NovelToon NovelToon

Mata Batin Zivanya

BAB 1.

"Zivanya ! " Teriak Kitty.

Zivanya seorang gadis yang masih duduk di bangku sekolah menengah kejuruan di jurusan Multimedia.

Zivanya yang biasa di sapa Ziva menoleh dan menundukkan kepalanya.

"Ziva ... Please kamu itu bisa, kenapa tidak menolak sih ? " Ucap kesal Kitty sahabat Zivanya merasa geram sendiri karna sahabatnya itu selalu di manfaatkan oleh gank Indah.

Zivanya melanjutkan langkahnya tanpa mau berterimakasih pada Kitty karna sudah khawatir padanya.

"Zi ... Ziva, oh my God. " Teriak Kitty berlari menyusul Ziva.

Ziva yang notabene nya seorang kutu buku selalu menjadi rangking 1 di sekolahnya. Dan peringkat itu berhasil ia pertahankan semenjak kelas 3 sekolah dasar.

Di balik prestasi Ziva, ia mempunyai pribadi pendiam dan tampilan nya bisa di bilang culun.

"Sudahlah Kitty, jangan cari masalah dengan gank indah. Dampaknya buruk dan panjang, biarkan saja mereka mempunyai nilai bagus dengan cara yang mereka inginkan. Toh bukan kita kan yang rugi, apapun akan ada pertanggungjawaban nya." Jelas Ziva pada Kitty dengan nada bicara yang sangat pelan.

Kitty sering membela Ziva, tapi Ziva selalu saja tidak mau melawan meskipun Kitty sudah membelanya.

"Tettttttttttt. "

Bel sekolah berbunyi, tanda waktu istirahat sudah habis.

Ziva selalu menundukkan kepalanya kala masuk ke dalam kelas itu, Ziva bisa di bilang anak baru di sekolah SMK WIRATA itu. Ziva baru masuk di kelas 2 SMK itu.

Flash back on.

SMK MERDEKA.

"Aaaaaaa ... " Teriak seorang siswi di kelas 2B SMK merdeka.

"Jangan ganggu dia. " Teriak Ziva pada sosok yang menggangu temannya.

Pada saat itu semua teman Ziva mengetahui kelebihan Ziva, yang awalnya ia anggap itu sebagai kutukan.

"Ziva anak Indomie Guys. " Bisik teman sekelas Ziva.

"Cetakk. "

"Bodoh, Indigo bangke ! " Sahut salah satu teman Ziva yang lain.

"Ckckckckc. " Dia malah tertawa.

Pada saat itu orangtua Ziva yang hanya tinggal Ibunya saja mengambil keputusan untuk memindahkan sekolah Ziva. Karna saat kejadian itu Ziva lebih sering terdiam diri dan menjauh dari siapapun tapi tidak dari Ibunya.

"Zi ... Maafkan ibu, ibu sudah berusaha menutup mata batin mu itu tapi selalu gagal Zi. " Keluh bu Isma, ibu Ziva.

Ziva tersenyum teduh, " ibu tidak perlu meminta maaf. Ini bukan salah ibu, Ziva yang salah tidak bisa jaga sikap Ziva belakangan ini. "

"Greppp. " Bu Isma yang menjadi orangtua tunggal bagi Ziva langsung memeluk Ziva erat.

Saat itupun Ziva keluar dari sekolahnya, ia selalu di kata Katai sebagai wanita pembawa sial. Karna siapa saja yang dekat dengan Ziva pasti akan di ganggu oleh makhluk halus.

Siapa yang tidak mau mendekati Ziva, gadis cantik berkulit sawo matang, dengan mata berwarna coklat di sertai lesung Pipit di Kedua pipinya. Terlebih Ziva adalah anak yang sangat cerdas.

Ziva selalu menutup diri untuk berkomunikasi dengan makhluk halus yang selalu mendekatinya, ia selalu menolak energi negatif yang mereka bawa. Dan pada akhirnya energi negatif itu selalu berimbas pada siapapun yang sedang dekat dengan Ziva.

Ziva sangat terpukul kala ia di kata-katai sebagai anak pembawa sial, itulah alasan Ziva menyetujui permintaan Ibunya untuk pindah dari sekolah SMK merdeka itu.

Flash back off.

Di sekolah yang baru Ziva berpenampilan culun dan kumel, dengan alasan agar tidak ada yang mau mendekatinya.

