NovelToon NovelToon

Jodoh Untuk Naira

Awal mula bertemu

Cekittttt.....!

Buugghhh...!

Dhuarrrrrr...!

Ledakan mobil akibat kecelakaan tunggal, kini telah berhasil menghanguskan seluruh isinya, beruntungnya seseorang yang berada di dalam mobil tersebut berhasil melakukan penyelamatan dirinya sebelum mobil miliknya jatuh terperosok masuk ke dalam jurang dengan kedalaman lebih dari lima puluh meter.

Kini tubuh pria tersebut bergelantungan di antara ranting yang melilit di sekitar pinggiran tebing, namun karena tidak kuat menahan bobot tubuh pria tersebut, akhirnya ia terjatuh dan terperosok dan jatuh ke bawah, tubuhnya terguling di antara semak belukar rerumputan, kedua tangannya sempat mencengkram batang ranting yang terlihat sudah rapuh dan akhirnya ia terjatuh, kepalanya sempat terbentur oleh batu yang tepat berada di bawahnya, seketika pria tersebut pingsan dan tidak sadarkan diri.

......................

"Nai, kenapa pakaianku belum kau setrika? Kau tahu kan kalau malam ini akan ada acara di rumahnya juragan Karso, kamu sengaja ya kaya gini, supaya aku gak bisa datang ke acara itu kan?" hardik Lilis yakni kakak tirinya Naira

Padahal saat ini kondisi Naira sedang tidak baik-baik saja, ia pun sangat kesal atas perbuatan semena-mena kakak serta ibu tirinya. Sampai akhirnya Naira tidak kuat dengan keadaannya. Dengan kasarnya ia melemparkan keranjang baju milik ibu serta kakak tirinya.

"Eh, kamu sudah berani ya! Dasar anak j*lang!" bentak Bu Salma sembari menghisap sebatang rokok.

"si Nai sudah mulai bertingkah Bu, ucap Lilis dengan sengaja mengompori ibunya agar Naira terkena omelannya.

Dan benar saja, tanpa berfikir panjang, Bu Salma begitu teganya menjambak rambut Nadira yang masih tertutup oleh hijab instannya.

"Dasar anak tidak tahu di untung ya kamu, sudah mending kamu dan ayahmu yang lumpuh itu tidak aku usir dari rumah ini!" bentak Bu Salma masih dengan posisi menjambak rambut Naira.

Naira sendiri sudah tidak tahan atas perlakuan seperti ini, hingga akhirnya ia mengigit tangan ibu tirinya.

"Aaarrkkhhh, dasar wanita j*lang kau!" bentak Bu Salma sembari melayangkan tangannya tepat mengenai pipi kiri Naira, beruntungnya Naira buru-buru menepisnya.

dengan sorot matanya yang nyalang, kali ini Naira benar-benar telah di kuasai oleh amarahnya " sudah cukup perlakuan ibu kali ini terhadapku, mulai saat ini aku tidak akan tinggal diam, yang seharusnya pergi dari rumah ini adalah kalian berdua, karena ini adalah rumah peninggalan mendiang ibuku, kalian tidak ada hak untuk mengusirku dan juga Ayah dari rumah ini!" sungut Naira dengan matanya yang melotot.

Sikap Naira kali ini telah membuat Ibu serta kakak tirinya tidak percaya dan sampai menggelengkan kepalanya.

Dan pada akhirnya, setelah puas mengeluarkan seluruh unek-unek nya, Naira bergegas pergi menuju kamar Ayahnya yang saat ini sedang duduk di atas kursi roda, ia pun mendengar dengan sangat jelas pertengkaran antara Naira dan juga istri serta anak tirinya. Pak Rojak hanya bisa merembeskan air matanya, dan terus saja mengucap kata maaf terhadap putri semata wayangnya.

"Ayah tidak usah meminta maaf, mereka memang pantas di perlakukan seperti itu, maafkan Nai juga Ayah, karena Nai sudah melawan Ibu dan juga Kak Lilis!" ucap Nai penuh dengan penyesalan, ia pun sampai menundukkan kepalanya di depan Ayahnya.

kemudian Naira menyandarkan kepalanya tepat di atas kedua pangkal paha Ayahnya.

