“Aku hanya main-main denganmu selama ini, satu Minggu adalah waktu yang dibutuhkan untuk taruhan dan berkencan denganmu, karena kebodohan mu, aku memenangkan taruhan, makasih lho ya!“
Riki merasa hidupnya runtuh saat itu. Gadis sialan itu memang bukan dunianya, namun Riki dipermalukan oleh dia.
Seminggu ini, Riki pikir kehidupan pecundangnya telah berakhir karena salah satu gadis cantik di sekolahnya mengajak berkencan.
Seperti orang bodoh, Riki menerimanya dan mulai menjadi budak cinta yang sia-sia.
Riki yang bodoh itu memberikan banyak waktu dan perhatiannya untuk Hanni, gadis cantik dan imut yang menjadi incaran banyak siswa.
Uang jajan yang seharusnya cukup untuk membeli makanan agar dia tidak kelaparan, telah Riki tabung hanya untuk membelikan hadiah sekotak coklat yang mahal untuk Hanni.
Tapi coklat itu sudah diambil dan dilempar ke tanah, kemudian diinjak-injak oleh Hanni sendiri.
Uang dua ratus ribu rupiah telah terbuang sia-sia.
”Hadiah murahan kayak gitu mau kamu kasih buat aku? Coklat, cih! Kau ingin aku semakin gendut? Brengsek!“ Ucap Hanni lagi, sambil meludahi coklat yang sudah tidak berbentuk itu.
Riki bingung harus bagaimana.
Dia hanya bisa diam karena dia shock, teman-teman Hanni mengelilinginya dan menertawainya.
Seorang siswa tinggi dan tampan datang. Namanya Anton, ketua kelas di kelas Riki yang biasanya baik dan membantu Riki untuk lepas dari beberapa pembully.
Riki pikir, akhirnya Anton datang untuk menyelamatkan dia dari situasi tidak mengenakkan itu.
Anton berjalan mendekati Riki.
Tanpa diduga, Anton memukul perut Riki hingga Riki jatuh tersungkur didekat coklatnya.
Bukan hanya itu, Anton masih menendangnya dan meninju rahangnya.
Riki sangat lemah dan terlalu takut untuk melawan.
”Itu balasan karena kau sudah menyentuh kekasihku seenaknya.“ ucap Anton. Setelahnya, dia memeluk pinggang Hanni dan Hanni mengecup pipinya dengan mesra.
Jadi begitu, ya?
Mereka mempermainkan Riki dan menjadikan Riki bahan hiburan mereka.
”Dasar pecundang! Dia cuma bisa bengong dan nangis.“
”Cepet pergi dan ngadu sama orangtua mu di kuburan sana!“
”Menyedihkan!“
”Dia pikir dia hebat karena gadis secantik Hanni mau berkencan dengannya, pasti dia sudah gila!“
Riki meremat tangannya, mencoba menahan amarahnya yang meluap-luap hingga mereka pergi begitu saja meninggalkan dia di belakang sekolah sendirian.
Riki tidak mau terlalu berlarut-larut dalam masalah tersebut, dia juga tidak mau menangis sedikit pun karena Hanni tidak pantas ditangisi.
Dia tidak menyangka, Anton yang baru kemarin menyemangatinya untuk membeli hadiah bagi Hanni, ternyata dalang dibalik semua ini hanya untuk mempermalukannya.
Memangnya apa untungnya bagi mereka?
Apakah sangat lucu mempermainkan orang miskin seperti Riki?
Setelah sampai di rumah setelah berjalan kaki selama satu jam, Riki berpikir, adiknya yang cantik dan ceria itu akan menyambutnya.
Namun, kabar kematiannya lah yang datang.
Tetangga yang biasa datang ke rumah mereka untuk memberi makanan yang menemukan Rena.
Tubuh Rena sudah tergeletak kaku setelah meminum racun.
Dunia Riki sudah runtuh dan hancur berkeping-keping.
