Selamat datang, dibantu untuk support cerita ini ya
Catalina atau biasa dipanggil Talin adalah cewek cantik berbadan mungil dengan karir yang cukup cemerlang di usia 28 tahun sebagai auditor. Dia sudah berpacaran dengan Delon selama 8 tahun ini. Kisah cinta mereka terbilang sangat romantis dan jarang konflik.
Sementara Delon cowok ganteng dengan usia 30 tahun, berbadang jangkung, dan merupakan fotografer terkenal yang memfoto model - model cantik dan seksi. Hidup Delon selalu dikelilingi wanita.
Talin berdiri di halte bus terdekat dari kantor untuk makan malam bersama Delon. Dia sudah menunggu selama 30 menit tapi lelaki itu belum juga muncul membuat Talin gelisah hingga terus menerus mengecek jam tangan yang melingkari pergelangan tanganya.
Mobil sedan hitam berhenti di depan halte. Delon menurunkan kaca jendelanya sambil tersenyum. “Baby” Panggil Delon sambil melambaikan tangan.
Talin berdiri dari kursi dan menghampiri Delon. “Kok kamu lama banget si, by”
“Maaf, by… tadi aku beli sesuatu dan lama banget nunggunya”
“Beli apa kamu?”
Delon memutar tubuhnya ke arah kursi belakang dan mengambil satu buket bunga mawar merah. “Selamat hari jadi yang ke 8, by”
“Ya ampun… kamu inget juga hari ini kita jadian?”
“Iya dong. Masa lupa terus. Sini”
“Apa?”
“Mendekat ke sini” Delon tersenyum lebar.
Talin mendekatkan dirinya ke arah Delon. Lelaki itu langsung menarik Talin ke dalam peluknya. Wangi kayu manis langsung menusuk hidung Talin, tapi cewek itu menyukainya. Delon mencium puncak kepala Talin.
“Semoga selamanya kamu romantis begini ya” Talin memandang Delon penuh cinta.
“Aku akan selamanya sayang dan cinta sama kamu….”
“Janji ya?” Jari kelingking Talin mengarah kepada Delon.
Delon mengangguk dan menyambut jari kelingking Talin. Menautkan jemari mungil mereka. “Janji, by”
“Makasih ya, by… untuk semuanya”
“Sama - sama cintaku”
...****************...
Delon membawa Talin ke sebuah restoran jepang yang terkenal di Jakarta. Dia tau kalau Talin menyukai sushi dam sashimi.
“Pesen apa aja yang kamu mau, by”
“Aku mau yang biasa”
“Okey, beef ramen dan sashimi tuna ya?”
Kening Talin berkerut. “Sejak kapan aku suka tuna?”
Delon gelagapan. “Aduh, maaf baby… kebiasaan kalau makan sama anak kantor. Aku pesanin dulu ya”
“Kamu nggak aneh - aneh kan?”
“Aneh - aneh gimana?”
“Selingkuh sama cewek lain” Kata Talin pedas. Jarang konflik bukan berarti tidak pernah cemburu.
“Mau nyari apa lagi aku kalau selingkuh… aku udah punya calon pasangan hidup yang sempurna”
Wajah cemberut Talin langsung berubah menjadi ceria. “Baby, akhir tahun kita liburan kemana ya?”
“Ke Jepang mau?”
“Mau” Mata Talin langsung berbinar.
Delon mengulum senyum.”Mau kemananya?”
“Kyoto, Tokyo, Osaka? Aku mau coba sesuatu juga”
“Apa tuh?”
“Pokoknya romantis buat kita berdua. Akan membuat hubungan kita makin panass” Talin nyengir lebar.
“Oke… jadi, ngga sabar tunggu kejutan dari kamu”
“Tenang aja, pokoknya aku jamin kamu suka”
“Aku pesen tiketnya. Kamu kirim foto passport kamu ya”
Punya pacar kayak Delon memang seperti anugrah dari Tuhan. “Oke. Oh iya nanti pas malam Natal makan - makan bareng keluargaku kayak biasa ya”
“Siap… tapi kamu harus temani aku beli banu baru dulu”
“Kenapa tiba - tiba jadi baju baru?”
