Aku melompat turun dari bus, hari ini hari pertama aku menginjakkan kaki di kota Padang. Setelah lulus Sekolah Menengah Atas di kampung halamanku. aku ingin ke pantai Padang menikmati matahari di sore hari.
Sesampainya di pantai aku berjalan menyusuri bibir pantai sekali-kali aku berlari menghindari air laut, aku tak peduli dengan orang yang melihatku yang sedang bermain dengan ombak, capek bermain ombak aku mampir di salah satu cafe di pantai hanya untuk sekedar minum air kelapa muda dan jagung bakar.
Selayang pandang aku tatap lautan yang luas sebagus ini ciptaannya tuhan, banyak remaja yang lagi asyik bermain, anak-anak kecil bermain ombak bersama orang tuanya mereka begitu gembira bahagia, anak kecil itu main pasir bersama mamanya, sekali-kali ku dengar gelak tawa mereka " Mama, kenapa aku tak pernah lagi mendapatkan kasih sayang seperti mereka, dulu aku begitu kau sayang," Saat salsa hadir dalam keluarga kasih sayang mama mulai berubah, umur 3 tahun aku harus menerima sikap mama yang tak lagi sayang padaku, mama selalu meninggalkanku, seolah-olah aku bukan lah anaknya, hanya papa yang selalu menemaniku di saat aku lagi sedih, di saat mama marah besar sama aku, dan mama sampai berkata " Sampai kapan kamu akan jadi beban hidupku, kenapa kau selalu bikin aku kesal," tak terasa air mataku mengalir dan aku menangis dalam kesendirianku di kota ini. Tak terasa suara azan magrib terdengar dari mesjid dekat pantai. Aku berdiri dan membayar minuman ku dan ku langkahkan kaki menuju mesjid untuk melaksanakan sholat magrib.
Setelah sholat aku berjalan menuju jalan utama, aku bingung mau kemana karena dari siang tadi yang aku ingat hanya pantai dan ombak. sesampai di jalan utama aku duduk di halte sambil membuka kartu ujian untuk besok jam 10 pagi. aku buka kartu ujian aku lihat lokasinya di Universitas x, aku stop angkot dan naik angkot menuju kampus tersebut.
"Bang, boleh tanya gak, kampus x di mana ya bisa tolong anterin saya ke sana," kataku
" Wah jauh dek dari jalan utama, adik kuliah di sana kok malam-malam begini," ucap sopir angkot.
"Tidak bang saya besok ujian di sana, tapi saya ga tau kampus nya di mana, bisa minta tolong kan masa iya Abang tega sama anak kampung seperti saya jalan ke sana?" jawab Sari
"Boleh aja dek tapi tambah ongkos ya, karena jauh." jawab sopir.
" Aman bang, yang penting saya sampai ke sana. dan satu lagi bang penginapan yang murah dekat dari kampus itu ada gak bang, saya takut besok telat datang waktu ujian besok pagi," ucap sari.
"Tenang dek nanti saya cariin ya yang dekat dan bisa jalan kaki ke sana dan lagian disini banyak penginapan murah meriah." kata sopir
Tak terasa kami udah sampai di kampus x dan aku turun dari angkot. dan melihat gedung tinggi ada 4 lantai, " Alamak bagus sekali kampusnya aku mau kuliah disini Mak. jika nanti aku tak lulus di Universitas Negeri, kampusnya bagus hijau dan bersih," ucapku tanpa sadar
"Dek kamu ujian di lantai berapa?" tanya sopir angkot.
" Oh iya bang sampai lupa. bentar nya aku buka dulu kartu ujian ku," sambil buka ransel cari kartu ujian yang aku simpan tadi.
" Bang saya di lantai 4, temani aku ya, aku mohon aku takut sendirian jalan sampai lantai 4." kata sari
"Masih banyak kok dek orang yang lihat nomor ujian nya, masa iya sama saya ke sana, apa gak malu jalan sama sopir angkot, dan satu lagi dari segi umur jauh beda kita dek," ucap sopir angkot
" Ya Abang cuekin aja. biar mereka bilang apa yang penting saya tak pernah milih teman kok, mau ya bang temani aku," ucapku
Kami turun dari lantai 4 menuju parkiran dan naik angkot dan berjalan keluar dari area kampus. Rasanya aku ingin lompat-lompat karena senangnya hatiku ada yang menemani aku ke kampus ini dan sangat bersyukur sekali ada yang mau menemani walau aku hanya sendirian dan ini pertama kalinya aku ke kota Padang. Selama perjalan aku hanya diam dan Abang angkot pun diam. tak terasa aku udah sampai di salah satu hotel yang dia rasa dekat dari kampus x.
" Dek ini hotel yang paling dekat dari kampus, adik besok tinggal jalan kaki dari sini, jalan dari gang ini lurus aja, nanti ada pertigaan belok kiri nah itu kampusnya, emang lumayan lah jauhnya, kalau semalam kita jalan utama menuju kampus itu jauh mutar-mutar, " ucap sopir angkot.
" Iya bang makasih ya. eh sebelum Abang pulang makasih banyak udah anterin saya dan temani saya, kenalkan nama saya Sari, doakan saya lulus ya, dan mudah-mudahan kita bisa jumpa lagi," sambil aku kasih ongkos angkotnya aku masuk ke dalam hotel, hotelnya lumayan murah dan nyaman.
Kamar 303 aku buka pintu kamar dan aku mencoba untuk rebahan tubuhku karena capek sambil nonton, setelah itu aku mandi dan sholat Isa, aku bongkar isi ranselku mencari hp di karenakan dari tadi siang aku tak pernah pegang hp. kenapa aku sampai lupa, tak biasanya aku lalai, aku lihat begitu banyak panggilan dari mama dan papa, juga pacarku
aku naik keranjang dan aku telpon papa kasih tau kalau aku udah sampai.
