NovelToon NovelToon

Transmigrasi Lily

1

"Enggh" lenguh seorang gadis yg baru saja sadar dari komanya.

"Gila sih, gw benar ber-transmigrasi" pikir gadis itu.

Ceklek

Pintu itu pun terbuka memperlihatkan seorang wanita paruh baya dengan mimik wajah khawatir dengan disampingnya seorang pria berjas putih sepertinya didokter.

"Non anda sudah bangun?" Tanya wanita itu.

"Anda siapa?" Tanya syeril. Yap dia adalah syeril agatha dewantara yg kini berada ditubuh elfira.

"Non ini bibi. Bi inah" jawab wanita itu seraya menunjuk dirinya sendiri.

"Dok ada apa dengan nona saya? Kenapa dia tidak mengingat saya?" Tanya bi inah.

"Sepertinya el mengalami hilang ingatan, namun tidak permenen itu hanya sementara. Karena benturkan yg keras mengakibatkan luka dibagian kepala dan luka pada kakinya bagian kiri yg mengakibatkan kelumpuhan sementara" jelas yg dokter sontak membuat bi inah syok.

"Tapi nona bisa sembuh lagi kan dok?" Tanya bi inah.

"Tentu bu, non el bisa sembuh lagi" jelas sang dokter.

"Dok apakah saya boleh pulang sekarang?" Tanya syeril datar.

"Hmm tidak bisa non, anda blm sembuh total" jelas sang dokter.

"Tapi 'kan bisa rawat dari rumah, saya disini bosan. Saya mohon dok" ucap syeril dengan puppy eyes nya.

"Ya tuhan, hm baiklah tapi ingat nona tidak boleh terlalu lelah banyak istirahat" tutur sang dokter.

"Baiklah" ucap syeril dengan senyum manisnya.

***

Syeril dan bi inah akhirnya sampai disebuah rumah eh yg dikatakan basar dan mewah. Mobil itu pun masuk kedalam pekarangan rumah.

Setelah sampai syeril dan bi inah langsung turun dari mobil, saat turun tak lupa juga syeril dibantu oleh bi inah dikarena cedera pada kaki kiri yang menyulitkan dia untuk jalan dan dibantu juga oleh tongkat.

Sampai didepan pintu dapat terdengar gelak tawa yang bahagia dan mungkin syeril juga baru menyadari bahwa ada beberapa motot yang terparkir dihalaman rumah.

"Assalamualaikum." Ucap mereka berdua.

#Transmigrasi_lily

#part_02

"Tuan nyonya maaf, non Lily mengalami hilang ingatan. Jadi punten dimaklumin." Ucap bi inah sopan

***

Setelah didalam kamar syeril pun langsung merebahkan tubuhnya dikasur empuk milik lily itu.

"Non, nanti kalau butuh apa-apa panggil bibi aja ya, non." Ucap bi inah sopan.

"Iya bi." Jawab syeril. Dia menatap sekeliling kamar milik Lily, kamarnya yg bisa dibilang lumayan luas dengan warna cat hitam putih yg sangat cocok dengan selera syeril, dengan tempat tidur cukup besar mungkin bisa muat empat orang, lemari pakaian yg cukup besar, meja belajar, meja rias, rak buku, sofa panjang dan meja kecil serta ada TV dan tak lupa ada kamar mandi.

Hingga netranya tertuju pada sebuah kotak berwarna biru langit diatas lemari pakaian. Penasaran? Mungkin iya syeril penasaran apa isi kotak itu.

Ia pun bangkit untuk mengambil apa isi dari kotak itu. Namun apalah daya kotak itu terlalu tinggi tidak sampai sedangkan tubuh gadis itu pendek, apa mungkin syeril harus menggunakan kursi? Jawabannya adalah iya, dia harus menggunakan kursi agar sampai mencapai kotak itu.

Tak ambil pusing ia langsung mengambil kursi dan lalu dinaiki olehnya. Setelah berhasil menggambil kotak itu syeril segera turun dari kursi dan menuju kearah kasur.

Dibuka lah kotak itu oleh syeril, sungguh rasa penasarannya syeril sudah tidak tertahan. Hampir saja kota itu akan terbuka namun syeril renungkan untuk tidak membuka kotak itu, kenapa? Karena ada satu bisikan yg membuat dia tidak jadi membuka kotak itu.

"Tolong syeril jangan buka kotak itu"

Ya mungkin itulah bisikan yg syeril dengar. Setelah itu ia pun kembali menyimpan kotak itu pada tempat nya semula.

Dan Syeril pun langsung pun langsung merebahkan tubuhnya ditempat tidur milik Lily.

"Hm kira kira ini didunia novel atau didunia nyata?" Tanya nya sendiri sambil mentap langit langit kamar.

