NovelToon NovelToon

Transmigrasi Ervina

Chapter 1

Seorang wanita yang memiliki body bak gitar spanyol berjalan sambil menyeret sebuah koper berwarna biru memasuki bandara.

Wanita itu menggunakan pakaian yang di dominasi dengan warna hitam dengan rambut panjangnya yang di biarkan terurai dan sesekali bergoyang tertiup angin.

Dia mendudukkan dirinya di kursi tunggu karena dia menunggu sang asisten yang telah lebih dulu datang di bandara untuk mengurus prosedur penerbangannya.

"Semuanya sudah siap nona" ucap sang asisten.

"Jadi aku sudah bisa lepas landas" ucap Ervina.

"Ya nona anda sudah bisa lepas landas saat ini juga, tapi apa anda yakin ingin membawa sendiri jet pribadi anda" ucap sang asisten.

"Aku yakin entah kenapa aku merasa sangat ingin mengemudikan jet pribadiku sendiri" ucap Ervina.

Ya wanita yang tadi baru saja memasuki bandara ada Ervina seorang wanita jenius yang memiliki IQ lebih dari 200.

Saat ini Ervina akan melakukan penerbangan ke negara Elysium untuk berlibur karena merasa bosan dengan urusan perusahaannya.

Mari kita perjelas siapa Ervina Nessa Harrison.

Ervina Nessa Harrison adalah seorang putri dari pasangan Dallin Harrison dan Naura Sasa Harrison seorang pebisnis sukses dan bahkan menempati urutan no 1 di negara Valtania.

Ervina yang saat ini berumur 25 tahun telah menjabat sebagai CEO ZyroCorp meneruskan perusahaan mendiang kedua orang tuanya, Ervina telah menyelesaikan gelar Doctor nya diumur 17 tahun dan bahkan menjadi lulusan terbaik.

Setelah orang tuanya meninggal Ervina yang menggantikan posisi sang daddy dan membuat ZyroCorp mengalami peningkatan yang drastis.

Ervina memiliki banyak keahlian selain Pintar dia juga mahir dalam Bela diri pengobatan meracik racun bahkan peretasan.

Sekian pengenalan Ervina.

"Sam aku percayakan ZyroCorp padamu aku akan beristirahat selama 3 hari" ucap Ervina menepuk bahu Samuel.

Samuel sebagai asisten pribadi Ervina mengangguk dia akan melaksanakan tugas itu dengan sebaik mungkin.

"Tenang saja nona saya tidak akan mengecewakan kepercayaan nona" ucap Samuel bersungguh sungguh.

Ervina tersenyum mendengar jawaban Samuel, dia sangat percaya pada Samuel karena dia yakin jika Samuel tak mungkin mengkhianatinya.

"Baik kalau begitu aku berangkat, ingat jangan percaya siapa pun kecuali prajurit naga" ucap Ervina.

Samuel mengangguk mengerti ucapan sang nona, Ervina segera berjalan ke landasan menuju jet pribadinya, liburan kali ini dia sendiri yang akan menerbangkan jetnya entah kenapa dia tak ingin menggunakan pilot.

Ervina mulai menyalakan mesinnya dan secara perlahan menarik tuas dan setelah beberapa saat jet yang di bawa oleh Ervina mengudara.

Tetapi baru saja beberapa saat mengudara Ervina mendengar suara dari arah belakang kokpit, karena penasaran Ervina menekan tombol auto pilot agar Jetnya tetapi terbang dengan stabil.

Ervina mengikuti suara tersebut saat semakin mendekati sumber suara Ervina semakin yakin jika suara yang dia dengar adalah suara bom.

Benar saja baru saja Ervina sampai di tempat bom itu di letakkan, bom tersebut langsung meledak seluruh Jet yang di kemudikan oleh Ervina seketika meledak.

Samuel yang masih dapat melihat jet pribadi yang di bawa oleh Ervina sangat terkejut karena jet tersebut tiba tiba meledak begitu saja.

"Nona" teriak Samuel.

Kota Fortisia.

