NovelToon NovelToon

Mata Batin Zivanya

BAB 1.

Ini kisah ku, aku bernama Zivanya. usiaku saat ini 25 tahun. Aku mempunyai kelebihan yang sebagian orang menyebutnya sebagai sebuah kutukan. Aku pun sempat berpikir begitu dan terbawa dalam kecaman yang selalu mereka katakan padaku.

KUTUKAN ... Ya kutukan. Semua ini sangat menyiksaku terlebih para sahabat yang selalu menemaniku terkena dampak negatif dari makhluk yang selalu saja muncul di hadapanku. Sejak saat itu aku jarang sekali mempunyai teman di rumah ataupun di lingkungan sekolah julukan baru untuk ku adalah ANAK PEMBAWA SIAL saat itu.

Saat itu usia ku 10 tahun, dimana aku sudah bisa berpikir dan membedakan mana yang benar dan mana yang salah. Oh ya teman-teman, ayahku adalah seorang petugas kepolisian dimana beliau selalu mendapatkan kasus yang berhubungan dengan kriminal dimana ujung-ujungnya adalah kasus pembunuhan.

Saat itu Ayah ku datang dengan wajah di tekuk, karna lelah dengan kasus yang belum terpecahkan juga. Secara bersamaan aku melihat sosok hantu wanita mengikuti ayahku sembari meminta tolong.

Hantu itu mengatakan hal yang hanya bisa aku saja yang mendengarnya, cerita dari hantu tersebut aku ceritakan kembali pada ayahku. Ternyata benar petunjuk hantu itu benar adanya, kasus yang di tangani ayah ku dan teamnya pun terpecahkan.

Saat itu aku selalu di mintai tolong oleh Ayah untuk memecahkan kasus yang sedang ia tangani. Aku sangat senang menolong mereka, namun saat kasus itu melibatkan orang penting Ayah tidak pernah lagi meminta tolong padaku.

Ayah takut jika orang penting itu mengetahui identitas diriku. Aku sempat kecewa terlebih para Om polisi selalu mengajakku main saat aku ikut ayahku ke kantor dinasnya.

"Kamu tidak boleh ikut ayah lagi Nak, ini kasus bukan kasus biasa. mereka pasti tidak akan suka jika ada seseorang yang membongkar identitasnya, Ayah takut kamu jadi sasaran mereka. Ingat pesan ayah jangan sesekali kamu menolong mereka yang akhirnya berhubungan dengan polisi. " Jelas ayahku saat itu.

Aku sempat merasa kesepian karna hanya ibuku saja yang mengajak ku main, tidak ada lagi om polisi yang selalu memberikan ku apa yang aku mau. Coklat misalnya atu eskrim mereka selalu memberikannya.

Saat Ayah menangani kasus itu, Ayah begitu sibuk dia jarang sekali pulang. sampai pada akhirnya aku dan ibuku mendapatkan kabar jika Ayahku terkena tembakan saat melakukan penangkapan di salah satu rumah yang di jadikan persembunyian para tersangka.

Ibu dan Aku sangat terpukul, karna nyawa Ayah tidak tertolong lagi tembakan itu bersarang di kepala ayah ku. Ibu ku sempat putus asa saat harus melewati kehidupan kedepannya terlebih saat itu aku masih kecil. Aku dan Ibuku selalu saling menguatkan satu sama lain.

"Ingat ya Nak, jangan hiraukan sosok apapun yang meminta tolong padamu. Kamu doa kan saja mereka, ingat pesan ayah mu. Kang sesekali berhubungan dengan pihak kepolisian." Ucap Ibu ku.

"Iya Bu, Ziva akan selalu ingat pesan Ayah dan Ibu. " Jawabku saat itu.

