NovelToon NovelToon

Sepotong Tempe Untuk Menantu

Bab satu

"Dek,kamu ngapain?ayo sarapan bareng sama aku! perasaan semenjak tinggal di sini,kita jadi jarang bisa makan bareng." Suara lembut yudi memanggil alma,sang istri yang terlihat masih sibuk di dapur.

"Udah,kamu sarapan duluan aja,yud. Nanti malah telat berangkat kerjanya,biar alma sarapan sama ibu aja,dia juga masih sibuk goreng tempe itu." Bu asri,mertua alma sekaligus ibu yudi yang menyahuti ajakan putranya,membuat alma urung menjawab ajakan sarapan dari sang suami.

"Ya ampun,dek. Tiap hari aku lihat kamu goreng tempe terus,apa kamu nggak bosen?dulu sewaktu di kontrakan kamu kan nggak suka makan tempe!!," yudi kembali bertanya kepadang sang istri sembari mengunyah

makananya.

Alma menoleh dan memaksakan senyum getir yang sama sekali tak disadari oleh yudi,padahal alma yang sekarang sangat jauh berbeda dengan alma sebulan lalu yang masih tinggal dikontrakan.

"Nggak bosen kok,mas. Aku juga nggak tahu,sejak pindah ke sini aku jadi suka makan tempe goreng setiap hari." Jawab alma bohong,sesekali ia melirik ke arah ibu mertua yang tengah menatapnya dengan tajam.

Helaan nafas berat keluar dari bibi yudi yang tak pernah berkata kasar kepada sang istri,karena cintanya kepada alma begitu besar. Ia bahkan menuruti permintaan sang ibu untuk pindah ke rumah ini karena usia kandungan alma semakin membesar dan yudi tak ingin terjadi sesuatu saat dirinya bekerja sedang alma berada seorang diri dirumah.

"Ya sudh,nggak apa-apa kamu makan tempe setiap hari,tapi jangan lipa makan lauk yang lain ya,kamu kan lagi hamil,harus makan yang bergizi biat bayi kita nanti juga sehat." Ujar yudi dengan lembut.

"Kamu jangan salah,yud,tempe juga makanan bergizi loh,sumper protein itu!," lagi-lagi bu asri menyahut.

"Iya bu,tapi tetp harus diimbangi sayur,buah dan yang lain juga,kalu cuma tempe nggak akan cukup untuk memenuhi gizi alma dan bayi yang ada di dalam kandunganya,kan sekarang usia kandungan alma udah mau tujuh bulan." Balas yudi seraya mendorong piring yang telah kosong.

"Bu,aku berangkat kerja dulu ya,titip alma."Yudi beranjak dari kursinya,ia mengecup punggung tangan sang ibu dengan takzim,lalu melangkah keluar bersama alma yang membantu membawakan tas kerja sang suami sampai ke mobil.

"Ini tasnya mas,hati-hati dijalan ya."Ucap alma seraya mengukurkan tas kerja milik yudi dan meraih pungung tangan sang suami lalu mnegecupnya.

"Kamu juga baik-baik di rumah,jangan telat makan,nurut apa kata ibu ya." Sebuah kecupan sayang mendarat di kening alma dengan lembut.

Wanita yang tengah hamol besar itu menatap mobil sang suami yang mulai kekuar dari gerbang bersama pudarnya senyuman alma.

Ia mengelus perut buncitnya dan berkata,"pejuangan hari ini dimulai lagi nak,kita kuat ya."

"Alma!," suara teriakan bu asri menyentak alma,hingga membuat wanita hamil itu buru-buru masuk ke dalam rumah.

"I-iya bu!!," Alma melangkah cepat untuk kembali masuk ke dalam rumah dengan memegangi perut buncitnya.

Saat sampai kembali di meja makan,terlihat sebuah piring berisi sepotong tempe goreng yang sudah disiapkan oleh bu asri,sedangkan dua potong lagi,tentu saja sudah disimpan oleh wanita paruh baya itu.