" Hallo papa, sari udah sampai dengan selamat, maaf ya papa sari lupa telpon atau WA papa."
" Iya, anak papa jangan lupa sholat dan berdoa ya biar ujian nya besok lancar, dan jangan lupa makan," ucap papa.
" Iya papa sayang, sari kangen sama papa,"ucapku dan tak terasa air mataku mengalir di pipiku, ini pertama kalinya aku keluar kota selama ini aku hanya di rumah jadi penunggu setia rumah.
" Sari anak papa yang cantik, tak boleh nangis nanti cantiknya hilang dan ingat ya pesan papa," ucap papa.
" ya papa, cuma sari." kata sari
" ok sayang papa, sekarang tidur ya, jangan lupa berdoa sebelum tidur."kata papa
Sehabis nelpon dengan papa aku langsung tidur, dan tak lupa berdoa, berharap bisa bangun pagi karena mulai terakhir sekolah aku jadi malas bangun pagi dan papa selalu ribut tiap pagi suruh sholat subuh.
Jam 06:00 aku udah siap mandi dan sholat aku nyalain televisi sambil main game, aku selalu isi waktu kosong di pagi hari dengan game di hp terkadang itu yang membuat mamaku marah, tapi aku diam aja bila mama marah kalau lagi asyik, pernah suatu pagi mama marah besar dan membanting hp ku hingga hancur, sejak itu aku kurang bersahabat dengan mamaku.
"Aaah sudahlah tak perlu di pikirkan itu udah berlalu," aku tarik nafas dan aku keluar kamar untuk sarapan pagi aku lihat semua meja makan tak ada yang kosong semua terisi, aku ambil sarapan dan aku duduk paling pojok kerena hanya di sana yang ada satu kursi penuh. aku lihat hanya satu orang yang duduk di sana dan aku menuju ke meja tersebut
"Pak boleh ya sari duduk di kursi ini, semua meja dan kursi penuh, hanya ini satu-satunya kursi yang kosong," ucapku.
" Ya, silahkan dek, kebetulan saya juga sendirian duduk disini," ucap bapak itu
"Makasih ya pak," aku langsung letakkan piring yang berisi sarapan dan segelas kopi susu dan aku duduk di depan bapak itu, aku langsung makan dan tam bersuara karena papa bilang kalau makan gak boleh berbicara walaupun itu dalam lingkungan keluarga sendiri. Aku udah terbiasa dengan aturan seperti itu setelah selesai makan aku baru lihat wajah bapak itu dan bapak itu pun tersenyum kepadaku, dan aku pun tersenyum.
Pria tersebut asyik dengan hpnya sekali-kali menyendok bubur ke mulutnya tapi matanya tak lepas dari hp, "mungkinkah dia main game atau lagi berkerja, tapi kok bekerja di meja makan," ucapku dalam hati. Tak ku sadari pria di depan melihatku.
"Ada apa, apa baru kali ini melihat orang ganteng dan rapi seperti aku," ucapnya
" Maaf pak bukan begitu, saya lihat bapak asyik dengan hp dan lebih mengutamakan hp dari pada sarapan bapak," ucapku.
"Salam kenal saya Kevin, dan baru sampai kemaren malam dari Jakarta," ucapnya
"Salam kenal juga saya Sari, hari ini mau ikut ujian masuk perguruan tinggi dan kebetulan lampunya dekat dari sini," ucapku panjang lebar.
"Ooo, ini kartu namaku, bila ada waktu boleh temani aku jalan-jalan di kota ini," ucapnya.
"Maaf pak, sari juga baru pertama di kota ini, jadi kita sama-sama tak tau kota ini."
"Oke lah kalau begitu, kamu siap ujian nya jam berapa, kamu tunggu aku nanti ya disini", ucapnya.
" Kita lihat nanti aja pak, emang hari ini jadwalnya bapak tidak ada, masa iya kita baru kenalan pak," kataku
"Saya percaya kami itu gadis baik-baik saya bisa lihat dari cara kamu bicara dan juga tatapan matamu," ucapnya
"Maaf ya pak saya harus pamit duluan, mau ke kampus untuk ujian, doakan saya lulus ya pak," saya ulurkan tangan saya untuk bersalaman.
"Oke, semoga kamu lulus," ucapnya
Aku ambil kartu namanya dan disimpan dalam laci ranselku, dan aku berlalu pergi meninggalkan pak Kevin, aku berpikir manusia aneh kok baru kenal sudah ajak jalan-jalan keliling kota Padang, mana aku juga tak tau kota ini yang ku tau cuma pantai kemaren, sambil terus berjalan akhirnya aku sampai di kampus
Waduh 10 menit lagi aku akan ujian, semua peserta ujian udah berkumpul depan ruangan ada yang lagi buka buku kisi-kisi ujian, ada yang asyik dengan hpnya dan ada juga asyik ngobrol sama temannya, aku coba untuk kenalan sama seorang cewek cantik kira-kira seumuran denganku sapa tau aja dia mau jadi temanku, dan kita bisa ngobrol sampai jam ujian di mulai.
" Kamu ambil jurusan apa, dan kenalkan namaku sari, nama kamu siapa?" tanya ku.
" Intan, mau ambil jurusan hukum, kalau kamu ambil jurusan apa?" tanya Intan.
"Sari ambil hukum juga, wah ternyata kita sama ya minat sama hukum", ucapku
Dan ujian pun di mulai semua peserta sudah masuk ruangan semua kursi yang telah di sediakan panitia penuh terisi dan suasana hujan menjadi sunyi sepi, tak ada lagi suara semua tenggelam dengan monitor masing-masing.
