NovelToon NovelToon

HATI YANG KAU SAKITI

BAB.1 HATI YANG PATAH

 "Berulang kali aku bilang, jangan pernah berani membantah ku, Sofia! kenapa kau semakin sulit diatur!" bentak Dimas kepada sang istri yang kini tengah menangis tersedu seduh.

  Mendengar ucapan suami nya yang selalu membela mertua nya itu membuat Sofia rasanya tak sanggup menjalankan pernikahan yang sudah menjalin 5 tahun saat ini.

 "Aku tak pernah melawan Mama, Mas! kenapa kau selalu menyalahkan ku?" aku tak pernah sedikit pun melawan nya, apa dia menambahkan cerita nya tentang keburukan ku?!" teriak Sofia dengan wajah yang sudah memerah.

  Kehadiran Mama mertua nya di rumah tangga nya membuat sofia merasa tak nyaman, semakin lama ibu nya itu selalu bertindak seenak nya, seperti meminta uang tambahan serta meminta berbagai macam barang kepada menantu nya itu, bahkan pernah Sofia melihat mama nya memakai perhiasan dari suami nya dipakai oleh mertuanya tanpa izin dari Sofia.

  "Kau selalu saja pembangkang, Sofia! aku cape sekali, pulang kerja harus melihat pertengkaran kalian berdua yang sering terjadi membuat aku lelah!" teriak Dimas dengan amarah dan menahan emosi.

 Sofia merasa bersalah melihat suami nya yang mengeluh tentang nya, padahal dia juga tak ingin seperti ini, dia berusaha agar menghindari ibu mertua nya, tapi tetap saja wanita tua itu selalu mencari celah kesalahan nya sehingga mengadukan hal yang enggak enggak terhadap dimas anak nya

 Sofia Melani, wanita berusia 25 tahun yang kini memiliki putri cantik yang berusia 5 tahun , sejak pernikahan nya saat itu hidup mereka masih tentram dan nyaman, tak ada gangguan sedikit pun, tapi saat kedatangan ibu mertua nya semua nya berubah, semua nya tak sama lagi, Dimas juga berubah kepada nya, begitu juga dengan ibu mertua nya yang sering mencari kesalahan nya, padahal Sofia begitu menyayangi Beta seperti ibu kandung nya sendiri.

 Sifat Beta yang begitu angkuh dan sombong membuat Sofia kadang tak mengerti jalan pikir ibu mertua nya itu, sejak di tinggal suami nya Beta tinggal bersama dengan anak nya Dimas, dia tak ingin tinggal dengan anak kedua nya karena hidup mereka sederhana dan susah, berbeda dengan kehidupan dimas yang lumayan makmur dan mencukupi.

  "Mah", kenapa sih sering banget berdebat dengan Sofia?" tanya Dimas yang saat ini berada di kamar Beta.

  "Kamu ini ya gimana sih, Mama kan cuman bilangin wanita itu kalau jadi menantu itu harus nurut kata mertua, ini ga dia malah merasa, Mama," mengatur padahal kan Mama," bilangin dia yang terbaik loh nak!" ucap nya dengan wajah cemberut

"Tapi ya akur loh mah, Dimas lelah, setiap hari lihat kalian berdua ga pernah akur, Dimas ingin seperti mereka mah, punya istri, yang akur dengan mertua nya dan juga sebaliknya mertua yang sayang sama menantu!"

 Mendengar ucapan Dimas membuat wajah Beta semakin kesal, apa apa an anak nya malah membalas omongan nya, padahal dia bener bener merasa terintimidasi saat ini.

  "Kamu itu gimana sih Dim! kamu itu harus belain Mama! dong, kamu ingat aku loh yang melahirkan mu, sampai kamu jadi sebesar ini, doa ku ini tembus langit toh nak, kamu mau jadi anak durhaka!?" ancam nya dengan wajah emosi.