Thanks

2

"Aneh kan biasanya kalau kita transmigrasi pasti dikasih ingatan sama pemilik tubuh yg asli, tapi ini gw cuman dikasih ingatan siapa nama gw dan keluarga gw cuman itu doang woyy. Gak ngotak." Gerutu Syeril.

"Tapi tunggu. Mahendra? Marga itu, bukanya marga orang terkaya ke 2 setelah ayah. Berarti ini dunia nyata dong. Tapi setahu ku keluarga mahendra cuman punya satu anak perempuan dan itu Devira Camilla Mahendra, lalu si Lily ini kenapa tidak dipublikasikan apa mereka benar benar tidak menganggap si Lily. Ahh sungguh kau benar benar malang sekali, tapi tak apa Ly ada aku yg akan bikin mereka menganggap mu dan memperlakukan mu seperti ratu, itu tenang saja serahkan semuanya pada Syeril." Ucap Syeril dengan tekad kuatnya.

"Hal pertama yg harus aku lakukan adalah, 1. Bersikap baik dan cuek terhadap mereka, 2. Menjauh dari orang yg sudah nyakitin Lily, 3. Mengungkap kebusakan si Devi 4. Cari cogan." Ok itu adalah misi yg harus Syeril lakukan selama menjadi Lily.

"Baiklah bicth kita mulai permainan ini." Tutur Syeril dengan smirk andalannya.

***

Malam pun datang terlihat keluarga Mahendra sedang melalukan makan malam bersama tak teman devan pun ikut makan malam bersama keluarga Mahendra.

"Devan panggil Lily." Ucap mamah Lika.

"Tidak usah dipanggil." Ucap seorang gadis yg baru saja menuruni tangga. Sontak semua mata tertuju pada sang gadis itu. Dia Lily Lorenza Mahendra.

Bagaimana tidak penampilan Lily berbeda dari biasanya, yg biasanya dia selalu memakai make up tebal dan pakaian ketat tapi lihat lah sekarang wajah nya sangat cantik, pipi chubby, mata besar, bulu mata lentik, dan dengan polesan make up tipis. Sangat cantik bukan Lily kita.

"Khem." Dekheman seseorang membuyarkan lamunan mereka.

"Lily sini duduk sama aku." Ucap Devi lembut sembari menepuk tempat duduk yg ada disebelahnya.

"Tidak." Balas Syeril singkat. Dia pun duduk disamping Devan.

"Hm kalau begitu mari kita makan." Ucap sang ayah. Makan malam pun dimulai.

Saat makan malam tak henti hentinya mereka menatap kearah Lily sampai ada seseorang yg mengepalkan tangannya dibawah kursi. Mungkin kalian pasti tau siapa orangnya.

"Tidak usah menatapku seperti itu. Aku risih." Ucap Syeril dingin yg masih fokus kearah makanannya. Sontak ucapan Syeril membuat mereka menatap kearah lain. Sial mereka ketahuan.

Acara makan malam pun selesai mereka memutuskan untuk kembali ketempat mereka, sama seperti yg Syeril lakukan sekarang dia berada diruang TV ditemani oleh cemilan dan beberapa minuman kaleng.

Sangking asiknya menonton Syeril tidak sadar bahwa disampingnya sudah ada teman teman Devan serta si ratu drama kita, Devi.

Namun kemudian Syeril terkejut akibat ada sebuah tangan dengan santainya mengambil cemilan dia. Saat ia menengok siapa yg mengambil cemilannya ternyata seorang laki laki yg selama ini Lily cintai. Alvaro Bramasta Xavier.

"Jika ingin sesuatu hendaklah meminta izin kepada yg punya jangan mengambil sembarang itu tidak sopan." Tutur Syeril dingin yg kemudian fokus kembali kearah TV yg menyala. Sedangkan sang empunya hanya menanggapinya dengan menatap Syeril.

"Buat apa gw minta izin sama lo." Jawab Alvaro. Sembari mengambil cemilan Syeril lagi.

"Itu tidak sopan." Tutur Syeril lagi dengan mata masih memfokuskan kearah TV.

"Kau juga, kenapa kau malah ngabisin minuman milik ku?" Tanya Syeril kepada si cowo berambut coklat.

"Ye elah minta dikit pelit amat sih lo Ly." Jawabnya.

"Dikit pala mu botak, kau sudah ngabisin dua minuman kaleng ku." Balas Syeril datar.

"Udah gak usah ribut." Lerai Devan.

"Tar gw ganti." Ucap Alvaro.

"Tidak perlu." Ucap Syeril yg kemudian pergi dari sana.

"Mau kemana lo?" Tanya Devan.

"Kamar." Jawabnya singkat.