Saat diriku berusia 16 tahun, saat itu aku duduk di bangku sekolah 2 SMA PRIMAYA semester 1. Di sana aku sering di bully dan di juluki anak pembawa sial terlebih mereka tahu tentang kelebihan ku ini. Mereka mengatakan itu karna saat itu aku berusaha menolong salah satu siswa yang terkena pengaruh buruk yang seharusnya pengaruh buruk itu di tunjukan kepadaku, malah teman ku yang terkena pengaruh buruk itu.

Ibuku yang sempat khawatir langsung mengurus kepindahan sekolah untuk ku, aku pun setuju karna sungguh aku pun tidak tahan dengan ejekan mereka.

SMA DWISAKA ...

Di sekolahku yang baru ini, aku berpenampilan sangat culun sekali. Layaknya seorang anak SD yang berpakaian anak SMA. Rencana ku berhasil kala mereka tidak ada yang mau berteman satu orang pun denganku.

Setelah dua Minggu aku bersekolah di SMA baru ku ini, aku merasa nyaman tidak ada bullying terhadap diriku. Ya ... Sesekali ejekan mereka selalu terdengar tentang penampilan ku yang culun ini, tapi itu tidak masalah ... Karna memang itulah tujuanku.

Sampai aku memiliki satu teman bernama Kitty, dia anak baik yang selalu risih dengan sekumpulan gank yang dimana setiap anggota nya itu merasa paling Ok.

...KISAH MATA BATIN ZIVANYA....

"Lo baik-baik saja kan Zi ? "Tanya Kitty.

"Iya. " jawab ku yang saat itu kaget dengan sosok yang hendak menabrak diri ku, akupun tidak sengaja menabrak meja Hesti saat menghindari hantu itu.

"Dasar culun, lihat-lihat kalau jalan. meja sebesar ini ko di tabrak, bisa lihat tidak hah ? " Hardik Hesti anggota gank Indah.

"Ma-maaf, ta-ta ... " Aku sedikit terbata kala ingin menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi.

"Stttttttt ... Diam, duduk sana ! Mendengarkan penjelasan mu itu bisa sampai Maghrib selesainya. " Ejek Hesti.

"Hahahahaha. " Semua murid di kelas itu menertawakan Ziva.

"Ziva apa aku bilang, jangan mau di manfaatkan sama mereka. Lihat Meraka tidak tahu terimakasih. Padahal kamu yang berhasil membuat mereka lolos dari semua perbaikan. " Bisik Kitty.

"Sudah lah, biarkan saja. " jawab ku tanpa mau membalas perbuatan mereka.

"Ziva Tolong... Ziva tolonggggg ! " Rintih salah satu makhluk yang dari tadi tidak mau pergi dari sisinya.

Karna sudah bosan dengan rengekan hantu itu, aku menoleh. " Tunggu aku beres sekolah. "

Hantu itu pun pergi,

"Ziva ... Apa yang kamu katakan ? " Tanya Kitty yang duduk di depan Ziva.

Saat di kelas aku duduk di bangku paling belakang, bangku itu selalu kosong. Tapi saat aku masuk ke kelas itu aku lah yang menempati bangku itu.

Tidak ada satu pun yang mau menemani ku di bangku itu termasuk Kitty.

Kitty pun heran, mengapa aku betah di bangku itu. Padahal sebelumnya jika ada yang menempati bangku itu pasti akan ada dampaknya.

Saat pulang sekolah aku melihat sosok hantu sedang menungguku di gerbang sekolah.

"Ya elah, orang lain di tunggu sama sopirnya. Nah aku di tunggu sama hantu itu. "

Aku selalu berkomunikasi dengan sosok hantu yang menurutku mempunyai energi positif, jarang sekali aku membuka komunikasi dengan sosok yang mempunyai energi negatif karna itu akan membuatku lemas

"Hay ... " Sapa hantu itu.

Aku hanya menoleh tanpa menjawab sapaan hantu itu. Hantu memang tidak tahu malu, tidak di jawab sapaan pun mereka tetap akan mengikuti diriku.