  "Mah", aku ga berniat durhaka loh, aku tuh sayang sama kalian berdua, aku selalu nasehati Sofia! aku selalu menasehati anak ku Fuji! dan aku selalu menasehati Mama! tolong lah Mah, sekali aja akur dengan menantu ya!?" ucap nya dengan memelas.

 "Nanti lah Mama pikirin, kamu keluar sana, makan terus istirahat, suruh istri mu masak!"

  "Iya Mah, tapi tolong pertimbangkan ucapan ku ya, Mah!" ucap Dimas dengan wajah memohon

Sedangkan Sofia yang kini berbaring di kasur sambil menangis tersedu seduh membuat Dimas yang baru masuk ke kamar menghela nafas berat nya.

  "Sayang", maaf ya tadi Mas bentak bentak kamu, maaf ya sayang!" ucap Dimas sambil memeluk tubuh sang istri dari belakang

Tangisan Sofia semakin reda tak seperti tadi, di merasa jauh lebih baik sekarang, hal itu membuat Dimas menjadi lega dan mencium kening istri nya yang kini tengah terlelap.

  "Maaf, ya sayang!" mas buat kamu terluka." ucap Dimas dengan suara pelan mengelus rambut sang istri dengan penuh kasih sayang.

 Sedangkan Dimas menuju ke kamar mandi dan segera membasuh tubuh nya yang terasa lengket saat pulang bekerja

 Dimas Prasetyo, laki laki berdarah Minang yang saat ini kerja merantau di jakarta sebagai Manager di salah satu perusahaan tempat nya bekerja, laki laki yang sudah menikah dengan Sofia Melani dengan usia pernikahan yang sudah mencapai 5 tahun, memiliki anak perempuan yang lucu dan menggemaskan membuat semangat dari Dimas begitu membara untuk anak dan istri nya.

Tapi sekarang hidup nya tak bertiga lagi, tetapi berempat dengan ibu mertua nya, dia begitu menyayangi ibu nya, sejak ayah nya meninggal 1 tahun yang lalu, ibu nya memutuskan untuk ikut dengan Dimas di kota dan tinggal bersama dengan istri dan anak nya.

 Pada awal kedatangan ibu nya semua nya baik baik saja, istri nya begitu sayang dengan mertua nya, dan juga sifat ibu nya yang baik kepada cucu dan juga istri nya membuat Dimas Lega.

 Tapi semakin berjalan nya waktu, sifat Beta perlahan mulai berubah, dia menjadi mertua yang julid dan suka mengkritik apa yang dia buat oleh menantu nya itu.

 "Kamu itu ya, jangan bangun siang, istri macam apa kamu ini Sofi! harus nya kamu itu jangan malas, apa ini masakan kamu gosong?" apa kamu, tak pernah belajar memasak?"

"Sofi jangan lupa siram tanaman Ibu, kamu ini malas sekali disuruh!" begitu lah setiap hari suara Beta yang selalu mengganggu Sofia.

 Sofia tak bisa memasak,hal itu sebenarnya Dimas juga tau bahwa istrinya itu ga bisa masak, dia mencintai Sofia karena dia baik dan juga sangat cantik,dia tak perduli dengan kekurangan nya, dia menerima apa ada nya, tapi mertua nya tidak, menantu nya harus sempurna, bisa masak, bisa nyuci bisa banyak hal.

  "Udah berangkat sana, kamu ini kebiasaan manja manja dulu, ga liat jam berapa?" omel Beta menatap sinis menantu dan anak nya itu.

  "Mah!", aku kan pengen pelukan ciuman, atau yang lainnya mah!" protes Dimas kepada mama nya.

 "Sudah jangan membantah Dimas!" kamu ini, semakin melawan sama ibu kamu karena dia kan, sudah sana kamu pergi!"

  "Iya iya mah", cerewet banget sih." gerutu nya yang kesal

 Sofia yang melihat Mertua nya menatap nya sinis menghela nafas berat nya, hidup nya saat ini serba salah, bener salah, salah tetap salah, begitu lah istilah nya.

BAB.2 gosip

 “Hei' jeng," kenapa melamun aja, menantu nya ga becus ya?” tanya bu Romlah tetangga gosip Beta selama ini.