"Lily, aku boleh pake mobil kamu gak?" Tanya Devi dengan nada lembut.

"Terserah kau, mau pake semua milik ku tidak masalah." Jawab Syeril dengan santai.

"Kamu tidak marah Ly?" Tanya Devi lagi.

"Buat apa aku marah? Kau sudah mengambil semua milik ku bukan?" Tanya Syeril dengan nada dingin.

"Aku hanya meminjam mobil mu, bukan mengambilnya." Jawab Devi sedih sampai mengeluarkan air mata buayanya.

"Lily bisakah kau tidak membuat Devi menangis?" Tegas Alvaro.

"Dia nya yg cengeng, dikit dikit nangis. Padahal aku tidak membentaknya." Jawab Syeril.

"Lily kapan kau akan berubah ahh?" Bentak Devan.

"Berubah ya? Baiklah aku berubah jika itu kalian yg minta. Tapi, jangan berharap jika aku menganggap kalian, anggap saja kita tidak saling mengenal." Setelah mengucapkan itu Syeril pun menaiki tangga untuk kembali kekamarnya dan meninggalkan mereka yg termenung memikirkan ucapan yg dilontarkan oleh Syeril.

Bruk!

Pintu kamar tertutup secara kencang. Dan langsung merebahkan diri dikasur empuk.

"Baiklah aku harus tidur, besok kita akan mulai permainannya bicth." Ucap nya dengan smirk andalannya.

Thanks

3

Pagi ini Syeril sudah siap untuk pergi ke sekolah dan menggemparkan satu sekolah karena perubahannya kali ini. Ya walaupun kakinya belum sepenuhnya sembuh total dan berat hati dia juga harus membawa tongkat kesekolah. Dengan pakaian pas melekat sempurna ditubuhnya, make up tipis dan rambut yg dicepol satu tinggi. Bisa dibayangkan cantiknya Lily kita kali ini.

Setelah mengambil tas dan memakai sepatu, Syeril pun langsung turun untuk sarapan tak lupa dia dibantu oleh bi inah untuk menuruni tangga.

"Lily ayok makan." Ajak sang mama lembut dibalas dengan dehemannya saja, hal itu membuat Lina-mama Lily menghela nafasnya kasar.

Syeril ia kemudian duduk disamping Devan yg kebetulan tempat itu kosong, mau tak mau Syeril harus duduk disitu. Setelah itu Seyril lanhsung mengambil nasi goreng dan makan dengan tenang tumben sekali dia tidak ada drama atau bertingkah jijik.

Acara sarapa pun telah selesai. Syeril langsung berdiri dari duduknya pergi dari ruang makan dan mengambil tongkatnya meninggalkan mereka yg sedari tadi menatap Syeril dengan intensi.

"Lily tunggu." Ucap Reno-ayah Lily.

"Ada ap?" Tanya Syeril dingin.

"Papah ingin biacara sama kamu." Ucap Reno.

"Bicaralah." Jawab Syeril.

"Bi inah bilang kalau kau hilang ingatan, apa itu benar, Lily?" Tanya Reno serius.

"Iya." Jawab Syeril singat.

"Apa kau tau nama ayah siapa?" Tanya Reno lagi.

"Sama sekali tidak, bahkan semua kenangan juga aku tidak ingat ya walaupun tidak ada kenangan hanya ada pukulan, bentakan, fitnahan, dan cambukan." Jawab Syerip tenang. Ucapan Syeril mampu membuat mereka membungkam seribu kata, sungguh ucapan nya sangat menyohok hati mereka.

"Tidak ada lagi kan, aku akan berangkat takut telat." Ucap Syeril yg mampu membuyarkan lamunan mereka. Ya tapi tetap saja tidak ada bicara.

"Bi, bisa antar Lily kedepan?" Panggil Syeril.

"Ouh baik nona, mari." Jawab bi inah yg kemudian membantu Syeril.

"Lily lo berangkat gw." Ucap Devan.

"Tidak perlu saya berangkat sendiri saja, kau antar saja adik kesayangan mu itu." Ucapa Syeril dengan menekan kata adik kesayangan. Setelah itu dia pun keluar dengan dibantu oleh bi inah.

***

Diamond High School 《DHS》

Sekolah ternama dijakarta, sekolah terkaya dijakarta. Sma DHS sangat diminati oleh kalangan remaja, banyak sekali yg ingin masuk di SMA DHS namun hanya kalangan teratas yg bisa masuk kesana mungkin untuk dari kalangan rendah sangat sulit itu jika ia mendapatkan biassiswa mungkin bisa, tapi juga kebanyakan siswa siswi di SMA DHS akan membully orang orang yg dari kalangan rendah. Memang banyak sekali kasus bullyng disekolah itu.

