NovelToon NovelToon

Pernikahan Karena Sebuah Wasiat

Bab 1. wasiat

" ayah, hiks ayah harus bertahan buat lili. Lili sama siapa lagi kalo gak ada ayah" ucap lili sambil memegang tangan lemah ayahnya dengan penuh kasih sayang.

" Li ayah udah mikir ini matang matang aku titipkan kamu ke keluarga Erlangga li, dia bakal jemput kamu kalo ayah udah gak ada." Ucap toni lirih dengan nafas yang tersengal-sengal

"Hiks, Lili gak mau lili maunya sama ayah!" ucap lili dengan air mata yang sedari tadi turun membasahi pipinya

toni yang melihat air mata anaknya jatuh pun langsung segera mengusapnya dengan tangan lemah pucat sedikit keriput yang mulai gemetar itu. " Li maafin ayah ya sayang"

" Hiks ayah jangan ngomong gitu. Ayah pasti sembuh!."

" Li brangkas kamar ayah di sa___" ucap toni terhenti yang kemudian tangan lemah milik ayahnya mulai terjatuh saat masi mengusap pipi anaknya itu

 Lili yang tiba tiba melihat ayahnya yang sudah tidak sadarkan diri pun langsung menggoyang goyangkan tubuh lemah ayahnya. Tapi nihil berapa kalipun lili memanggil dan menggoyangkan tubuh ayah nya itu tetap tidak ada respon.

" Ayah bangun, Yah. Ayah hiks" ucap lili yang tetap tidak ada respon dari ayahnya.

Lili yang melihat itu sontak merasa shock ia kemudian langsung keluar memanggil dokter dengan tergesa gesa untuk memeriksa kan orang tuanya yang sudah tidak sadarkan diri.

Cukup lama lili menunggu dokter keluar dari ruang kamar ayahnya itu. Ia menunggu dengan keadaan was was dan takut dengan ayahnya yang berada di dalam sana.

" Li tenang li. tuan toni pasti gak papa" ucap ana menenangkan keadaan lili yang sedari tadi tidak mau duduk diam.

Ana adalah pembantu lili yang sejak kecil menemani lili, Ia sudah menganggap ana adalah keluarganya sendiri. Terlebih lagi ia tidak mempunyai ibu ataupun saudara di sini dan ana la yang selalu ada buat dia.

" Hiks Ana lili takut, bahkan mesin detak jantung milik ayah berhenti tadi na."

" dokter pasti akan bantu pak toni li" ucap ana menenangkan lili dan sesekali memeluknya.

Selang beberapa menit dokter itu keluar dari kamar tersebut dan langsung di hampiri oleh lili dan ana yang dari tadi menunggu dokter itu untuk keluar.

" Dok gimana keadaan ayah aku?" Tanya lili cemas kepada dokter tersebut

" Maaf aku udah berusaha semaksimal mungkin tapi tuhan berkata lain" ucap dokter memberi tahu kepada lili dan ana

mereka yang mendengar itu sontak langsung pergi menuju ruang rawat toni. Toni yang terbujur kaku dengan selimut yang menutupinya sontak membuat lili terjatuh di lantai samping tempat tidur ayahnya dan langsung menangis kencang.

 Ana yang melihat majikannya sudah terbujur kaku pun sontak ikut menangis tidak percaya dengan apa yang ia lihat.

Saat ini di pemakaman lili masi setia duduk di pinggir makam ayah nya yang sudah berada di dalam liang lahat. Ana yang melihat lili yang masi diam padahal orang orang sudah pergi pun langsung menghampirinya.

" Li kita pulang yuk. Tuan toni juga gak bakal suka kalo lili seperti ini." Ucap ana pada lili tapi tidak di respon sama sekali oleh anak majikannya itu

seperti enggan buat pergi lili masi setia duduk di samping makam ayahnya sambil sesekali mengusap batu nisan yang tertancap di atas makam tersebut.

" Li kita pulang yuk hari juga sudah mulai sore" ucap mira sahabat dari orang tua lili yang ikut membujuk lili untuk pulang.

" Iya li kita pulang yuk toni gak bakal suka kalo liat kamu kayak gini." ucap dodi suami mira yang juga sahabat dari mendiang ayah lili

mereka adalah sahabat sekaligus rekan bisnis Toni yang sudah dari dulu menjalin relasi dengan toni. Mereka dari keluarga Erlangga yang lumayan tersohor dan cukup lama menjalin hubungan dengan toni.

 Lili yang dari tadi termenung atas kepergian ayahnya langsung menuruti apa yang mira dan dodi katakan tadi. Mereka pun pergi menuju rumah lili dengan menaiki mobil milik keluarga Erlangga tersebut

Saat ini di sebuah apartemen rendi sedang kesal dengan apa yang ibunya katakan tadi malam. Ia yang masih sekolah malah di suruh untuk menikah dengan anak dari sahabat orang tuanya itu.

" Kan gw masi sekolah masa harus nikah ngaco banget si ibu gw!" ucap rendi sambil menghembuskan rokok yang tadi ia hisap

rendi yang saat ini sedang merokok sambil duduk bersila di kusi sala satu ruang di dalam apartemennya. Ia fokus memandangi kertas yang di berikan ibunya semalam yang berisikan biodata milik seorang wanita.

"Rayli cyra karang. Apa ini yang mau di jodohkan dengan gw?" ucap rendi membaca bagian atas dari kertas biodata itu

Rendi kemudian membaca biodata itu dengan seksama ia kemudian mulai menyalakan monitornya untuk mencari lebih banyak tentang reyli ini.

Setelah cukup lama mencari informasi cewek tersebut ia kemudian menemukan informasi yang cukup menarik yang tampa sadar ia mulai mencari lebih banyak tentang informasi dari rayli ini.