Jam 12:30 Wib, satu persatu peserta sudah mulai meninggalkan ruangan ujian begitu juga dengan diriku, perutku terasa lapar dan aku berencana mau kekantin depan kampus dan aku melihat Intan sedang berdiri sendirian di depan pagar kampus.
"Intan mau kemana, aku lapar kita makan siang dulu mau kan," ucapku
"Boleh, tapi habis makan kita jalan-jalan ya, kamu mau kan temani aku," kata intan.
" Oke" kami jalan kekantin dan pesan makan dan minuman, kami makan dengan lahan sekali-kali kami ketawa lepas, aku merasa ada teman walau kami baru hari bertemu, setelah makan siang, aku dan intan langsung keluar dan menuju gerbang kampus.
" Sari, kendaraan kamu parkirnya di mana, mobil aku di jalan ujung, agak jauh dikit," ucap intan.
" Saya jalan kaki dari depan, karena saya kemaren siang baru sampai," ucapku.
"Maaf ya sari, Intan bawa kendaraan sendiri, kalau begitu barengan aja kita, sekalian intan akan ajak sari jalan-jalan kota Padang hari ini," ucap Intan.
Kami jalan menuju di mana mobilnya di parkir, kalau di lihat dari penampilannya mungkin intan anak orang kaya karena semua barang yang di pakainya bermerek, wajah cantik kulit putih. Sampainya di dalam mobil intan banyak diam dan fokus ke jalanan dan sekali-kali dia melihatku yang hanya diam tak bersuara.
"Sari, kalau boleh tau, kamu tinggal di mana biar pulangnya nanti Intan antar kerumah," ucap Intan.
"Maaf ya Intan, Sari semalam nginap di hotel karena sari dari luar kota, dan nanti sore rencana langsung pulang kampung."
" Oo, Intan pikir masih di kota ini, bagaimana kalau pulangnya besok aja dan malam ini kita nginap di rumah Intan aja, temani Intan.
" Sari ijin dulu ya sama papa, siapa tau papa kasih ijin, tapi kita baru kenal intan masa iya intan percaya sama sari gitu aja."
" Intan yakin kok sari anak baik dan jujur, intan butuh teman, mungkin sari berpikir intan akan pilih-pilih teman dalam bergaul, dari dulu ayah intan selalu bilang berteman boleh sama siapa aja, mau orang kaya atau miskin, cantik atau jelek semua sama," ucap intan.
" Iya deh, tapi ijin dulu sama papa, mudah-mudahan papa kasih ijin ya," kataku
Intan tersenyum dan tak terasa kami udah sampai di mall, setelah parkir kami masuk mall mutar-mutar lihat pakaian dan aku lihat intan milih-milih beberapa pakaian dan langsung membayar dan tanpa melihat label harga dan setelah itu kami ke supermarket beli bahan makan dan makanan nampaknya intan emang sengaja mau belanja keperluan dapurnya dan setelah intan bayar semua belanjaan aku bantu intan untuk membawa belanjaannya ke mobil dan kami langsung meninggalkan mall.
Bangunan mewah dan besar berdiri kokoh di depan mataku, ternyata rumah kamu begitu besar Intan, bagaimana mungkin aku bisa nginap di rumah sebagus ini dan ini pertama kalinya aku nginap di rumah gedung yang sangat indah dan mewah, sementara rumahku hanya bangunan sederhana mempunyai berjuta kenangan
Di rumah ini yang tinggal hanya intan, Mak Imah dan Rani anaknya, Mak Imah seorang janda dan mempunyai seorang anak perempuan yang bernama Rani, Rani lebih tua beberapa tahun dari intan. tapi mereka saling melengkapi karna orang tua intan dan kakaknya tinggal di luar negeri, hanya merek bertiga yang tinggal di rumah.
Aku lihat Mak Imah sedang masak didapur, " Mak, lagi masak apa, Sari bantu ya," ucap sari
" Masaknya udah siap, tadi Intan minta gulai ikan," sambil bersih-bersih dapur dan peralatan masak.
"Sari kenal sama intan di mana, ini pertama kali intan bawa teman semenjak orang tuanya pindah keluar negeri," ucap Mak Imah.
"Tadi pagi Mak saat ujian, Sari sendirian dan Intan juga sendirian nah di saat itu lah kami kenalan dan intan ajak Sari ke mall dan di ajak nginap sini, awalnya Sari mau pulang ke kampung saja karna disini Sari tak ada keluarga," ucap sari
" Semenjak orang tua intan pindah dia jadi pendiam dan jarang keluar rumah apa lagi bergaul sama teman-teman", kata Mak Imah sambil jalan ke sudut ruangan aku jalan di belakang dan Mak Imah membuka sala satu pintu kamar untukku. " Sari tidur di kamar tamu ya malam ini, mandi dan istirahat lah nanti makan malam jam 7, Sari datang aja keruang makan ya, jangan malu-malu,"kata mak Imah
Aku masuk kedalam kamar tamu. kulihat sekeliling sungguh kamar yang nyaman harus dan bersih, semua barang-barang dan perabot tertata rapi, aku letakkan ransel dan aku langsung naik ke tempat tidur untuk meluruskan pinggangku, rasa capek dan lelah seharian ini akan terbayarkan, aku pejamkan mataku.
....
Dikantor Kevin
Kevin menatap tak percaya pada hujan deras yang tiba-tiba turun, mengubah jalanan menjadi licin apa lagi saat ini merupakan jam sibuk pulang kantor. Kenapa aku teringat gadis yang tadi pagi, anak yang ceria mudah bergaul sama siapa saja, terbayang wajah sari sedang apa gadis itu, kenapa sampai saat ini dia tak menghubungiku, aku ingin bertemu lagi dengannya.