Sma DHS terbagi menjadi tiga gedung dengan setiap gedung memiliki empat lantai. Lantai pertama, untuk kelas X. Lantai kedua, untuk kelas XI dan ruang guru. Lantai ketiga, untuk kelas XII dan lantai keempat untuk Rooftop. Sma DHS juga memiliki ruangan lain sama seperti sekolah pada umumnya. Yaitu, terdapat perpustakaan, ruang musik, laboratrium, toilet,ruang seni, ruang dance, halaman luas, tempat parkir motor dan mobil, lapangan basket indor maupun autdor, aula, kolam renang indor maulun autdor, taman dengan diisi oleh beberapa bunga warna-warni, pohon-pohonan serta terdapat kantin yg mengarah langsung dengan taman sehingga kita juga bisa dapat melihat pemandangan sama makan.

Back to Syeril

Setelah menempuh waktu 30 menit, akhirnya Syeril pun sampai didepan pintu gerbang Sma DHS. Tak perlu waktu lagi Syeril, memutuskan untuk masuk.

Brumm!

Brumm!

Brumm!

Sebuah mobil lamborgini yg harganya cukup mahal, memasuki parkiran sekolah. Sehingga semua murid yg ada disana menatap kearah mobil yg baru memasukin area sekolah. Termasuk Alvaro dkk.

"Wih siapa tuh?"

"Murid baru kah?"

"Gila itu kan mobil kerluan terbaru cok!"

"Iya mobil itu kan mahal banget"

"Pasti kaya tu orang!"

"Cewek apa cowok ya? Kalau cowok kan bisa gw embat"

"Cowok mulu yg dipikirin"

Dll

Ya, mungkin itu yg cemoohan dari beberapa murid yg ada diparkiran. Namun syeril, dia tidak peduli. Syeril keluar dari mobilnya dengan gerakan sllowmotion. Alah 'kah terkejutnya mereka saat melihat siapa yg keluar dari mobil mewah. Seorang gadis dengan paras yg cantik dan anggun.

"Gila gila cantik banget sumpah"

"Gw jadi insinyur anjir"

"Inseccur bego bukan insinyur"

"Eh tapi itu mukanya kaya kenal"

"Iya tapi siapa ya?"

"Gila! Itu kan Lily!"

"Wah itu itu Lily, sumpah cantik banget dia!"

"Alah menampilan doang yg berubah, tapi sikap mah tetap masih sama"

"Jangan gitu siapa tau aja kan dia berubah?"

Dll

Itu lah pekikan dari mereka tapi Syeril dia gak peduli sama sekali, Syeril pun berjalan melewati orang orang yg ada disana tak lupa juga dibantu oleh sebuah tongkat untuk memudahkan dirinya untuk berjalan.

"Eh tapi, itu Lily kenapa pake tongkat?"

"Gak tau"

"Apa kakinya cidera?"

"Mungkin"

"Tapi, apa separah itu? Sampai harus pake tongat?"

"Alah palingan cuman caper, biar dapat perhatihan aja"

Sungguh Syeril benar benar kesal jika harus berlama lama disini. Bukan hanya mereka saja yg bertanya tentang Syeril anggota The Lions a.k.a Alvaro dkk juga bertanya tanya. Apakah separah itu pikir mereka.

"Itu si neklam kenapa pake tongkat?" Tanya salah satu anggota inti The Lions. Kevin Erlangga Geolexa.

"Ya dak tau ko tanya saya." Jawab yg sirambut coklat. Kevan Erlangga Geolexa.

"Dasar abang sialan." Gerutu Kevin.

"Dalah ngapain ngurusin dia, palingan juga caper." Sinis Devan. Abang lucnut emang_-.

"Lo ini, lo kan abang dia." Ucap kevan.

"Udalah kev, yg dibilang devan itu benar palingan juga sineklam cuman caper sama si bos." Ucap Kevin.

"Udah gak usah ribut napa, itu cuman trik dia aja buat dapat perhatian dari gw." Ucap nya dengan pede. Alvaro Bramasta Xavier.

"Nah benar tuh apa yg dikatakan sama al." Timbal Kevin.

"Jangan pernah menyimpul sesuatu terlebih dari dulu jika tidak ingin menyesal diakhir." Kata bijak dari seseorang. Farel Deonandra Saputra. Mendengar ucapan dari Farel membuat mereka terdiam sebiru kata.

"Wah gila seorang Farel bicara lebih dari 4 kata cuy." Ucap kevin heboh.

"Sejaka kapan lo peduli dengan ucapan Alvaro, Farel?" Tanya Devan. Tapi Farel mengedikan bahunya saja lalu pergi dari tempat itu.

"Apa ini memang trik yg kamu gunakan untuk mendapatkan perhatian ku Lily." Bantin seseorang.

Thanks

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!