Kini keluarga satu-satunya pun telah memilih untuk mengakhiri hidupnya.
Pemakaman segera dilakukan, Riki dibantu oleh para tetangganya yang baik.
Semalaman, Riki hanya melamun.
Bahkan menangis pun tidak dapat dia lakukan lagi.
Airmatanya telah kering dan matanya telah membengkak.
Apa hidupnya tidak bisa lebih menyakitkan daripada ini?
Apakah Riki juga harus menyusul adiknya?
Oh, apa itu?
Riki menemukan satu surat di meja kecil yang ada di kamar Rena.
Beserta Tespek yang menunjukkan hasil positif.
”Apa ini?“ suara dan tangan Riki bergetar. Meski tidak kuat, dia berusaha untuk membaca surat itu.
Isi suratnya adalah permintaan maaf adiknya karena tidak bisa membantu kakaknya sama sekali. Adiknya memilih untuk mengakhiri hidupnya karena positif hamil. Pelakunya adalah Andre, siswa paling tampan dan paling kaya di kelas Rena.
Tapi, Rena tidak pernah menyukai Andre, itu artinya dia dipaksa.
Rena tidak berani mengatakan pada Riki agar Riki tidak stress memikirkan Rena. Karena, setiap harinya, Riki sudah dipusingkan dengan biaya hidup mereka berdua.
Rena memutuskan untuk mengakhiri hidupnya agar Riki tidak menanggung malu atas apa yang telah terjadi padanya.
Tubuh Riki pun merosot di lantai, lalu kembali menangisi nasib adiknya.
”Anton dan Andre kakak beradik brengsek! Akan ku balas perbuatan kalian, akan ku laporkan kelakuan kalian pada polisi!“ Ucap Riki dengan bersungguh-sungguh.
Dan esok paginya, dia sungguhan pergi ke kantor polisi, kemudian menceritakan apa yang terjadi pada adiknya, beserta bukti surat dan Tespek.
Riki pikir polisi itu akan membantunya, seperti yang sudah seharusnya aparat keamanan lakukan.
Namun, Riki harus menelan pil pahit kembali, karena polisi itu merobek surat adiknya tepat di depan wajahnya.
”Lebih baik kamu lupakan kejadian ini. Apa kamu tidak tahu jika keluarga Anggara memiliki pengaruh yang besar? Ayah dari orang yang kau tuduh itu akan resmi menjadi wali kota satu bulan lagi. Jika ingin hidupmu mudah, lupakan semua ini dan move on, okay?“
Riki membelalakkan matanya, tidak percaya dengan ucapan polisi tersebut yang menganggap enteng apa yang telah dialami oleh adiknya.
”Tunggu apa lagi? Cepat pergi sebelum ku usir!“
”Tapi pak! Anda harus mendengarkan saya dan membantu saya!“ teriak Riki frustasi.
Polisi itu menatap Riki dengan tatapan malas, ”jangan membuat ribut, pergilah dari sini!“
Riki pun ditendang dari kantor polisi yang paling dekat dari rumahnya.
Setelah Riki pergi, polisi itu menelfon Andre Anggara.
”Halo tuan muda, saya sudah membereskan orang yang menuduh jika anda telah menghamili adiknya— haha, jangan khawatirkan tentang itu— apa? Sepuluh juta? Haha, itu sangat banyak tuan muda, terimakasih!“
Riki yang belum benar-benar pergi mendengar percakapan itu.
Sakit hati?
Jangan bercanda, lebih dari itu!
Riki berjalan dengan linglung.
Tidak ada yang bisa membantu orang miskin seperti dia. Bahkan aparat keamanan pun tidak bisa membantunya.
Hanya karena uang, mereka berkhianat pada pekerjaan mereka.
Uang, ya?
Sialan!
Orang-orang kaya sialan!
Tiiinn tiiinn!
Riki segera menoleh, melihat seorang nenek-nenek yang menyebrang jalan dan pengendara motor yang tidak bisa mengendalikan motornya hampir menabrak nenek itu.
