“Ahh .... ”
Desahan demi desahan terdengar bersahutan satu sama lain dalam sebuah ruangan yang tak lain adalah kamar hotel.
“Be—berhenti. I—ini sa—sangat sakit, ahh .... ” seorang gadis berumur 20 tahun tampak menahan rasa sakit pada bagian kewanitaannya yang terus dihujami oleh seorang pria berumur 26 tahun.
Ah, sekarang ia bukan seorang gadis lagi, melainkan ....
“Ahh, shit. Ini sangat nikmat,” ujar pria itu terus bergerak hingga mengeluarkan peluh pada seluruh tubuh nya.
Sedangkan wanita bernama Lianne Lindsey itu terus mencengkram lengan kekar milik pria bernama Hans Dhaniswara itu.
“Ahh .... ”
▪️▪️▪️
Hans memasang kemeja berwarna putih itu sembari menggulung lengan kemejanya hingga sebatas siku.
Lianne terlihat sangat lemas di atas ranjang hotel, selimut berwarna putih juga membalut tubuhnya yang tidak memakai sehelai benang itu. Ia tidak bisa bergerak sama sekali, jika ia bergerak sedikit saja, maka area kewanitaannya itu akan terasa semakin sakit.
Setelah selesai berpakaian, Hans menaruh sebuah kertas bertuliskan banyak angka di atas meja samping ranjang.
“Ambil ini, saya akan membutuhkan mu lagi nanti.” ujarnya keluar dari kamar hotel itu, lalu pergi meninggalkan Lianne yang diam di tempat.
Lianne hanya menitikkan air mata atas kejadian yang baru saja menimpanya. Keperawanan nya, kesucian nya, mahkota yang ia jaga selama itu harus di renggut oleh pria asing yang Lianne tidak kenal sama sekali.
Dunianya terasa hancur berkeping-keping, tidak bisa Lianne pasang, atau bangun lagi untuk kedepan nya.
Lianne berusaha bangun dari tempat nya walaupun area bagian bawah terasa sangat sakit.
Berkali-kali Lianne bangun dari ranjang itu, tapi tidak membuahkan hasil sama sekali. Rasanya terasa sangat-sangat sakit jika bergerak sedikit saja.
▪️▪️▪️
Lianne membuka pintu kamar hotel dengan pelan, lalu keluar dari sana dengan langkah tertatih-tatih.
“Ugh .... ”
Lianne melenguh pelan memegang kepalanya karena rasa sakit tiba-tiba datang begitu saja pada kepalanya. Tubuhnya terasa sangat remuk, wajahnya terlihat pucat begitupun dengan bibirnya.
“Lianne? Kau dari mana saja? Aku sudah mencari mu sejak tadi.”
Lianne menoleh ke asal suara. “Ma—maaf, Jen. Tadi, aku sedang menyiapkan kamar nomor 45 di atas. ” jawabnya tersenyum tipis.
Lianne dan juga Jeni bekerja pada sebuah hotel terbesar di kota Angel Vroush, yaitu ‘SKY HOTEL’
Gadis bernama Jennifer itu menyipitkan mata melihat wajah pucat Lianne. “Kenapa? Apa kau sedang sakit? Wajah mu terlihat sangat pucat,”
Lianne menggeleng. “Tidak, aku tidak apa-apa.”
“Kau baik-baik saja?”
“Iya, aku baik-baik saja,”
“Baiklah, kalau begitu, kau tolong antarkan makanan ini ke kamar nomor 79 segera,” titah Jeni, mendorong troli makanan itu dan di ambil oleh Lianne.
Lianne kembali berbalik mendorong troli makanan itu untuk memasuki lift. Jujur saja, area sensitif nya sangat sakit saat ini, hal itu tentu saja membuat Jeni menatap curiga karena cara jalan Lianne.
...▪️◾◼️◾▪️...
Disisi lain, Hans nampak memasuki pekarangan mansion mewah nya dengan santai, diikuti oleh asisten pribadinya sekaligus tangan kanannya yang bernama Devano Rasyat di belakang.
“Tuan, wanita yang Tuan booking tadi pagi terus mencari Tuan di hotel, saya juga ikut serta mencari Tuan, tetapi Tuan tidak ada sama sekali,”
Hans menghentikan langkah nya sembari memasukkan tangan ke dalam saku celananya, pria berumur 26 tahun itu berbalik menatap Devan di belakang nya.
“Apa?” tanya-nya dengan alis terangkat sebelah.
“Pagi tadi, wanita yang Tuan booking mencari Tuan sejak tadi,”
“Mencari ku? Bukan kah wanita itu sudah bersamaku sejak tadi?”
