Tania nadira. Gadis yang sebentar lagi akan menginjak usia 18 tahun. Gadis yang memiliki sifat dingin dan pendiam. Karna sifat yang di milikinya itulah membuat ia di kenal sebagai orang yang angkuh dan sombong.
Namun anggapan itu sebenarnya jauh berbeda dari sifat asli tania.
Dulu tania adalah gadis yang periang. Karna sifatnya yang selalu ceria membuat ia di sukai oleh orang orang di sekelilingnya. Namun kenyataan pahit yang harus di alami nya membuat kehidupannya berubah 180 derajat. Tania harus kehilangan kedua orang tuanya karna kecelakaan saat akan menghadiri pesta perpisahan SMP Tania.
Tania yang kala itu baru berusia 15 tahun begitu terpuruk. Rasanya ia ingin ikut mati saja menyusul kedua orangtuanya. Semua keluarganya angkat tangan atas asuhan Tania dengan alasan kesulitan ekonomi. Beruntung Tania di pungut oleh sahabat ayah nya yang bernama Edi. Beliau adalah seorang pengusaha yang kaya raya.
Setelah ikut dengan Pak Edi, meski tinggal di rumah yang besar dan mewah Tania tetap tak bisa hidup dengan bahagia. Karna istri Pak edi yang bernama tanti dan anaknya yang bernama Sarah Tak menyukai kehadiran tania di rumah mereka. Bahkan Tania di perlakukan layaknya pelayan di rumah itu. Namun bu tanti dan juga sarah akan berubah baik ketika mereka bersama pak edi.
Tania yang pendiam memang tak banyak bergaul, tidak hanya di sekolah melainkan juga di lingkungan sekitar tempat tinggalnya. Tania lebih memilih untuk menutup diri. Namun meski begitu Tania punya sahabat baik yang bernama putri.
Putri sudah menjadi sahabat Tania saat pertama masuk SMP berlanjut hingga ke jenjang SMA persahabatan mereka tetap utuh. Bisa di bilang Putri Termasuk saksi dari sulitnya hidup yang di jalani oleh Tania.
Sarah yang juga satu sekolah dengan mereka mencoba untuk menghasutkan putri agar tak berteman lagi dengan Tania. Namun putri yang paham dengan apa yang terjadi antara sarah dan tania sama sekali tak menghiraukan Sarah. Hal itu membuat Sarah semakin membenci Tania. Apa kelebihan tania sehingga Putri memilih berteman dengan Tania dari pada dirinya.
Ya. Putri termasuk primadona di sekolahnya.
Cantik dan berasal dari keluarga yang berada. Jika di bandingkan Tania, putri memang lebih sepadan berteman dengan sarah. Namun kebaikan dan ketulusan Tania sudah cukup bagi putri untuk menjadikan Tania sebagai sahabatnya.
Putri memang sudah paham sekali bagaimana sifat sifat Tania. Begitu pula sebaliknya. Itulah sebab mengapa persahabatan mereka tetap utuh hingga sekarang meski banyak yang mencoba untuk mengadu domba mereka. Prinsip dari persahabatan mereka adalah tutup mata tutup telinga dengan omongan orang lain.
Persahabatan mereka yang sudah terjalin hampir 6 tahun lamanya. Sudah membuat mereka seperti kembar luar rahim. Di mana ada Tania di situ pasti ada putri dan juga sebaliknya.
Putri sudah menganggap Tania seperti saudaranya sendiri. Apapun akan ia lakukan demi Tania. Termasuk mengorbankan jiwanya. Mungkin terlihat lebai tapi itulah yang di rasakan oleh Putri.
Dulu persahabatan mereka di mulai ketika Tania dengan sukarela membagi bekalnya dengan Putri. Putri yang kala itu melupakan uang sakunya sehingga saat di sekolah ia tak bisa membeli makanan. Ketika perutnya terasa begitu lapar seseorang menyodorkan sepotong roti pada nya. Dia adalah Tania. Dari situlah Mereka memulai kisah persahabatan mereka.
Bersambung
#jangan lupa likenya
Hari ini adalah hari di mana akan ada pengumuman kelulusan sekolah. Setelah beberapa minggu yang lalu para siswa dan siswi di buat tegang oleh soal soal ujian. Hari ini mereka harus kembali merasa was was menunggu hasil dari kerja keras mereka belajar selama tiga tahun. Tak terkecuali Tania dan putri. Termasuk sarah dan juga teman temannya.