Riki segera berlari menyelamatkan nenek itu, tidak apa jika dirinya yang tertabrak motor.
Itu lebih baik.
Untuk apa hidup di dunia yang kacau ini?
Semua yang ada disini sangat menyakitkan.
Brak!
Riki merasakan tubuhnya tertabrak dengan sangat keras, dia merasakan rasa yang teramat sangat sakit itu saat tubuhnya terpental kemudian jatuh ke aspal yang keras.
Jadi, beginilah akhir dari hidupnya yang menyakitkan dan memuakkan?
Kesadaran mulai menghilang dari dirinya.
Kemudian gelap.
Gelap.
[Apakah anda ingin membalaskan dendam anda?]
Hah? Apa itu?
[Bergabunglah dengan sistem yang akan membantu anda mendapatkan keadilan dan kekayaan]
Kekayaan apa?
[Apakah anda setuju?]
Tapi, bukankah Riki sudah meninggal?
[Sistem menganggap anda setuju, proses penyatuan akan segera dilakukan]
Apa? Tunggu! Siapa yang bilang setuju?
[Proses sedang berlangsung]
[Proses selesai]
[Selamat datang, saya sistem kekayaan dan kekuasaan mutlak akan membantu anda membalaskan dendam anda]
Riki membuka kedua matanya.
Dia berada di tempat yang sama sekali asing.
Itu bukan rumahnya, bukan pula rumah sakit.
Dia berada di kamar yang mewah, dengan berbagai perabotan canggih. Televisi besar, komputer gaming mahal, kursi gaming, pajangan action figure mahal, dan lainnya yang tidak pernah Riki bayangkan sebelumnya.
“Aku ada dimana?“ Tanyanya dengan suara bergetar, antara takut dan antusias.
[Anda berada di tubuh baru anda, silahkan lihat di cermin]
Riki pun turun dari ranjang.
Belum juga turun, dia terkejut dan hampir saja berteriak melihat kakinya sendiri yang gemuk.
Kaki Riki itu kurus dengan kulit kecoklatan eksotis khas negara Asia Tenggara. Bukan gemuk dan putih seperti susu.
[Saya sudah mengatakan jika anda berada di tubuh yang baru, master]
”Ah, benar juga. Tapi kenapa? Bagaimana dengan tubuh ku sendiri?“
[Tubuh anda hancur berkeping-keping setelah kecelakaan, tidak mungkin bisa diselamatkan kembali]
[Disisi lain, ada jiwa yang sudah tidak ingin hidup lagi, jadi jiwa anda dipindahkan ke tubuh ini]
Riki sudah sampai di depan standing mirror setelah perjuangan melangkah sebanyak tiga langkah yang berat.
Bocah gendut dan putih menatapnya di cermin.
Riki bisa melihat jika sebenarnya wajah tubuh baru itu tampan. Hanya tertutup dengan lemak pipi dan jerawat, serta kulit berminyak.
”Dia ini anak orang kaya tapi penampilannya seperti ini?“ gumam Riki heran, karena dia yang miskin lebih baik dalam merawat tubuhnya sendiri.
[Anda akan mendapatkan jawabannya setelah mendapatkan ingatan pemilik tubuh]
[Persiapkan diri anda]
Belum juga Riki bersiap, rasa sakit yang teramat sangat muncul dalam kepalanya, membuat tubuhnya limbung hingga terjatuh ke lantai yang dilapisi karpet lembut.
Pemilik tubuh adalah Ricky Anggara, anak diluar nikah dari hubungan gelap Edwin Anggara. Edwin Anggara adalah adik dari Edward Anggara, ayah dari Anton Anggara dan Andre Anggara.
Pemilik tubuh biasa di panggil Kiky, atau babi jika keluarga Anggara yang memanggilnya. Tapi kadang dia juga dipanggil gajah, gembrot, karung dan panggilan menyebalkan lainnya.