Kevin tak punya alasan untuk memikirkan gadis itu, tapi kenapa selalu hadir dalam ruang matanya.
Kevin berada di Padang untuk bisnis dan menghadiri pesta pernikahan temannya, tapi entah kenapa ia membayangkan berpesta atau hanya akan duduk-duduk dan mengobrol, itu merupakan kegiatan yang sangat membodankan bagi Kevin tidak mempunyai teman-teman yang lebih baik daripada saudara-saudaranya selain dari Reno, dan besok adalah hari pernikahan Reno.
Setelah hujan berhenti ia keluar dari kantornya menuju hotel tempat ia menginap berharap akan ketemu kembali dengan gadis manis itu.
Sesampainya di hotel ia langsung menuju kamarnya, di buka pintu kamar.
Kevin mendesah, melepaskan kancing kerah dan pergelangan tangan kemeja putih menggulung lengan bajunya menyusuri lengan berotot, lalu memandang ke laut. Ia sudah melepas jasnya dan di lipat di sofa.
Setelah ia selesai mandi di bukanya laptop dan melanjutkan pekerjaan yang masih tersisa tadi siang, di ceknya satu persatu laporan yang masuk dari masing-masing divisi dan banyak temuan yang tak wajar di setiap item yang ada, "Sial mereka mempermainkan ku, dan perusahaan mengalami kerugian yang tak sedikit," setelah selesai Kevin menutup laptop dan langsung tidur.
...
Pagi-pagi habis sholat subuh sari udah di dapur bersama Mak Imah, membantu buat sarapan pagi sari berencana pulang ke kampung pagi ini, " Mak, sari hari ini pulang ya, Sari tak enak sama intan dan Mak Imah lama-lama disini numpang gratis makan gratis." Mak Imah tersenyum mendengar ocehanku pagi ini, aku masak dan bercerita dengan Mak Imah dan aku merasa senang sekali apa lagi Mak Imah baik dan lembut walaupun di udah berumur tapi dia lembut sekali.
" Sari, Mak rasa Intan pasti senang kalau kamu lama disini dan siapa tau sari bisa bantu-bantu kerjanya intan di toko, intan punya toko sendiri dia ingin mandiri dan tidak mau bergantung sama orang tuanya," kata Mak Imah
"Ok Mak, sip nanti sari tanyain sama intan kalau memang sari bisa kerja di tokonya,"ucap sari.
Intan turun dari lantai 2 dengan pakaian siap untuk bekerja senyumnya yang manis menuju meja makan, "Sari jadi hari ini pulang," tanya Intan.
"Rencana iya Intan, Sari gak enak numpang di rumah Intan, lama-lama ngerepotin intan dan Mak Imah, tapi nanti Sari pasti kok kesini kalau ada kesempatan bila lulus nanti," jawabku
" Hhmm, kamu ada kerja gak di kampung, kalau gak ada mau ngga bantu Intan di toko, kariawan Intan yang satu mau nikah jadi dia berhenti kerja dan Intan belum dapat penggantinya, mau ya Sari bantu di toko", kata Intan.
" Jujur aku bersedia bantu intan, tapi harus ijin dulu sama papa mau kerja disini, bagai mana kalau sari pulang dulu dan Minggu depan sari datang lagi kesini." kata sari
" Ia deh gak apa-apa ijin dulu sama papa sari, intan berharap sekali kamu mau bantu intan, dan nanti kalau kita lulus ujian kemaren kita bisa sama-sama kuliahnya", kata intan.
Habis makan kami berdua pergi ke toko, Aku lihat wajah intan sangat ceria dan tak seperti kemaren apa mungkin intan mikirin pegawai yang berkurang satu di tokonya, intan fokus bawa mobil supaya cepat sampai ketoko karena hari ini banyak laporan yang harus di ceknya, dan semua harus siap hari ini.
Sesampainya aku di toko intan, mungkin lebih baik aku disini cari pekerjaan dan tak kembali lagi kerumah papa, walau papa baik padaku tapi mama sangat membenciku, aku tak tau kenapa sampai mama begitu benci padaku, jika aku pergi lama dari rumah mereka mungkin mama akan sangat bahagia, lebih baik aku terima saja tawaran dari intan, sebagai pelayan toko atau aku hubungi pak Kevin minta bantuan carin pekerjaan secara dia kan punya banyak teman, mungkin dia bisa bantu dan Untuk tinggal lama di rumah intan itu tidak mungkin dan hari ini aku harus dapat tempat tinggal cari kos-kosan. minta bantuan intan untuk cari kos-kosan di sini itu mustahil sekali dia mau menemani, lebih baik aku telpon pak Kevin aja nanti siang.
.....
Pagi-pagi sekali pak Kevin sudah sampai di kantor, suasana kantor masih sangat sepi dan langsung menuju ruangannya di lantai 3, ada beberapa ruangan disana ruang direktur dan ruang rapat dan ruang tamu, dilihat jam sekarang masih terlalu pagi di bukanya laptop dan di lanjutkan pekerjaan yang semalam, sekali-sekali pak Kevin menghembuskan nafas melihat angka-angka yang ada di laptopnya, dan ia berdiri berjalan kedepan kulkas mengambil air mineral setelah minum di dan di letakkan di atas meja kerjanya.
Ia keluar ruangan dan meminta sekretarisnya untuk menghubungi semua kariawan untuk masuk keruang rapat dan kita akan mengadakan rapat mengenai laporan yang masuk.