"Nih,kamu lagi hamil,nggak boleh makan yang macam-macam!, makan nasi sama tempe goreng aja!, itu udah cukup,biar bayi kamu nanti lahirnya nggak kegedean!, ibu nggak mau kalau sampai kamu nggak bisa lahiran normal karena bayimu yang kegedean!." Kata-kata itu selalu didengar alama setiap kali ia hendak menikmati makanan tanpa ada sang suami.

Alma hanya bisa mengangguk pasrah,menerimah pelakuan semena-mena yang dilakukan ibu mertua karena tidak ada pilihan lain,ingin mengadu kepada kakak kandungnya pun tak mungkin,karena alma sudah menetang restu sang kakak demi menikah dengan yudi setahun yang lalu,sedangkan orang tua mereka sudah lama meninggal.

"Jangan lupa habis makan cuci piring,terus ngepel,itung-itung olaraga biar lahiranya nanti lancar!."Perintah bu asri seraya berlalu meninggalkan sang menantu untuk menonton acara televisi.

Alma menghembuskan napas lega,setidaknya perut yangs sejak tadi sudah menjerit bisa segera diisi,wanita itu berjalan menuju rice cooker untuk mengambil nasi,akan tetapi dua alisnya tertaut melihat kebal yang sudah dicabut.

"Loh,kok udah dicabut?bukanya ibu paling nggak suka makan nasi dingin?,"ucap alma dalam hati.

Perasaanya mendadak jadi tak enak,karena pagi ini ibu mertuanya yang memasak nasi,alma yang sudah lapar bergegas membuka rice cooker,dan ia harus dibuat kecewa karena isinya sudah kosong.

"Apa jangan-jangan ibu mindahin nasinya ya?aku coba tanya langsung aja deh,"gunam alma seraya berjalan menghampiri bu asri yang sudah asyik menonton acara televisi.

"Bu,"panggil alma lembut.

Meski ibu mertua selalu bersikap semena-mena,akan tetapi alma tetap berusaha untuk bersikap sopan.

"Ada apa?udah selesai makanya?,"tanya bu asri tanpa memalingkan pandangan dari layar televisi yang sedang menampilkan acara gosip.

"Anu bu,itu rice cookernya kosong,nasinya di mana bu?" alma berucap dengan sangat hati-hati,ia takut bu asri akan marah kepada dirinya.

"Nasi yang ibu masak emang udah habis buat sarapan ibu sama yudi tadi,tapi nasi semalam masih ada kok,tuh ibu taruh di sebelah rice cooker,bagus tuh,kadar gulanya udah turun."Ucap bu asri enteng.

Seketika tengorokn alma serasa tercekat,ia kembali ke dapur tanpa berkata apa-apa lagi dan menghampiri nasi yang tertutup tudung saji di dekat rice cookker.

Alma langsung mual karena aroma busuk dari nasi tersebut,warnanya juga sudah menguning dan terlihat lembek berair.

"Ya allah,ini nasinya udah basi,gimana mau di makan,"gunam alma,hatinya terasa teriris karena pelakuan mertua yang semakin hari semakin keterlaluan.

Alma mengelus perutnya seraya mengucap istigfar,jelas tak mungkin ia memakan nasi yang sudah basi tersebut.

"Nak,kita makan seadanya dulu ya,semoga nanti siang kita bisa makan dengan layak,"bisik alma kepada janin di dalam kandunganya.

Ajaibnya,janin itu terasa menendang perut alma,seolah mengerti apa yang sedang dirasakan oleh sang ibu saat ini.

Alma menyeka buliran bening bening yang tanpa sadar mengalir dari kedua sudut mata,wanita yang tengah hamil tua itu akhirnya memilih untuk memakan kerak nasi di rice cooker dengan sepotonh tempe goreng yang tadi diberikan oleh bu asri,terasa tak cukup memang,akan tetapi alma tetap bersyukur karena masih ada yang bisa ia makan.