Sedangkan di kota Fortisia seorang gadis berusia 17 tahun tengah terbaring dengan alat medis yang menempel di tubuhnya.

Gadis tersebut bernama Nessa Rora, dia terjatuh dari atap gedung kampusnya yang mengakibatkan dia mengalami koma selama sebulan.

Suara detak jantung dari alat monitor yang berada di samping tempat tidurnya, kelopak yang sudah lama tertutup perlahan terbuka menyesuaikan cahaya yang menyilaukan.

"Akh, Gue dimana apa gue selamat dari ledakan itu" ucap Ervina sadar dari komanya.

Di saat Ervina masih melihat sekelilingnya pintu ruangan itu terbuka menampilkan seorang wanita dengan memakai pakaian pelayan dengan membawa sesuatu di tangannya.

Pelayan tersebut terkejut melihat nona mudanya telah sadar saking terkejutnya dia menjatuhkan barang yang dia bawa.

Pelayan tersebut langsung berlari keluar ruangan itu terburu buru.

Ervina yang melihat hal itu merasa heran karena dia tak mengenal pelayan tadi.

"Sebenarnya siapa dia kenapa begitu terkejut melihat ku" ucap Ervina.

Tak lama pelayan tadi kembali ke ruangan Ervina terbaring dengan seorang wanita dan pria di belakangnya.

Wanita yang berjalan di belakang pelayan itu langsung mendekat ke arah Ervina dengan air mata yang sudah menumpuk di pelupuk matanya.

"Akhirnya kau sadar juga sayang mamah sangat takut" ucap Lestari.

Ervina yang mendengar ucapan wanita di depannya merasa heran, karena orang tuanya telah lama meninggal dan dia hidup hanya berdua dengan Samuel.

"Siapa anda nyonya" ucap Ervina pada wanita di hadapannya.

Lestari yang mendengar ucapan putrinya seketika menangis, karena putrinya tidak mengenali dirinya.

"Pah Nessa tidak mengingat mamah" ucap Lestari menangis pada suaminya.

Zahir segera memeluk istrinya untuk menenangkannya.

"Mamah yang tenang papah sudah meminta dokter Radi untuk memeriksa Nessa" ucap Zahir menepuk punggung istrinya.

Ervina sangat bingung dengan yang dia lihat di hadapannya, tiba tiba kepalanya sakit sebuah ingatan yang jelas bukan ingatannya memaksa masuk ke dalam otaknya.

Dia melihat seorang gadis yang berpakaian sederhana yang sedang di bully, memori terus berputar di dalam otaknya hingga pada kejadian terakhir.

Ternyata dia di dorong oleh mahasiswa yang selalu membully nya dari atap kampus hingga mengakibatkan pemilik tubuh harus meregang nyawa.

Setelah beberapa saat dia mengerti ternyata dia mengalami perpindahan jiwa seperti novel dan drama drama yang sering dia lihat.

"Gue kira transmigrasi cuman bualan ternyata gue ngalami nya sendiri" ucap Ervina dalam hati.

"Jadi saat ini gue menempati tubuh Nessa Rora B. gadis berusia 17 tahun putri dari tuan Zahir Kaid Benedict dan Lestari Dewi Benedict" ucap Ervina dalam hati.

Setelah beberapa saat akhirnya dokter Radi telah tiba lalu langsung memeriksa kondisi Nessa.

"Nessa baik baik saja Za, mungkin dia hanya kehilangan ingat sementara" ucap dokter Radi.

Lestari kembali menangis mendengar penjelasan Radi, sungguh malang sekali nasib putrinya dia baru mengetahui jika putrinya sering di bully di kampusnya karena penampilan putrinya.

"Terima kasih Rad" ucap Zahir.

"Sama sama kalau gitu aku akan kembali ke rumah sakit" ucap Radi.

"Baik ayo aku antar" ucap Zahir.

Zahir mengantar Radi ke depan, sedangkan Lestari kembali mendekati putrinya yang masih terbaring.

"Nessa apa ada yang sakit" ucap Lestari.

Sekarang Ervina kita sebut Nessa ya sesuai dengan nama raga yang di tempati oleh jiwa Ervina.

