NovelToon NovelToon

Teman Tak Kasat Mata

Hujan gerimis

Cerita ini berawal saat hujan gerimis, suara air hujan yang turun menimbulkan suara berisik di atas genteng sebuah pabrik garmen.

"Aish, hujan turun, mau istirahat tidak?."

Tanya Jihan salah satu dari karyawan di tempat Aisha bekerja.

"Aku tidak keluar Han, aku mau tidur saja, lagi pula semalam aku tidak bisa tidur."

Jawaban Aisha yang selalu sama dengan hati-hati sebelum nya.

Disaat semua karyawan turun dari lantai tiga dan satu persatu keluar dari pabrik dengan pengamanan satpam yang bertugas untuk memeriksa setiap karyawan yang keluar dari dalam pabrik.

Aisha pun memilih untuk mencari tempat untuk beristirahat dengan tidur dibawah meja yang dia tutup dengan kain, hal ini dilakukan agar dia tidak ditemukan oleh satpam yang selalu datang untuk memeriksa.

"Krek, krek, krek."

Terdengar suara pintu yang seakan dibuka oleh seseorang.

"Apa ada yang tidak keluar untuk beristirahat?, apa hanya perasaan ku saja."

Ucap Aisha di dalam hati nya.

Aisha pun mengira jika suara pintu itu dibuka oleh satpam yang biasa berkeliling untuk mengecek para karyawan, semua karyawan di wajibkan untuk keluar jika jam istirahat.

"krek, krek, krek."

Terdengar suara pintu kembali, membuat Aisha merasa jika ada seseorang yang juga ada bersama nya.

Merasa penasaran, Aisha pun memilih untuk mencari sumber suara itu, dan betapa terkejutnya saat dirinya berdiri di depan pintu kamar yang di gembok.

Saat itu, terdengar suara tangisan yang terdengar dari kamar yang terkunci itu, Aisha pun menjadi ketakutan, apa lagi semua karyawan di larang untuk berada dekat dengan kamar itu.

"Siapa di dalam?, apa kamu sakit?."

Tanya Aisha di depan pintu kamar itu.

Bukannya jawaban, suara tangisannya pun terdengar sangat memilukan, bukan hanya itu, terdengar seperti barang-barang yang sengaja dijatuhkan dari dalam.

"Aku takut hujan, aku takut sendirian."

Ucap seseorang yang kini menjawab pertanyaan Aisha.

"Jangan takut, itu hanya hujan kecil, kamu aman, kita ada di dalam."

Jawab Aisha yang mencoba untuk menyingkirkan rasa takut nya.

Saat itu juga, terlihat seorang gadis berwajah asing, terlihat bukan seperti orang Indonesia yang biasa bekerja di sana.

"Siapa kamu!, kenapa kamu ada disini?."

Tanya Aisha yang mencoba menanyakan pada gadis itu.

"Sakit, sakit, sakit sekali, aku merasa kesakitan saat turun hujan."

Ucap gadis Korea yang berwajah cantik.

"Istirahat lah, hujan ini tidak akan menyakiti kamu."

Jawab Aisha yang mencoba untuk berbicara dengan gadis itu.

Saat Aisha berbicara dengan gadis Korea itu, dia pun langsung ditegur oleh satpam yang sedang berjaga di sana.

"Hei kamu!, kenapa kamu tidak keluar!."

Tegur satpam pabrik pada Aisha.

"Aku sedang puasa pak, jadi tidak keluar."

Jawab Aisha yang berbohong pada satpam yang berjaga.

"Terus kenapa kamu disini!, cepat kembali ke tempat kamu."

Ujar satpam yang menyuruh Aisha untuk kembali ke tempat nya.

Aisha pun menuruti perintah satpam itu, dan berniat untuk berpamitan pada gadis Korea yang dia temui.

"Kemana dia?, kenapa dia tidak kena teguran satpam."

Ucap Aisha dalam hati nya.

"Mana kartu tanda pengenal kamu, bahaya kalau kamu hanya sendiri disini."

