"PRANGGG!!" Beberapa piring pecah secara bersamaan, dan pecahannya pun berserakan di lantai, membuat kaki seorang gadis yang tengah mencuci piring tersebut terluka.
Mendengar suara piring yang pecah seorang wanita kurus yang sudah berdandan sangat cantik dan elite serta memakai pakaian serba mewah dengan beberapa kalung emas yang panjang, datang dengan penuh amarah, ia melangkah dengan begitu tergesa-gesa, dan langsung menjambak gadis tersebut dengan sangat keras, dan tentu saja dengan emosi yang meletup-letup.
"JASMINE...!!! Kau pasti sengaja ingin membuatku punya penyakit darah tinggi!!!"
"Saya tidak sengaja memecahkannya karena tangan saya licin Nyonya Ursula, dan saya gemetaran karena belum makan." Kata Jasmine memegangi kepalanya yang kesakitan.
Sekuat itu jambakan sang ibu tiri tak membuat Jasmine menangis, karena perlakuan seperti itu sudah setiap hari menjadi makanannya.
"BANYAK ALASAN!!!"
"Ibu... Ayo cepat pestanya akan segera di mulai." Satu gadis keluar dengan lagak manja dan merajuk, terlihat ia memakai gaun serba besar dan memanggil Ursula dengan sebutan ibu.
"Iya Ancy sayang... Sebentar lagi setelah aku memberikan badut ini pelajaran!!"
Ancy pun menjadi marah karena Jasmine membuatnya terlambat dalam acara pesta.
Seketika Ancy mengambil sapu dan memukulkan gagang sapunya pada Jasmine.
"BUUGG!!!"
“Bugg!!”
“BUUGG!!!”
“Buugg!!”
"Aakh...!" Jasmine menahan sakitnya dengan menahan jeritannya.
Di tubuh Jasmine sudah banyak luka lebam akibat semua pukulan yang di berikan oleh Ursula dan Ancy, namun Jasmine tetap tak bisa melawan. Suatu ketika saat Jasmine ingin kabur, ia ingat kembali, harus kemana kah jika ia kabur? Jasmine tak ada tempat tak ada tujuan, uang juga tidak punya.
Hingga akhirnya yang Jasmine tunggu hanyalah kematian, ia akan sangat bahagia dan senang jika ia mati.
Setelah puas memukuli Jasmine, kemudian Ancy melemparkan sapu itu ke lantai.
"Kenapa kau tidak mati saja dasar tidak berguna!" Teriak Ancy dan pergi masuk ke dalam lagi.
Ursula kemudian menyeret rambut Jasmine hingga membuat Jasmine tergopoh mengikuti sang ibu tiri. Saat sampai di belakang rumahnya, Ursula melemparkan Jasmine ke dalam kandang ayam.
"Kau akan tidur di sini jangan sampai kau masuk ke dalam rumah!!! Jika aku tahu kau masuk ke dalam rumah aku akan membunuhmu!" Teriak Ursula.
Kemudian Ursula pun pergi dengan anak nya untuk menghadiri pesta pernikahan kerabatnya dengan menaiki taksi. Namun sebelum itu, mereka harus berjalan beberapa meter dan sampai di jalan raya untuk mendapatkan taksi.
Jasmine Kaylee sekarang berusia 20 tahun, awalnya keluarganya baik-baik saja, bahkan saat ayahnya menikah lagi dengan Ursula.
Saat itu bisnis ayahnya sangat maju, dan Ursula juga menyayangi Jasmine, bahkan Jasmine juga menyayangi Ursula sebagai ibu tiri yang baik.
Kedatangan Ursula dan Ancy membuat Jasmine saat itu berusia 7 tahun tidak lagi merasa kesepian saat di rumah sendiri, karena ayahnya sering pergi ke luar kota untuk urusan bisnis. Ursula serta Ancy menjadi keluarga baru yang hangat untuk Jasmine
Hingga saking sayangnya Jasmine pada Ursula dan Ancy, Jasmine pun setuju ketika Ancy sang adik tiri yang bahkan tidak sedarah dengan dia memakai nama belakang sang ayah, yaitu Kaylee.
