NovelToon NovelToon

my love is a bad boy

episode 1

Angelo reynald cowok tampan berusia 18 tahun, tinggi badan 170 cm, berkulit putih, berambut pirang, dengan warna mata coklat, dandanan ala bad boy di sekolah, cute boy ketika di rumah, anak dari seorang kepala sekolah

Mila ardelia gadis berusia 18 tahun dengan tinggi badan 157 cm, berkuncir kuda, berkulit putih, dengan lesung pipi menghiasi kedua pipinya ketika ia tersenyum,tengah sibuk dengan makanan yang berada di depannya.

Mila kini berada di kantin sekolahnya, duduk sendiri melihat sekelilingnya yang mulai ramai menyusul dirinya untuk sarapan pagi

“woy mil geser dikit napa, lo kalo duduk suka banget menuhin bangku” celetuk gadis berambut pendek sebahu, dengan mata cokelat, berusia sama dengan dirinya, linda sahabat mila,

“eh lo lin, ngagetin gue aja, duduk tinggal duduk aja berisik amat” ucap linda cuek

“ck, galak amat bu, lagi pms yah” celetuk linda

Mila mendelik ke arah linda “ enak aja, lu nya aja yang heboh pagi-pagi”, ucap mila memperhatikan sahabatnya

“eh mil lo tau gak tadi gua liat angelo lagi gebukin orang di jalan” ucap linda

“lah terus urusannya sama gua apa?” jawab mila

“eh elah nih anak, gua kan lagi ngomongin orang bukan hubungin urusan lo sama dia” ujar linda sambil memegang sendoknya

“eumm,, yaya serah deh” ucap mila cuek

Mila diam memandang makanan di depannya dia berfikir, siapa sih yang gak kenal dengan angelo reynald anak seorang kepala sekolahnya itu, yang terkenal dengan kelakuannya yang buruk, berkelahi, membolos, merokok, memakai anting, bahkan menjadi ketua geng preman yang terkenal di sekolahnya itu.

“ck, gak ada yang bagus darinya” gumam mila sendiri

“apanya yang gak bagus” ucap seorang cowok dengan rambut pirang, bertindik, bermata coklat di depan mila

“siapa” mila mendongak ke arah sumber suara itu, dilihatnya cowok yang baru saja dia fikirkan, angelo reynald sudah berdiri di depannya, menatapnya dengan galak

“ woy lo yang lagi jalan, ambilin gua makan cepet, bayarin lo juga” suruh angelo kepada seorang cowok yang berjalan melewati mejanya

“ck…” mila menggelang melihat tingkah laku angelo

“ eh lo berani amat liatin gua” ucap angelo galak

Linda yang biasanya cerewet sekarang hanya diam saja, bahkan seperti menciut melihat angelo. Sedangkan mila dengan santainya dia tetap menyendok makanan di depannya tanpa menghiraukan angelo yang di depannya.

Brugh….” Eh ba*ot lu angelo” cowok dengan seragam berbeda menonjok angelo tepat di depan mila, angelo tersungkur ke lantai, mila menengok ke mereka dengan bingung

“ maksud lo apaan” teriak angelo mencengkeram kerah cowok itu

Smirrk, cowok itu tersenyum sinis “ gua gak terima lo gebukin adek gua” jawab cowok itu

“salah adek lo sendiri, berani-beraninya berurusan sama gua, suruh dateng sini hadapin gua” teriak angelo

Suasana kantin menjadi sangat riuh, semua mata tertuju pada angelo dan cowok itu. Gak ada yang berani melerai mereka berdua, pasalnya semua takut pada angelo yang notabene ketua geng di sekolah mereka.

Duk…duk…duk segerombolan cowok berlari ke arah mereka berdua yang sedang berkelahi, dani, rio, dan andi mereka orang kepercayaan angelo

“lu kenapa dah angelo” ucap dani, cowok keren di sekolah mila yang menjadi orang kepercayaan angelo, bahkan di sebut-sebut sebagai pedangnya angelo

Dani memegang lengan angelo menjauhi cowok itu, sementara rio dan andi membawa cowok itu pergi keluar dari kantin

“parah lu angelo, nih masih pagi gila” ucap dani

“tau apa lu, dia duluan yang nonjok gua” jawab angelo bersungut-sungut

Mila diam melihat adegan yang baru saja terjadi di depannya, angelo yang melihat mila bengong menghampiri tempat duduknya kembali, dia duduk di depan mila dengan posisi kaki di atas bangku,di susul dengan dani yang sekarang sudah duduk di dekat angelo.

“eh… gua dani” ucap dani memperkenalkan dirinya kepada mila dan linda, seraya mengulurkan tangannya

Mila melihat sekilas ke arah dani, lanjut menyendok makanan di depannya yang tersisa tak banyak lagi,sedangkan linda menerima uluran tangan dani

“gua linda” jawab linda menyalami tangan dani

“kalo ada orang ngomong di depannya tuh di liatin, bukan di cuekin” celetuk angelo melihat mila di depannya yang tampak begitu acuh dengan mereka berdua

“udah gapapa angelo, biarin aja sih” jawab dani

“apaan deh nih anak, gua gak ngomong sama lu”, timpal angelo menjitak kepala dani

“iya deh serah lu aja, btw linda kamu kelas dua A kan?” tanya dani

“eumm, iya” jawab linda mengangguk

Duk…duk…duk terdengar suara langkah kaki , rio dan andi berlari menuju meja angelo duduk

“wah parah gila, gua di omelin satpam di depan “ ucap rio, cowok dengan rambut cokelat kehitaman

“salah lu sendiri kadal, gua suruh lewat belakang, lu ngeyel lewat depan” ucap cowok berbadan paling tinggi di antara mereka, andi

“hush..hushh berisik amat lo berdua, diem napa, gak liat gua lagi makan” protes angelo pada andi dan rio

Mila mulai merasa tak nyaman dengan kedatangan teman-teman angelo, dia pun bangkit dari tempat duduknya membawa piring bekas makannya.