" Ternyata nama panggilannya lili?. Dia cantik juga" guman rendi Tampa sadar mengucapkan Kata cantik 

Sangat mudah bagi rendi untuk melihat informasi lili, ia yang pintar dan jago mengotak atik hal hal yang berbau elektronik. Membuat rendi bisa mencari informasi lili dengan sangat gampang.

Iya, karena kehebatannya dalam media elektronik rendi sering kali di panggil untuk meretas data perusahaan atau bahkan di tugaskan untuk menyelidiki sesuatu. Ia bekerja sama dengan bang sandi salah satu pemasok barang ilegal dan sering kali melakukan tindakan ilegal

Rendi akui walaupun meretas dan mencuri data itu termasuk tindakan kriminal tapi itu juga cara cepat mengumpulkan uang. Walau dia sudah berkerja di perusahaan erlangga milik Ayahnya tapi menurut dia gajinya hanya UMR dan itu kurang bagi dia.

" Tampa sadar gw sampai stalking lili lebih dalam." gumam rendi sambil menggaruk garuk kepalanya yang tidak gatal.

Lili baru saja sampai di rumahnya yang terasa sepi karena ayahnya sudah tidak ada. Saat ia hendak masuk tiba tiba pak kelvin datang dan memaksa lili untuk keluar dari rumah itu.

Kelvin adalah paman lili dan dia selalu haus akan harta memilik keluarga pak toni.

" Om Kelvin harusnya berduka atas meninggalnya adik om ini bukan malah ributin harta terus!" Ucap lili ketus yang kesal dengan pamannya ini.

" Harta toni itu punya aku li dan bukan punya kamu. Aku kakaknya jadi aku yang mewarisi perusahaan milik ayah aku sendiri" ucap Kelvin dengan nada yang tinggi

" Bukanya dulu om Kelvin sendiri yang gak mau perusahaan itu!. Kenapa sekarang malah sok berhak ketika perusahaan itu udah besar karena ayah! Kemana aja om waktu perusahaan itu mau bangkrut! Bahkan waktu kakek meninggal pun om mana gak datang!" teriak lili dengan mengajukan banyak pertanyaan kepada omnya itu

" Ck, Toni cuma mengurus perusahaan punya ayah dan karena keberuntungan toni bisa bikin perusahaan itu maju!"

" Bukan karena keberuntungan tapi karena usaha ayah. Emang kalo perusahaan itu ada di tangan om bakal bisa Segede sekarang!"

"Kelvin!, sekarang masi berduka atas kepergian toni. Bisa kita jangan bahas itu dulu" ucap dodi menengahi pertengkaran Kelvin dan lili

" CK. Orang luar gak usah ikut campur! " ucap Kelvin ketus dengan memelototi dodi

" Lebih baik kita masuk dulu, kasian lili " ucap ana kepada mereka yang saat ini masi berdiri di depan pintu.

" Kamu emang besar di sini ana tapi kamu bukan keluarga ini!. cukup kamu diam gak usah ikut campur!."

Lili yang mendengar itu sangat kesal bukan main tapi ia hanya anak kecil yang bahkan ucapannya tidak di hargai sama sekali. Ia kemudian memaksa masuk ke dalam rumah itu.

"hai! Lu gak bisa hargai orang tua lagi ngomong ya!" Ucap Kelvin marah dan langsung mengejar lili

Lili kemudian masuk kedalam kamar ayahnya. ia ingat dengan kata kata ayah tentang brangkas. Lili kemudian langsung mencari keberadaan brangkas itu dan langsung membukanya.

Saat di buka ia menemukan sebuah map merah yang berisikan wasiat harta perusahaan yang akan di serahkan kepada lili tapi tidak dengan rumah.Yah! Rumah yang ia tinggali akan di serahkan kepada om Kelvin sontak hal itu membuat lili kaget.

" Kenapa ayah kasih rumah ini ke om kelvin si yah, padahal ini kenang kenangan yang paling banyak sama ayah hiks " ucap lili gak terima dan air matanya mulai terjatuh lagi.

Cukup lama lili memandangi surat wasiat itu sampai akhirnya ia membuka sisi lain dari kertas itu dan mendapati bahwa ia tidak hanya di titipkan kepada keluarga Erlangga tapi akan di jodohkan dengan anaknya. Di kertas itu sangat jelas tertulis bahwa rayli cyra karang akan menikah dengan rendi putra Erlangga yang tidak lain adalah anak dari mira dan toni. Lili sontak kaget dengan apa yang ia baca, apa ini yang ayah mau batin lili.

" apa Ayah mau aku menikah biar gak kesepian ?" Ucap lili pelan yang menafsirkan isi dari surat wasiat itu

" Kalo itu yang ayah mau. Ok lili bakal menikah!. Lili harap ayah di atas sana senang dan ini adalah bentuk lili sebagai anak yang berbakti " ucap lili yang kemudian menghapus air matanya.

Beberapa saat kemudian ia keluar karena dari tadi om kelvin sangat berisik di luar sana. Ia kemudian pergi menghampiri om kelvin dan memberikan kertas wasiat kepada om Kelvin.

" Liat ini ayah memberikan perusahaan itu buat lili!" Ucap lili dengan nada yang cukup tinggi.

 Kelvin pun langsung menarik kertas itu dan membacanya, dan betapa terkejutnya ia ternyata benar apa kata lili perusahaan itu untuk lili semua dan dia hanya mendapatkan rumah ini.

" Ck, yaudah lebih baik kamu pergi dari sini. Bukanya disini tertulis kalo rumah ini punya saya!" Ucap Kelvin ketus dengan tangan yang menyuruh mereka semua kelur

" Tunggu dulu walaupun rumah ini tertulis buat kamu. kamu gak bisa mengusir dia sesukamu vin" selah dodi yang ikut kesal dengan tingkah Kelvin.