Ancy sendiri hanya berbeda satu tahun dengan Jasmine, sekarang usia Ancy 19 tahun, namun sifat dan sikap Ancy sangat kekanakan dan manja. Ancy bahkan tidak bisa melakukan pekerjaan pribadinya sendiri.
Jasmine selalu membantu Ancy dalam segala hal, hingga akhirnya Ancy bergantung penuh pada Jasmine.
Namun, sayang, kehidupan tenang dan bahagia itu mendadak berubah 360° ketika bisnis Gaston Kaylee hancur, dan bangkrut.
Gaston sakit parah, dan semua aset serta kekayaan habis untuk berobat Gaston, belum lagi, Gaston terjebak hutang di sana dan di sini karena harus membayar upah para karyawan nya di pabrik.
Saat itu, Ursula sang ibu tiri yang baik hati berubah menjadi nenek sihir yang jahat sekali. Ursula murka.
Jasmine mengerti dan Jasmine paham, ibu tiri nya pasti merasa di bohongi, karena Gaston yang dulu kaya raya kini jatuh miskin dan usahanya bangkrut, dan akhirnya rasa benci serta rasa sakit hati hingga perasaan kecewa Ursula di lampiaskannya pada Jasmine.
Tak hanya itu, setelah Mansion mewah mereka di sita oleh bank, dan Gaston akhirnya meninggal dunia tanpa meninggalkan sepeser uang pun, Ursula semakin meradang, ia kerap sekali memukuli Jasmine.
Kini mereka pun pindah dan hidup di pedesaan dengan rumah sederhana. Meski begitu setidaknya mereka memiliki ayam untuk di makan telur-telurnya.
Jasmine kemudian mengambil satu anak ayam yang masih sangat kecil dan di taruhnya di atas telapak tangannya.
Tanpa mengatakan apapun, Jasmine hanya diam dan membelai lembut ayam kecil yang bulunya masih begitu lembut.
Hati Jasmine seolah sudah beku, ia bahkan sekarang tidak lagi menangis saat Ursula memukul dan menendangnya.
Dulu, Jasmine akan meminta maaf dan terus menerus memohon ampun, hingga menangis sesenggukan, namun sekarang, Jasmine menerima semua pukulan tersebut dan sama sekali tidak menangis.
Jika sakit, Jasmine hanya akan mengatakan pada dirinya, jika ia mati, dia akan segera bertemu ayah dan ibunya, itulah yang membuat Jasmine menerima semua perlakuan itu, karena ia berharap mati.
Akhirnya sekitar pukul 10 malam, Ursula telah kembali dengan Ancy dari pesta pernikahan kerabatnya.
Jasmine duduk dengan terkantuk-kantuk memeluk kedua kakinya, dan menyangga kepalanya di atas kedua lututnya.
Ketika samar-samar Jasmine, merdengar beberapa mobil berhenti, Jasmine melihat ke arah dalam rumahnya beberapa lampu mulai di nyalakan, benar saja tak berapa lama Ursula keluar dan mendatangi Jasmine.
"Keluar dari sana." Kata Ursula.
Kemudian Jasmine menurut dan keluar.
"Bau sekali. Mandi dulu sana, dan temui aku di ruang tamu." Perintah Ursula.
"Baik Nyonya." Kata Jasmine.
Jasmine sendiri sudah terbiasa memanggil ibu tirinya dengan sebutan Nyonya, karena setelah ayahnya meninggal, Ursula tidak sudi di panggil "ibu" oleh Jasmine
Jasmine akhirnya masuk dan mandi untuk membersihkan diri, namun alangkah terkejutnya saat ia sudah selesai dan menemui Ursula di ruang tamu.
Kedua matanya membulat penuh, dan ia melihat Madam Grace duduk di sana sembari meminum secangkir teh hangat dengan elegan tanpa melihat ke arah Jasmine.
