" Kamu serius mau pergi? sudah coba berpikir lebih matang?"
" Iya serius".
Maya menghela napas kasar ketika Erina mengatakan bahwa dirinya akan segera pergi ke luar negeri. Tak dapat dipungkiri jika saat ini perasaan sahabat karibnya itu memang sedang tidak dalam kondisi yang baik.
Ya benar, wanita cantik bernama Erina Anjani itu tengah patah hati setelah mengetahui fakta bahwa kekasihnya -Andra hermawan, telah berselingkuh dengan seorang wanita yang merupakan sepupunya sendiri -Nabila.
" Memang mereka sungguh keterlaluan tapi, ayolah Rin Kazakstan itu jauh, lebih baik disini aja ya, kita bisa ke Bali atau ke Lombok" bujuk Maya mencoba mengurungkan niat sahabatnya
" Maaf ya May mungkin lain kali kita kesana, karena aku.. Hiks"
Melihat sahabatnya mulai menangis, wanita berambut kepang itu mencoba menenangkannya dengan menggenggam hangat jemari tangan sahabatnya itu.
" Kalau itu bisa buat kamu lebih tenang, aku bisa mengerti, tapi ini terakhir kalinya ya kamu menangisi b*jingan itu"
Umpatan Maya yang terdengar indah ditelinga itu, membuat Erina tersenyum sembari menyeka air mata yang sudah terlanjur bercucuran diarea pipinya.
" Nah begitu lebih baik, tapi jangan lama-lama ya Rin, nanti aku kangen~" ujar Maya memasang wajah manja
" Haha..kita bisa video call kan" sahut Erina terkekeh
" Oh iya ya, tapi yang pasti hati-hati ya Rin, selalu kasih kabar, kalau ada yang macam-macam hajar aja ok!" tukas Maya menirukan gaya bak seorang petinju
" Haha iya iya May, terimakasih nasihatnya".
Candaan Maya selalu membuat wanita cantik tersebut terkekeh.Mengingat dirinya yang merupakan seorang pemegang sabuk hitam taekwondo, begitu cengeng meratapi seorang pria b*jingan bernama Andra.
Namun bagaimana pun juga, wanita tetaplah wanita, sekuat apapun itu tetap ada sisi rapuh dalam dirinya.
...----------------...
Keesokan harinya, sekitar lima belas jam setengah menempuh perjalanan cukup panjang dan melelahkan, Erina pun tiba di bandara kota Almaty -Kazakstan. Wanita cantik berusia 26 tahun itu pada dasarnya suka sekali bepergian. Namun baru kali ini ia pergi ke negara yang cukup jauh dengan hanya seorang diri.
Selain penasaran dengan wisata alamnya, visa kunjungan yang di tawarkan oleh pihak pengelola pariwisata pun menjadi salah satu alasan kuatnya untuk memilih berlibur sampai ke negara ini.
" Silahkan, ini kuncinya" ucap seorang pengelola Guest house dengan bahasa inggris memberikan sebuah kunci rumah
"Terimakasih".
Rasa lelah akibat perjalanan jauh membuat wanita cantik berambut lurus itu merebahkan tubuh nya di atas ranjang yang lumayan lebar. Langit-langit kamar dengan dekorasi unik khas budaya negara ini, membuat netra indah nya memandang kagum.
" Tidak buruk juga" gumamnya tersenyum senang.
Kaki jenjang nya mulai turun dari atas ranjang, berjalan menyusuri setiap ruangan dalam penginapan yang telah ia sewa sebelumnya. Ruang kamar yang tidak terlalu besar, terasa cukup nyaman. Tak hanya itu, fasilitas lain seperti dapur dan toilet sudah membuatnya cukup. Yang padahal untuk menginap di hotel pun ia sangat mampu.
Erina Anjani, wanita cantik berusia 26 tahun, bukanlah wanita biasa, status nya yang merupakan sarjana seni pada salah satu kampus ternama di Indonesia, tidak serta merta membuat dirinya merasa puas. Bahkan kekayaan yang dimiliki orang tua nya tak akan membuatnya bangga akan hal itu.
Semenjak kehilangan Ibundanya karena kecelakaan setahun yang lalu, ia tak lagi tinggal bersama dengan sang ayah, karena kini sudah menikah lagi dengan wanita lain.
Wanita cantik itu memilih hidup mandiri dengan menyewa tempat kos dekat dengan kampus, tentunya bersama dengan sang sahabat -Maya. Bukan sengaja meninggalkan Ayah tercinta, hanya saja ia tidak begitu menyukai ibu tirinya.