" Tapi lihat ini, Disini tertulis kalo ini punya aku" ucap Kelvin gak mau kalah sambil menunjuk isi dari wasiat itu

" Ya setidaknya tunggu sampai kematian tuju hari dari toni!" Ucap dodi tegas dan sedikit memohon.

Kelvin yang mendengar itu pun tentu sangat kesal. Tapi ia memilih untuk menuruti perintah dari dodi dan pergi meninggalkan kediaman lili dengan keadaan dongkol.

" Om dodi makasih ya" ucap lili senang melihat Kelvin pergi

" Maaf li om hanya bisa kasih kamu waktu tuju hari di rumah ini"

" Li nanti kamu bisa tinggal di rumah kita ya sayang. Lagian kan kamu juga bentar lagi jadi bagian dari kita" ucap mira sambil mendekatkan ke arah lili.

" Ma kita gak bisa maksa lili!. li kamu sudah dengar belum dari toni kalo kamu bakal ada di keluarga Erlangga?" Tanya Dodi kepada lili

" Udah. Ayah udah jelasin semuanya " ucap lili dengan nada yang pelan.

" Termasuk menikah dengan anak kita?" Tanya mira kepada lili dan hanya di angguki oleh lili

" Li kamu beneran, kamu masih sekolah lo?" selah ana yang kaget dengan obrolan mereka

" Iya na ayah menginginkan itu dan lili merasa ini adalah pembuktian terakhir untuk lili agar jadi anak yang berbakti." Ucap lili kepada ana

" Kita gak maksa li kalo kamu gak mau gak papah kok li" ucap mira yang tidak mau membebani.

Walaupun mira sangat ingin lili jadi  menantunya tapi ia sadar menikah Tampa adanya cinta itu adalah sesuatu yang sangat sulit apa lagi lili yang masi sekolah.

" Lili gak masalah tante"

" Li jujur tante pengen kamu jadi menantu tante, dari dulu tante pengen punya anak cewek cantik kaya kamu" ucap mira jujur dan langsung memeluk lili.

Mereka kemudian mengobrol dan mengucapkan bela sungkawa dengan apa yang menimpa saat ini sampai ketika mira dan dodi memutuskan untuk pulang.

" Li kita pulang ya nanti kita bakal jemput kamu Minggu depan" ucap mira kepada lil

" Maaf ya li om masi banyak pekerjaan dan juga membantu perusahaan toni. Om sama Tante pengen nemenin kamu tapi gak bisa" ucap dodi merasa menyesal 

" Iya om gak papa makasih ya udah bantu lili buat ngurus perusahaan ayah"

Ya sekarang perusahaan ayah akan di kelola oleh dodi sampai lili siap menjalankan perusahaan itu sendiri.

" Yaudah kita balik ya li " ucap mira dan mereka pun mulai berjalan keluar.

" Hati hati om tante." Ucap lili sambil melambaikan tangan.

Di sirkuit rendi saat ini tengah senang karena ia menang dalam balapan melawan alex musuh bebuyutannya.

" Wih traktir ni ren" ucap bisma teman rendi

" Kita mabok ren di basecamp kuy" ucap vino mengajak untuk kumpul di basecamp

" Iya ren kapan lagi mumpung libur juga"

" boleh lagian gw juga bosen gak ada kerjaan"

Tapi saat rendi hendak ingin pergi dari sirkuit itu tiba tiba teleponnya berbunyi dan memperlihatkan notifikasi telepon dari sandi bosnya.

" Hallo bang?" ucap rendi kepada orang di sebrang sana

" Ren tolong retas pt laba, butuh datanya buat lusa katanya!"

" emang di mana?"

" Surabaya ren, udah ada denis juga di sana yang bakal bantu lu" ucap sandi menjelaskan

Rendi yang mendengar itu sontak kaget Surabaya itukan tempat lili berada. Yah lili tinggal di Surabaya dan rendi tinggal di Jakarta

" Gw bisa ketemu dia gak ya" guman rendi yang entah kenapa sejak tau dia bakal di jodohkan ia selalu penasaran dengan apa pun yang berbau lili.

" Ha, lu ngomong apa?" Tanya sandi heran dengan ucapan rendi yang gak jelas 

" Gak apa apa nanti gw bakal kesana yaudah ya" ucap rendi yang kemudian langsung menutup telepon dari sandi.

" Lu mau kemana ren?" Tanya vino yang melihat rendi memakai helemnya lagi.

" Gw mau ke Surabaya dulu ya, ni kalo kalian mau minum minum" ucap rendi yang memberikan uang kepada teman temanya dan langsung pergi meninggal sirkuit itu dengan kecepatan penuh menuju Surabaya

 

Bab 2. pertemuan

Waktu menujukan jam lima pagi rendi baru saja sampai di Surabaya ia langsung pergi menuju hotel yang sudah di pesan oleh Denis untuk mereka berdua menginap.

" Lu baru sampai ren?" Tanya denis ketika melihat rendi masuk kedalam kamar hotel.

" Iya bang capek banget ini" ucap rendi dan langsung merebahkan tubuhnya di atas kasur

" Lu mau ngeretas kapan?"

" Malem aja gw tidur dulu bang" ucap rendi dan langsung tertidur di kasur yang empuk itu.

Saat ini lili masi merenung atas kepergian ayahnya, orang tua satu satunya yang ia punya malah pergi cepat meninggalkan dirinya. Sampai ketika lamunannya buyar karena ana memanggilnya untuk datang ke ruang tamu karena teman temanya datang untuk mengucapkan bela sungkawa.

