Di suatu Desa terpencil di Pulau Bali, seorang gadis bernama singkat Mei, gadis berusia 15 tahun yang memiliki ambisi untuk mengubah dunia walau dirinya memiliki banyak kekurangan.
Hingga saat dirinya sedang terpuruk karena siksaan Kakaknya, Mei berjalan tanpa arah di jalanan, Mei tak tau harus bagaimana, namun tiba tiba dirinya mendengar tangisan bayi, Mei mencarinya dan memukan seorang bayi laki laki kecil,
"Wah bayi," Mei
Mei menggendong bayi itu,
"Kasihan sekali, hm bagaimana jika aku merawatmu saja, baiklah, sekarang kau adalah milikku. Dan namamu adalah Putu Eka Putra Galung, kamu adalah Bulkrish, BulkrishKu," Mei
Tiba tiba Ayah Mei datang,
"Mei ayo kita pulang, Kakakmu emang sudah tak waras, sekarang kamu bisa pulang," Ayah
"Pa, aku mau bawa bayi ini pulang," Mei
"Jangan mengada ngada, cepat buang bayi itu," Ayah
"Kumohon Pa, aku akan menjaganya dengan baik, aku akan menabung buat membeli susunya, aku yang akan bertanggung jawab, kumohon Pa, kasihan bayi ini," Mei
"Baiklah, tapi itu adalah tanggung jawabmu oke," Ayah
"Hm iya," Mei
Mei pun pulang kembali ke rumah membawa bayi itu.
.
Mei merawatnya dengan baik, walau Ayahnya sebelumnya tak setuju namun Ayah Mei adalah orang yang baik, Ayahnya Mei membantu Mei menjaga Bulkrish.
.
.
.
15 tahun kemudian, Mei sudah menjadi wanita dewasa dengan pekerjaan hanya sebagai guru SD dan seorang penulis novel, dengan tambahan biaya dari uang pensiunan Ayahnya dan Ibu tirinya, Mei bisa hidup.
Sedangkan Bulkrish menjadi remaja yang tampan dan cerdas, bahkan diusianya yang ke-15, Bulkrish sudah lulus kelas 1 SMA, itu membuat Mei bangga, Bulkrish yang dilatih keras oleh Mei juga menjadi pria tangguh, walau umur 15 tahun, Bulkrish memiliki banyak piala dan medali dari beragam bela diri, bahkan Bulkirsh memiliki sabuk hitam karate saat usia 8 tahun.
Bahkan, selama 10 dirinya bersekolah, 5 tahunnya, Bulkrish sediri yang memenuhi biaya sekolah dan kebutuhannya dengan menjual jawaban pr untuk teman temannya dan juga sebagai berbagai bidang yang cukup menghasilkan banyak uang untuk anak usia 15 tahun ditambah dengan uang hasil menang lomba dan pertandingannya.
Kasih sayang Mei membuat Bulkrish timbul rasa cinta, cinta yang di selimuti oleh obsesi luar biasa, walau sudah tersiksa karena dipaksa pintar dan kuat, Bulkrish memenuhi semua itu untuk membuat Mei puas, bahkan Bulkrish memiliki motto "Mei adalah segalanya bagiku dan aku hanya milik Mei".
.
.
.