  "Hum... bener jeng, aku heran dengan wanita itu, kok mau ya Dimas! sama dia." gerutu nya dengan kesal.

  "Haha, nama nya juga cinta jeng, ibarat kata buta, jadi ya mungkin anak jeng itu buta Karena cinta nya menantu mu!"

 "Aku ga terlalu suka dengan dia jeng, aku mau Dimas dapat wanita yang lembut, penyayang dan juga perfect lah, ini malah dapat yang pemalas." gerutu nya dengan sinis.

 Sedangkan Romlah yang mendengar ucapan tetangga nya terkekeh kecil, sambil berkata ingin menjodohkan Dimas kepada putri nya Surti.

  "Gimana, kalau kita jodohkan aja jeng! cocok pasti, aku ga keberatan Surti dapat duda!" usulnya dengan menghasut.

 "Bener juga ya jeng, dari pada si Sofia, aku kurang dekat dengan Mama nya itu, sok banget lah kayak anak nya, ibu dan anak sama sama buat ku kesal, kita atur aja jeng Dimas sama Surti!" ucap Beta dengan wajah antusias.

 "Yaudah jeng, kita pikirkan nanti, aku mau lihat anak ku dulu, dia lagi buat kue!"

  "Masyaallah banget ya jeng, si Surti", serba bisa dia, enak banget punya menantu kayak Surti, udah cantik pinter masak, the best in the wold lah jeng!" ucap nya dengan lidah yang keseleo.

  "Hahah, in the world jeng!" ucap Romlah yang membenarkan.

 Setelah kepergian Romlah, Beta kembali ke rumah anak nya dengan berjalan kaki nya yang tak jauh dari rumah Dimas dan Sofi, hanya 3 rumah yang dia lewati, setiap hari dia akan melihat besti nya Romlah sambil bergosip tentang menantu nya sendiri.

  Seburuk buruk nya sifat menantu, beta selalu membicarakan keburukan nya di depan Romlah, hal itu membuat wanita itu nanti nya bergosip ke arah tetangga.

  "Nenek", dari Mana aja?" ucap Fuji dengan wajah berbinar

 "Minggir kamu! nenek mau mandi, awas!" Bentak nya dengan keras

"Ada apa ,"mah", kenapa marah marah ke fuji?"

Sofia tak terima saat anak nya di bentak oleh mertua nya itu, walaupun secara terang-terangan Beta tak pernah sayang kepada nya dan juga anak nya, bukan berarti dia akan diam saja saat anak nya di hina atau pun di marahin oleh mertua nya sendiri.

  "Ajarin, anak kamu lebih baik dari kamu, gitu aja ga becus, cih cuman numpang disini aja kamu sok berkuasa, kalah ga ada anak ku mungkin hidup kamu akan susah Sofia!" ucap nya dengan wajah mengejek

"Kenapa mama jadi bahas yang lain, aku hanya bertanya kenapa mama membentak Fuji?" padahal dia masih kecil mah, apa mama ga pernah sayang kepada anak mas Dimas!" cecar nya dengan nada tegas.

  "Diam kamu! disini aku adalah mertua mu, tidak seharunya kamu berani kepada ku, ingat kalau ga Dimas", nikahi kamu, hidup kamu ga akan jadi enak seperti ini!" tegas beta.

  "Maksud, mama! apa?" mama menyombongkan pekerjaan Dimas yang sudah menjadi manager sekarang, dan mama menjelekkan aku karena merasa jadi beban mas Dimas gitu?"

  "Syukurlah kalau kamu sadar, ingat Sofi! aku selagi ibu Dimas ingin yang terbaik untuk anak ku, dan jangan kamu mengatur hidup anak ku lagi!"

 Lalu kemudian Beta masuk ke kamar nya dan membanting pintu dengan keras. Hal itu membuat Fuji kaget dan memeluk erat ibu nya.

  "Bunda", aku takut nenek seram!" ucap Fuji dengan wajah bergetar.