“mau kemana lu” ucap angelo kepada mila

“bukan urusan lo” jawab mila cuek

“duduk balik gak” ancam angelo

Mila tak menggubris kata-kata angelo, ia berbalik hendak melanjutkan kakinya untuk melangkah menjauhi angelo, tapi tangan angelo meraih tangan mila menariknya dengan keras, cupp angelo tak sengaja mencium pipi mila

Plak…...mila menampar angelo dengan tatapan marah, dia meninggalkan angelo dan teman-temannya, disusul dengan linda yang berlari mengikutinya di belakang.

Angelo berdiri membatu di tempatnya, memegang pipinya yang merah di tampar mila, terdengar suara gelak tawa di samping angelo, teman-teman angelo tertawa melihat kelakuan mila kepadanya.

Pasalnya walaupun angelo di cap sebagai anak berandal di sekolahnya lengkap dengan segudang prestasi buruknya, dia cukup menawan untuk ukuran seorang gadis-gadis remaja, bagaimana tidak, angelo cukup tinggi, badanya bagus, kulitnya putih, rambutnya pirang, apalagi warna matanya yang berwarna cokelat, cukup membuat cewek-cewek terpesona jika melihatnya,

tapi sayang dia tak tertarik dengan cewek-cewek di sekolahnya, hingga pandangannya berubah ketika bertemu dengan mila, mila berbeda dengan gadis-gadis di sekolahnya, sikapnya cuek, dingin, tak peduli dengan situasi di sekitarnya

bahkan ada dani cowok terkeren setelah angelo pun tak mampu menarik perhatian mila sedikitpun, angelo takjub dengan mila, membuatnya semakin penasaran dengan mila.

Sementara itu, di koridor kelas, “woy…woy mil tungguin napa” kejar linda di belakangnya

“aishh, buru gua males banget kalo urusan sama tuh preman sekolah tau” jawab mila menghentikan langkahnya

“haiya, napa sih mil, preman-preman gitu mereka kan ganteng-ganteng, apalagi dani, udah ganteng, ramah lagi “ ucap linda memegang kedua pipinya

Ctak…mila menjitak kening linda “ lo tuh yah mikirinnya cowo mulu, gak ada yang lain apa di otak lo” ujar mila,linda meringis menahan perih di keningnya akibat jitakan mila

Mila dan linda berjalan menuju ke kelas mereka, dari ujung lorong kantor berjalan seorang gadis berambut pirang, bermata sipit, berkulit putih , nindy cewek paling cantik di SMA venus, nama sekolah mila dan linda.

“hay mila,linda?” sapa nindy dengan tersenyum

“hay nindy” jawab mila dan linda

Mila dan linda berjalan melewati nindy setelah mereka saling menyapa, banyak cowok-cowok di samping kiri kanan yang memperhatikan langkah nindy, baik dari ia berjalan, posenya, segalanya yang berada di tubuh nindy akan menjadi sorotan anak-anak sma venus

Bagaimana tidak nindy sangatlah cantik, tubuhnya begitu terawatt, tingkah lakunya sangat terjaga, anggun, dia juga anak orang kaya, setiap hari pulang perginya selalu di antar mobil pribadi, banyak cowok yang selalu mendekatinya.

Beda dengan mila, mila sebenarnya juga tak kalah cantiknya dari nindy, penampilan mila bisa di bilang cukup cantik untuk gadis seusianya, apalagi kalau dia tersenyum akan ada lesung pipi menghiasi kedua pipinya.

Namun mila tak seberuntung nindy yang berasal dari keluarga kaya yang segala macam kebutuhannya terpenuhi, mila berasal dari keluarga yang sederhana,

ibunya meninggalkan dia bersama dengan ayah dan adik lelakinya yang kini duduk di kelas tiga SMP, ayah mila bekerja menjadi juru kebun di rumah kepala sekolahnya, ya rumah angelo.

Tapi angelo tak mengetahui bahwa pak maman penjaga kebun di rumahnya itu adalah ayahnya mila, angelo tak pernah bertanya padanya.

Sikap mila berubah menjadi cuek dan dingin sepeninggal ibunya, dulunya mila adalah anak yang sangat ceria, namun sekarang dia menjadi anak yang cuek dan dingin jika di sekolah, hanya linda lah yang mampu mengajaknya bercanda.

Karena itulah mila tak punya sahabat selain linda, lebih tepatnya sahabat baik, kalau teman ya semua di anggap teman, tapi hanya satu yang dia perlakukan dengan istimewa yaitu linda.

Teng…teng…teng bel sekolah berbunyi

“eh buru, udah bel masuk nih” ucap mila menarik tangan linda

Mereka berdua berlari menuju kelas, tak selang berapa lama pak guru datang bersiap memulai pelajaran pertamanya.

“mila ardelia, maju kedepan” ucap lelaki berusia 30 tahun di depan kelas, pak gito

“iya pak ada yang bisa saya bantu” ucap mila berdiri

“bisa tolong ambilkan buku absensi saya di kantor?” ucap pak gito

“baik pak” jawab mila berjalan ke luar kelas.

Terlihat di kedua mata mila, angelo sedang di arak bersama dengan rio dan andi menuju ke lapangan di depan kelas, disitu ada pak bagas guru olahraga SMA venus yang sedang mendisiplinkan mereka bertiga.

Mila menatap sekilas angelo yang kini berdiri menghadap tiang bendera di depan kelasnya itu, nampak pak bagas memarahinya, menyuruhnya melepaskan anting di telinganya, mendisiplinkan gaya berpakaiannya.

Mila menggeleng melihat mereka bertiga, tak sengaja angelo melihatnya, angelo tersenyum ke arah mila.

Namun mila tak menghiraukan angelo, dia berjalan menuju kantor mengambil buku absensi kelasnya dan segera berbalik menuju kelasnya lagi.

Angelo masih berdiri di bawah tiang bendera ketika mila selesai mengambil buku absensi, pak bagas sudah pergi meninggalkan mereka bertiga di bawah sinar matahari pagi yang sebentar lagi membakar kulit.

“biar saja tau rasa dia” ucap mila dalam hati, mila berjalan menuju kelasnya, memberikan buku absensi kelasnya kepada pak gito.

Hari ini mila mengikuti pelajaran seperti biasa, mencatat dan mendengarkan materi yang pak gito sampaikan dengan baik.

