Karyadi bekerja disebuah perusahaan yang mengalami kebangkrutan baru saja diberhentikan dari pekerjaannya ,ia pulang dengan badan lemas tak bertenaga .

"Bapak kok pulang lebih awal ,kenapa pak ?" tanya Yumi penasaran karena suaminya pulang hari masih siang biasanya pulang sore ." Bapak diberhentikan karena perusahaan mengalami kebangkrutan ," jelas Karyadi duduk dilantai merasa pusing dan frustasi .

"Terus bapak dapat pesangon tidak ?" tanya Yumi duduk disebelah suaminya . Karyadi menatap istrinya dengan sendu ,"Bapak cuma dikasih separuh gaji ," jawab Karyadi sambil menyerahkan uang gaji kepada istrinya ."Cuma segini pak mana cukup buat makan dan sekolah Lara dan Sony mereka butuh yang lainnya ," ucap Yumi dengan nada tinggi

"Terus bapak harus minta lebih gitu sama bos bapak yang ada malah bapak tidak dikasih gaji ,bersyukurlah bu dikasih segitu daripada tidak digaji ," ucap Karyadi beranjak pergi menuju kamar dan merebahkan tubuhnya dikasur .

Yumi menyelesaikan pekerjaan rumah tangganya kemudian pergi bekerja dirumah Darmi tetangganya yang memintanya untuk membantu warung sembakonya .

Sony anak kedua Karyadi pulang sekolah pukul sebelas karena hari ini guru sedang mengadakan rapat sekolah , ia berjalan pulang bersama teman-temannya yang sudah terbiasa bareng ketika pulang pergi .

"Son ,nanti sore main layangan yuk dilapangan ," ajak Dani kepada Sony . "Siap ndan ," ucap Sony mengacungkan jempol .

"Kamu juga ikut kan Yo ," tanya Dani kepada Yoga . "Pastilah ikut ," ucap Yoga mengacungkan jempol juga .

 "Baiklah nanti sore kita ketemu dilapangan setelah Ashar oke ," ucap Dani kepada kedua temannya ." Oke siap ," jawab Sony dan Yoga serempak . mereka berpisah dipertigaan jalan karena rumah mereka berbeda arah ,rumah Sony dan Dani searah sedangkan rumah Yoga berlawanan arah.

Begitu sampai dirumah, Sony melihat Karyadi sedang tiduran dikursi ruang tamu sambil merokok . "Bapak ," ucap Sony lirih takut mengganggu istirahat Karyadi ,ia berjalan melewatinya menuju kamar .

"Baru pulang Son ," ucap Karyadi sambil tiduran . "Iya pak ,tumben bapak sudah pulang ," jawab Sony berhenti tepat disebelah Karyadi . "Hmm , sana ganti baju dan makan ," ucap Karyadi menatap Sony dengan datar . Sony yang merasa ditatap Karyadi takut ia pergi begitu saja dan masuk ke dalam kamar mengganti pakaian.

Menjelang sore Lara pulang dari sekolah menengah pertama menjelang semester akhir . Lara masuk rumah "Sony kamu mau kemana ?" tanya Lara melihat Sony akan pergi . "Mau main layangan dilapangan sama Dani dan Yoga " jawab Sony keluar dari rumah ,Lara menatap kepergian adiknya sampai hilang dari pandangannya .

Karyadi keluar dari kamar ketika Yumi pulang kerja ."Lara ,,, ra ," panggil Yumi kepada Lara . Lara keluar dari kamar mencari keberadaan ibunya ."Ada apa bu ?" tanya Lara ketika melihat ibunya sedang memasak .

"Bantu ibu cuci ayam dan sayuran ," ucap Yumi , Lara menyanggupi segera ia mencuci ayam dan sayuran kemudian ditiriskan biar airnya tidak jatuh bikin becek lantainya .

"Bu Lara mau mandi dulu ya ," ucap Lara minta ijin kepada ibunya ."Iya ," jawab Yumi melanjutkan memotong sayuran dan ayam.

Lara selesai mandi dan berganti pakaian keluar kamar membantu ibunya ,bersamaan Lara keluar masakan sudah dihidangkan dimeja makan

Sony pulang dari main layangan merasa lapar ia akan mengambil makanan namun dicegah sama Lara .