“Harus keliatan serasi dong sama kamu di depan keluargamu. Masa pacarnya cantik cowoknya kayak gembel”
“Ya ampun, Delon. Kamu tuh udah sempurna banget buat aku!”
Talin memeriksa laporan yang sudah dia tulis untuk kemudian diajukan kepada atasannya yang tampan, jeli, dan perfeksionis. Aaron. Bosnya kadang bisa menjadi penyemengat pekerjaan mereka lalu kemudian berubah menjadi monster yang mengkritik pekerjaan mereka habis - habisan.
“Pak, ini laporan audit saya saat mengaudit rumah sakit seminggu yang lalu” Kata Talin begitu menghadap Aaron.
Aaron lelaki berkacamata dengan rambut dan pakaian yang selalu rapih. Wajahnya sebelas dua belas dengan aktor korea. Usut punya usut Aaron itu anak dari direktur rumah sakit yang sebenarnya tidak butuh uang, tapi memilih mandiri dan bekerja di perusahaan akuntan ini. “Oke… saya periksa dulu. Nanti kalau ada yang perlu direvisi saya panggill”
“Iya, Pak. Makasih” Talin langsung keluar dari ruangan Aaron. Aaron memang tampan, tapi aura lelaki itu terasa sangat mengintimindasi.
Talin kembali ke mejanya. Teman kantornya, Celine langsung menggeser kursi ke arah mejanya. “Lo udah ajuin cuti akhir tahun belom?”
“Laporan gue aja masih diperiksa sama si Aaron mana berani gue minta cuti sekarang yang ada bisa disinisin. Emang laporan lo udah beres, Cel?”
“Belum. Ini aja masih gue ketik”
“Terus lo ngapain udah mikirin liburan aja deh, Cel”
“Liburan kan hidup gue, Lin. Penyemangat kerja, makanya gue harus mikirin liburan sambil nulis laporan”
“Gue saranin lebih baik lo fokus aja… lo tau kan si Aaron nggak menerima kesalahan macam typo… sampai typo kepar lo”
“Ah, tapi gue capek dari tadi nulis laporan terus. Gue mau rehat bentar… rencana liburan akhir tahun mau kemana, Lin?”
“Gue sama cowok gue mau liburan bareng ke Jepang. Katanya dia mau pesen tiket buat gue dan di sana gue mau berdua terus sama dia. Gue akan tempelin dia seperti lem. Sayang - sayangan. Peluk - pelukan. Ciuman menjelang tahun baru. Sempurna!” Membayangkannya saja sudah membuat rasa bahagia mendera Talin membuat sudut bibirnya terus terangkat.
“Ih, seru banget! Jadi iri gue!” Seloroh Celine merasa menyesal kenapa harus bertanya tentang rencana akhir tahun Talin.
“Santai, Cel… mumpung lo lagi sendiri.. lo bisa ke Bali kan?”
“Tiap tahun ke Bali bosen nggak si?”
“Kalau masih jomblo nggak… kan lo bisa cari cowok di klub sana mau lokal atau bule… lo kenalan, ajak doi ke pantai, rayain tahun baru, kalau mau lanjut lo bisa lanjut ke kamar!”
Mata Celine langsung berbinar. “Seru juga ide lo!”
Aaron keluar dari ruangannya dan menatap Talin yang lagi asik mengobrol bersama Celine. “Oh kalian dari tadi kerjainnya sambil ngobrol pantes yang satu banyak salah yang satu nggak kelar - kelar” Kata lelaki itu. Dingin dan pedas.
Talin dan Celine langsung terdiam. Talin berdiri dan menghampiri Aaron. “Biar saya revisi, Pak”
Aaron langsung menyerahkan laporan yang ditulis Talin kepadanya. “Revisi semua yang saya tandain”
“Siap, Pak!”
...****************...
Delon berada di dalam studionya bersama seorang model yang cantik jelita dan bertubuh molek. Wanita itu mengenakan sebuah gaun mini warna hitam yang mengekspos dengan jelas behan dadanya. Gaun itu juga pendek hingga hanya menutupi bokongnya saja.