Ziva berpenampilan layaknya anak sekolah dasar, dengan rambut di kepang dua. pita warna warni menghiasi rambutnya, Kaca mata dengan kaca yang tebal menghalangi matanya.

Sungguh jijik jika melihat Ziva dengan penampilannya yang sekarang.

Ziva berhasil mengelabui semua siswa dan siswi SMK Wirata. Tidak ada yang mau berteman dengannya, terlebih SMK Wirata adalah SMK yang terbilang lebih modern di banding SMK yang sebelumnya.

Hanya Kitty yang mau berteman dengan Ziva, Kitty mempunyai kepribadian sama dengan Ziva. Kitty tidak mudah terpengaruh olah energi negatif yang selalu menyerang Ziva, Karna Kitty rajin dalam beribadah sama halnya dengan Ziva. Ziva tidak pernah meninggalkan sholat kecuali saat halangan.Ziva hanya bisa beribadah sholat saja belum bisa terlihat alim seperti wanita muslimah pada umumnya.

Masih banyak yang mesti ia pelajari dalam hal agama.

"Ko berhenti Zi ? "Tanya Kitty.

"Tidak, " jawab Ziva sambil membenarkan kaca mata tebalnya.

"Dasar culun, lihat-lihat kalau jalan. meja sebesar ini ko di tabrak, bisa lihat tidak hah ? " Hardik Hesti anggota gank Indah.

"Ma-maaf, ta-ta ... "

"Stttttttt ... Diam, duduk sana ! Mendengarkan penjelasan mu itu bisa sampai Maghrib selesainya. " Ejek Hesti.

"Hahahahaha. " Semua murid di kelas itu menertawakan Ziva.

Ziva sengaja menabrak meja itu kana menghindari salah satu makhluk yang hendak memasuki raganya.

"Ziva apa aku bilang, jangan mau di manfaatkan sama mereka. Lihat Meraka tidak tahu terimakasih. Padahal kamu yang berhasil membuat mereka lolos dari semua perbaikan. " Bisik Kitty.

"Sudah lah, biarkan saja. " jawab Ziva tanpa mau membalas perbuatan mereka.

"Ziva Tolong... Ziva tolonggggg ! " Rintih salah satu makhluk yang dari tadi tidak mau pergi dari sisinya.

Karna sudah bosan dengan rengekan hantu itu, Ziva menoleh. " Tunggu aku beres sekolah. "

Hantu itu pun pergi,

"Ziva ... Apa yang kamu katakan ? " Tanya Kitty yang duduk di depan Ziva.

Ziva duduk di bangku paling belakang, bangku itu selalu kosong. Tapi saat Ziva masuk ke kelas itu Ziva lah yang menempati bangku itu.

Tidak ada satu pun yang mau menemani Ziva di bangku itu termasuk Kitty.

Kitty pun heran, mengapa Ziva betah di bangku itu. Padahal sebelumnya jika ada yang menempati bangku itu pasti akan ada dampaknya.

Saat pulang sekolah Ziva melihat sosok hantu sedang menunggunya di gerbang sekolah.

"Ya elah, orang lain di tunggu sama sopirnya. Nah aku di tunggu sama hantu itu. " Gumam Ziva.

Ziva selalu berkomunikasi dengan sosok hantu yang menurutnya mempunyai energi positif, jarang sekali dia membuka komunikasi dengan sosok yang mempunyai energi negatif karna itu akan membuatnya lemas.

"Hay ... " Sapa hantu itu.

Ziva hanya menoleh tanpa menjawab sapaan hantu itu. Hantu memang tidak tahu malu, tidak di jawab sapaan pun mereka tetap akan mengikutinya.

Di sebuah pohon beringin Ziva duduk sejenak. " Ayo katakan apa yang bisa aku tolong ? Tapi tidak janji ya ? "

"Ziva tolong saya, saya tidak bisa masuk ke dunia selanjutnya karna satu hal. " Hantu itu langsung tertegun diam.

"Kenapa ? Apa jasad mu tidak di kuburkan secara layak ? " tanya Ziva.

Hantu itu menggelengkan kepalanya.

"Sudah jangan selalu menggelengkan kepala, kepalamu hampir putus. " Ejek Ziva.

"Kamu takut Ziva ? " Tanya hantu itu menatap Ziva dengan mata yang sudah kosong.

"Jika aku takut, mana mungkin sekarang aku mau bicara dengan mu, cepat katakan atau aku akan menutup komunikasi kita. " Ancam Ziva.

BAB 2.