Bab dua

Usai sarapan dengan makan seadanya,alma segera mengerjakan pekerjaan rumah seperti yang diperintahkan oleh ibu mertuanya tadi,mulai dari mencuci piring kotor dan kini ia hendak mengepel lantai.

Alma membawa ember dna tongkat pel ke depan,akan tetapi....

"Alma tunggu!!" suara ibu mertua kembali membuatnya berhenti.

"Iya bu,ada apa?"tanya alma dengan senyum paksa.

"Usia kandunganmu makin tua lo,kamu jangan lagi ngepel pakai tongkat,ngelpel pakai kain aja sambil jongkok,biar nanti lahiran lancar,"perintah bu asri tegas.

"Ta-tapi perut alma sakit kalau dipakai jongkok,bu." Alma mencoba menolak berharap bu asri bisa sedikit mengerti keadaanya.

"Ya justru itu,makanya kamu latihan biar nggak sakit dan bayinya bisa dapat jalan lahir yang lancar!,"bu asri tetap kekeh dengan keinginannya.

"Udah sana ambil kain sama balikin itu tongkat pel,jangan manja,ibu juga udah pernah hamil dan melahirkan,dulu ibu waktu hamil yudi juga ngepelnua begitu!." Bu asri kembali mengulangi perintahnya.

Tak ada pilihan lain bagi alma selain menurut,membantah hanya akan membuat perdebatan mereka menjadi masalah besar.

Alma mengembalikan tongkat pel itu dan menggantinya dengan kain,lalu mulai mengepel seluruh sudut rumah meski terlihat kesulitan jongkok.

Setelah rumah bersih,alma duduk dimeja makan sembari menengak air putih untuk meredakan lelah dan rasa sakit dipinggang serta perut bagian bawah,namun sebuah panggilan telpon yang masuk menbuat akma meraih ponsel yang berada di atas kulkas,wajah alma terlihat panik saat membaca bama penelpon yang tertera dilayar.

Suara dering ponsel yang terdengar semakin nyaring karena tak kunjung di angkat oleh pemiliknyaberhasil menarik perhatian bu asri untuk menghampiri sang menantu yang masih berdiri mematung di dekat kulkas.

"Alma,itu suara hape kamu berisik banget! siapa yang telpon sih?kok nggak di angkat-angkat?"tanya bu asri sambari berkacak pingang.

"I-ini mbak aninda yang telpon bu,"jawab alma dengan ketakutan.

Bu asri memutar bola matanya jengah,ia palinh tak suka jika keluarga alma menghubungi.

"Buruan angkat!inget jangan bicara macam-macam sama kakak ipar mu,"perinta bu asri.

Alma mengangguk,ia segera menggeser icon panggilan yang sedari tadi terus bergetak-gerak di layar telepon miliknya.

"Hallo asalamualaikum mbak aninda,"sapa alma dengan ramah.

"Wa'alaikumsalam alma,kamu apa kabar?,"balas aninda berbasa-basi.

"Baik mbak,ada apa ya?"alma langsung menanyakan tujuan sang kakak ipar menelpon.

"Ini udah sebulan kamu pindah ke rumah mertua mu,kok belum cek kandungan lagi,mbak nungguin kamu loh,"ujar aninda,ia emang berprofesi sebagai dokter kandungan.

"Eh,iya mbak,aku belim sempat besok pagi aja aku ke kelinik mbak aninda,besok mbak nggak dinas ke rumah sakit kan?"tanya alma menyakinkan.

"Besok mbak libur,beneran ke sini ya,mbak tungguin,sekalian mbak mau masak yang enak buat kamu,"ucap aninda antusias.

"Iya mbak,nanti aku bicara sama mas yudi ya,assalamualaikun."Alma langsunv mematikan panggilan secara sepihak karena bu asri sudah melototi dirinya.

"Ngapain kakak iparmu telepon?gangu aja,"tanya bu asri ketus.

"Besok alma disuru mbak aninda buat datang ke kelinik bu,waktunya cek kandungan,"jawab alma jujur.

