NovelToon NovelToon

SAFFIYA

Bab 1

********

"MAS!!" teriak seorang wanita kepada suaminya, Rayan.

Namun, pria itu tetap saja bungkam dan memalingkan wajahnya ke arah lain.

Dalam hati, ia mulai merasa frustasi dan kecewa dengan tingkah istrinya hari demi hari.

" Apa yang terjadi pada istriku? Mengapa dia berubah menjadi seperti ini? " gumam Rayan dalam hati.

Ia menahan rasa sakit yang mendera jiwa, sementara istrinya seolah dia tidak peduli dengan semua perasaan yang tengah suaminya itu rasakan.

" Mas! kok kamu diam aja sih? ngomong dong. aku udah kayak ngomong sama patung aja. " lanjutnya istrinya kesal.

Rayan memalingkan pandanganya menatap istrinya itu sejenak, kemudian menunduk sambil menghela nafas panjang.

" Huuuff... " gumam Rayan sambil mencoba menahan amarahnya.

" MAS!! " panggil istrinya lagi.

" Mawar! bukan aku tidak ingin menjawab, tapi aku tahu mulutku bisa menjadi sangat tidak sopan saat aku marah," jawab Rayan menatap dalam ke mata istrinya, mencoba mengekspresikan perasaannya secara jujur.

" Itulah kenapa aku benci berdebat denganmu, Mawar. Aku tidak pernah menyesal diam saat kamu marah, karena aku takut kata-kata yang akan keluar dari mulutku justru akan melukai perasaanmu. Dan aku tahu betul, hal itu akan menjadi sesuatu yang selalu kusesali nantinya. Jadi, lebih baik aku memilih untuk diam daripada menyakiti hatimu." lanjut Rayan menghela napas panjang, merasa lega telah mengungkapkan isi hatinya pada Mawar.

Namun, perkataan suaminya itu tidak berhasil meredam amarah Mawar mereda.

Sebaliknya, wanita itu semakin emosional dan melampiaskan kekesalan hatinya kepada Rayan dengan mengeluarkan kata-kata yang kasar dan tidak sopan.

" Hentikan Mawar! tolong sudahi amarahmu, DIAM! " ucap Rayan mulai terbawa emosi.

" Apa hakmu menyuruhku diam? Bukankah selama ini aku sudah bersabar dengan hidup di tempat seperti ini? dengar ya mas, aku benar benar tersiksa hidup di tempat kecil seperti ini. " Geram Mawar kesal.

" Mawar! " ucap Rayan yang mulai emosi.

" Kenapa? Marah? " tanya Mawar kesal, kemudian menghela nafas sejenak sebelum melanjutkan ucapan.

" Dengar ya, Mas. Semenjak menikah denganmu, kehidupanku berubah total. Aku pikir setelah menikah, aku akan tinggal di rumah mewah dan semua kebutuhanku tercukupi. Namun nyatanya, hidup di kontrakan kecil seperti ini." lanjut Mawar dengan nada bicara sinis.

" Ya walaupun aku bukan berasal dari keluarga yang berada, setidaknya aku bisa berharap bisa mendapatkan suami yang kaya raya. namun nyatanya apa, punya mertua kaya raya anaknya malah mau hidup di tempat seperti ini. " ucap Mawar menyinggung nafkah yang Rayan berikan.

Ia merasa sedih dan kecewa dengan keadaan tempat tinggal mereka saat ini, semenjak pisah dari rumah mertuanya Mawar benar benar merasa semuanya serba kurang.

Walaupun Rayan sudah berusaha memenuhi kebutuhanya semua, namun semua itu tidak membuat Mawar puas.

Ia ingin hidup di tempat mewah dan bergelimang harta.

Rayan hanya bisa diam mendengar ucapan istrinya itu. Namun ia tahu bahwa ia tidak ingin menyakiti perasaan sang istri, jika menjawab semua kata-katanya.

" Ngapain juga aku harus nerima lamarah pria ini dulu, tau bakalan hidup seperti ini. ogah banget nikah sama dia, mana orangnya mandul lagi. " gumam Mawar yang semakin menjadi. Walaupun ia tidak tau pasti tentang kesehatan suaminya itu, namun Mawar berani mengatakan Rayan pria mandul.

" Asstagfirullah Mawar! " jawab Rayan tidak percaya dengan apa yang ia dengar itu.

" Udah ah, aku capek. kalau mas lapar masak sendiri, punya tangan dan juga kaki gunain dong. jangan cuma tau merintah aja. " lanjut Mawar kemudian berlalu masuk kedalam kamar.

