Jossy berlari cepat sepanjang jalan di area Mall yang ramai oleh pengunjung.
Wajahnya memucat pasi saat berusaha melarikan diri dari kejaran orang-orang penagih hutang yang mengetahui keberadaannya di Mall ini.
Jossy Jeanette memang bekerja sebagai karyawati di salah satu toko parfum ternama di kawasan Mall terbesar itu. Dia bekerja hampir setahun lebih di toko parfum, untuk memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari, dan dia juga bekerja secara freelance sebagai seorang fotografer.
Selama ini Jossy tinggal bersama tantenya yang telah mengasuh dirinya semenjak Jossy kecil karena dia ditinggal oleh kedua orang tuanya pergi ke luar negeri dan mereka tak pernah kembali lagi hingga sekarang ini.
Tap... ! Tap... ! Tap... !
Langkah kakinya berderap kencang ketika dia berari di sepanjang area perbelanjaan yang disesaki oleh pengunjung Mall.
Nafasnya tersengal-sengal hebat saat dia melarikan dirinya dari kejaran sejumlah pria berpakaian motif bunga matahari warna merah.
Terjadi ajang kejar-kejaran antara dirinya dan orang-orang penagih hutang di sepanjang area Mall.
"Tunggu !" teriak seorang pria berkumis tipis.
Pria berpakaian motif bunga matahari berwarna merah itu terlihat serius saat dia dan rekan-rekan satu teamnya sedang mengejar Jossy Jeanette.
Tampak Jossy berlari sangat cepatnya dari kejaran mereka semua, dan hampir tak terkejar oleh penagih hutang itu.
Semua orang pengunjung di Mall itu teralihkan perhatian mereka ke arah Jossy yang berlarian cepat dari kejaran orang-orang penagih hutang di sepanjang area Mall.
Tak sedikit dari para pengunjung Mall itu memberikan semangatnya kepada Jossy Jeanette agar dia tidak tertangkap oleh para penagih hutang yang berniat menangkap dirinya.
"Minggir ! Minggir ! Beri kami jalan !" teriak para penagih hutang kepada para pengunjung Mall yang sengaja menghalangi jalan mereka.
Para penagih hutang itu tak segan-segan berbuat kasar dengan mendorong pengunjung Mall yang menghalangi jalan mereka saat mengejar Jossy.
"Minggir kataku !!!" teriak salah seorang pria penagih hutang dengan lantangnya.
"Aduh !" keluh pengunjung yang terjatuh.
Namun keluhan pengunjung Mall yang terjatuh itu tidak dipedulikan oleh para penagih hutang bahkan mereka justru menendang pengunjung itu hingga tersungkur ke lantai Mall.
Arena kejar-kejaran masih terus berlangsung antara para penagih hutang dan Jossy Jeanette.
Tampak petugas keamanan berupaya mengejar mereka semua, untuk menghentikan ajang kejar-kejaran itu yang tentunya sangat mengganggu para pengunjung Mall.
Tap... ! Tap... ! Tap... !
Jossy terus berlari cepat dari kejaran para penagih hutang, dia tidak ingin tertangkap oleh mereka sebab jika dia sampai tertangkap maka dirinya harus disekap dan dipaksa membayar bunga hutang berkali-kali lipat.
Masalah hutang-piutang ini melibatkan tantenya yang berhutang banyak kepada seseorang dan tantenya itu tidak bisa mengembalikan tepat waktu.
Terpaksa para penagih hutang itu mencari cara lain dengan memaksa Jossy membayar hutang-hutang milik tantenya yang bernama Zieya karena mereka tahu bahwa Jossy Jeanette adalah keponakan Zieya.
Tap... ! Tap... ! Tap... !
Jossy terus berlarian kencang sepanjang area Mall.
Dan akhirnya...
"Bruk !!!"
Jossy menabrak sesuatu ketika dia lengah karena menoleh ke arah belakang.
"Aduh ?!" pekiknya terkejut dan hampir terjengkang jatuh.
Sebuah tangan langsung menahan laju tubuh Jossy agar dia tidak sampai terjatuh ke belakang.
Tampak seorang pria tampan telah berdiri dihadapan Jossy sedang memeluk dirinya erat-erat serta menatapnya teduh.