" Lia, jihan " ucap lili sambil lari kearah temanya

" Lili" ucap lia dan jihan dan langsung memeluk lili

" Li maaf ya kemarin aku gak bisa datang" ucap lia merasa bersalah dengan sahabatnya ini karena tidak bisa datang ke acara pemakaman orang tuanya.

" Iya li gw juga minta maaf ya baru datang sekarang, kamu yang sabar ya."

"iya, Gak papa kok" ucap lili dan melepaskan pelukannya." Duduk dulu yuk" timpal lili mengajak mereka untuk duduk di sofa ruang tamu.

" Gw bener bener kaget pas aku dapat kabar kaya gini li gw gak nyangka."

"Turut berduka cita ya li."

" Iya makasih ya" ucap lili yang mencoba tegar dari kesedihannya.

" Oh iya li Minggu depan kita main yu mumpung masi libur kenaikan kelas " ucap Lia berniat menghibur lili untuk keluar jalan jalan.

" Iya li kita pergi kemana aja yang kamu mau camping, ngemall, beli seblak yuk."

" Kayanya gak bisa deh Minggu depan aku bakal pindah ke Jakarta " ucap lili dengan nada pelan memberi tahu karena emang rumah ini sudah bukan miliknya lagi

lia dan jihan yang mendengar itu sontak kaget dan berteriak bersamaan." JAKARTA!"

" kamu pindah di sana sama siapa li?"

" Aku bakal pindah ke rumah sahabat ayah aku. Mungkin aku juga bakal sekolah di sana."

" Kamu bakal sekolah di sana?. Bakal sepi dong kalo gak ada kamu iya kan han" ucap lia Liri sambil melihat ke arah Jihan

" Padahal kita udah akrab banget. Tapi mala kamu harus pergi!"

" Gw minta maaf ya. Mau gimana lagi keadaan memaksa aku buat pergi ke jakarta." ucap lili dengan nada pelan. Jelas ia sangat sedih meninggalkan rumah ini yang sudah banyak kenangan dengan ayahnya.

Mendengar itu para sahabat lili pun langsung memeluk lili dengan penuh kasih sayang jelas mereka sangat sedih kehilangan sahabat yang sudah lama bersama mereka.

"aku pasti bakal kangen Kamu."

" Kalo kamu gak betah di jakarta nanti kamu datang lagi aja dan tinggal sama aku li" ucap jihan yang juga ikut memeluk lili

" Hahha makasih ya kalian baik banget" sambil mengeratkan pelukannya kepada para sahabatnya itu.

Saat ini rendi baru bangun dari tidurnya dan berniat untuk mandi karena nanti malam ia harus meretas data dari pt laba dan segera memberikan datanya ke bang sandi. Setelah mandi ia langsung bersiap siap untuk mencari lokasi yang aman untuk melakukan aksinya. Tapi saat ia fokus pada leptopnya tiba tiba denis datang dan melemparkan bingkisan kepada dirinya.

" itu hp baru dan SIM-card yang lu mau" ucap denis memberi tahu apa yang tadi ia lemparkan

" Ni usb, tolong masukin ke dalam pc pt laba ya biar gampang ngeretasnya" ucap rendi dan menyerahka usb itu ke Denis.

"Ck. Lu harusnya ngomong kekgini dari tadi biar gw nyamar jadi pegawai di sana kalo kaya gini kan repot" ucap denis kesel dan mengambil usb itu secara kasar dari tangan rendi

" Kan lu mahir nglinap bang tinggal masuk doang terus pasang itu usb"

" Mudah bapak lu anjir. Ini udah sore parah pegawai juga udah pada pulang!." ucap denis ketus dan langsung melangkah pergi

" Mau kemana bang kan katanya malam anjir masa sekarang gw belum makan ini "

" Bodo amat, cepet sana siap siap!" ucap denis dan keluar dari kamar hotel itu.

Rendi yang melihat itu kesal bukan main ia lapar banget dari tadi malem belum makan dan ia baru bangun sore ini dan malah langsung di suruh buat kerja.

Rendi pun kemudian bergegas dan langsung keluar dari kamar hotel itu untuk menjalankan tugasnya. Ia kemudian pergi menuju motornya dan pergi ke taman dekat pt laba

Setelah sampai di taman itu rendi langsung membuka hp yang tadi di beli oleh denis. Tidak lama kemudian ada notifikasi dari hp tersebut yang menandakan denis berhasil memasang usb ke dalam pc pt laba.

Rendi kemudian bergegas mengotak atik hpnya. Dan Tampa membutuhkan waktu lama rendi langsung bisa mencuri data tersebut dan langsung mengirimkannya ke bang sandi.

Sandi yang mendapatkan notifikasi dari Rendi bahwa pekerjaannya telah selesai pun langsung meneleponnya. Rendi yang mendapatkan telepon dari bang sandi pun langsung mengangkatnya

" Hallo bang udah gw kirim ya datanya tadi" ucap rendi kepada bang sandi

" Iya, lu mau gw kirimin mobil atau pulang sendiri?" Tanya sandi menawarkan

" Gk usah la bang lagian gw pengen di sini dulu." ucap rendi pasalnya ia pengen melihat lili terlebih dahulu sebelum pergi meninggalkan Surabaya

" Tumben banget lu?"

" Mau liat liat liat dulu bang hehhe."

" Ya Uda gw tutup. Eh gw juga udah transfer ya tadi seratus juta ke lu" ucap bang sandi kepada rendi dan langsung mematikan teleponnya.

Setelah telepon itu di matikan Rendi kemudian berdiri dan membuang hp dan SIM-card itu secara terpisah. Ia kemudian berencana ingin membeli makanan karena perutnya sudah sangat keroncong. Tapi Saat rendi pergi menuju motornya ia tiba tiba di tabrak oleh seorang cewek yang membuat cewek itu terjatuh karena menabraknya.