Panggil satpam pabrik yang meminta kartu karyawan Aisha.

"Ini pak kartu pengenal saya, tapi saya tidak sendiri pak."

Jawab Aisha yang mengatakan jika dirinya tidak sendiri.

"Aisha salsa bila putri, jadi ini nama kamu?."

Tanya satpam pada Aisha.

"Benar pak, itu nama saya, tapi pak, saya tidak sendiri disini."

Jawab Aisha yang mencari keberadaan gadis Korea itu.

"Oh, jadi kamu tidak sendiri?, mana teman kamu yang lain?."

Tanya satpam yang juga mencari keberadaan seseorang yang dikatakan oleh Aisha.

"Tadi dia disini, dia berwajah asing, cantik sekali, mungkin dia orang Korea pak."

Jawab Aisha yang memuji kecantikan gadis itu.

"Heh Aisha!, tidak ada karyawan lain dari luar, kamu jangan mengada-ada, lebih baik kamu keluar dan beristirahat bersama dengan karyawan lain."

Ucap satpam yang membawa Aisha untuk keluar dari dalam pabrik.

Aisha pun akhirnya menuruti kata-kata satpam, dan berjalan beriringan keluar dari dalam pabrik.

"Pak Doni, kenapa masih ada karyawan di dalam?."

Tegur kepala satpam pada pak Doni.

"Dia tidak keluar dengan alasan sedang berpuasa komandan."

Jawab pak Doni satpam yang bertugas jaga saat itu.

Komandan pun sempat melihat wajah Aisha yang terlihat bingung, matanya masih melihat ke dalam pabrik yang masih terbuka sedikit.

"Kamu jangan buat ulah, kalau waktunya istirahat, kamu juga harus keluar, ingat itu!."

Tegur kepala satpam pada Aisha.

"Baik pak, saya tidak akan mengulangi nya lagi."

Jawab Aisha pada kepala satpam.

Aisha pun diperbolehkan untuk keluar dan beristirahat diluar pabrik seperti yang lainnya.

Aisha yang tidak memiliki teman pun, memilih untuk duduk sendiri di pinggir parkir motor karyawan, disana pun banyak karyawan laki-laki yang sempat melihat ke arah nya.

Tiba-tiba, mata Aisha tertuju pada jendela kaca dilantai tiga tempat nya bekerja.

"Aku sudah bilang, aku tidak sendiri, kenapa satpam itu tidak percaya."

Ucap Aisha yang berjalan tanpa sadar sehingga membuat nya menabrak seorang karyawan laki-laki.

"Heh!, lu punya mata nggak!, kalau jalan lihat-lihat!."

Ucap laki-laki itu pada Aisha.

"Maaf kak, aku nggak sengaja."

Jawab Aisha dengan mata nya yang masih melihat ke arah jendela lantai tiga.

"Lu kalau jalan lihat nya kesini, bukannya ke atas, memang nya ada apa disana?."

Ucap laki-laki yang tidak sengaja Aisha tabrak.

"Gua udah minta maaf!, masih kurang apa lagi, apa lu terluka?."

Tanya Aisha yang kesal dengan sikap laki-laki itu.

"Dasar cewek idiot, nggak usah ngegas juga kali!."

Jawab laki-laki itu yang kini mendekati Aisha.

Melihat teman nya yang terlibat adu mulut dengan wanita, teman laki-laki itu pun langsung melerai nya, dan berusaha untuk menenangkan hati teman nya yang sudah terlanjur emosi.

"Sudah Rey, dia cuma wanita, penampilan nya aja kaya laki-laki."

Tegur seorang laki-laki yang akhirnya bisa melerai mereka.

"Dasar wanita jadi-jadian, awas aja kalau gua sampai ketemu lu lagi!."

Ucap laki-laki yang dipanggil Rey oleh teman nya.

"Rey, sudah lah, nggak ada kerjaan banget sih lu."

Tegur seorang teman lainnya lagi.