Hari ini Tania dan Putri datang lebih awal ke sekolah. Tampak ketegangan di wajah keduanya. Takut akan hasil yang mereka dapat tak sesuai dengan apa yang mereka harapkan selama ini. Namun keduanya percaya bahwa hasil tidak akan pernah menghinati usaha.
Sesampai di sekolah Tania dan Putri sudah mendapati para siswa berkerumun di depan papan pengumuman. Mereka berebutan mencari cari nama mereka di lembaran kertas yang sudah di tempel rapi. Di sana sudah tertera nama para siswa yang lulus serta dengan nilai nilai hasil ujian mereka. Setelah kerumunan siswa mulai bubar Tania dan Putri pun langsung mencari cari nama mereka pada setiap lembaran kertas itu.
Tania berteriak dan kemudian langsung menutup mulutnya setelah ia menemukan namanya berada di bagian paling atas yang artinya ia mendapat peringkat pertama dengan nilai paling bagus dari 126 siswa. Tania setengah tak percaya dirinya bisa mendapat hasil yang begitu memuaskan. Putri juga sudah menemukan namanya. Ia berada pada peringkat yang ke 4 yang artinya ia juga mendapatkan nilai yang cukup memuaskan. Tania dan Putri berpelukan merasa bangga satu sama lain.
Tak jauh dari mereka tampak seseorang yang tak lain adalah sarah sedang menggeram kesal. Karna hasil yang di dapat jauh di bawah Tani dan Putri. Sarah mendapat peringkat ke 86. Ia ingin sekali mengamuk dan mencaci Tania.
Dasar Tania. Pasti papa akan lebih bangga pada nya dari pada aku. Gumam Sarah sembari mengepalkan kedua tangannya.
Setelah membaca pengumuman Tania dan Putri pergi ke kantin. Mereka memesan masing masing semangkok mie instan dan jus sirsak untuk Tania dan jus mangga untuk Putri. Saat mereka sedang asik makan tiba tiba Sarah dan temannya muncul mengusik ketenangan keduanya.
"Tania." Sarah melipat kedua tanganya. "Kamu jangan besar kepala ya setelah mendapat peringkat pertama pada hasil ujian nasional kita."
Tania masih diam seolah tak mendengar apa yang di ucapkan Sarah.
"Kamu punya kuping ngga Tania" Sarah sudah menaikan nada suaranya satu oktaf. Sementara Tania masih sibuk menikmati mie nya.
" Anak pungut yang ngga tau diri" Tania langsung berdiri setelah mendengar ucapan Sarah yang terakhir
"Kamu mau apa Sarah. Aku rasa dari tadi aku ngga ganggu kamu. Kenapa tiba tiba datang dan mencelaku seperti ini."
"Aku mau kamu berhenti mencari perhatian papa. Dan satu lagi aku minta kamu pergi dari hidup kami semua Tania. Dan jangan berharap kamu bisa kuliah dengan uang papa."
Tania tersenyum mendengar perkataan Sarah. Tapi senyumnya bermakna menantang.
" Kamu ngga perlu cemas sarah. Aku cukup tau diri. Aku juga akan keluar dari rumah kamu secepatnya."
Setelah menyelesaikan kalimatnya Tania beralih pada putri.
" Put ayo kita pergi . Aku sudah ga berselera." Tania di ikuti putri langsung beranjak meninggalkan Sarah dan temannya.
------
Setiba di rumah Tania sudah di tunggu oleh Pak edi, di samping nya juga sudah ada sarah dan bu tanti. Dengan antusias Pak Edi langsung menyakan hasil ujian Yang di peroleh Tania. Tania pun memberikan sebuah amplop yang di dalamnya adalah rangkap nilai nilai ujian nasional Tania. Dengan antusis Pak edi pun membacanya dan tampak senyum tipis di bibirnya.
"Tania. om bangga sekali sama kamu. Selamat ya nak" Pak edi menepuk pelan bahu sarah. Setelahnya pembicaraannya pun beralih pada sarah.
"Kamu lihat Sarah hasil yang di dapat Tania. Kenapa kamu ngga bisa seperti Tania Sarah. Apa kurang Papa dalam mendidik kamu."
Sarah yang berada disamping Bu tanti menatap bi tanti dengan sorot mata memohon pembelaan.
"Pa udah jangan marahin Sarah. Yang penting Sarah itu juga lulus. " Bu tanti pun membela Sarah seakan paham apa yang di inginkan oleh anaknya. "Sekarang yang kita harus pikirkan itu adalah bagaimana Sarah tetap bisa masuk ke kampu favoritnya." Pak edi yang tadi ingin memarahi Sarah lebih hanya bisa diam. Ia sadar tidak akan bisa menang melawan istrinya.