" Auhhh" pekik cewek itu kesakitan.

" Ck. mala yang nabrak yang jatuh. Harusnya kan yang di tabrak yang jatuh" denggus rendi kesal.

" Bantuin dong" ucap cewek itu yang mendongakan mukanya menatap ke arah rendi yang hanya diam saja dari tadi.

Rendi yang menata cewek yang jatuh itu sontak langsung kaget. Bak kebetulan ternyata cewek itu lili yang akan di jodohkan dengan dirinya. Ia kemudian langsung terpaku pada wajah lili yang ternyata lebih cantik dari pada di foto.

Lili yang dari tadi menatap cowok itu hanya diam kesal bukan main. Bukanya bantuin ini malah mlongo batin lili. ia kemudian langsung berdiri tapi saat ia berdiri ia balik terjatuh lagi karena kakinya benar benar merasakan sakit sampai akhirnya ia kembali duduk.

Rendi yang sadar dan melihat lili kesakitan akhirnya membantu dia untuk berdiri. Ia kemudian langsung membawanya duduk di kursi yang ada di pinggir taman tersebut

" Kaki kamu masi sakit li?" Tanya rendi sambil memegang kaki lili

Lili yang mendengar namanya di panggil itu sontak kaget. Siapa dia sampai tau nama dirinya bahkan ia tidak kenal sama sekali dengan cowok ini batin lili.

" Kamu siapa,? Kok bisa tau nama aku!" Tanya lili heran sambil memindai matanya menatap waja rendi untuk mengingat ingat

Rendi yang tampa sadar memanggil nama lili sontak ikut kesal dengan dirinya sendiri, gw bodoh banget batin rendi.

" gw anaknya dodi sama Mira li " ucap rendi jujur takut lili salah paham

" Oh jadi kamu anak dari keluarga Erlangga itu" ucap lili yang terkejut dengan laki laki yang ada di hadapannya ini

" Iya aku rendi anak dari keluarga Erlangga salam kenal."

"Jadi dia orangnya?. cowok yang bakal jadi suami gw ternyata gini" guman lili yang cukup pelan sampai tidak di dengar oleh rendi

Rendi pun mulai melepaskan sepatu yang di pakai oleh lili, berlahan lahan ia mulai memijit kaki mulus milik calon istrinya itu.

"Auhhh" Pekik lili ketika kakinya di tekan oleh rendi

" Sakit ya?. Tahan bentar ya biar lebih mendingan." ucap rendi ketika melihat lili yang merintih kesakitan.

Lili yang melihat rendi sangat telaten memijat kakinya pun merasa sangat tersentuh akan kebaikan rendi. Apa lagi melihat rendi yang penuh keringat di bagian jidatnya membuat lili Tampa sadar mengusap area pelipis rendi untuk mengusap keringat milik sang calon suami.

Rendi yang kepalanya di sentuh sontak langsung mendongak menatap ke arah lili yang ternyata sangat dekat dengan mukanya sekarang karena lili sedikit menundukkan badannya untuk mengusap jidat rendi.

" Eh anu, eh maaf. Tampa sadar aku melakukannya." ucap lili langsung menjauh dan membuang mukanya karena malu.

" Iya gak papa." ucap rendi yang pipinya mulai merona karena malu sekarang.

Saat mereka masi diam karena kejadian yang membuat mereka canggung tiba tiba suara perut rendi berbunyi dan membuat lili langsung melihat kearah sumber suara.

Krukkkkkk

" Kak rendi laper?" Tanya lili yang mendengar suara itu.

" Hehhe iya li gw belum makan soalnya" ucap rendi malu karena perutnya berbunyi.

Lili yang mendengar itu langsung mencari makanan dari kantong belanjaannya yang tadi ia bawah, lili kemudian langsung mengeluarkan roti dan juga air mineral yang kemudian ia berikan ke rendi.

" ini buat aku? Makasih ya" ucap rendi dan langsung menerimanya.

" Duduk di sini kak" ucap lilit menepuk nepuk sebelah kursinya yang kosong.

Rendi yang melihat itu sontak langsung duduk di samping lili dan mulai menyantap makanan yang di berikan lili tadi padanya.

" Kak rendi udah tau kalo kita bakal di jodohkan?" Tanya lili to the poin.

" Iya gw udah tau."

" Apa pendapat kak rendi soalnya perjodohan ini?"

" Entah la mungkin gw bakal menerimanya" ucap rendi karena ia sudah benar benar merasa tertarik kepada lili sekarang.

" Mungkin aku juga bakal menerima perjodohan itu kak" ucap lili kepada rendi yang langsung membuat rendi kaget.

" Emang kamu gak punya pacar li?" tanya rendi penasaran.

" Hahha gak kalo punya pacar juga ngapain aku Nerima perjodohan ini"

Rendi yang mendengar kata kata itu sontak kaget, ketika semua orang yang di jodohkan akan merasa tertekan dan marah akibat pernikahan yang mereka tidak inginkan beda dengan rendi dan lili yang hanya pasrah dan menerimanya.

Rendi yang tertarik pada lili sejak pertama kali dia stalking dan sekarang bertemu dengannya membuat rendi semakin suka dengan lili.

" Haha iya juga ya, tapi kan biasanya orang orang bakal nolak kalo di jodohkan?" Ucap rendi heran dengan apa yang ia dengar.

"Perjodohan ini adalah salah satu wasit ayah kak buat lili, lili hanya ingin ayah senang di atas sana kalo lili bisa mewujudkan wasiat terakhir ayah. itu yang hanya bisa lili lakukan" Ucap lili menjelaskan

Rendi yang mendengar itu jelas mengerti tidak seperti dirinya yang langsung tertarik terhadapnya beda dengan lili yang hanya mau membuat Ayahnya di atas sana tenang.