Linda yang duduk di sampingnya tengah sibuk dengan gambar-gambar imajinasinya, memang sahabatnya ini tak suka

memperhatikan pelajaran, anehnya dia tetap bisa menyerap apa yang pak gito ajarkan.

Memang kecerdasaran seseorang tidak ada yang bisa mengukurnya, tapi bukan berarti jika sudah pandai bisa mengabaikan pelajaran dengan seenaknya seperti linda ini.

“ck…” mila mengggeleng melihat linda di sampingnya.

Pelajaran hari ini telah berlalu, mila dan linda bersiap keluar dari kelasnya, terdengar hiruk pikuk suara langkah kaki teman-temannya yang berjalan ke luar dari kelasnya.

Di luar kelas mila, cewek-cewek tampak kasak- kusuk, bagaimana tidak angelo,dani, rio, dan andi sedang berjalan menuju ke kelas mereka, cowok-cowok keren di sma venus itu bagaikan pangeran dalam dongeng, mereka mempunyai magnet tersendiri dengan gayanya.

“woy gadis sombong, berhenti lo di situ” teriak angelo yang melihat mila keluar dari kelasnya

Mila tak menggubrisnya, dia tetap berjalan dengan di ikuti linda di sampingnya

“mil…mil angelo manggil tuh, lo gak berhenti? Gua takut” ucap linda memegang tangan mila

“ahh masa bodo deh, gua kan udah bilang tadi pagi, gua gak mau urusan sama tuh preman” jawab mila cuek yang tetap berjalan

“eh buset dah, di panggilin kagak nengok-nengok” gerutu angelo yang kini sudah memegang lengan mila

“apaan sih lo, lepasin gak” ancam mila

“gak…gak bakal gua lepasin sebelum lo ngasih tau siapa nama lo” ucap angelo memperkuat genggaman tangannya

“penting banget yah nama gua buat lo, sakit lepasin” ucap mila

Tanpa pikir panjang angelo membopong tubuh mila di saksikan begitu banyak anak-anak di sekolahnya, angelo berjalan dengan cepat menuju arah mobilnya, melewati nindy yang berada tak jauh dari parkiran mobilnya.

“aishh…apa yang lo lakuin, turunin gua” berontak mila

“husttt diem lo” ancam angelo

Angelo membuka pintu mobilnya dengan satu tangannya memegang tangan mila yang baru saja di turunkannya, nindy melihat adegan mereka berdua, tampak perasaan tak suka di kedua matanya, namun nindy tak melakukan apa pun, dia hanya melihatnya.

Brummm…..wushhh…, mobil angelo berjalan menjauhi tempat parkir

“lo gila yah, mau bawa gua kemana?” gerutu mila setengah takut

“udah diem aja deh lo, ini hukuman buat lo yang gak mau ngasih tau siapa nama lo ke gua” jawab angelo di samping mila

“segitu pentingnya nama gua, sampe lo repot-repot nyulik gua segala” ucap mila membenarkan posisi duduknya

“penting banget” jawab angelo singkat

Mila menengok ke arah angelo dengan tatapan bingung, angelo masih fokus dengan kemudinya, mila tak tau angelo akan membawanya ke mana, jalanan yang ia lewati sangatlah asing.

Mobil angelo berjalan semakin jauh dari jalan yang mila kenali, mila menjadi ciut di buatnya, bagaimana tidak saat ini di sampingnya adalah ketua geng preman yang begitu terkenal di sekolahnya.

“napa lu diem aja, udah takut sama gua sekarang” ucap angelo melirik mila yang kini tertunduk di sampingnya

“mau lo bawa kemana gua” jawab mila menggigit bibir

Mobil angelo berbelok ke arah perbukitan di daerahnya, sret…..ceklek angelo menghentikan mobilnya tepat di tengah-tengah bukit.

“turun lo sekarang” ucap angelo membuka kaca mobilnya, mila diam tak berkutik di tempat duduknya saat ini, kini mila mulai merasa takut di buatnya..

PS: hallo saya disini, ini karya ke duaku, aku masih belajar membuat novel yang lebih baik lagi, semoga kalian suka dengan karya ke duaku. Tolong berikan kritik serta saran dari kalian. Terimakasih.

episode 2

Tuk…tuk…tuk terdengar suara ketukan di samping mila, tangan angelo mengetuk-ngetuk kemudinya dengan tatapan lurus ke depan.

“udah buru, lo turun sekarang” perintah angelo

Tanpa sadar air mata mila menetes di pipinya karena saking takutnya dia, dia tak tau sekarang ada di mana mereka berdua, jika dia menuruti angelo pasti nanti dia tak dapat pulang ke rumah

Pasti ayah dan adiknya akan mencarinya,

“bagaimana ini” ucap mila dalam hati

Dengan perlahan mila menengok ke angelo yang menatap lurus ke depan,angelo menengok ke arah mila

“kenapa? Udah takut kan lo sekarang sama gua” ucap angelo dengan nada galaknya

“tolong maafin gua, bawa gua pulang” pinta mila dengan nada rendah

“boleh aja gua bawa lo pulang,tapi ada syaratnya” ucap angelo tersenyum penuh arti

“ apa yang harus gua lakuin?” tanya mila, yang kini sudah tak peduli dengan nasibnya lagi

“uhmmm… lo harus jadi pacar gua, titik” jawab angelo

Mila menengok ke arah angelo dengan tatapan kaget, mulut mila terkunci dengan rapat, ia tak bisa memberi angelo jawabannya.

ring...ring...ring ponsel dari arah angelo berbunyi, angelo mencari benda tersebut di saku celananya.