Rayan mendengar ucapan istrinya yang terdengar begitu pelan namun menghakiminya.

Tanpa di sadarinya, tangannya bergerak mengelus-elus dadanya, merasakan sesak di hati yang tak tertahankan.

Dalam hati, Rayan merasakan berbagai perasaan berkecamuk, kecewa, sedih, dan sekaligus marah.

" Kenapa kamu berubah seperti ini Mawar? kamu bukan Mawar yang aku kenal dulu. " batin Rayan yang begitu gelisah.

Namun, ia menyadari bahwa ia tidak bisa terus-menerus tenggelam dalam perasaan buruk tersebut.

Rayan butuh ketenangan dan pemikiran yang jernih untuk menghadapi situasi yang sedang terjadi di kehidupan rumah tangganya saat ini.

Rayan memilih untuk keluar sejenak, menenangkan fikiranya agar amarahnya tidak meledak.

_________

Dua bulan lalu....

Takdir mempertemukan Rayan Aditya dengan seorang wanita bernama Mawar.

Rayan, seorang pria yang hidup sederhana dan berdedikasi pada tujuan hidup mandirinya.

Setiap hari ia menjalani kehidupanya sebagai mahasiswa S2 dan juga seorang guru dengan sangat ceria.

Walaupun berasal dari keluarga yang cukup berada, namun Rayan memilih untuk menjalani kehidupnya sendiri.

Sejak duduk di bangku kuliah, ia sudah belajar hidup mandiri dengan mengelola bisnis kecil kecilan berupa caffe.

Bisnisnya itu berjalan cukup sukses, sehingga bisa membiayai kehidupanya sehari hari dan juga kuliah.

Kedua orang tuanya sangat bangga, karena di umurnya yang masih sangat muda. Rayan sudah bisa menentukan masa depanya sendiri.

Namun semua itu berubah, kehidupannya yang tenang berubah drastis ketika ia mengenal seorang gadis.

Suatu hari, ketika Rayan pulang dari mengisi kelas di sebuah pesantren, tak sengaja aku bertemu dengan Mawar di tepi jalan.

Gadis itu tampak kesusahan, nampak roda belakang sepeda yang ia tumpangi melilit ujung gamisnya yang panjang.

Karena merasa kasihan, Rayan pun menghampirinya kemudian menolong Mawar melepaskan pakaianya yang terlilit di roda sepedanya itu.

Sejak pertama kali bertemu dengan Mawar, Rayan tak bisa mengendalikan jantungnya yang berdebar kencang.

Senyum manis yang melukiskan kebahagiaan di wajah Mawar membuatnya merasa seperti terhipnotis.

Kata-kata yang lembut dan sopan, menandakan betapa anggun dan berbudi peribadi gadis itu.

" Bagaimana aku bisa begitu mudah terpesona hanya dengan satu pertemuan? " gumam Rayan dalam hati, merasa heran akan perasaan yang muncul tiba-tiba ini.

Ada satu hal yang pasti, Mawar telah menggoreskan kesan yang sangat mendalam, membuat Rayan tak bisa melupakan wajah dan suaranya yang menghiasi pikirannya setiap malam.

Apakah ini pertanda bahwa takdir akan mempertemukan mereka kembali suatu hari nanti? Entahlah, namun satu yang pasti, Rayan tak akan pernah bisa melupakan Mawar.

Setiap kali pulang mengisi kelas di pesantren, dengan sengaja Rayan terus melewati jalanan itu. berharap bisa bertemu lagi dengan gadis yang sudah berhasil mengetuk hatinya.

Setelah beberapa kali berusaha, akhirnya ia bisa bertemu lagi dengan Mawar.

Sejak pertemuan kedua mereka, Rayan memberanikan diri untuk mengenal Mawar lebih jauh. dan gadis itu pun terlihat seperti menyukai Rayan.

Beberapa waktu mereka mengenal, Rayan pun langsung datang menemui kedua orang tua Mawar untuk menyampaikan niat baiknya.

Karena tidak ingin pacaran hanya untuk menambah dosa, Rayan memutuskan untuk langsung menghalalkan gadis pujaannya itu.

Kedua orang tua Mawar menerimanya dengan baik, karena melihat Rayan merupakan pemuda yang baik dan juga pekerja keras.

Acara pernikahan mereka di buat cukup meriah, karena Rayan juga berasal dari keluarga yang sangat berkecukupan.

Awal mula pernikahan mereka, semuanya tampak baik baik saja.

Mawar tinggal bersama kedua orang tua Rayan di rumah besar mereka, di sana wanita itu di perlakukan dengan sangat baik. bahkan segala kebutuhanya benar benar di penuhi oleh mertuanya.