" Kamu bisa anggap aku Kaka kamu li ataupun teman kamu. Aku bakal sebisa mungkin jaga kamu." ucap rendi sambil memandang wajah lili dengan lembut

" Makasih kak, oh iya kakak ngapain di sini?" Tanya lili kepo dengan calon suaminya ini.

" Ada Kerjaan si li, tapi ini juga baru selesai kok" ucap rendi menjelaskan

" Oh jauh banget kak kerjanya sampai sini?"

" Iya lumayan si, eh kamu habis kemana li?"

" Aku habis nganterin ana belanja tapi karena lama jadi aku mau pulang aja duluan."

" Jadi kamu mau pulang li? Aku anterin ya"

" Eh gak usah kak nanti ngerepotin"

" Gak papa yuk gw anterin " ucap rendi yang akhirnya di iyakan oleh lili

Mereka pun kemudian pergi menuju motornya yang terparkir emang tidak jauh dari tempat itu. rendi kemudian memberikan helem yang ia pakai untuk di kenakan oleh lili karena ia hanya membawa satu helm.

Rendi pun langsung melajukan motornya dengan kecepatan sedang ia yang biasanya mengendarai motornya dengan kecepatan 100km lebih kini hanya 50km perjam saja. Setelah sampai di rumah lili rendi langsung masuk kedalam kediaman rumah lili yang cukup besar itu.

" Mau mampir dulu gak kak?" tawar lili kepada rendi

" Eh boleh? " ucap rendi senang dan langsung turun dari motornya.

Tapi saat ia hendak masuk ke dalam rumah lili tiba tiba ponselnya berdering dan menampakkan notifikasi panggilan dari denis. Ia kemudian langsung mengangkat telepon tersebut.

" Li aku angkat telepon dulu ya" ucap rendi yang kemudian menjauh dari lili

" Woi lu di mana anjir?" ucap denis marah dari sebrang sana

" Lu napa si tiba tiba marah gak jelas gitu anjir" ucap rendi ketus

" Sini cepetan ke hotel gawat anjir!" ucap denis dengan nada yang di buat buat seperti sedang ada sesuatu yang terjadi

" Kenapa anjir ngomong dulu lu kenapa?" Tanya rendi yang jadi khawatir

" Ahhhhh ren cepet!" teriak denis dan langsung mematikan teleponnya.

Rendi yang mendengar temanya berteriak kaya gitu langsung khawatir. Takut kalo denis di tangkap karena menerobos masuk kedalam pt laba.

Rendi kemudian buru buru ingin pergi dari rumah itu dan menyusul temanya. Lili yang melihat rendi buruh buruh menuju motornya pun langsung menghampirinya.

" Mau kemana kak?" Tanya lili khawatir melihat rendi yang buru buru pergi

" Mau nyusul temen aku. Maaf ya li gw harus balik dulu" ucap rendi yang kemudian buru buruh meninggalkan kediaman lili

Rendi pun langsung menjalankan motornya menuju hotel dengan kecepatan penuh karena terlalu khawatir terhadap Denis temanya itu.

Bab 3. jemput menantu

rendi baru saja sampai di dalam kamar hotel dan mendapati Denis yang masi fokus bermain game di ponselnya. Melihat hal itu Sontak membuat rendi emosi dengan apa yang ia lihat sekarang. Ia yang khawatir sampai tergesa gesa meninggalkan kediaman lili agar bergegas untuk melihat keadaan dari partnernya itu malah kesal dengan Denis yang membohonginya.

Buk

Suara dari helem milik rendi yang sengaja ia lemparkan kepada denis yang tentu yang membuat denis kaget dengan apa yang rendi lakukan. " gak lucu bercanda lu anying!"

" Biar kamu pulang ren gw bosen ini!. Kuy mabar" ucap denis dengan santainya.

" Yeh bocah tolol, enak banget setelah bikin gw khawatir kaya tadi mala ngajak mabar!" ucap rendi marah dan melempar kan kotak tisu yang ada di meja kepada denis

" Marah marah mulu lu kaya cewek pms" ucap denis ketus.

" Ya lu bangsat gw Sampai khawatir gw kira lu ketangkap tapi mala bohongin gw. Dah la gw mau beli makan di bawah." Ucap rendi yang kemudian keluar dari kamar tersebut

" Ren, mau kemana. Temenin gw dulu woi!"

" Fuck, anying lu" ucap rendi sambil memperlihatkan jari tengah nya dan kemudian pergi dari kamar tersebut untuk mencari makanan.

 Saat ini di kediaman lili. ia merasa bosen karena menunggu ana yang belum pulang sama sekali sejak dia keluar. Cukup lama lili duduk di ruang tv itu sampai akhirnya ana lewat dan langsung di hampiri oleh lili.

" Na lu lama banget si!" Ucap lili kesal karena sudah dari tadi menunggu sang pembantu.

" Kan gw habis belanja lu tau sendiri li"

" Gw bosen tau na dari tadi diem aja nonton tv."

" Kamu bosen yaudah ayo bantu aku beresin belanjaan sini" ucap ana yang menarik lili menuju dapur yang tidak jauh dari sana.

" Yaudah deh" ucap lili pasrah dengan tangannya yang di tarik oleh ana

" Li lusa kamu bakal di jemput kan sama tante mira dan om dodi?"

" Iya na, kamu beneran gak mau ikut aku. Kata tante mira kalo kamu mau ikut kamu boleh ikut na. Yuk ikut aja temenin lili di sana." ucap lili membujuk ana agar ikut dengannya ke jakarta

" Bukanya aku gak mau li tapi aku kayanya mau balik ke Jogja aja. Aku selama ini bertahan di sini karena kamu li kalo gak ada kamu mungkin aku gak bakalan mau di sini apa lagi orang tua ku udah meninggal"

" Kamu ke Jogja sama siapa na?"

