NovelToon NovelToon

Cinta Di Lapangan Hijau

Berteduh

Bulan Nameera, gadis yang berusia 22 tahun, sedang sibuk dengan handphone nya, kebetulan memang tidak ada pelanggan hari itu. Hujan deras mengguyur kota, membuat suasana toko semakin dingin.

Tiba-tiba, pintu toko terbuka dan memperlihatkan seorang pemuda tampan bersama adiknya yang berkisaran umur 4 sampai 5 tahun, masuk ke toko. Mereka basah kuyup dan terengah-engah.

Bulan mengalihkan pandangan dari handphonenya melihat siapa yang datang.

Bulan berjalan meninggalkan mereka kemudian kembali dengan membawa jaket miliknya.

"Pakaikan ini untuk adik mu. Dia menggigil, nanti bisa masuk angin."

Dia mengambil jaket itu tanpa berkata apapun. Begitu juga dengan Bulan yang langsung pergi ke belakang.

Bulan keluar dari dapur dengan membawa secangkir hangat.

"Minum ini, biar hangat," katanya kepada gadis kecil itu.

Pemuda itu menoleh dan memandang Bulan dengan rasa terima kasih. Sedangkan gadis kecil menerima cangkir dan meminumnya pelan-pelan.

Bulan menoleh ke arahnya "Kamu gak masuk angin, kan?"

Lelaki itu tersenyum tipis"Gak kok"

Adik kecil menatap Bulan dengan mata besar ,"Kue! Aku ingin kue!"

Bulan tersenyum mendekatinya, "Kue mana yang kamu mau adik kecil?, tapi sebelum itu kakak mau nanya nih, nama kamu siapa?"

"Debi, nama aku Debi, kalau kakak cantik siapa namanya?"

"Nama kakak Bulan, sebentar ya kakak ambil kue nya dulu."

Bulan datang dengan kue strawberry di tangannya kemudian menyerahkan nya pada Debi.

Debi dengan polosnya bertanya, "Kak Bulan punya mama?" ucapnya dengan mulut yang penuh membuat Bulan kaget

"Debi." peringat Kakaknya dengan lembut

Debi menoleh ke arah kakak nya dengan santainya, "Kenapa mas? Debi cuma bertanya."

"Iya, tapi gak..."

Debi kenapa tiba-tiba bertanya seperti itu?" sahut Bulan memotong omongan lelaki itu

"Mama Debi meninggal, kata mas Caka mama sekarang di surga."

Bulan tersenyum lembut kepada Debi, "Debi,kita sama loh mama kak Bulan juga udah di surga."

Caka kaget mendengar pengakuan itu berbeda dengan Debi, dia menjadi sangat antusias, "Beneran kak?, mama kita di tempat yang sama dong."

"Iya Debi."

"Debi lanjutkan makanya gih, hujannya sudah redah." Caka mengalihkan pembicaraan mereka.

"Debi tidak kau ikut mas Caka!" jawab Debi

"Kenapa? Kan Debi yang bilang mau jalan-jalan pake motor."

Debi cemberut, "Iya tapi Debi tidak mau kalau kita bertemu kak Lisa."

"Loh kenapa gitu."

"Kak Lisa jahat, Debi gak suka."

"Ya udah kita pulang aja ya, nanti papa nyariin udah sore juga."

Debi mengangguk.

Caka membawa Debi keluar toko. Sebelum berpisah, Caka berpaling kepada Bulan.

Caka tersenyum dan mengulurkan tangan. "Aku Caka. Terimakasih udah memberi tempat berteduh."

Bulan merespons dengan senyum. "Sama-sama, Caka. Aku Bulan."

"Boleh minta nomor handphone mu? Supaya aku bisa menghubungi kamu untuk mengambil jaket mu nanti."

Bulan tersenyum dan menulis nomornya di selembar kertas. "Silakan."

Setelah Caka dan Debi berlalu, Bulan kembali ke aktivitasnya, mengatur kue-kue di etalase dan menyapu lantai toko. Namun, pikirannya masih teringat senyum Caka dan kilau mata Debi.

Toko Bulan kembali ramai dengan para pembeli. Suara riuh dan tawa-tawa mengisi udara. Bulan menyambut setiap pelanggan dengan senyum hangat dan pelayanan yang ramah.

Saat-saat seperti ini membuatnya bahagia dan melupakan sejenak pertemuan dengan Caka. Tapi, tak terasa hati Bulan masih teringat senyum Caka.

Bulan menutup toko dan mempersiapkan diri untuk pulang. Ia menghitung pendapatan hari ini, membersihkan etalase, dan mematikan lampu. Saat keluar toko, Bulan merasakan udara sejuk petang dan memandang langit yang berwarna merah jingga.