Hingga suatu hari, saat Mei baru pulang kerja, Mei melihat Bulkirsh sudah dirumah,
"Mei, kamu sudah pulang," Bulkirsh
"Bulkrish, kau tak sekolah??" Mei
"Sekarang hari sabtu, hanya SD aja yang masuk," Bulkrish
"Oh iya ya, aku lupa, sudahlah aku cape," Mei
"Mei," panggil Bulkrish
"Hm?" Mei
"Ini," Bulkrish
Bulkrish memberikan sesuatu,
"Apa ini??" Mei
"Ponsel, ponselmu kan rusak," Bulkrish
"Kenapa kau membeli barang seperti ini sih," Mei
"Yaaa aku melihat ponselmu rusak jadi aku belikan saja itu untukmu," Bulkrish
"Lalu kau?? Ponselmu kan rusak juga," Mei
"Ponsel ini pemberianmu, aku tak mau menggantinya sampai kapanpun, kalau rusak, aku tinggal benarin saja," Bulkrish
"Jangan mellow, tapi terima kasih ya, bagaimana hari ini kita makan di luar," Mei
"Boleh, aku baru gajian juga," Bulkrish
"Simpan untuk dirimu saja," Mei
Mei mengeluarkan dompetnya dan mengeluarkan uang 300ribu,
"Uang jajanmu sebulan," Mei
"Ta-Tapi-" Bulkrish
"Ambil saja, jika aku butuh uang aku akan meminta darimu, Mei
Mei menyerahkan uang itu ke Bulkrish lalu pergi,
"Aku akan simpan," Bulkrish
Bulkrish mengambil celengannya namun sudah tak muat, Bulkrish mencoba mencari lagi namun tetap sudah penuh semua,
"Lahhh penuh semua," Bulkrish
"Ck ck,"
Bulkrish melihat Mei yang baru selesai mandi dan hanya berbalut daster yang masih agak basah,
"Kamu udah penuhi kamar ini dengan celengan berisi tau," Mei
"Maaf," Bulkrish
"Baiklah, senin kayaknya libur, bagaimana kita ke bank?? Kau harus buat atm atau gak semua rumah ini jadi celengan berisi," Mei
"Baiklah," Bulkrish
Mei pergi ke lemari,
"Mei, kenapa kamu menamaiku Bulkrish??" Bulkrish
"Sudah kubilang jangan menanyai hal gak berguna nan bodoh itu Bulkrish, sebaiknya kamu bersiap, kita akan makan di luar, tapi bakso aja yang murah murah, gajihku kan sedikit," Mei
"Iya, gak apa kok, aku senang jika kamu senang," Bulkrish
Mei tersenyum.
.
.
.
Setelah bersiap, mereka berangkat dengan motor Bulkrish, sampai di dagang bakso langganan Mei dan Bulkrish, mereka memesan seperti biasa,
"Bulkrish," Mei
"Hm?" Bulkrish
"Kau sudah besar dan bisa mencari nafkah sendiri, apa kau-" Mei
"Tidak," potong Bulkrish
Bulkrish menatap Mei,
"Aku tidak mau meninggalkanmu, jika 15 tahun lalu kamu meninggalkanku, aku pasti sudah mati, aku tak akan meninggalkan nyawaku," Bulkrish
"Kamu akan mengikutiku??" Mei
"Kemana pun, aku akan melindungimu, jika kamu mati maka pada saat itu, aku akan tiada juga," Bulkrish
"Kau tak akan menikah??" Mei
"Aku akan menikahimu," Bulkrish
Mei tertawa pelan,
"Kau? Menikahiku?? Bercermin dulu Bulkrish, kau itu hanya bocah ingusan, jangan sembarangan bilang akan menikahiku, lagipula- aku sudah punya kekasih, sudah 5 tahun kami pacaran, sepertinya ini saatnya kami menikah," Mei
"Apa dia pantas untukmu??" Bulkrish
Mei menatap Bulkrish
"Pantas tak pantas aku harus tetap menikah, Papa sudah marah marah karena aku belum menikah sampai sekarang," Mei
"Tidak boleh, kamu masih pacaran dengan orang itu, dia bukan pria yang baik," Bulkrish
"Apa buktinya?? Kau selalu saja menyebutnya pria yang tak baik," Mei
Bulkrish memperlihatkan sebuah foto dari medsos,
"Apa ini??" Bulkrish
"Itu hanya sepupunya, apa yang salah dengan pelukan sama sepupu??" Mei
Bulkrish mengotak atik ponselnya,
"Lihat, ini dari google maps terbaru dan beruntung kamu bisa melihat wajah asli dari balik topengnya," Bulkrish
Mei terkejut melihat apa yang ia lihat,
"Ugh!! Untungnya aku sudah biasa sakit hati, sudahlah, tinggal buang seperti yang lain," Mei
"Keputusan yang bijak Mei," Bulkrish
"Syukurlah aku masih memilikimu Bulkrish, kau akan menjadi kesayanganku selamanya," Mei
Mei memeluk Bulkrish dan mereka melanjutkan makan bersama.