" Ayo Rin semangat! besok waktunya Fighting!" serunya menyemangati diri sendiri.
...----------------...
" Sudah siap?! Mari kita lets goo!"
Sorak sorai para pelancong dari berbagai negara lain membuat perjalanan kali ini menjadi lebih seru. Benar saja, wanita cantik itu ikut serta dengan rombongan lain yang berjumlah sekitar 3 orang agar ia tidak merasa sendiri.
Memang hanya sedikit orang yang akan pergi dengan tujuan yang sama pada hari ini, maka dari itu pihak pengelola pariwisata meminta agar para pelancong ikut perjalan bersama, dan mereka pun menyetujuinya, termasuk Erina sendiri.
Selain itu hal yang paling penting adalah, mereka bernasib sama, karena tidak mengerti bahasa kazak. Rata-rata dari mereka sama seperti dirinya, hanya bisa bahasa internasional -bahasa inggris.
Setelah menempuh kurang lebih empat setengah jam perjalanan darat, akhirnya mereka tiba di sebuah dataran tinggi bernama pegunungan Tian Shan. Cuaca hari ini cukup cerah, membuat pemandangan menjadi indah.
" Dimana danaunya? Ini hanya gunung? Astaga sia-sia sekali!" rutuk seorang pria kulit hitam asal Amerika bermana Paul kepada pelancong lain
" Stop Paul! perjalanan masih panjang" sahut seorang wanita asal Filipina bernama Jovita mendengus kesal ke arahnya
" Ok guys! paman Ali sudah menunggu disana!" timpal seorang pria asal spanyol bernama Roberto memberi kode, agar cepat bergegas mengikuti paman Ali, sang tour guide.
Mereka pun kembali melanjutkan perjalanan dengan berjalan kaki menyusuri hutan. Rute yang mereka lewati tidak begitu sulit, hanya saja medan yang dilalui agak naik turun. Maklum, karena ini area pegunungan.Tak lupa mereka sempatkan untuk berfoto ria, ketika menemukan spot yang cantik di sepanjang jalan hutan tersebut.
Di sepanjang perjalanan,terlihat jarang sekali wisatawan luar maupun lokal yang melintas. Paman Ali bilang kebanyakan dari mereka lebih suka berkunjung pada musim gugur atau saat memasuki musim dingin. Hingga satu jam telah berlalu, mereka pun sampai di dekat tepian danau Kaindy.
" Omaygat! So beautiful!!" seru Paul mulai mengambil ponselnya untuk mengabadikan momen luar biasa indah di hadapannya, begitupun dengan yang lainnya ikut terlihat sibuk dengan ponsel masing masing.
" Aku ingin berenang! Ayo berenang guys!" ajak Paul yang langsung di iyakan oleh yang lain.
Berbeda dengan Erina yang hanya bisa terdiam memandangi keindahan alam sekitar danau tersebut.Wanita cantik itu urung mengikuti teman-teman barunya karena masih merasa lelah.
" Indahnya, dan apa itu?" tanya Erina pada paman Ali, setelah melihat susunan kayu yang terlihat seperti batang pepohonan menjulang tinggi di sekitaran air danau.
Menurut paman Ali, itu terjadi karena gempa bumi dahsyat yang terjadi pada masa lampau. Akan tetapi, tidak memungkiri malah menjadi keindahan alam yang unik dan estetik. Karena kalau sudah memasuki musim dingin,danau akan membeku dan akan terlihat menakjubkan view pepohonan cemara dalam airnya.
" Ternyata itu pohon cemara" gumam Erina merasa kagum
Sementara di sisi tepian lain, terlihat sekumpulan orang tengah sibuk dengan suatu kegiatan yang selama ini membuat Erina penasaran dan ingin sekali mencobanya.
" Wah ada pemotretan !" gumam Erina antusias.
Tanpa disadari langkah kaki nya semakin dekat menuju area pemotretan tersebut. Hingga tiba-tiba
BYURR!!!.
°Danau Kaindy
" Astaga! Ada orang tenggelam! Hey kalian mengapa diam saja?! cepat tolong dia!" pekik Erina panik, melihat seorang wanita yang tenggelam tepat di tengah danau
Melihat dari respon orang sekitar yang terlihat bingung dengan perkataannya, membuat wanita cantik tersebut geram. Tentunya karena mereka tidak mengerti dengan maksud dari ucapannya.