"Udah sana lu pergi!, enek gua lihat lu!."

Ucap Rey yang menyuruh Aisha pergi dari hadapan nya.

Aisha pun akhirnya pergi dari parkiran motor itu, dia pun berjalan keluar dari area pabrik, tapi mata Aisha pun kembali melihat ke arah jendela kamar lantai atas.

Terlihat jika gadis itu melambaikan tangan pada nya, Aisha pun membalas dengan lambaian tangannya.

"Stres memang, sebenarnya dia itu kenapa sih."

Tanya Rey yang masih melihat Aisha.

"Woy, ngapain juga lu perhatiin dia, lu suka sama itu cewek?."

Tanya salah satu teman nya.

"Adit!, dia itu bukan tipe cewek gua, lu jangan asal bicara!."

Jawab Rey yang membantah jika dia suka pada Aisha yang baru di jumpai nya.

Mereka pun sontak tertawa, apa lagi dengan wajah Rey yang cukup lumayan dari pada teman-temannya.

Aisha pun bertemu dengan Jihan yang sedang makan siang di depan pabrik.

"Aish, katanya kamu nggak keluar."

Tanya Jihan pada Aisha.

"Ketahuan satpam Han, jadi disuruh keluar."

Jawab Aisha yang duduk di samping Jihan.

''Makan lah Sha, apa kamu tidak lapar?."

Tanya Jihan kembali pada Aisha.

Aisha tidak menjawab pertanyaan Jihan, Aisha terlihat sedang menunggu Jihan menyelesaikan makan siang nya, setelah Jihan selesai, Aisha pun langsung menarik tangan Jihan agar ikut bersama nya.

"Sha, kamu mau kemana?, aku mau beli minuman."

Ucap Jihan yang sempat menolak ajakan Aisha.

''Apa kamu lihat perempuan di jendela lantai atas?."

Tanya Aisha yang menunjuk ke arah jendela.

"Kamu jangan konyol Sha, tidak ada siapa-siapa di sana."

Jawab Jihan yang tidak melihat gadis Korea yang dilihat oleh Aisha.

"Itu ada Han, lihat kesana, dia juga melambaikan tangan nya."

Jawab Aisha yang mencoba untuk membuat Jihan percaya dengan ucapan nya.

Disaat Aisha mencoba menjelaskan pada Jihan, Rey dan kawan-kawan nya pun langsung menegur Aisha.

"Wah bener-bener cari masalah ini anak."

Ujar Adit teman Rey.

"Aisha, kamu ada masalah apa sama mereka?."

Tanya Jihan yang kaget saat mendengar ucapan dari Andi.

"Ais, Apa tadi nama nya?, heh asal lu tahu yah, mending bawa temen lu jauh-jauh dari sini, enek gua lihat nya.

Ucap Rey yang menyuruh Jihan untuk membawa pergi Aisha.

Jihan pun langsung menarik tangan Aisha dan mengajak nya untuk menjauhi karyawan itu.

"Aku tidak mau cari masalah dengan anak-anak itu, sebaiknya kamu urus sendiri masalah kamu, dan jangan bawa-bawa aku."

Ucap Jihan yang merasa takut jika harus berurusan dengan Rey yang merupakan salah satu dari anak yang paling ditakuti di pabrik itu.

"Han, jangan begitu dong, aku nggak ada masalah dengan mereka."

Jawab Aisha yang ditinggal oleh Jihan.

Satu-satunya orang yang sering menyapa nya pun memilih untuk menjauhi nya, membuat Aisha merasakan jika tidak ada seorang pun yang mau berteman dengan nya.

Dianggap gila

Setelah Jihan pergi, tinggal lah Aisha yang masih berdiri mematung, matanya masih melihat ke arah jendela lantai atas.

Tak lama kemudian, bel masuk kerja kembali pun berbunyi, para karyawan pun kembali masuk untuk kembali bekerja.