Kedua tatapan mereka saling beradu lekat satu sama lainnya.
Pandangan mereka begitu dalamnya dan teramat dekat, tiba-tiba saja sesuatu mengalir lembut ke dalam hati Jossy Jeanette.
Entah perasaan apakah itu, namun Jossy merasakan dirinya sangat terpukau oleh ketampanan laki-laki keren itu.
"Hai, kau disana !" teriak pria penagih hutang saat melihat Jossy bersama dengan seorang laki-laki tampan.
Sontak saja teriakan dari penagih hutang menyadarkan Jossy Jeanette sehingga dia cepat-cepat menarik dirinya dari pelukan pria tampan itu.
"Jangan lari kau gadis tengil !" panggil para penagih hutang dengan penuh emosi sembari berlarian ke arah Jossy.
Jossy langsung berniat melarikan diri lagi dari kejaran para penagih hutang yang mendekatinya.
Namun langkah Jossy Jeanetten terhenti karena pria tampan itu menahannya supaya dia tidak lari lagi.
''Diamlah !" kata pria tampan itu dengan suara beratnya.
Jossy yang kalut serta panik langsung terdiam.
"Jangan takut !" kata pria itu lagi.
Jossy segera menoleh ke arah pria tampan di sampingnya, menatapnya tertegun kepada sosok pria asing yang tak dikenalnya itu.
"Aku akan membantu mu", kata pria tampan itu tanpa mengalihkan pandangannya sedikit pun dari orang-orang penagih hutang.
"Ta-tapi...", ucap Jossy gugup.
Sebelum Jossy menyelesaikan ucapannya, orang-orang penagih hutang itu langsung mengarahkan tangan mereka hendak menangkap Jossy, dengan sigapnya laki-laki tampan itu menghalangi mereka.
"Hentikan !" ucap pria tampan itu seraya menangkap pergelangan tangan seorang pria penagih hutang yang akan menarik paksa Jossy.
Pria penagih hutang sontak marah karena tindakannya dihalangi oleh laki-laki tampan yang melindungi Jossy Jeanette.
"Siapa kau berani menghentikan ku ??? Hah !!!" teriak pria penagih hutang kalap.
Pria penagih hutang langsung melayangkan pukulannya ke arah laki-laki berpenampilan keren itu.
Pukulannya nyaris mengenai laki-laki tampan, untungnya pria keren itu mampu menghindarinya cepat, serangan tersebut.
Melihat pukulannya meleset, dan tidak mengenai laki-laki tampan yang terus berkelit menghindari serangannya, pria penagih hutang sontak tersulut emosinya dan berubah marah.
Pria penagih hutang langsung mengambil sikap dan terus-menerus mengarahkan tinjunya dengan kasarnya ke arah laki-laki muda itu.
Jossy berdiri diam dan bersembunyi di balik pilar Mall sembari memperhatikan perkelahian antara pria penagih hutang dengan pria tampan yang menolongnya itu.
Arena Mall berubah menjadi arena pertarungan antara laki-laki tampan dengan pria penagih hutang yang berlangsung seru.
Tak butuh waktu lama bagi pria tampan itu, untuk mengalahkan pria penagih hutang dan membuatnya jatuh tersungkur.
"Siapa kalian ?" kata laki-laki tampan itu seraya menatap tajam.
Melihat salah satu rekannya dikalahkan, membuat orang-orang penagih hutang lainnya tidak terima, mereka saling berbarengan menyerang laki-laki tampan yang membantu Jossy.
Untungnya, kemampuan bela diri yang dimiliki oleh laki-laki muda nan tampan itu sangat lah tinggi sehingga dia mampu melawan serangan semua orang dari penagih hutang kepadanya.
Sekejap saja, sebagian dari orang-orang penagih hutang itu tumbang dan kalah.
Pria tampan tersenyum tipis ke arah orang-orang penagih hutang yang terkapar di atas lantai Mall, dan tak berdaya itu dengan sorot mata dingin.
"Sialan kau !!! Berani betul menghalangi kami semua !!!" teriak seorang pria berbadan gemuk seraya mengarahkan jari telunjuknya kepada laki-laki muda berwajah tampan yang tidak diketahui namanya itu.