  "Sayang, tenang ya nak, kamu gpp kan?" nenek ga lukai kamu kan nak?"

  "Ga bunda, tapi tadi nenek marahin aku gara gara aku datang menghampiri nenek, apa nenek ga sayang sama Fuji ya bunda?" tanya gadis itu dengan wajah sedih nya.

 pikiran Sofia kalut saat ini, di satu sisi Ingin bertahan dengan pernikahan nya, disisi lain ingin berpisah, entah lah dia akan sanggup atau tidak nanti nya.

  Menjelang sore Dimas pulang membawa pancakes kesukaan anak nya Fuji, dia baru singgah ke toko bakery di depan komplek nya, dan teringat dengan anak perempuan nya.

  "Loh udah pulang kamu Dim!" ucap Beta yang saat ini duduk dengan membaca koran.

 "Udah mah", abis singgah dari toko kue lalu pulang"

 Kemudian dia melihat suasana rumah sepi tak Seperti biasanya

 "Kemana, Sofia" dan juga Fuji mah?"

  "Entah ga tau, mungkin keluar kali." ucap nya dengan nada acuh.

  "Mah", kenapa lagi sih, apa berantem lagi?" tanya Dimas dengan heran.

  "Bilangin istri kamu itu gausah sok banget jadi orang, mama ini mama kamu dan mama dia loh Dim, dia itu melawan terus kalau dibilangin, mama kan cape, kamu tau kan mama ga bisa cape dan harus istirahat karena udah tua gini, tapi istri kamu itu nyuruh mama terus." bohong nya kepada anak nya itu.

  "Emang dia nyuruh apa mah?" tanya Dimas dengan wajah datar.

  "Banyak yang disuruh nya tadi, kalau mama tegur nanti kamu marah sama mama! lagi, mama", itu pengen berdamai, tapi istri kamu kayak nya ga suka sama mama dim!"

 "Huft, apa lagi ini tuhan," batin nya dengan gelisah.

  "Ini untuk mama aja Dim, gausah kasih anak kamu banyak- banyak, dia masih kecil, mending untuk mama aja!" ucap nya protes dan mengambil Tote bag di tangan anak nya.

 "Mah," tadi aku janji sama Fuji," belikan kue nya mah!"

  "Udah sih, kamu perhitungan sama mama, sana mandi kita makan mumpung istri kamu keluar mama akan habis kan kue nya, jadi fuji ga liat.

  Sedangkan Dimas menurut saja apa yang diucapkan ibu nya, dia memang begitu sayang dengan ibu nya itu, apa apa ibu nya dan kalau ada sesuatu pasti ibu nya terlebih dahulu.

 Sedangkan sofia yang kini duduk di masjid bersama dengan anak nya, sambil mendengarkan ceramah dari ustadz kali ini.

Kepergian nya tadi tak pamit kepada ibu mertua nya, menurut nya nanti akan terjadi keributan lagi, maka nya dia tak bilang Ingin pergi kemana.

Rasulullah SAW menyampaikan pesan bahwa suami memiliki kewajiban untuk menyediakan kebutuhan fisik dan emosional istri. Oleh karena itu, istri layak menjadi prioritas utama bagi suami setelah menikah. Memberikan perhatian dan penghargaan kepada istri menjadi bagian integral dari ajaran Islam.

  (Apa hukumnya ustad?") tidak berdosa ya ibu ibu, suami yang mementingkan ibu nya itu boleh, tapi alangkah baiknya dia dua nya saling melengkapi satu sama lainnya, saling menyayangi dan memberi nafkah kepada istri dan anak anak nya terlebih dahulu, baru setelah itu kepada ibu kandung mu!" ucap ustadz yang berceramah.

  Sofia begitu fokus mendengar kan tak sadar air mata nya menetes secara tiba tiba, dia teringat perilaku ibu mertua nya yang selalu menyalahkan nya membuat bersedih seketika.

 "Apakah ibu tak ingin aku menjadi menantu nya?" batin nya dengan wajah murung.