Aisha dengan cepat nya berjalan ke atas, dia dengan cepat menaiki tangga menuju lantai tiga, namun tanpa sengaja, dia pun kembali menyenggol Rey yang sedang berjalan di tangga lantai dua.

"Lu bisa nggak jangan bikin gua marah!."

Ucap Rey yang langsung menghentikan langkah Aisha.

"Aku sedang buru-buru, banyak pekerjaan yang harus aku selesaikan."

Jawab Aisha yang mencoba untuk menerobos melewati Rey dan kawan-kawannya.

"Kasih paham Rey, kayaknya ini anak rada songong."

Ucap Andi yang langsung ikut mendekati Aisha.

"Bawa aja ke line dua, kita kasih pelajaran di sana."

Ajak Adit yang justru ikut-ikutan untuk membawa Aisha.

"Nggak kak, aku nggak sengaja, aku nggak tahu kalau ada kalian disini."

Jawab Aisha yang mencoba untuk melawan saat tangannya ditarik oleh mereka.

Rey dan kawan-kawan nya pun membawa Aisha ke tempat mereka bekerja, pekerjaan mereka berbeda dengan apa yang dikerjakan oleh Aisha yang berada di lantai tiga.

"Sini, kita kasih paham sedikit, biar dia kapok sama kita."

Ujar Rey yang mengambil bedak putih yang bisa digunakan untuk menandai bahan sebelum dijahit.

"Ampun kak, aku minta maaf."

Teriak Aisha yang kini dipegang kedua tangannya oleh Adit dan Andi.

Sementara itu, Rey langsung menaburkan bedak putih itu pada wajah Aisha, banyak karyawan yang melihat kejadian itu, namun tidak ada satupun yang berani untuk menolong Aisha.

"Minimal maksimal pakai bedak lah, tapi menurut gua, mau lu pakai bedak sekilo pun, nggak bakal bikin lu cantik."

Ucap Rey yang berhasil membuat wajah Aisha terlihat seperti badut.

"Hahaha, bener juga Rey, kayak nya seru kalau kita bisa kaya gini tiap hari."

Jawab Adit yang tertawa saat melihat wajah Aisha.

"Sudah sana balik ketempat asal kamu, pengen muntah gua lihat nya."

Ucap Rey yang menyuruh Aisha untuk kembali ke tempat nya bekerja.

Aisha pun berjalan perlahan menuju lantai tiga, diatas tangga matanya masih melihat ke arah Rey yang masih menertawakan nya.

Sesampainya di lantai tiga, Aisha pun langsung membersihkan bedak putih yang menempel pada wajahnya.

"Jihan, si Aisha kenapa?, wajahnya penuh dengan bedak putih."

Tanya Rina yang bekerja di samping Jihan.

"Aku juga tidak tahu, yang jelas, dia adalah masalah dengan anak bawah."

Jawab Jihan yang sebenarnya tidak tega melihat wajah Aisha.

Aisha pun berjalan ke tempat nya bekerja dan melanjutkan apa yang sudah menjadi tugas nya.

Tiba-tiba, gadis Korea itu muncul dan mencoba untuk membersihkan bedak yang menempel di wajah Aisha.

"Cukup!, gara-gara kamu aku jadi kena masalah, tadi satpam, dan sekarang aku harus diperlakukan seperti ini."

Ucap Aisha yang membuat kaget teman-teman nya.

"Aish!, lu ngomong sama siapa?, kalau punya masalah, jangan di bawa ke tempat kerja."

Tegur kepala cutting yang merupakan atasan Aisha.

"Dia pak, gara-gara dia aku jadi kaya gini."

Jawab Aisha yang menunjukan tangan nya pada gadis Korea itu.

"Siapa yang kamu maksud Aish!, ini patung, apa kamu sudah gila?."

Tegur kepala cutting yang hanya melihat patung yang berdiri di depan Aisha.

Aisha pun bingung, matanya masih melihat gadis Korea itu, sementara atasan dan teman-teman nya tidak ada yang melihat gadis Korea itu.

