan istrinya.

Mamah Faza adalah mualaf dari China bernama Xaxie Tin, tapi berganti nama Monika semenjak masuk Islam. Dan ayah Faza dulu nya campuran dari Jerman sama Jawa, menetap di Indonesia merintis usaha. Dua bernama Widjaya Frans.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Akhirnya pun Tiba dimana datang pelayan kusus masak . Dan yang membuat kaget adalah...

Hallo, selamat membaca.

semoga betah.

Dia, Dan Anaknya

"Lo... "Ucap Faza Tanpa sadar. " Iya tuan apa Ada masalah! " Jawab mba masak baru itu.

"Dia kan cewe yang gue taksir, eh istri orang ding.Faza dimana harga diri lu, " Batin Faza.

"Bagaimana Tuan muda? apa saya diterima dengan segala keterangan yang saya bilang tadi." Ucap, Mia.

Yang membuat Faza sadar dari perang batinnya. "Iya diterima, kan nyokap gue dah nerima lu kan! Dengan segala beban yang lu bawa." Faza, sambil melihat anak perempuan sekitar 6 tahun di samping Mia.

"Terima kasih tuan muda."Mia.

" He'em...kamar mba Mia misal mau nginep nanti ditunjukin sama pelayan lainnya," Faza, yang khilaf mandang Mia.

"Udah om, jangan mandang bunda Zia pake nafsu gitu." Ucap anak Mia yang bernama zia, dan itu sukses membuat Faza langsung memandang Zia.

Mia langsung menutup mulut Zia "Husstt, Zia yang sopan kaya yang bunda bilang ya."

" Lih orang  om it..."Zia berhenti berkata melihat tatapan emaknya yang udah marah.Lalu," Maaf om Zia salah."

"Maaf tuan muda, Zia...,bukan om." terang Mia pada anaknya.

"Maaf Tuan muda," Zia dengan gak ikhlasnya.

Faza masih terdiam. "Maafkan anak saya tuan muda atas ucapannya yang tidak sopan." Mia yang udah keringat dingin gak enak.

"Gak papa silahkan mulai kerja aja," Faza, lalu dia pergi ke kamarnya yang di lantai 2 dengan batin "njirr ampe ditegur bocil, ah elah gue kan masih SMA ya, dipanggil om lagi! sialan tuh bocah.".

Dapur 

" Zia, kamu kenapa tadi gitu? kan biasanya Zia gak gitu"Mia sembari mencuci sayuran.

"Ga tau bunda. Kesel aja gitu liat om itu kegenitan sama bunda,"Zia.

"Sayang kamu harus panggil dia tuan muda, dan dia baru 19 tahun Zia, jadi gak sopan kamu  panggil om." Mia menjelaskan dengan lembut.

"Iya bunda, maafin Zia, Zia salah." Memeluk kaki Mia.

Dan dari balik tembok sana Faza nendengar percakapan Mia Dan Zia. "Aduh kenapa ya tuhan jodoh gue udah nikah, punya bocah Julid lagi, Kenapa gue dilahirin masih muda gak sepantaran sama tuh crush gue ya tuhan" Gumam lirih faza.

Faza prov

Gue gak nyangka kalo mba baru itu tuh cewe yang gue liat beberapa minggu lalu di cafe. Astaghfirullah...gue pen berkata manis malah gak bisa jadinya malah elo,gue-elo,gue-han.

Pas baca laporan semalem yang formulirnya lengkap cuman gak di kasih foto lalu Ada tulisan dia gak nginep dia bakal pulang kalo udah selesai tugasnya, pulang pergi gitu loh. Gue cuman oh aja.Tapi pas ketemu ga rela gue, jadi tawarin deh kalo mau nginep dirumah kamarnya yang mana.

Kaget juga si, dia bawa anaknya padahal gue dah baca tuh semalam yangg bertuliskan setelah masak sarapan dia mau nganter anak nya kesekolah kalo hari senin - sabtu. Nah ini kan hari minggu, ngapa anak nya ikut? beban amat. Pasti anak mamah ni kemana-mana ngintil Kek cebong berumpun. makanya pas dia bilang di terima nggak? secara refleks gue bilang di terima dengan segala beban dia.

Gue agak gak enak si, masa anaknya di bilang beban ye kan, mulut gue emang kek ada remotnya gak bisa ngomong alus udah stay ngomong kasar. Apa lagi kan setelah sekian abad gue baru suka sama cewe, itupun sekali suka aja sama bini orang.