Hal itu membuat Mawar semakin terlena dengan kemewahan yang di dapat dari mertuanya.

Namun semua itu membuat Rayan merasa tidak enak, karena ia berfikir. ketika kalimat ijabkobul terucap dari bibirnya, maka semua tanggung jawab dan juga kebutuhan istrinya ialah yang harus menanggungnya.

Satu bulan pernikahan mereka, Rayan mengajak mawar untuk tinggal berdua. mereka pindah ke rumah kontrakan yang cukup kecil, namun nyaman untuk di tempat berdua.

Awal awal wanita itu, selalu bersikap manis dan lemah lembut di hadapan Rayan.

Namun seiring berjalannya waktu, Mawar jusrtu semakin menunjukan sifat aslinya.

Ia selalu membentak setiap kali Rayan menegurnya ketika melakukan hal yang salah, namun awalnya Rayan menganggap hal itu biasa saja. karena fikirnya itu hal wajar, ketika wanita sedang datang bulan.

Namun justru Mawar semakin menjadi, tutur kata lemah lembutnya sudah tidak Rayan dengar lagi dari bibir istrinya itu.

Mawar merasa kehidupannya berubah drastis begitu pindah dari rumah mertuanya, kemewahan yang di dapat sudah tidak ada lagi.

Hal itu membuatnya semakin hari semakin tidak terkntrol, perhatian yang awalnya selalu ia tunjukan pada Rayan hilang sudah.

Setiap kali pulang kerja, Rayan selalu tidak mendapati istrinya di rumah. namun ia mencoba untuk tetap diam dan tidak marah.

Hal itu membuat Mawar malah semakin menjadi dan seenaknya, ketika melihat sikap Rayan menanggapi setiap tindakannya.

________

" Dari mana lagi kamu? " tanya Rayan pada istrinya ketika jam sudah menunjukan pukul 1 dini hari.

" Main lah mas, ngapain lagi. " jawab Mawar ketus, sambil melepas sepatunya.

" Main apa sampai jam segini Mawar? kamu itu udah punya suami loh. masa keluar malam sampai jam segini? " tanya Rayan pelan.

" Memangnya kenapa? suka suka aku dong mau main sampai jam berapa. lagian di rumah seharian siapa yang betah, mending aku keluar sama teman teman aku. " jawab Mawar kesal.

" Mawar! " ucap Rayan sambil menatap istrinya itu.

Namun wanita itu tidak mendengarkannya, ia malah masuk kedalam kamar mengganti pakaiannya.

Karena masih merasa belum puas menegur istrinya itu, Rayan mengikutinya masuk kedalam kamar.

" Asstagfirullahhalazim! " ucap Rayan kaget melihat banyak tanda merah di bagian leher Mawar begitu ia membuka hijabnya.

" Leher kamu kenapa? " tanya Rayan mendekat.

Mawar langsung terlihat panik ketika Rayan memeriksanya sendiri.

" Apaan sih mas! " ucap Mawar yang langsung masuk kedalam kamar mandi.

" Mawar! Mawar! " panggil Rayan sambil mengetuk pintu kamar mandi.

" Aku mau mandi. " jawab Mawar dari dalam.

" Hufff.. " gumam Rayan sambil menghela nafas panjang.

Tiba tiba ia mendengar ponsel Mawar berdering, karena penasaran siapa yang menghubunginya di jam segini.

Dengan cepat Rayan mengambil ponsel itu dari dalam tas kecil Mawar.

" Sayang, terima kasih untuk yang tadi ya. aku benar benar puas banget dengan tubuhmu. kapan kapan kita ketemu dan lakuin hal itu lagi, aku benar benar di buat gila dengan tingkah liyarmu. sebagai hadiahnya, aku sudah kirimkan uang kerekening kamu. " isi pesan dari seorang pria yang masuk kedalam ponsel istrinya itu, beserta beberapa video mereka ketika sedang melakukan hubungan intim.

Rayan langsung terduduk lemas di tepi ranjang, begitu melihat isi video itu.

Raut wajah Mawar benar benar telihat menikmati setiap sentuhan pria itu di tubuhnya.

" Apa yang sudah istriku lakukan. " gumam Rayan tidak percaya.

Tidak berselang lama, ponsel Mawar pun kembali berbunyi.

Kali ini notifikasi BANK tanda dana masuk kedalam rekeningnya.

Rayan benar benar di buat kaget lagi, melihat jumlah uang yang masuk kedalam rekening Mawar benar benar sangat besar.

