Melawan Takdir Yang Salah
Bertemu Si Nyebelin
Hari itu kampus sedang riuh. Event besar tahunan yang ditunggu-tunggu akhirnya digelar, dan Agysta, sebagai panitia, sibuk setengah mati. Kemeja putihnya sudah lecek karena seharian mondar-mandir dari satu tempat ke tempat lain. Tangannya kini penuh dengan kotak brosur yang harus segera ia letakkan di meja informasi.
Claudia Agysta Gyreta
(mengirim chat ke grup panitia)
“Bro, siapa yang jaga meja informasi? Gue mau naruh brosur sekarang.”
Rosetta Grafieka Flowrce
“Gue bentar lagi ke sana, lo taruh aja dulu. Tapi pelan-pelan, ya, biar nggak berantakan.”
Claudia Agysta Gyreta
Oke, santai.
Agysta mematikan layar ponselnya dan berjalan ke arah meja informasi. Baru beberapa langkah, BRUK!. Ponselnya hampir terlepas dari tangan, dan brosur di tangannya bertebaran ke lantai.
Claudia Agysta Gyreta
Astaga! Mata lo di mana, sih?!
Arghantha Octavianus Freardinan
Lo yang tiba-tiba berhenti di tengah jalan
Agysta mengangkat wajah, menatap cowok di depannya dengan kesal. Kemeja kusut, rambut acak-acakan, dan ransel yang terbuka lebar—seakan semua di hidup cowok itu memang asal-asalan.
Claudia Agysta Gyreta
Nabrak orang nggak ada minta maafnya, ya? Malah nyalahin gue?! Bantuin dong, brosur gue berantakan!
Arghantha Octavianus Freardinan
Nggak sengaja, kok. Lagian gue buru-buru.
Claudia Agysta Gyreta
Buru-buru bukan alasan buat nggak punya sopan santun.
Arghantha akhirnya jongkok untuk memunguti brosur, tapi caranya sangat asal. Brosur itu dilipat sembarangan sebelum diserahkan kembali ke Agysta.
Arghantha Octavianus Freardinan
Nih, selesai. Gue udah bantu, kan?
Claudia Agysta Gyreta
Nama lo siapa? Gue laporin ke panitia.
Arghantha Octavianus Freardinan
Lapor aja. Nama gue Arghantha.
Sebelum Agysta sempat membalas, Arghantha sudah berdiri dan pergi begitu saja. Langkahnya santai, seperti tidak terjadi apa-apa.
Claudia Agysta Gyreta
Batinnya
Cowok macam apa, sih? Nyebelin banget, sumpah!
Agysta mengetik sesuatu di ponselnya.
Claudia Agysta Gyreta
Eh, ada yang kenal cowok nyebelin namanya Arghantha? Gue mau lapor ke panitia inti kalau dia bikin kekacauan.
Rosetta Grafieka Flowrce
Arghantha? HAHA. Itu anak teknik yang sering bikin masalah. Santai, dia emang gitu.
Claudia Agysta Gyreta
Serius? Baru ketemu sekali aja gue udah muak!
Namun, meski kesal, Agysta tidak menyadari bahwa pertemuan ini hanyalah awal dari cerita panjang yang akan membawa banyak kejutan dalam hidupnya.
Takdir atau kutukan
Event kampus masih berlangsung ramai, tapi suasana hati Agysta sudah kacau sejak pagi. Insiden dengan Arghantha tadi membuatnya terus teringat pada wajah datar cowok itu yang menyebalkan.
Setelah memastikan brosur sudah rapi di meja informasi, Agysta berjalan ke arah panggung utama. Ia mendapat pesan dari ketua panitia bahwa ada masalah teknis yang butuh penanganan cepat.
Namun, baru beberapa langkah—lagi-lagi—ada yang menabraknya. Kali ini lebih keras hingga tas selempangnya terjatuh.
Claudia Agysta Gyreta
(berteriak kesal)
Serius? Hari ini gue jadi target tabrakan, ya?
Ia mendongak, dan kali ini yang berdiri di depannya adalah cowok lain. Wajahnya jauh lebih ramah dibanding Arghantha, dengan senyum canggung di bibirnya.
Dhirganta Kumarta
Maaf banget, gue nggak sengaja. Lo Agysta, kan?
Claudia Agysta Gyreta
(masih kesal)
Iya, gue Agysta. Lo siapa? Mau nabrak gue juga kayak si Arghantha tadi?
Cowok itu tertawa kecil, tampak bingung
Dhirganta Kumarta
Gue Dhirganta. Temennya Arghantha. Tapi gue nggak ada niat buat bikin masalah kayak dia.
Claudia Agysta Gyreta
Ya ampun. Jadi lo bagian dari tim bikin gue kesel?
Tertawa lagi, menyerahkan tas Agysta yang jatuh
Dhirganta Kumarta
Gue serius nggak sengaja. Tapi ngomong-ngomong, lo udah ketemu Arghantha? Apa dia bikin kacau lagi?
Claudia Agysta Gyreta
Lagi? Lo bilang dia sering bikin masalah?
Dhirganta Kumarta
Bukan gitu. Argha cuma... ya, orangnya beda aja. Dia nggak jago basa-basi atau peduli sama detail kecil
Sebelum Dhirganta sempat menjawab, suara yang sangat dikenalnya terdengar dari belakang.
Arghantha Octavianus Freardinan
Lo ngomongin gue, ya?
Agysta berbalik, dan benar saja. Arghantha berdiri santai dengan tangan di saku celana. Wajahnya masih menampilkan ekspresi malas yang bikin darah Agysta mendidih.
Claudia Agysta Gyreta
Ngapain lo di sini lagi? Mau bikin kekacauan baru?
Arghantha Octavianus Freardinan
(Sambil tersenyum tipis)
Gue cuma nyari Dhir. Eh, ketemu lo lagi. Takdir, mungkin?
Claudia Agysta Gyreta
Takdir? Gue rasa ini lebih kayak kutukan.
Dhirganta Kumarta
(tertawa, menepuk bahu Arghantha)
Bro, lo bikin dia kesel lagi, ya?
Arghantha Octavianus Freardinan
(mengangkat bahu)
Gue bahkan belum ngapa-ngapain.
Claudia Agysta Gyreta
Lo nggak perlu ngapa-ngapain. Wajah lo aja udah cukup bikin gue muak.
Sebelum suasana semakin panas, ketua panitia muncul dari arah panggung
ketua panitia
Agysta, ada masalah di area bazar. Bisa ke sana sekarang?
Claudia Agysta Gyreta
Berdiri dengan wajah frustrasi)
Masalah lagi?! Ya udah, gue ke sana
Saat ia berjalan pergi, suara Arghantha mengejarnya
Arghantha Octavianus Freardinan
Jangan-jangan, lo yang bawa sial hari ini.
Claudia Agysta Gyreta
Agysta berhenti, menoleh dengan tatapan tajam.
Lo ngomong apa barusan?
Dhirganta Kumarta
(sambil tertawa)
Udah, udah, Argha. Jangan bikin dia tambah marah. Kita ke bazar aja, bantuin.
Dengan langkah cepat, Agysta meninggalkan mereka. Tapi dalam hati, ia sudah bersumpah. Kalau ada masalah lagi di bazar, dan salah satu dari dua cowok ini terlibat, ia tidak akan tinggal diam.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!