.
.
.
Saat sudah larut malam, Mei dan Bulkrish pulang dan langsung masuk ke kamar, kamar Mei dan Bulkrish yang menjadi satu membuat mereka harus tidur dalam satu kasur,
"Mei, tipe cowok apa yang paling kamu sukai?" Bulkrish
"Yang pasti itu, dia harus kaya raya, tampan, pintar, tinggi, putih, manis, pintar beladiri, setia dan penurut," Mei
Bulkirsh memejamkan matanya untuk sekejap,
"Apa pria muda juga tipemu??" Bulkrish
"Tidak, sejak kapan aku suka pria muda, emang aku pedofil, aku lebih suka yang jauh lebih tua dariku," Mei
"Benarkah?" Bulkrish
"Tentu saja, sudahlah aku ngantuk mau tidur," Mei
Mei mempunggungi Bulkrish, Bulkrish menatap Mei,
"Apa aku memang tak ada dihatimu?? Apa kamu benar benar hanya mengasihiniku," bathin Bulkrish.
5 tahun kemudian, hari berlalu begitu cepat, umur Bulkrish sudah menginjak 20 tahun dan Bulkrish sedang disibukan dengan pendidikan kemiliterannya atas perintah Mei.
Mei sendiri menikmati waktunya seperti biasa, Bulkrish selalu memanjakan Mei bahkan Mei sedang kuliah karena Bulkrish membiayainya.
Keluarga Mei hidup cukup bahagia dan tanpa kekurangan keuangan, bahkan saat hutang Ayahnya Mei yang mencapai 5 M langsung di lunasi oleh Bulkrish.
.
.
.
Hingga suatu hari, Bulkrish sedang belajar di ranjang, Mei datang dan langsung rebahan di ranjangnya,
"Kamu kenapa??" Bulkrish
"Bulkrish, ternyata susah juga ya, kuliah sambil kerja," Mei
"Kalau gitu berhenti saja kerja, lagian keluarga kita gak kekurangan lagi," Bulkrish
"Hm, tapi kamu kasihan menanggung semuanya sendiri, kamu kan juga masih kuliah," Mei
"Terus?? Aku gak ngerasa cape, aku udah biasa," Bulkrish
Mei pindah ke ranjang Bulkrish, dan tiduran di atas Bulkrish yang sedang baca buku, Bulkrish menyingkirkan bukunya dan menempatkan kepala Mei di dadanya,
"Bulkrish, aku mau kau membuat satu kamar lagi," Mei
"Hm?" Bulkrish
"Kita tak bisa selamanya sekamar," Mei
"Aku tak mau, jika kamu merasa ranjangku membuat kamar sempit, aku akan tidur di lantai saja, kamu bisa menyingkirkan ranjangku," Bulkrish
"Lahh, bukan gitu, aku ingin kamu terbiasa tanpaku, kamu sudah masuk usia dewasa, kamu harus menikah," Mei
"Aku akan menikahimu," Bulkrish
"Sudah 17 tahun sejak kau bisa berbicara lancar dan kau terus mengatakan akan menikahiku, dan aku jadi terkekang karena itu," Mei
Bulkrish memeluk Mei,
"Aku akan menjadi apa yang kamu inginkan Mei supaya kamu mau menungguku," Bulkrish
"Ahh, aku tak mau," Mei
Mei mengeluarkan ponselnya,
"Oh ya, aku menemukan titik terang dari Keluarga Aslimu," Mei
"Apa??" Bulkrish