Laki-laki tampan itu langsung mengalihkan pandangannya ke arah sekelompok orang penagih hutang yang berdiri berkacak pinggang dengan sorot mata penuh amarah.
"Siapa kau ??? Hah ??? Berani betul menghalangi kami semua !!!" teriak pria gemuk dengan wajah kesalnya.
"Apa kalian tidak tahu siapa aku ?" tanya laki-laki tampan itu.
"Untuk apa aku mengenal mu, brengsek !" sahut pria gemuk dengan congkaknya.
"Kenapa kau bertanya kalau begitu ?" kata laki-laki tampan seraya tersenyum sinis.
"Apa ?!" sahut pria gemuk terkejut.
"Jika aku katakan siapa aku sebenarnya, pastinya kau tidak akan percaya kalau aku adalah pemilik Mall ini", kata laki-laki tampan dengan ekspresi wajah serius.
"Apa ?! Kamu adalah pemilik Mall ini, katamu ?!" sahut pria gemuk terperangah kaget.
Sedetik kemudian pria berbadan gemuk itu tertawa terbahak-bahak setelah dia mendengar penjelasan dari ucapan laki-laki tampan itu.
Jossy Jeanette mengawasi perseteruan laki-laki tampan dengan orang-orang penagih hutang dari balik pilar Mall.
Semua terjadi gegara Jossy terlibat hutang piutang dan tak sengaja bertemu dengan laki-laki berwajah tampan yang menjadi malaikat pelindungnya itu.
"Aduh ?! Bagaimana ini ?!" gumamnya panik.
Terdengar suara teriakan dari arah pria penagih hutang kepada laki-laki tampan yang tak diketahui namanya itu.
"Hai, cecunguk bodoh !" teriaknya. "Apa kau tahu siapa pemilik Mall ini ???"
Pria penagih hutang berkacak pinggang seraya mendengus kasar.
"Aku...", sahut laki-laki tampan dengan ekspresi datarnya.
Sontak jawaban pria tampan membuat geger orang-orang penagih hutang dan mereka tertegun.
"Kau ?" kata pria gemuk tak percaya.
"Ya, akulah pemilik Mall ini", sahut pria tampan dengan rasa percaya dirinya.
"Astaga ! Rupanya laki-laki ini memang sudah tidak waras lagi ! Dan dia kehilangan kesadarannya !" ucap pria gemuk sembari berkacak pinggang.
"Benar, mungkin dia memang tidak waras, mengaku-ngaku sebagai pemilik Mall ini", sahut pria berjenggot merah.
"Hai, kau !" kata pria gemuk seraya menaikkan ujung dagunya.
"Ya...", ucap pria tampan tanpa ekspresi.
"Kau pikir kami akan percaya begitu saja dengan kata-katamu itu ?! Dan tidakkah kau ketahui bahwa pemilik Mall ini adalah tuan Josua Maxim !" kata pria gemuk.
"Ya, itu adalah aku", jawab pria tampan datar.
"Jangan mengkhayal berlebihan ! Buang mimpimu itu yang konyol, dan tidak akan terwujud itu, pria tampan !" kata pria gemuk seraya menggeleng-geleng.
"Kenapa ?" ucap pria tampan sembari menaikkan salah satu alisnya ke atas.
"Kenapa ???" kata pria penagih hutang semakin kesal.
"Ya, kenapa aku harus membuang mimpiku karena mimpiku itu telah terwujud", sahut pria tampan.
"Ya, ampun !" kata pria penagih hutang sembari memalingkan mukanya ke arah lain.
Tertawa pelan lalu melanjutkan ucapannya.
"Tuan Josua Maxim mana bisa dibandingkan dengan pria bodoh sepertimu bahkan kau sangat lancang membuat onar di Mall miliknya", ucap pria gemuk.
"Aku tidak lancang dan aku tidak membuat keonaran karena kalianlah yang menyebabkan keributan di Mall ini", kata pria tampan.
"Apa ?!" sahut pria gemuk semakin kesal.
"Aku adalah Josua Maxim, pemilik Mall terbesar sepanjang abad ini", kata pria tampan.
Kata-kata pria tampan yang mengaku-ngaku sebagai Josua Maxim membuat pria penagih hutang tertawa keras.