"ckk....sial nih anak" ucap angelo melihat layar ponselnya

"siall ganggu aja lu, ada apa?" jawab angelo mengangkat teleponnya

"gawat angelo, andi dia...." ucap suara dari ujung telepon

"buset dah, andi kenapa, ngomong yang bener deh kampret " gerutu angelo

"andi di sekap sama anak-anak SMA yupiter"

"apa lo bilang, ko bisa? sialan" ucap angelo marah

"buruan lo ke sini cepetan, gua tunggu, lokasi gua share" jawab suara di ujung telepon

" ok ,gua meluncur sekarang, lo jaga-jaga sama rio jangan sampe kita masuk perangkap tuh anak-anak yupiter" ucap angelo sambil mematikan ponselnya, angelo menatap ke arah mila

" gua berutang jawaban sama lo, bukan jawaban sih tapi gua mau lo nerima gua, sekarang gua sibuk, lo diam duduk di situ baik-baik" perintah angelo yang bersiap mengemudikan mobilnya

brumm....wushhhh laju mobil angelo melesat dengan sangat cepat, mila bagaikan di bawa terbang olehnya, bagaimana tidak saat ini angelo mengemudi dengan kecepatan tinggi, membuat jantungnya mau copot rasanya

mila menatap angelo di sampingnya dengan perasaan takut, sekarang ia tau dengan apa yang di rasakan linda sahabatnya ketika ia berhadapan dengan lelaki ini,

Tak selang waktu lama, cittt....mobil angelo berhenti tepat di samping gedung tua, gedung tua yang tak mila kenali sama sekali, begitu menyeramkan dan kotor.

tampak dani dan rio berlari ke arah mobil angelo, srett... angelo membuka kaca mobilnya

"gimana pergerakan sma yupiter?" ucap angelo menyambut dani dan rio

"masih aman, belum ada pergerakan, buru lo keluar, andi dah mau mati tuh kayaknya" ucap dani

"iya..iya sabar napa dah, bentar" angelo membuka sabuk pengaman, menatap ke arah mila

"heh, lo tunggu sini baik-baik jangan kemana-mana, kalo lo keluar terus ketangkep anak-anak yupiter gua gak mau urusan" perintah angelo masih dengan nada galak

mila mengangguk di sudut tempat duduknya, nyalinya kini telah benar-benar ciut di buatnya, dengan badan bergetar mila berusaha mempertahankan posisi duduknya.

brukk.... suara pintu mobil tertutup, angelo, dani dan rio berlari menuju gedung tua di depan, meninggalkan mila sendiri dengan ketakutan.

" anjirr gila, niat amat dah mereka nyulik orang" ucap angelo yang berdiri di belakang dani

mereka bertiga bersembunyi di balik tembok tak jauh dari tempat andi di sekap, disana terlihat andi yang sudah babak belur terduduk di atas kursi dengan tali mengikat di badannya

di depan andi berdiri seorang cowok yang tadi pagi menghajar angelo di kantin membawa sebuah balok kayu di tangannya

"ron...ron mau di apain lagi nih bocah" ucap seorang cowok bertubuh tinggi, dengan rambut yang di cat warna merah kepada cowok yang berdiri di depan andi

"sttt... brisik lo, diem, kita tunggu geng angelo kampret tuh dateng" ucap cowok bernama ron

" duh kasian amat dah tuh bocah, kita masuk sekarang aja yuk" ajak angelo kepada kedua temannya

" bentar, sabar napa, kita harus buat strategi dulu, kita cuma bertiga, kalo mereka manggil pasukan bisa-bisa kita ikutan mati beneran" jawab dani

diantara mereka berempat, dani lah yang selalu membuat strategi jika terjadi masalah seperti ini, pasalnya dani yang mempunyai sikap paling tenang di antara mereka berempat, dan strateginya selalu berhasil

"oke,oke gua dengerin, sekarang apa yang musti di lakuin" jawab angelo

" iya buru, ntar andi beneran mati kalo kita lama" ucap rio

"gini, pertama gua maju dulu ke sana , gua pancing tuh mereka, kalo mereka cuma berdua lo sama rio maju bantuin gua, tapi kalo mereka ada banyak kita harus siap-siap manggil pasukan kita juga gimana?" jawab dani menjelaskan

"ok deal, lo maju dulu ke depan, ntar kalo aman, lo kasih kode sama kita berdua" timpal angelo, rio manggut-manggut tanda ia paham dengan strateginya

dani mulai melangkahkan kakinya meninggalkan angelo dan rio tetap di posisi

srakk.... suara dari sepatu dani terdengar dari tempatnya

"dateng juga lo kampret, mana ketua lo angelo, ciut dia gak dateng" ucap ron menyambut kedatangan dani

" lo mau apa sekarang gua tanya?" celetuk dani tenang

"gua mau ketua lu gua hajar sampe bonyok, kaya yang dia lakuin ke adek gua" ucapnya setengah berteriak, ron berada tepat di depan dani

" ok kalo itu yang lo mau, gua bisa panggilin angelo kesini dengan syarat lo lepasin temen gua" jawab dani masih dengan posisi tenangnya

"panggil angelo dulu kesini, gua lepasin tuh bocah" ucap ron menunjuk andi

suit...suitt dani memberikan tanda kepada angelo dan rio, angelo berlari dengan sangat kencang ke arah dani di susul dengan rio di belakangnya.

bukk.... dengan satu tinjuan, angelo menonjok ron tepat di wajahnya, ron tersungkur ke lantai dengan darah mengalir dari bibirnya

"sialan lo angelo, cuihhh" ron bangkit, meludahkan darahnya

bukkk.... ron membalas pukulan angelo, perkelahian terjadi dengan sengit.

dani memukul cowok yang bersama dengan ron, rio membantu melepaskan ikatan andi

bukkk.....bukkkk.....bukkk, hosh...hosh...hoshh angelo berdiri dengan nafas tersenggal-senggal dengan posisi tangannya mengepal, bersiap menghantamkan tinjunya lagi

ron tersungkur agak jauh dari tempat angelo berdiri, sedangkan dani menindih tubuh cowok yang ikut serta bersama ron, dengan tangan mengepal di atas tubuh cowok itu

nampak ron sudah tak bisa berdiri lagi, nafasnya pun tersengal,ia hanya mampu menatap angelo dengan penuh dendam

"ck, siall" gerutu ron,tangannya memukul lantai

"dan cabut, cuihhh" ucap angelo meludah ke samping

dani mengikutinya dari belakang meninggalkan dua orang yang tersungkur babak belur di lantai

rio sudah membawa andi ke mobil dani,

"gimana andi?" ucap angelo

"masih aman,buru ke rumah dani kita obatin nih anak" ajak rio

"ya udah gua balik ke mobil gua dulu, kalian duluan aja, tar gua nyusul" ucap angelo setengah berlari meninggalkan mereka bertiga

dari kejauhan mila melihat angelo berlari menuju ke arahnya, mila menutup mulutnya melihat penampilan angelo dengan luka di wajahnya, dan bekas darah di samping bibirnya.