"Slow dikit kenapa sih Ziv, aku galau tau! " bela hantu itu.

"Alahh memang nya hantu bisa galau ? " Tanya Ziva.

"Bisa dong, hantu itu tempatnya galau. Karna semua hantu itu bingung harus bagaimana, makanya semua hantu pasti mencari orang seperti kamu untuk bisa berkomunikasi. " Jawab hantu itu.

"Ah aku tidak mau tahu, cepat katakan! " Paksa Ziva.

Hantu itu menceritakan bahwa dirinya meninggal karna di jadikan malpraktek oleh salah satu oknum rumah sakit yang tidak bertanggungjawab.

"Mata ku hilang Ziva, tolong bantu aku menemukannya. " Rengek hantu wanita itu.

"Bagaimana bisa mbak, bisa jadi matamu itu sudah di pakai oleh orang lain yang membutuhkannya. Sudahlah mbak ikhlas kan saja. "

Hantu itu menggelengkan kepalanya yang hampir putus itu.

"Bukan aku tidak mau menolong mbak, tapi berurusan dengan rumah sakit itu berat mbak, saya tidak punya apa-apa. Saya janji akan membantu mbak dengan doa-doa saya ya. Saya yakin mbak bisa tenang sekarang. "

Hantu itu menghilang begitu saja. Ziva menggelengkan kepalanya. " Dasar hantu ada-ada saja, tapi kasihan juga dia tidak bisa tenang karna matanya tidak ikut serta di kuburkan. "

Tiba-tiba hantu itu muncul lagi, " ya ampun mbak hantu jangan nongol tiba-tiba gitu dong. Saya kaget ! "

"Hihihi ... Maaf Ziva, saya lupa berterima kasih. "

Ziva tertawa, " Iya ... Iya ... Sama-sama mbak, jangan ganggu siapapun ya. Saya akan bantu mbak lewat doa saya."

Hantu itupun berlalu, kini tangisnya berubah menjadi cekikikan.

Ziva melanjutkan langkahnya, rumah kontrakannya tidak terlalu jauh dari sekolah.

"Assalamualaikum Bu, "

"Waalaikumsalam Zi, kok baru pulang ? " Tanya Isma.

"Iya Bu, di jalan aku di ajak curhat dulu sama female ghost." Jawab ringan Ziva.

Isma terdiam karna belum paham dengan ucapan anaknya itu.

"Siapa nak ? " Tanya Ismi kembali memperjelas pendengarannya.

"Female ghost Bu, "

Isma tertegun, menggunakan pengetahuan nya yang minim itu. " Ghost artinya hantu, Female artinya wanita. Hah ... HANTU WANITA Zi ? "

"Hahahaha .... Emmmm "

Isma berdiri dari duduknya, tangannya yang dari tadi sedang mengerjakan jahitan baju tetangga terdiam sejenak. " Ziva, Suah ibu katakan jangan ..... "

"Iya, ibuku sayang. Tenang dia baik ko. lagian aku sudah lelah Bu terus di kejar kejar Aku coba berdamai saja dengan kelebihan ku ini. "

Isma tersenyum, " kamu sudah benar-benar dewasa nak. "

Malam itu pun Ziva bisa tertidur dengan lelapnya tanpa lupa ia selalu melaksanakan sholat dan mendoakan arwah arwah yang selalu meminta tolong padanya.

Waktu menunjukan pukul 2 pagi, Ziva melebarkan telinganya kala mendengar suara-suara aneh yang terasa tipis di pendengaran Ziva.

Suara itu semakin dekat, Ziva baru mau membuka matanya kala suara yang ia dengar semakin jelas dan dekat. " Suara anak bayi siapa ? Kok suaranya seperti dekat sekali. " Imbuhnya.

Ziva melihat cahaya di luar rumahnya. Ziva yang tidak mudah takut karna sudah terbiasa melihat hal aneh, membuatnya tidak berpikir panjang untuk melihat ke luar rumah.

"Ya ampun tuyul merah. " Ungkap Ziva berlari ke dapur untuk mengambil garam yang sudah ia doa kan sebelumnya.

"Heh tuyul, ngapain kamu ke rumah ku Hah ? Mau curi apa ? Aku tidak punya uang gepokan. " Ejek Ziva tidak takut sama sekali.

"Ea ... Eaaa ... Eaaa " bayi itu malah menangis guling-guling.

Ziva heran di buatnya,

"Tolong saya Tante. " Rengek bayi itu.