Pria gemuk itu meledek kepada pria tampan.
"Kau pemilik Mall ini ?! Baiklah, aku percaya itu karena aku sangat waras maka aku akan mengalah saja !" kata pria penagih hutang.
Pria gemuk itu menyeringai lebar ke arah pria tampan dihadapannya.
"Terkadang diperlukan hiburan dari orang seperti dirimu supaya otak kita tetap waras dan sadar, agar kita tahu dimana bumi ini dipijak", kata pria penagih hutang.
"Rupanya kau cukup berotak cerdas, kukira hanya penampilanmu saja yang meyakinkan seperti pria pintar", sahut pria tampan dengan sinisnya.
"Apa kau pikir aku ini bodoh ???" kata pria gemuk.
"Tidak, aku tidak mengatakan kau bodoh tapi kaulah yang menyebut dirimu bodoh", sahut pria tampan datar.
"Apa ???" kata pria gemuk kesal.
"Sekarang pergilah !" sahut pria tampan.
"Kau mengusirku ?!" kata pria penagih hutang melotot.
"Yah, karena ini Mall milikku dan aku berhak mengusir siapa saja yang tidak aku sukai dari sini", sahut pria tampan.
"Astaga ! Dia masih ngotot kalau Mall ini adalah miliknya ?!" ucap pria gemuk lalu menoleh ke arah teman-temannya.
Terdengar suara tawa dari orang-orang berbaju motif bunga matahari warna merah yang merupakan kelompok penagih hutang.
"Kalian dengar, teman-teman ???" kata pria gemuk yang bertindak sebagai pimpinan mereka.
Suara tawa semakin keras dari arah kelompok penagih hutang.
"Dia mengaku-ngaku sebagai pemilik Mall ini dan menyebut dirinya adalah tuan Josua Maxim", lanjut pria gemuk.
Pria gemuk menyeringai sinis seraya tertawa mengejek.
"Apa kalian percaya kalau pria ini adalah tuan Josua Maxim, pemilik Mall ini ???" kata pria itu sembari melihat ke arah pria tampan mulai dari ujung kepala hingga ujung kaki.
Penampilan pria tampan yang menyebut dirinya sebagai Josua Maxim terlihat sangat elegan, dengan mengenakan setelan jas warna hitam serta celana panjang senada dan sepasang sepatu bermerek terkenal, cukup mengesankan serta meyakinkan sebagai Josua Maxim, pemilik Mall.
Pria tampan tersenyum sekilas sedangkan pandangannya tertuju lurus ke arah orang-orang penagih hutang, sikapnya yang tenang semakin menambah karisma pada dirinya dan mempesona bagi Jossy Jeanette yang sedari tadi memperhatikannya.
"Lak-laki aneh itu sedang membual !" sahut para penagih hutang dengan kompaknya.
"Mana mungkin tuan Josua Maxim akan mengenal perempuan macam dia", sambung mereka lagi.
Terdengar suara tawa dari para penagih hutang berbarengan.
Pria gemuk tersenyum sinis ke arah pria tampan di hadapannya.
"Kau dengar tidak ?! Mereka saja tidak percaya kalau kau adalah Josua Maxim !" kata pria gemuk.
"Terserah padamu saja, jika kau tidak percaya padaku", ucap pria tampan.
"Dasar cecunguk tak tahu diri ! Masih saja berlagak sombong kau ini, ya !" kata pria gemuk mulai emosi.
"Aku bukan cecunguk seperti yang kau katakan itu ! Aku punya nama dan namaku adalah Josua Maxim !" sahut pria tampan.
Sorot kata pria tampan menatap dingin ke arah para penagih hutang.
Senyum tipisnya menghiasi ujung sudut bibirnya yang menawan hati.
"Aku percaya padanya !"
Tiba-tiba Jossy berlari menghampiri pria tampan dan membelanya.
"Aku percaya kalau dia adalah Josua Maxim !" kata Jossy seraya menghadang maju ke depan.
Jossy merentangkan kedua tangannya ke arah kanan dan kiri secara bersamaan.
"Aku orang yang akan mempercayai dia !" bela Jossy.
Pria penagih hutang melirik tajam lalu menjawab.
