Kehidupan bebas Jakarta membuat kedua orang tua Laras berencana memindahkan kuliah Laras di Surabaya. Kedua orang tua Laras sibuk bekerja selain itu di Surabaya Laras bisa diawasi oleh kakak iparnya .
"Dua hari lagi kamu ikut kak Fito untuk kuliah di Jakarta! "kata Gracia Tjandra.
"Why mom?"
"Kenapa nggak disini?"
"Laras maunya kuliah disini, bukan di Surabaya mom! "kata Laras.
"Dengan kamu di Surabaya mommy dan Daddy bisa tenang. Mommy dan Daddy percaya kalau kak Fito dan kak Lana akan menjaga kamu dengan baik" kata Tjandra Kusuma.
"Tapi Laras pernah bilang sama teman-teman, kalau Laras bakalan kuliah disini"
"Laras juga pengen masuk universitas yang
Laras suka bareng teman-teman "kata Laras.
"Nggak bisa Laras, mommy dan daddy tidak mau kamu terlalu dekat dengan teman-temanmu itu. Mereka membawa pengaruh yang buruk buat kamu "kata Gracia Tjandra.
"Mom-Dad, Laras bisa jaga diri kok! "kata Laras.
"Coba kamu hubungi kakak kamu, karena semua biaya kuliah dan keperluan kamu sudah Daddy kirim sama dia " kata Tjandra Kusuma.
"Kalau udah sama kak Fito mana bisa Laras ambil lagi, kak Fito kan orangnya gercep banget. Pasti dia udah daftarin kuliah Laras di Surabaya "kata Laras.
"Itu kamu tahu "kata Gracia dan Tjandra bersamaan.
Fito dan istrinya Lana sedang sarapan di dapur sambil membahas kepindahan Laras ke rumah mereka.
"Sayang nanti kalau Laras sudah datang, tolong kamu awasi dan nasihati dia juga ya. Aneh itu manja dan nakal sekali, mommy dan daddy aja udah nyerah. Makanya menyerahkan Laras sama kita "kata Fito.
"Iya sayang, aku tau. Kita akan bersama-sama menjaga Laras ya!"
"Tapi kamu juga jangan terlalu mengekang dia. Kasihan sayang! "kata Lana.
"Aku nggak tau, aku belum bisa memutuskan. Kalau dia tetap tidak mau diatur ya dia harus ikut peraturan yang berlaku di rumah ini "kata Fito.
Bryan Wijaya, cowok yang memiliki paras tampan dan berkharisma. Namun sampai saat ini belum ada yang berhasil menaklukkan hatinya. Hal ini dikarenakan sifat dingin dan cuek yang ia miliki. Seminggu sudah ia berada di Surabaya menikmati liburan panjangnya sekaligus mencari inspirasi untuk melengkapi hobi fotografernya yang mengoleksi foto-foto unik dan menarik.
"Pak Sandy tolong bawakan camera saya kesini. Tadi saya letakkan di dalam bagasi mobil "kata Bryan.
"Baik tuan muda "kata Sandy.
"Huh Laras, loe harus bisa nikmatin kebebasan loe selama 2 hari ini. Sebelum semua impian loe berakhir "kata Laras.
Dengan pakaian topi layaknya seorang cowok Laras berhasil kabur dari rumah setelah mengibuli pembantu dan satpam di rumahnya. Baiklah sekarang Laras berada di lokasi yang sama dengan Bryan yaitu pantai Marina.
"Aduh, capek banget abis lari. Untung aja mereka nggak kejar gue lagi. Tapi gue haus, butuh air. Gue beli dulu deh! "kata Laras sambil menuju warung di dekat pantai.
Di warung sambil menunggu antrian pembayaran Laras melihat Bryan yang berada di barisan depan sepertinya tidak memiliki uang cash untuk membayar tetapi hanya dapat membayar melalui scan dari aplikasi sementara warung tersebut hanya menerima pembayaran cash saja.
"Kakak nggak ada uang cash? "tanya Laras dengan nada suaranya dibuat seperti cowok.
"Iya, kalau masnya mau duluan nggak papa "jawab Bryan.
"Mbak, minuman saya berapa? "tanya Laras pada kasir warung.
"Sepuluh ribu kak! "jawab kasir.