"Buset, Tante ? Sejak kapan aku punya ponakan seperti kamu. Jangan so baik ya, sana pergi jangan mencuri apapun! "

"Tante, ibuku membunuhku saat aku masih di dalam perut ibu ku. Dia mematahkan kaki, tangan, dan kepalaku. Aku tersiksa Tante, tolong aku kuburkan aku secara layak. "

Ziva tertegun, " Ya ampun korban aborsi. Maafkan aku nak, aku kira kamu tuyul. "

"Lambat laun pasti aku akan jadi tuyul Tante jika aku terus berkeluyuran seperti ini. Maka dari itu tolong aku. " Ucap bayi itu duduk di depan Ziva, ukuran bayi itu sangat kecil namun ia sudah pandai berbicara.

Namanya juga hantu, iya kan guys 😅😅.

"Siapa ibu mu Nak ? " Tanya Ziva.

"Besok akan aku tunjukan Tante, " jawab bayi itu lalu pergi menghilang.

Ziva menggelengkan kepalanya, tiba-tiba suara cekikikan terdengar. " Diam lah mbak Kun, ini sudah hampir pagi sebentar lagi adzan subuh pergi sana ! Gak pegal apa terus bergelayut di pohon nangka itu. "

"Hihh siapa anda, ini rumah ku. " Jawab kuntilanak itu.

"Oh ya lupa, " jawab simple Ziva langsung kembali ke rumah kontrakannya.

"Huaaaaahhh ... " Ziva membungkam mulutnya.

Ziva berjalan ke arah kamar mandi, hendak mengambil air wudhu untuk sholat malam. ia kaget kala ada sosok nenek-nenek sedang berdiri di dapur kontrakannya.

"Cu ... " Sapa hantu nenek itu.

"Nek, permisi ya Nek. " Ucap Ziva permisi pada penunggu rumah kontrakannya.

Hantu nenek itu sudah lebih dulu menempati rumah kontrakan itu, hantu nenek itu tidak mengganggu malah dia selalu melindungi Ziva dan juga ibunya.

Ziva sudah mulai terbiasa dengan apa yang dia lihat, dengan begitu Ziva merasa nyaman dan tidak tertekan.

Pagi pun datang, Ziva berasa pegal di punggungnya tapi dia tetap pergi ke sekolah. Tidak ada sapaan saat dirinya sampai di sekolah, semua malah meliriknya sengan tatapan mengejek.

Padahal jika Ziva berpenampilan normal, semua wanita di kelasnya kalah cantik nya dengan kecantikan Ziva.

Wanita satu kelas ya guys, bukan wanita satu sekolah. 🤫🤫😅😅

"Ko punggungku berat sekali ya ? Padahal buku di tas ku hanya sedikit Saja. " Keluh Ziva menoleh ke arah belakang.

"Baaaa ... Maaf ya Tante aku bosan terbang terus. " Hantu anak kecil atau hantu bayi itu berada di punggung Ziva.

"Pantas saja rasanya berat, kenapa kamu mengikuti ku ke sekolah?" Tanya Ziva perlahan sambil melihat sekitar.

"Memang asal ku di sini Tante. "

"Stop jangan panggil aku Tante, kakak saja atau Ziva juga boleh. Jangan Tante, aku bukan Tante-tante yang suka jualan uang harum. "

"Uang harum ? " Tanya hantu itu heran.

"Iya, uang harum. Uang buga itu loh yang beranak cucu sampe cicit malah." Jelas Ziva.

Mereka pun tertawa kecil.

"Sebentar, asal kamu di sini kok bisa ? "

Belum sampai hantu kecil itu menjawab, dia sudah lebih dulu hilang dan pindah ke punggung salah satu siswi.

Siswi itu merasa berat, jalannya pun sedikit membungkuk. Belum lagi ia sesekali memegang perutnya dan meremasnya kecil.

"Siapa dia ? Apa mungkin dia ibu dari hantu kecil itu ? Jangan-jangan dia .... Ya ampun pantas saja hantu kecil itu berada di sini. " Ziva pun melanjutkan langkahnya.

Kini punggung Ziva ringan, karna hantu itu sudah berpindah tempat.

Langkah Ziva terhenti kala melihat seseorang sedang asyik bermain dengan bola basket di lapangan sekolah.

"Dia David, superstar di sekolah ini. " Bisikan itu terdengar jelas di telinga Ziva.

BAB 3.

" Ziva ? " Kitty memanggil Ziva.

Sosok yang berbisik pada Ziva pun menghilang.