"Hai, gadis tengil tak tahu diuntung !" jawab pria gemuk.
"Kenapa denganmu ?!" kata Jossy.
"Apa kau tidak takut kepada kami ? Hah ?! Berani-beraninya menyalak di hadapan kami !" sahut pria gemuk murka.
"Apa maksudmu itu ?" kata Jossy membela diri.
"Apa kau tidak ingat masih punya hutang banyak kepada Alfa !" ucap pria gemuk.
"Aku masih ingat itu, tapi bukan aku yang berhutang pada Alfa melainkan Zieya, tanteku", sahut Jossy.
"Sama saja !" kata pria gemuk.
"Sama saja apanya ?" sahut Jossy. "Kalian menagih hutang kepadaku sedangkan uangnya bukan aku yang memakainya, tidakkah kalian keliru", sambungnya.
"Keliru ?!" jawab pria gemuk semakin murka.
"Ya... !" kata Jossy seraya menengadahkan pandangan nya.
"Gadis ini benar-benar tidak takut pada kita ! Bukannya meminta maaf justru bertingkah kurang ajar !" ucap pria gemuk senewen.
"Untuk apa aku meminta maaf pada kalian ?" kata Jossy. "Aku tidak mempunyai masalah dengan kalian, justru kalian lah yang bermasalah karena tiba-tiba saja mengejarku tanpa alasan !"
Jossy melipat kedua tangannya ke depan seraya menatap dingin ke arah para penagih hutang.
"Seharusnya kalian yang meminta maaf padaku, karena mengejarku dan mau menculikku", sambungnya.
Pria gemuk semakin tersentak kaget saat dia mendengar ucapan Jossy.
"Astaga ?!" seru pria gemuk. "Dia benar-benar tidak takut kami tangkap !"
Pria tampan menepuk pundak Jossy.
"Minggir lah, biarkan aku yang menghadapi mereka !" ucapnya.
"Ta-tapi mereka sungguh keterlaluan sekali bahkan menghina mu terang-terangan, dan aku tidak suka mereka mengejekmu, tuan Josua", kata Jossy.
"Biar saja mereka bersikap demikian, kita tidak perlu mengurusi orang-orang arogan seperti mereka", ucap Josua Maxim.
"Tapi mereka sangat keterlaluan padamu", sahut Jossy yang enggan menerima ejekan para penagih hutang terhadap Josua Maxim, pria tampan yang telah membelanya.
Josua Maxim menatap dingin ke arah pria penagih hutang.
"Sekarang apa mau kalian ?" ucapnya.
"Apa mau kami ?" sahut pria gemuk sembari tertawa menghina.
"Ya, katakan saja, keinginan kalian dan setelah itu pergilah dari sini !" kata Josua Maxim menatap hina.
Pria gemuk dan penagih hutang lainnya sontak tertawa bersama-sama seusai pria tampan menanyakan keinginan mereka.
"Kau tahu apa yang kami inginkan ? Hah ?" sahut pria gemuk sembari melangkah congkak.
"Ya, katakan saja, keinginan kalian", kata pria tampan.
Jossy yang tak terima dengan perlakuan para penagih hutang terhadap Josua Maxim segera menahan pria tampan itu.
"Untuk apa kamu menawarkan sesuatu kepada mereka, kebaikanmu tidak pantas mereka dapatkan, tuan Josua !" kata Jossy.
Jossy berjalan menghalangi pria gemuk untuk mendekati Josua Maxim.
"Berhenti kau disana ! Dan jangan dekati kami !" teriak Jossy sembari mengarahkan kedua tangannya ke depan.
"Apa kau bilang ?!" sahut pria gemuk lalu meludah.
"Ya, jangan coba-coba dekati tuan Josua Maxim, pergilah kalian semua dari sini !" kata Jossy.
"Hai, gadis bodoh ! Minggir sana ! Jangan ikut campur urusanku dengan pria itu !" sahut pria gemuk kesal.
"Apa mau kalian ?" kata Jossy.
"Dia menawarkanku sesuatu kalau kami mengatakan apa keinginan kami padanya", sahut pria gemuk sembari berkacak pinggang.
"Kalian bermimpi apa ?'' kata Jossy.