" Ada saudara aku li di sana. Dan ada nenek aku yang masih hidup, aku berencana mau tinggal di sana aja dan membantu nenek aku li." ucap ana menjelaskan kepada lili

"lili paham. Oh iya kamu masak apa malam ini?" Tanya lili kepada ana yang saat ini masi fokus merapikan isi kulkas.

" Emang kamu mau makan apa hari ini li, biar aku masakin?"

" Bikini aku soup iga aja sama telor dadar ya na?"

" Ok tunggu ya." Ucap ana dan menyiapkan masakan buat lili karena emang hari sudah mulai gelap ia kemudian mulai memotong semua sayuran,daging dan mulai memasaknya.

Rendi yang baru saja selesai makan pun langsung bergegas masuk ke dalam kamar hotel untuk bersiap siap pulang ke jakarta. Saat rendi sudah masuk kedalam kamar ia melihat denis yang juga bersiap siap untuk pulang ke jakarta.

" Lu naik apa ren ke jakarta?" Tanya denis saat melihat rendi yang baru saja masuk.

" Naik motor kan gw bawa motor" ucap rendi yang mulai mengemasi barang barang bawaannya.

" Naik kereta aja ni gw udah beliin buat lu tiket Kereta" ucap denis sambil memberikan satu tiket kereta kepada rendi

" Motor gw gimana terus kalo gw naik kereta?"

" Nanti teman gw yang bawah kalo lu mau itu juga!."

" Pake apa?" Tanya rendi yang takut motor kesayangannya rusak

" Pake mobil la kocak tenang aja ren gw jamin motor lu selamat sampai tujuan."

" Yaudah ok gw naik kereta." Ucap rendi menyetujui kata kata denis

Mereka kemudian bergegas mengemasi barang bawaan yang mereka bawa. Setelah mereka selesai mengemasi barang bawaan mereka segera menuju stasiun kereta karena waktu pemberangkatan sebentar lagi.

mereka saat ini sudah ada di dalam kereta kelas bisnis. Rendi yang merasa nyaman dengan tempat duduknya berniat untuk tidur karena ia merasa penat dengan kegiatan hari ini.

" Ren gw mau tanya ya ke lu kok lu bisa kenal bang sandi dan langsung di percaya lagi?" Tanya denis heran dan membuat rendi tidak jadi untuk tidur.

Denis sudah cukup lama bekerja di tempat bang sandi dan ia tau betul bang sandi tidak akan memperkerjakan orang dengan asal asalan apa lagi rendi yang masi sekolah membuat denis semakin penasaran dengan apa yang rendi lakukan sampai membuat dia bisa di pekerjaan oleh sandi.

" Gw juga gak tau bang, mungkin berawal dari gw bobol wifi bang sandi dan gw gak sengaja meretas komputernya kali" ucap rendi sedikit agak kesal karena tidurnya terganggu

" Lu pernah ngretas komputer bang sandi ren?" Tanya denis kaget dengan apa yang ia dengar. Jaringan bang sandi itu sangat kuat dan tidak mudah di bobol karena di komputernya banyak data data yang sangat penting dan bisa di bilang ilegal. Yang membuat sandi selalu mengupgrade jaringannya agar lebih kuat dan tidak mudah di bobol.

" Iya, iseng doang si itu juga gara gara pengen mabar main game. Niatnya juga kan bobol wifi eh gak taunya dapat data data punya bang sandi juga" ucap rendi menjelaskan

" Anjir gw tau sekarang kenapa bang sandi percaya sama lu." ucap denis takjub den menepuk tangannya

" Terus lu ngapain si bang tanya gituan padahal kan kita udah lama kerja bareng. Kocak mala baru tanya!."

" Gak papa kepo aja gw ren hehhe"

Saat rendi masi asik mengobrol ponselnya tiba tiba berbunyi dan menampilkan notifikasi telepon dari ibunya. Ia pun kemudian langsung mengangkat panggilan telepon tersebut.

" Hallo ma kenapa?" Tanya rendi pada ibunya di sebrang sana.

" Kamu di mana ren?" tanya mira yang mendengar suara brisik dari sebrang sana

" Lagi main ma ini sama bang denis. Emang kenapa ma"

" Yaudah kamu bisa kesini gak ren cepet ya!" suruh Mira karena emang mau membicarakan sesuatu hal penting dengan Rendi.

" Mau ngapain si ma males rendi kalo pulang, mama kan suka bawel! "

" Udah kesini aja cepetan " ucap mira ngotot dengan nada ketus

" Nanti malem paling ma rendi baru nyampe sana kalo sekarang rendi gak bisa" ucap rendi yang emang masi di dalam kereta.

"Kamu di mana emang ren? Semenjak kamu punya apartemen sendiri kamu tu jarang pulang ren mama kan kangen sama kamu. Ini mama sendiri mulu di rumah kaya gak punya anak!" Ucap mira kesal dengan anaknya yang udah kaya maling Kundang 

" Iya ma ini aku mau pulang sabar dong ma. Udah ya rendi matiin" ucap rendi dan langsung mematikan teleponnya.

 Lili saat ini sedang makan bersama dengan ana di halaman belakang sambil melihat bintang bintang yang ada di atas langit malam.

" Di salah satu bintang itu lili yakin ada ayah yang lagi natap lili dari sana na" ucap lili sambil memandangi langit yang saat ini penuh dengan bintang

ana yang mendengar itu langsung ikut Melihat atas memandangi langit yang bertabur bintang bintang di atas sana.