"Oh, tambahin aja sama yang kak yang di depan tadi "kata Laras sambil bergegas pergi meninggalkan warung tersebut.
"Tuan muda, maaf ada apa memanggil saya? "tanya Sandy yang tiba-tiba datang.
"Ada uang cash nggak pak, kalau ada saya pinjam sebentar! "jawab Bryan.
"Ada tuan muda, ini! "kata Sandy menyerahkan beberapa lembar uang pada Bryan.
"Mbak, saya mau bayar punya saya tadi! "kata Bryan.
"Maaf kak, sudah dibayar sama kakak yang pakai topi tadi "kata kasir.
"Dibayar? "tanya Bryan.
"Iya, kak! "jawab kasir.
"Tuh orang baik banget, main bayarin aja"
"Ya nggak papa tuan muda, berarti masih ada orang baik di Jakarta ini tuan muda"
"Oh iya ini kameranya, tuan muda"kata Sandy.
"Nanti aja deh pak, udah nggak mood. Mendingan kita makan dulu aja"
"Kesana yuk, kita makan bareng! "kata Bryan.
Karena Laras telah mempunyai firasat tidak baik. Ia merasa ada yang membuntuti dan mengawasinya.
"Gawat, kayaknya ada orang yang ngikutin gue deh. Dari tadi gue ngerasa ada yang liatin gue. Gini nih nasib punya orang tua yang punya rasa sayang berlebihan. Apa-apa nggak boleh"
"Ah, mendingan gue lari aja kali ya"
"Lari... Lari... Lari... Laras "kata Laras dalam hati sambil berlari.
Laras berlari sekencang-kencangnya. Namun yang terjadi justru kumis dan jenggot palsunya tidak menempel dengan sempurna. Sialnya lagi orang suruhan tersebut semakin dekat jaraknya.
"Hah tuh orang malah kenceng banget lagi larinya"
"Kalau kayak gini udah pasti dah gue abis ini mah kena ceramah plis hukuman dari mommy dan daddy "kata Laras.
Bryan melihat Laras berlari. Ia pun teringat akan kejadian beberapa menit yang lalu waktu di warung.
"Cowok itu..."
"Dia, cowok yang tadi"
"Pak Sandy kita harus bantuin cowok yang lari sambil pake topi itu! "kata Bryan.
Bryan masih mengira bahwa Laras adalah seorang laki-laki karena tampilan Laras memang seperti layaknya laki-laki pada umumnya. Saat Laras berlari Bryan tiba-tiba menghadang, bermaksud ingin menolong. Namun ternyata Laras justru kehilangan keseimbangan dan menabrak Bryan. Sehingga keduanya pun terjatuh. Dalam posisi berpelukan.
"Aw sakit! "kata Laras kesakitan karena tangannya ditindih oleh tubuh Bryan.
"Kamu cewek? "kata Bryan sambil memegang pipi Laras.
"Hah?"
"Aduh kumis gue, pake copot segala "kata Laras terkejut.
"Aduh, maaf ya kak"
"Kakak pasti sakit?"
"Berdiri yuk kak, aku bantuin! "kata Laras sambil mengulurkan tangannya untuk membantu Bryan berdiri.
"Nona sebaiknya menyerah saja "kata Asep dan kawan-kawan yang kini sudah berada di dekat Laras.
"Ada perlu apa kalian sama dia! "kata Bryan menyembunyikan Laras dibelakangnya.
"Aduh den, kita perlu banget den. Ini soal hidup dan mati kita. Gaji kita bakalan di potong kalau..." kata Asep
"Berapa hutang dia sama kalian biar saya yang bayar? "tanya Bryan.
"Ini bukan tentang hutang den, gimana ya ngomongnya... "jawab Udin.
"Ya udah iya, Laras mau pulang bareng kalian"
"Kakak pasti heran kan kenapa?"
"Mereka orang baik, mereka itu disuruh sama mommy dan daddy buat jagain aku. Tapi sayangnya aku berhasil kabur "kata Laras pada Bryan.
"Mari non kita pulang! "kata Udin.
Malam harinya Bryan tidak bisa tertidur karena hati dan pikirannya selalu tertuju kepada Laras.
"Jam berapa ini?"
