ONLY MINE
01
Langit yang mendung, rintik air hujan tampak turun membasahi tanah merah.
Beberapa orang tengah berdiri melingkar menyaksikan sebuah peristiwa duka.
Di tengah itu tampak berdiri seorang gadis dengan tatapan mata yang kosong. Menatap sebuah peti yang perlahan masuk ke liang lahat.
Hanya berdiri tanpa melakukan apapun. Sambil kedua bola matanya tak lepas menatap peti yang kini makin menghilang.
Beberapa orang mengambil sekuntum bunga mawar merah dan melemparkannya masuk ke dalam liang. Pendeta membacakan doa demi doa menguatkan keluarga yang di tinggalkan.
Tak berlangsung lama, gundukan tanah pun terbangun. Orang-orang pun mulai pergi meninggalkan tempat pemakaman tanda acara telah usai.
Tapi tidak dengan gadis itu yang masih tetap berdiri sambil menatap peti yang kini telah menghilang dan berubah menjadi sebuah gundukan tanah merah dengan taburan bunga di atasnya.
Sebuah panggilan kecil tetap tidak membuat gadis itu berkutik.
Someone 🩵
Mari pulang, tuan dan nyonya besar sudah menunggu di dalam mobil
Gadis itu tetap diam tidak memberi tanggapan apapun. Sampai sebuah tangan terangkat dan pria berjas hitam itu pun pergi meninggalkan gadis itu.
Suasana kembali hening, hanya terdengar suara rintikan hujan yang terkena payung. Dan beberapa suara kicauan burung.
Lirih suara terdengar dari mulut gadis itu.
Someone 🩷
Kenapa dia harus pergi, Eonnie?
Seorang perempuan yang sedari tadi berdiri tepat di belakang gadis itu pun berjalan mendekat. Menyentuh bahu gadis itu sambil tersenyum tipis.
Fallega Lalisa Dinata
Kenapa kamu diam saja Eonnie?
Fallega mendongak dan menatap mata perempuan yang usianya tidak jauh beda dengannya.
Marsha Davina Samantha
Takdir tidak ada yang tahu Nona
Tidak mendapat jawaban yang dia inginkan. Fallega kembali diam dan kini berjalan mendekati gundukan tanah di depannya.
Gadis itu perlahan menjatuhkan tubuhnya. Air mata yang sedaritadi tertahan kini tumpah membasahi wajah cantiknya.
Fallega Lalisa Dinata
Bodoh... Hiksss... Bodoh... Hiksss
Fallega Lalisa Dinata
Aku benci kamu, aku benci!
Fallega berteriak dan menangis begitu keras sambil tangannya meraup tanah merah. Dadanya begitu sesak. Sampai tidak ada kata² lagi yang sanggup dia ucapkan.
Marsha Davina Samantha
Nona... 😢😢 ( berjongkok dan memeluk Fallega dari belakang )
Fallega Lalisa Dinata
Moeee!!!!! 😭😭😭
02
Seminggu berlalu sejak acara pemakaman.
dan sudah seminggu pula Fallega mengurung diri di dalam kamarnya. Tidak menyalakan lampu utama, hanya menggunakan lampu tidur kecil. Tirai jendela pun selalu di tutup.
Tidak melakukan apapun. Hanya duduk bersadar di dipan ranjang. beranjak hanya untuk membersihkan tubuhnya lalu kembali duduk di atas tempat tidurnya.
Pelayan Wanita
Makan malam sudah siap nona, Nyonya ingin makan bersama
Tania Frederica Philip
Sudah kau panggil?
Pelayan Wanita
Sudah Nyonya, tapi nona Falle tidak menyahut
Tania Frederica Philip
Hufff... Ya sudah pergilah, biar aku yang urus
Pelayan Wanita
( membungkuk ) baik nyonya
Pelayan pun pergi. Kini Tania berdiri di pintu kamar. Mencoba mengetuk pintu kamar putrinya.
Tania Frederica Philip
Falle...
Tania Frederica Philip
Mau sampai kapan kamu mengurung diri terus?