"Ternyata kamu anak dari Keluarga Kaya tau dan mereka tinggal di Jakarta, tapi kenapa kamu dibuang yaa??" Mei
"Aku sudah tak perduli," Bulkrish
"Ugh!! Sudalah kau cepat lulus S3mu dan ikut aku ke Jakarta, kita akan mencari orang tuamu, setidaknya aku harus tau kenapa mereka membuangnu," Mei
"Tapi-" Bulkrish
"Jangan melawan. Oh ya, besok Dinara Mumuk dan Keponakanku yang lain akan datang," Mei
"Termasuk- Aji??" Bulkrish
"Tidak tau, aku sudah melarangnya pulang dari Amerika, jika kalian di satukan dalam ruangan pasti hanya jenazah yang keluar, aku tak mau," Mei
"Dia terlalu terobsesi padamu, aku membenci sifatnya itu, karena dia bisa sekolah di Amerika, jika kamu memberi perintah, aku bisa lebih dari dia, tapi kamu menyuruhku tetap di Bali, aku menurutimu," Bulkrish
"Lahhh kan keputusanku benar, jika kau ke Amerika 5 tahun lalu maka siapa yang membayar hutang Papa," Mei
"Hahaha, benar juga," Bulkrish
"Sudahlah aku mau tidur," Mei
Bulkrish mengelus kepala Mei dengan lembut, Mei perlahan tertidur dan tetap diatas Bulkrish tanpa memikirkan berat badannya, Bulkrish sendiri tak keberatan dan tersenyum,
"Mei, aku mencintaimu," bathin Bulkrish
Bulkrish memeluk Mei agar Mei tak jatuh dari atasnya.
.
.
.
Kebesokannya, Bulkrish sudah siap di depan cermin, Mei baru terbangun dan melihat Bulkrish,
"Hei kaca itu bisa pecah di tatap pria tampan sepertimu," Mei
"Sekarang kamu libur kan?? Aku harus ke kampus sekarang, aku sudah menyiapkan sarapan, makan siang juga udah ada di kulkas, aku sudah menyiapkan uang saku untuk hari ini, aku simpan dalam lemari, jika kamu mau jajan pakai aja itu, aku mungkin akan pulang terlambat, jadi jangan menungguku ya," Bulkrish
"Kamu sudah seperti suami aja, udahlah pergi ke kampus sana," Mei
Bulkrish mengambil tas besarnya,
"Baiklah, aku berangkat ya, jangan lupa makan Mei," Bulkrish
Bulkrish pergi, Mei mendengar Bulkrish berpamitan pada Ayahnya lalu terdengar suara motor Bulkrish, Mei lalu membongkar berkas penting dari koper rahasia Bulkrish, Mei melihat buku tabungan Bulkrish yang beragam dengan nominal yang tak biasa,
"Dari mana Bulkrish dapat uang sebanyak ini, bahkan apa ini, black card?? Anak kuliahan yang pekerjaannya hanya membuat pr orang lain dan juga pekerja panggilan mempunyai black card, jangan jangan-" Mei
Mei melihat buku tabungan miliknya yang sudah lama ia tak jumpai,
"Wahhh pantas aja aku selalu bisa gesek uang sesukaku, ternyata Bulkrish mengisinya melebihi perkiraan, hm kalo gitu aku bisa beli emas sesukaku juga," Mei
Mei tersenyum senang.
.
.
.