Tak ingin membuang waktu lama, wanita cantik itu dengan cepat melepas jaket serta sepatu nya, kemudian berlari masuk kedalam danau sembari berenang menyusul wanita yang tenggelam.
Hal itu justru membuat orang-orang disekitar danau tersebut menjadi heboh, karena mereka sedang dalam proses pengambilan gambar dan video untuk sebuah film.
"Haaaufp"
Dengan sekali tarikan napas panjang, wanita cantik tersebut mulai berenang kearah si wanita yang tenggelam, lalu menariknya mendekat ke arah perahu.
Bukannya berterimakasih telah di tolong, wanita berparas cantik yang baru saja tenggelam itu malah terlihat kesal, ekspresi wajah nya terlihat tidak senang.
" CUT!!"
Terdengar suara seruan dari seorang pria menggunakan pakaian selam yang muncul di permukaan air, diikuti dengan penyelam lain yang ikut bermunculan, membuat situasi semakin membingungkan.
" Semuanya, kembali! Kita istirahat sejenak!" seru salah satu pria ditepian danau, membuat para penyelam serta yang lainnya segera bergegas menuju tepian danau, begitupun dengan Erina yang ikut naik keatas perahu bersama wanita yang baru saja ia selamatkan.
" Hari ini selesai, aku tidak mau shooting ! " dengus wanita cantik yang merupakan seorang aktris itu, pada seorang pria tampan berpakaian kasual dalam tenda, yang tak jauh dari tepian danau
" Hahaha! kau tahu Zalima, itu tadi sungguh lucu!" sahut si pria tertawa terbahak melihat aktris cantik dihadapannya terlihat kesal dengan situasinya saat ini
" Cepat keluar! Aku ingin ganti baju lalu pulang!" bentak Zalima mengusir pria tersebut lalu menutup resleting tenda dengan kasar, membuat para crew yang melihat tingkahnya secara serentak menggelengkan kepala
" Maaf tuan, atas sikap nona!" ucap seorang wanita berkaca mata yang merupakan asisten dari sang aktris
" Cepat bujuk dia, setengah jam lagi Shooting akan kembali dilanjutkan" tegas si pria tampan, dengan tatapan dinginnya berlalu meninggalkan tenda tersebut
' Aduhh tatapan itu lagi, bisa gawat!' batin si asisten mulai panik.
Sementara itu, Erina yang diberitahu oleh salah satu crew yang bisa berbahasa inggris, sangat merasa malu. Wanita cantik itu sampai meminta maaf pada kru yang lain atas tingkah konyolnya, karena telah mengacaukan proses shooting tersebut.
" Hahaha! Kawan kita lucu sekali! Memang kau tidak lihat ada tenda disebelah sana?" ujar Paul terkekeh melihat Erina yang kembali menghampiri rombongannya dengan pakaian yang basah kuyup
" Stop it Paul! Dia melakukannya karena dorongan hati, kau ini tidak punya perasaan ya!" sahut Jovita memberikan handuknya pada Erina
" Ehem! maaf mengganggu, apa kalian para pendatang disini?" tanya salah satu crew film pada keempat pelancong tersebut menggunakan bahasa inggris
" Ya, lebih tepat nya kami pelancong" sahut Roberto menanggapi
" Mari bergabung bersama, kami sedang mengadakan santap siang bersama"
Permintaan baik dari crew tersebut, membuat Paul dan yang lainnya, termasuk juga Paman Ali serentak menyetujui ajakan tersebut. Namun tidak dengan Erina yang sudah terlanjur malu. Wanita cantik tersebut lebih memilih mengeringkan tubuhnya yang basah kuyup karena tingkah konyolnya tadi.
Beberapa menit kemudian, ketika ia tengah sibuk mengeringkan diri, sembari menikmati pemandangan indah dihadapannya, tiba-tiba terlintas sebuah adegan yang melibatkan mantan kekasih dan sepupunya. Membuat netra indah dengan hiasan bulu mata lentik itu mulai terpejam. Rasa sakit bagai tertusuk puluhan belati mulai dirasakannya kembali.
" Hiks.. Sial! Andra b*gs*t! B*jing*n! M*ti saja sana!"
" Woah good! berteriak lah lebih keras, itu bisa membuat perasaanmu lebih baik"
Mendengar ucapan seseorang menggunakan bahasa inggris, membuat wanita cantik yang tengah emosional itu, segera menyeka air matanya.