Tania Frederica Philip
Ayo keluarlah nak
Tania Frederica Philip
Mama ingin makan dengan mu, Papa juga
Tania Frederica Philip
Falle, ayo buka pintunya
Tania Frederica Philip
Kenapa hanya Marsha saja yang boleh masuk? Kenapa Mama tidak?
Pintu pun perlahan terbuka. Kini di hadapan Tania berdiri sosok putrinya yang terlihat begitu sendu. Penampilannya tetap rapi karena Falle tidak pernah lupa mandi. Tapi aura kesedihan tidak bisa di hilangkan dari dirinya.
Tania Frederica Philip
😊 akhirnya kamu mau membuka pintu mu buat Mama
Tania Frederica Philip
Ayo kita makan
Fallega Lalisa Dinata
Falle ga lapar Ma
Tania Frederica Philip
Mana mungkin kamu tidak lapar
Tania Frederica Philip
kata Marsha kemarin kamu tidak menyentuh makanan mu
Tania Frederica Philip
Ayo kita turun ke bawah, kita makan malam bersama 😊
Dengan sedikit rayuan akhirnya Fallega mau keluar dari kamar nya dan ikut turun ke ruang makan.
Di ruang makan, George Philip ayah dari Fallega telah duduk sambil menyesap teh hangat.
Sesekali matanya melihat keluar ruangan. Berharap istrinya berhasil membawa putri tunggalnya itu untuk turun dan makan bersama, dan...
Tania Frederica Philip
Papa... ☺️
Senyum pun mengembang dari wajah George saat melihat sang Istri membawa sosok yang dia nantikan selama ini.
George pu berdiri dari duduknya, lalu dengan cepat memeluk sang putri.
George Philip
Papa kangen kamu... 😥
Fallega Lalisa Dinata
( melepaskan pelukan Papa nya )
George Philip
Falle... ( menahan )
Tania Frederica Philip
Papa stop! Jangan membuat Falle tidak nyaman
Tania Frederica Philip
Mama sudah susah² mengajak Falle turun Pa
George Philip
😟 iya deh iya
Ketiganya kini duduk di ruang makan. Fallega menatap kedua orang tuanya yang kini juga tengah menatapnya.
Tania Frederica Philip
Mau makan apa?
George Philip
Sop ayam mau? Papa tadi khusus memasak sop ayam untuk mu 😊😊
Orang tua Falle berusaha menawarkan aneka makanan untuk Falle. Tapi gadis itu memilih diam sambil sesekali memainkan garpu di atas meja.
Marsha Davina Samantha
Malam...
Suara ceria memecah keheningan ruang makan. George dan Tania tersenyum penuh harap saat melihat kedatangan Marsha.
Ya karena mereka hanya tahu Falle akan menurut jika dengan Marsha.
Tania Frederica Philip
Sudah pulang Sha? ☺️
Marsha Davina Samantha
Iya bi, kebetulan hari ini kuliah terakhir di tiadakan karena dosennya sedang ada perlu
Marsha Davina Samantha
( duduk di samping Falle )
Marsha Davina Samantha
akhirnya kau keluar kandang juga ( mengusap kepala Falle )
Hanya dengan Marsha, Falle bisa teraenyum meski sangat tipis.
Tania Frederica Philip
Iya tadi bibi sedikit memaksa dia untuk keluar kamar
Tania Frederica Philip
Biasanya kan dia hanya mau membuka pintunya jika kamu yang datang
Marsha Davina Samantha
( terkekeh )
Marsha Davina Samantha
Yuk makan
Marsha Davina Samantha
Eonnie kangen makan bareng kamu di sini lho
Fallega Lalisa Dinata
( mengangguk pelan )
George melirik salah satu kepala pelayan. Dan dengan sigap para pelayan menghidangkan makan malam termasuk sup ayam buatan dirinya.