Ricky hidup dalam kesengsaraan meski keluarganya kaya raya. Dia tidak dianggap ada, jika salah satu keluarga kesal, dia yang menjadi samsak untuk dipukuli.
Mereka bilang, “tubuhmu kan gendut, banyak lemaknya, pasti nggak sakit kan?“
Tentu saja sakit, sialan!
Riki yang hanya melihat dalam ingatan pemilik tubuh saja merasa sangat sakit melihat semua itu.
Keluarga Anggara memang sampah semua, kecuali pemilik tubuh.
Pemilik tubuh selalu mengurung diri di kamarnya, untuk sekolah, dia sekolah di dalam rumah.
Pemilik tubuh pura-pura bodoh agar ayahnya tidak menyekolahkan dia ke sekolah seperti Anton dan Andre. Dia hanya suka di kamarnya saja, mengurung diri dan bermain game.
Ricky memiliki tabungan sendiri dari keahlian dia bermain game, seperti menjual item-item langka yang dia dapat dari game atau dari pertandingan online.
Tapi tabungan itu dia gunakan untuk membeli action figure yang sangat dia cintai.
Benar-benar payah.
Ricky juga tidak bagus dalam bersosialisasi dengan orang lain, selain dari internet.
Dia tidak tahu siapa ibu kandungnya, kata Edwin, ibunya meninggal saat melahirkan, karena dia malu memiliki anak seperti Ricky.
Pemilik tubuh sangat memercayai omong kosong itu.
Tapi tentu saja tidak dengan Riki.
Ibu mana yang berpikir seperti itu? Apa dia bahkan sudah sempat melihat putranya yang telah dia lahirkan?
Terdengar suara ketukan pintu, Riki menoleh pada arah pintu dengan cepat. Lalu dia berusaha untuk berdiri, meski sangat susah.
Baru saja dia bisa berdiri, pintu kamarnya sudah dibuka seenaknya.
Orang yang dia benci muncul.
Anton Anggara, manusia bermuka dua yang pura-pura baik di depan orang lain, tapi busuk di dalamnya.
”Kenapa kau menatapku seperti itu, Ndut? Aku kesini cuma mau pinjam salah satu patung kecil itu, yang captain America! Sama Deadpool, oke? Nanti ku balikin.“
Ingatan pemilik tubuh yang asli tiba-tiba terlintas begitu saja. Action figure yang disebut memiliki harga yang fantastis, dan Anton tidak pernah mengembalikan apapun yang dia pinjam. Jika Ricky menanyakan barangnya yang dipinjam, Anton akan berkata jika barang yang telah berada ditangannya telah menjadi miliknya.
Dia tahu itu, tapi tidak berani melawan Anton. Padahal tahu jika barang kesayangannya akan diambil selamanya.
Bahkan, parahnya Ricky pernah memergoki Anton menghancurkan action figure itu di depan teman-temannya yang juga kaya raya, lalu dia mengatakan “benda remeh kayak gini, aku bisa beli lagi, ini murah banget.”
Padahal Ricky bekerja keras untuk mendapatkan uang demi membeli action figure itu.
Riki meremat tangan gemuknya karena sangat marah. Dia ingin melawan, tapi saat ini belum sanggup. Jangankan melawan, untuk berjalan sepuluh langkah saja sudah ngos-ngosan.
“Gi-gimana ya… yang itu baru masuk ke toilet tadi, aku mau bersihin, tapi nyemplung gitu aja, soalnya aku susah bergerak…” ucap Riki dengan terbata-bata, agar lebih meyakinkan. Dia juga memasang wajah ketakutannya di depan Anton, persis seperti yang biasa Ricky lakukan.
Anton berdecih dan ekspresinya terlihat jijik.
“Kalau kamu mau, aku ambilin—”
“Nggak usah, tanganmu kotor, kan? Mending mandi kembang tujuh rupa dulu, bau bangke!”