"Hanya Ayah yang Nai miliki di dunia ini, Nai kuat karena Ayah, semoga Ayah bisa segera sembuh!" kata Nai yang tidak kuasa menahan butiran air matanya.

Pak Rojak pun mengusap kepala putrinya dengan perasaannya yang sangat berkecamuk, ia begitu menyesal karena telah menikah lagi dan malah menciptakan putrinya sendiri hidup seperti di neraka atas sikap serta perlakuan istrinya terhadap Naira.

keesokan harinya.

Seorang pria yang terjatuh dari atas tebing akhirnya ia mulai sadarkan diri, meskipun kondisi kepala nya terdapat beberapa bercak darah.

"Aarrkhhh, apa yang sebenarnya telah terjadi? Dimana aku dan siapakah aku? Aku benar-benar tidak ingat!" pria tersebut kini mencoba untuk bangkit dari atas rumput bercampur tanah. Kemeja putihnya kini sudah terlihat lusuh dan juga Kumal, apalagi rambutnya yang gondrong telah menutupi sebagian wajahnya.

Kkrruuukkkkk...! bunyi perut keroncongan.

Kali ini pria tersebut sudah tidak bisa menahan rasa laparnya, ia pun bergegas mencari sesuatu yang bisa mengganjal para pasukan cacing yang mulai tidak bisa di kondisikan.

Sambil berjalan tergopoh dan terus memegang perutnya, kali ini pria tersebut telah tiba di salah satu perkampungan yang lumayan sepi, ia pun segera mencari sesuatu untuk bisa mengganjal perutnya yang sudah sangat kelaparan

Beruntungnya ada warung nasi di pinggir jalan, dan pria tersebut segera memesannya.

"Totalnya dua belas ribu ya pak!" ucap si pemilik warung sambil mengasongkan sepiring nasi beserta lauknya. Dengan segera pria tersebut buru-buru merampas makanan tersebut tanpa membayarnya terlebih dahulu, sehingga membuat si pemilik warung menjadi geram padanya.

"Woy, kalau tidak punya uang tidak usah makan, elu makan noh rumput!" kata si pemilik warung sembari mengejek pria tersebut. Karena kesal akhirnya piring yang masih berisi separuh makanan pun ia lemparkan ke sembarang arah dan segera memukul wajah pemilik warung, karena tidak terima akhirnya si pemilik warung meneriaki pria tersebut dengan sebutan maling.

"Tolong, ada maling di warung saya! Pak RT, pak RW dan seluruh warga kampung Reyot tolong saya!" terak si pemilik warung.

Karena takut di amuk warga satu kampung, pria tersebut terpaksa melarikan diri dan ada beberapa warga yang mulai mengejarnya, pria tersebut berusaha lari sekuat tenaga agar bisa lolos dari kejaran serta amukan warga setempat. Hingga akhirnya ia berada di samping pekarangan rumah salah satu warga dan melihat sebuah jendela kamar yang terbuka, dan sepertinya si pemilik kamar tersebut lupa menutup serta menguncinya. Dan akhirnya pria tersebut buru-buru menerobos masuk ke dalam.

Ia sempat kebingungan saat mencari tempat untuk ia bersembunyi, Hingga netra nya teralihkan oleh lemari pakaian yang lumayan besar, dan menurutnya lemari tersebut sangat cocok untuk menjadi tempat persembunyiannya.

Tidak lama kemudian, seorang wanita keluar dari dalam kamar mandi yang posisinya tidak jauh dan berada di sebelah kamarnya, wanita tersebut pun hanya mengenakan handuk dan lupa membawa baju ganti. Setibanya di dalam kamar, ia baru tersadar jika pintu jendela kamarnya belum ia tutup rapat dan juga ia kunci, ia pun buru-buru segera mengunci nya dan menutupnya dengan gorden

"Kenapa aku bisa lupa menutup jendelanya, Aish Naira kau itu selalu saja ceroboh!" gerutu Naira pada dirinya sendiri.

Kemudian ia bergegas menuju lemari pakaiannya, namun saat gagang pintu lemari bajunya tidak bisa di buka, Naira pun menjadi kesal di buatnya, hingga akhirnya ia mencoba kembali membuka nya dengan sekuat tenaga agar pintu lemari bisa segera ia buka. Dengan hitungan ketiga akhirnya pintu lemari berhasil ia buka, namun ada satu hal yang membuat Naira terkejut, yakni adanya seorang pria berada di dalam lemari pakaiannya, dan saat pintu lemari pakaian di buka, rupanya pria tersebut sengaja menarik pegangan pintu dari dalam, sehingga Naira kesulitan untuk membukanya, akan tetapi karena tenaganya masih lemas akibat kurangnya asupan makanan, maka tenaga pria tersebut kalah kuat dengan Naira.