Pelayan Wanita
( meletakkan sup ayam di depan Falle )
George Philip
Sup ayam kesukaan Falle, spesial buatan Papa 😊
Fallega Lalisa Dinata
( melihat )
Marsha Davina Samantha
Sini sini Eonnie suapin ya
Marsha dengan sabar menyuapkan sedikit demi sedikit sup ayam ke mulut Falle. Tidak sampai lama makanan pun habis.
Tania Frederica Philip
☺️☺️ Mama bahagia sekali melihat pemandangan ini
Tania Frederica Philip
Mama berharap suasana bisa kembali seperti dulu
Fallega Lalisa Dinata
Semua tidak akan bisa kembali seperti dulu ❄️
Fallega Lalisa Dinata
( beranjak lalu pergi )
Tania Frederica Philip
Salah ngomong ya?? 😔😔
Marsha Davina Samantha
Tenang bibi, biar Marsha yang urus semua 😄
Marsha pergi menyusul Falle yang sudah menghilang dari ruang makan.
Marsha Davina Samantha
Falle..!
Marsha berlari mengejar Falle yang sudah hampir sampai ke depan pintu kamarnya.
Pintu kamar pun tertutup bersamaan Marsha yang sudah berhasil masuk ke dalamnya.
Marsha Davina Samantha
Hah.. Hah... Hah...
Marsha Davina Samantha
Falle...
Fallega Lalisa Dinata
( diam dan duduk di kasur )
Marsha Davina Samantha
Ayolah mau sampai kapan kau begini, Falle?
Jujur Marsha lelah dengan sikap Fallega. Dia tahu Falle tengah berduka, kehilangan orang yang di cintai itu berat tapi tidak berlarut-larut seperti ini.
Marsha Davina Samantha
Falle...
Fallega Lalisa Dinata
( melirik )
Marsha Davina Samantha
( duduk di depan Falle )
Marsha Davina Samantha
Besok ikut aku ke kampus ya? 😊
Fallega Lalisa Dinata
Buat apa?
Marsha Davina Samantha
Kau butuh refreshing Falle, jangan di kamar terus, Moe juga ga suka kalau kau begini terus
Air mata Falle kembali mengalir mendengar kata Moe di sebut.
Marsha Davina Samantha
Falle.. ( memeluk )
Marsha Davina Samantha
Maaf ya aku salah bicara
Marsha Davina Samantha
Jangan nangis lagi please
Fallega Lalisa Dinata
Kenapa Eonnie?
Fallega Lalisa Dinata
Kenapa orang itu aku?
Fallega Lalisa Dinata
Kenapa harus aku yang mengalami ini?
Marsha Davina Samantha
Karena Tuhan tahu kamu bisa melewati ini semua
Marsha Davina Samantha
Kamu bisa kok, Moe juga bakal sedih kalau kamu murung gini
Fallega Lalisa Dinata
( menatap figura foto di dinding )
Kini Falle dan Marsha sudah berada di dalam mobil.
Marsha mengajak Falle ke kampus mereka. Dan akhirnya setelah sekian purnama Falle pun keluar dari mansionnya.
Pemandangan yang begitu indah untuk George dan Tania. Sang putri mau bangkir dari perasaan dukanya.
Setelah berpamitan, mobil pun melaju keluar dari mansion dan membelah kepadatan jalanan kota Seoul yang selalu padat di pagi hari.
Mobil mewah milik Falle kini sudah berhenti tepat di depan lobby kampus.
Kedua gadis cantik itu pun keluar dari mobil mereka.
Para mahasiswa yang tengah lalu lalang langsung menatap kedatangan kedua gadis itu. Terutama mahasiwa laki-laki yang tidak bisa melepaskan pandangan mereka dari dua gadis tercantik di kampus mereka.
Cantik, kaya, ternama, tidak ada kekurangan apapun dari Falle dan Marsha.
Kedua gadis itu kini berjalan menyusuri jalanan yang kanan kirinya di penuhi dengan pohon sakura.
Marsha Davina Samantha
Sudah lama tidak melewati jalanan ini, apakah kau merindukannya?
Ingatan Falle berputar kembali ke masa-masa yang begitu indah untuknya.