"Mandi dulu sana baru boleh makan ," ucap Lara membuat Sony cemberut ." Dikit doang masa gak boleh ," ucap Sony cemberut .

Malam harinya Yumi dan kedua anaknya sedang makan malam sedangkan Karyadi pergi keluar entah kemana ."Bu , bapak kemana kok tidak makan bareng kita ?" tanya Sony disela makannya . "Ibu tidak tahu dari sore juga sudah tidak kelihatan ," jawab Yumi sembari menyelesaikan makannya .

"Kelihatannya bapak sedang ada masalah aku lihat bapak bengong aja ," ucap Lara mengingat ketika pulang sekolah ia melihat bapaknya melamun ."Bapakmu sudah tidak bekerja dia diberhentikan dari pekerjaannya karena perusahaan tempat bapak kalian mengalami kebangkrutan ," ucap Yumi menjelaskan kenapa bapaknya melamun .

"Kasihan bapak tidak bisa bekerja ,ya bu ," ucap Sony sedih ."Semoga saja bapak kalian mau mencari pekerjaan lain dan bisa bekerja ," sahut Yumi agar kedua anaknya tidak terlalu memikirkan bapakanya karena mereka masih kecil .

"Kalau begitu aku masuk kamar dulu ya bu ," ucap Sony beranjak dari tempat duduk pergi ke kamar sedangkan Lara membereskan meja makan dan mencuci piring bekas mereka makan .Yumi duduk diteras rumah menunggu suaminya pulang sambil minum teh panas .

Tengah malam Karyadi pulang dalam keadaan lusuh ,ia menggedor pintu sambil berteriak meminta dibukakan pintu ,Yumi keluar kamar membukakan pintu utama begitu pintu terbuka Karyadi langsung masuk menuju kamar dan tidur karena merasa capek dan pusing , Yumi melihat tingkah suaminya curiga namun kasihan .

Pagi-pagi sekali Yumi bangun dan memasak buat sarapan , Lara bangun kemudian mandi dan berpakaian seragam ,setelah selesai sarapan begitu juga dengan Sony bersiap untuk sarapan bersama .

"Bu ,bapak dimana kok tidak ikut sarapan ?" tanya Lara merasa ada yang kurang . "Bapak kalian masih tidur mungkin masih capek ," jawab Yumi .

"Dari kemaren bapak melamun tadi malam tidak ikut makan sekarang tidak ikut sarapan ," ucap Sony sambil menyuap makanan ke mulutnya ."Lebih baik kalian sarapan lalu pergi ke sekolah agar tidak terlambat masuk sekolah ,"ucap Yumi menyelesaikan makannya .

Lara dan Sony berangkat sekolah bersama naik angkot ,jarak antara rumah dan sekolah sekitar empat puluh menit ,sekolah Sony bersebelahan dengan sekolah Lara , selama perjalanan Lara tidak fokus sampai ditepuk oleh adiknya .

" Kak , kita sudah sampai ayo turun ," ucap Sony turun dari angkot . Lara terkejut kemudian langsung turun sampai lupa bayar angkot sopir memanggilnya . "Dek , kalian belum bayar angkot ," ucap Sopir .Lara mengeluarkan uang lima ribu rupiah memberikan kepada sopir angkot kemudian masuk ke sekolah .

"Masih kecil sudah banyak pikiran jadi tidak konsentrasi untung saja ada adiknya yang mengingatkan coba saja kalau orang lain kan belum tentu ,"ucap sopir sambil menjalankan angkotnya . " Mungkin ada masalah dikeluarganya ,bang ," ucap salah satu penumpang . "Kasihan sekali anak-anaknya yang jadi korban , semoga saja keluarga saya selalu aman dari masalah yang rumit aamiin ," ucap penumpang yang lain , diaamiinkan oleh sopir dan penumpang lainnya.

Lara masuk ke dalam kelas dengan muka sedih . Brukk ,, Lara menabrak seseorang yang sedang berdiri disamping koridor dan hampir saja mengenai tembok ,orang tersebut menoleh dan memakai Lara.

"Heh Lara kalau jalan pakai mata lihat gak sih kalau disini ada orang ," ucap Sani marah melihat Lara . "Eh maaf San ,aku tidak sengaja ," ucap Lara berlalu masuk kelas . "Sebel aku sama dia ,tidak tanggung jawab banget jadi orang ," gerutu Sani. "Sudahlah ,,, masuk kelas yuk ," ajak Fita masuk kelas.