" Hey mengapa berhenti? lanjutkan saja, anggap aku tidak ada" ujar seorang pria yang berada tak jauh dari posisi duduknya kembali berucap
"Kau mengerti apa yang aku ucapkan tadi?" tanya Erina menoleh pada si pria
" Tentu saja tidak, tapi itu terdengar seperti kalimat umpatan" sahut si pria tersenyum tipis, membuat Erina seketika memalingkan wajah kearah lain
'Astaga dia tampan!, apakah pria ini aktor ya? atau salah satu anggota crew?' batin Erina bertanya-tanya.
" Hey, siapa namamu? kau pendatang?"
Tiba-tiba pria tampan tersebut bertanya, membuat Erina diharuskan kembali menatap lawan bicaranya.
" Oh aku? Ya aku?!" entah mengapa wajah tampan itu membuatnya gugup
" Haha, santai saja nona, aku tidak menggigit" tukas pria tampan tersebut memberikan sebotol air yang sedari tadi dipegangnya
" Terimakasih, aku Erina" ujar Erina dengan wajah tersipu
" Aku Yerkhan, ngomong-ngomong darimana asalmu?" sahut pria tampan tersebut kembali tersenyum, membuat lawan bicaranya semakin tersipu
"Aku berasal dari Indonesia, kalau kau sendiri?" Erina kembali bertanya
" Aku lahir disini, tepatnya di Astana".
'Astana ya, ternyata dia tinggal di ibukota' batin Erina
" Oh, kakimu terluka, tunggu sebentar" pria tampan bernama Yerkhan itu kembali berujar sembari mengambil sesuatu dalam saku celananya
" Oh, tidak masalah hanya sedikit lecet" sanggah Erina memperhatikan luka lecet di bagian ruas jemari kakinya, akibat ia terlalu gegabah saat berlari masuk kedalam danau beberapa saat yang lalu
Namun pria tampan itu seperti tak mendengarkan perkataannya. Dengan perlahan Yerkhan memasang dua buah plester luka tepat di atas ruas jari kaki Erin yang lecet. Hal itu tentu membuat Erin kembali tersipu hingga memalingkan wajahnya.
" Apa terasa sakit?" Yerkhan kembali bertanya karena melihat Wanita dihadapannya itu sampai memalingkan wajah
' Tidak sama sekali! hanya saja, kau terlalu tampan!' batin Erina menahan gemas
"Oh, tidak sakit tapi terasa lebih baik, terimakasih Yerkhan" ujar Erina menahan rasa gugupnya
" Ehm, permisi tuan bisa bicara sebentar?"
Tiba-tiba datang seseorang yang merupakan salah satu crew menghampiri Yerkhan, mengajaknya berbicara ditempat yang tidak terlalu jauh dari posisi Erina saat ini.
Percakapan mereka terdengar begitu asing, karena menggunakan bahasa kazak yang tidak dimengerti oleh wanita cantik tersebut.
Sesekali mata indah dengan bulu mata lentik itu melirik kearah pria tampan bernama Yerkhan tersebut. Mengamati gerak geriknya ketika berbicara, dan entah mengapa pikiran tentang mantan kekasih yang belum lama ini muncul kembali dibenak nya, seakan hilang begitu saja.
Tak sampai beberapa menit lamanya mereka berbincang, Yerkhan pun kembali menghampiri Erina yang masih sibuk mengeringkan rambut nya.
" Hufft.. sangat disayangkan, aku harus segera pergi" ujar pria tampan itu memberikan sebuah memo pada wanita cantik di hadapannya
" Senang berkenalan denganmu" Yerkhan kembali berujar dengan menyunggingkan sebuah senyuman singkat, lalu berlari kecil mengikuti crew yang tadi berbincang dengannya, meninggalkan Erina dengan sebuah memo di telapak tangannya.
Penasaran dengan tulisan yang ada di memo tersebut Erina pun segera membacanya.
'Semoga kita berjumpa lagi!'
Kalimat yang tertulis dalam memo tersebut membuat Erina kembali tersipu. Namun, ia kembali tersadar dengan realita, karena tidak mungkin pria tampan itu tertarik padanya. Lagi pula niatnya berkunjung kemari hanya untuk berlibur dan menenangkan diri, bukan untuk mencari kekasih baru.
Tidak ingin memikirkannya terlalu dalam, wanita cantik berambut hitam lurus itu, memasukkan memo berisi nomor ponsel pria tampan yang baru ditemuinya barusan, ke dalam pouch serbaguna milik nya.