Lagi-lagi bu asri mendegus kesal,"sok-sokan jadi dokter kandungan segala,wong dia aja nikah udah lima taun nggak hamil-hamil,awas aja kalu besok kamu berani ngadu yang macam-macam sama kakak ipar mu itu."Bu asri kembali berlalu setela melintarkan anceman untuk alma.

Alam sendiri hanya bisa mengelus dada melihat perlakuan ibu nertuanya.

Entah apa yang membuat wanita paruh baya itu tak pernah bersikap baik kepada Alam sejak awal menikah.

Menjelang sore, Alam sudah selesai menyiapkan hidangan yuntuk makan malam.

la memasak sup ayam kesukaan sang suami.

"Pasti Mas Yudi suka banget sama makanan ini," gumam Alam sembari memandangi makanan di atas meja. la berharap bisa ikut menikmati hidangan yang terlihat begitu menggoda itu.

Dari arah dapur, Bu Asri muncul dengan sepiring nasi dan sepotong tempe goreng.

Lalu menuangkan sedikit kuah sup ke atas nasi tersebut.

"Nih, buruan makan sebelum Yudi pulang! ibu mau mandi, awas kalo kamu berani ngambil ayam!" perintah wanita paruh baya itu sembari meletakkan piring yang ia bawa ke atas meja'

"Bu,apa nggak boleh alma makan sepotonh ayam saja?kepala atau kakinya juga nggak apa-apa,alma juga pengen makan sup ayam itu bu?,"pinta alma setelah berhasil mengumpulkan nyalinya.

"Enak aja,nggak bisa,nanti bayi kamu gede dan susa lahiran normal,oprasi sesar itu mahal,nanti duit anakku bisa hanis,udah buruan makan,nanti suamimu keburu pulang."Bentak bu asri tanpa kasihan.

"Hati alma terasa nelangsa,ia dulu bisa makan apa saja ketika berada dikontrakan,kini harus mengemis hanya untuk sepotong kaki dan kepala ayam yang tetap tak bisa ia dapatkan.

Alma hanya bisa menelan ludah melihat potongan-potongan daging ayam dipanci sup,dengan hati teriris,ia menyantap nasi yang sudah disipkan ibu mertuanya.

Ditengah-tengah ritual makan alma,tiba-tiba saja yudi muncul diruang makan dengan kantong plastik di tanganya,karena terlalu fokus melamun,alma sampai tak menyadari kehadiran sang suami.

"Dek,kok kamu cuma makan pakai tempe goreng sama kuah doang?"tadi pagi kan kamu udah makan pakai duduk disebelahnya.

Di saat bersamaan,bu asri keluar dari dalam kamar mandi dengan kedua mata melotot,ia buru-buru menghampiri pasangan suami istri tersebut sebelum akma bicara yang mancan-macam.

"Loh yudi,kamu udah pulang nak?bawa apa itu?" bu asri menunjuk kantong kresek yang berada ditangan sang putra,ia memasang wajah tak berdosa agar yudi tak curiga.

"Ini aku bawa martabak manis kesukaan alma bu,kenapa alma cuma makan pakai tempe dan kuah saja bu?ini sup ayam ada banyak begini?."Yudi bertanya kepada sang ibu,ia menatap wanita yang telah melahirkan dirinya dengan menyipitkan mata penuh selidik.

Sekilas,bu asri masih sempat melirik sinis ke arah alma tanpa di sadari oleh yudi.

"Ini loh yud,tadi si aninda telpon alma,beosk disuruh datang ke kelinik buat priksa kandungan,jadi alma takut kalau janinya besar,makanya dia mau makan sama tempe dan kuah saja,"jawab bu asri bohong.

Yudi menarik napas panjang dan menghembuskannya secara perlahan,lelaki itu duduk di samping alma dan memegang kedua bahunya dnegan lembut.

"Dek,kenapa harus takut,kalapun bayinya gede,yankita masih bisa cesar kan?kamu nggak perluh menyiksa diri sendiri begini,sekarang makan yang benar,ini aku bawain martabak,nati bisa kamu cemilin habis makan."Yudi langsung mengambil dua potong ayam dan meletakkan ke piring sang istri.