"Astaga jam 23.00 malam "kata Bryan sambil melihat jam"
"Kenapa gue nggak bisa tidur?"
"Cewek tadi..."
"Wajah imutnya nggak bisa hilang dari otak gue"
"Padahal gue baru pertama kali ketemu sama dia"
"Sumpah dia udah kayak hantu, sampe setiap orang yang gue temui. Semuanya berubah jadi dia. Berasa kayak di dipelet gue"
"Nggak, stop mikirin tentang tuh cewek. Udah loe nggak usah datang-datang lagi di pikiran gue. Bukan cuma pusing lama-lama jadi gila kalau terus mikirin dia"
Di kediaman Tjandra's Family, Laras dihukum tidak boleh melakukan aktivitas apapun kecuali di dalam kamarnya sendiri. Walaupun tidak terkunci tetapi dengan adanya penambahan bodyguard dan cctv setiap sudut rumah membuat Laras benar-benar tidak bisa berkutik.
"Ais kalau gini ceritanya sama aja, gue tetap nggak bisa ngapa-ngapain"
"Bosen!"
"Mana setiap temen gue datang, diusir lagi"
"Aaaaaaaaaaaaaa, gue nggak kuat! " kata Laras sambil berteriak.
Tring... Tring... Tring... (Celia Calling)
"Hallo, apa? "tanya Laras.
"Ayas, gimana kabar loe?"
"Gue tadi ke rumah loe. Kok nggak dibolehin masuk sih? "tanya Celia balik.
"Badan gue sehat sih, tapi pikiran dan perasaan gue nggak. Gue pengen jalan-jalan Celia "jawab Laras.
"Perasaan kemarin kita jalan, emangnya kenapa masih kurang?
"Gue tau nih ceritanya, pasti sekarang loe lagi kena hukuman kan"
"Apa kasusnya kabur dari rumah lagi, dan lagi untuk kesekian kalinya? "jawab Celia.
"He... He... He... Iya"
"Gimana dong gue bosan di rumah. Abisnya nggak bisa cuci mata. Nggak ada yang mau temenan sama gue. Mbak-mbak yang kerja disini juga pada takut sama gue. Padahal kan loe tau sendiri betapa baik hatinya gue "kata Laras.
"Hanya karena satu kejadian dimana loe ditangkap polisi karena tuduhan ikut tawuran terus sampe detik ini - hari ini nyokap - bokap loe nggak percaya lagi sama loe, gitu? "tanya Celia.
"Sebenarnya mereka tuh percaya sama gue, tapi karena kak Fito selalu memfitnah dan sok tau tentang kehidupan gue makanya kepercayaan mereka nggak tersisa sedikitpun buat gue. Jahat banget tau nggak "jawab Laras.
"Mungkin bukan fitnah kali, ya seharusnya loe bersyukur sih punya kakak baik seperti kak Fito"
"Gue aja nih ya, pengen banget punya kakak tapi sayangnya nyokap bokap gue nggak mau produksi anak lagi. Jadilah gue anak tunggal. Yang apa-apa gue lakuin sendiri "kata Celia,
"Ya gitu deh. Tapi gue salut sama kak Fito dia pinter banget pilih istri. Sumpah istrinya, kak Lana itu baik banget sama gue. Sampe gue curhat tengah malem dia mau loh dengerin gue. Terus abis gue curhat, gue di transfer duit dong sama kak Lana "kata Laras.
"Itulah juga yang jadi alasan kenapa loe nggak menolak dipindahkan kuliahnya ke Surabaya? "tanya Celia.
"Ih kok tau sih"
"Gue tuh ya, kena marah tiap hari, dapat pencerahan tiap hari dari kak Fito nggak papa. Itu bukan merupakan masalah yang serius buat gue. Asalkan ada satu orang yang ngertiin gue kayak kak Lana, itu udah lebih dari cukup. Apalagi kalau ditambah saweran duit beh tambah mau gue. Kapan lagi coba gue dapet privilege kayak gitu "jawab Laras.
"Dasar!"
"Eh, tapi gue punya informasi penting buat loe. Mau denger nggak? "tanya Celia.
"Apa sih, jangan bikin gue deg-degan dong? "tanya Laras balik.