Hingga tak terasa waktu pun menjelang sore. Sudah saat nya mereka bergegas kembali untuk melanjutkan perjalan pulang. Tentu saja karena cuaca tiba-tiba berubah mendung.
" Ayo cepat semua, jangan sampai kalian basah kuyup" ujar Paman Ali memberi peringatan, karena gerimis mulai turun
" Oh Sh*t ! Ini tidak bagus!" rutuk Paul mulai mempercepat langkah kakinya, begitu juga dengan yang lain, berusaha berjalan lebih cepat karena gerimis yang turun kian membesar.
Hingga sekitar satu jam lamanya mereka pun tiba kembali ke titik awal sebelumnya. Dengan menumpangi mobil van tua, mereka pun kembali pulang ke penginapan masing-masing.
...----------------...
Setelah menempuh empat setengah jam perjalanan, Erina pun tiba di guest house yang di sewanya. Kali ini ia tidak sendiri, karena Jovita ikut serta dengannya. Tentu saja hanya untuk singgah sementara, sampai kekasihnya yang merupakan warga asli daerah ini datang menjemput.
" Ternyata penginapan seperti ini nyaman juga ya" ujar Jovita sembari meletakkan beberapa barang bawaannya di dekat ranjang tidur Erina
" Ya, walaupun tidak terlalu besar, tapi cukup nyaman" sahut Erina yang sudah merebahkan diri di atas ranjang tidurnya
" Tadi sungguh menyenangkan! bagaimana jika besok kita ke Big lake, hanya sekitar satu jam dari sini" ajak Erina antusias
" Benarkah? tapi sayang sekali, uang ku sudah menipis, aku akan mengurus visa untuk mencari pekerjaan disini" jelas Jovita
" Apa bisa seperti itu?" tanya Erina mulai tertarik dengan cerita Jovita
" Tentu bisa, kau hanya perlu melakukan perizinan lalu perpanjang visamu" jelas Jovita.
Perbincangan pun kembali mereka lanjutkan, sampai kekasih wanita asal Filipina itu datang menjemput. Kini wanita cantik itu kembali sendiri, bersama pertimbangan baru yang mulai muncul dibenaknya.
Tentu saja karena pembahasan tentang memperpanjang visa sangat menarik minatnya. Lagipula kuliahnya pun sudah terselesaikan. Wanita cantik itu sudah sampai menyelesaikan gelar sarjananya. Dan saat ini baru akan menempuh pendidikan selanjutnya.
Namun yang terjadi saat ini, ia malah pergi berlibur seenaknya tanpa memikirkan hal apapun lagi. Karena semenjak memutuskan hubungan dengan mantan kekasihnya, wanita cantik tersebut sudah tidak bisa fokus lagi akan hal apapun dalam kehidupannya, termasuk dalam pendidikannya.
" Lagipula, tidak ada yang menginginkanku disana, selain Maya" gumam Erina mulai bertekad.
...----------------...
Tanpa terasa waktu terus berlalu, sudah banyak tempat wisata alam yang dikunjungi oleh Erina di negara dengan sebutan virgin lands tersebut. Kebanyakan tempat yang dikunjunginya tak lepas dari keindahan alam,yang membuatnya sedikit demi sedikit melupakan segala hal berkaitan dengan mantan kekasih yang begitu menyakiti perasaannya.
Hingga tibalah waktu dimana uang simpanan nya mulai menipis. Tak hanya itu, bahkan visa kunjungannya sebagai turis asing pun tinggal hanya beberapa hari lagi. Namun hal tersebut tak perlu ia pusingkan, sebab sekarang ini dirinya sudah memperpanjang visa turis serta izin tinggal selama 2 tahun.
Sementara untuk mendapatkan pekerjaan, tak sembarangan bisa dilakukannya. Hal tersebut dikarenakan ia tak punya visa pekerja untuk bebas melamar pekerjaan di negara ini. Namun baru-baru ini seorang teman pelancong yang beberapa kali ikut dalam rangkaian perjalanan wisata dengannya -Jovita, menawari sebuah pekerjaan di Kafe milik suaminya.
Ya benar, wanita asli Filipina tersebut telah resmi menikah dengan pria asal kota Almaty. Bahkan lokasi usaha kafe yang baru di dirikan nya tak jauh dari guest house yang Erina tempati saat ini.
Tidak dipungkiri, lokasi nya memang sangat strategis untuk berwirausaha. Karena bersinggungan langsung dengan keluar masuknya para wisatawan lokal maupun mancanegara.