Bab tiga

Melihat hal itu,tentubsaja bu asri merasa geram.

"Kenapa yudi harus pulang cepet sih!, jadi keenakan kan si alma itu,"ucap bu asri dalam hati.

Alma mengulas senyum,ia bersyukur karena sang suami sangat peduli kepada dirinya.

"Kamu kok bawa martabak segala yud?memangnya kamu lagi banyak duit?"bu asri mentap sang putra dengan sebelah alis terangkat.

Yudi meraih tas kerja dan mengambil lima lembar uang merah dari dalam tas,kemudian menyodorkannya kepada sang ibu.

"Ini buat ibu,hari ini aku gajian,"yudi menoleh ke arah alma setelah bu asri mengambil alih uang di tanganya.

"Dek,tiga juta setengah udah aku transfer ke kamu biat keperluan bulanan sama belanja ya,"ucap yudi.

Alma seketika menghentikan kegiatannya menyuap makanan,"makasih ya mas!,"ucapnya kemudian.

"Jangan boros-boros,tabung uang dari suamimu buat keperluan calon bayi kalian!," sahut bu asri yang melihat alma dengan pandangan iri karena mendapat jatah yang jauh lebih besar dari yudi.

"Iya bu,aku selalu sisihkan buat lahiran sama beli peralatan bayi nanti kok,"ujar alma.

Mereka kembali melanjutkan makan yang tertunda meski bu asri merasa tak rela melihat alma bisa makan enak,apalagi ditambah nartabak yang dibeli oleh yudi.

Usai makan,yudi mandi dan duduk didepan televisi berasa alma menikmati martabak yang tadi ia beli,sementara bu asri memilih untuk masuk ke dalam kamarnya.

"Ibu mau kemana?nggak mau makan martabaknya?"tanya yudi,ia merasah tingkah sang ibu sedikit aneh hari ini.

"Nggak,kalian aja yang makan,ibu mau istirahat,"wanita paru baya tersebut mengarahkan pandangan ke arah sang menantu."Alma kamu jangan makan banyak-banyak,itu martabak banyak gulanya,"ucapnya sebelum benar-benar masuk ke dalam kamar.

Alma hanya mengangguk tanpa berucap sepatah kata pun.

"Mas,besok aku boleh kan ke kelinik mbak aninda?sejak pindah ke rumah ini,aku belum periksa kandungan sama sekali,"ujar alma meminta izin.

"Boleh dong dek,kan aku juga pengen tahu perkembangan calon anak kita,lagian udah mau tujuh bulan,udah ketahuan kan cewek atau cowoknya,aku penasaran."Ucap yudi,wajahnya berubah antusitas saat membahas soal calon buah hati mereka.

"Makasih ya mas,besok aku berangkat bareng kamu ke kantor aja,kan searah."Alma sengaja meminta sang suami mengantarnya agar bu asri tak membuat masalah baru yang membuatnya urung pergi.

Tanganya yudi terulur,ia menarik lembut tubuh alma untuk masuk ke dalam pelukan.

"Iya sayang,kalau begitu sekalian pulangnya aku jemput sore sepulang kerja aja gimana?pasti kamu kangen kan sama mbak aninda dan mas lendra?udah lama juga kamu nggak ke sana."Yudi memberikan tawaran yang berhasil membuat senyum dibibir alma kiah merekah.

Namun,sejurus kemudian senyuman itu memudar.

"Emm nggak masalah kalau aku seharian disana mas?nanti nggak ada yang bantuin ibu."Alma menggigit bibir bawahnya ragu.

"Nggak usah dipikirin,kamu juga perluh menikmati hidup,tapi aku antar jemputnya di luar pagar aja ya,kamu kan tau kalau sampai sekarang mas lendra nggak pernah suka sama aku,takutnya nanti malah ribut kayak yang udah-udah."Juar yudi menyakinkan alma,hanya bisa mengangguk mengiyakan,karena ia paham bagaimana hubungan suami dan kakaknya.