“Kayaknya kalau tubuh kamu lebih condong sedikit ke bawah kamu akan terlihat lebih seksi” Komentar Delon yang masih memegang kameranya.
Model cantik itu menuruti perintah Delon. Dia sedikit menxondongkan tubuhnya ke bawah dan membuka sedikit kedua kakinya. “Kalau gini gimana? Lebih seksi?”
“Seksi banget!” Delon kembali mengangkat kameranya untuk memfoto model cantik itu.
“Udah selesai. Mau lihat hasilnya dulu, Dara?”
Dara mengikuti Delon ke komputernya untuk melihat lebih jelas hasil fotonya yang difotokan oleh Delon. Delon membuka folder komputernya dan menunjukan hasil foto Dara.
“Bagus banget. Aku keliatan seksi disitu” Komentar Dara antusias. Dia benar - benar terlihat seksi dan cantik di sana.
“Aslinya juga kamu memang cantik dan seksi” Delon tersenyum ke arah Dara.
“Pernah ada yang kasih tau kamu nggak? Kalau kamu juga ganteng dan… seksi”
“Oh ya? Aku ganteng dan seksi?”
“Sangat” Dara meletakan jarinya di dada Delon dan menggerakan jarinya perlahan ke bawah sambil menatap mata lelaki itu.
“Jangan gini, Dar…. Nanti kalau aku nggak tahan gimana” Jantung Delon mulai berdetak lebih cepat apa lagi dada Dara yang cukup besar berada tepat di hadapannya. Perempuan itu menunduk sedikit sementara Delon duduk di depan komputernya.
Dara meletakan kedua tangannya di bahu Delon dan langsung duduk di pangkuan lelaki itu. “Aku tunggu kamu di apartemenku gimana?”
“Kapan?”
“Kapanpun kamu butuh” Bisik Dara membuat Delon semakin panas dingin. Dara bahkan terlihat jauh lebih seksi dan menggoda dari pada pacarnya, Talin.
Selingkuh tidak masalah bukan selama tidak ketahuan.
“Nanti aku ke sana, Dara”
Langit sudah gelap dan jam menunjukan pukul 11 malam. Bekerja sebagai auditor memang memiliki bayaran yang mahal, tapi juga harus mengorbankan banyak waktu untuk lembur. Setelah pekerjaannya selesai. Talin meraih ponselnya untuk meminta Delon menjemputnya. Tapi, beberapa kali pun menelpon lelaki itu sama sekali tidak menjawab ponselnya.
Delon kemana ya? Apa dia baik - baik saja?
Aaron mematikan lampu di ruangannya seiring dengan lelaki itu keluar dan menutup pintu ruangannya. Bersiap akan pulang. “Kamu belum mau pulang, Catalina?” Tanya Aaron basa - basi waktu melihat Talin masih berada di mejanya.
“Ini mau pulang, Pak” Talin meraih tasnya dan berdiri mengikuti Aaron bosnya yang sangat pintar di usia muda. Isunya usia Aaron itu 35 tahun. Cukup matang untuk menikah, tapi kabarnya lelaki itu masih sendiri.
Ruang kerja mereka berada di lantai 10 gedung perkantoran di Jakarta. Aaron dan Talin berada dalam satu lift tapi masing - masing hanya diam. Aaron mempersilakan Talin keluar lebih dulu.
“Saya pulang, Pak” Pamit Talin.
“Naik apa kamu, Talin? Ini sudah malam loh” Tanya Aaron perhatian.
“Naik taksi, Pak. Mobil saya lagi di bengkel”
“Oh, kamu nggak takut naik taksi sendirian malam - malam begini?”
Sejujurnya Talin sangat takut pulang malam sendirian naik angkutan umum. Tapi, apa dia punya pilihan? Delon tidak bisa dihubungi dan mobilnya di bengkel. Ingin meminta tolong pada keluarga tapi tidak enak pula. Lagi pula di jaman sekarang sangat banyak transportasi yang bisa digunakan.
“Sebenernya… sebenernya saya takut, Pak. Tapi, saya nggak ada pilihan juga” Talin menggaruk kepalanya yang tidak gatal. Dia sangat canggung.