Gedebug...!

Kya ...!

Akhirnya pria tersebut terjatuh dan menindih tubuh Naira yang hanya mengenakan handuk

Kini keduanya malah menjerit karena syok.

"Aarrrrkkkhhhh......!" teriak Naira dan pria tersebut secara bersamaan.

Bersambung....

🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻

Di paksa menikah

Suara teriakan dari dalam kamar Naira telah membuat Lilis dan juga ibunya menerobos masuk ke dalam, dan betapa kagetnya mereka saat melihat tubuh Naira telah di tindih oleh seorang pria yang terlihat Kumal persis seperti seorang gembel. Dan tentunya momen seperti ini telah mereka manfaatkan untuk mengerjai Naira karena akhir-akhir ini ia telah berani menentang perintah dari mereka berdua, sedangkan Pak Rojak, Ayah dari Naira, berusaha sekuat tenaga memutar kedua roda kursi rodanya agar bisa segera tiba ke kamar putrinya, karena ia sangat yakin jika itu adalah suara teriakan dari Naira, otomatis Pak Rojak pun sangat mencemaskan nya.

"Waw, bagus ya kau Naira, kau telah berani berbuat mesum dengan pria gembel ini!" tuduh Lilis sembari menunjuk ke arah pria yang saat ini masih berada di atas tubuh Naira. sontak Naira berusaha agar pria tersebut enyah dari atas tubuhnya, ia pun buru-buru merapihkan handuknya yang hampir saja melorot

"Kak Lilis jangan asal tuduh, aku tidak mengenal pria asing ini, ia tiba-tiba saja berada di dalam kamarku!" jawab Naira berusaha membela dirinya.

"Alah, alasan kamu saja Nai, dasar perempuan murahan, cuih!" sungut ibu Salma sembari meludah.

Mendengar ada keramaian di sekitar rumahnya, Ibu Salma bergegas menuju pintu ruang tamu, lalu ia pun mencoba keluar rumah.

Segerombolan warga seperti nya telah mencari sesuatu, berikut ada Pak RT juga yang ikut serta.

"Pak RT, ada apa ini sebenarnya? Kok para warga bisa ramai seperti ini? Lagi nyari sesuatu ya?" tanya Bu Salma sangat penasaran.

"Begini Bu, kami mencari seorang maling, ciri-cirinya seorang pria berambut gondrong dan mengenakan kemeja putih namun terlihat Kumal seperti seorang gembel, apa Bu Salma melihatnya?" tanya Pak RT

Bu Salma pun tersenyum puas penuh kemenangan dengan penjelasan dari pak RT.

'Ini saatnya aku membuat si anak sialan itu malu dan sukur-sukur bisa di usir dari rumah ini dan sekalian si pria lumpuh itu ikutan pergi juga, baiklah Salma, mulailah berakting demi semua rencanamu, ha..ha..ha..!' batin Bu Salma sangat puas.

"Kebetulan sekali Pak RT, saya dan Lilis juga telah memergoki Naira telah berbuat mesum dengan seorang pria yang memiliki ciri-ciri sama persis seperti yang di ucapkan barusan oleh Pak RT!" ucap Bu Salma sambil tersenyum menyeringai.

Warga yang mendengar penjelasan dari Bu Salma langsung berkumpul mendekati Pak RT.

"Yang bener Bu Salma? Neng Naira gak mungkin kaya gitu! Dia anak yang baik, sopan dan taat beragama Dan juga aktif di pengajian anak remaja, saya tahu Naira itu anaknya seperti apa, dan dia tidak mungkin melakukan aksi yang sangat tercela seperti itu!" sahut Pak Tejo, salah satu jemaah masjid yang aktif di kampung Reyot.