Kini Bulan duduk di teras bersama Ayahnya, menikmati kehangatan sore hari. Mereka berbincang tentang hari ini, tentang toko dan pelanggan.

Ayahnya tersenyum. "Kamu baik-baik saja, nak? Hari ini banyak pelanggan?"

Bulan mengangguk. "Iya, Ayah. Hari ini lumayan ramai."

Mereka berdua terdiam sejenak, menikmati kebersamaan.

***

Debi berlari ke kamar Caka, mengambil ponsel Caka yang tergeletak di atas tempat tidur. "Mas, aku ingin berbicara dengan Kak Bulan!" katanya sambil memainkan ponsel tersebut.

Caka tersenyum dan mengambil ponselnya. "Debi mau ngomong apa?"

Debi memandang Caka dengan mata berbinar. "Aku mau mengucapkan terima kasih lagi atas kue stroberi!"

Caka tertawa dan mengetik pesan.

Caka mengirim pesan pada Bulan. "Ini aku, Caka. Debi ingin mengucapkan terima kasih lagi atas kue stroberi tadi."

Tidak lama, ponsel Caka bergetar. "Kak Bulan balas pesannya!" seru Debi.

Caka tersenyum dan membaca pesan Balasan dari Bulan: "Senang bisa membantu, Debi. Semoga kue stroberi menjadi kenangan manis!"

Permintaan adik kecil

Pagi harinya, sinar matahari menerangi kamar Caka. Debi bangun lebih dulu. Dia bergegas menuju kamar Caka kemudian melompat lompat di tempat tidur dan berlari ke jendela.

"Mas Caka, bangun! udah pagi!" serunya.

Caka membuka mata, meregangkan tubuh dan tersenyum. "Udah, udah. Aku bangun!"

Caka bangun dan berjalan ke kamar mandi. Setelah mencuci muka, ia berganti pakaian dan sarapan bersama Debi dan ayahnya.

"Debi mau ikut mas ketemu kak Lisa?" tanya Caka.

Debi berpikir sejenak. "Kak Bulan! Aku ingin ke toko kue Kak Bulan lagi!"

Caka tersenyum pada Debi. "Gak bisa hari ini, Debi. Mas janji sama kak Lisa untuk bertemu hari ini. Kamu bisa pergi ke toko Kak Bulan besok, ya?"

Debi merengek. "Tapi, mas Caka, aku ingin kue stroberi lagi!"

Caka menenangkan adiknya. "Sabar, Debi. Besok kita ke sana, deal?"

Caka, Debi, dan Ayahnya tinggal bersama dalam harmoni. Ayahnya, yang selalu bijak, sering memberikan nasihat pada Caka tentang pentingnya keluarga dan tanggung jawab.

Saat Caka menolak ajakan Debi ke toko Bulan, Ayahnya tersenyum. "Komitmen sama pasangan itu penting. Tapi jangan lupa, Debi juga butuh perhatian."

Caka mengangguk. "Iya, Ayah. Besok aku ajak Debi ke toko Bulan."

Doni, ayah Caka memandang Caka dengan rasa penasaran. "Kenapa Debi tiba-tiba jadi menyukai Bulan?"

Caka tersenyum. "Bulan baik, Ayah. kemarin dia menyambut Debi dengan hangat dan memberikan kue stroberi favoritnya."

Doni tersenyum hangat. "Lain kali ajak aku bertemu Bulan, ya? Aku ingin kenal lebih dekat orang baik yang membuat Debi bahagia."

Caka mengangguk. "Siap, Ayah."

Debi bersorak. "Yay! Kak Bulan akan senang."

Selesai makan Caka duduk di ruang tamu bersama Ayah Doni, seorang jenderal besar yang dihormati.

"Ayah, kapan harus berangkat bertugas lagi?" tanya Caka.

"Kemungkinan 1 bulan lagi nak."

Caka mengangguk.

Ayah Doni menepuk pelan pundak Caka, "Kamu yakin tidak ingin menjadi abdi negara seperti ayah?"

"Caka masih ingin menjadi atlet sepak bola yah."

"Ya sudah kalau itu mau mu, tapi jika kamu berubah fikiran bilang ayah ya. Tapi kapan kamu mulai berlatih di tempat baru mu?"

"Belum tau ayah, nunggu instruksi dari coach."

***

Bulan tersenyum ceria menyambut pelanggan di toko kue tempatnya bekerja. Toko sedang ramai, dan Bulan sibuk melayani pembeli.

"Saya ambil kue stroberi, satu lusin, Bu," kata seorang pelanggan.

Bulan mengangguk dan mempersiapkan pesanan. "Siap, Mbak. Silakan dibayar di kasir."