"Kalau kerja jangan sambil melamun, ini akibat nya kalau masalah di luar pabrik, dibawa ke tempat kerja, jadi gagal fokus."

Ucap kepala cutting yang memberi saran pada Aisha dan juga karyawan yang lainnya.

"Aduh rada-rada ini anak, mungkin banyak pikiran kali dia."

Ucap salah satu karyawan yang kini mulai membicarakan tentang Aisha.

"Bisa jadi, dia kan tinggal sendiri, apa lagi dia jarang bergabung dengan yang lain."

Jawab salah satu teman nya lagi.

Aisha pun merasa kesal dengan ucapan teman-teman nya, sehingga tanpa sadar, dia pun langsung marah pada semua orang yang ada disana.

"Bilang apa tadi!, gua nggak butuh belas Kasihan, gua bisa sendiri, dan gua nggak gila seperti yang lu omongin."

Teriak Aisha yang menjadi pusat perhatian disana.

"Ya ampun Aish, kenapa lagi dia."

Ucap Jihan yang merasa tidak enak hati pada nya.

"Iya jelas kamu gila, memang nya salah?."

Jawab salah satu karyawan yang sempat melihat Aisha yang berbicara sendiri.

Kepala cutting pun menyuruh karyawan nya agar tetap tenang dan kembali melanjutkan pekerjaan mereka.

Akhirnya, jam kerja pun selesai, para karyawan pun diperbolehkan untuk pulang kembali ke rumah masing-masing.

Sayangnya, kejadian pun terulang kembali, gadis Korea itu justru mengikuti Aisha yang sedang berjalan di tangga lantai dua.

"Jangan ganggu aku, aku sudah kena banyak masalah hari ini."

Ucap Aisha yang membuat orang yang berjalan di dekat nya merasa aneh dengan apa yang dikatakan oleh nya.

Gadis Korea itu justru tersenyum pada Aisha dan mencoba untuk memegang tangan nya.

"Jangan konyol, aku bisa gila jika terus seperti ini!."

Ucap Aisha yang langsung di tarik oleh Rey dan kawan-kawan nya.

Rey mengira jika apa yang dikatakan oleh Aisha adalah kata-kata yang diberikan untuk Rey dan kawan-kawan nya.

"Bilang apa tadi Aish!."

Tanya Rey yang berjalan mengikuti Aisha.

"Gua nggak ngomong sama lu, jadi jangan ganggu gua."

Jawab Aisha yang kini sudah mulai dengan kata-kata nya.

"Terus lu ngomong sendiri?, biar disebut gila?, atau sekedar cari sensasi!."

Tanya Rey yang terus saja mengikuti Aisha hingga didepan pintu pemeriksaan.

Setelah melewati pemeriksaan satpam, Aisha pun bermaksud untuk pulang dengan berjalan kaki seperti biasanya.

"Aisha, hati-hati dijalan, aku menunggu mu kembali besok."

Ucap gadis Korea yang kini mengucapkan kata perpisahan di depan pintu pabrik.

Sontak Aisha pun menghentikan langkah kaki nya, membuat pengendara motor yang berada di belakang nya pun berhenti mendadak.

"Nyawa lu ada sembilan?, mau mati konyol lu disini!."

Tanya pengendara motor yang berhenti mendadak oleh Aisha.

"Maaf kak, aku sedang banyak masalah, maaf sekali lagi kak."

Jawab Aisha yang masih berbicara sopan.

"ya sudah, awas kalau nggak mau ketabrak."

Ucap pengendara motor itu kembali.

Aisha pun berjalan mundur kebelakang dan memberi jalan untuk pengendara motor itu.

Setelah berhasil keluar dari pintu pabrik, Aisha pun kembali melihat ke belakang, dan langsung melihat ke arah jendela lantai tiga.

Jelas terlihat, gadis Korea itu ada disana, membuat Aisha pun terdiam dengan mata nya yang melihat ke atas.

"Aduh,,,, dia lagi Rey, apa kita kerjain lagi."