"Kalau pak Tejo tidak percaya, Bapak bisa lihat sendiri ke dalam." usul Bu Salma mempersilahkan para warga untuk menyaksikan sesuatu yang tidak pernah di lakukan oleh Naira

Mereka pun berbondong-bondong masuk ke dalam rumah milik Pak Rojak, sedangkan Pak Rojak sendiri hampir tiba di kamar putrinya, ia pun sangat terkejut saat melihat segerombolan warga masuk ke dalam rumahnya. Lilis saat ini bertugas mengawasi Naira dan pria tersebut di dalam kamar.

Saat salah satu warga ada yang mencoba masuk ke dalam kamar, si pria asing tersebut buru-buru menarik secara paksa kain sepre yang masih terpasang di atas ranjang tempat tidur dan melemparkannya ke arah Naira.

"Pakai itu, untuk menutupi tubuhmu yang hanya mengenakan handuk.

Naira pun buru-buru meraihnya, ia baru tersadar jika dirinya saat ini masih mengenakan handuk. Kemudian ia melilitkan sepre di sekujur tubuhnya dan persis seperti lemper.

Saat mereka melihat Pria yang sedang mereka cari berada di dalam kamar Naira, para warga pun menjadi geram di buatnya. sedangkan Pak Rojak berusaha menerobos masuk ke dalam kamar putrinya dengan kursi rodanya.

"Pak Rojak, putrimu telah membuat malu, kami warga kampung Reyot tidak bisa mentolerir kelakuan bejad putrimu!" tegas Pak RT yang telah termakan omongan Bu Salma, sedangkan Bu Salma sendiri tersenyum puas saat berada di belakang Pak RT.

"Ini tidak benar, saya dan pria asing ini tidak pernah melakukan apapun!" pekik Naira mencoba membela dirinya atas tuduhan yang di lontarkan pada nya

Sedangkan si pria tersebut tidak mengatakan satu patah katapun seolah ia sengaja membenarkan semua kejadian ini.

'Sebaiknya aku diam saja, lebih baik aku pura-pura tuli dan bisu, aku tidak ingin sampai di keroyok masa, apalagi aku samasekali tidak mengenal mereka dan juga aku tidak tahu sedang berada di mana!' batinnya cukup tenang di saat situasi yang mencekam.

"Aku melihat dengan mata kepala saya sendiri Pak RT, pria gembel tersebut malah sedang asik berada di atas tubuh Naira, mereka benar-benar telah berzina, sungguh memalukan!" hardik Lilis berbohong.

Pak Rojak yang sedari tadi diam dan mendengarkan putri kesayangannya terus di sudutkan akhirnya ia pun memberanikan diri untuk berbicara sebagai aksi pembelaannya.

"Ini fitnah, putriku tidak mungkin melakukan hal sekeji itu, dia adalah wanita baik-baik, kalian jangan asal tuduh, dan kau Salma serta putrimu, jangan sembarangan memfitnah Naira!" bentak Pak Rojak dengan raut wajahnya yang sudah menegang karena menahan kesal.

"Iya Ayah, aku telah di fitnah, iya kan? Kita barusan gak ngapa-ngapain kan? Ayo jawab, kau jangan diam saja?" tanya Naira kepada pria yang saat ingin berada di sebelahnya. Dengan berlagak bodohnya, pria tersebut hanya mengangguk dan menggaruk kepalanya yang tidak gatal, sehingga membuat Naira geram padanya dan memasang wajah merengut

"Alah, sudahlah Nai mengaku sajalah!" bentak Lilis

"Lagian mana ada sih maling yang mau ngaku?" sambung Ibu Salma.

"Bagaimana kalau kita usir saja Si Naira dan pria itu Pak RT, usul salah satu warga

"Iya pak, ketimbang nanti bikin sial di kampung ini, sudah usir saja!" sambung salah satu warga lainnya.

Kemudian Pak Rojak memohon kepada Pak RT agar tidak mengusir putrinya. Sedangkan Ibu Salma dan Lilis sangat berharap Naira di usir dari kampung ini.

Kemudian Pak RT menatap nanar kondisi kedua kaki Pak Rojak yang lumpuh tak berdaya, ia pun merasa iba melihat kondisinya.

"Baiklah, saya telah memutuskan untuk menikahkan Naira dengan pria tersebut, dan tidak akan mengusirnya, itu pun jika Naira menyetujui pernikahan ini, tapi jika ia menolaknya, maaf saya tidak bisa membantumu untuk tetap tinggal di kampung ini Nai!" sahut Pak RT dengan sangat menyesal.