 Waktu jam istirahat Sani menghampiri Lara di kantin sekolah dengan marah ." Ra ,bisa tidak jadi orang tanggung jawab ," ucap Sani melihat Lara sedang makan gorengan bersama Cika dan Keny ."Aku kan udah minta maaf itu sudah termasuk tanggung jawab ," ucap Lara melirik Sani bertolak pinggang .

"Kamu mau tahu tanggung jawab itu seperti apa , ayo ikut biar aku tunjukkin bagaimana bentuk tanggung jawab ," ucap Sani menarik tangan Lara yang sedang makan sehingga makanannya jatuh dan ia diseret begitu saja sama Sani sampai ditoilet ."Lihat itu kan kebiasaanmu habis buang k****** tidak disiram , aku lihat dengan mata kepalaku sendiri tadi ," ucap Sani sambil membungkukkan badan Lara hampir menyentuh closet .

Lara mencium baunya merasa mual akhirnya ia memuntahkan isi perutnya ke dalam closet tersebut ,Sani dan teman-temannya melihatnya jijik merasa mual ,mereka pun keluar kecuali Sani masih berdiri dibelakang Lara .

"Bagus kalau kamu sudah tahu ,bagaimana enak bersihin tuh closet sampai bersih ," ucap Sani menatap Lara sinis .Lara hampir menangis karena tidak tahan dengan perilaku Sani terhadapnya ,memang benar tadi dia terburu-buru pergi ke toilet namun ia lupa menyiram dan pergi begitu saja .

Sani dan teman-temannya meninggalkan Lara ditoilet dengan tertawa terbahak-bahak , "Rasain dia biar tahu rasa cium tuh closet hahaha ," ucap Sani tertawa keras . Tiba-tiba mulutnya ditutup oleh seseorang ,Sani terkejut dan melepas tangan orang tersebut dan menoleh ke belakang.

"Kak Reno ," ucap Sani menundukkan kepalanya begitu juga dengan teman-temannya . "Kenapa kamu tertawa kalian juga apa yang kalian tertawakan ,,, dengan keras pula ,ini lingkungan sekolah harusnya kalian berperilaku yang sopan , sekarang jawab pertanyaan kakak tadi ?" ucap Reno memberi peringatan .Sani dan teman -temannya saling lirik dan menyenggol lengan masing-masing , "Jawab ," gertak Reno keras .

"Kami ,,, menertawakan ,,, ," ucap Sani . Sebelum selesai bicara Lara menghampiri mereka . "Sani ayo kita bareng masuk kelas sebentar lagi bel bunyi ," ajak Lara menggandeng tangan Sani . Sani yang terkejut tidak bisa menolak ajakan Lara ,teman-teman Sani juga mengikuti mereka menuju kelas . Reno melihat mereka merasa ada yang tidak beres mencoba ditepisnya rasa itu kemudian dia masuk ke ruang guru .

"Lepaskan tanganmu yang bau itu ,,iiihhh jijik banget dicuci dulu pakai sabun kalau mau pegang tangan orang ," ucap Sani mengibaskan tangannya dan mengelap dengan tisu yang selalu ia bawa . "Harusnya kamu itu berterimakasih kalau tidak maka kamu akan dihukum sama Pak Reno , memangnya kamu mau dihukum sama beliau ," ucap Lara kemudian masuk kelas dan duduk dibangkunya .bel berbunyi tanda masuk pelajaran dimulai.

"Oh ,kamu mau jadi pahlawan kesiangan ya aku tidak butuh bantuanmu ," sewot Sani melangkah menuju tempat duduknya sambil melirik Lara dengan sinis bersamaan Reno masuk kelas . "Hukuman lagi deh ," celetuk Sani didengar seluruh isi ruang kelas membuat gaduh sesaat . "Huuuuuuhhhuu ," sorak siswa satu kelas .Reno adalah guru mata pelajaran Bahas Indonesia yang saat ini mengajar di kelas sembilan yaitu kelas nya Lara .

" Kalian kumpulkan tugas kalian dan buka catatan selanjutnya kemudian kalian pelajari nanti saya beri tugas dan segera dikumpulkan hari ini juga , semua siswa mempelajari dengan serius selang empat puluh menit kemudian semua siswa menutup buku dan mengikuti arahan guru .