The Joke’S On Me, Huh?
Selalu saja dia.
Avan
Cewek lo pingsan anj*r, Lo kok malah santai-santai belajar sama Salsa
Lelaki itu menghela nafas membaca pesan dari temannya.
Kael
Salsa partner gue, wajarlah
Arbi
Gue kata juga apa, kocak emang si, el
Avan
Gue rebut aja kali, ya?
Avan
Sayang ege, bidadari di anggurin
Kael memijat pelipisnya, ia mencari kontak seseorang.
Kael mengulum bibir bawahnya, melihat kontak gadis yang selama ini, tak ia hiraukan. Tangannya memencet profil gadis itu, "Cantik," batinnya.
Ia mulai mengirimkan beberapa pesan.
Ayla
Ya, bisalah. Namanya juga manusia
Kael
Aku beliin makanan ya, nanti biar temen aku yang nganterin
Ayla
Aku cuma butuh kehadiran kamu, Kael
Kael
Aku gabisa, kasian Salsa. Masa aku tinggal gitu aja
Ayla
Pacar kamu itu aku, bukan Salsa
Kael
Salsa cuma partner lomba aku, Ayla
Ayla
Jangan-jangan, kamu selingkuh sama dia?
Ayla menatap pesan terakhir dari Kael, hatinya mencelos. Bukan itu jawaban yang dia mau.
Ayla kini duduk di pojok kelas, menelungkupkan kepala di atas meja, wajahnya tersembunyi di balik lengannya. Rasa kesal menggelayut di hatinya, menghantui pikirannya. "Kael, apa aku ini tak penting bagimu?" gumamnya dalam hati. Pelajaran terus berlangsung, tapi Ayla sudah malas mengikuti. Ia memilih memejamkan mata, membiarkan waktu berlalu begitu saja. Hingga akhirnya, suara nyaring bel pulang sekolah membangunkannya dari lamunan. Tanpa menunggu lama, ia bangkit dengan langkah berat, masih menyimpan rasa kecewa yang membebani dadanya.
Senyumnya mengembang, ia segera berlari keluar kelas. Hari ini dia harus pulang bersama kekasihnya. Setibanya di parkiran, keningnya mengerut, tidak ada tanda-tanda kemunculan lelaki itu. Ayla menghampiri sekumpulan lelaki yang sedang nongkrong di warung Bu Ayu.
Avan menutup kedua telinganya dengan tangan, tanpa menoleh pun, ia sudah tau itu siapa.
Avan
Udah gue bilang, nama gue itu, Avan
Avan
Ck, ngapain lo disini?
Avan menatap kepergian gadis itu, dengan tatapan bingung. "Wait, cuma nanyain, Kael?" gumamnya kesal.
Ayla berlari tergesa-gesa menuju kelas 12 IPA, napasnya memburu di setiap langkah. Sesampainya di depan pintu, langkahnya terhenti mendadak. Pandangannya terpaku pada pemandangan di dalam kelas: Kael sedang duduk berdua dengan Salsa, wajah mereka tampak dekat seolah membahas sesuatu yang penting. Hatinya mencelos, rasa sakit menghantam dadanya tanpa ampun. Antusiasme yang tadi meluap-luap kini lenyap begitu saja, digantikan oleh kehampaan yang menggerogoti semangatnya.
"It's okay, kayak gak pernah lihat aja." Ayla mencoba tersenyum, perlahan mendekati mereka.
Harapan yang terkikis
Ayla menghampiri mereka terlihat, wajahnya memancarkan aura yang tidak mengenakan.
Ayla
Romantis banget, berduaan mulu
Ayla
Nanti ketiganya setan loh
Kael
Ay, kamu kok bisa disini?
Salsa
Ini gak seperti yang kamu lihat, kok
Salsa
Aku sama Kael cuma belajar
Ayla
Tapi, tadi gue liat lo lirik-lirik cowok gue
Ayla
Kalo curiga dikit boleh lah
Kael
Kalo kamu kesini, cuma buat bahas hal gak penting. Mending nanti dulu deh
Kael
Dunia aku bukan buat kamu aja, Ayla
Kael
Jadi plis, ngertiin ya
Ayla
Memangnya, kamu pernah ngabisin waktu sama aku?
Kini kael benar-benar kalah telak, ia hanya mampu terdiam tak berani menatap mata Ayla.
Ayla
Aku tuh bingung sama sikap kamu!
Ayla
Aku capek excited sendirian
Ayla
Kalo tau akhirnya gini, mending kita gausah kenal aja dari awal
Kael
Sekarang kamu bisa pergi
Ayla mengigit bibir bawahnya, matanya berkaca-kaca. Lagi-lagi, hanya harapan indah untuk pulang bersama, kini musnah.
Jatuh mengenaskan
Ayla berjalan menyusuri pinggir jalan yang sunyi, hanya ditemani sorot lampu jalan yang pucat. Langkahnya lunglai, seirama dengan hatinya yang terasa runtuh. Kata-kata Kael terus terngiang di telinganya, "Dunia aku bukan buat kamu aja, Ayla." Ucapan itu seperti pisau yang menorehkan luka tak terlihat namun terasa begitu nyata. Ia menggigit bibirnya, berusaha menahan air mata yang hampir tumpah. Dalam kesendirian malam itu, Ayla merasa kecil, seolah dunia memang tidak pernah menyisakan ruang untuknya.
Ayla
Sebenarnya apa mau kamu, Kael!
Perempuan itu mengacak rambutnya kesal.
Suara klakson motor membuat Ayla terkejut, ia menoleh, melihat siapa pelakunya.
Avan
Ngapain atuh, sendiri bae
Perempuan itu berteriak cempreng, untungnya Avan memakai helem. Avan bersyukur dalam hatinya.
Ayla
Bisa gak, gausah ngagetin gue!
Ayla
Kasian tau jantung, gue
Ayla
Nanti kalo gue kena serangan jantung gimana?
Avan terkekeh melihat raut kesal perempuan itu, ia melepaskan helem yang ia kenakan.
Avan
Gapapa, kan separuh hatimu ada di aku
Avan
Lo ngapain di jalan sendiri, Ay?
Avan
Biasanya juga bareng si, Kael
Ayla
Biasalah, kayak gak tau dia aja
Avan
Kayaknya ceweknya Kael itu Salsa bukan, lo
Avan
Pulang bareng gue aja
Ayla
Woahhh, baik hati banget
Dengan senang hati Ayla menaiki motor Scoopy hitam lelaki itu, wajahnya riang gembira.
Ayla melompat naik ke motor Avan dengan semangat yang berlebihan, membuat motor itu bergoyang keras.
serunya tanpa sadar bahwa aksinya terlalu heboh. Avan, yang berusaha mati-matian menjaga keseimbangan, akhirnya kalah oleh gravitasi. Mereka berdua jatuh ke tanah bersama motornya.
Avan bergerutu, setengah kesal setengah tak percaya, sementara Ayla malah tertawa sambil mengusap lututnya yang tergores.
Ayla
Jangan mati dulu, nanti gue pulangnya gimana?
Ayla tertawa melihat wajah Avan yang sungguh sangat estetik.
Ayla
Lo tau gak kucing tetangga, gue?
Avan
Yang galak itu? Kenapa?
Ayla
Mirip sama lo, sumpah
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!