"Mimpi ? Tidak kami tidak sedang bermimpi, dan yang kami inginkan adalah uang !" sahut pria gemuk lalu memiringkan kepalanya ke arah kanan.
"Aku akan membayar hutang-hutang Zieya, tapi berjanjilah, tidak mengganggu tuan Josua atau pun kami lagi, kata Jossy.
Pria gemuk tergelak pelan seraya melirik sinis ke arah Jossy serta pria tampan yang ada di belakang Jossy.
"Rupanya kalian sedang bercanda dengan kami semua, kau berjanji akan membayar hutang-hutang tantemu dan melarang kami, untuk tidak mengganggu pria itu lagi", kata pria gemuk sembari melotot marah.
"Ya, itu yang aku inginkan, kalian mengerti", ucap Jossy.
Tiba-tiba pria gemuk itu tertawa terbahak-bahak setelah mendengar ucapan Jossy Jeanette.
"Kau benar-benar sedang bermimpi, nona muda", kata pria gemuk.
"Kenapa dengan mu ?" tanya Jossy tak mengerti.
"Kau tahu berapa hutang tante Zieya mu itu ???" sahut pria penagih hutang sembari menaikkan kedua alisnya sinis.
"Berapa memangnya ?" tanya Jossy Jeanette.
"Sepuluh miliar !" sahut pria gemuk sebagai pemimpin penagih hutang.
Jossy Jeanette terkesiap dingin, wajahnya berubah memucat pasi ketika dia mendengar jawaban dari pria penagih hutang.
Mendadak tubuhnya menggigil kedinginan saat dia mendengar jumlah hutang Zieya kepada Alfa.
"Sepuluh miliar... ?!"
Jossy hanya bisa membatin dalam hatinya.
"Bagaimana caranya aku mengembalikan hutang-hutang Zieya sebanyak itu ???"
Batin Jossy kebingungan, tak mungkin baginya, untuk mendapatkan jumlah uang sebanyak itu dan dimana dia harus meminjam uang dalam waktu yang singkat.
"Bisa-bisa aku dijebloskan ke dalam jeruji besi dan dipenjara seumur hidupku kalau aku terus menantang para penagih hutang ini ?!"
Jossy membatin lagi di hatinya seraya menahan nafas dalam-dalam.
"Apa yang ada di pikiran Zieya ? Hutang sepuluh miliar ?"
Jossy kembali bergumam dalam hatinya.
Sepuluh miliar, bukanlah angka kecil bagi siapa pun juga.
Angka sebesar itu bukanlah jumlah uang yang kecil, sangat besar bahkan orang yang mempunyai uang pun belum tentu sanggup membayarnya jika berhutang sebesar 10 miliar.
Jossy menelan salivanya, berusaha tetap tersadar meski dia tahu itu tak mudah baginya, saat mendengar jumlah fantastis dari hutang Zieya kepada Alfa sebesar sepuluh miliar.
Tak tanggung-tanggung, 10 miliar, angka sebesar itu hanya untuk keperluan sehari-hari buat Zieya.
"Tuhan ?!" gumam Jossy seraya mengusap wajahnya panik.
"Bagaimana ? Apa kau sanggup mengembalikan hutang-hutang Zieya kepada kami sekarang ?" tanya pria gemuk mengejek.
"A-aku... Aku...", kata Jossy gelisah.
Kali ini Jossy tampak gentar dengan ucapan pria penagih hutang lalu dia mengalihkan pandangannya menunduk murung.
Pria tampan berjalan maju lalu berkata dengan tegasnya.
"Kau tidak perlu mengkhawatirkan hutang itu sebab aku yang akan membayar semua hutang mereka", kata pria tampan seraya menatap dingin ke arah pria gemuk.
"Apa ??? Kau ??? Kau akan membayar hutang mereka ???" sahut pria gemuk membelalakkan kedua matanya.
Sesaat kemudian, pria penagih hutang itu tertawa keras.
"Sepuluh miliar !!! Bukan jumlah uang yang sedikit, apa kau sanggup melunasinya ?" kata pria gemuk.
"Aku sanggup membayar hutang gadis ini, sebesar 10 miliar", sahut pria tampan.