"Nessa baik baik saja" ucap Nessa.

"Syukur nanti juga kau akan mengingat semuanya, mamah akan memindahkan kuliah mu" ucap Lestari.

"Iya mah, tapi tetap ingin kuliah di kampus itu" ucap Nessa.

"Tapi kamu mengalami kesulitan di sana dan tak pernah memberitahu kami sayang mamah tak ingin sesuatu yang buruk terjadi lagi padamu" ucap Lestari.

"Mamah tenang saja Nessa akan baik baik saja dan akan memberitahu mamah dan papah jika terjadi sesuatu" ucap Nessa meyakinkan Lestari.

"Baiklah kalau begitu kamu istirahat dulu ya sayang mamah mau keluar sebentar menemui papah mu" ucap Lestari.

"Iya mah" ucap Nessa.

"Sisca tolong temani Nessa dulu" ucap Lestari pada pelayan yang pertama kali menemuka Nessa siuman.

"Baik nyonya" ucap Sisca.

Lestari keluar dari kamar Nessa untuk membicarakan sesuatu dengan suaminya, saat ini di kamar hanya ada Nessa dengan sang pelayan yang bernama Sisca.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Chapter 2

Lestari keluar dari kamar Nessa untuk membicarakan sesuatu dengan suaminya, saat ini di kamar hanya ada Nessa dengan sang pelayan yang bernama Sisca.

***

Sisca mendekat ke arah Nessa.

  "Apa ada yang nona perlukan" ucap Sisca dengan sopan.

  "Bantu aku untuk duduk" ucap Nessa.

Sisca dengan cepat membantu nona mudanya untuk duduk karena selama satu bulan ini nona mudanya hanya terbaring.

  "Terima kasih" ucap Nessa yang telah duduk.

  "Sama sama nona" ucap Sisca.

  "Kau duduklah ada yang ingin aku tanyakan" ucap Nessa.

  "Baik nona" ucap Sisca duduk di kursi samping tempat tidur Nessa.

  "Seperti yang sudah kau dengar aku mengalami hilang ingatan hanya sedikit yang aku ingat jadi tolong kau ceritakan siapa aku dan kedua orang tuaku" ucap Nessa.

Sisca mengangguk, lalu dia mulai menceritakan siapa Nessa dan keluarganya. Sedangkan di lantai bawah saat ini Lestari menuju halaman depan.

  "Pah apa Radi sudah pulang" ucap Lestari yang tak melihat mobil dokter Radi.

  "Ya mah Radi baru saja pulang, kenapa mamah sampai menyusul kemari" ucap Zahir.

  "Mamah udah bicara pada Nessa kalau dia akan pindah kampus tapi dia menolaknya pah" ucap Lestari.

  "Ya sudah biar nanti jika keadaan Nessa sudah pulih kita bicarakan lagi" ucap Zahir.

  "Baik pah" ucap Lestari.

  "Ya sudah sebaiknya kita kembali ke kamar Nessa kasihan dia sendiri" ucap Zahir.

  "Iya pah" ucap Lestari.

Zahir dan Lestari berjalan memasuki mansion dan menuju kamar tidur Nessa, sedangkan di kamar Nessa Sisca baru saja menceritakan semuanya.

Ervina yang saat ini menempati tubuh Nessa cukup terkejut dengan identitasnya, meski dia dari keluarga yang berkecukupan tapi pakaian yang dia gunakan biasa saja dan terlihat cupu dan sebab itu dia di bully.

Dia juga cukup terkejut mengetahui perusahaan papah Nessa karena perusahaan Ervina pun menjalin kerja sama dengan perusahaan milik keluarga Benedict.

  "Terima kasih sudah menceritakannya" ucap Nessa.

  "Sama sama nona" ucap Sisca tulus.

Sisca adalah anak dari pelayan di kediaman Benedict dia membantu ibunya bekerja di kediaman Benedict.

Baru saja Sisca menceritakan secara garis besar siapa Nessa dan keluarganya, pintu kamar Nessa terbuka di sana terlihat kedua orang tua Nessa.