Sumpah dari deket di liat tuh cantik, ampe gak bisa berhenti liatnya. Eh gak lama anaknya nyeletuk gue terkekeh malu. Malu-malu e'eh Kebo tapi berhubung muka dah kek es dari embrio, gue si tenang-tenang aja, tapi sumpah tuh bocil biasa aja ngomongnya tapi kek mengitimidasi gue gitu, mulutnya julid lagi, beda bangat sama emaknya.

Gue merasa sampah yang suka sama bini orang, tapi gue kagum gapapa lah ya. Kan gue masih SMA mungkin ini hanya perasaan tertarik biasa aja dan sesaat.

Pagi di hari senin 

"Sarapannya enak mba makasih." Faza yang terkejut dengan ucap nya sendiri.

"Terima kasih tuan muda." Mia.

"Mba, nanti siang ada temen-temen gue yang mau dateng, jadi masakin yang enak." Faza, sambil memberikan kartu ATM.

"Apa gak pake uang aja belanjanya tuan muda? dari pada kartu." Ujar Mia.

"Belanja aja di toko sayur elit deket rumah noh, kalo di pasar jauh dari sini, kalo disitu kan deket." Faza.

"Gapapa Tuan muda, sekalian nanti abis nganter anak saya sekolah Sd." Mia.

"Kelas berapa? " Faza.

"2 Tuan muda." Mia.

"Kok udah kelas 2 aja? Bukanya harus nya 1 ya? Keknya anak mba kitaran 6 tahun deh?"Faza.

"Saya gak masukin TK tuan muda, soalnya Zia agak lain dari teman seumurannya jadi lebih cepat masuk Sd" Mia.

"Oh, Sd mana? " Faza yang iseng nanyain padahal mah pen ngobrol aja sama Mia.

"Sekolah Melati Tuan, " Mia.

"Udah, anak mba bareng gue aja, kelewatan ini sekolahnya, gue SMA Garuda. " Faza.

"Tidak usah Tuan, nanti ngrepotin, Zia juga baru 2 minggu sekolah disana,jadi perlu saya awasi sebentar." Mia.

"Bukan asli sini ya? " Faza.

"Iya tuan, baru pindah dari desa." Mia.

"Gapapa udah, gue anter aja. Jangan nolak! ini perintah bos." Faza yang mau sok keren depan Mia.

Mia melihat kearah Zia, "Gimana Zia? mau sekalian sama tuan muda.".

"Gapapa Bunda, kasian bunda juga cape."Zia.

Alhasil Zia sama Faza. Sementara Mia,pergi sama sopir buat belanja bahan makanan.

Mobil 

"Kok lu gak sama ayah lu aja? " Faza, membuka percakapan sambil menyetir mobil. Masih SMA tapi sudah Ada SIM. Jadi, nyetir sendiri kalo lagi pengen.

Sebenernya mah mau ambil hati Zia gitu,siapa tau dewasa nanti Zia jadi anak angkatnya.

"Om ganjen jangan ajak Zia bicara! lagi ngapalin tugas kemarin, sibuk." Zia.

"Njirr, nih anak kalo buka mulut julidnya keluar sabar...," Batin faza.

Faza diam lalu tak lama Zia menjawab "Maaf om, eh tuan muda. tadi Zia refleks jawab judes."

"Dewasa juga nih bocah langsung minta maaf, " Batin Faza.

"Ayah sama bunda udah bagi tugas,selebihnya Zia gak tau. " Lanjut, Zia.

"Oh..." Jawab, Faza.

Tak lama mereka sampai di sekolah. Faza mau buka seatbelt Zia, eh si Zia malah udah bisa lepasin sendiri. Faza turun nih dari mobil. Niatnya mau bukain pintu, baru mau pegang gagang pintu mobil si Zia udah keluar lagi.

"Hmm di bilang dari desa kok kek udah biasa naik mobil?" Gumam Faza

"Kenapa om eh Tuan muda" Zia, sambil mendongak ke atas menatap Faza.

Faza menghembuskan nafas kasar lalu Jongkok. "Gini ya Zia, kamu panggil aja gue kakak, jangan om apa lagi tuan muda kek gak ikhlas muka tuh, gue masih SMA bukan om elu. Tapi misal mau panggil Daddy ya gak papa, itu lebih bagus."Tutur Faza.

"Idih, kegenitan ke bunda tuh kan? Om gak mau tapi kalo Daddy mau, ck. " Zia.

"Hustt...masih kecil tuh harus nurut! jangan banyak komplain ntar gedenya jadi mimi peri loh, " Faza.

"Ck," Zia hanya berdecak .

Dan tampa aba-aba Zia megang tangan Faza lalu salim, di cium tuh tangannya. "Kaget, ni anak bikin kaget aja, eh gak papa lah latihan kan ya jadi bapak hmm, " Batin Faza.