Fallega Lalisa Dinata
Auuu....
Seseorang tanpa sengaja menabrak Falle dari belakang. Untung Marsha menggandeng dirinya dengan kuat sehingga Falle tidak terjatuh.
Someone 🩵
Maaf aku tidak sengaja ( menatap Falle )
Falle tercekat saat menatap sosok laki-laki yang menabraknya.
Fallega Lalisa Dinata
Mo... Moee..
03
Falle dan Marsha kini tengah duduk di kantin kampus.
Pandangan mata Falle mengedar, mencari seseorang.
Ya, seseorang yang menabraknya tadi pagi.
Marsha Davina Samantha
Fall, mungkin dia sekedar mirip aja
Marsha Davina Samantha
Kau tahu kan di dunia ini kita punya 9 kembaran
Marsha Davina Samantha
Mungkin orang itu salah satunya
Marsha Davina Samantha
Aku sendiri melihat kalau Moe sudah terkubur di dalam tanah, tidak mungkin juga dia bangkit dari kubur
Fallega Lalisa Dinata
Tapi...
Marsha Davina Samantha
Ya aku tahu tatapan mata orang itu mirip dengan Moe tapi ingat Fall
Marsha Davina Samantha
Moe udah ga ada, kamu harus bisa menerima itu
Falle tidak bisa menjawab apapun. Ucapan Marsha benar, Moe sudah tiada, bahkan dia melihat dengan mata kepalanya sendiri kalau tubuh pria itu masuk ke liang lahat. Mungkin dirinya yang masih belum bisa menerima kepergian Moe.
Marsha Davina Samantha
Fall... ( mengusap bahu Falle )
Marsha Davina Samantha
Daripada kamu bersedih terus, nanti kita street food aja yuk ke Hongdae 😀
Fallega Lalisa Dinata
( menggelengkan kepala ) aku mau ke makam Moe, Eonnie
Marsha Davina Samantha
Baiklah 🙂
Keduanya kini terdiam sambil menikmati Ice Americano masing².
Aliando Savero Griffin
Hei girls
Aliando Savero Griffin atau biasa di panggil Saver. Cowok tertampa sekampus Yonsei. Berhati baik, ramah dengan semua terutama wanita dan tentu saja dia kaya raya.
Savero adalah teman baik Marsha. Sejak kecil mereka satu sekolah dan Saver selalu mengikuti ke sekolah manapun Marsha berada.
Lebih jelasnya Saver ini suka dengan Marsha tapi Marsha tidak suka dengannya.
Marsha Davina Samantha
( melirik sinis 😒 )
Aliando Savero Griffin
Fall udah lama ga kelihatan
Aliando Savero Griffin
gimana kabarmu?
Aliando Savero Griffin
( duduk di sebelah Marsha )
Marsha Davina Samantha
Ngapain sih deket²?
Aliando Savero Griffin
Ih ga apa dong sayang, aku suka deket kamu
Marsha Davina Samantha
Hihhhh geser gak?!!!
Fallega Lalisa Dinata
( tersenyum tipis )
Fallega Lalisa Dinata
Aku pergi dulu ya Eonnie ( pergi )
Marsha Davina Samantha
Lho Fall...
Aliando Savero Griffin
Lho lho Fall, aku baru dateng kok di tinggal?
Marsha Davina Samantha
Kamu sih!!
Dan keduanya pun bertengkar seperti anjing dan kucing.
Di tengah hiruk pikuk suasana perkampusan. Falle berjalan seorang diri, menyusuri jalanan yang sering dia lalui bersama dengan Moe.
Hanya sebentar tapi entah kenapa kebersamaan itu membekas di hati Falle.
Sesekali Falle menarik nafas panjang dan menghembuskannya perlahan saat melihat tempat yang sering dia kunjungi bersama Moe. Begitu penuh dengan kenangan indah dan manis.
Fallega Lalisa Dinata
( menggigit bibir bawahnya , menahan untuk tidak menangis )
Di tengah perjalanan langkah Falle terhenti saat..