“Maksud Tuan?” Devan mengernyitkan dahi mendengar perkataan Hans.
Hans juga tampak terdiam memikirkan perempuan yang bersamanya sejak tadi.
Beberapa detik kemudian, hembusan nafas terdengar jelas pada pendengaran Devan
“Cepat cari perempuan yang bersama ku di hotel tadi.”
“Hah?”
“Ck ! Aku meniduri wanita yang salah, wanita yang aku tiduri itu adalah pekerja hotel.” jelasnya dengan wajah sedikit emosi. “Sekarang, kau pergilah cari wanita itu.”
Devan nampak terdiam mendengar nya, hal itu tentu saja membuat Hans semakin emosi di tempat. “Kau ingin melihat ku seperti orang bodoh seperti itu? Cepatlah pergi mencari perempuan itu.”
“Ta—tapi, perempuan yang mana, Tu—”
“Aku bilang pergilah!”
“Ah, baik-baik!” Devan segera berlenggang pergi dari sana memasuki mobil. Huh ... Jika ia berlama-lama di sana, tamatlah riwayat nya itu.
...▪️◾◼️◾▪️...
“Kerja bagus semuanya, bagaimana kalau kita minum malam ini untuk menghilangkan rasa lelah?” ajak seorang pria bername tag Roy Putra itu menatap satu persatu semua pekerja 'SKY HOTEL’
Saat ini, semua pekerja hotel sedang berada pada ruangan mereka.
“Kami setuju!” teriak semuanya, kecuali Lianne dan juga Jeni.
“Ah, tidak, aku sedang ada urusan saat ini,” sahut Jeni mengambil tas selempang nya di atas meja.
“Baiklah, bagaimana dengan mu, Lian ?” tanya Roy beralih menatap Lianne yang sedang menundukkan kepala.
“Lian ?”
“Hey!”
“Lianne ?”
Wanita berumur 20 tahun itu tersentak kaget dari lamunan nya saat pundak nya di pegang oleh seseorang, ia lantas menoleh dengan cepat.
“Aku sudah memanggil mu sejak tadi,” ujar Roy.
“Ah, be—benarkah? Ma—maaf, a—aku tidak tahu.” jawab nya dengan terbata-bata, bibir itu lantas menyunggingkan senyum, tetapi terlihat seperti senyum yang menyimpan kepedihan di dalamnya.
“Jadi, apa kau setuju?”
“Se—setuju?”
“Kita akan pergi minum untuk malam ini, apa kau ingin ikut?” timpal seseorang bernama Nadia.
“Ti—tidak, a—aku sedang tidak ingin minum malam ini,”
“Yah ... Padahal seru jika ada banyak orang yang minum bersama.” ujar Roy. “Tidak apa-apa kalau kau tidak ikut,”
▪️▪️▪️
Langkah Lianne terlihat sangat gontai, tatapan nya kosong, air matanya terus berjatuhan keluar membasahi pipi, serta kepalanya terus menunduk memikirkan hal yang menimpa nya pagi tadi.
Awalnya baik-baik saja, Lianne hanya ingin membersihkan kamar hotel nomor 63 setelah ruangan itu telah di pakai. Tetapi, seorang pria tiba-tiba masuk ke dalam dan mendorong nya pada ranjang.
Tentu saja Lianne di buat terkejut dengan perlakuan kurang ajar itu, ia langsung memberontak sekuat tenaga nya saat pakaian miliknya mulai di lucuti oleh pria itu.
Apalagi, Lianne tidak mengenalinya sama sekali, usaha nya untuk melepaskan diri tidak berbuah apapun sama sekali.
“Permisi, Nona Lianne.."
Lamunan Lianne langsung buyar mendengar suara seseorang yang memanggil nya dari arah belakang, wanita cantik itu langsung menoleh segera, tak lupa tangan lentik nan putih itu menghapus air matanya.
“Apa anda yang bernama Lianne Lindsey ?"
Lianne mengernyitkan dahi melihat orang asing di depannya itu. “Kau tahu nama ku?”
“Apa benar itu anda, Nona Lianne ?”
Lianne mengangguk pelan.
“Perkenalkan, nama saya Devano Rasyat saya di tugaskan untuk mencari anda, Nona.”
Ya, itu adalah Devan, pria berumur 25 tahun itu sudah sejak tadi mencari keberadaan Lianne di hotel, dia sempat mengecek CCTV yang berada pada hotel tersebut agar mempermudahkan nya dalam mencari Lianne.
“Mencari ku?” tanya Lianne pelan menunjuk dirinya sendiri.
“Iya, Tuan Hans menyuruh saya untuk mencari dan membawa anda untuknya.”
..........
“Tuan Hans ?”