***

Keesokan harinya Caka duduk di teras, masih terengah-engah setelah lari keliling komplek. Debi berlari mendekatinya dengan senyum lebar.

"Mas Caka, ingat janji kan? Ayo ke toko kak Bulan." kata Debi dengan mata berbinar.

"Sebentar ya Debi mas mandi dulu."

"Oke mas"

Debi berlari masuk ke toko kue, mata bersinar. "Kak Bulan! Mas Caka bawa aku kesini!"

Bulan tersenyum hangat. "Hai, Debi! Senang kamu datang. Kue stroberi sudah siap!"

"Kak bulan nanti malam kemana."

"Di rumah, gak kemana-mana."

"Ikut Debi aja yuk."Debi antusias memegang tangan Bulan

"Debi, kita kan sama kak Lisa."ucap Caka pelan

"Tidak mau, Debi maunya sama kak Bulan, kakak bisa kan?"

Bulan melihat ke arah Caka tidak enak, Caka hanya memberi kode setuju kepada Bulan.

"Iya kakak bisa."

"Ya sudah Debi ayo pulang."ajak Caka

Caka dan Debi berpamitan bersamaan kepada Bulan.

"Sampai jumpa nanti malam, Kakak!" seru Debi.

Bulan tersenyum. "Hati-hati di jalan, ya!"

Sesudah Caka dan Debi pergi, Bulan kembali masuk lagi kedalam toko, dia di sambut dengan Ririn yang menunggu nya di balik pintu

Ririn penasaran. "Hai, Bulan! Siapa cowok tampan yang baru aja pamit sama kamu? Pacar baru?"

Bulan tersenyum. "Bukan"

"Ah bohong kamu, aku pernah liat dia, dia yang kehujanan kemarin itu kan?"

Bulan mengangguk.

"Kayaknya dia tertarik deh sama kamu."

"Hahaha, mana mungkin Ririn, Caka udah punya pacar." Bulan tertawa geli

"Oh Caka namanya, ganteng sama kaya orangnya." gumam Ririn

Bulan berjalan meninggalkan Ririn yang masih penasaran, tidak terima di tinggalin Ririn mengikuti Bulan dari belakang.

"Eh tapi nih ya Lan, kalau tidak tertarik kenapa mengajak kamu keluar nanti malam."

Bulan menoleh kebelakang menghentikan langkahnya, "Itu permintaan Debi, udah ah sana lanjut kerja."

Hal tak terduga

Di kamar,Caka menelpon Lisa dengan nada memohon maaf. "Lisa, aku minta maaf, aku harus membatalkan rencana kita malam ini. Aku janji sama Debi untuk lihat kembang api."

Lisa marah. "Kamu lebih memilih anak kecil daripada aku?! Aku sudah siap-siap untuk malam ini!"

Caka berusaha menenangkan. "Maaf sayang aku tidak bisa menolak permintaan Debi."

Lisa kesal. "Aku tidak peduli! Aku pikir kamu lebih serius dengan aku."

Caka mencoba menjelaskan. "Lisa, aku serius, tapi aku juga harus memprioritaskan Debi untuk saat ini."

Lisa marah. "Aku sudah capek selalu kalah dengan Debi! Kamu selalu memprioritaskan dia, bukan aku!"

Caka mencoba menenangkan. "Lisa, itu tidak benar. Aku hanya ingin menjaga janji."

Lisa emosi. "Janji? Kamu lebih peduli sama Debi daripada aku! Aku merasa tidak penting bagi kamu!"

Caka sedikit marah. "Lisa, kamu tidak adil! Aku hanya ingin menjaga janji dan membuat Debi bahagia. Kamu tidak perlu merasa tersaingi."

Lisa balas. "Tidak adil? Kamu selalu memihak Debi! Aku butuh perhatian juga!"

"Debi adik aku satu satunya Lisa." ucap Caka dengan nada sedikit meninggi

Lisa hanya terdiam membuat caka sedikit frustasi, dia manarik nafas dalam dalam, Caka berusaha menenangkan. "Lisa, sabarlah, kita selesaikan besok, ya. Aku janji akan membuatmu bahagia juga."

Telpon berakhir.

Debi tersenyum ceria di teras, bermain dengan ayahnya. "Mas Caka, Ayah bilang kita bisa lihat kembang api sampai selesai, ya!"

Caka tersenyum dan merangkul Debi. "Siap, Debi! Kita akan menikmati kembang api sampai selesai!"

Debi narik tangan Caka, "Mas Caka, ayo naik motor!"

Ayah mendekati, "Debi, naik mobil saja, Nak. Lebih aman."

Caka setuju, "Iya, Debi, naik mobil saja."