Di sebuah pohon beringin aku duduk sejenak. " Ayo katakan apa yang bisa aku tolong ? Tapi tidak janji ya ? "

"Ziva tolong saya, saya tidak bisa masuk ke dunia selanjutnya karna satu hal. " Hantu itu langsung tertegun diam.

"Kenapa ? Apa jasad mu tidak di kuburkan secara layak ? "

Hantu itu menggelengkan kepalanya.

"Sudah jangan selalu menggelengkan kepala, kepalamu hampir putus. " Ejek ku karna memang aku merasa linu melihatnya.

"Kamu takut Ziva ? " Tanya hantu itu menatap Ziva dengan mata yang sudah kosong.

"Jika aku takut, mana mungkin sekarang aku mau bicara dengan mu, cepat katakan atau aku akan menutup komunikasi kita. "

...----------------...

...----------------...

Masih tahap revisi ... Mohon dukungannya ya teman-teman, setidaknya hobby ku ini di hargai oleh kalian. Mohon like dan comentnya ya, othor janji gak akan hiatus tapi tinggalkan jejak kalian ya ... 😘😘 bintang lima pun jangan lupa. Semoga Alloh membalas kebaikan kalian....

BAB 2.

"Slow dikit kenapa sih Ziv, aku galau tau! " bela hantu itu.

"Alahh memang nya hantu bisa galau ? " Tanya ku.

"Bisa dong, hantu itu tempatnya galau. Karna semua hantu itu bingung harus bagaimana, makanya semua hantu pasti mencari orang seperti kamu untuk bisa berkomunikasi. " Jawab hantu itu.

"Ah aku tidak mau tahu, cepat katakan! "

Hantu itu menceritakan bahwa dirinya meninggal karna di jadikan malpraktek oleh salah satu oknum rumah sakit yang tidak bertanggungjawab.

"Mata ku hilang Ziva, tolong bantu aku menemukannya. " Rengek hantu wanita itu.

"Bagaimana bisa mbak, bisa jadi matamu itu sudah di pakai oleh orang lain yang membutuhkannya. Sudahlah mbak ikhlas kan saja. "

Hantu itu menggelengkan kepalanya yang hampir putus itu.

"Bukan aku tidak mau menolong mbak, tapi berurusan dengan rumah sakit itu berat mbak, saya tidak punya apa-apa. Saya janji akan membantu mbak dengan doa-doa saya ya. Saya yakin mbak bisa tenang sekarang. "

"Kan bisa Zi minta bantuan Polisi. "Hantu itu mencoba memberikan saran.

"Ibuku melarang untuk berhubungan dengan polisi, jadi jangan paksa aku untuk menuruti mu dan melanggar aturan Ibu ku. " jawabku dengan nada yang cukup tegas.

Hantu itu menghilang begitu saja. Ziva menggelengkan kepalanya. " Dasar hantu ada-ada saja, tapi kasihan juga dia tidak bisa tenang karna matanya tidak ikut serta di kuburkan. "

Tiba-tiba hantu itu muncul lagi, " ya ampun mbak hantu jangan nongol tiba-tiba gitu dong ! Saya kaget. "

"Hihihi ... Maaf Ziva, saya lupa berterima kasih. "

" Iya ... Iya ... Sama-sama mbak, jangan ganggu siapapun ya. Saya akan bantu mbak lewat doa saya."

Hantu itupun berlalu, kini tangisnya berubah menjadi cekikikan.

Aku melanjutkan langkahku, rumah kontrakan yang aku tinggali bersama ibu tidak terlalu jauh dari sekolah.

"Assalamualaikum Bu, "

"Waalaikumsalam Zi, kok baru pulang ? " Tanya Isma.

"Iya Bu, di jalan aku di ajak curhat dulu sama female ghost."

Isma terdiam karna belum paham dengan ucapan anaknya itu.

"Siapa nak ? " Tanya Isma kembali memperjelas pendengarannya.