Disisi lain, sesampainya Bulkrish di Denpasar, Bulkrish sampai di sebuah mansion besar, Bulkrish masuk ke dalam sana, dan berjumpa dengan seseorang yang duduk di kursi megah di suatu ruangan,
"Kenapa kau mengganggu Mei?? Jika kau memang mau aku kembali, kau bisa langsung menemuiku," Bulkrish
"Ahhh, memang susah ya jika berbicara denganmu, jika aku tak memberikan sedikit informasi pada Wanita gemuk itu, kau tak akan datang kemari Asa- ah tidak Eka Putra Galung,"
"Jangan ganggu Mei lagi, jika kau melakukan itu lagi, aku tak akan segan menghabisimu, Kakak Dewa," Bulkrish
Putra Dewa Raja atau panggilannya Dewa ialah Kakak Kedua Bulkrish,
"Dewa Maha Asaputra, itu adalah nama aslimu Eka, kau adalah Bungsu Keluarga Dewa, Ayah sudah mencarimu selama 17 tahun, namun setelah tau kamu diadoksi oleh seorang biasa, menurut Ayah itu adalah hal yang baik ditambah saat itu terjadi perang besar antar dua grup mafia, sekarang sudah baik baik saja, sudah semestinya kau kembali," Dewa
"Aku gak mau, tanpa Mei, aku tak akan bisa hidup," Bulkrish
"3 tahun lalu setelah Ayah menemuimu, kau selalu mendapatkan kiriman uang banyak dari Ayah karena gak mau kau kesusahan, diantara kita 3 bersaudara hanya kau saja satu satunya yang pernah mendapat perhatian Ayah, seharusnya kau bersyukur, Ayah mati matian mencarimu bahkan satu dunia bergetar karena itu," Dewa
"Aku malah bersyukur karena aku di buang saat dulu, atau gak, aku gak tau apa yang akan terjadi," Bulkrish
Saat Bulkrish akan pergi,
"Jika kau atau orang orangmu ataupun yang lain dari Keluarga Dewa menyentuh Mei sampai menyakitinya, aku tak akan segan menghabisi kalian semua. Aku tak akan kembali, kecuali Boss Tertinggi menerima Mei sebagai calon menantunya," Bulkrish
Bulkrish pergi,
"Anak itu memang benar benar," Dewa
Dewa mengambil ponselnya,
"Ayah, Ayah dengar sendiri kan, Anak kesayangan Ayah hanya akan kembali jika wanita bernama Mei itu menjadi calon menantu Ayah," Dewa
"Mei sudah berumur 30 tahun lebih, bagaimana jika-" Ayah
"Aku gak mau, aku hanya mencintai Reya," potong Dewa cepat
"Baiklah, aku akan menjodohkan Bara dengan Mei, Asa tak mungkin menginginkan menikah dengan wanita yang lebih tua 15 tahun darinya," Ayah
"Aku gak tau, aku hanya tau, jika tatapan Asa kepada Mei adalah tatapan cinta, walau aku tak menyukai Asa, tapi aku lebih tak menyukai orang yang menghalangi cinta sepasang kekasih. Hm aku tutup teleponnya ya Ayah, aku masih sibuk," Dewa
Dewa menutup teleponnya.
Besokan harinya, Mei menyiapkan sebuah meja besar untuk para Keponakannya di kamar tidurnya, saat mereka sudah datang, mereka membawa banyak sekali makanan,
"Wahhh banyak sekali makanan, kalian memang tau kesukaanku," Mei
"Btw, kemana tuh Si Bulkrishmu KaMei?? Biasanya selalu kayak anjing terikat rantai dengan," Dinara
"Ekhm!! Jangan ngomongin di belakang,"
Bulkrish tiba tiba keluar dari kamar mandi dengan rambut yang masih sedikit basah,