Tepat jam.09:00 wib, Kevin masuk keruang rapat suasana langsung hening dan terasa sunyi, semua pada diam dan saling bertanya dalam rangka apa sampai di adakan rapat dadakan seperti ini. Rapat di mulai dengan suasana yang hening, semua laporan dibahas satu persatu tak ada yang terlewatkan oleh Kevin dan sampai pada laporan kerja bangunan dan kontruksi terakhir di bahas mengenai laporan keuangan proyek pembangunan Rasuna 10 lantai, dan baru saja pak Kevin membuka laporan keuangan pak Bambang, wajah Kevin langsung berubah, rasa marah kesal dari semalam akan terjawab hari ini. Kevin mendengarkan semua penjelasan dan pertanggung jawab dari pak Bambang tapi hasil akhirnya tidak sesuai melihat kariawan yang lain diam tak bersuara sedikitpun.
Karena waktu sholat sudah masuk kariawan yang lain di persilahkan untuk meninggalkan ruangan kecuali pak Bambang dan pak rahadi karena mereka penanggung jawab keuangan, " Untuk yang lain silangkan meninggalkan ruangan ini," ucap Kevin.
Kevin langsung bertanya pada pak Bambang dan Pak Rahadi, " Kenapa jadi begini pak saya merugi hampir 1 M, kemana perginya uangnya, aku cek dari setiap item semua harga barang tidak sama dengan perencanaan, apa bapak tau pembelian barang semua di harga paling tinggi, saya ingin semua uang yang tertera di laptop saya ini di kembalikan, saya kasih waktu dalam 3 hari kedepan kalau tidak saya akan. Laporkan saudara berdua, dan untuk 3 hari kedepan saya akan kirim orang untuk mengawasi saudara berdua tolong pikirkan baik-baik.
Kevin keluar dari ruang rapat dengan wajah lesu, kenapa semua bisa terjadi kenapa banyak sekali uang yang di ambil oleh mereka berdua susah payah aku bangun perusahaan ini dari nol, Tampa bantuan keluargaku sama sekali tapi kenapa sampai begini merugi hampir 1 Milyar.
" Susi, saya mau keluar makan siang jika ada yang cari bilang saya keluar," kata Kevin
Kevin keluar dari kantor menyusuri kota Padang untuk cari makan siang, suasana hati yang panas membuatnya harus keluar dari kantor kalau tidak semua bisa hancur. " Kenapa begitu sakit rasanya tuhan di khianati sama orang yang kita percayai," kata kevin dalam hati. Di sepanjang jalan Sudirman sampai ke jalan khatib Sulaiman begitu banyak restoran tapi kenapa tak satupun yang menarik saat ini. Sesampainya di mesjid raya Sumatera barat Kevin masuk pelataran parkir mesjid, ia berencana untuk sholat Zuhur di mesjid itu. Setelah Kevin keluar dari parkiran mobil menuju rumah makan di seberang jalan mesjid. di saat melewati halte tak sengaja Kevin melihat Sari lagi berdiri menuggu transpadang, Kevin tersenyum akhirnya ketemu lagi sama gadis ceria itu. Kevin memarkir mobilnya dan langsung turun menuju ketempat sari yang lagi menunggu bus.
Belum sampai di halte Sari sudah naik ke bus transpadang dan langsung meninggalkan halte. " Sial" ia kembali ke mobil dan melaju dengan mengiringi bus yang di tumpangan sari, kenapa aku sampai seperti ini gadis yang belum tentu bisa menerimaku gadis yang baru kemaren aku kenal, gadis yang mampu membuatku gila karena mencarinya " tuhan bantu aku untuk bisa ketemu sama gadis itu," Kevin berdoa dalam hati. Sampai di tempat berhenti terakhir bus transpadang tapi Kevin tidak menemukan sari, lagi-lagi Kevin kehilangan jejak sari, kenapa begitu sulit untuk bisa menemukanmu sari. Kevin mampir di salah restoran di untuk makan siang.
Diambil hpnya dalam saku celananya dan melihat ada panggilan dari nomor yang blom terdaftar di hpnya, ia berharap kalau yang nelpon sari gadis mungil dan ceria itu.
" Hallo pak Kevin lagi dimana."
" Iya, Saya lagi makan siang di pondok, ini dari siapa?"
" Saya Sari pak yang kemaren ketemu di hotel."
" Iya ada apa Sari telpon saya."
" Boleh ketemuan hari ini pak, sekarang Sari lagi di taman Iman Bonjol."
"Tunggu di sana 30 menit lagi saya sampai disana," Kevin memutuskan panggilan telpon dan langsung makan hidangannya di atas meja. Alhamdulillah akhirnya ada teman yang menemani untuk pesta nanti kalau tidak aku bisa jadi bahan olok-olok bagi teman-temanku, setelah siap makan Kevin langsung menuju tempat dimana Sari sedang menunggunya
Sebelum turun dari mobilnya Kevin ganti kemeja dengan kaos oblong begitu juga dengan sepatunya, ia berpikir tak mungkin aku berpenampilan seperti ini di taman, dan dia turun mencari keberadaan sari di taman sari jauh ia udah melihat sari yang lagi gelisah dan berkali-kali melihat jam di pergelangan tangannya.
Sementara sari lagi-lagi dilihatnya jam di tangannya 10 menit begitu lama apa mungkin pak Kevin itu bohongi aku" ah lebih baik berpikir positif aja
"Sari, maaf ya lama menunggu, apa kamu udah makan siang?"
Mendengar namanya di panggil ia langsung menoleh ke arah suara, dilihatnya pak Kevin dengan pakaian santai tersenyum padanya.
" Tak apa pak, seharusnya saya yang minta maaf udah ganggu jam kerja pak Kevin," ucap Sari.