"Jadi gue diterima kerja di Surabaya. Di perusahaan yang gue impi-impikan itu loh. Perusahaannya milik oppa Bryan"
"Gue seneng banget "jawab Celia.
"Demi apa, beneran? "tanya Laras.
"Beneran, kapan gue bohong sama loe! "jawab Celia.
"Oh syukur deh, setidaknya gue cupu-cupu amat sih di Surabaya. Gue masih punya temen walaupun dianya kerja sementara gue masih terus aja mencari ilmu di kampus"
"Loe soh, kenapa nggak kuliah aja?"
"Jadikan gue ada temen di kampus! "kata Laras.
"Males gue kuliah itu kebanyakan mikir, lama-lama botak juga kepala gue. Mendingan gue kerja aja mikir sekalian dapat duit "kata Celia.
"Yeh tapi gue yakin 100% loe nggak bakalan di lirik sama si oppa kesayangan loe itu deh "kata Laras.
"Jangan gitu dong, jahat banget omongannya!"
"Gini-gini kan gue temen loe, gue butuh support dan doa dari loe! "kata Celia.
"Bukan gitu, loe nggak percaya amat sama gue. Gimana kalau kita taruhan aja, kalau gue datang ke kantor loe pasti tuh si oppa-oppa itu bakal klepek-klepek sama gue "kata Laras.
"Ya jangan ditunjukkin juga pesona loe. Udah cukup, kebanyakan tebar pesona sih loe. Sampe seluruh cowok waktu SMA pada tertarik sama loe"
"Eh, tapi gue penasaran loh Yas. Emangnya loe pake pelet apa sih sampe-sampe seluruh cowok itu pada tertarik sama loe? "kata Celia.
"Ngarang loe, pelet apa coba?"
"Kebanyakan nonton drama sih loh!"
"Jadi error otak loe!"
"Gue juga nggak tau kenapa? "kata Laras.
"Biasa aja dong, gue kan cuma becanda"
"Kenapa diseriusin sih? "kata Celia.
"Terserah gue lah"
"Udah tau gue nggak mood, plus dapat hukuman lagi, malah diajak bercanda "kata Laras.
"Ya deh, gue doa'in semoga hukuman buat sahabat kesayangan gue cepet selesai"
"Gue berharap semoga dia insaf ya dengan adanya hukuman ini "kata Celia.
"Heh, dijaga ya omongannya loe kira gue ngapain!"
"Lah dimatiin "kata Laras sambil memutar kedua bola matanya.
Pagi ini Sandy merasa heran dengan mood dari anak majikannya saat ini. Bagaimana tidak Bryan minta di datangkan dukun hanya karena ia merasa dihantui oleh cewek yang bertemu dengannya di pantai kemarin.
"Tuan muda ini aneh, apakah dia bisa membedakan antara cinta pandangan pertama dengan pelet?"
"Apa mungkin karena tuan muda tidak pernah pacaran?"
"Jadi dia salah mengira?"
"Kalau kayak gini ceritanya bisa gawat. Gimana kalau tuan muda Bryan ketemu lagi sama nona kemarin?"
"Saya tidak bisa membayangkannya"
"Masak nona kemarin disangka pakai santet"
"Hah semoga saja tuan muda dapat pencerahan dari dukun itu? "kata Sandy.
"Asap apaan tuh di dalam kamarnya Bryan? "tanya Rangga.
"Lah iya, kok saya baru sadar ya! "kata Sandy terkejut.
"Firasat gue udah nggak enak ini mah"
"Kita langsung ke kamarnya aja yuk pak! "Ajak Rangga.
Betapa terkejutnya Rangga saat melihat Bryan pingsan di kasurnya. Sementara si dukun tersebut sedang berusaha mengotak-atik handphone Bryan.
"Woy, loe ngapain temen gue?"
"Wah parah loe, ngapain loe pegang handphonenya dia?"
"Ayo pak Sandy, cepet bawa dukun gadungan ini ke kantor polisi" kata Rangga.
"Cepat ikut! "kata Sandy sambil memborgol tangan si dukun gadungan.
Sekitar pukul 06.00 pagi, Laras sudah berada di rumah sakit. Eits jangan salah sangka dulu bukan Laras yang sakit. Tetapi Laras menemani Lana untuk memeriksa kandungannya di rumah sakit. Yaps tadi malam Fito dan Lana sudah tiba di Surabaya.