Persyaratan dari Pak RT cukup membuat Naira Syok dan juga pria misterius yang kini berada di sebelahnya.

"Lebih baik menikah saja Nai, ketimbang kamu di usir dari kampung ini, kasihan bapakmu sedang sakit keras!" usul Pak Tejo, salah satu jemaah mesjid yang mengenal dekat Naira.

Kemudian Naira pun meneteskan air matanya, ia sudah tidak bisa membendung nya, di tatapnya wajah ayahnya yang sudah terlihat menua dan telah di hiasi oleh kerutan halus serta bola mata yang berkaca-kaca, Naira benar-benar serasa terpukul perasaannya atas kejadian yang sangat memalukan ini, ia pun sempat berfikir jika semua masalah ini adalah akibat dari ulah pria yang tidak jelas asal-usulnya yang sengaja bersembunyi di dalam kamarnya. Dan pada akhirnya Naira pasrah untuk di nikahkan dengan pria yang saat ini berada di sebelahnya, pria yang terlihat seperti manusia bodoh dan menyebalkan, Naira benar-benar merasa muak dengan pria tersebut. Mengelak pun saat ini percuma saja karena ia sudah tertangkap basah."B baiklah, aku akan menikah dengan...!" kemudian Naira mencoba bertanya siapa nama pria yang berada di sebelahnya tersebut.

"Hey, namamu siapa? Ayo cepat katakan?" desak Naira dengan memelankan intonasi suaranya.

Kemudian pria tersebut pun memutar kedua bola matanya, ia benar-benar tidak ingat samasekali tentang dirinya, sampai akhirnya ia melihat tulisan sebuah poster yang terpampang jelas di dalam kamar Naira, dan di dalam poster tersebut tertulis nama pemilik foto tersebut

"Sehun, ya namaku adalah Sehun!" sahut pria tersebut sembari melihat kembali nama yang tertera di dalam poster

Para warga pun sempat tercengang dengan jawaban dari pria tersebut, apalagi Naira ia menjadi sangat kesal di buatnya.

"Hey, kau jangan bercanda, tidak mungkin namamu adalah Sehun, dia kan idolaku! Ayo cepat katakan yang sebenarnya kau jangan bercanda di saat situasi seperti ini, itu semua sangatlah tidak lucu!" geram Naira sembari mengepalkan kedua tangannya.

"Sumpah deh, namaku adalah Sehun!" sahut si pria tersebut bersikukuh, ia pun sembari mengangkat kedua jari tangannya agar Naira percaya dengan perkataannya

"Yasudah, sebaiknya kita segera percepat menikahkan mereka!" ucap Pak RT, yang bergegas memanggil ustad Solehudin untuk menikahkan Naira dengan pria yang mengaku dirinya sebagai pemilik nama Sehun.

Bersambung...

🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻

Sah menjadi pasangan suami istri

Setelah Naira resmi menikah dengan pria yang mengaku memiliki nama Sehun tersebut, bukannya bahagia tapi malah menangis penuh dengan luka, di usianya yang masih sangat belia, yakni sembilan belas tahun ini, kini Naira telah berganti status menjadi seorang istri dari seorang pria asing yang tidak jelas asal-usulnya.

Lilis dan juga ibunya merasa bahagia karena telah membuat hidup Naira semakin menderita, mereka berdua pun sangat berharap jika Naira dan suaminya segera angkat kaki dari rumah ini beserta dengan Pak Rojak

"Seharusnya si Nai itu angkat kaki dari sini Bu, tapi gak apa-apalah, setidaknya saingan beratku untuk mendapatkan mas Dimas kini telah musnah, Ibu tahu sendiri kan anaknya juragan Karso sangat menyukai Naira, kayaknya si Nai juga suka sama Mas Dimas." tuduh Lilis sambil berbisik di telinga ibunya.

"Itu artinya Den Dimas itu tidak berjodoh dengan si Nai, tapi jodohnya sama kamu Lis!" kata Bu Salma meyakinkan putrinya yang sempat putus asa.

Mendengar ibunya berkata seperti itu, Hidung Lilis menjadi kembang kempis di buatnya, serta wajah meronanya telah terpancar, ia pun membayangkan jika dirinya saat ini telah menjadi kekasih pria pujaan hatinya.