" Tak apa-apa hari ini saya santai, oh ia jadi kamu pulang kampung hari ini, apa tidak di tambah liburnya, kebetulan saya tak begitu selama di sini, dan saya bisa temani kamu," kata kevin.
" Begini pak, walau kita baru kenal tapi Sari mau minta tolong jika bapak tidak sibuk, Jujur sebenarnya ini adalah yang pertama kali nya sari pergi dari rumah, dan ini juga kesempatan yang baik untuk sari pergi dari kehidupan papa, jadi sari ingin tinggal di sini, cari kerja dan tempat tinggal, Apa pak Kevin bisa bantu sari?" kata sari
" Kenapa kamu pengen pergi dari rumah dan apa mereka bukan orang tua kandungmu," tanya pak Kevin.
" Ceritanya panjang pak suatu hari nanti akan ku ceritakan tapi bisa bapak bantu Sari untuk pekerjaan bagi tamatan SMA".
" Jika kamu mau kamu bisa kerja di kantor saya tapi sesuai dengan ijazah kamu."
Tanpa sadar sari berdiri dan memeluk Kevin dengan erat karna senangnya, dan ia.tak sadar kalau mereka jadi tontonan orang yang lagi main di taman.
"Sari jangan peluk-peluk begini malu di lihat banyak orang, nah sekarang kita kemana lagi, apa kamu sudah dapat tempat tinggal, jika belum ayo kita cari tempat tinggal sekitar kantorku," sambil melepaskan pelukan sari.
Mereka berjalan menuju parkiran mobilnya Kevin dan meninggalkan taman, berencana untuk mencari rumah kos-kosan untuk sari, kenapa begitu tiba-tiba aku merasakan beban hidupnya begitu berat apa yang terjadi dengan kehidupannya, sehingga dia mau menetap di sini, dan berani minta tolong sama orang yang baru di kenalnya, Pikir Kevin
Sari masuk kedalam mobil Kevin dan menuju area kantor, Kevin mengajak sari ke kantornya sebelum pulang Sari hanya menunggu di dalam mobil karena rencananya Kevin hanya mampir sebentar untuk mengambil beberapa laporan perbaikan dari pak Bambang.
Kevin langsung menuju ruangannya, saat lagi buka pintu ruangannya Susi datang dengan berkas-berkas dan laporan kepada Kevin. Kevin langsung masuk mengemasi laptop dan memasukkannya dalam tas bersamaan dengan laporan yang di terima dari Susi, dan dia langsung keluar dan pamit pada Susi.
Kevin naik masuk ke mobilnya di lihatnya Sari sedang tidur pulas di jok penumpang, ternyata kamu cantik di saat tidur, "andai aku bisa memiliki gadis sepertimu, memiliki pendamping hidup yang cantik dan elok," bisik Kevin
Kevin meninggalkan kantor dan pulang ke hotel di mana dia menginap begitupun dengan sari, sesampainya di hotel. coba untuk membangunkan sari yang lagi tidur, " hai bangun sudah sampai."
Sari mencoba untuk buka matanya dan melihat kedepannya, bukan kah ini hotel kemaren, kenapa pulangnya kesini lagi, " Pak kok balik ke hotel lagi, katanya mau cari kos-kosan dekat kantor."
"Bagaimana mau cari kos-kosan kamu aja tidur macam orang mati, tidak bergerak sama sekali, emang semalam ga tidur ya, atau capekkan sekarang kamu istirahat di kamar dulu, nanti malam temani aku ke pesta teman aku, temanku nikah jadi hari ini kami semua ngumpul di rumahnya."
Bagaimana mau ke pesta baju yang pantas untuk pergi saja tak punya
" pak maaf ya sari gak bisa temani pak Kevin, aku tak punya baju yang pantas untuk pesta apa lagi pesta kalangan elit begini, sekali lagi maaf ya pak," Sari keluar dari mobil dan menuju gerbang depan hotel, lebih baik aku cari tempat sendiri dari pada makin nyusahin banyak orang.
"Malam ini aja temani aku, sebagai imbalannya aku akan berikan apapun yang kamu mau, aku tak punya teman disini untuk. menemaniku ke sana, aku tak mau jadi bahan olok-olok bagi mereka, semua temanku sudah nikah dan punya anak, hanya aku yang belum menikah dan punya pacar, jadi aku ingin kau berbaik hati membantu aku," ucap kevin
Bagaimana bisa malam ini aku menemaninya ke acara temannya, aku tak tau apa-apa mengenai dia, kami baru berkenalan, di satu pihak ini bisa membantu aku untuk pergi jauh dari keluargaku, di pihak lain aku tak tau apa-apa. Bagaimana kalau teman-temannya bertanya mengenai pak Kevin apa yang harus aku jawab aku begitu bingung dengan semua ini, akhirnya aku putuskan untuk menemaninya ke pesta temannya. "baiklah saya akan bantu, tapi besok pagi pak Kevin harus bantu aku cari kosan ya, " dan kita jam berapa perginya? tanya sari
Wajah Kevin langsung ceria dan ia tersenyum dia berpikir malam ini dia lolos dari olok-olok temannya, dan aku juga harus beliin pakaian yang pantas untuk dia pergi, setelah Kevin mengantar sari dan minta untuk istirahat dan bersihkan tubuhnya, Kevin pergi keluar untuk cari pakaian untuk sari. Kevin masuk kedalam mobilnya yang nyaman dan terasa makin nyaman dan bersenandung kecil dalam hatinya senang dan ia menginginkan penampilan sari betul-betul sempurna sebagai pacarnya di depan teman-temannya nanti.