Sisca yang melihat itu segera bangun dari duduknya dan menjauh dari tempat tidur Nessa, saat ini Zahir dan Lestari sudah berada tepat di samping putri mereka yang tengah duduk.

  "Apa kau sudah merasa baikan sayang" ucap Zahir mengusap puncak kepala Nessa.

  "Iya pah aku baik baik saja" ucap Nessa tersenyum.

  "Jika kau telah benar benar pulih kamu akan kembali kuliah" ucap Zahir.

  "Pah aku ingin tetap berkuliah di kampus yang sekarang" ucap Nessa.

Nessa tak ingin pindah dari kampusnya saat ini karena dia berniat untuk membalas semua perbuatan yang mereka lakukan pada Nessa asli.

  "Mamah gak setuju bagaimana kalau kamu kembali mengalami hal yang tidak di inginkan" ucap Lestari khawatir.

  "Nessa janji akan berhati hati dan akan memberitahu mamah dan papah semuanya, Nessa tak akan menyembunyikan apapun lagi pada kalian" ucap Nessa meyakinkan kedua orang tuanya.

  "Sudah mah kalau Nessa ingin seperti itu, tapi Kamu janji jika ada yang melakukan sesuatu padamu harus bicara dengan papah dan mamah" ucap Zahir.

  "Siap pah" ucap Nessa.

  "Apa ada yang kau inginkan sayang" ucap Zahir.

  "Tidak pah Nessa hanya ingin istirahat" ucap Nessa.

  "Apa kau tak lelah istirahat terus hahaha" ucap Zahir tertawa.

Lestari segera mencubit pinggang suaminya bagaimana mungkin suaminya itu bicara seperti itu pada Nessa.

  "Akh.. sakit mah papah kan hanya bercanda" ucap Zahir melirik istrinya.

  "Ya sudah jika begitu sayang, kamu istirahatlah mamah dan papah akan keluar" ucap Lestari.

  "Iya mah makasih" ucap Nessa.

Lestari dan Zahir pergi meninggalkan kamar Nessa, Sisca yang mendengar jika nona mudanya ingin beristirahat pun berniat untuk keluar dari kamar itu.

  "Kalau begitu saya juga pamit non" ucap Sisca.

  "Tunggu apa kau tahu dimana ponselku" ucap Nessa.

  "Ponsel nona ada dalam laci sebelah tempat tidur nona" ucap Sisca.

  "Oh baiklah kalau begitu kau boleh pergi" ucap Nessa.

  "Baik nona, jika anda membutuhkan sesuatu tekan saja tombol itu saya akan segera datang" ucap Sisca menunjuk tombol yang berada di samping tempat tidur Nessa.

  "Ya aku mengerti" ucap Nessa.

Sisca pergi meninggalkan kamar Nessa, saat ini Nessa sendiri di dalam kamar.

Nessa turun dari tempat tidur dan berjalan ke arah cermin. Ternyata wajah Nessa cukup cantik dan bisa di katakan tak jauh berbeda dengan wajahnya dulu.

  "Wajahmu cantik tapi kenapa kau berpenampilan cupu Nessa, sayang sekali kecantikan ini kau sembunyikan" ucap Nessa menatap pantulan wajahnya di cermin.

  "Tenang saja mulai sekarang aku akan membalaskan denda mu dan mencari tahu siapa yang menaruh bom dalam Jet pribadiku" ucap Nessa.

Nessa kembali ke tempat tidur dan membuka laci untuk mengambil ponselnya, dia mengetikkan sebuah nomor di layar ponsel tersebut dan melakukan panggilan.

Dengan cepat panggilan itu tersambung.

  "Bagaimana kabar mu Sam" ucap Nessa.

Samuel yang menerima panggilan dari nomor tak di kenal langsung mengangkatnya meski saat ini dia dalam masa berduka karena kepergian atasannya sekaligus orang yang sangat berharga dalam hidupnya.

Samuel terkejut mendengar orang yang menelpon mengetahui namanya.

  "Siapa kau, bagaimana kau tahu namaku" ucap Samuel.