"Pulang jam berapa?" Faza.

"Satu, " Zia.

"Buset, kelas satu kok pulang jam satu? Emang ngapain, " Faza.

"Belajar lah..." Zia.

"Ya udah, nanti kakak jemput ya, " Faza.

"Terima kasih. " Zia, sembari masuk kegerbang sekolah.

"Jadi gini ya jadi bapak, agak bangga gue liat anak masuk sekolah." Faza.

Kelas Faza

"Ehhh Tuan muda, tumben berangkat pagi biasanya kalo kelas mau mulai baru nyampe," Gibran.

"Diem!" Faza.

"Kesambet apa lu?" Qion,sembari kegenitan sama adik kelas yang lagi ngintip di jendela.

"Muka lo seneng amat Za? berseri-seri gitu kalo diliat," Fingga.

"Mm, gue lagi jatuh cinta, tapi cinta gue terlarang" Faza.

"Njirrr! geli Za."Jawab,Gibran dan Qion barengan.

Mereka lalu menatap Faza serius dan Faza lebih serius. "Lu gak suka sama bu kepsek kan?" Fingga.

"Asww, gak lahh." Faza.

"Jan, bilang lu suka istri orang wkwkwk." Qion, sambil tertawa dengan yang lainnya.

Lalu mereka Melihat muka Faza yangg biasa aja membuat mereka seketika terdiam. "Beneran ya? " Gibran.

"Mm, " Faza

. "Njirr Za, Za...sekali jatuh cinta sama istri orang! Siapa emang?" Gibran.

"Sa-" Faza menggantung jawabannya karna dari jendela dia  melihat seorang pria yang tak asing.

"Za kok lu diem?" Fingga, sembari mengikuti arah pandangannya.

" Ohh...lu lagi liatin Kepala sekolah baru ya?" Fingga.

"Katanya dia masih 32, tapi jenius. makanya udah jadi kepala sekolah muda." Gibran.

"Njirr...diliat dari jauh kok kaya bakal dapat saingan ya,"Qion.

"Saingan apa lu? ngaco! " Fingga.

"Saingan cinta para adik kelas, Fibesnya kek hot Daddy gitu," Qion.

"Njirrr, Io lu, ck." Gibran, kehabisan kata-kata.

"Asw, temen gue aja ngakuin kek hot Daddy.cobaan apa lagi ya gusti pangeran? ini kok bisa suami mbak Mia jadi kepala sekolah SMA gue." Batin faza.

"Ck, hot Daddy apanya? biasa aja gitu." Faza, lalu dia dengan kesal memalingkan wajahnya. Dan tak lama...

Semoga kalian suka ya. Kalo Ada salah kata silahkan tunjuk biar di revisi ulang..

Kalian suka yangg putih mulus oke? Atau yang dewasa hot Daddy gitu vibesnya?

Ujung Tali

Dan tak lama guru kelas Faza datang bareng seseorang. "Anak-anak diam! Ibu Akan perkenalkan Kepala sekolah baru kita." Bu Guru Sita.

"Loh? kepala sekolah kok dikenalin kesini? biasanya juga kagak." Qion.

"Qion, diam! Kamu memang benar, jarang sekali kepala sekolah dikenalkan di kelas, tapi kali ini berbeda karna kepala sekokah kita yangg baru ini Akan menjadi guru kalian" Guru Sita.

Semua murid terkejut. "Yahh...bu, jangan bercanda deh." Salah satu murid, diikuti riuh murid yang lain.

"Saya tidak bercanda, karna Saya Akan lanjut s3 jadi dia Akan mengajar kalian." Guru Sita.

Anak anak lain riuh, ribut berbeda dengan Faza yang terdiam.

Setelah ribut-ribut tak jelas semua terdiam.Karna Bu Guru Sita menjelaskan detailnya kenapa 1 guru 2 tugas, bukannya tidak menerima guru baru tapi banyak yang mundur kalo ngajar di kelas satu ini, karna sifat anak-anak kelas yang rumit,berbeda dengan status mereka yang elit. karna mereka jadikan status mereka untuk bersikap kurang ajar, walau begitu Faza cs paling berbeda ya mereka baik dan asli pintar.

"Perkenalkan, Saya Vandra Trihaka, kalian bisa panggil Saya Pak Vandra, mulai besok Saya Akan mengajar kalian, sekian terima kasih" Vandra langsung pergi setelah itu.

Bukannya angkuh tapi karna dia harus ke ruangannya Ada hal penting, untuk perkenalan lanjut bisa di esok hari.

Kantin

"Tapi kalian tau gak si, tadi pak Vandra ganteng bangat." Sisil.