Jantung Jasmine berdetak cepat, dan ia ingin sekali berlari sejauh mungkin, namun tubuhnya kaku dan tidak bisa bergerak. Jasmine melirik ke arah pintu depan, banyak sekali pengawal Madam Grace sedang berjaga.
"Mendekat!" Perintah Ursula.
Namun, Jasmine masih terkejut melihat kedatangan Madam Grace sehingga ia tak bisa mendengar kalimat Ursula, dan hanya terpaku serta mematung.
"JASMINE APA KAU TULI!!!" Teriak Ursula.
"Ya.. Ya... Nyonya..."
"Kataku, mendekat!!” Teriak Ursula lagi tidak sabar.
Kemudian Jasmine mendekat dan berdiri di samping Ursula yang tengah duduk di depan Madam Grace.
"Bagaimana Madam?" Tanya Ursula.
"Kau sudah tahu, aku selalu menantikannya, Jasmine adalah primadona. Dia sempurna.” Kata Madam Grace.
"Nyonya Ursula... Saya tidak mau di jadikan pelacur!!!" Teriak Jasmine sembari membulatkan matanya dan mundur beberapa langkah.
Bersambung
Madam Grace adalah wanita paruh baya yang terlihat masih muda meski usianya sudah menginjak kepala 5. Tubuh kurusnya yang ramping dengan dandanan yang glamour dan serba mewah membuatnya tampil menawan di usia tersebut.
Madam Grace selalu tampil dengan riasan yang berani, dia juga tidak banyak bicara dan suaranya rendah, wanita paruh baya itu di kenal dengan ketenangannya yang luar biasa karena tanpa berteriak pun dia sudah membuat lawan bicaranya menciut.
Ketika Madam Grace marah, dia hanya akan melemparkan satu barang dan mendesahhkan nafasnya pelan. Madam Grace mengatakan jika amarah menguasaimu maka kau akan kalah dan usiamu akan lebih cepat menua.
Sosok Madam Grace sangat terkenal sebagai Mucikari di Kota A, dia adalah pemilik beberapa Club terkenal di kota A yang di datangi tamu-tamu penting.
Tamu yang datang ke beberapa Club milik Madam Grace bukan hanya dari kalangan biasa, melainkan dari kalangan atas yang juga bisa di sebut sebagai Kalangan Elite.
Tak berapa lama, Madam Grace memberikan kode pada para pengawalnya, kemudian para pengawal yang memiliki tubuh besar langsung sigap memegangi kedua tangan Jasmine.
"Akan ku transfer uangnya." Kata Madam Grace pada Ursula sembari menyesap rokonya, dengan tenang ia lalu berdiri dan bersiap pergi.
"Terimakasih Madam Grace, anda memang murah hati. Semoga Jasmine dapat memberikan anda kesuksesan yang besar dan membuat pelanggan anda semakin puas." Kata Ursula membungkukkan tubuhnya.
"Tidakk… Tidakk… Saya mohon jangan… Nyonya Ursula, saya akan melakukan apa saja tapi tolong jangan jual saya!" Kata Jasmine meronta.
Jasmine terus meronta dan membuat Ursula jengah.
"Tolong segera bawa pergi Jasmine Madam, telinga saya sakit mendengar rengekanya." kata Ursula.
Madam Grace kemudian memberikan kode pada para pengawal, mereka pun menyeret Jasmine keluar rumah.
Di depan rumah Ursula yang sederhana terdapat 2 mobil mewah terparkir berwarna merah menyala dan berwarna hitam, satu milik Madam Grace dan satunya lagi milik para pengawal.
Madam Grace kemudian melihat bagaimama gigihnya Jasmine ingin melepaskan diri. Tubuh Jasmine yang ramping dan langsing dengan kulit seputih susu dan lembut meski tanpa perawatan apapun, membuat Madam Grace sebagai seorang wanita pun terpikat dengan kecantikan Jasmine.
Kemudian Madam Grace berdiri tepat di hadapan Jasmine yang kedua tangan dan lengannya masih di cengkram erat oleh para pengawal.