Ujar Andi pada Rey yang masih nongkrong di depan pabrik.

"Jangan dulu, jangan disini maksud nya, kita ikuti kemana dia pulang."

Jawab Rey yang memiliki ide sendiri.

Aisha pun kembali berjalan, dia tidak mau lagi melihat ke arah jendela, karena hanya akan membuat nya terlihat gila.

"Aish, aku minta maaf, aku tidak bermaksud untuk membuat kamu terluka."

Ucap Jihan yang mendekati Aisha.

"Pergi Han, jangan dekati aku lagi, aku tidak mau ikut kena masalah jika dekat dengan aku."

Jawab Aisha yang langsung meninggal kan Jihan.

"Aisha, aku minta maaf."

Teriakkan Jihan yang sengaja tidak dia jawab.

Setelah menjauh dari pabrik, Aisha pun merasa jika tidak ada lagi kehadiran sosok gadis Korea itu, membuat nya sedikit merasa tenang.

Ditengah perjalanan pulang, Aisha pun merasa jika dirinya sedang diikuti, perasaan nya pun langsung berubah kembali.

Merasa jika dirinya sedang diikuti, Aisha pun memilih untuk berlari sekencang-kencangnya tanpa melihat ke arah belakang.

Hingga akhirnya, Aisha pun kembali dikagetkan dengan kedatangan sosok yang paling membuatnya merasa ketakutan.

Bahan bulian

"Mau kemana Aish?, apa kamu takut?."

Tanya Rey yang berhasil menangkap nya.

"Takut lah, masa nggak!."

Jawab Asit yang juga sudah ada di belakang nya.

"Kalian mau apa?, jangan ganggu, gua cape seharian setelah kenal kalian."

Ucap Aisha yang sebenarnya ketakutan saat itu.

"Kita nggak mau ngapa-ngapain lu, jadi jangan terlalu kepedean."

Jawab Rey yang melihat wajah Aisha.

"Kalau begitu, biarin gua balik ke rumah gua."

Jawab Aisha yang berbicara tanpa melihat wajah Rey.

"Oke, setelah gua pikir-pikir, ternyata seru juga setelah gua ketemu sama lu, baru kali ini ada cewek yang sok cantik, sok pede, padahal lu itu dibawah rata-rata."

Jawab Rey pada Aisha.

"Terserah lu, mau lihat gua dari segi apa!, yang jelas, gua nggak tertarik sedikit pun sama lu, lu dan lu juga."

Jawab Aisha dengan tangan nya yang menunjuk pada mereka bertiga.

"Anjay!, siburuk rupa yang tidak sadar dengan ucapan nya."

Ujar Andi yang membuat semua teman-temannya tertawa.

Aisha pun memilih untuk berjalan kembali, mencoba untuk tidak mendengar apa yang dikatakan oleh Rey dan teman-teman nya.

"Parah lu, kasihan dia, bagaimana jika sakit hati."

Tanya Adit yang sedikit merasa tidak enak hati pada Aisha.

"Biarin aja, lagian dari banyak nya cewek di pabrik, baru kali ini ada yang sekonyol dia."

Jawab Rey yang akhirnya mengajak untuk mengunjungi Aska yang merupakan teman sekolah mereka.

Aisha yang hanya seorang perantauan, akhirnya sampai di kontrakan yang dia sewa setiap bulan nya.

"Baru pulang Sha, kucel and the kumal."

Sapa tetangga kontrakan Aisha.

"Iya ka, hari banyak pekerjaan, membuat sedikit lelah."

Jawab Aisha yang membuka pintu kontrakan nya.

Baru saja membuka pintu kontrakan nya, Aisha pun kaget saat mendengar suara motor Rey dan teman-teman nya.

Aisha pun menyangka jika Rey sengaja mengikuti nya, sehingga dengan cepat, dia memilih masuk dan mengunci pintu kamarnya.

"Apa lagi ini, kenapa hari-hari ku semakin menyebalkan."