"Lucu banget foto dedeknya ya kak!"
"Gemes, imut-imut gitu! "kata Laras saat melihat foto bayi Lana.
"Ya kayak auntienya lah, cantik, imut dan ngegemesin paket lengkap diambil semua "kata Lana.
"Setelah ini temenin aku ke mall beli lemon ya kak, aku lagi kepengin banget minum jus lemon "kata Laras.
"Kenapa nggak beli aja, praktis nggak perlu ribet buat lagi? "tanya Lana.
"Maunya gitu sih, tapi kan Laras pengen jalan-jalan kak. Lumayan walaupun cuma keliling-keliling mall. Jadikan Laras punya alasan ketika ditanyain kak Fito nanti di rumah "Kamu dari mana aja, kenapa lama banget, hobi banget ya kamu buat masalah?"
"Terus aku tinggal bilang aja, kalau kita dari mall buat beli buah bukan buat masalah "jawab Laras.
Lana tersenyum mendengar penuturannya adik iparnya tersebut.
"Ada-ada aja kamu ya"
"Bukannya kamu sering ribut sama kak Fito?"
"Mau kamu salah atau nggak tetap aja dia mau cari ribut sama kamu! "kata Lana.
"Iya ya kak, aku tuh heran banget. Kenapa sih kita berdua itu nggak pernah akur?"
"Padahal aku sudah berusaha semaksimal mungkin buat kak Fito nggak marahin aku. Tapi ujung-ujungnya tetep aja kena marah "kata Laras.
"Tapi kamu harus percaya bahwa kak Fito sayang banget sama kamu"
"Buktinya waktu kemarin dia mendengar kamu kabur dari rumah. Aduh, dia paniknya minta ampun "kata Lana.
"Beneran? "tanya Laras.
Lana hanya menjawab dengan anggukan kepala saja.
"Ih, jadi terharu deh! "kata Laras.
"Lebay!"
"Kak Fito tuh memang gitu, tapi gengsinya tinggi banget buat bilang kalau dia sayang sama adiknya "kata Lana.
"Aaaa, aku jadi mau nangis deh kak. Boleh nggak? "tanya Laras.
"Jangan disini juga dong!"
"Nanti dikira orang kakak marahin kamu lagi "kata Lana.
"Yeh, mana orangnya tak sabet nanti kepalanya pake celurit. Biar mati sekalian "kata Laras.
"Jangan dong itu namanya termasuk dalam pasal pembunuhan berencana. Emangnya kamu mau masuk penjara? "tanya Lana.
"Nggak jadi deh kak! "jawab Laras.
"Kenapa? "tanya Lana lagi.
"Lupa bawa celuritnya, jadi gagal deh masuk penjara "jawab Laras.
"Ya, ya, ya, barang buktinya hilang duluan ya. Jadi lumayan ribet buat masukin ke penjara 'kata Lana.
"Itu kakak tau"
"Ih kita tuh emang bener-bener sefrekuensi deh kak, makanya kita ditakdirkan buat jadi kakak-adik"
"Sumpah seru banget punya kakak ipar kayak kak Lana "kata Laras.
"Pujiannya terlalu tinggi sekali, jangan gitu dong"
"Mungkin karena kita seumuran kali ya, makanya kita jadi nyambung ngobrolnya "kata Lana.
"Iya deh seumuran, kakak SMP - aku SMA "kata Laras.
"Lah itu beda jauh ya SMP ke SMA! "kata Lana.
"Kak Lana, Laras udah nggak tahan lagi kebelet pipis. Kakak tungguin disini ya!"
"Bentaran doang, janji nggak lama! "kata Laras sambil buru-buru pergi ke toilet.
"Iya, hati-hati jangan lari-lari! "kata Lana.
"Siap kakak "kata Laras dari kejauhan.
Saat Laras berada di depan pintu toilet, tiba-tiba foto hasil USG keponakannya terjatuh. Ya Laras tidak sempat mengembalikannya kepada Lana.
"Aduh, ribet banget dah, pake jatuh lagi foto ponakan tercinta "kata Laras
Foto-foto tersebut melayang terbawa angin, sehingga membuat Laras harus cepat mengambilnya.