"Female ghost Bu, "

Isma tertegun, menggunakan pengetahuan nya yang minim itu. " Ghost artinya hantu, Female artinya wanita. Hah ... HANTU WANITA Zi ? "

"Hahahaha .... Emmmm "

Isma berdiri dari duduknya, tangannya yang dari tadi sedang mengerjakan jahitan baju tetangga terdiam sejenak. " Ziva, Sudah ibu katakan jangan ..... "

"Iya, ibuku sayang. Tenang dia baik ko. lagian aku sudah lelah Bu terus di kejar kejar, Aku coba berdamai saja dengan kelebihan ku ini. "

Isma tersenyum, " kamu sudah benar-benar dewasa nak. "

Malam itu pun aku bisa tertidur dengan lelapnya tanpa lupa aku selalu melaksanakan sholat dan mendoakan arwah arwah yang selalu meminta tolong padaku.

Waktu menunjukan pukul 2 pagi, aku melebarkan pendengaran ku kala mendengar suara-suara aneh yang terasa tipis di pendengaran ini.

Suara itu semakin dekat, aku membuka mata kala suara yang aku dengar semakin jelas dan dekat. " Suara anak bayi siapa ? Kok suaranya seperti dekat sekali. "

Aku melihat cahaya di luar rumah, aku sudah terbiasa melihat hal aneh, membuatnya diriku tidak berpikir panjang untuk melihat ke luar rumah.

"Ya ampun tuyul merah. " dengan cepat aku berlari ke dalam dapur untuk mengambil garam untuk mengusir hantu itu.

"Heh tuyul, ngapain kamu ke rumah ku Hah ? Mau curi apa ? Aku tidak punya uang gepokan. "

"Ea ... Eaaa ... Eaaa " bayi itu malah menangis guling-guling.

Aku heran di buatnya,

"Tolong saya Tante. " Rengek bayi itu.

"Buset, Tante ? Sejak kapan aku punya ponakan seperti kamu. Jangan so baik ya, sana pergi jangan mencuri apapun ! "

"Tante, ibuku membunuhku saat aku masih di dalam perut ibu ku. Dia mematahkan kaki, tangan, dan kepalaku. Aku tersiksa Tante, tolong aku kuburkan aku secara layak. "

Aku tertegun, " Ya ampun korban aborsi. Maafkan aku nak, aku kira kamu tuyul. "

"Lambat laun pasti aku akan jadi tuyul Tante jika aku terus berkeluyuran seperti ini. Maka dari itu tolong aku. " Ucap bayi itu duduk di depan Ziva, ukuran bayi itu sangat kecil namun ia sudah pandai berbicara.

Namanya juga hantu, iya kan guys 😅😅.

"Siapa ibu mu Nak ? "

"Besok akan aku tunjukan Tante, " jawab bayi itu lalu pergi menghilang.

Aku menggelengkan kepala, tiba-tiba suara cekikikan terdengar. " Diam lah mbak Kun, ini sudah hampir pagi sebentar lagi adzan subuh pergi sana ! Gak pegal apa terus bergelayut di pohon nangka itu. "

"Hihh siapa anda, ini rumah ku. " Jawab kuntilanak itu.

"Oh ya lupa, "

Penunggu pohon di depan kontrakan ku itu memang sedikit usil, penunggu pohon itu semacam kuntilanak. Dan aku sudah sering melihatnya.

Karna aku tidak ingin tidur lagi, aku berjalan ke arah kamar mandi, hendak mengambil air wudhu untuk sholat malam. aku kaget kala ada sosok nenek-nenek sedang berdiri di dapur kontrakanku.

"Cu ... " Sapa hantu nenek itu.

"Nek, permisi ya Nek. "

Hantu nenek itu sudah lebih dulu menempati rumah kontrakan itu, hantu nenek itu tidak mengganggu malah dia selalu melindungi Ziva dan juga ibunya.

Aku sudah mulai terbiasa dengan apa yang aku lihat, dengan begitu aku merasa nyaman dan tidak tertekan.