"Hot daddy bangat wkwk, oy Dis. lu kenapa bengong? " Dita.

"Gue kayak nya jatuh cinta pandangan pertama sama guru baru itu deh, kirain tuh kepala sekolah tua kaya biasanya, eh ini kok muda." Gladis.

"Ck, lalu Faza lu mau taro mana? " Dita.

"Tetap Faza lah di hati gue, tapi pak Vandra juga gak boleh di lewatkan." Gladis.

Dan tak jauh dari mereka Ada Faza serta sohib sohibnya. "Si Gladis Emang cewe gak bener, padahal cantik."Fingga, menggeleng lantaran mereka mendengar semua percakapan mereka.

" Noh...denger Za, lu mau di selingkuhin Gladis," Qion.

"Kampret! Semua cewe emang gitu ya, genit, obsesian! ngeri...dih amit-amit jabang kuntil bibit, gue dapat modelan kaya Gladis." Gibran.

"Amit amit gitu tapi lu pernah mau having sex sama dia," Faza.

"Njir,itu kan gegara salah minum, minuman lo. Yang udah di kasih perangsang sama dia buat lo," Gibran bergidik ngeri.

"Hahaha untung waktu itu mak lu nglabrak kalo gak dah jadi debay kali,"Qion.

"Heh, kalo dipikir waktu party di rumah gue, gue bersyukur bangat nyokap gue pulang dari luar negeri diam-diam" Gibran.

"Hahahaha, Gibran,Gibran." Fingga.

Sementara Faza hanya mamasang smirk.

Pulang sekolah

"Loh? kok kita pake ke Sd Nelati si? " Fingga.

"Gue mau jemput anak masa depan gue." Faza.

"Njirr, lu punya anak dibawah umur za? " Fingga.

"Bukan oneng, ini tuh anak crush gue yang gue ceritain tuh," Faza sambil menyetir.

"Za, lu kayak nya perlu di ruqiah." Gibran yang sudah tak mengerti tingkah Faza.

Tak selang lama banyak bocah-bocah keluar gerbang sekolah tapi tak Ada sosok bocah yang di cari Faza.

"Mana Za anak lo? Masih embrio apa khayalan?" Fingga sambil tertawa.

"Faza, kita udah temenin lo menghayal jadi udahan mainnya, kita cepet kerumah lo." Gibran, sambil tertawa bareng Fingga dan Qion.

Faza bukannya menjawab malah keluar, dia buru- buru masuk ke sekolah itu menghiraukan teman- temannya yangg ngecengin dia.

Sampai disana, Faza melihat Zia lagi di bulli sama 2 anak. "Ih anak udik, kenapa lo selalu dapet pujian dari guru? " Bocah dikepang 2.

"Ya belajarlah." Jawab Zia.

"Perhatian guru tuh cuman buat kita, kamu gak berhak curi-curi perhatian guru, " Gadis dengan rambut di urai.

Zia tak merespon, dia lanjut mengambil buku-buku yang di sebar oleh 2 anak itu. Kedua anak itu hendak memukuli Zia namun tak lama kedua anak itu yang berteriak.

"Aaa...ah, sa-sakit...hweee..hiks," Sambil memegang kuping mereka.

"Masih bayi udah pinter ngebuli ya kalian!" Faza.

"Ihh lepasin kak, adu-aduh sakit! " Kata rambut yang di urai.

"Udah lah Om, biarin mereka!" Zia dengan males.

"Kenapa dia? expresinya kecut gitu," Batin Faza, Sambil melepas jewerannya.

"Siapa nama kalian?" Faza.

"Saya Quen, " Bocah yang di kepang.

"Saya Caca, " Bocah yang di urai rambutnya.

"Masih kecil jangan nakal! awas ntar kakak aduin ke papah mamah kalian, " Faza. Kedua bocah itu ketakutan lalu lari sambil nangis.

"Kamu gapapa?" Faza.

"Gapapa om, eh tuan muda," Zia.

" Kamu ya, udah dibilangin jangan panggil om, panggil kakak! 2 bocah itu aja manggil gue kakak," Faza protes.

Namun Zia hanya menggeleng kepala dan membuntuti Faza yang mulai berjalan.

Mobil

 Qion, Fingga, Gibran menatap Zia semua.

"Lu nyewa anak siapa Za? Buat main bapak dan anak? " Qion.

"Ck, kalian ini. Udah gue bilang tadi semua ke lo pada, masih aja kagak percaya." Faza.