ceklek..... angelo membuka pintu mobil, nafasnya masih tersenggal-senggal, dengan cekatan angelo memasang sabuk pengaman menancapkan gas mobilnya

mobil angelo melaju meninggalkan gedung tua itu, menuju jalan yang berlawanan dari pertama mereka datang ke tempat itu

angelo tak mengatakan apa pun di dalam mobil, mila hanya terdiam menatap lurus ke depan dengan sejuta perasaan menyelimuti dirinya.

setelah beberapa menit, mobil angelo berbelok ke arah perumahan elit di jalan cempaka putih, jakarta utara

rumah itu sangat mewah, berpagar tinggi dengan taman kecil di samping rumahnya.

deru mobil angelo berhenti tepat di depan pagar tinggi itu, terlihat seorang lelaki berpakaian seragam keluar dari dalam, membuka pintu gerbang, angelo membawa masuk mobilnya

"lo mau ikut atau diam disini?" ucap angelo kepada mila

"gua di sini aja, lo masuk aja" jawab mila

tanpa memperdulikan mila lagi, angelo bergegas masuk ke dalam rumah mewah itu, didalam sudah ada dani dan rio yang sedang membantu andi berbaring.

"bi inah, sini bi" teriak dani memanggil pembantunya

"iya den dani" tampak wanita paruh baya berlari menghampiri asal suara

"bi tolong ambilin air es sama kain bersih di dapur bawa kesini, plus bawa obat juga" perintah dani

"baik den, tunggu sebentar" bi inah berjalan menjauhi ruangan itu

" gua tanya nih sama lo berdua, kenapa bisa andi ketangkep sama tuh anak-anak yupiter?" ucap angelo

"gua gak tau pastinya, yang gua tau tuh tadi waktu kita pulang sekolah si andi kagak balik-balik dari belakang, gua kira dia bolos" jawab rio

"ck, berani bener mereka berurusan sama gua, liat aja besok kalo mereka masih berani munculin muka, gua bunuh sekalian" ucap angelo marah

"aishh, udah lah yang udah ya udah kagak usah di bahas lagi, sekarang kita obatin andi dulu" ucap dani

di dalam mobil,

mila menatap sekitar, "rumah yang sangat indah" gumam mila

"uhh lama amat sih mereka, gua udah pengen balik banget nih" mila tampak mencari ponselnya

tut....tut....tut, suara ponsel tersambung

"hallo mila" ucap suara dari ujung telepon

"hallo, hallo linda lo dimana sekarang?" tanya mila

"gua di rumah udah pulang nih, lo kemana aja mil, bapak lu tadi telepon gua nanyain lo, katanya lo di telepon gak nyambung-nyambung" ucap linda

"apa bapak gua telepon lo? terus lo jawab apaan" tanya mila kaget

" ya gua jawab aja lu ikut kegiatan di sekolah, jadi belum pulang" jawab linda tenang

"fyuhhhh.... bagus deh kalo gitu" ucap mila menghela nafas

" lah lo ada di mana sebenernya? gua takut banget sumpah si angelo bawa lo kaya bawa karung beras gitu" timpal linda

"aishh, ceritanya panjang, gua juga gak tau sekarang gua ada di mana, yang jelas gua ada di dalam mobil" ucap mila menjelaskan

ceklek....brughh... terdengar suara pintu di tutup dari ujung tempat mila duduk, terlihat angelo berjalan menuju ke arah mobilnya

"eh...eh udah dulu yah lin, si preman udah balik tuh, ntar gua telepon lagi" ucap mila seraya menutup telepon

ceklek.... angelo membuka pintu mobilnya, melirik mila yang duduk di dalamnya

"gak panas apa lu di dalem mobil mulu" celetuk angelo yang sudah duduk di samping mila,

ada plester di dekat bibir angelo, wajahnya pun sudah sedikit bersih dari yang beberapa menit lalu terlihat oleh mila

"gak,gua mau pulang sekarang" jawab mila

"okeh gua anter lu pulang sekarang" timpal angelo, yang bersiap mengemudikan mobilnya

"rumah lo dimana?" tanya angelo

" rumah gua di jalan mawar " jawab mila singkat

"jauh juga ya rumah lo dari sekolah" ucap angelo kembali

angelo memutar musik di dalam mobilnya, terdengar lirik lagu dari penyanyi asing, namun liriknya tak terdengar asing di telinga mila, mila menengok ke arah angelo yang tampak menikmati lagu

"napa liatin gua kaya gitu? baru tau gua suka lagu kaya gini" ucap angelo melirik ke arah mila,dia tampak cuek melirik ke arah angelo

mila membenarkan posisi duduknya, tanpa sadar dia tertidur di dalam mobil, wajar saja mila tertidur, mila sangat stres sepanjang perjalananya tadi, kini dia baru merasa lebih tenang dengan laju mobil angelo yang stabil dan di iringi musik kesukaannya

"ck, eh elah nih anak malah tidur" ucap angelo melirik ke arah mila

tampak senyum lega di wajah angelo, bisa melihat mila tertidur begitu damai di sampingnya

angelo bingung dengan perasaannya saat ini, dia tak pernah merasa begitu nyaman,damai dan tenang seperti sekarang.