Anton pun pergi dengan ekspresi kesal dan jijik seolah-olah, Riki adalah kecoa paling bau seantero jagat raya.
Ekspresi Riki berubah datar setelah Anton pergi dan menutup pintu kamar Ricky dengan keras.
“Kau yang bau bangke, bangsat.” gumam Riki.
[Anda berhasil melawan Anton!]
[Anda menyelamatkan barang berharga anda!]
[Anda mendapatkan hadiah menarik, namun anda harus memilih salah satu dari hadiah besar yang sistem berikan]
Riki pun duduk di ranjangnya, karena dia sudah capek berdiri.
“Aku harus memilih?”
[Benar, master!]
[1. Uang senilai 10.000.000 rupiah]
[2. Menghilangkan 10 kg lemak dari tubuh]
[Anda hanya dapat memilih salah satu saja]
Riki terdiam untuk beberapa saat, tentu saja hadiah uang itu yang terbaik. Mana pernah dia mendapatkan uang sebanyak itu selama hidupnya menjadi Riki?
Namun, dia tahu untuk saat ini yang terbaik adalah nomor dua. Karena untuk menurunkan berat badan itu susahnya minta ampun.
“Aku memilih nomor dua, tapi setelah turun, berapa berat badanku?“
[Berat anda saat ini adalah 130kg dengan tinggi badan 170 cm]
[Sekarang berat badan anda adalah 120 kg!]
Riki mencoba berdiri lagi, sekarang sudah sedikit berkurang. Dia bisa berdiri dan berjalan dengan cukup baik.
Tapi masih ngos-ngosan.
Tidak masalah, dia akan fokus pada olahraga untuk saat ini.
[Misi anda saat ini adalah makan makanan sehat dan juga olahraga jalan kaki selama sepuluh menit]
”Se-sepuluh menit? Itu sangat lama.“ gumam Riki. Bagi tubuh barunya, sepuluh menit adalah waktu yang sangat lama, tapi jika itu tubuh lama, satu jam berjalan kaki pun tidak ada masalah.
[Selama tiga puluh menit ke depan, sistem akan membuat tubuh Anda membakar lemak tiga kali lipat saat anda berjalan dan melakukan aktifitas apapun]
Mendengar itu, Riki pun langsung membersihkan dirinya sebentar lalu keluar rumah— tidak, maksudnya kamar.
Beberapa pelayan yang melihat Ricky keluar dari kamarnya terlihat terkejut.
”Ini masih pagi dan si babi itu sudah keluar?“
”Tuan muda Andre tidak akan nafsu untuk sarapan, bagaimana ini?“
”Hush! Dia melihat pada kita!“
Riki hanya bisa berdecak malas melihat para pelayan rumah yang meremehkannya. Bahkan para pelayan tidak menyukainya.
Yah, tidak masalah sih.
Riki yang berjalan dengan santai, malah bisa dibilang lambat itu, tiba-tiba saja terjatuh. Dia tidak tahu ada kaki yang sengaja menghalanginya.
Andre, pemilik kaki itu tertawa dengan heboh melihat Riki tersungkur dengan tubuh gemuknya.
”Sial! Si babi jatuh lucu banget!“
Riki melirik pada Andre, cowok brengsek yang menghancurkan hidup adik perempuannya.
Sekarang, adiknya sudah tidak ada, dia bunuh diri, lalu Andre ini masih bisa bersenang-senang dan membully orang.
Andre berhenti tertawa melihat kedua mata Ricky penuh dengan bara api kebencian.
Andre pun menginjak punggung Riki dengan sepatu mahalnya.
”Sial! Jangan tatap aku kaya gitu, jijik tahu! Cepet pergi balik ke kamarmu sana!“
Biasanya, Ricky akan marah, menangis lalu kembali ke kamarnya.
Namun, ada yang aneh.
Sekarang Ricky hanya diam, bangkit berdiri, lalu duduk di meja makan dengan tenang.