*bersambung
Kekacauan terjadi di perusahaan pak Edi. Kerugian besar akibat kecerobohannya membuat perusahaannya di ambang ke bangkrutan. Pak Edi di tipu oleh rekan bisnisnya. Perusahan dan proyek proyek yang sedang berjalan di sabotase oleh rekannya itu. Sehingga banyak klien klien yang membatalkan kerja sama dengan perusahaannya. Kerugian yang di alaminya tidak bisa tertutupi oleh dana simpanan perusahaan bahkan jika di tambahpun dengan aset aset yang di milikinya tetap tak bisa menutupi kerugian itu.
Pak Edi kembali kerumahnya dengan perasaan kacau. Setelah beberapa waktu sebelumnya ia sempat mendatangi sebuah perusaahan terbesar di negri ini. Perusahaan itulah yang selama ini banyak memberikan investasi ke perusahaannya. Pak edi memohon pada pimpinan perusahaan itu agar tak menarik sahamnya dan kembali menanamkan modal pada perusahaanya. Pimpinan perusahaan itu pun mau memberi bantuan dengan sebuah syarat.
Bu tanti menyambut kepulangan suaminya. Melihat keadaan suaminya Bu Tanti seakan paham ada yang tidak beres sedang terjadi. Namun bu Tanti yang penasaran dan ingin bertanya memilih mengurungkan niatnya. Ia mengambilkan segelas air putih dan memberikan pada suaminya. Setelah suaminya mulai sedikit tenang ia pun bertanya.
"Ada apa pa, kenapa papa terlihat cemas?"
Pak Edi mengatur nafasnya. Dadanya terasa begitu sesak. Ia pun menceritakan kekacauan yang terjadi di perusahaannya pada istri nya itu.
Bu tanti terlihat begitu kaget mendengar penjelasan suaminya. Jika perusahaan suaminya benar benar bangkrut tentu mereka akan kehilangan kekayaan yang mereka miliki untuk melunasi hutang hutang perusahaan. Ia tak membayangkan akan hidup dalam kemiskinan. Bagaimana dengan masa depan Sarah putrinya.
Sejenak mereka sama sama terdiam dalam pikiran mereka masing masing. Pak Edi yang mengetahui kecemasan istrinya pun tak bisa berbuat apa apa. Tapi kemudian ia teringat akan syarat yang di berikan perusahaan yang bisa membantu perusahaan miliknya.
"Tapi ada satu cara yang bisa menyelamatkan perusahaan kita." Ucapan Pak Edi sedikit memberikan angin segar untuk Bu tanti. Ia menatap suaminya seakan minta penjelasan. "Arindra group. Perusahaan itu yang selama ini sudah banyak memberi investasi di perusahaan kita"
Wajah Bu tanti seketika kembali pias. Ia paham bahwa berurusan dengan perusahaan itu tidak mudah. Jika Arindra group bersedia menolong perusahaan mereka tentu aka ada harga yang harus mereka bayar.
" Mereka minta apa sebagai imbalannya" Tanya Bu tanti
"Pernikahan. Presdir arindra group meminta agar kita menikah kan putri kita dengannya.
"Apa." Bu tanti setengah berteriak kaget mendengar syarat yang di ajukan presdir Arindra Group. Bukankah itu tidak masuk akal. Begitu yang ada di pikiran bu Tanti.
"Ya. Hanya itu salah satu cara untuk keluar dari masalah ini." Ujar Pak Edi
Ia juga tidak ingin anak semata wayangnya menikah karna perjodohan. Apa lagi mendengar rumor yang beredar bahwa presdir arindra group itu adalah pria yang sangat kasar dan angkuh. Bagaimana mungkin ia menyerahkan anaknya pada pria seperti itu. Tapi tentu Pak Edi punya pilihan lain. Tersenyum licik.
Dari depan tangga Sarah begitu kaget mendengar percakapan kedua orangtuanya. Ia tak percaya bahwa orangtuanya akan menjadikan dirinya sebagai jaminan untuk menyelamatkan perusahaan mereka. Tantu saja Sarah tak terima dengan semuanya.
"Tapi sarah ga mau pa." Kedua pasang suami istri itu terkejut ketika menyadari anaknya mendengar pembicaraan mereka.
"Sayang." Ucap bu Tanti lirih. Ia membelai rambut Sarah yang sudah duduk di sampingnya. Mereka bertiga larut dalam pikiran masing masing.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!