  "Tentu saja aku tahu karena aku Ervina" ucap Nessa.

  "Sebaiknya kau katakan siapa kau, dan berani beraninya kau mengaku sebagai nona Ervina" ucap Samuel marah saat ini jika Nessa bisa melihatnya wajah Samuel sudah memerah sepenuhnya.

Nessa tersenyum karena Samuel berhati hati dan tak mudah percaya begitu saja.

  "Apa kau tak percaya" ucap Nessa.

  "Jelas aku tak percaya hanya orang bodoh yang akan percaya, karena aku sendiri yang memakamkan nona Ervina dua hari yang lalu sial*n" ucap Samuel berteriak.

Benar Ervina tak memiliki siapapun kecuali Samuel orang terdekat yang telah dia anggap seperti adiknya sendiri.

Kedua orang tua Ervina telah meninggal dan dia di asuh oleh kakek tapi tak lama karena sang kakek pun harus meninggal, jadi dia hidup sendiri sambil mengurus perusahaan peninggalan sang Daddy.

Dan saat itu dia menemukan Samuel yang tak sadarkan diri di pinggir jalan bersimbah darah.

  "Tenangkan dirimu Sam, itu tak baik untuk kewarasanmu" ucap Nessa menenangkan

Samuel terkejut mendengarkan ucapan dari seberang telpon ucapannya sama seperti yang selalu Ervina katakan padanya saat dia sangat marah.

Tak terasa air matanya mengalir begitu saja dan tangisan halus terdengar oleh Nessa.

  "Hiks... Sebenarnya siapa kau katakan apa yang kau inginkan, jangan mempermainkan aku brengs*k" ucap Samuel frustasi.

  "Tenang aku benar benar Ervina Sam, jika kau tak percaya buktikan ucapanku ini. Pergilah ke Mansion milik ku Ervina di sana ada lukisan teratai turunkan dan kau akan menemukan sesuatu di sana" ucap Nessa.

  "Baiklah itu saja untuk saat ini, ingat Sam jangan pernah percaya siapapun kecuali prajurit naga" ucap Nessa.

Setelah mengatakan hal itu Nessa mematikan sambungan telpon dan menyimpannya di atas kasur.

  "Sebaiknya aku pergi mandi, rasanya sangat lengket" ucap Nessa.

Nessa berjalan ke arah kamar mandi untuk membersihkan diri, sedangkan di sebuah apartemen Samuel tengah bingung apa dia harus mempercayai ucapan dari orang yang tak dia kenal, tapi ucapan terakhir orang tersebut sama seperti ucapan terakhir Ervina saat di bandara.

  "Aku harus memastikannya" ucap Samuel.

Samuel mengambil jaket dan kunci mobilnya dia melajukan mobil menuju mansion milik Ervina, saat dia sampai di sana dia teringat kenangannya bersama Ervina.

Dia sangat berterima kasih pada Ervina karena menyelamatkannya pada malam itu, dengan berat hati Samuel memasuki mansion yang biasanya terasa hangat tapi saat ingin sangat terasa dingin.

Samuel menyalakan lampu dan mulai mencari lukisan yang di maksud, setelah beberapa saat akhirnya Samuel menemukan lukisan tersebut.

Dia dengan cepat Samuel menurunkan lukisan tersebut dan menemukan sebuah tombol di balik lukisan tersebut.

  "Oh my good" ucap Samuel yang menemuka sebuah tombol di balik lukisan.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Chapter 3

Dia dengan cepat Samuel menurunkan lukisan tersebut dan menemukan sebuah tombol di balik lukisan tersebut.

  "Oh my good" ucap Samuel yang menemuka sebuah tombol di balik lukisan.

***

Dengan cepat Samuel menekan tombol tersebut, tiba tiba dinding tempat lukisan itu tergantung bergetar dan terbuka menampilkan sebuah tangga yang menuju ke bawah.

Samuel sangat terkejut karena selama ini dia tak pernah mengetahuinya, lalu bagaimana wanita itu bisa mengetahuinya.

  "Bagaimana mungkin wanita itu mengetahui sesuatu yang aku sendiri tak tahu" gumam Samuel.