" Ayah juga pasti seneng kalo lili nikah karena itu wasiat dari ayah iya kan na." ucap lili dengan nada pelan yang sebenarnya ia sedikit terpaksa menerima perjodohan itu.

" Iya li, semoga ini keputusan kamu yang bisa membuat kamu bahagia dan membuat tuan toni di atas sana tenang dengan menitipkan kamu ke dalam keluarga erlangga " Ucap ana sambil memeluk lili

Saat ini rendi baru saja sampai di rumah kediaman erlangga ia langsung masuk dan bertemu dengan orang tuanya yang sedang duduk di sofa ruang tv.

" Ren kok baru sampai lihat ini jam sepuluh malem mama kan telpon kamu dari tadi" ucap mira kesal dan langsung menghampiri anaknya

" Kalo mama cuma marahin aku doang aku balik aja ke apartemen." Ucap rendi ketus

" Duduk dulu ren sini" ucap dodi kepada anaknya. Sambil menepuk sofa di sisinya. Rendi yang melihat itu pun kemudian menurut dan ikut duduk di samping orang tuanya itu.

" Ren kita cuma mau nanya gimana menurut mu soal perjodohan yang mama ucapan Minggu lalu?" Tanya mira kepada anaknya 

" aku terserah mama sama papah aja, kalo mama mau lanjutin yaudah rendi terima " ucap rendi pasrah dengan kemauan orang tuanya

Mendengar hal itu membuat mira senang bukan main, pasalnya ia sangat menginginkan lili agar menjadi menantunya . " Beneran ren? mama seneng banget!. Mama suka ren sama lili anaknya juga cantik. Mama yakin kalo kamu ketemu dia juga bakal suka" ucap Mira sambil memeluk anaknya

" Terus?" Tanya rendi yang membuat mira langsung melepaskan pelukan anaknya itu

" Terus apa ren?" tanya kedua orang tuanya secara bersamaan.

" Udah gitu doang nyuruh aku buat buruh buruh kesini buat bahas itu doang?" tanya rendi tidak percaya dengan apa yang di katakan orang tuanya

" Ya kan ini nyangkut pernikahan mu ren " ucap dodi yang membuat rendi berniat balik lagi menuju apartemennya

" Mau kemana ren buru buruh balik gitu sesekali kamu tu pulang jangan di apartemen mulu. Kamu tu udah kaya maling Kundang kerjanya main aja." ucap dodi kesal tidak percaya dengan sikap anaknya

"Kan mama sama papa pengen aku pintar, aku nurut pa. aku di sekolah dapat kelas A, aku juga kerja di perusahaan papa buat bantu jaringan komputer di sana!. Rendi cuma mau bebas main doang tapi kan rendi masi nurut sama mama dan papa." Ucap rendi sedikit menaikan nada bicaranya

 Yah, walaupun rendi termasuk anak yang begajulan tapi ia adalah anak yang pintar di sekolah. Ia juga kerja di perusahaan papahnya sebagai orang IT untuk memperkuat jaringan di perusahaan Erlangga dan tidak menutup kemungkinan perusahaan Erlangga terkenal sangat sulit di bobol berkat rendi.

Dodi dan mira yang mendengar itu hanya diam dengan apa yang rendi katakan tadi ia emang menuntut rendi untuk pintar di sekolah kalo ia ingin bebas bermain. 

" yaudah kamu boleh balik ke apartemen tapi makan dulu gi mama udah beli sate buat kamu" ucap mira mengalihkan pembicaraan

 Rendi yang mendengar itu pun langsung pergi menuju meja makan dan berniat untuk makan sate pemberian orang tuanya itu sebelum balik lagi ke apartemennya.

Saat ini di rumah kediaman lili, lili masi sibuk mengemas pakaian ke dalam koper untuk mempersiapkan kebutuhannya karena ia akan di jemput oleh mira untuk pergi ke jakarta.

" Li kamu mandi dulu aja gi biar ini aku yang beresin." Ucap ana yang saat ini masi setia membantu majikannya untuk mengemasi barang barangnya

" Yaudah tolong ya na" ucap lili dan langsung mengambil baju oversize berwarna putih dan juga rok pendek yang kemudian langsung bergegas untuk mandi karena tante mira akan datang kesini. Setelah mandi lili langsung pergi menuju meja rias dan mencepol rambutnya dan sedikit merias wajahnya.

" Kamu yakin gak mau ikut ke jakarta na?" Tanya lili kepada ana untuk memastikannya

" Iya li aku yakin, kamu di sana jangan pilih pilih makanan ya harus punya banyak teman juga." ucap ana kepada lili

Saat mereka masi asik mengobrol tiba tiba ada salah satu pembantu lili yang memberi tahu kalo mira suda datang dan sedang menunggunya di ruang tamu.

" Non lili nyonya mira udah menunggu di depan" ucap pembantu itu dan kemudian pergi

Lili yang mendengar itu pun langsung bergegas keluar dan segera menghampiri mira yang saat ini tengah duduk di sofa ruang tamu.

" Tante mira" ucap lili dan langsung memeluk mira

" Lili sayang kamu cantik banget " ucap mira saat melihat lili yang terlihat imut dengan gaya yang modis.

" Makasih tante" ucap lili senang dengan pujian dari calon mertuanya itu.

"Yuk kita berangkat li" ucap mira yang mengajak lili untuk keluar karena sudah di tunggu oleh supirnya

" Ayok. eh tunggu dulu tante" ucap lili yang kemudian memeluk ana " ana aku berangkat ya" ucap lili pada ana

" Iya li hati hati" ucap ana dengan mata yang sayu karena akan berpisah dengan majikannya itu.

setelah mengucapkan kata perpisahan dengan ana lili pun pergi dengan mira masuk kedalam sebuah mobil Alphard yang di bawah oleh mira.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!