" Jadi kamu rela menjual tubuhmu untuk pria lain, demi 100 juta Mawar. " batin Rayan yang benar benar merasa sakit hati dan terpukul.

Beberapa menit kemudian Mawar keluar dari kamar mandi, setelah selesai membersihkan tubuhnya.

Namun ia langsung kaget begitu melihat Rayan memegang ponselnya.

" Mas ngapain pegang ponsel aku? " tanya Mawar kesal sambil mencoba mengambil ponsel itu dari tangan Rayan.

" Kenapa kamu sepanik itu? ini kan hanya ponsel? " tanya Rayan sambil menjauhkan ponsel itu dari jangkauan Mawar.

" Balikin mas, itu ponsel aku. " pinta Mawar menatap Rayan tajam.

Tiba tiba Rayan tersenyum, kemudian memeluk istrinya itu dengan sangat erat.

Hal itu membuat Mawar kaget dan heran, karena fikirnya Rayan akan marah atau memukulnya.

" Aku rindu masakan ibumu. " ucap Rayan tiba tiba.

" Besok kita kerumah ibu ya. " lanjutnya lagi seraya mengajak.

Mawar tidak menjawab malah menatap suaminya itu bingung sambil mengangguk.

" Ya udah, kamu istirahat aja. aku masih harus selesaikan beberapa pekerjaan. " ucap Rayan sambil tersenyum, kemudian mengembalikan ponsel Mawar.

Ia pun keluar kamar dan duduk di teras samping, sambil memangku laptopnya.

" Huuff.. untung nggak ada pesan yang masuk, bisa bisa aku ketahuan nanti. " gumam Mawar yang merasa lega, namun tanpa ia sadari Rayan sudah menghapus semua pesan dan Video yang dikirimkan pria itu sebelum Mawar keluar dari kamar mandi.

Di teras samping, Rayan mencoba fokus dengan pekerjaanya, namun wajah Mawar yang sedang mendesah menghantui fikiranya.

" Huuff.. ya Allah. ujian yang engkau berikan begitu berat, hamba benar benar sudah tidak sanggup lagi. " gumam Rayan hancur.

Istri yang selama ini ia cintai, tega menjual dirinya hanya untuk materi dan kepuasan semata.

###NEXT###

Salam Hangat Dari Penuliss.....

Bab 2

********

Keesokan harinya, pukul 8 pagi keduanya tiba di kediaman orang tua Mawar.

Rayan masuk kedalam sambil menggandeng tangan istrinya itu, seolah olah semua baik baik saja.

" Assalamualaikum. " ucap Rayan.

" Waalaikumussalam. " jawab ibu mertuanya dari dalam.

" Eeh.. kalian, masuk! masuk. " lanjut ibu mertuanya senang melihat mereka datang berkunjung.

" Ibu sehat? " tanya Rayan menyaliminya.

" Alhamdulillah sehat nak. " jawab ibu mertuanya.

Mereka pun duduk di ruang tengah, sambil mengobrol.

" Ayah mana buk? " tanya Rayan.

" Keluar sebentar, paling kerumah temanya yang ada di gang sebelah, bentar juga pulang. " jawab ibu mertuanya.

" Oh ya, tumben kalian kesini sampai nggak bilang dulu? " tanya ibu mertuanya penasaran.

" Ini buk, mas Rayan bilang kangen masakan ibu. " jawab Mawar dengan manis.

" Oh ya? " ucap ibunya senang.

" Pas banget ibu baru aja selesai masak, yuk kita makan. " jawab ibu mertuanya mengajak.

" Iya buk, tapi tunggu ayah dulu. sekalian makan bareng. " jawab Rayan.

" Oh ya udah deh. " ucap ibu mertuanya.

Beberapa saat mengobrol, ayah mertuanya pun datang.

" Eeh.. ada tamu rupanya. " ucap Ayah mertuanya senang.

" Assalamualaikum yah. " ucap Rayan mengalaminya.

" Waalaikumussalam nak. " jawab ayah mertunya.

" Nah, berhubung ayah udah di sini. yuk kita makan bareng sekarang keburu dingin makannya. " ajak ibu mertuanya.

" Iya buk. " jawab Rayan.

Mereka pun langsung menuju meja makan.

Suasana di ruangan itu terasa sangat hangat, karena mereka menikmati makan bersama sambil mengobrol hal hal yang menyenangkan.

Rayan mencoba untuk bersikap biasa saja, begitupun dengan Mawar. wanita itu terlihat sangat perhatian pada Rayan, seolah olah hal itu sudah menjadi kebiasaanya.