Sesampainya di kamar, di letakan gaun itu di meja dekat lemari, ia mencari sari di balkon dan di kamar mandi semua tempat kosong. Ia berjalan ke bawah untuk mencarinya namun juga tak ketemu, Kevin sudah mengelilingi taman dan setiap sudut hotel tapi dia juga tidak menemukan gadis itu, kemana perginya apa dia berencana kabur dari sini. Ia kembali ke kamarnya dilihat lemari masih ada ranselnya semua barangnya masih ada di kamar, " masih di sini," gumamnya dalam hati.
Sesampai di hotel aku langsung menaik lift menuju kamar pak Kevin, dan di lihatnya pak Kevin lagi asyik main ponselnya.
"Darimana saya cari kamu dari satu jam yang lalu," kata Kevin.
"Maaf pak, aku dari depan makan mie rebus bangun tidur perutku lapar, terus aku turun cari makan."
" Kamu kan bisa pesan ke restoran hotel, dan menujunya juga sudah tersedia di sini."
" Sebelum turun aku udah lihat-lihat menunya tapi mahal semua jadi aku turun beli mie rebus hanya 10 ribu lebih murah dan hemat,"ucapku sambil tersenyum
" Ya udah sekarang mandi kita siap-siap mau ke pestanya Reno gaun dan sepatu udah di beli itu di atas meja, sementara kamu mandi saya akan nunggu di balkon, 10 menit waktu mandi mu, saya kira cukupkan."
Aku ambil paper bag di atas meja dan aku berjalan ke kamar mandi sambil bergumam," dikasih waktu 10 menit untuk mandi dan balai ini semua, kalau aku tak butuh bantuannya aku tak akan mau membantumu pak tua."
"Jaga ucapan mun aku masih bisa mendengar kata-katamu gadis nakal." kata Kevin.
Sambil menunggu sari siap mandi dan bersiap-siap untuk ke pesta, kembali di buka ponselnya dan berbagai pesan masuk dari teman-temannya yang sudah duluan.di tempat pestanya Reno, Kevin senyum-senyum sendiri.
Aku keluar dari kamar mandi dan siap untuk berangkat ke pestanya, "aku udah siap ayo berangkat."
Dilihatnya sari dengan gaun dan sepatu yang dibelinya ukuran semua pas,"cantik juga kalau kamu dandan seperti ini," kata kevin
"Ayo lah pak kita berangkat sekarang, cepat lebih baik, cepat sampai di sana dan bisa pulang cepat juga nantinya, aku risih berdandan seperti ini,"kataku
" Masa iya dandan cantik seperti ini risih, aku suka dengan penampilanmu seperti malam ini," sambil terus berjalan mendekati sari dan menarik sari lebih dekat ke tubuhnya.
" Dandan seperti topeng monyet begini di bilang cantik, cantik dari mana pak, di lihat dari puncak Monas aja gak kelihatan," kataku sambil cemberut.
Kami keluar dari hotel menuju lokasi pestanya reno, aku lihat pak Kevin fokus bawa mobilnya dan aku juga berpikir " masa iya depan teman-temannya aku harus panggil pak Kevin, bisa-bisa dia dibully nanti sama teman-temannya kalau panggil Uda dia bukan orang Minang atau panggil Abang saja."
" Kenapa bengong lagi mikir apa, lama lama bengong nanti makin mirip lo sama topeng monyetnya yang keliling kompleks", kata pak Kevin
" Aku lagi mikir harus panggil apa depan tema-teman pak Kevin, kalau aku panggil uda, pak Kevin bukan orang Minang, kalau aku panggil Abang, nanti di kira Abang tukang bakso seperti lagunya melisa,"sambil bernyanyi
Abang tukang bakso
mari-mari sini aku mau beli
500 perak yang banyak baksonya
bakso bulat seperti bola pingpong
Kalau lewat bikin perut kosong
jadi anak hai jangan suka bohong.
kalau bohong di gigit anjing ompong.
Tak terasa air mataku mengalir kenapa aku jadi bohong sama papa, papa yang aku sayangi dan aku cintai, laki-laki pertama dalam hidupku yang sangat sayang padaku, dan juga bohong sama teman-teman pak Kevin orang baru kemaren aku kenal dan dengan mudahnya aku percaya sama dia.
"Hai kenapa nangis, masa sih topeng monyet ku yang ceria yang tomboi nangis, mau makan bakso ya," hibur pak Kevin
"Aku kangen papa, aku sudah bohong sama papa."
"Sudah jangan nangis lagi, besok saya antar kamu ke papamu, dan minta ijin sekalian sama papamu, sekarang bersihkan mukamu."
" Nanti kamu panggil mas Kevin aja, kebetulan aku orang jawa, kamu ikuti aja permainanku, aku yakin kamu bisa mengikuti alur pacaran kita ini."
....
Sampai di hotel xx tempat pestanya Reno. tamu sudah banyak yang datang, laman depan hotel penuh dengan karangan bunga ucapan selamat bahagia pada pengantinnya
Aku memasang senyum ramah di wajahku saat berjalan ke dalam, tiba-tiba pak Kevin mengandeng tangan ku masuk ke dalam hotel seolah-olah menjelaskan akulah pasangan sempurna dan menjelaskan keteman-temannya aku adalah miliknya, hak sepatuku berdetak-detak di lantai marmer. Ini pertama kali aku menghadiri pesta mewah, tubuhku gemetar dan pak Kevin menyadari kalau aku tak percaya diri untuk bisa bergabung dengan kalangan elit di kota ini, namun pak Kevin menggenggam erat tanganku.
Seorang pria melambaikan tangannya ke arah kami, sambil tersenyum penuh tanya dan Kevin membalas lambaian tangannya, mereka menuju arah Kevin, Semakin dekat pria tersebut Kevin semakin erat menggenggam tanganku," mereka semua teman-temanku, ikuti aja alur permainan kita biar mereka tak curiga," kata pak Kevin.