”Hei, udah budek, ya? Aku bilang balik ke kamarmu!“ Andre mengulurkan tangannya untuk menyeret Riki pergi, namun Riki menoleh padanya dengan cepat.
Tatapan mata Riki membuat Andre merasa aneh, jadi dia pun terdiam.
”Aku akan makan sebentar lalu pergi, kalo nggak suka, kamu aja yang pergi.“ ucap Riki dengan wajah datarnya.
”K-kau berani banget…“
”Berisik! Cepat makan dan berangkat sekolah, aku udah hampir telat.“ sahut Anton, lalu dia menatap Riki dengan heran.
Tidak biasanya Ricky makan bersama di ruang makan.
”Apa? Kau mau mengusirku juga?“ Tanya Riki setelah tahu Anton menatap padanya.
Anton tidak menjawab, dia hanya diam karena terkejut karena Ricky bisa menjawabnya seperti itu.
Ada apa dengan bocah gendut itu? Kenapa tiba-tiba berani sekali? Padahal selama ini dia seperti tikus yang selalu ketakutan.
”Aku selesai, aku pergi dulu.“ ucap Riki, dia berdiri lalu meninggalkan meja makan begitu saja.
Kemudian Anton dan Andre saling pandang, ”kak, dia kenapa?“ Tanya Andre.
Anton menggeleng pelan, ”nggak tahu, aku juga kaget. Tapi kalau dia masih berani bertingkah, pulang sekolah kita hajar dia kayak biasanya.“
Andre mengangguk setuju, ”oke! Udah lama aku nggak latihan tinju nih.“
Baik Anton maupun Andre sama-sama belajar tinju dari guru profesional. Mereka juga belajar hal-hal lainnya seperti bela diri, menembak, berenang… semuanya dengan guru profesional.
Semua guru mereka jika datang ke rumah, mereka akan menatap Ricky dengan tatapan jijik.
Ricky takut pada mereka.
Tapi Riki tidak.
Pagi itu udara masih terasa segar.
Riki berjalan-jalan di sekitar rumah, lalu keluar rumah dan melihat komplek perumahan mewah.
Semua rumah disana sangat mewah. Ada rumah Mentri, ada rumah pejabat pajak, ada pula rumah selebriti papan atas.
Karena Ricky tidak pernah keluar rumah, dia tidak tahu yang mana rumah siapa. Lagipula tidak penting, yang penting sekarang adalah olahraga.
[Anda berhasil berjalan selama sepuluh menit!]
[Berat badan anda berkurang 2kg!]
”Hah? Cuma segitu?“
[Itu sudah sangat banyak untuk sekali jalan selama sepuluh menit, master]
[Biasanya orang-orang menurunkan berat badan 2kg secara sehat bisa sampai satu atau dua bulan]
Riki mengangguk paham, jadi dia bisa instan karena bantuan sistem, ya? Dia sangat beruntung.
Jadi, sekarang berat badannya sudah 118 kg? Dia merasa lebih ringan.
Setelah makan tiga telur rebus dan berjalan selama sepuluh menit, dia sudah merasa lapar lagi.
[Anda hanya boleh minum air mineral saja untuk saat ini, master]
[Anda bisa makan lagi setelah lima jam kedepan]
Riki pun duduk dengan lemas. Peraturannya ketat sekali.
Karena dia merasa kelelahan, dia pun kembali lagi ke rumahnya, yang jaraknya delapan menit itu dengan kakinya yang lambat. Jika manusia normal, mereka hanya membutuhkan satu menit saja.
Riki mundur dengan cepat saat mobil Anton dam Andre hampir saja menabraknya.
Riki tahu mereka memang sengaja.
Berhubung Riki dan Ricky memiliki musuh yang sama, itu akan menjadi mudah.
Namun, dia tidak memiliki rencana apapun di kepalanya. Yang dia tahu hanya balas dendam saja, tanpa ada rencana yang jelas.