Madam Grace mencengkram dagu Jasmine, kuku-kuku panjang berwarna merah menekan pipi Jasmine, Madam melihat dengan seksama wajah Jasmine.
“Benar-benar sayang jika kecantikan ini di sembunyikan begitu lama di rumah rongsokan ini. Kau akan menjadi bintang besar." Kata Madam Grace.
"AKU TIDAK SUDI MELAKUKAN HAL KEJI DAN KOTOR!!! MENJIJIKKAN!!" Teriak Jasmine.
"Hmm... Hidung mancung, bibir yang ranum, dan wajah yang sangat sempurna, cantik, sedikit liar, dan juga berani, sepertinya aku harus mendisiplinkanmu saat sampai di Club milikku." Kata Madam Grace.
Kemudian Madam Grace pun meninggalkan Jasmine, ia hendak masuk ke dalam mobilnya dan sudah membuka pintu, namun ia berhenti dan memberikan peringatan pada para pengawalnya.
"Bawa Jasmine dengan hati-hati aku tidak mau barang kwalitas bagus yang baru saja ku beli dengan harga tinggi, lecet. Satu lagi, jangan sampai kalian tergoda dan merebut kesuciannya, jika kalian melakukannya aku akan membunuh kalian bahkan jika kalian sudah mati dan hidup di neraka, aku akan mengirimkan iblis ke sana untuk tetap membunuh kalian lagi!" Ancam Madam Grace pada para pengawalnya.
"Baik Madam." Jawab para pengawal.
Mobil mewah berwarna merah itu pun pergi lebih dulu.
Sedangkan para pengawal masih menyeret Jasmine dan berusaha untuk membuat Jasmine masuk ke dalam mobilnya, mereka kesusahan karena Jasmine terus meronta dan berteriak meminta tolong. Namun, nihil, tidak ada yang bisa membantu, karena rumah Ursula berada jauh dari dari para penduduk.
Hingga Jasmine menggigit tangan para pengawal itu pun, usaha Jasmine tak memiliki efek apapun, para pengawal itu memiliki tenaga yang lebih kuat.
"TIDAK MAU...!!! LEPASKAN AKU... AKU TIDAK MAU IKUT DENGAN KALIAN!!! AKU AKAN LAPORKAN KALIAN SEMUA KE POLISI!!!" Teriak Jasmine.
"Masuk!" Bentak pengawal tersebut.
"TIDAK MAUU!!! AKU TIDAK MAUUU PERGIII... AKU TIDAK MAU MASUKKK!!!" Teriak Jasmine.
Para pengawal saling memberika kode, karena Jasmine terus meronta, kemudian salah satu pengawal pun mengambil obat bius dan membekap Jasmine menggunakan sapu tangan putih.
"HMMM!!! HMMM!!!" Dalam sisa-sisa tenaga terakhir Jasmine dan sisa-sisa kesadarannya yang makin menghilang, ia masih berusaha untuk melepaskan diri, hingga akhirnya Jasmine harus menyerah pada obat bius yang kuat dan membuatnya perlahan kehilangan kesadarannya.
******
Samar-samar Jasmine mendengar sesuatu di telinganya, suara berisik itu sangat keras di kepala dan telinga Jasmine, namun Jasmine tidak bisa dengan jelas mendengarnya, hanya seperti suara-suara gaduh yang sangat campur aduk.
Perlahan kedua mata Jasmine pun terbuka, kepalanya terasa pusing, dan matanya masih sedikit buram.
Satu demi satu ingatannya mulai memutar ulang lagi, segala rentetan kejadian yang menimpannya.
Saat itu Jasmine hendak bangun, namun kedua tangannya terikat ke belakang dan kedua kakinya juga terikat.
"To... Long..." Kata Jasmine lemah.
Tenggorokannya terasa sangat kering dan ia merasa sangat haus.
Tubuhnya pun sudah sangat lemah hingga ia tak punya tenaga, mungkin karena efek bius yang di berikan padanya.