Kedua orang tuanya yang melihat hal itu, merasa sangat senang. karena putri semata wayang mereka, mendapatkan suami yang sangat tulus dan bertanggung jawab.

Setelah selesai makan bersama, mereka pun lanjut mengobrol di ruang tengah sambil menikmati secangkir teh.

Awalnya obrolan mereka biasa saja dan terlihat menyenangkan, namun semua itu berubah ketika ayah mertuanya menanyakan maksud kedatangan Rayan dan Mawar kerumah mereka.

Karena setaunya, menantunya itu tidak akan datang tiba tiba seperti itu. hanya karena merindukan masakan mertuanya.

" Ada apa nak? ayah tau pasti terjadi sesuatu yang serius sampai kalian datang kerumah tiba tiba seperti ini. " tanya ayah mertuanya.

Mawar langsung terlihat panik begitu ayahnya menyinggung jika terjadi masalah di antara mereka.

Kemudian ia menatap Rayan seolah olah mengisaratkan untuk di memberitahu ayahnya.

Namun Rayan hanya tersenyum tipis, kemudian melepaskan tangan istrinya itu yang sedari tadi di genggamnya.

" Sebenarnya apa yang terjadi? " tanya ayah mertunya semakin penasaran.

Rayan menatap kedua mertuanya itu sejenak, karena benar benar tidak enak menyampaikan maksud kedatanganya kekediaman mereka.

Mereka benar benar memperlakukannya dengan sangat baik, itu sebabnya Rayan tidak tega melukai perasaan mertuanya itu.

Namun ia juga tidak bisa berbuat apa apa lagi, apa yang sudah Mawar lakukan benar benar tidak bisa ia maafkan lagi.

" Ayah! ibu! sebelumnya Rayan minta maaf, karena belum bisa menjadi menantu yang baik. sejujurnya Rayan benar benar sangat bersyukur karena bisa memiliki mertua sebaik ayah dan ibu. " ucap Rayan yang mulai membuka suara.

Mereka pun langsung terlihat kaget, mendengar penuturan menantunya itu.

" Rayan datang dan meminta restu untuk meminang Mawar dengan cara baik baik, maka dari itu. Maksud kedatangan Rayan kemari, untuk mengantarkan Mawar secara baik baik juga kembali ke ayah dan ibu. " lanjut Rayan.

" MAS! " ucap Mawar kaget.

Rayan menatap istrinya itu, dengan raut wajah penuh kekecewaan.

" Mawar! terima kasih untuk semuanya. sejak awal mengenalmu aku benar benar merasa telah menemukan separuh hidupku. aku jatuh cinta pada senyummu yang benar benar terlihat manis. " ucap Rayan menatapnya sambil tersenyum.

" Sejak hari ini, aku berjanji pada diriku sendiri, berusaha untuk memberikan yang terbaik untukmu. " lanjut Rayan.

Sementara kedua mertuanya semakin kebingungan apa yang sudah terjadi di antara anak anak mereka.

" Sebenarnya ada apa ini? kenapa tiba tiba kamu mau mengantarkan Mawar pulang nak? " tanya ibu mertuanya bingung.

" Tau nih buk, mas kamu kenapa sih? kok tiba tiba seperti ini? " jawab Mawar panik.

" Selama ini aku sudah berusaha untuk membahagiakanmu, namun ternyata semua usahaku itu tidak ada artinya di matamu Mawar. maaf kalau aku belum bisa menjadi suami seperti yang kau inginkan. " ucap Rayan dengan sungguh sungguh.

" Ada apa Rayan? kenapa kalian tiba tiba seperti ini? " tanya ayah mertuanya bingung.

" Maaf ayah, selam ini Rayan sudah mencoba untuk sabar menerima semua perlakukan Mawar pada Rayan. namun kali ini Rayan benar benar sudah tidak bisa menerimanya lagi, karena kesalahan Mawar sangat fatal ayah. " jawab Rayan.

" Mas! kamu ngomong apa sih? kesalahan apa? apa karena aku sering keluar dan pulang malam? tapi mas, aku hanya pergi dengan teman teman aku nggak lebih. " tanya Mawar panik.

" Pulang malam? " ucap ayahnya kaget.

" Mawar! jadi selama ini kamu sering keluyuran malam tanpa seizin semuami? " tanya ayahnya memperjelas.

" Tapi ayah, Mawar hanya keluar bersama teman teman Mawar kok. lagian kan di rumah Mawar nggak punya teman, dari pada sendirian aja. jadi Mawar cari kesibukan di luar yah. " jawab Mawar membela diri.