Devan mengangguk pelan seraya tersenyum tipis. “Iya, anda pasti mengenal nya, dia adalah seorang pengusaha.”
Lianne mengernyit heran. "Mengenal nya? Apa maksud dari perkataan mu ?"
“A—aku tidak mengerti maksud mu,” ujar Lianne mundur beberapa langkah saat melihat empat orang berbadan tegak keluar dari mobil. Rasa takut tiba-tiba menyerang nya.
“Oh, mungkin anda tidak mengenalnya, padahal ia sangat terkenal, anda juga bisa melihat wajah nya di internet, lupakan saja Tuan muda sombong itu,” ujarnya terkekeh pelan.
“Ah, apa Nona Lianne bersedia untuk ikut dengan saya?”
“A—apa?”
“Apa anda ingin ikut bersama dengan saya? Jika anda menolak, maka kami akan membawa anda menemui Tuan Hans dengan paksa, apa anda mengerti maksud saya, bukan?”
“Tunggu, siapa itu Tuan Hans ? Kenapa aku harus di bawa menemui nya?” tanya Lianne mengeratkan pegangan nya pada tas selempang yang ia gunakan itu.
“Dia adalah orang yang meniduri anda pagi tadi. Dia kira anda adalah wanita yang ia sewa untuk ... Ah, itu tidak perlu di jelaskan secara detail. Tuan Hans menyuruh saya untuk mencari dan membawa anda kepada nya.”
Lianne bergeming di tempat dengan bibir terkatup rapat mendengarnya. Jadi, orang yang meniduri nya tadi adalah ... Tidak mungkin!
“Anda sepertinya salah orang, aku tidak pernah bertemu dengan nya, apalagi mengenali nya,” jawabnya kembali mundur beberapa langkah.
“Apa benar?” monolog Devan mengetuk pelan dagu nya menggunakan jari telunjuk beberapa kali. “Tapi saat saya mengecek CCTV hotel, wajah anda yang terpampang jelas memasuki kamar nomor 63, setelah itu datanglah Tuan muda mengikuti anda memasuki kamar itu,” tukas Devan, menunjuk Lianne.
“Aku sudah bilang kalau kau hanya salah orang,” sentak Lianne hendak berbalik pergi, tetapi suara Devan kembali terdengar di telinga nya.
“Nona, jika anda berkata jujur, kita tidak akan membawamu secara paksa, jika tidak, maka .... ”
Lianne menggigit bibir bawah kuat, wanita itu segera berlari cepat meninggalkan mereka.
“kejar dia!” perintah Devan memberikan arahan pada empat bodyguard tersebut. Tentu saja mereka berlari mengejar Lianne
Lianne hanya bisa berlari tak tentu arah dengan air mata yang tiba-tiba berjatuhan membasahi pipinya.
“Ya Tuhan, tolonglah aku .... ” lirihnya menutup mulut sembari bersembunyi pada sebuah pohon.
Tap!
Tap!
Tap!
Lianne semakin merapatkan tubuh nya pada batang pohon kokoh tersebut karena mendengar suara langkah kaki dari mereka.
“Kemana dia?”
“Semuanya berpencar agar perempuan itu bisa di temukan dengan cepat!”
“Baik!”
Tap!
Tap!
Tap!
Suara langkah kaki mereka mulai menjauh dari pendengaran Lianne, ia lantas memiringkan kepala nya menatap sekeliling guna melihat apakah mereka masih ada, atau tidak.
Hembusan nafas terdengar, Lianne sejenak menghapus air mata nya yang masih saja mengalir deras, walaupun hasil nya sama saja karena bulir bening itu terus mengalir keluar. Bahkan tubuh nya juga ikut bergetar akibat merasa takut dan lemas.
Baru saja ia ingin memutar langkah untuk pergi lagi dari sana, sebuah tangan besar membekap mulut nya dari belakang. Sontak mata Lianne membulat sempurna.
“Hmmph!”
▪️▪️▪️
“Ugh .... ” Lianne melenguh pelan mengerjapkan matanya beberapa kali, setelah terbuka sempurna, Lianne mulai bangun dari tidurnya itu.
Netra miliknya sejenak mengernyitkan dahi menatap bingung pada ruangan yang ia tempati, ada banyak barang-barang mahal yang menghiasi ruangan tersebut. Matanya kembali menatap pada ranjang yang ia duduki sebelum bergerak turun dari sana.
“A—apa yang terjadi?” gumam nya pelan menatap sekeliling. Kepingan-kepingan ingatan mulai muncul pada kejadian semalam. Lianne ingat bahwa ia di bawa oleh beberapa orang yang ia tidak kenali sama sekali.
“Ti—tidak mungkin mereka membawaku .... ”
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!