Pagi pun datang,

Pagi itu aku berasa pegal di bagian punggungku. "Ko punggungku berat sekali ya ? Padahal buku di tas ku hanya sedikit Saja. " Keluh ku menoleh ke arah belakang.

"Baaaa ... Maaf ya Tante aku bosan terbang terus. " Hantu anak kecil atau hantu bayi itu berada di punggung Ziva.

"Pantas saja rasanya berat, kenapa kamu mengikuti ku ke sekolah?" aku bertanya perlahan sambil melihat sekitar.

"Memang asal ku di sini Tante. "

"Stop jangan panggil aku Tante, kakak saja atau Ziva juga boleh. Jangan Tante, aku bukan Tante-tante yang suka jualan uang harum. "

"Uang harum ? " Tanya hantu itu heran.

"Iya, uang harum. Uang bunga itu loh yang beranak cucu sampe cicit malah."

Mereka pun tertawa kecil.

"Sebentar, asal kamu di sini kok bisa ? "

Belum sampai hantu kecil itu menjawab, dia sudah lebih dulu hilang dan pindah ke punggung salah satu siswi.

Siswi itu merasa berat, jalannya pun sedikit membungkuk. Belum lagi ia sesekali memegang perutnya dan meremasnya kecil.

"Siapa dia ? Apa mungkin dia ibu dari hantu kecil itu ? Jangan-jangan dia .... Ya ampun pantas saja hantu kecil itu berada di sini. "

Kini punggung Ziva ringan, karna hantu itu sudah berpindah tempat.

Langkah ku terhenti kala melihat seseorang sedang asyik bermain dengan bola basket di lapangan sekolah.

"Dia David, superstar di sekolah ini. " Bisikan itu terdengar jelas di telinga ku.

BAB 3.

" Ziva ? " Kitty memanggil Ziva.

Sosok yang berbisik pada Ziva pun menghilang.

"Pagi bestie ? " Sapa Kitty.

Ziva hanya tersenyum manis pada Kitty.

"Kamu tuh cantik loh Zi, coba deh rubah sedikit penampilan kamu. " Ucap Kitty sambil mencoba melepaskan kaca mata tebal Ziva.

Dengan gerakan tangan yang sangat cepat Ziva menghentikan gerakan tangan Kitty.

"Tidak Kitty ! aku lebih nyaman seperti ini. " Jawab ku dengan gaya yang mereka bilang sangat culun.

Kitty pun tidak masalah dengan jawaban Ziva.

"Kitty apa kamu kenal dengan dia ? " Tanya ku menunjukan tangan ke arah wanita yang sedang di gelayuti oleh sosok hantu kecil itu.

"Siska. " Jawab Kitty. "Dia anak ibu kantin Zi"

"Oh, "

Jawaban singkat Ziva membuat Kitty penasaran, " memang ada apa Zi ? Apakah ada masalah ? "

"Eemm ... Tidak ! " Ziva belum mau bercerita, takut jika Kitty tidak bisa menjaga rahasia.

Mereka pun masuk ke kelas dan mengikuti pelajaran seperti biasanya, lagi-lagi aku yang lebih dulu keluar dari semua teman sekelas ku. aku keluar kelas dan langsung berjalan menuju kantin sekolah.

"Tumben Zivanya buru-buru, apa dia kebelet ? " Gumam Kitty.

Belum sampai ke kantin, aku melihat Siska sedang berjalan perlahan keluar dari dalam kamar mandi. aku berjalan perlahan mengikuti Siska yang terlihat sangat tersiksa.

Siska duduk di ruang kosong, sambil menahan rasa sakit. Tak jarang ia membungkam mulutnya agar tangisannya tidak terdengar oleh siapapun.

"Kasihan sekali dia. " Ucap kecil ku. Aku masuk ke ruangan itu, terkejut lah Siska karna ada seseorang yang menghampirinya.

"Mau apa kamu ? " Tanya ketus Siska memasang wajah marah.