" Tapi yang kamu lakukan itu salah Mawar, ayah tidak pernah mengajarkamu untuk keras kepala seperti itu apalagi terhadap suami sendiri. " ucap ayahnya marah.

" Mas! masah hanya karena itu, mas mau pisah sih? " tanya Mawar memohon.

" Itu masih bisa kumaafkan Mawar, tapi.. tapi kali ini kamu sudah sangat keterlaluan Mawar. " jawab Rayan.

" Keterlaluan apa sih mas? aku nggak ngerti apa yang kamu maksud? jika bukan itu, terus apa yang buat kamu marah? " tanya Mawar memperjelas.

Rayan pun langsung mengelurkan ponselnya, kemudian memperlihatkan video yang di krimkan pria itu yang ia ambil diam diam di ponsel Mawar.

Kedua mertuanya yang melihat isi video itu, langsung kaget dan tidak percaya.

Sementara Mawar semakin panik dan bingung harus menjawab apa lagi untuk membela diri.

Ia benar benar sudah merasa terpojok dengan kelakuanya sendiri.

PLAK!!

Tamparan keras mendarat di pipi Mawar.

" Ayah benar benar tidak menyangka kamu berbuat seperti itu Mawar, kamu benar benar bikin malu orang tua dan juga keluarga. " ucap Ayahnya marah besar.

" Ayah tidak habis fikir apa yang ada di otak kamu itu, kamu sudah mendapatkan suami yang begitu baik dan bertanggung jawab. tapi kamu sia siakan, hanya karena uang. ayah benar benar kecewa, putri ayah satu satunya yang ayah besarkan dengan penih cinta dan kasih sayang. menjual dirinya para laki laki lain, hanya demi uang. " lanjut ayahnya yang benar benar merasa terpukul.

Mawar hanya bisa menangis menyesali perbuatanya, sementara Rayan diam saja karena sudah terlanjur sakit hati dengan perbuatan istrinya itu.

" Maafkan ayah Rayan, karena sudah gagal mendidik Mawar. maafkan ayah. " ucap ayah mertuanya yang benar benar sangat malu.

" Tidak ayah, justru Rayan yang minta maaf karena tidak bisa menjadi suami yang baik dalam membimbing Mawar. " jawab Rayan.

" Rayan benar benar minta maaf. " lanjut Rayan.

" Mas! aku nggak mau pisah. " ucap Mawar memohon.

" Nggak! apa yang sudah kamu lakukan benar benar fatal Mawar. ayah nggak akan mengizinkanmu untuk bersama Rayan lagi, dia pria baik dan sudah sepantasnya mendapatkan wanita baik baik. bukan yang sepertimu, wanita pelacur!  " ucap sang ayah.

" Tapi ayah! " ucap Mawar terisak.

" Pulanglah nak, maafkan ayah. kesalahan Mawar memang sudah sangat keterlaluan, kamu berhak bahagia. " ucap ayah mertuanya pada Rayan.

" Nggak yah! aku nggak mau pisah. mas! jangan pergi mas, aku janji nggak akan melakukanya lagi. " ucap Mawar sambil menarik tangan Rayan agar tidak pergi tanpa membawanya.

" Pergilah Rayan, jangan dengarkan dia. " ucap ayah mertuanya sambil menahan putrinya itu.

Rayan pun langsung melepaskan tangan Mawar, kemudian pergi tanpa menengok lagi kebelakang.

" MAS! MAS! MAS RAYAN! jangan pergi mas! " panggil Mawar yang ingin mengejarnya, namun kedua orang tuanya terus berusaha menahan putrinya itu.

Rayan naik keatas motornya, kemudian berlalu pergi sambil menahan sesak di dadanya.

Biar bagaimana pun, perasaan cinta masih ada untuk istrinya itu. karena ia wanita yang berhasil mengetuk pintu hatinya ketika pertama kali bertemu.

###NEXT###

Salam Hangat Dari Penuliss....

Bab 3

*******

Dua tahun kemudian...

Waktu terasa begitu cepat berlalu, seakan tak terasa sudah beberapa waktu berlalu sejak Rayan kembali menjalani kehidupan sebagai seorang yang sendiri.

Setiap hari ia sibuk dengan rutinitas yang di jalaninya, mengurus bisnis, menjadi guru di pesantren teman ayahnya, dan juga menjadi seorang dosen di perguruan tinggi tempatnya mengajar.

Seiring berjalannya waktu, perasaannya mulai stabil dan perlahan ia mulai menerima kenyataan pahit yang ia alami dulu.