“Saya anter. Rumah kamu masih di Jakarta kan?”
“Masih, Pak Aaron. Tapi, saya nggak mau repotin, Bapak”
“Selama masih di Jakarta saya nggak repot”
“Saya tinggal di apartemen flamboyan, Pak”
“Itu searah sama rumah saya. Biar saya antar kamu sekalian. Ayo” Aaron mengambil langkah di depan Talin dan berjalan menuju mobilnya. Talin mengekor di belakang.
“Maaf saya repotin, Bapak” Kata Talin membuka percakapan. Mobil Aaron adalah sebuah mobil suv keluaran terbaru yang harganya sekitar 1 milyar. Isu bahwa Aaron kaya raya nampaknya memang benar.
“Nggak apa - apa. Santai. Justru saya nggak mau kamu naik taksi terus kenapa - napa. Kan kamu tau tingkat kriminalitas di kota besar seperti Jakarta cukup tinggi”
“Pak, makasih ya” Talin menatap Aaron. Bosnya itu sangat tampan. Dari samping saja visualnya menarik.
“Sama - sama, Talin”
Jarak apartemen Talin dari kantor sebenarnya tidak jauh. Hanya sekitar 10 km. Jalanan malam juga sangat lenggang membuat perjalanan mereka kian singkat.
“Pak, saya turun ya. Terima kasih sudah antar saya sampai rumah”
“Iya, Talin. Saya tunggu di sini sampai kamu selamat masuk gedung”
Talin tersenyum ke arah Aaron san segera berjalan menuju pintu masuk apartemennya. Aaron dengan santai dan sabar menunggu Talin hingga masuk ke gedung apartemen, lalu menjalankan mobilnya.
...**************** ...
Delon menyimpan ponselnya di dalam tas ransel. Sementara dia sedang berada di apartemen Dara bersama perempuan itu. Dara semakin cantik dan seksi di dalam hari dalam balutan lingerie merah marun dan kimononya yang tidak diikat.
“Makasih kamu udah mau ke sini. Aku ambil minum buat kamu ya” Kata Dara yang segera beranjak untuk mengambil minuman untuk Delon.
Tangan Delon langsung menahan pergelengan tangan Dara. “Aku boleh numpang mandi dulu di sini?”
Dara mengangguk. “Boleh dong. Kamu ke kamar mandi aja aku ambil handuk dulu buat kamu”
“Oke”
Pandangan mata Delon tidak bisa lepas dari tubuh Dara. Tubuhnya tidak terlalu langsing tapi sedikit berisi. Yang membuatnya semakin seksi adalah pinggang ramping dan panggul besar. Bokongnya juga berisi. Benar - benar bentuk tubuh seperti gitar. Delon mendorong pintur kamar mandi dan melepas pakaiannya. Dia sama sekali tidak ingin bau saat bercumbu bersama Dara.
Delon mengguyur tubuhnya di bawah shower dan menyabuninya dengan banyak sabun. Pintu kamar mandi di dorong terbuka menampakan sosok Dara tanpa kimononya yang tersenyum.
“Ini handuknya. Aku tunggu di luar”
Dengan tidak sabar Delon segera keluar dengan handuk yang melilit pinggangnya. Tubuhnya belum kering sempurna. Dara duduk di ruang tamu dengan 2 gelas kaca dan sebotol anggur. Perempuan itu sudah melepas kimononya menampakan lingerie berbahan tipis yang menampakan tubuhnya.
Dara tersenyum melihat Delon “Duduk”
Perkataan perempuan itu seperti hipnotis untuk Delon. Dengan mudah dia mengikuti perkataan Dara. Dara menuangkan anggur untuk mereka dan menyesapnya perlahan - lahan sambil memandang tubuh topless Delon. Matanya tidak salah menilai Delon. Tubuh lelaki itu tidak terlalu berotot, tapi wajahnya sangat tampan dan sangat maskulin. Delon menenggak anggur merah yang dituangkan Dara sambil tetap memandang Dara. Seakan dia benar - benar lupa dengan Talin. Dengan hubungan 8 tahun mereka.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!