Debi cemberut, "Tapi aku mau naik motor..."

Caka memeluk Debi. "Debi. Naik mobil lebih nyaman dan aman. Kita bisa menikmati kembang api bersama-sama. Aku janji, kita akan seru!"

***

Terlihat Bulan sibuk memilih baju di lemari. "Hmm, baju mana yang cocok untuk malam ini? Merah atau pink?" tanya Bulan pada Ririn melalui panggilan telepon

Ririn menjawab, "Pilih yang merah, Bulan. Kamu bakal terlihat cantik!"

Setengah jam berlalu akhirnya Caka tiba di rumah Bulan.

Setelah berpamitan dengan ayah Bulan, mereka bergegas memasuki mobil. Namun saat Bulan hendak duduk di kursi belakang, Caka tiba tiba buka suara.

"Aku bukan supir mu Lan."

Bulan kikuk lalu menutup pintu belakang dan kemudian duduk di depan.

Di tengah perjalanan Debi merasa bosan, "Mas, Debi mau makanan."

Caka tersenyum. "Oke, Debi! Kita mampir Indomaret dulu."

Di dalam mobil, Bulan mulai berbincang dengan Caka. "Hari ini cuacanya bagus, ya?"

Caka tersenyum. "Iya, cocok buat lihat kembang api nanti."

Debi menyela, "Mas masih jauh, cepatlah! Aku lapar!"

"Itu di depan Debi sabar ya."

Sampai di Indomaret, mobil Caka berhenti di parkiran Indomaret. Debi bersorak, "Yeay, kita sudah sampai!"

Di dalam Indomaret, banyak orang berbelanja. Caka memandang Bulan dan berkata, "Mau turun dulu, Bulan? Kita cari jajan untuk Debi."

Bulan dan Caka berjalan bersama menuju pintu masuk Indomaret.

Saat memasuki toko, Bulan terkejut melihat Rendi, mantannya, sedang berada di sana juga.

Saat Bulan dan Caka akan membayar, Rendi muncul kembali di kasir yang sama. "Kebetulan sekali" kata Rendi kemudian segera pergi setelah membayar. Bulan terlihat tidak nyaman.

Rendi kembali bergabung dengan teman-temannya di luar, terlihat santai namun mata tajamnya memantau Bulan.

Tak lama, Caka dan Bulan keluar dari Indomaret, membawa tas belanja. Caka tersenyum, "Siap untuk lihat kembang api, Bulan?"

Rendi memandang Bulan dan Caka dengan rasa cemburu. Dia mendekati mereka, wajahnya merah padam. "Bulan, kamu sudah punya pacar baru?" tanyanya dengan nada tinggi.

"Maaf kamu siapa ya?" tanya Caka

Caka memandang Bulan khawatir, lalu berpaling pada Rendi. "Bulan? Pacar kamu." tanya Caka lagi pada Bulan

Bulan menjawab tanpa melihat Caka, matanya menatap tajam Rendi, "Bukan, dia cuma mantan."

Caka mengangguk, mengambil belanjaan di tangan Bulan."Ayo masuk, Debi nungguin."

Bulan melihat Caka dengan tatapan permohonan, "Kamu masuk dulu ya, kasih aku waktu 5 menit untuk bicara sama dia."

Caka mengangguk dan berjalan memasuki mobil, Rendi mendekat Bulan. "Kamu pikir bisa bahagia dengan dia?" suaranya mengejek.

Rendi melanjutkan, "Kamu cewek gampangan, Bulan! Mudah lupa sama mantan! Kita baru putus beberapa bulan yang lalu" Bulan merasa terhina.

"Terus apa bedanya sama kamu? Kamu juga udah tidur sama banyak cewek kan? Mantan kaya kamu wajib buat di lupain Ren."

Rendi merasa lebih terhina, saat dia kehabisan kata Rendi melirik tangan Bulan, ia masih memakai jam pemberian dirinya.

"Kamu masih pakai jam tangan murah itu? Kenapa? Pacar kamu yang tajir itu gak mampu beliin kamu jam yang lebih bagus, iya?" Rendi menyerang dari berbagai sisi

Bulan memalingkan wajahnya dengan tidak percaya sambil membuang nafas kasar, namun tangannya bergerak melepas jam tangan itu.

"Nih ambil!" Bulan menepukkan jam tangan itu tepat di dada Rendi berjalan pergi.

Baru beberapa langkah dia membalikkan badannya lagi, "Ren, dia bukan gak mampu buat beli jam tangan baru, aku pakai jam itu karna aku menghargai pemberian kamu!"

Melihat badas nya Bulan membuat Caka yang sedari tadi memperhatikan tersenyum.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!