Samuel dengan cepat kembali menekan tombol tersebut, dinding yang tadinya terbuka kembali tertutup, Samuel kembali menggantung lukisan bunga teratai di tempatnya.

Samuel mengingat semua percakapannya dengan wanita yang menelponnya sebelum dia ke mansion Ervina.

  "Apa benar dia nona Ervina" ucap Samuel.

  "Jika dia nona Ervina lalu siapa yang aku makamkan" ucap Samuel.

Samuel segera mengambil ponselnya dalam saku celana dan menekan nomor yang tadi menelpon dirinya.

Tapi nomor yang di hubunginya tiba tiba tak aktif membuat Samuel merasa frustasi.

  "Sial kenapa nomor nya tak aktif" ucap Samuel.

Samuel kembali mencoba menghubungi nomor tersebut tapi tetap sama nomor tersebut tak aktif, akhirnya dia menelpon prajurit naga.

  "Tolong kau periksa sebuah nomor yang akan aku kirimkan" ucap Samuel.

Samuel memutuskan panggilan telepon dan langsung mengirimkan sebuah nomor tak di kenal para prajurit naga untuk memeriksanya.

Setelah itu dia memutuskan untuk kembali ke apartemennya, sebelum pergi dia menatap sekeliling mansion tersebut sebelum dia melangkah pergi dari sana.

Sedangkan saat ini di kamar Nessa baru saja selesai membersihkan diri dan berpakaian, Nessa berjalan arah tempat tidur mengambil ponselnya.

  "Pantas tak ada telepon dari Sam, ternyata ponsel ini kehabisan daya" ucap Nessa.

Nessa mencari kabel charge untuk mengisi daya ponselnya setelah menemukannya dia segera mengisi daya ponselnya.

Lalu Nessa mendekat ke arah meja lalu membawanya ke atas tempat tidur, dia membuka laptop milik Nessa untuk mencari informasi mengenai dirinya Ervina.

Evina dengan mudah membuka laptop milik Nessa karena ingatan Nessa asli, dengan kemampuan Ervina yang asli tak sulit mencari informasi tentang dirinya.

Jari jemarinya dengan lincah menari di atas keyboard, mengetik sesuatu yang ingin dia ketahui.

Setelah menunggu beberapa saat akhirnya semua data yang dia inginkan terpampang jelas di layap laptopnya.

  "Jadi ada di tikus yang sedang bermain dalam perusahaan" ucap Nessa.

  "Nikmati lah masa masa tenang anda tuan, karena setelah aku mengambil tindakan jangan harap kau akan bisa bernafas dengan leluasa" ucap Nessa menyeringai.

Nessa menemukan fakta baru ternyata ada seorang pengkhianat dalam perusahaannya yang memberitahu pada musuhnya jika dia akan pergi berlibur.

Setelah menemukan yang dia inginkan, Nessa memutuskan untuk tidur karena hari mulai larut.

Nessa menyimpan laptop di meja samping tempat tidur dan dia membaringkan badan dan mulai memejamkan mata memasuki alam mimpinya.

Di alam mimpi saat ini Ervina tengah berada di padang rumput yang indah, dia melihat seorang wanita yang sedang duduk sambil memeluk kedua lututnya di bawah pohon besar yang rindang.

Ervina berjalan mendekati sosok tersebut.

  "Apa yang sedang kau lakukan" ucap Ervina pada sosok di hadapannya.

Sosok itu mendengar suara seseorang langsung mendongak menatap wajah yang berbicara padanya.

Saat sosok itu mengangkat wajahnya betapa terkejutnya Ervina melihat wajah wanita di hadapannya, Ervina segera berjongkok di hadapan sosok tersebut.

  "Kamu Nessa" ucap Ervina.

Nessa yang mendengar namanya di sebutkan hanya tersenyum terhadap Ervina.

  "Benar kan kamu Nessa" ucap Ervina kembali memastikan.

  "Iya kak, aku Nessa" ucap Nessa membenarkan ucapan Ervina.