Rayan merasa terpecah oleh kesibukannya dalam bekerja, seolah waktu yang ia miliki kian menyusut.

Luka yang ia rasakan akibat kegagalan dalam berumah tangga seakan terabaikan oleh segala rutinitas yang ia lalui.

Bahkan, di sudut-sudut kesepian, ia tetap sibuk dengan pekerjaanya.

Rayan terus mencoba menyembunyikannya agar bisa melanjutkan kehidupan tanpa harus meratapi luka itu terus menerus.

Suatu hari, ketika Rayan sedang dalam perjalanan pulang dari pesantren, ia tidak sengaja berpapasan dengan seorang gadis yang menabraknya akibat sedang terburu-buru.

BRUK!!

Rayan yang mencoba menghindar, tetap saja tertabrak oleh gadis itu.

" Maaf kak! maaf! " ucap gadis itu yang tidak sengaja menabrak Rayan menggunakan skateboardnya.

" Nggak apa apa mbak. " jawab Rayan tidak keberatan.

Ia hampir saja jatuh kedalam selokan, karena gadis itu menyenggolnya dengan cukup keras.

" Maaf kak! sekali lagi maaf. saya sedang buru buru. " ucap gadis itu lagi.

" Iya, nggak apa apa mbak. silahkan. " jawab Rayan sambil mempersilahkanya untuk pergi.

Rayan melihat wajahnya yang tampak gelisah dan cemas.

Karena sedang terburu buru, gadis itu pun dengan cepat berlalu pergi.

Hari semakin sore, tiba-tiba langit mulai terlihat mendung, Rayan mempercepat langkahnya untuk kembali kekontrakannya.

" Sepertinya mau turun hujan. " gumam Rayan.

Tidak berselang lama hujan pun turun dengan sangat derasnya.

Ketika hujan mulai turun deras, Rayan menyadari bahwa ia tidak membawa payung dan segera berlari menuju salah satu pohon besar untuk berteduh.

" Kenapa aku lupa jufa bawa payung hari ini? Udah tau sedang musim hujan, Rayan! Rayan!" keluhnya dalam hati.

Rayan mencoba untuk berpikir positif dan merenungkan situasinya saat ini.

Sambil berlindung di bawah pohon, Rayan menggali isi ranselnya dengan harapan menemukan sesuatu yang bisa ia gunakan untuk menggantikan payung.

"Hmm, apa ya yang bisa kupakai? Mungkin ada jaket atau plastik yang bisa kugunakan sementara," gumamnya pelan.

Saat Rayan tengah fokus memeriksa isi ranselbya, dari kejauhan tampak seorang gadis berlari menuju ke arahnya.

Rupanya, ia juga ingin berteduh di bawah pohon yang sama dengan Rayan.

Tak ingin gadis itu merasa risih, tanpa berpikir panjang, Rayan pun mengambil keputusan untuk bergeser sedikit ke belakang pohon agar gadis itu bisa berteduh dengan nyaman.

Karena ia tahu betul, terkadang suasana hujan dan suasana sepi bisa menimbulkan rasa takut bagi sebagian orang.

Rayan merasa lega karena bisa memberikan ruang bagi gadis itu untuk berteduh walau hanya sejenak, dan menikmati suasana hujan yang sedang turun.

" Hampir aja basah. " ucap gadis itu sambil memeriksa beberapa buku yang ia bawa.

Namun karena hujan turun semakin lebat, membuat air hujan mulai menembus dedauan pohon dan membasahi keduanya.

" Aduh gimana nih? hujanya makin lebat. " gumam gadis itu yang takut buku-bukunya akan basah.

Rayan yang mendengar itu, langsung mengeluarkan sebuah kantong plastik dari dalam ranselnya kemudian menghampiri gadis itu untuk memberikan kantong plastiknya.

Dengan ragu ia memberanikan diri untuk menyapanya.

" Ee.. maaf! ini saya punya kantong plastik. " ucap Rayan yang menghampiri gadis itu dari belakang.

Mendengar ada suara, dengan cepat gadis itu langsung berbalik melihat Rayan, karena senang ada yang menawarkanya kantong plastik untuk membungkus buku-bukunya agar tidak basah.

" Loh! kamu kan pria yang tadi? " ucap gadis itu kaget melihat Rayan.

" Maaf! " ucap Rayan yang tidak mengingatnya.

" Kakak nggak ingat aku? aku gadis yang sudah menabrak kakak dengan skateboard itu loh. " ucap gadis itu menjelaskan.

" Ooh.. iya. " jawab Rayan ingat.

" Maaf, ini ada kantong plastik. kamu bisa gunakan untuk melindungi buku bukumu. " lanjut Rayan.