"Lengkap sudah ada angin lagi, melayang dah tuh foto "kata Laras.
"Mbak yang punya foto ini ya?"
"Ini mbak fotonya!"
"Kamu... "kata Bryan terkejut saat melihat Laras.
"Eh kakak, ketemu lagi kita, thanks ya fotonya! "kata Laras.
"Ini foto bayi kamu? "tanya Bryan.
"Gue beneran nggak tahan "Laras memegangi perutnya.
"Iya kak foto aku"
"Sekali lagi makasih ya kak "kata Laras sambil pergi meninggalkan Bryan.
"Jadi dia sudah menikah dan sekarang sudah punya anak?"
"Berarti gue udah jatuh cinta pada orang yang salah "kata Bryan kecewa.
"Bryan, loe lama banget sih hah? "kata Rangga yang tiba-tiba datang.
"Udah dapat obatnya?"
"Bryan, loe kenapa?"
"Kenapa bengong? "tanya Rangga.
"Loe bilang sama pak Sandy besok kita pulang ke Surabaya"
"Gue ada meeting mendadak "jawab Bryan sambil pergi meninggalkan Rangga.
"Lah kok loe nggak ngomong dari kemarin? "kata Rangga sambil mengejar Bryan.
"Fito juga lagi disini, dia bilang mau jemput adiknya. Bukannya loe kemarin bilang nggak ada lagi meeting? "tanya Rangga.
"Ya bisa pulanglah ribet amat! "jawab Bryan.
"Gue tau, tapi sumpah gue nggak ngerti jalan pikiran loe hari ini?"
"Apa jangan-jangan gara-gara dukun gadungan tadi loe jadi kayak gini? "tanya Rangga.
"Gue kan udah bilang sama loe, jangan bahas dia lagi! "jawab Bryan.
"Gimana gue nggak mau ngebahas. Loe tuh sahabat gue. Gue peduli sama loe!"
"Loe tau nggak hampir aja uang di rekening bank loe dicuci sama tuh dukun gadungan. Tuh dukun otaknya pinter banget, dia tau lagi kalau semua uang loe ada di aplikasi m-banking di hp. Hebat bener kan tuh dukun"
"Sumpah loe beneran bikin gue ngakak banget deh kali ini. Gimana bisa masih percaya sama dukun, santet cinta apalah itu. Otak loe dimana hah Bryan?"
"Gue tau loe memang belum pernah pacaran, tapi kali pikiran loe nggak mencerminkan bahwa loe adalah seorang CEO. Bryan, gue tanya loe nggak pernah gitu ngerasain yang namannya cinta monyet. Nggak usah deh cinta monyet. Cinta pertama deh waktu SMP, SMA. Loe nggak pernah ngerasain itu?"
"Kayaknya gue emang harus berterima kasih ya, sama cewek yang udah bikin loe nggak berhenti memikirkan dia. Karena dia udah berhasil bikin loe menjatuhkan hati loe sama dia! "jelas Rangga.
"Loe nggak perlu terima kasih sama dia, karena dia barusan udah bikin gue kecewa dan patah hati "kata Bryan meninggalkan Rangga.
"Hah, jadi tadi Bryan udah ketemu lagi sama cewek itu? "tanya Rangga dalam hati.
Rangga menelpon Sandy.
"Hallo pak Sandy, bisa tolong bantuin saya?" tanya Rangga.
"Memangnya ada apa tuan muda Rangga? "tanya Sandy balik.
"Ini demi kebaikan kita semua. Pak Sandy tolong cari cewek yang berhasil buat Bryan jadi gila hari ini. Terus pak Sandy foto dan kirim ke aku! "jawab Rangga.
"Terus saya harus cari kemana tuan muda Rangga? "tanya Sandy.
"Barusan Bryan sepertinya bertemu dengan cewek itu. Tapi kayaknya Bryan salah paham "jawab Rangga.
"Salah paham bagaimana ya tuan muda? "tanya Sandy lagi.
"Nggak tau ya pak. Kenapa aku ngerasa bahwa cewek itu sebenarnya baik. Jadi apapun yang terjadi aku bakalan tetap cari cewek itu demi melanjutkan kisah cintanya Bryan "jawab Rangga.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!