  "Kalau kamu Nessa sekarang kita dimana" ucap Ervina bingung.

  "Kita ada di alam mimpi kak, aku mau bilang terima kasih ke kakak" ucap Nessa.

  "Terima kasih buat apa" ucap Ervina.

  "Saat aku di ambang kematian aku merasa kematian ini gak adil buat aku. selama ini aku selalu berusaha menjadi orang baik, saat nafas terakhir aku berharap akan ada seseorang yang menggantikan aku untuk menuntut ketidakadilan ini sampai akhirnya kakak menempati tubuhku" ucap Nessa.

  "Tapi kita tak memiliki hubungan sampai aku harus menempati ragamu untuk membalas dendam" ucap Ervina.

  "Kakak benar tapi kita memiliki satu kesamaan kita merasa kematian kita tak adil" ucap Nessa tersenyum.

Ervina memang sempat merasa kematian yang dia alami tak adil pantas saja jiwanya di tarik untuk menempati raga Nessa.

Mungkin tuhan memberikan kehidupan kedua untuk aku membalaskan ketidak adilan yang Nessa dan aku alami.

  "Kau tenang saja, karena aku telah menempati ragamu aku akan membalaskan ketidak adilan yang kau dan aku alami" ucap Ervina dengan sorot mata yang membara.

  "Terima kasih kak, dan jika kakak telah berhasil menuntut ketidakadilan tersenyum berbahagialah bersama keluargaku bagaimana pun sekarang mereka keluarga kakak, selamat tinggal" ucap Nessa tersenyum.

Tiba tiba Nessa bangun dari duduknya lalu tiba tiba tubuhnya mulai memudar menjadi serpihan cahaya yang menyilaukan mata.

Karena cahaya yang menyilaukan Nessa terbangun dari tidurnya, cahaya matahari mulai menerobos memasuki kamarnya melalui celah jendela.

Nessa melihat ke sekeliling ternyata benar tadi dia bermimpi dan bertemu dengan Nessa yang asli.

  "Tenang lah di sana aku akan menuntut ketidakadilan yang kau alami dan aku akan menjaga keluargamu karena seperti yang kau kata kan saat ini juga mereka keluargaku" ucap Nessa mengepalkan tangannya.

Nessa melihat ke arah jam dinding ternyata sudah pukul 9 di lekas bangkit dan berjalan membersihkan dirinya.

Sedangkan saat ini di kota Heritania, tepatnya di perusahaan ZyroCorp Samuel tengah membereskan dokumen dokumen yang di tinggalkan oleh Ervina.

Setelah kepergian Ervina para pemegang saham terus mendesak dirinya untuk mencari pengganti CEO yang baru untuk ZyroCorp.

Setelah menerima sebuah telepon dari nomor tak di kenal semalam dia mulai berfikir dengan kerasa siapa gadis itu, dan saat ini kesimpulan yang bisa dia dapatkan mungkin saja gadis itu tangan kanan Ervina yang tak di ketahui.

Jika kesimpulannya benar dia akan mematuhi membicarakan tentang posisi CEO yang kosong dengan tangan kanan atasannya itu.

Samuel telah mendapat laporan dari prajurit naga bahwa nomor tersebut terdaftar atas Nama Nessa Rora Benedict seorang putri dari pengusaha dari kota Fortisia, Samuel pun mengetahui tentang perusahaan kedua orang tuan Nessa karena mereka memang menjalin kerjasama.

Ponsel Samuel berdering dia segera mengangkat panggilan tersebut setelah mengetahui siapa yang menghubunginya.

  "Ya ada apa" ucap Samuel.

  "..."

  "Awasi dan jaga dia baik baik dari jauh jangan sampai ketahuan" ucap Samuel.

  "..."

Samuel mengakhiri panggilan itu, ternyata setelah Samuel mengetahui siapa pemilik nomor tersebut dia segera mengutus prajurit naga untuk mengawasi dan menjaga gadis tersebut.

  "Semoga aku bisa segera bertemu dengan nya, nona aku merasa kesepian" ucap Samuel menatap bingkai foto Ervina di atas meja.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!