"Sttttt, tenang sis. Ayo kita bicara ! " Ajak diriku yang langsung di tolak oleh Siska.

"Siapa yang sudah menghamili mu ? " Pertanyaan ku membuat Siska terdiam, seketika dia merasa kalah saat itu juga.

Aku melembutkan nada bicara ku. " Tenang lah Sis, aku janji akan membantu mu dan akan menjaga nama baikmu. "

"Benarkah ? " Tanya Siska dengan nada takut dan gemetar, Siska pun langsung memeluk Siska.

"Siapapun kamu, tolong aku ! rasanya berat dan sakit sekali. " Ucap Siska terisak menangis.

"Ayo duduk, " Aku membawa Siska ke sudut ruangan itu.

"Siapa yang harus bertanggungjawab atas hal ini Sis ? Perkenalkan aku Zivanya anak Multimedia. " Aku memperkenalkan diri agar Siska tidak merasa asing lagi.

"Ziva, a-aku ( Siska terisak menangis ) a-aku di hamili oleh Ayah ku sendiri. "

"Duarrrrrr .... " Aku merasakan seperti tersambar petir saat itu juga.

"Bajingan ! " hardik ku kesal ingin rasanya ia mengutuk Ayah Siska.

"Bagaimana bisa Sis ? Apa kamu tidak bisa teriak ? " Sungguh aku tak habis pikir dengan masalah yang menimpa Siska.

Siska menggelengkan kepalanya, " Aku di ancam Zi. Ayah akan membunuh Ibu kalau aku menolak kemauan Ayah, Ayah merenggut kesucianku saat aku mandi Zi. Setelah itu Ayah selalu melakukan itu setiap malam di saat Ibu sudah tertidur. "

"Ya Alloh, kok tega sekali Ayah mu Sis. Sis? aku akan menjaga rahasia mu. Tapi kamu pun janji harus menjaga rahasia ku. " Pinta diriku, agar kita bisa saling membantu satu sama lain.

Tidak ada alasan untuk siska menolak permintaan dariku. Siska menganggukkan kepalanya.

"Sis, semalam ada hantu kecil mendatangi ku. Dia mengatakan bahwa dirinya telah di bunuh oleh ibunya, dan ... itu adalah anak kamu Sis. " Jelas ku sedikit tidak yakin bahwa Sisa akan langsung percaya padaku.

Siska seketika lemas dan menjatuhkan kepalanya ke atas lantai dengan isakan tangis dari rasa bersalahnya.

"Tenanglah Sis, bahkan sekarang dia ada di sini bersama kita. Dia pun ikut menangis."

Seketika Siska merasa sakit hati, " maafkan ibu Nak, ibu salah. Maafkan ibu sayang."

"Aku janji akan membantu mu Sis, asalkan kamu mau bicara di mana jasad bayi yang kamu gugurkan itu ? "

Siska tak bisa manahan air matanya, " Di-dia i-itu ... "

"Ayo bicara Sis, kasihan dia minta di kuburkan secara layak. "

"A-aku menaruhnya di keresek hitam Zi, aku taruh di tumpukan kayu yang ada di belakang sekolah. " Jelas Siska.

"Ya ampun Sis, ayo cepat kita kuburkan dia secara layak. Setidak nya dia tenang dan tidak akan menyakitimu terus. "

Siska dan aku pun berdiri secara Perlahan, Siska yang susah untuk berjalan terpaksa aku bopong untuk sampai ke belakang sekolah.

Sesampainya di belakang sekolah aku sedikit berlari saat melihat bungkusan kantung plastik warna hitam.

Bau busuk sudah mulai tercium, " Ya ampun Sis ini sudah berbentuk manusia, Ya Alloh Gusti. Hiks ... Hiks ... Malang sekali kamu Nak, syurga menanti mu Nak. "

Aku terisak menangis begitupun dengan Siska. " Sis, mau tidak mau kita harus menceritakan hal ini pada Ibumu. Dia harus tahu Zi. "

Dengan isakan tangis yang tak henti Siska berusaha untuk berjalan ke arah kantin sekolah, Siska yang tidak bisa berjalan sempurna sangat butuh bantuan ku untuk membantunya cepat sampai ke kantin itu.