...****************...

Seperti yang sudah direncanakan oleh alma dan yudi semalam,wanita hamil itu sudah rapi setelah selesai membantu ibu mertuanya memasak,sementara yudi menunggu sang istri bersiap sembari menikmati sarapanya.

Wajah bu asri yang sedang asyik menguyah sarapan,mendadak masam melihat penampilan alma yang sudah rapi.

"Kamu mau ke mana al?kok masih pagi udah rapi,nggak mau goreng tempe buat sarapan?"tanya wanita paruh baya itu dengan disertai tatapan tajam.

"Nggak bu,hari ini alma mau ke tempat kakanya,nanti berangkat bareng sama aku,pulangnua juga aku jemput sekalian pulang kerja,nggak apa-apa kan kalau ibu hari ini di rumah sendiri,nanti makan siang ibu pesan aja."Sahut yudi memberi penjelasan.

"Ya nggak apa-apa sih,"jawab bu asri singkat,meski sebenarnya ia tak suka alma mengunjungi kakaknya walapun hanya sekedar untuk periksa kandungan.

Setelah menghabiskan sarapanya,yudi segera beranjak dan mencium punggung tangan sang ibu,sedangkan alma memili tak sarapan karena kakak iparnya sudah bilang akan masak untuknya.

"Alma juga berangkat ya bu,"wanita hamil itu mengikuti langkah sang suami untuk mencium punggung tangan ibu mertuanya.

Bu asri hanya mengangguk malas melepas kepergian anak dan menantunya.

Yudi merangkul pinggang alma dengan lembut,ia membukakan pintu mobil untuk sang istri lalu mulai meninjak pedal gas.

Alma mengarahkan pandangan ke luar jendela dengan disertai senyum tipis,ia begitu bahagia,setidaknya seharian ini ia bisa bebas dari ibh mertua yang semena-mena itu.

"Sayang,nanti jangan lupa habis usg langsung telpon aku ya,kasih tau kabar anak kita,"pinta yudi saat mobilnya sudah berhenti di depan sebuah gerbang berwarna coklat yang menjulang tinggi.

"Iya mas,aku turun dulu ya,"alma mencium pungung tangan yudi dan dibalas dengan kecupan mesra di kening wanita itu.

Langkah kaki alma segera terayun memasuki gerbang setelah mobil sang suami meningalkan tempat itu.

Didepan pintu utama,ada sepasang suami istri yang sudah menyambut,wajah lendra kakak kandung alma terlihat kaget melihat sang adik.

"Kok kamu jadi kurus banget setalah tinggal dirumah mertuamu al?kamu diapakan disana?"belum juga alma mengucap salam,sang kakak sudah mengintergasi.

"Ah,perasaan mas lendra aja kali,aku nggak apa-apa kok!,"kilah alma ia berusaha untuk memaksakan senyum.

"Sudah,nanti aja ngobrolnya mas,sekarang biar aku periksa alma dulu ayo."aninda mengandeng lengan alma untuk menuju kelinik yang berada di sebelah rumahnya,ada seorang perawat yang membantu aninda untuk melakukan tugasnya.

"Naik ke atas ranjang ya al,kita usg dulu,"tintah aninda dengan lembut

Alma menurut,ia merebahkan dirinya di atas ranjang pasien dengan dibantu oleh perawat,lalu sebuah gel dioleskan ke perut bagian bawah dan disusuk oleh aninda yang mengerak-gerakan alat usg di perut baguan bawah milik alma.

Wajah aninda menegang melihat tampilan dilayar usg.

"Mbak,kok wajahnya begitu?kandungan aku baik-baik saja kan?"

Alma ikut gelisah melihat wajah tegang kakak iparnya,perasaan khawatir semakin menyerapu hati,tak sabar untuk mendengar jawaban dari aninda tentang kondisi janin yang saat ini sedang tubuh di dalam rahimnya,di saat bersamaan,lendra juga masuk ke dalam ruangan tersebut.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!