"To... Long... Sa... Saya minta air..." Kata Jasmine serak.
Sebenarnya sudah beberapa hari Jasmine tidak makan dengan benar karena Ursula dan Ancy selalu memberikan pekerjaan untuknya, bahkan untuk minum saja Jasmine tidak sempat.
Sekalinya Jasmine bisa makan, Jasmine hanya bisa makan ubi yang sudah memiliki tunas. Jasmine pun mengukus ubi bertunas tersebut dan memakannya.
Tak berapa lama, seorang pengawal datang.
"Kau sudah bangun? Akan ku panggilkan Madam Grace, jangan coba-coba untuk kabur." Kata Pengawal itu.
"Tu... Tunggu..." Kata Jasmine.
Jasmine hendak meminta tolong pada pengawal tersebut untuk memberikannya minuman sebelum pengawal itu pergi, namun karena terlalu lemah Jasmine tak bisa berbicara meski hanya sedikit mengeluarkan suata. Sejujurnya Jasmine benar-benar sangat lemas dan lapar serta yang paling parah ia sangat kehausan.
Tak lama berselang, Madam Grace pun tiba dengan membawa sebuah cerutu panjang di jarinya.
Madam Grace duduk dan melihat Jasmine yang tampak pucat dan lemah.
Saat itu Madam Grace menatap Jasmine dengan menghisap cerutunya dan menghembuskan asapnya ke wajah Jasmine.
"UHUK UHUKK... UHUKK... !!!"
"Ma... Dam... Gracee... Sa... Saya minta air..." Kata Jasmine.
"Kau minta air?" Tanya Madam Grace.
Jasmine mengangguk.
"Kau haus?" Tanya Madam Grace lagi.
Jasmine mengangguk lagi.
"Aku akan memberikanmu air, namun air yang ku berikan tidak gratis. Satu teguk satu pelanggan Kalangan Elite." Kata Madam Grace menyesap cerutunya lagi.
Jasmine menatap dengan kedua mata sayu yang lemah, bibirnya sudah kering dan sangat pucat, wajahnya pun sudah terlihat berantakan namun meski begitu kecantikan Jasmine masih sangat terlihat di mata Madam Grace yang selalu jeli.
"Kau sudah sekarat seperti ini masih tetap terlihat cantik. Ck... Ck... Ck... Akan sia-sia jika kau tidak gunakan kecantikanmu di sini..." Kata Madam Grace.
Jasmine masih diam dan membisu.
"Bagaimana, kau setuju? Satu teguk air satu pelanggan?" Tanya Madam Grace dengan suara serak yang rendah.
Bersambung
"Aku lebih baik mati." Kata Jasmine, wajahnya kian pucat.
"Kau cukup keras kepala."
Madam Grace menyesap cerutunya lagi, lalu berdiri.
"Jangan ada yang berani memberikannya makan dan minum sebelum dia memberikan keputusan terbaiknya padaku!" Perintah Madam Grace pada para pengawalnya.
"Baik Madam." Jawab para pengawal.
Madam Grace pun pergi meninggalkan ruangan itu, dimana Jasmine masih terikat tangan dan kakinya.
Bagi Jasmine ia telah melalui berbagai siksaan yang membuatnya hampir mati, dan itu semua bukanlah hal mengejutkan baginya.
Ursula dan Ancy bahkan pernah membuat Jasmine harus makan nasi berjamur dan membuat Jasmine pingsan karena keracunan.
Berkali-kali Jasmine mengalami hidup yang buruk dan berat, namun nyatanya Jasmine tidak pernah mati, dan keinginan terbesarnya adalah kematian, lalu Jasmine bisa bertemu dengan kedua orangtuanya di akhirat. Namun, Tuhan seolah tak pernah mengijinkannya.
"Apakah kali ini aku akan mati?" Tanya Jasmine pada dirinya sendiri.
Perlahan kedua mata Jasmine terasa sangat berat, nafasnya nampak makin pendek, dan kali ini Jasmine benar-benar telah menutup kedua matanya, ia kehilangan kesadarannya lagi, tapi bukan karena obat bius melainkan, tubuhnya yang tak bisa lagi bertahan.