BAB.3

 Setelah mendengar ceramah tadi membuat hati Sofia merasa lega, dia merasa harus banyak bersabar, dia akan mencoba memahami tentang perasaan mertua nya itu.

  "Mungkin aku, akan sedikit mengalah kepada Mama", semoga hubungan ku dan juga suami ku, berjalan dengan lancar ya tuhan, aku tak ingin terjadi sesuatu kepada kami nanti nya."

Entah kenapa firasat nya beberapa hari ini semakin memburuk, apalagi saat ini dai merasa bahwa ada sesuatu hal besar yang akan terjadi di hidupnya.

  "Semoga pikiran ku, tentang hal buruk itu hanya bunga mimpi ku, semoga mas Dimas, tetap menjadi suami setia sampai akhir hayat ku."

  "Tok tok tok...

  "Baru ingat pulang kamu!?" bentak Dimas dengan wajah marah memandang istri nya dan juga anak nya yang terlihat ketakutan melihat amarah di wajah ayah nya.

  "Mas", anak kita ketakutan!" ucap nya sambil mengelus rambut anak gadis nya.

  "Kamu, masuk dulu sana Fuji, ayah mau ngomong sama bunda kamu dulu!" ucap nya dengan penuh penekanan.

 Fuji terlihat ketakutan saat ini, tapi dia yang baru berusia 5 tahun itu mematuhi perintah ayah nya dengan masuk terlebih dahulu.

  "Pergi ga bilang sama Mama! tiba tiba pulang udah habis azan magrib, kamu ini istri macam apa ha?!" bentak Dimas begitu keras.

 Mungkin suara nya itu terdengar oleh tetangga sebelah nya, tapi hal itu tidak penting bagi Dimas.

  "Mas", kamu kenapa marah marah gini, kamu kan tau setiap Jumat aku dan juga Fuji itu pengajian rutin di masjid, dengar ceramah, aku kan sholat dulu tadi disana, kenapa marah marah Mas, ga enak dengar tetangga!"

  "Aku ga perduli sama tetangga Sof!" kamu itu sebagai istri harus patuh kepada ku, dan patuh kepada ibu ku, apa mau kamu ku pulangkan ke rumah orang tua mu ha?!"

  "Astaghfirullah Mas, mengucap kamu, istigfar kamu Mas!" ucap Sofia kaget melihat omongan suami nya yang begitu keras.

  Sedangkan tetangga yang sudah lama mengenal sofia merasa iba dengan wanita malang itu.

  "Kasihan ya mas si Sofia, semenjak ibu mertua nya datang ke sini selalu aja bertengkar sama suami nya, aku kasihan lihat wanita itu mas." ucap Rukmini tetangga sebelah nya.

  "Mas juga Dek, dia begitu baik kepada kita, kalau ada makanan pasti sering membagi kepada kita yang membutuhkan, tapi mertua nya itu ga bersyukur punya menantu baik seperti mbak Sofia." ujar Ujang suami nya Rukmini

 "Kita cuman bisa berdoa ya mas, semoga mbak Sofia bisa menyelesaikan permasalahannya nya dengan keluarga suami nya itu."

  "Amin dek!"

Sedangkan Romlah yang baru pulang dari warung mendengar pertikaian rumah tangga Sofia dan suami nya merasa senang saat ini, dia begitu bangga dengan apa yang sudah dihasut nya kepada Beta selama ini.

  "Haha mampus kamu, Sofia! mertua mu semakin membenci mu, tinggal nunggu tiba saat nya kamu akan menangis tersedu seduh karena suami nya menikah dengan anak ku!" batin Romlah.

  Niat Romlah menghancurkan keluarga Sofia berhasil, karena setiap hari dia akan membuat Beta membenci menantu nya sendiri Dengan hasutan hasutan kecil dari nya.

  "Apa mau mu mas?" Kamu tega marahin aku, karena aku ikut pengajian?" jawab mas kenapa kamu banyak berubah, aku seperti melihat orang asing di dalam diri kamu mas!"