"aihh,, apa yang terjadi sama gua, kenapa gua seneng banget liatin nih anak tidur, masa gua beneran suka sama nih anak" gumam angelo sendiri

mobil angelo terus melesat melewati jalanan yang mulai tampak terang dengan sinar-sinar lampu, yang menandakan hari sudah mulai gelap

angelo tetap stabil mengemudikan mobilnya, tanpa mengganggu tidur mila sedikit pun.

ketika mobil memasuki jalan mawar, angelo menghentikan mobilnya di pinggir jalan

"heh gadis sombong bangun, rumah lo yang mana" ucap angelo membangunkan mila

tak ada respon dari mila, "heh gadis sombong bangun" ucap angelo lagi, tangannya menyentuh pundak mila

"aishh nih anak tidur apa pingsan, di bangunin diem aja" gerutu angelo

angelo mendekatkan wajahnya ke wajah mila

srushh... bau parfum bulgari rose tercium dari badan mila

angelo beringsut mundur dari mila, wajahnya memerah

"sial, sial, sial kenapa deh gua, nyium parfumnya aja udah gak karuan gini rasanya" gerutu angelo menutupi wajahnya

ctak.... angelo menjitak kening mila, "bangun putri tidur kita sudah sampai" teriak angelo keras-keras

"eumm,,," terdengar suara dari arah mila, matanya berkedip - kedip, menengok ke arah angelo

"kita dimana? " ucap mila membenarkan posisi duduknya

"kita udah sampai di hotel putri tidur" celetuk angelo dengan senyumnya

"hah,,, hotel, ngapain ke hotel " jawab mila kaget celingak - celinguk

"udah bangun kan sekarang? gua tanya rumah lu dimana?" tanya angelo tenang

"emang kita ada di mana sekarang?" tanya mila lagi

"aishh, nih anak tinggal bilang aja napa rumah lu dimana, tar gua anterin ke depan rumah lo, gitu aja repot amat dah" ucap angelo

"y gua tanya kita di mana sekarang, tar gua kasih tau rumah gua " jawab mila

"kita udah sampai di jalan mawar, sekarang ke arah mana rumah lu" tanya angelo lagi

ceklek... suara pintu mobil terbuka, mila melangkahkan satu kakinya ke luar

"udah, sampai sini aja, makasih udah nganterin" ucap mila

"tunggu...." angelo menarik tangan mila, mila berbalik menengok angelo

"kenapa lagi?" tanya mila

dengan hitungan sepersekian detik, bibir angelo menyentuh bibir mila, mila mendelik kaget di buatnya

"sialan lu" mila mengangkat tangannya, hendak menampar angelo, namun tangan angelo dengan sigap menahannya, mila menatap angelo dengan marah

mila meninggalkan angelo dengan membanting pintu mobilnya, brukk.... suara pintu di banting

meninggalkan angelo yang tertunduk pada kemudi mobilnya.....

episode 3

“aku pulang….” Teriak mila membuka pintu rumahnya

“dari mana aja kamu nak?” sambut lelaki berusia 30 tahun bertubuh kurus, pak maman ayah mila

“mila tadi ada kegiatan di sekolah pa jadi pulang telat” ucap mila menjelaskan

“hmmm… kegiatan sekolahmu beda sama linda ya” tanya pak maman

“iya kebetulan kegiatan kita beda jadi dia pulang duluan” jawab mila sembari menanggalkan sepatunya

“hmmm… ya sudah sana kamu ganti baju terus makan”

“iya pa, adit dimana pa?” tanya mila menatap bapaknya

“adit katanya juga pulang telat kemarin udah ijin sama bapak”

“ngapain lagi tuh bocah udah dua hari pulang telat terus”

“mungkin di sekolahnya juga lagi ada kegiatan sama kaya kamu, udah gih sana ganti baju” ucap pak maman melihat mila

“iya pa, mila ke kamar dulu” sembari berjalan meninggalkan pak maman di ruang tamu

Di dalam kamar, mila mencari ponselnya,

“kirim pesan ke linda dulu kali ya” ucap mila berbicara pada dirinya sendiri

“woy lin lagi ngapa lu” ucap mila didalam pesan

Mila melemparkan ponselnya ke atas kasur, ia mulai menanggalkan pakaiannya, mengganti dengan yang baru, sembari menunggu jawaban pesan dari linda sahabatnya

“aish lama amat deh nih anak bales pesan gua” gerutu mila melihat ponselnya

“ah bodo amat lah” ucap mila kesal sembari meninggalkan ponselnya

Mila berjalan ke luar kamarnya menuju dapur bersiap untuk makan,

“aku pulang…” terdengar teriakan dari arah ruang tamu

Terlihat cowok bertubuh tinggi, berkulit putih, dengan warna mata coklat kehitaman, berdiri di sana, adit adik mila

“darimana aja lu” ucap mila menyambut adiknya

“bukan urusan lo” jawab adit cuek

Mila mendekatkan dirinya ke wajah adit “ gua tanya lu darimana?” ucapnya lagi

“apa sih urusan lo sama gua”

“urusan gua ya ada, lu adik gua, gua perlu tau apa yang lu lakuin selama dua hari ini” ucapnya menatap wajah adiknya

“arghhh, cerewet banget sih jadi orang, gua dari sekolah kenapa” jawab adit mulai kesal

“bohong!!!...” bentak mila

“boong apaan deh, dah minggir-minggir gua mau lewat” ucap adit mengusir mila dengan tangannya

Plak…. Mila menampar adiknya yang berlaku tak sopan padanya, kegaduhan mereka berdua mengundang pak maman yang berada di kamarnya keluar

“ada apa ini” tanya pak maman

“tau nih kakak nampar adit pa” jawab adit menjelaskan

“gua tanya lu dari mana, lu boong kalo dari sekolah, mulut lu bau rokok, lu gak bisa bohongin gua” teriak mila

Pak maman mendekati adit, di tatapnya wajahnya, tangannya menyentuh pundak putranya yang tertunduk

“benar nak? Apa yang di katakana kakakmu?”