Fallega Lalisa Dinata
Moe.. ( lirih )
Seorang pria yang tengah membawa beberapa kret minuman di kedua tangannya terhenti langkahnya saat berpapasan dengan Falle.
Someone 🩵
saya meminta maaf perihal tadi
Someone 🩵
Saya terburu-buru sehingga tidak sengaja menabrak mu
Fallega Lalisa Dinata
Oh.. I.. Iya tidak apa²
Someone 🩵
Apakah bahu mu sakit Nona?
Fallega Lalisa Dinata
( memegang bahu ) ti.. Tidak... Tidak sakit kok
Someone 🩵
😊 syukurlah kalau begitu Nona, sekali lagi saya minta maaf atas kejadian tadi
( membungkuk )
Fallega Lalisa Dinata
( angguk )
Pria itu pun pergi meninggalkan Falle yang masih mematung.
Falle kembali berkunjung ke makam Moe. Setelah seminggu dia mengurung diri di kamar.
Air matanya kembali menetes melihat foto sang kekasih yang sudah tertempel di batu nisan.
Tangannya mengusap lembut wajah yang ada di foto itu. Wajah yang tidak bisa dia sentuh lagi. Wajah yang hanya bisa dia lihat melalui foto dan kenangan yang ada di ingatan.
Fallega Lalisa Dinata
Aku kangen Moe...
Fallega Lalisa Dinata
Aku kangen banget sama kamu
Fallega Lalisa Dinata
Kamu lagi apa di sana?
Fallega Lalisa Dinata
Kenapa ga datang ke mimpi ku?
Lelah menangis Falle pun terdiam sambil menatap batu nisan. Entah kenapa ingatannya kembali ke beberapa saat lalu. Saat dia berjumpa dengan laki-laki yang..
Fallega Lalisa Dinata
Sangat mirip dengan mu Moe
Fallega Lalisa Dinata
Aku tidak tahu dia siapa
Fallega Lalisa Dinata
Tapi dari matanya, mulutnya, senyumannya, begitu mirip dengan mu
Fallega Lalisa Dinata
Apa kamu punya saudara kembar?
Fallega Lalisa Dinata
Tapi kamu selalu cerita kalau kamu anak tunggal sepertiku, dan Appa Amma juga tidak pernah bercerita padaku jika punya anak selain kamu
Fallega Lalisa Dinata
Atau mungkin aku yang terlalu merindukan mu sehingga aku merasa pria itu mirip dengan mu?
Fallega Lalisa Dinata
( terkekeh )
Sore itu Falle menghabiskan waktunya mengobrol di makam Moe. Sampai tak terasa hari sudah hampir gelap. Gadis itu pun beranjak dari duduknya, dia berpamitan pada Moe lalu pergi dari makam itu.
Seekor kucing dengan bulu berwarna putih tengah mendekati Falle.
Fallega Lalisa Dinata
Hei anak manis ( jongkok )
Fallega Lalisa Dinata
Kamu cantik sekali, pasti kamu ada yang punya ( mengusap )
Tiba-tiba kucing itu berjalan sambil sesekali menengok ke belakang, berharap Falle mengikutinya.
Fallega Lalisa Dinata
Kamu ingin aku ikut dengan mu?
Fallega Lalisa Dinata
Baiklah, aku ingin tahu kau mau membawaku kemana 😊
Seperti terhipnotis, Falle berjalan mengikuti kucing putih itu. Entah kenapa hati nya sedikit lebih tenang setelah bertemu kucing itu.
Dia penasaran akan di bawa kemana dirinya saat ini.
Langkah Falle terhenti. Kucing putih itu menghampiri seseorang yang tengah berjongkok memberi makan beberapa anak kucing di hadapannya.
Someone 🩵
Makanlah yang banyak ya 😊
Someone 🩵
Hai winter... Darimana saja kamu?
Someone 🩵
ada apa? ( melihat sebuah bayangan )
Fallega Lalisa Dinata
( tercekat )
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!