Aku yang memulai pembicaraan itu, sementara Siska menangis semakin kencang sampai dadanya pun terasa sesak.

"Ya Alloh Gusti Pak, ya Alloh Pak ... Kenapa tega koe Pak. Aaaaaaa ..... " Ibu kantin yang merupakan Ibu Siska menangis histeris, sehingga semua murid berkerumun melihatnya.

Siska terpukul melihat Ibunya yang Sampai tak sadarkan diri. Pihak sekolah membantu menguburkan Jenazah anak yang tak berdosa itu, setelah itu Ayah dari Siska di kurung di penjara sesuai dengan pasal dan undang-undang yang berlaku. Di saat kejadian itu Siska enggan masuk sekolah, ia lebih memilih untuk keluar dari sekolah dan bersekolah di sekolah dengan lingkungan yang baru. Pihak sekolah pun membantu kepindahan Siska.

Sebelum pihak sekolah melaporkan kejadian itu ke pihak berwajib, Aku meminta untuk tidak di libatkan dengan pihak kepolisian. Meskipun keterangan ku sangat di butuhkan. Tapi aku tidak mau berhubungan dengan polisi. Permintaan Ibu dan Ayah selalu aku ingat dan selalu aku patuhi, pihak sekolah pun menyetujui permintaan itu.

"Terimakasih Ziva, kamu anak pilihan yang sangat istimewa. " bisik Siska memeluk Ziva, saat dirinya hendak berpamitan.

Aku mengelus punggung Siska. " Jaga diri baik-baik Sis, di luar sana kebahagiaan sedang menanti kamu. Lanjutkan hidupmu. "

Aku pun melepas Siska dengan tatapan sendu, tak jarang Siska terus melambaikan tangan nya ke arah ku. Seakan kami enggan untuk berpisah.

"Sudah kali Zi, tapi kok kamu bisa tahu sih kasus Siska ? " Tanya Kitty.

Seketika aku gugup sambil membenarkan kaca mata tebal ku. "Emm ... Siska yang cerita, Sudah ayolah. "

"Tapi kok aku merasa kamu sedang menyembunyikan sesuatu Zi, "Kitty terus saja mencari tahu.

"Tidak, perasaan kamu saja. " di saat aku berusaha mengusir rasa penasaran dalam diri Kitty, aku melihat sosok anak kecil itu melambaikan tangannya sebelum akhirnya ia terbang ke atas.

Ziva tersenyum.

"Zi ... Ziva, jangan buat aku parno deh. " ucap Kitty.

"Kamu harus terbiasa dengan sikap ku, salah kamu sendiri mau berteman dengan ku. " Aku tersenyum bahagia, karna melihat senyuman tulus di raut wajah hantu anak itu.

Entah kenapa aku merasakan hawa aneh saat langkah ku dan Kitty sampai di koridor dua sekolah ku. Aku berjalan melewati koridor dua, lagi-lagi tatapan ku terhenti kala melihat laki-laki yang si sebut super star itu.

"Hahahaha ... Naksir ya ? " canda Kitty.

Aku tersenyum, " Gak lah. Sebelum aku naksir dia, aku sudah tahu diri. "

"Harus optimis dong, " Cerca Kitty.

"Kok David aneh ya ? " celetuk diriku karna memang aku merasakan hal aneh pada diri David.

Kitty melihat ke arah David, " Aneh ? Tidak kok. Dia tetap guanteng poll kok Zi. "

Aku terdiam, " David di kelilingi asap hitam. Apa dia punya ilmu hitam ? "

"Apa Zi ? " Tanya Kitty.

"Tolong dia Ziva, tolong ! " Bisikan itu terdengar lagi di telinga Ziva.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!