  "Cukup, sof!" jangan mengelak pembicaraan, kamu ini ga bersyukur!" bener kata ibu ku, sekarang aku udah sukses, kamu juga hidup udah enak ga sesusah dulu, dan kamu malah jadi membangkang seperti ini!"

  "Mas", kesuksesan kamu itu, berkat doa doa yang ku panjatkan setiap hari, berkat doa istri mu dan anak mu mas, kenapa kamu malah jadi seperti mengungkit masalah seperti ini?" apa kamu nyesel nikah sama aku?" tanya nya dengan wajah begitu sendu.

Sedangkan mama nya Beta di dalam kamar dengan raut wajah senang, istri anak nya itu harus dikasih pelajaran sekali kali, dia melihat wajah menantu nya sedih bukan nya iba malah senang dan cekikikan.

   "Rasain kamu, emang enak, udah menumpang hidup dengan anak ku, seharusnya kamu sadar diri, cih ga bisa masak menantu apa dia begitu!" Gerutu nya di dalam kamar.

  "Ingat, Sofi! kalau kamu masih mau hidup enak, turuti kemauan ku, dan ibu ku kalau tidak pergi saja kamu dari rumah ini?!"

 "Deg!"

 Entah kenapa mendengar ucapan suami nya membuat sofia terisak sedih, suami nya bener bener berubah, dia tak menyangka hubungan nya di ambang kehancuran.

  "Kenapa, mas! kenapa kamu tega sama aku, kita sama sama berjuang dulu kan, aku yang selalu ada untuk kamu mas, kamu kesusahan dulu siapa yang nolongin kalau bukan aku, apa ibu kamu itu nolong kamu?" apa ibu kamu itu ada pernah bantu keluarga kita?" bahkan saat aku ingin melahirkan ga ada biaya dulu, kita mengemis dengan nya tapi apa?" dia sama sekali ga perduli dengan ku dan cucu nya mas!"

 "Saat ayah meninggal kan ibu mu itu, kamu yang memohon untuk ibu tinggal dengan kita sebagai bakti mu sebagai seorang anak!" aku menerima kehadiran nya dengan tulus hati ku, aku menerima segala ocehan nya dengan tetap sabar, aku menerima segala ejekan nya dengan tetap kuat, sekarang kamu mengajari aku tentang dibalik kesuksesan kamu itu hanya kamu berjuang sendirian mas?" tanya nya dengan wajah terisak.

 Fuji yang berada di dalam kamar menangis tersedu seduh mendengar suara ibu nya yang begitu menyedihkan.

 Dia ga mau keluarga nya berantakan, dia ingin papa dan mama nya akur, tapi seperti nya tuhan ingin memisahkan ayah dan bunda nya.

  "Sudah, cukup! Sudah cukup! menjelekkan nama ibu ku, kamu pikir berkat doa kamu selama ini aku jadi sukses?" itu semua cuman omongan basi Sofi! bagi ku kesuksesan ku ini karena hasil kerja keras ku sendirian, kamu tak ada ikut campur nya Sofi!" jangan sok menjadi istri yang tersakiti, sementara aku sudah tau sifat kamu yang tiap hari semakin membangkang."

 "Astaghfirullah." batin Sofia yang menangis sedih melihat suami nya bener bener keterlaluan.

 "Jadi kamu mau apa mas?" kamu mau pisah sama aku?" ayok ngomong talak aku, kalau kamu mau, aku udah lelah mas, hidup ku terasa lelah saat rumah tangga kita yang seharusnya tidak ada pihak ketiga, kamu lebih mendengar kan ibu mu kan, maka aku dan anak ku akan pergi jauh dari mu mas, kamu ga akan menemukan kami lagi!" ancamnya dengan serius.

 Wajar kalau Sofia berkata seperti itu, sudah hampir 1 tahun hidup nya, di stir oleh mertua nya sendiri, hidup nya bener bener hancur karena suami nya tak mau mengikuti kemauan nya, kalau seperti ini siapa yang salah menurut kalian?"

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!