Ucap Aisha yang duduk di belakang pintu kamar nya.

Aisha pun mendengar suara Rey dan kawan-kawan nya yang sedang berbicara layaknya seorang teman yang sedang berkumpul bersama, sehingga mematahkan apa yang sedang dia pikirkan sebelumnya.

Tiba-tiba suara ketukan pintu pun terdengar, suara tetangga Aish pun memanggil namanya.

"Aisha, apa kamu sudah tidur?."

Tanya Aska tetangga kontrakan nya.

"Belum Ka, sebentar aku buka pintu."

Jawab Aish yang masih lengkap dengan seragam pabrik nya.

Pintu pun di buka, Aisha pun menanyakan pada tetangga kontrakan nya.

"Ada apa kak, apa ada yang perlu di bantu?."

Tanya Aisha yang terdengar biasa saja.

"Sha, boleh minta air panas, ada teman yang mau ngopi."

Jawab Aska yang membawa beberapa gelas berisi kopi.

"Oh, ambil saja Ka, sekalian titip kamar, Aish mau ke warung sebentar."

Jawab Aish pada Aska.

"Oke, nitip rokok boleh Sha, gua malas keluar."

Ujar Aska yang juga ingin menitip rokok pada Aisha.

"Mana uang nya, biar Aish belikan."

Jawab Aisha yang meminta uang rokok pada Aska.

"Sini Sha, biar sekalian kenalan sama teman sekolah ."

Ajak Aska yang menarik tangan Aisha ke dalam kamar nya.

Aisha pun melihat Rey, Andi dan Adit, sosok yang paling menyebalkan hari ini dalam hidup nya.

"Mana uang nya Aska?."

Ucap Aisha yang langsung mengambil uang dari tangan Aska.

"Tunggu Sha!, kenalan dulu bisa kan?".

Tanya Aska yang mengajak Aisha berkenalan.

"Mereka tidak akan mau berkenalan dengan aku, aku bukan level mereka."

Jawab Aish yang langsung pergi meninggalkan Aska.

"Huhhhh, si idiot ini memang menyebalkan."

Ucap Rey yang membuat Aska bingung.

"Owalah, hampir saja lupa, jadi kalian satu pabrik dengan Aisha?."

Tanya Aska yang melihat seragam yang sama dengan Aisha.

"Aduuuuuh, memang sial hidup kita Rey, nggak di pabrik nggak disini, masih harus lihat muka idiot dia."

Jawab Andi yang melihat kedatangan Aish yang baru datang dari warung.

"Tidak boleh begitu bro, nanti jatuh cinta gimana?."

Ledek Aska yang pada ketiga temannya.

"Nih rokok nya, sama ini kembaliannya."

Ujar Aisha yang hanya membeli mie instan untuk makan malam nya.

Melihat Aish yang hanya membeli mie instan, Rey dan teman-teman nya pun sedikit berubah pikiran.

Disaat Aska menyeduh kopi untuk teman-teman nya, Aisha justru memasak mie instan dengan cara yang cukup aneh baginya.

Aisha hanya memasukkan air dalam bungkus mie instan dan kemudian mengikatnya dengan karet.

Setelah dianggap cukup, dia pun memasukan mie itu kedalam mangkuk beserta dengan bumbu nya, dan mulai memakan nya.

"Lu nggak salah Sha? masak mie yang bener dong."

Tegur Rey yang melihat Aisha makan.

"Jangan banyak omong, ngga perlu ngurusin hidup gua."

Jawab Aisha yang terkesan dingin pada Rey.

"Dasar cewek aneh, cantik nggak, ngeselin iya."

Jawab Rey yang mengambil kopi dari Aska.

"Oh iya, sekalian pinjam gitar lu boleh kan Sha?."

Tanya Aska yang memang terbiasa meminjam sesuatu pada nya.

"Ambil saja sendiri, aku lagi malas bangun."

Jawab Aisha yang berbeda saat berbicara dengan Aska yang tergolong sopan.