”Lebih baik aku fokus menurunkan berat badan saja sekarang, jika aku sehat, maka rencana balas dendam akan menjadi mudah.“ gumamnya.
Riki kembali berjalan dan menemukan ayahnya, Edwin, baru akan memasuki mobil mewahnya.
Edwin bekerja sebagai CEO di perusahaan milik keluarga Anggara, dia juga membantu kakaknya, Edward untuk menjadi walikota.
Edwin memiliki otak yang cukup cerdas, tapi dia masih dibawah Edward dalam hal apapun, jadi dia takut pada kakaknya.
Dia juga sebenarnya kasihan pada putranya, tapi dia tidak bisa berbuat apapun, malah jika dia mabuk, dia akan marah-marah pada Ricky .
Jadi, Ricky yang paling tahu bagaimana perasaan ayahnya pada keluarganya. Edwin membenci kakaknya, kedua anak kakaknya, istri kakaknya, dan bahkan orangtuanya.
Tapi Edwin melampiaskan amarahnya pada Ricky .
Jadi, Edwin memang ayah yang brengsek.
”Ayah.“ sapa Riki.
”Kenapa kamu di luar rumah? Malu-maluin aja, cepet masuk ke dalam!“ ucap Edwin, wajahnya menunjukkan ekspresi malu.
Mungkin dia takut ada tetangga yang melihat Riki jalan-jalan.
”Jangan khawatir, ini masih pagi, nggak ada orang disekitar sini, aku ada permintaan, ayah.“
Edwin berdecak malas, dia tidak ingin mendengarkan Riki, tapi dia juga penasaran karena putranya jarang meminta apapun darinya.
”Bilang aja cepet, mau coklat? Roti? Apapun itu nanti ayah belikan.“
Riki menggeleng, dengan cepat, ”aku mau seorang guru untuk mengajariku tinju.“
Edwin melongo mendengarnya, ”tinju? Kalau gitu gurunya Anton sama Andre aja.“
Riki menggeleng dengan cepat, ”nggak, dia brengsek. Aku mau orang yang benar-benar mau mengajariku, bukan pria sok kuat yang menindas orang lemah.“
Edwin kembali melongo melihat ke dalam mata putranya yang kini telah berbeda.
Ada tekad yang kuat disana.
Apa anaknya sudah berubah?
Karena Edwin malu memiliki anak gendut dan jelek seperti Ricky , maka dia mengiyakan saja.
”Oke, nanti aku cari, tapi nggak bisa cepet ya, ayah sibuk banget ngurusin pamanmu untuk pemilihan walikota.“
Riki hanya mengangguk paham, ”oke.“
”Ya udah, ayah pergi… kalau butuh apa-apa, kamu pesen online aja, jangan pergi jauh-jauh dari rumah. Kamu nggak tahu arah jalan.“
Setelah itu Edwin pun memasuki Rolls-Roycenya dan pergi meninggalkan Riki.
”Ku harap dia benar-benar mencarikan guru yang bagus untuk ku.“ gumam Riki.
Dia pun kembali berjalan memasuki rumah, pergi ke dapur untuk mengambil buah-buahan segar. Membuat pelayan heran, tapi mereka diam saja tidak mau menyapa.
Tapi Riki tidak keberatan, malah itu jauh lebih bagus.
[Anda telah kehilangan 1kg lemak lagi, master!]
Riki baru saja sampai di kamarnya saat mendengar suara sistem.
”Eh? Kok bisa?“
[Tiga puluh menit telah berakhir! Sekarang anda tidak bisa menurunkan berat badan tiga kali lipat]
Ah, benar. Sistem memberikan kesempatan menurunkan berat badan sampai tiga kali lipat selama tiga puluh menit saja.
Namun, masih jauh bagi Riki untuk mencapai berat badan ideal.
Dia bisa bergerak dengan mudah saja sudah bersyukur sekali.
”Sekarang, aku harus membuat rencana balas dendam itu.“ gumamnya.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!