"Pagi bestie ? " Sapa Kitty.

Ziva hanya tersenyum manis pada Kitty.

"Kamu tuh cantik loh Zi, coba deh rubah sedikit penampilan kamu. " Ucap Kitty sambil mencoba melepaskan kaca mata tebal Ziva.

Dengan gerakan tangan yang sangat cepat Ziva menghentikan gerakan tangan Kitty.

"Tidak Kitty ! aku lebih nyaman seperti ini. " Jawabnya.

Kitty pun tidak masalah dengan jawaban Ziva.

"Kitty apa kamu kenal dengan dia ? " Tanya Ziva menunjukan tangan nya ke arah wanita yang sedang di gelayuti oleh sosok hantu kecil itu.

"Siska. " Jawab Kitty. "Dia anak ibu kantin Zi"

"Oh, "

Jawaban singkat Ziva membuat Kitty penasaran, " memang ada apa Zi ? Apakah ada masalah ? "

"Eemm ... Tidak ! " Ziva belum mau bercerita, takut jika Kitty tidak bisa menjaga rahasia.

Mereka pun masuk ke kelas dan mengikuti pelajaran seperti biasanya, lagi-lagi Ziva yang lebih dulu keluar dari semua teman sekelasnya. ia keluar kelas dan langsung berjalan menuju kantin sekolahnya.

"Tumben Zivanya buru-buru, apa dia kebelet ? " Gumam Kitty.

Belum sampai ke kantin, Zivanya melihat Siska sedang berjalan perlahan keluar dari dalam kamar mandi. Ziva berjalan perlahan mengikuti Siska yang terlihat sangat tersiksa.

Siska duduk di ruang kosong, sambi menahan rasa sakit. Tak jarang ia membungkam mulutnya agar tangisannya tidak terdengar oleh siapapun.

"Kasihan sekali dia. " Ucap kecil Ziva.

Ziva masuk ke ruangan itu, terkejut lah Siska karna ada seseorang yang menghampirinya.

"Mau apa kamu ? " Tanya ketus Siska memasang wajah marah.

"Sttttt, tenang sis. Ayo kita bicara ! " Ajak Ziva yang langsung di tolak oleh Siska.

"Siapa yang sudah menghamili mu ? " Pertanyaan Ziva membuat Siska terdiam, seketika dia merasa kalah saat itu juga.

Ziva melembutkan nada bicaranya. " Tenang lah Sis, aku janji akan membantu mu dan akan menjaga nama baikmu. "

"Benarkah ? " Tanya Siska dengan nada takut dan gemetar.

Ziva menganggukkan kepalanya, Siska pun langsung memeluk Siska.

"Siapapun kamu, tolong aku ! rasanya berat dan sakit sekali. " Ucap Siska terisak menangis.

"Ayo duduk, " Ziva membawa Siska ke sudut ruangan itu.

"Siapa yang harus bertanggungjawab atas hal ini Sis ? Perkenalkan aku Zivanya anak Multimedia. " ujar Ziva.

"Ziva, a-aku ( Siska terisak menangis ) a-aku di hamili oleh Ayah ku sendiri. "

"Duarrrrrr .... " Ziva merasakan seperti tersambar petir saat itu juga.

"Bajingan ! " hardik Ziva kesal ingin rasanya ia mengutuk Ayah Siska.

"Bagaimana bisa Sis ? Apa kamu tidak bisa teriak ? " Ziva tak habis pikir dengan masalah yang menimpa Siska.

Siska menggelengkan kepalanya, " Aku di ancam Zi. Ayah akan membunuh Ibu kalau aku menolak kemauan Ayah, Ayah merenggut kesucianku saat aku mandi Zi. Setelah itu Ayah selalu melakukan itu setiap malam di saat Ibu sudah tertidur. "

"Anj*Ng. " Pungkas emosi Ziva.

"Sis, aku akan menjaga rahasia mu. Tapi kamu pun janji harus menjaga rahasia ku. " Pinta Ziva.

Tidak ada alasan untuk siska menolak permintaan Ziva. Siska menganggukkan kepalanya.

"Sis, semalam ada hantu kecil mendatangi ku. Dia mengatakan bahwa dirinya telah di bunuh oleh ibunya, dan ... itu adalah anak kamu Sis. " Jelas Ziva.

Siska seketika lemas dan menjatuhkan kepalanya ke atas lantai dengan isakan tangis dari rasa bersalahnya.