Beberapa hari kemudian\~
Samar-samar Jasmine mencium bau desinfektan yang sangat kuat dan menyengat hidungnya. Jasmine juga merasakan suhu yang cukup dingin menerpa tubuhnya, kemudian sedikit demi sedikit terdengar suara mesin berbunyi seirama dengan detak jantungnya.
Perlahan, kedua matanya yang tertutup mulai terbuka, ia penasaran apakah surga beraroma seperti rumah sakit.
Saat Jasmine benar-benar membuka matanya dan perlahan melihat ke sekeliling, semua ruangan itu di dominasi warna putih dengan aroma khas rumah sakit yang sangat menyengat. Jasmine melihat ke sisi yang bisa ia jangkau dengan matanya dan ia tak melihat siapapun di sana.
"Bagaimana aku... Bisa ada di sini..." Kata Jasmine lemah.
"Anda sudah bangun Nona... Saya akan menghubungi dokter dan wali anda, kebetulan mereka ada di depan ruangan." Kata sang perawat.
Ternyata seorang perawat ada di samping Jasmine tengah memeriksa infus dan beberapa hal lainnya.
"Tu... Tung...Ggu..." Panggil Jasmine lemah.
Namun, terlambat perawat tersebut sudah keluar dan memberitahu seseorang yang sedang berbincang dengan dokter di luar.
"Dokter pasien sudah sadar."
Kemudian Jasmine melihat ke arah pintu, seorang dokter masuk dan benar saja, Madam Grace yang mengaku menjadi walinya juga masuk ke dalam ruangan perawatan.
"Saya akan memeriksa anda Nona Jasmine. Nama saya adalah Dokter Nathan." Kata Dokter tersebut tersenyum lembut pada Jasmine.
"Anda pingsan selama 3 hari, untung saja anda di bawa segera ke Rumah sakit." Kata Dokter Nathan.
"Untuk apa aku di bawa kerumah sakit..." Kata Jasmine lemah.
"Untuk di berikan pengobatan dan tindakan agar anda selamat." Kata Dokter Nathan tersenyum.
"Maksudku untuk apa aku di selamatkan..." kata Jasmine.
"Kau pikir aku akan membiarkanmu mati di Clubku dan membuatku tersandung masalah!" Ujar Madam Grace.
"Jadi... Tinggal buang saja mayatku ke laut, setidaknya mayatku berguna bagi penghuni laut, akan ada ikan atau predator yang memakanku. Kau tidak akan terkena masalah, tidak akan ada yang mencariku juga jika aku mati." Kata Jasmine.
"Ada banyak orang bertahan agar bisa hidup Nona Jasmine..."
"Aku tidak memiliki alasan untuk hidup. Aku bertahan untuk menunggu mati." Kata Jasmine.
"Tinggalkan kami." Kata Madam Grace.
Meskipun Dokter itu ragu, namun pada akhirnya dia meninggalkan Jasmine serta Madam Grace.
"Kau berhutang padaku, biaya Rumah Sakit ini tidak gratis." kata Madam Grace.
"Aku tidak meminta untuk di selamatkan." Kata Jasmine.
Madam Grace menghembuskan nafasnya pelan.
"Baiklah. Baru kali ini aku mengalah, karena aku benar-benar tertarik dengan kecantikanmu. Kau menang." Kata Madam Grace.
Seketika kedua bola mata Jasmine melirik ke arah Madam Grace.
"Aku akan menempatkanmu sebagai pelayan minuman di Club milikku. Kau tidak perlu menemani para Pelangan. Cukup antarkan apa yang mereka pesan ke ruangan." Kata Madam Grace memijit kepalanya.
"Aku sebagai pelayan Club? Dan bukan menjadi pelacuur?"
"Bagaimana lagi, aku harus tetap memajang wajahmu yang cantik itu di Club milikku, dan kau juga harus mengembalikan modal uang yang sudah ku gelontorkan untuk membeli mu. Jangan lupa kau juga berhutang padaku." Kata Madam Grace.