Kini Naira dan Sehun mulai sungkeman kepada Ayah Rojak, Naira sendiri tiada hentinya menangis.

"Kamu yang sabar ya nak, mungkin ini sudah menjadi suratan takdir dari Allah." kemudian Pak Rojak melirik ke arah menantunya yang sedang tertunduk dan enggan untuk menatapnya."Nak Sehun, Ayah yakin jika kamu adalah pria yang baik, Ayah titip Naira ya, jangan pernah kamu menyakitinya, karena dia adalah harta yang paling berharga dalam hidupku!" kata Pak Rojak sembari mencengkram kuat pundak Sehun.

Lalu Sehun pun menggenggam tangan Ayah mertuanya."Saya berjanji akan menjaga Naira Pak, jadi anda tidak perlu khawatir!" sahut Sehun masih dengan penampilan kusutnya, rambut gondrongnya telah menutupi sebagian wajah tampannya, karena terburu-buru dan terus di desak warga untuk menikahi Naira, ia pun tidak sempat untuk membersihkan diri, bagi Naira ini adalah pernikahan yang paling buruk di dalam hidupnya. Padahal dari relung hatinya yang paling dalam, ia berharap bisa menikah secara meriah dan menjadi ratu dalam sehari dengan lelaki yang selama ini telah di sukainya, dan pria itu adalah Dimas, yang saat ini sedang kuliah semester akhir di salah satu universitas terkemuka Di Jakarta. Dan kini semua mimpi serta harapan nya telah sirna, dan mau tidak mau ia harus menjadi seorang istri dari pria yang samasekali tidak di cintainya malah Naira begitu sangat membencinya.

Sore menjelang Magrib, akhirnya Sehun memutuskan untuk membersihkan dirinya, ia pun di berikan beberapa pakaian ganti milik Pak Rojak yang sepertinya seukuran dengannya, meskipun menantunya ini memiliki postur tubuh lebih tinggi darinya.

Sedangkan Naira sedang mempersiapkan masakan untuk di santap nanti setelah salat Magrib.

"Cie, gimana rasanya jadi seorang pengantin dengan pria Kumal seperti gembel itu hah? Kasihan banget sih nasibmu Nai! Kebayang gak tuh kamu malam pertama dengan pria buruk rupa seperti itu, ihhhh... Jijik deh!" ejek Lilis dengan sengaja. Bu Salma pun begitu puasnya mentertawakan Naira.

"Ini tuh hukuman buat kamu karena telah berani membangkang terhadapku dan juga Lilis!" sungut Bu Salma sembari memelototi Naira.

Kali ini Naira tidak bergeming samasekali, jika dirinya meladeni duo Mak lampir di hadapannya, pasti bakalan ribut besar, dan Naira pun tidak mau sampai itu terjadi, cukup sudah kejadian tadi pagi yang telah membuat energinya terkuras habis.

Ketika Sehun keluar dari dalam kamar mandi, Naira, Lilis dan juga Bu Salma sangat terkejut akan penampilan pria di hadapannya.

"Loh Buk, bukannya dia si pria buruk rupa suaminya si Nai kan?" tanya Lilis masih menatap tidak percaya ke arah Sehun.

Saat ini dengan santainya Sehun mengelap wajahnya dengan handuk kecil karena ia baru saja mencukur bulu-bulu halus yang telah tumbuh di sekitar area wajah nya, dan kali ini penampilannya jauh berbeda dengan yang tadi.

"Kamu Mas Sehun kan?" tunjuk Naira kearah Suaminya.

Sehun pun menatap aneh istri nya saat ini."Iya, ini aku, Sehun Suamimu, memangnya kenapa dengan diriku?" tanya Sehun dengan dahi mengkerut.

"Akh, tidak apa-apa kok, cuma agak lain saja sama yang tadi!" jawab Naira terlihat kikuk oleh sikapnya sendiri.

'Alamak kenapa kau bisa berubah menjadi tampan begini, kau itu mirip sekali dengan pangeran kodok, dan kini telah menjelma menjadi seorang pangeran tampan, bahkan ketampananmu itu setaraf dengan Sehun EXO idolaku, aish...kenapa aku tiba-tiba jadi oleng begini?' batin Naira menjadi tidak karuan.