"Tenanglah Sis, bahkan sekarang dia ada di sini bersama kita. Dia pun ikut menangis." Jelas Ziva.

Seketika Siska merasa sakit hati, " maafkan ibu Nak, ibu salah. Maafkan ibu sayang."

"Aku janji akan membantu mu Sis, asalkan kamu mau bicara di mana jasad bayi yang kamu gugurkan itu ? "

Siska tak bisa manahan air matanya, " Di-dia i-itu ... "

"Ayo bicara Sis, kasihan dia minta di kuburkan secara layak. "

"A-aku menaruhnya di keresek hitam Zi, aku taruh di tumpukan kayu yang ada di belakang sekolah. " Jelas Siska.

"Ya ampun Sis, ayo cepat kita kuburkan dia secara layak. Setidak nya dia tenang dan tidak akan menyakitimu terus. "

Siska dan Ziva pun berdiri secara Perlahan Siska berjalan di bantu oleh Ziva. Sesampainya di belakang sekolah Zifa sedikit berlari saat melihat bungkusan kantung plastik warna hitam.

Bau busuk sudah mulai tercium, " Ya ampun Sis ini sudah berbentuk manusia, Ya Alloh Gusti. Hiks ... Hiks ... Malang sekali kamu Nak, syurga menanti mu Nak. "

Isakan tangis Ziva begitu sakit, begitupun dengan Siska. Tidak ada pilihan lain kini Ziva harus menemani Siska untuk bicara pada Ibunya, Siska pun menuruti apa yang di sarankan oleh Ziva.

"Ya Alloh Gusti Pak, ya Alloh Pak ... Kenapa tega koe Pak. Aaaaaaa ..... " Ibu kantin yang merupakan Ibu Siska menangis histeris, sehingga semua murid berkerumun melihatnya.

Siska terpukul melihat Ibunya yang Sampai tak sadarkan diri. Pihak sekolah membantu menguburkan Jenazah anak yang tak berdosa itu, setelah itu Ayah dari Siska di kurung di penjara sesuai dengan pasal dan undang-undang yang berlaku. Di saat kejadian itu Siska enggan masuk sekolah, ia lebih memilih untuk keluar dari sekolah dan bersekolah di sekolah dengan lingkungan yang baru. Pihak sekolah pun membantu kepindahan Siska.

"Terimakasih Ziva, kamu anak pilihan yang sangat istimewa. " bisik Siska memeluk Ziva, saat dirinya hendak berpamitan.

Ziva mengelus punggung Siska. " Jaga diri baik-baik Sis, di luar sana kebahagiaan sedang menanti kamu. Lanjutkan hidupmu. "

Ziva pun melepas Siska dengan tatapan sendu, mereka saling melambaikan tangan.

"Sudah kali Zi, tapi kok kamu bisa tahu sih kasus Siska ? " Tanya Kitty.

Seketika Ziva gugup sambil membenarkan kaca mata tebalnya. " Emm ... Siska yang cerita. Sudah ayolah !

"

"Tapi kok aku merasa kamu sedang menyembunyikan sesuatu Zi, "

"Tidak, perasaan kamu saja. " tiba-tiba Ziva melihat sosok anak kecil itu melambangkan tanggan sebelum akhirnya ia terbang ke atas.

Ziva tersenyum.

"Zi ... Ziva, jangan buat aku parno deh. " ucap Kitty.

"Kamu harus terbiasa dengan sikap ku, salah kamu sendiri mau berteman dengan ku. " sahut Ziva tersenyum bahagia, karna melihat senyuman tulus di raut wajah hantu anak itu.

Kitty merasakan hawa aneh saat itu juga. " Zivaaaaaa .... " Teriak Kitty berlari ke arah Ziva.

Mereka berjalan melewati koridor utama, lagi-lagi tatapan Ziva terhenti kala melihat laki-laki yang si sebut super star itu.

"Hahahaha ... Naksir ya ? " canda Kitty.

Ziva tersenyum, " Gak lah. Sebelum aku naksir dia, aku sudah tahu diri. "

"Harus optimis dong, " Cerca Kitty.

"Kok David aneh ya ? " celetuk Ziva.

Kitty melihat ke arah David, " Aneh ? Tidak kok. Dia tetap guanteng poll kok Zi. "

Ziva terdiam, " David di kelilingi asap hitam. Apa dia punya ilmu hitam ? "

"Apa Zi ? " Tanya Kitty.

"Tolong dia Ziva, tolong ! " Bisikan itu terdengar lagi.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!