"Dengan apa kamu akan membayar hutang-hutang itu ?" kata pria gemuk seraya tersenyum mengejek.
"Tentunya dengan sejumlah uang sebesar 10 miliar yang kamu minta", sahut pria tampan.
"Hah ! Rupanya kamu suka membual, ya ? Jangan terlalu yakin kalau kau sanggup membayar hutang-hutang itu, bung !" ucap pria gemuk meremehkan.
"Tidak, aku tidak sedang membual soal uang, dan aku pasti akan membayar hutang-hutang itu senilai uang yang kalian minta", kata pria tampan.
"Sepuluh miliar !" ucap pria gemuk terheran-heran.
"Ya, sepuluh miliar, aku akan membayarnya kontan", kata pria tampan sembari menganggukkan kepala.
Pria gemuk semakin tak percaya dengan omongan pria tampan yang akan melunasi tagihan hutang milik tante Jossy yang bernama Zieya.
Jossy Jeanette yang mendengar kesanggupan dari pria tampan, untuk melunasi tagihan hutang sebesar 10 miliar milik tantenya, Zieya langsung tersentak kaget, tak percaya bahwa pria tampan yang mengaku-ngaku sebagai Josua Maxim itu akan membayar tagihan hutang mereka.
"Tunggu !" ucap Jossy lalu menatap ke arah pria tampan di hadapannya.
Jossy memandang serius pria tampan yang menyebut dirinya dengan nama Josua Maxim.
"Apa kau bersungguh-sungguh dengan ucapanmu itu ?" tanya Jossy.
Jossy memandang sekali lagi dengan serius, untuk memastikan lagi ucapan pria tampan yang akan melunasi seluruh hutang-hutang milik Zieya kepada para penagih hutang suruhan Alfa.
"Sepuluh miliar bukanlah jumlah uang yang sedikit, dan anda seharusnya tidak menyanggupi permintaan tak masuk akal mereka, tuan Josua", lanjut Jossy mulai cemas.
"Karena kamu mempercayai kalau namaku adalah Josua Maxim maka aku akan melunasi hutang-hutang milik tantemu, yang bernama Zieya pada Alfa", kata pria tampan.
Senyum lembut menghiasi ujung sudut bibir pria tampan yang sangat menawan hati Jossy Jeanette.
Membuat Jossy tak sanggup menolak pesona ketampanan pria tampan itu.
"Kamu bersungguh-sungguh mengatakan nya ???" kata Jossy tertegun tak percaya dengan ucapan pria tampan.
"Ya, aku sungguh-sungguh mengatakan nya, dan aku berjanji padamu bahwa aku akan melunasi hutang-hutang itu", ucap pria tampan serius.
"Demi Tuhan !!!" ucap Jossy semakin tak percaya.
Jossy memandang ke arah pria tampan dengan kedua mata berkaca-kaca penuh terharu.
"Terimakasih tuan Josua..., terimakasih atas kebaikan hatimu itu...", kata Jossy terharu sambil menyeka sudut kedua matanya yang berair.
"Tidak perlu merasa sungkan, aku sangat senang bisa membantumu", ucap pria tampan.
"Hai, kalian berdua !" teriak pria gemuk kepada Jossy serta pria tampan.
Jossy memalingkan muka ke arah pria penagih hutang yang sedang menatapnya tajam.
"Ya, apalagi yang ingin kamu bicarakan denganku ?" tanya Jossy sembari mengerutkan keningnya.
"Apalagi ? Bagaimana kejelasan persoalan hutang piutang ini ?" tanya pria gemuk.
"Sudah aku katakan padamu kalau aku akan membayar hutang itu sejumlah uang yang dipinjam oleh Zieya kepada Alfa", sahut pria tampan seraya menatap tajam.
"Bagaimana kau tahu bahwa Zieya berutang pada Alfa ?" kata pria gemuk.
"Astaga ?!" keluh pria tampan agak kesal. "Kau sendiri baru saja bilang pada gadis ini kalau Zieya mempunyai hutang piutang pada Alfa, apa perlu aku jelaskan lagi, hah ?!" sambungnya.
Pria tampan menatap dengan ekspresi dingin kepada pria penagih hutang yang berdiri tak jauh darinya sembari menyaku tangan.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!