"Berjanjilah bahwa kau tak akan menjadikanku pelacuur." kata Jasmine.
"Mm..." Kata Madam Grace.
Jasmine seketika tersenyum dan bangkit, ia duduk mengambil kedua tangan Madam Grace.
"Aku akan bekerja dengan baik Madam Grace. Terimakasih tidak menjadikan ku sebagai pelaacur di Club malam milikmu." kata Jasmine.
"Hmm... Ku harap kau segera sembuh dan cepat bekerja, aku ada keperluan." Kata Madam Grace.
Jasmine mengangguk.
Madam Grace pun keluar dari ruangan perawatan, dan menghembuskan nafasnya pelan.
"Madam... Tuan Van Elrond menghubungi." Kata pengawal itu pada Madam Grace.
"Katakan padanya, sedikit lagi, aku baru menjebak Jasmine, yang terpenting dia mau bekerja dulu, sementara jadikan dia sebagai pelayan untuk mengantar kan minuman, tidak perlu terlalu lama bekerja sebagai pelayan, dan Tuan Van Elrond bisa memilikinya, dengan atau tanpa persetujuan Jasmine. Saat dia sudah terjun dalam lingkaran itu, dia tak bisa naik lagi, dan dia akan menjadi anak emas ku." Kata Madam Grace.
"Baik Madam, akan saya sampaikan pada Tuan Van Elrond." Kata pengawal tersebut.
Jasmine yang ada di dalam kamar perawatannya tak tahu menahu, tentang niat jahat Madam Grace, selamanya Madam Grace tak akan menjadi orang yang murah hati, yang ia pikirkan hanyalah kekayaan dan kesuksesan dalam bisnisnya.
Jasmine yang polos dengan semangat dan penuh harapan, mengira, bahwa kali ini hidupnya akan jauh lebih baik, saat ia sedang bersemangat untuk cepat sembuh dan memakan semua makanan nya, ia bahkan memimpikan kehidupannya yang tenang.
"Bekerja, lalu memiliki tempat tinggal sendiri, meskipun menyewa tidak perlu besar yang penting aku nyaman. Setelah pulang bekerja aku akan belanja dan memasak, jika libur kerja aku akan liburan dengan hasil uang ku bekerja. Selama ini Ursula selalu mengurungku di dalam rumah. Aku bersemangat untuk itu." Kata Jasmine sembari mengangkat sendoknya dan melahap makanannya.
Saat itu dokter Nathan kemudian masuk dan tersenyum melihat Jasmine sudah bersemangat.
"Sepertinya kau bersemangat, apa ada kabar yang bagus?" Tanya Dokter tersebut sembari memeriksa infus milik Jasmine.
"Ya... Aku harap semua akan lebih baik sekarang." Kata Jasmine tersenyum.
Dokter Nathan tertegun, dengan senyuman indah Jasmine, begitu cantik dan murni.
"Beberapa hari lagi kau bisa pulang, kondisimu sudah lebih baik." kata Dokter Nathan.
"Terimakasih dokter."
"Dimana tempat tinggalmu."
Jasmine menelan buburnya perlahan dan berfikir, jadi dimana ia akan tinggal.
"Mungkin... Tidur di Club milik Madam Grace." Kata Jasmine.
Dokter Nathan berhenti mengecek, dan termenung.
"Jasmine, sebenarnya tidak ada yang mengetahui hal ini, dan aku juga tidak mau siapapun tahu, tapi aku akan katakan ini karena aku percaya padamu..."
Dokter Nathan terhenti sejenak seolah ia ragu mengatakannya.
"Madam Grace adalah ibuku. Hubungan ku dan dia cukup rumit. Apapun yang ia janjikan padamu. Ku harap kau bisa lari darinya. Dia bukan wanita murah hati." Kata Dokter Nathan.
Jasmine seketika menjadi terpaku saat Dokter Nathan mengatakan hal tersebut.
Bersambung\~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!