Adit diam, di angkatnya wajahnya dengan perlahan menatap lelaki paruh baya di depannya sekilas, adit pun berlari meninggalkan bapak dan kakanya di ruang tamu

“woy adit, jawab dulu pertanyaan bapak” teriak mila

“udah-udah biarin aja, dia udah gede, biarin dia sendiri” ucap pak maman menenangkan putrinya

“aish gak bisa kaya gitu dong pa, dia salah udah gak sopan sama bapak”

“gapapa, kita tanya kalo dia udah tenang”

Mila menghela nafasnya dengan panjang, mengajak bapaknya untuk makan bersama, membiarkan adit di kamarnya sendiri

Suasana meja makan sederhana rumah mila begitu kontras dengan cahaya lampu yang tak begitu terang, sudah hampir 1 tahun suasana meja makan itu tampak begitu dingin tanpa kehadiran sesosok wanita yang senyumnya bersahabat, yang begitu penuh kasih sayang dan selalu menghadirkan suasana hangat itu

Seorang wanita yang mereka panggil ibu, terahir kali mila bertemu dengan ibunya adalah ketika ia berusia 17 tahun,dengan langkah terburu-buru ibu mila meninggalkan rumah kecil itu tanpa berpamitan padanya

Mila pernah berfikir ibunya sudah lelah hidup menjadi orang miskin mengurusi dua anak yang mulai beranjak dewasa, dengan segala tuntutan kehidupan yang berat, sejak saat itu sikap mila perlahan menjadi berubah, dari yang sangat ceria menjadi dingin tanpa senyum menghiasi bibirnya

Walau begitu mila sangat menyayangi adik dan bapaknya,namun ia bingung dengan kelakuan adiknya hari ini, tak biasanya adit berlaku tak sopan padanya dan bapaknya

“Pasti ada yang tidak beres dengan adiknya saat ini, bagaimana pun dia harus menanyakan akan sikapnya hari ini pada adiknya”, pikirnya yang telah selesai makan

Tok…tok…tok

“dek, dek ini kakak” ucap mila dengan lembut, sunyi, tak ada jawaban dari kamar adiknya

“dek.. maafin kakak”

Ceklek… pintu terbuka, mata adit merah seperti habis menangis

“maafin kakak ya tadi udah kasar” ucap mila memeluk adit

Adit diam, matanya berkaca-kaca, dia merasa bersalah pada kakaknya,

“adit juga minta maaf kak, udah gak sopan sama kakak” adit mulai terisak

“iya iya gapapa, kamu jangan kaya gitu lagi ya, kalo ada apa-apa omongin sama kakak dan bapak ya” tangan mila mengelus-elus punggung adiknya

Adit mengangguk, mengiyakan ucapan kakaknya, hatinya merasa tersentuh dengan apa yang di perbuatnya selama dua hari ini,suasana rumah kecil itu perlahan mulai tenang dan hangat

Sementara itu,

Deru mobil angelo telah memasuki perumahan elit di jalan garuda, mobilnya berhenti tepat di depan pagar besi berwarna ke emasan, seorang satpam yang melihat lampu sorot dari mobil angelo berlari membukakan pagar

Srett….. ceklek angelo memarkirkan mobilnya di bagasi samping rumahnya, mukanya berseri-seri bagai mendapat hadiah istimewa, ia berjalan sambil bersenandung

“girang amat lu kesambet apaan” ucap seorang cowok tampan mengenakan kacamata lengkap dengan buku komik di tangannya, mahasiswa tingkat dua universitas ternama di jakarta, dimas kakak angelo, dia duduk di sofa tak jauh dari pintu

“ck, mau tau aja lu bang, kapan balik?” tanya angelo berjalan mendekat ke arah abangnya

“ tadi jam 4 sore, dari mana aja lu jam segini baru pulang?” dimas memandang adiknya yang perlahan menjatuhkan dirinya ke atas sofa

“aishh nyamannya, eh bang bagi cemilan dong”

“nih bocah di tanya darimana malah minta cemilan, budeg yah” dimas memukul kepala angelo dengan komik di tangannya

“ishhh, sakit tau bang, mau tau banget yah sama urusan gua” ucap angelo mengelus-elus kepalanya

“halah preman ko di pukul pake buku komik segede upil bilang sakit, ck” dimas meledek angelo

“lah emang sakit, sini gantian”

“enak aja, minggir sana, btw dari mana lu girang banget” dimas menutupi wajahnya dengan tangan

“dari rumah temen, eh bang ayah sama bunda di mana?”

“halah temen apa temen, eh ayah udah nungguin lo tuh di ruang baca siap-siap aja lu di gampar.hahaha” ledek dimas

“ck, punya abang ko waras banget si yak nasib-nasib, kalo bunda dimana?” ucap angelo menggeleng-gelengkan kepala

“ihh sembarangan aja lu ngomongnya,bunda ada di dapur lagi bantuin si mbok nyiapin makan, udah sana samperin ayah?”

“iya iya deh gua samperin nih” ucap angelo bangkit dari duduknya

“eh adek abang yang paling ganteng” ledek dimas

“paan lagi bang”

“jangan lupa bawa payung, kalo lu di gampar bisa ngumpet tuh di belakang payung. Hahaha” dimas tertawa lepas menjahili adiknya

“kampret lu ya bang” angelo melemparkan bantal di sofa ke wajah kakaknya, berlari meninggalkan kakaknya yang bersiap melemparkan bantal kepadanya

Kakinya berjalan menaiki tangga rumahnya menuju ruang baca, ada perasaan sedikit takut di hati angelo, meskipun tampilannya bad boy tapi kalau di rumah dia akan berubah jadi anak yang baik sedikit manja jika sudah berurusan dengan bundanya

Tok…tok…tok..

“ini angelo pah” ucap angelo dengan posisi tangan menyentuh pintu

“masuk gak di kunci” terdengar suara dari balik pintu

“habis sudah, apa bawa payung aja ya seperti saran abang” gumam angelo

Ceklek… pintu terbuka, terlihat seorang lelaki berjanggut, dengan rambut yang sudah mulai beruban lengkap dengan kaca mata berlensa, sedang duduk membaca buku,pak William kepala sekolah SMA venus sekaligus ayah angelo

“darimana aja kamu jam segini baru pulang” tanya pak William

“engg… dari rumah temen pa” jawab angelo

“jam segini baru pulang dari rumah temen, ngapain aja di sana?” kini pak William menatap tajam ke arah putranya

“ngerjain tugas pa” jawab angelo beralasan

“mana mungkin anak seperti kamu ngerjain tugas, berangkat sekolah aja udah syukur, emang dikira papamu bisa di bodohin sama kamu” ucap ayah angelo menatap lekat-lekat putranya yang tertunduk

“angelo tau angelo anak bandel suka bolos, tapi angelo beneran ngerjain tugas di rumah dani”

“baik papa telepon dani sekarang”

“duh mampus, ni mulut napa dah cari alasannya gak mutu banget” ucap angelo dalam hati