" Oh terima kasih kak. " jawab gadis itu menerimanya.

Dengan cepat ia membungkus semua buku bukunya agar tidak semakin basa.

" Permisi. " ucap Rayan berlalu pergi, karena tidak ingin ada fitnah yang terjadi di antara mereka.

" Eh! tunggu! " ucap gadis itu.

Namun Rayan sudah pergi sambil berlari.

" Aku belum sempat tanya namanya. " gumam gadis itu menyayangkan.

" Tapi dia benar benar sangat tampan. " lanjutnya sambil tersenyum mengingat Rayan.

Petir mulai bersautan, dengan cepat gadis itu pergi karena tidak ingin hal buruk terjadi padanya.

***

Dua hari kemudian, di tempat yang sama, Rayan kembali bertemu dengan gadis itu.

Kali ini, pertemuan mereka begitu tak terduga saat ia melihat gadis tersebut terjatuh ketika sedang menaiki skateboardnya.

"Kenapa harus bertemu lagi seperti ini?" gumam Rayan dalam hati, merasa seolah-olah pertemuan tersebut bukanlah suatu kebetulan semata.

Ia memperhatikan gadis itu yang berusaha bangkit, namun tampak kesakitan dan malu.

" Ssstt.. " ringis gadis itu yang merasa kesakitan.

Lutut dan juga sikutnya terlihat memar, akibat menghantap aspal cukup keras.

" Kamu nggak apa apa? " tanya Rayan menghampirinya.

" Loh! kakak lagi? " ucap gadis itu tersenyum senang melihat Rayan.

" Mau saya antar keklinik? " Tawar Rayan.

" Em! " jawab gadis itu mengangguk cepat.

Rayan membantu gadis itu berdiri dan segera mengajaknya menuju klinik terdekat.

Sesampainya di sana, gadis itu langsung ditangani oleh dokter yang kompeten di bidangnya.

Sementara itu, Rayan menunggu di luar ruanga, sambil memegang erat skateboard milik gadis itu.

" Berat juga! " gumam Rayan sambil memperhatikan skateboard itu.

Tiba-tiba saja, pintu ruangan dokter terbuka dan dokter itu muncul bersama gadis tersebut.

" Mm... lukanya tidak parah, hanya lecet ringan saja," ucap dokter tersebut sambil menunjukkan hasil pemeriksaan pada Rayan.

Di dalam hati, Rayan merasa lega sekali mendengar kabar baik itu.

"Terima kasih, Dok," balas Rayan sambil tersenyum ramah.

" Sama sama pak, kalau begitu saya permisi. " ucap dokter itu pamit.

" Iya dok. " jawab keduanya.

Keduanya pun keluar menuju depan.

" Mm.. terima kasih ya kak, karena sudah menolongku bahkan udah dua kali. " ucap gadis itu.

" Iya, sama sama. " jawab Rayan sambil memberikan skateboardnya kembali.

" Oh ya, namaku Saffiya Ray. " ucap gadis itu memperkenalkan diri sambil mengulurkan tanganya.

" Rayan Aditya. " jawab Rayan menunduk sedikit, seraya menghargai gadis itu.

" Ouh! " gumam Saffiya tersenyum senang.

" Kalau begitu saya permisi dulu. " ucap Rayan pamit.

" Iya, sekali lagi terima kasih kak. " jawab Saffiya.

Rayan segera naik taksi menuju tempat kerjanya.

Sementara Saffiya masih tersenyum bahagia, karena setekah sekian lama menahan rasa penasaran yang menggoda, akhirnya ia mengetahui nama sang penolong yang selama ini ada di benaknya.

" Ternyata namanya Rayan," batin Saffiya sambil memainkan jemarinya.

Tidak hanya itu, rasa terima kasih yang mendalam pun tumbuh di hatinya.

Ia merasa bahwa pertemuan itu bukanlah kebetulan semata, melainkan telah menghadirkan sinar harapan dalam kehidupannya yang kala itu terasa suram.

" Oh, kenapa aku jadi senang begini? Bukankah itu hanyalah suatu pertemuan singkat? Tapi, rasanya ada yang berbeda dari Rayan. Ah, mungkin aku terlalu banyak berpikir." Saffiya menggelengkan kepalanya seolah ingin mengusir lamunan tentang sosok Rayan.

Namun tak dapat dipungkiri bahwa ada perasaan hangat yang mulai menumbuhkan benih-benih rasa kagum dalam dirinya pada pria itu.

###NEXT####

Salam Hangat Dari Penuliss...

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!