'Cih, sialan kau Naira, ku fikir kau akan berjodoh dengan pria buruk rupa, tapi nyatanya pria itu jauh lebih tampan dari Mas Dimas, dari tampangnya sepertinya pria itu bukanlah pria biasa! Aarrkkkhhh....aku iri padamu Nai, kau selalu menang dariku, kenapa tuhan selalu bersikap tidak adil padaku?' gerutu Lilis dalam hati.

Menjelang makan malam, Pak Rojak sempat terkejut saat melihat menantunya yang sudah merapihkan dirinya, dan baju yang ia berikan untuk menantunya kenakan ternyata cukup, hanya saja celananya yang ngatung.

Kini Naira duduk bersebelahan dengan Suaminya. Saat dirinya akan menuangkan nasi untuk Ayahnya, tiba-tiba Pak Rojak menolaknya.

"Nai, saat ini yang harus kau layani adalah suamimu, bukannya Ayah, biar Ibumu yang mengambilkan makanan untuk Ayah!" perintah Pak Rojak tersenyum ramah tapi tidak dengan Bu Salma.

"Ayah ambil saja sendiri nasinya, aku malas!" Sahut Bu Salma yang kemudian pergi begitu saja dari meja makan di susul oleh Lilis yang mengikuti jejak ibunya tersebut.

Naira sendiri hanya bisa menghela nafasnya secara kasar atas sikap ibu serta kakak tirinya.

Setelah selesai makan malam, Pak Rojak memutuskan untuk beristirahat di kamarnya karena merasa sangat lelah dengan kejadian hari ini.

Dan kini tinggal Naira dan Suaminya berada di kursi meja makan. Lalu Naira merapihkan sisa piring yang kotor dan membawanya ke dapur, tidak lupa Sehun ikut membantu istrinya, Naira pun senang atas sikap peka suaminya kepadanya, karena dirinya memang membutuhkan bantuannya.

Setelah semuanya selesai, Naira memutuskan untuk istirahat sejenak di dalam kamarnya.

Setibanya di dalam kamar, ia terkejut melihat Suaminya sedang meringis kesakitan di sekitar kepala nya.

Naira pun buru-buru menolongnya.

"Mas Sehun kenapa? Kepala nya sakit?" tanya Naira begitu paniknya.

Sehun hanya bisa mengangguk sembari menjambak rambutnya.

"K kepalaku terluka Nai, dan ini mulai terasa sakit!" pekik Sehun sembari menunjukan bekas luka di kepalanya. Naira pun terkejut bukan main saat melihat luka robek di bagian belakang kepalanya.

"Sebaiknya kita ke klinik ya Mas, aku takut kamu kenapa-kenapa!" usul Naira, ia pun sangat mengkhawatirkan suaminya, padahal tadi ia begitu sangat membencinya.

Kemudian Naira buru-buru membawa Suaminya ke Klinik dengan menggunakan sepeda motor kopling miliknya, lalu Sehun pun di bonceng olehnya menuju rumah sakit. Dengan kecepatan penuh Naira bergegas membawa Suaminya ke Klinik, karena jarak tempuhnya yang lumayan jauh.

Sempat hampir terjatuh akibat Naira membawa motornya dengan ngebut, Sehun pun terpaksa memeluk istrinya, kedua tangannya ia lingkarkan di sekitar pinggang.

Naira sendiri sangat terkejut dan tidak percaya atas apa yang telah di lakukan Suaminya padanya, ia pun sempat berfikiran yang tidak-tidak.

"Hey, kenapa kau malah memelukku?" omel Naira dengan jantung yang berdebar, karena ini adalah yang pertama baginya bisa sedekat ini dengan seorang laki-laki.

"Aku takut jatuh Nai, kau bawa motor sudah seperti orang gila saja, bisa pelan kan?" keluh Sehun.

"Iya maaf!" jawab Naira.

'Ku fikir kau sengaja melakukan tindakan yang tidak senonoh padaku, tapi aku faham karena memang aku yang salah, ayo Nai, kau itu bukanlah seorang pembalap, sebaiknya aku harus mengganti sepeda motorku dengan motor matic, bisa bahaya kalau terus-terusan pakai motor ini, jiwa pembalap ku seolah membara saat mengendarai motor ini!' ucap Naira dalam hati.

Bersambung...

🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!