Pak William mengambil ponselnya, tut….tut…tut…

“hallo” ucap pak William

“hallo om selamat malam, ada apa yah?” tanya suara di ujung telepon

“apa benar tadi angelo ngerjain tugas di rumahmu”

“eum, iya om tadi angelo disini sama aku” jawab dani

“oh ya sudah kalo gitu, terimakasih “ tut, pak William mematikan teleponnya

“aduh mampus,mampus ngomong apaan dah tuh anak” mulut angga komat kamit tertunduk, pak William melihat ke arah putranya

“hmmm… ya sudah kali ini papa maafin kamu” pak William membuka kacamatanya

“yes, untung dah tuh anak lagi baik” ucap angelo dalam hati, wajahnya sangat senang

“ya udah sana mandi, terus makan, papa tunggu di meja makan”

“iya siap papa” angelo nyengir

Dengan cepat melangkahkan kakinya keluar dari ruang baca, kalo gak cepet-cepet keluar takut ayahnya berubah pikiran, berlari menuruni tangga, tampak kakaknya masih duduk di sofa seperti menunggu melihat ekspresinya, mendengar langkah kaki gaduh kakanya menengok ke arahnya

“gimana rasanya di gampar” ledek dimas

“hahaha mana mungkin ayah berani gampar angelo” angelo tertawa lepas

“gua aduin loh ke ayah”

“sialan lu bang, dah ah gua mau mandi, lu di suruh nunggu ayah di meja makan” ucap angelo meninggalkan kakaknya menuju ke arah kamarnya

Angelo membuka pintu kamarnya, sesuatu terbang ke arah dirinya

“arghhhhh….” Teriak angelo

“apaan dah tuh bocah” dimas berlari menghampiri angelo

“apaan, berisik amat” ucap dimas berdiri di samping angelo

“bantuin gua bang sumpah” angelo menarik dimas ke depan

“paan sih nih anak, emang ada apaan” dimas berjalan masuk ke dalam kamar,seekor kecoa tergeletak dengan posisi terbalik

“eh elah cuma kecoa aja hebohnya udah kaya liat hantu, gak malu sama posisi ketua preman lu” ledek dimas, sambil mengambil kecoa itu

“paan sih bang gua bukannya takut, tapi geli sumpah,mending liat hantu deh gua daripada ketemu tuh hewan, dah cepet buang” perintah angelo berjalan mundur

“iya, iya gua buang” dimas berjalan meninggalkan angelo yang bergidig melihat kakaknya memegang kecoa

Dengan segera angelo bergegas mandi, di lanjutkan dengan makan bersama keluarganya.

setelah selesai makan malam angelo masuk kembali ke kamarnya, menghempaskan tubuhnya ke atas kasur

"sungguh, nikmat mana lagi yang kau dustakan" gumam angelo menatap langit-langit kamarnya, tergambar jelas wajah cantik mila di sana

"aish bego, gua udah gila kali ya, bisa-bisanya wajah tu anak nongol di sana" angelo menutup wajahnya dengan satu tangannya

yang jelas angelo telah jatuh cinta pada mila, sikapnya yang cuek, dingin menjadi magnet tersendiri bagi angelo

di posisi yang sama,

mila berbaring sambil menatap langit-langit kamarnya, lampunya yang redup sangat menyejukan pandangan matanya

tergambar wajah angelo yang tampan di sana, bahkan sampai adegan ciuman yang di lakukan angelo pun ikut tergambar di sana bagaikan melihat rekaman dirinya sendiri

plak...plak...plak mila menepuk-nepuk pipinya sendiri

"aish kenapa sih sama gua, bisa-bisanya mikirin si preman, ayo sadar mila, kamu gak boleh masuk jebakannya" ucap mila pada dirinya sendiri

terdengar lagu asing dari arah ponselnya, tut

"woy mila diem-diem bae, masih hidup kan lu" teriak suara dari ujung telepon

"aishh, sembarangan aja lu ngomongnya, lu mau gua mati? kalo gua mati pasti lo orang pertama yang gua temenin tidur" ledek mila

"ish sialan lu mil" gerutu linda

"orang lu sendiri yang godain gua."

"yaya deh gua salah sorry kalo gitu, btw gua udah bales pesan lu, lu gak bales-bales"

"hah apa lu bales pesan gua? masa, ko gua gak tau"

"lu tidur yah, liat dulu baru ngomong"

"hehehe iya sorry, lagian lu balesnya lama banget gua sampe lumutan nunggunya"

"sorry sorry deh gua sibuk tadi jadi gak bisa bales cepet-cepet"

"halah alesan, sibuk lo paling tidur atau kalo gak ngupil paling'" ledek mila

"bener-bener lu ya mil kalo ngomong, suka bener aja deh" jawab linda tertawa

"eh, eh btw lu ada apaan telepon gua" tanya mila pada sahabatnya

"heh mil lu tau gak cowok ganteng di kelasnya angelo selain angelo sama dani?"

"eheh, kenapa emang?"

"gua lupa bilang sama lu tadi siang, dia minta nomor hp lu, kasih kagak"

"aish gak usah lah, buat lu aja sana"

"beneran nih mil lu kasih dia cuma-cuma ke gua"

"ya bener lah buat lu aja, lagian hidup gua udah cukup susah dengan datangnya si preman, gua gak mau nambah-nambah lagi" gerutu mila kesal

"emang kenapa sama si angelo" tanya linda menyelidik

"dia nembak gua masa"

"terus, terus lo terima gak"

"ish nih anak seneng amat dah dengernya, gua gak kasih jawaban sama tuh anak, tapi dia maksa gua gimana dong"

"ya udah si jalanin aja dulu, kamu ikutin alurnya dia aja" linda dengan tenang memberi saran

"lu ngomong mah gampang,coba sini lu jadi gua rasain sendiri"

"iya iya gua tau lo sebel sama tuh anak, tapi kalo lo ngehindar juga lu yang susah sendiri kan"

"iya iya, ya udah deh makasih loh saran lu gua gunain deh, ya udah buru tidur dah malem banget"

"ya udah sampai besok ya" tut linda mematikan teleponnya

mila memposisikan dirinya untuk segera tidur dengan tenang dan nyaman, matanya terpejam perlahan

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!