"Basi lu Sha, giliran ke Aska lu jawab aku kamu, giliran sama kita aja, lu gua, sok asik lu!."

Ujar Andi yang mendengar cara bicara Aisha yang berbeda.

"Si buruk rupa yang berkhayal cantik, khayalan lu kelawatan tinggi."

Ucap Adit yang kini mulai membuly Aish.

Kata-kata yang menyakitkan terdengar bersahutan, semua itu tertuju pada Aisha yang masih duduk di depan pintu kamar nya.

Merasa tidak tahan, Aisha pun memilih untuk mandi agar bisa tidur dengan nyenyak.

Kontrakan Aisha tidak memiliki kamar mandi pribadi, jika mau mandi, mereka harus rela untuk mengantri karena kamar mandi hanya ada tiga pintu dengan kamar yang cukup banyak.

Setelah mandi, Aisha pun kembali melewati Rey yang kini sedang bermain gitar didepan kamar Aska.

"Lu mau mandi tengah malam pun, nggak bakal bisa merubah keadaan lu".

Ucap Rey yang membuat Aisha sempat terhenti.

"Lu mau ngomong apapun, nggak bakal ngaruh buat gua!."

Jawab Aisha yang kaget saat melihat sosok wanita yang berada di atas atap kamar mandi.

"Aish, lu kenapa, ngapain melotot disitu."

Tegur Adit yang melihat mata Aisha yang tidak berkedip.

"Wah parah nih, mulai kumat penyakit nya, hahaha."

Sahut Andi yang mengira jika Aish hanya bercanda.

"Siburuk rupa yang aneh."

Jawab Rey tanpa sedikit pun peduli dengan nya.

"Sha, lebih baik kamu istirahat, sepertinya hari ini sangat berat untuk kamu."

Ucap Aska dengan tangan nya yang mengetuk bahu nya.

"Aku masuk dulu Ka, aku tidak enak badan."

Jawab Aisha yang langsung masuk ke dalam kamar nya tanpa keluar lagi.

Meskipun masih mendengar obrolan Rey dan teman-teman nya yang masih saja menertawakan nya, Aisha dengan sabarnya mencoba untuk berpura-pura tidak mendengar.

Keesokan harinya, Aisha pun mendekati kamar mandi, dan melihat ke arah atas nya, semuanya tidak terlihat aneh seperti apa yang dia lihat semalam.

"Aisha, maafin teman-teman aku yah, mereka memang suka iseng, tapi sebenarnya mereka baik kok."

Ucap Aska yang membuat Aisha kaget.

Aisha pun masih tetap diam.

"Hey, kamu tidak apa-apa Sha?, apa kamu masih kepikiran dengan kata-kata mereka semalam."

Tanya Aska yang mengira jia Aisha marah dengan ucapan teman-teman nya.

"Aku sedang banyak masalah, banyak kejadian yang aneh, tapi itu terlihat nyata oleh mata ku Ka."

Jawab Aisha yang sedikit bercerita tentang apa yang sedang terjadi pada nya.

"Mungkin kamu terlalu banyak berpikir saja, tidak ada yang aneh di dunia ini, itu hanya halusinasi kamu saja."

Ucap Aska yang mencoba untuk memberi tahu Aisha.

"Sebaiknya kamu siap-siap, jangan sampai kamu terlambat bekerja."

Ucap Aska yang mengingatkan kembali Aisha.

"Entah apa lagi yang akan terjadi nanti Ka, rasanya aku mulai takut untuk pergi ke pabrik."

Jawab Aisha yang terlihat ketakutan.

"Itu hanya perasaan kamu saja, sikap Rey dan teman-teman nya jangan sampai di ambil hati Sha."

Ucap Aska yang tersenyum pada Aisha.

Dengan perasaan nya yang masih sedikit kacau, Aisha pun akhirnya pergi ke pabrik seperti biasanya, meskipun dia harus bersiap jika ada sesuatu yang aneh akan kembali terjadi pada nya.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!