"Aduh Bulkrish, lantainya kan jadi basah," Mei
Mei menarik Bulkrish agar duduk dan Mei mengeringkan rambut Bulkrish dengan handuk,
"Kamu ini, apa gak malu hm, selalu bermanja manja seperti ini," Mei
"Lahhh aku hanya malas handukan aja," Bulkrish
"Oh ya Cemumuk, kudengar kau juara satu karate wanita??" Mei
"Jangan panggil aku Mumuk Ka, namaku tuh Dinara, D-I-N-A-R-A, ugh!! Oh iya, aku dapat mendali emas," Dinara
"Hanya tingkat Kabupaten aja bangga, aku yang tingkat dunia dan seasean game aja biasa aja," Bulkrish
"Hei jaga perkataanmu Eka," Dinara
"Semua orang juga tau kaleee kalau kau itu memenangkan beberapa mendali di asean game tahun lalu," Derick
"Sudahlah jangan bertengkar, Mumuk-Derick kalian baru pulang setelah sebulan, kalian tak boleh selalu bertengkar," Mei
Mereka terdiam dan memakan makanan di meja, tiba tiba ada yang mengetuk pintu, Mei membukakannya,
"Aji," Mei
Laki laki bernama Aji tersenyum lebar dan langsung memeluk Mei,
"Aku merindukanmu Mei," Aji
Bulkrish dan lainnya jelas terkejut, Bulkrish langsung bangun dan memisahkan mereka berdua, Bulkrish mendorong Aji hingga terjatuh ke lantai, Bulkrish membawa Mei ke belakang punggungnya,
"Jangan menyentuh Mei, Mei milikku," marah Bulkrish
Aji berdiri,
"Sudah 10 tahun dan kau masih menyebalkan, kau itu bukan siapa siapa!! Bahkan kau tak ada hubungan apapun dengan keluarga ini," Aji
"Lalu kenapa?? Diantara keluargamu dan aku, akulah yang tetap di rumah ini, jadi apa gunanya hubungan Keluarga jika tak kepedulian," Bulkrish
"Bulkrish sudahlah, jangan berkelahi," Mei
Mei memegang erat lengan Bulkrish,
"Aji, kenapa kau datang sih?? Kan Kaka belum menyuruh kau kembali," Dinara
"Aku dengar, Mei membuat pesta para keponakan, aku juga salah satunya, jadi aku bisa ikut di pesta, dan yang harusnya gak datang itu adalah dia," Aji menunjuk Bulkrish
"Aji-" Bulkrish
"Sudah cukup!!" potong Mei
Mei keluar dari belakang punggung Bulkrish,
"Aji, aku menganggap Bulkrish itu segalaya dan memang kau tak terundang disini, jadi kau tak bisa datang dalam pesta," Mei
"Ke-Kenapa??" Aji
"Karena mereka rendah,"
Mereka melihat pria 45 tahunan yang berbadan besar berobesitas dan terlihat seram,
"Gede," getar Mei
"Mei jangan takut, Dinara bawa Mei masuk dan kunci semua pintu dan jendela," Derick
"Sayang sekali, sudah terlambat," Gede
Gede seperti raksasa menyerang Mei dan memukuli Mei, Bulkrish tak bisa diam saja, Bulkrish menarik paksa Gede menjauhi Mei,
"Jangan berani menyentuh Meiku," marah Bulkrish
"Cih, anak dari tempat sampahmu bisa berbuat apa," Gede
"Aku memang dari tepat sampah tapi yang sampah itu kau!!" Bulkrish
Bulkrish memukuli Gede, namun Gede seperti raksasa jahanam menyerang Bulkrish membabi buta, Derick mencoba membantu Bulkrish, disisi lain, Dinara dan Mei bersembunyi didalam kamar mandi yang mereka kunci dari dalam, Mei teringat jelas meliht Bulkrish dipukuli demi melindunginya sedang Aji hanya diam saja.