"Hai bro, makin gagah saja dan aku dengar kamu makin sukses dalam menjalankan bisnismu," kata Adi.
"Alhamdullilah, untuk saat ini lancar saja semuanya, oh iya kenalkan ini Sari, Calon istriku," kata Kevin. Ia tersenyum pada Sari.
"Hai semua, senang bisa kenalan sama teman-teman mas Kevin, Saya Sari," ucap sari memperkenalkan diri.
" Wah, selamatnya mudah-mudahan jodoh kalian panjang, dan kita tunggu undangannya, kapan rencananya mau nikah Sari," tanya Rendi.
"Perencanaan awal tahun depan, saya masih banyak planning yang belum terlaksana, jadi siapin semua dulu baru nikah, biar agak santai dikit," kata Kevin
"Sari, apa kevin memperlakukan kamu dengan baik, karena selama ini dia tak ada wanita yang betah dengan sifatnya," kata Putra.
"Mas Kevin baik banget dan sangat pengertian mas, Sari senang dan bahagia sama mas Kevin," kataku
"Sayang jangan terlalu di dengar apa kata mereka," kata Kevin pada Sari.
" Oh iya istri kalian mana, apa mereka ada di sini."
Pak Kevin dan teman-temannya berkumpul bersama dan mereka mendekati Reno yang lagi di pelaminan dan membawa Reno untuk bergabung sama mereka, tawa canda penuh suka cita terpancar di wajah pak Kevin, "aku bahagia bila bisa membuatmu bahagia seperti ini pak Kevin apa yang bisa aku lakukan akan aku untuk bisa membuatmu bahagia, semoga kebahagian selalu beramamu pak Kevin."
Aku melihat semua meja dan kursi penuh, tamu Reno lagi banyak-banyaknya memadati ruang pesta, pak Kevin tak tahu kalau aku menjauh dari kerumunan undangan yang datang, aku mencari ruang dimana aku bisa berdiri tenang.
Setelah aku mendapatkan tempat yang cukup sepi di dekat jendela, Aku duduk di kursi, embusan angin lembut dari belakang punggungku dengan lembut, yang agak terbuka, " Dingin" kok beli gaun terbuka begini, kalau di film dan sinetron tak apa pakai gaun begini, si tarik kebelakang yang depan kelihatan di tarik ke bawah bagian atas juga kelihatan, kataku dalam hati. Ya Tuhan, rasanya menyenangkan bisa jadi orang kaya, bisa bikin pesta pernikahan semewah ini, andai aku punya uang semua akan mudah tak seperti hidupku saat ini, selalu di caci dan di maki oleh mama atau memang aku bukan anakmu mama, tak terasa air mataku mengalir membasahi pipi. aku harus bisa untuk bangkit dan aku akan lebih bisa berhasil dari anak kesayanganmu mama.
Aku masuk kedalam ruangan di pojokan ada kursi dan meja yang kosong, dari jauh ku lihat pak.kevin masih asyik mengobrol dengan teman-temannya.
"Udang?"
Aku menengadah dan tersenyum ke pramusaji yang nampak ramah membawa hidangan udang, aku ingin makan udang itu dan kelihatannya sangat-sangat enak, kenapa perutku terasa lapar padahal aku sudah makan sebelum berangkat. Oh udang, aku ingin memakan mu datanglah padaku, aku malu untuk menjemputmu ke sana, aku benar-benar menginginkanmu. Akhirnya aku ambil buah anggur dan di makannya sambil membayangkan udang bakar yang di bawa pramusaji.
"Permisi, ini saya bawakan udang bakar untuk ibu silahkan di nikmati, semoga ibu puas dengan cita rasa udang olahan restoran kami", kata pramusaji.
" Makasih ya uni", kataku
Seraya meraih satu udang panggang, aku lihat di mangkok kecil-kecil dekat nampan berisi udang bakar.
Aku lihat pak Kevin berjalan menuju ke arahku berbarengan dengan seseorang, sesampai di depanku di raihnya tanganku untuk berdiri dan bersalaman dengan orang tersebut. Aku berdiri dan menyalaminya
"Papa ini calon istriku, maaf selama ini tak pernah cerita sama papa dan mama," kata pak Kevin.
"Sari om, maaf baru ketemu hari ini," kata Sari. Anak dan bapak sama-sama gantengnya, tapi kenapa pak Kevin tak bilang kalau papanya juga hadir malam ini.
" Om, silahkan duduk mari kita makan bersama-sama," Aku lihat papanya pak Kevin hanya tersenyum.
" Makasih ya nak, Senang bisa kenal denganmu semoga Kevin bahagia bersamamu, papa akan merestui hubungan kalian jika benar-benar itu yang bisa membuat Kevin kembali hidup bersama kami dan tidak kabur- kabur lagi," kata papanya.
"Kok papa ngomong gitu sih, aku tak pernah kabur-kabur dari papa dan mama, cuma Kevin pergi untuk menghindari pertanyaan kapan nikah, nah sekarang papa udah kenalkan sama calon istri kevin, jadi papa jangan tanya kapan nikah, kami akan nikah tahun depan," kata Kevin sambil melihat ke Sari untuk kasih kode menuruti agar mengikuti rencana pernikahannya.
"Baik lah kalau begitu kapan kamu pulang dan ajak mantu papa kerumah," ucap papanya.
"Secepatnya papa, terima kasih ya papa,"sambil pak Kevin memeluk papanya. dan papa pak Kevin pergi meninggalkan kami.
.....
Bersambung...
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!