" Kau sangat keterlaluan !" rutuk seseorang di sambungan telepon
" Tenang saja, cuma 2 tahun" ujar Erina dengan santai
" Kau gila ya! aku harus bilang apa kalau sewaktu-waktu ayahmu bertanya?! Lalu bagaimana dengan kuliah mu? kau ingin berhenti?" wanita dalam sambungan telepon terus mencecar Erina dengan pertanyaan
" Dia tidak akan perduli dengan ku May, kau kan tahu sendiri, semenjak aku pergi dari rumah itu.." Erina tidak melanjutkan kalimatnya
" Iya aku sangat paham Rin, tapi kamu sendirian di sana, walaupun ayahmu tidak perduli, tapi aku rin, aku khawatir" jelas Maya dengan suara bergetar menahan haru
" Terimakasih karena sudah mengkhawatirkan ku May, tapi aku lebih nyaman disini, dan maaf karena merepotkan mu selama ini" ucap Erina dengan mata berkaca-kaca
" Kamu ini bicara apa Rin, hiks.. selama ini kamu sudah ku anggap sebagai saudara perempuan sendiri" isak Maya dari balik telepon
" Sudah ya May, kita lanjutkan besok, hari ini aku harus bekerja" tukas Erina hendak mengakhiri panggilan
" Ok Rin, hati-hati ya!"
Tuuuttt! .
...----------------...
Sementara itu di sebuah mansion mewah, tepatnya di ibukota negara -Astana. Tampak seorang pria tampan tengah memilih beberapa potret dalam komputernya. Namun fokusnya hanya tertuju pada satu potret seorang wanita cantik berambut hitam lurus yang tengah mengeringkan rambutnya di tepian danau.
Sembari mengingat kejadian yang lalu, saat wanita dalam potret tersebut menceburkan diri ke dalam danau, hanya untuk menyelamatkan seorang aktris wanita, yang sedang dalam proses pengambilan video untuk film pendek terbarunya.
Wajah tampan dengan paras khas asia eropa itu seketika tersenyum. Hingga ia dikejutkan genggaman tangan seorang wanita paruh baya berambut wavy tepat di bahunya.
" Siapa wanita itu Yeri? Kau tertarik padanya?" tanya wanita paruh baya tersebut penasaran
" Oh Bibi, kau mengejutkanku!" ujar Yerkhan terkesiap
" Wah, pantas saja dipandangi terus, dia cantik ya" tukas wanita yang dipanggil bibi itu memuji kecantikan potret dalam komputer tersebut
" Tentu saja, apa kami serasi? kami akan segera menikah" sahut Yerkan dengan yakin
" Haha menikah ya, jangan keterlaluan, proyek mu saja belum selesai sampai sekarang, harus berapa banyak modal lagi yang ku keluarkan?" cecar wanita tersebut mencubit gemas pipi Yerkhan, membuatnya meringis kesakitan
" Aduh, jangan perlakukan aku seperti ini, aku sudah bukan anak-anak lagi" protes Yerkhan mengusap kasar sebelah pipinya
" Tetap saja, kau masih anak-anak bagiku" timpal wanita tersebut beralasan
" Ehm, sepertinya kalian sedang serius berbincang, sampai mengabaikan kehadiranku"
Teguran dari seorang wanita muda dengan penampilan glamour, membuat keduanya menoleh bersamaan ke arah sumber suara.
" Astaga Zalima, kau tiba-tiba muncul seperti hantu" ujar Yerkhan meledek wanita muda bernama Zalima tersebut
" Aku tidak ingin bergurau denganmu, tujuanku kemari untuk bertemu dengan bibi Nurgul" tegas Zalima melirik tajam ke arah kakak sepupunya itu
" Astaga kalian !,sudah sebesar ini tetap saja tidak berubah. Ayo kita bicara di ruanganku" ujar Bibi Nurgul mengajak Zalima keluar dari ruangan tersebut, meninggalkan Yerkhan yang kembali memandangi potret wanita cantik dalam layar komputernya.
Penjelasan :
° Guest house adalah penginapan dengan konsep rumah milik perorangan ataupun perusahaan. Karena konsepnya rumah, tidak jarang guest house merupakan rumah pribadi yang akhirnya dikonversi menjadi penginapan. Untuk guest house yang Erina sewa, merupakan asset milik si pemilik, yang memang sengaja disewakan untuk para wisatawan asing. Asalkan pembayaran lancar, ingin tinggal lebih lama pun tidak jadi masalah ^^.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!