Aji pun memutuskan menyuntikan obat tidur dosis tinggi ke Gede hingga akhirnya Gede pingsan,
"Maaf Ayah," Aji
Mei dan Dinara keluar dan melihat Bulkrish dan Derick terkapar,
"Bulkrish," Mei
"Kakak," Dinara
Mei pergi ke Bulkrish dan Dinara pergi ke Derick,
"Mei kamu baik baik saja kan?? Maaf, aku masih lemah," Bulkrish
"Tidak, kau harus selamat, aku akan membawamu ke Dokter," Mei
"Setidaknya kamu tak terluka parah, aku sudah senang," Bulkrish
Bulkrish memeluk Mei, Mei menatap Aji yang terdiam,
"Mei maafkan aku," Aji
"Tidak ada yang harus dimaafkan. Aji, aku tidak mau melihatmu lagi, kembali ke Amerika secepatnya," Mei
"Aku tidak mau Mei, aku mau bersamamu-" Aji
"Sudah kubilang aku tak mau melihatmu!!! Pergi dari hadapanku!!! Bawa Ayah bangs*tmu ini!!!" Mei
"Mei-" lirih Aji
"Pergi!!! Sampai aku bilang kau boleh menemuiku, jangan pernah menemuimu, jika tidak, aku akan membencimu, sangat membencimu seperti aku membenci si bangs*t ini," Mei
"Maafkan aku Mei, jika suatu hari nanti kamu membebaskanku, pada hari itu aku akan memilikimu, aku akan tetap mencintaimu selamanya," Aji
Aji pergi sambil membawa Gede, namun Mei tak melihat senyum licik Bulkrish,
"Aku satu satunya yang memiliki Mei, Mei adalah milikku, milikku seutuhnya, membunuh Gede itu adalah hal mudah, tapi untuk sekarang hanya Mei yang bisa mengasingkan si Aji itu, dan rencanaku berhasil," bathin Bulkrish.
.
.
.
Di rumah sakit, Bulkrish sudah diobati, Dinara menemuinya tanpa adanya Mei,
"Kau memang licik ya Eka, kau kira aku tak tau kalau kau itu pura pura kalah, aku masih ingat bagaimana cara bertarungmu yang brutal saat menghabisi satu grup mafia kecil yang berisi orang orang seperti Gede," Dinara
"Jika aku tak melakukan itu apa Mei akan mengasingkan si Aji itu, sekarang mereka sudah kembali ke Amerika, rasanya luka lukaku sudah sembuh semuanya," Bulkrish
"Ck ck, sepertinya aku harus hati hati jika bersamamu, sudahlah, aku mau menemani Kak Derick, kau cepatlah sembuh supaya kita bisa bertengkar lagi," Dinara
"Tentu saja," Bulkrish
Dinara pergi, tak lama Mei datang,
"Bulkrish, aku membawakanmu bubur," Mei
"Bubur rumah sakit tak enak Mei," Bulkrish
"Aku yang suapi maza gak enak," Mei
"Kalau kamu yang suapi, garam aja kamu suapi udah kayak makan coklat," Bulkrish
"Gombalanmu keterlaluan Bulkrish, nah ayo bilang A," Mei
"A," Bulkrish
Mei menyuapi Bulkrish, setelah Bulkrish nenghabiskannya, Mei mengusap bibir Bulkrish dengan tisu,
"Nah sekarang sudah bersih," Mei
Bulkrish menarik Mei dalam dekapannya,
"Mei, kamu tau kenapa aku selalu memintamu jangan menikah, itu karena aku mencintaimu Mei," Bulkrish
"Apa?" Mei terkejut
"Aku mencintaimu, sungguh mencintaimu," Bulkrish
Bulkrish tiba tiba mencium bibir Mei yang sudah sangat ia inginkan, ciuman lembut namun bernafsu dari Bulkrish membuat Mei mudah mengimbanginya,
"Aku mencintaimu," bisik Bulkrish
Mei tersadar dan melepaskan ciuman Bulkrish lalu bergegas pergi,
"Apa ini terlalu cepat ya, tapi sungguh aku mencintaimu Mei," Bulkrish.
.
Sejak saat itu, Mei tak menjenguk Bulkrish lagi, selalu Kakek atau Dinara yang menjenguknya, Bulkrish menjadi bersalah dan ingin menemui Mei, namun Ayahnya Mei selalu melarang Bulkrish keluar rumah sakit tanpa persetujuan dokter.
Namun Dinara malah mengompori Bulkrish dengan mengatakan yang tidak tidak, namun Bulkrish tak berdaya karena perintah Sang Kakek.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!