"Ya, gimana ya Za, kan lu paling anti nih sama cewe termasuk anak kecil juga, bahkan emak lo aja gak lo kasih salim semenjak kejadian itu, " ucapnya.Lalu, "Tetiba bawa bocah cewe kan kek mimpi" Tambahnya.

"Masih kecil kok kamu cantik sii? " Fingga.

"Asw, Fingga lu jangan jadi pedofil deh," Gibran.

"Jaga omongan weh, Jan kasar! Ada bocah." Faza.

3 sohibnya hanya saling pandang keheranan.

Faza lalu melirik Zia, Zia yang sadar dilirik Faza langsung nyeletuk "kenapa Tuan muda," Zia.

"Panggil yang bener, " Faza yang masih saja mempermasalahkan panggilan dari Zia.

"Iya om," Zia.

"Pftt..." Gibran.

"Njirrr! " Qion.

"Hahaha aduh," Fingga, Tertawa sambil memegang perutnya.

Faza mendengus kesal, tapi dia harus sabar dan menjadi baik bak papa peri yang baik hati, siapa tau kan dia jadi anak angkatnya. Tapi, dia sangat kesal pas ingat kejadian di depan mobil! kan Faza bilang Ada temen temennya. Pas masuk Zia salim sama mereka bertiga terus manggil kakak, lah giliran dia om, ckckck Faza makin yakin Zia punya dendam pribadi ke dirinya.

Dan semenjak itu dimanapun mereka ngumpul dia selalu di ejek sama sohib-sohibnya Om, Om dan Om.

1 bulan kemudian

Sudah satu bulan Mia kerja di kediaman keluarga Widjaya, Dan orang tua Faza suka sama kinerja Mia. Mereka bahkan sampai menyayangi Zia melebihi Faza saat ini.

Anak pinter, cantik, pendiem, sopan itu pandangan pasangan Widjaya. Berbeda dengan Faza yang menilai Zia julid dan ngeselin.

"Heh bocah! kenapa ya? kok gue kesel kalo liat elo." Faza, Yang sudah 2 minggu ini menolak bersikap baik sama Zia lantaran Zia menghalangi dirinya berdekatan sama Mia.

"Tuan muda umur berapa si? " Zia dengan nada lembut di buat-buat.

"NineTeen, kenapa nanya-nanya?" Faza, dengan ketus.

"Tuan muda, kek anak 5 tahun." Zia mode Julid.

"Ngeselin bangat ya kamu," Faza yang kehilangan jati dirinya, dimana kek beruang kutub selatan jadi kek pantaran Zia.

"Tuan muda...Zia ingetin ya! Zia gak bakal baik sama tuan muda kalo niat tuan muda tuh godain Bunda Zia," Menatap Faza.

Faza balik menatap Zia dengan sengit, begitu pula Zia, mereka lagi perang mata.

"Awas lu nanti! jadi anak tiri gue tau rasa!" Faza.

"Tuan muda gak Ada tata krama ya? Sama bocah aja elu, elu! kalo kaya gitu tuh kata bunda gak sopan!" Zia.

Faza terdiam membeku dia hanya melihat Zia yang pergi menggendong ranselnya. Sampai kamar Faza pun terngiang-ngiang suara bocah julid.

Gak Ada tata krama

Gak Ada tata krama

Gak Ada tata krama

"Kalo dipikir-pikir emang bener si kalo sikap gue ke bocah julid itu kek sama-sama bocah, kayak gue gak punya harga diri, apa lagi kalo deket Bocah julid tuh gue gak merasa jijik, padahal dia perempuan." Gumam Faza.

"Bahkan nyokap gue aja,gue masih canggung, sama mba Mia crush gue yang buat jatuh cinta juga masih ragu kalo bersentuhan, takut kalo kesentuh gitu. dipikir-pikir udah 1 bulan gue gak ke piskolog hmm...jadi, bener kaya yang di katakan para sohibnya kalau dia tuh anti sama cewe pas 1 bulan yang lalu, cuman baru kepikiran! bodo amat lah." Lanjut gumam nya lalu tidur siang.

Dua bulan berlalu

 Faza mendekati Mia yang lagi nunggu Vandra jemput buat pulang. Faza udah mikir 1 bulan ini. Emang ini salah! tapi dia harus ungkapin buat rasa penasarannya ilang.

"Mba" Panggil Faza. "Kenapa Tuan muda? Ada yang perlu dibantu," Mia.

Faza menarik nafas, dan disaat bersamaan nyokap Faza mau nyamperin Faza sama Mia yang di depan gerbang. Lalu disisi yang sama, sudah ada Vandra sama Zia.

Faza gak liat noh Ada nyokap sama Vandra yang menuju bebarengan ke arah dia.

"Mba sebenarnya..."

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!