Bagaimana rasanya satu sekolah dengan pembunuh berantai? Ketakutan? Tentu nya perasaan itu yang selalu menghantui Shavinna Baron Maldives. Anak perempuan satu-satu nya dari keluarga mafia terkenal. Mungkin ini akan terdengar cukup aneh. Bagaimana bisa anak dari seorang mafia ketakutan dengan kasus pembunuhan anak SMA?
Bukan kah seharus nya ia sudah terbiasa dengan yang nama nya pembunuhan? Pasti begitu yang kalian semua pikirkan tentang Shavinna. Memang benar dia adalah anak dari seorang mafia, namun orang tua nya tak pernah ingin Shavinna tahu tentang mafia yang sebenarnya. Cukup Shavinna sendiri yang berfikir bagaimana mafia dari sudut pandang nya. Orang tua nya tak ingin anak mereka mengikuti jalan mereka nanti.
Terus terang saja, orang tua Shavinna sangat peduli dan sayang pada Shavinna. Mereka tahu mereka berdua sudah salah jalan, tapi masalah nya tak akan mudah keluar dari organisasi itu. Jika mereka sudah masuk, maka tak ada jalan keluar kecuali mati. Mau tak mau mereka harus bertahan dan mem pertahan kan organisasi yang telah mereka ikuti sendiri.
Walau sangat banyak penyesalan yang terpendam dalam hati mereka, semua itu akan selalu menjadi penyesalan. Mereka berdua lebih memilih menjalani hidup bersama keluarga kecil dengan bahagia. Sebenarnya orang tua Shavinna ingin bercerai karena sama-sama sudah tak kuat lagi akan hubungan yang perlahan renggang itu.
Dan kebahagiaan pun terlahir. Yaitu Shavinna, seorang anak perempuan yang akan menjadi kebanggaan kedua orang tua nya. Orang tua Shavinna tak pernah menuntut apa pun dari diri nya. Mereka hanya ingin Shavinna mengetahui dimana ia harus nya bergaul. Jangan sampai Shavinna salah jalan karena pergaulan yang mengerikan di zaman sekarang.
Tetapi masa lalu yang selalu menghantui mereka berdua, membuat rasa kasih sayang berubah menjadi posesif. Beranjak dewasa tentu nya Shavinna mulai memiliki banyak teman dengan sifat yang beragam. Dan memang sudah seharus nya Shavinna menentukan jalan hidup serta pergaulan nya.
Sayang nya hal itu tidak semudah yang Shavinna pikirkan. Saat kelas 2 SMP, Shavinna pernah di kurung di kamar nya hanya karena orang tua Shavinna mengetahui ada kakak kelas nya yang merokok. Dan ketika Shavinna berangkat sekolah lagi, kakak kelas nya itu lenyap begitu saja. Seakan-akan menghilang secepat kilat tanpa jejak apa pun. Saat itu teman-teman Shavinna belum tahu bahwa kakak kelas mereka menghilang karena orang tua Shavinna.
Orang tua nya tidak ingin jika Shavinna sampai mengenal hal-hal negatif dari pergaulan baru. Sampai-sampai mereka berdua harus mengecek setiap sekolah hingga menemukan suasana yang aman untuk putri nya. Memang benar suasana nya aman untuk Shavinna, namun tak pernah membuat Shavinna nyaman. Ia harus mengikuti segala perintah orang tua nya. Jika mengelak maka mereka akan mulai mengusik teman-teman Shavinna.
Shavinna selalu berfikir yang sebenarnya orang tua Shavinna itu lakukan sudah diluar kata sehat. Kasih sayang mereka memang tiada tanding, tapi cara mereka menunjukan kasih sayang bisa membunuh Shavinna secara perlahan.
Bisa di bilang, kehidupan Shavinna adalah milik orang tua nya. Hanya orang tua nya yang boleh mengatur bahkan lebih dari diri Shavinna sendiri. Katanya mereka tak ingin menunjukan identitas, tetapi cara mereka menjaga Shavinna akan membuat semua orang tahu siapa keluarga mereka yang sebenarnya.
Bukan dihindari, malah semakin banyak sekolah yang menawar kan sekolah mereka pada orang tua Shavinna. Tentu nya itu semua mereka lakukan demi uang. Jika Shavinna sudah masuk ke sekolah itu, jangan heran fasilitas serta kenyamanan di sekolah semakin meningkat.
Orang tua Shavinna itu sangat lah royal. Berapa pun nominal nya akan mereka berikan demi putri kesayangan. Sayang nya, putri mereka malah merasa tidak membutuhkan semua itu. Shavinna lebih ingin hidup sederhana namun bahagia. Dari pada serba berkelebihan, namun hidup nya tak pernah tenang. Alias setiap waktu ia harus mengontrol emosi agar orang tua nya tak mencari masalah lagi. Mungkin dalam pertemanan nya Shavinna yang mulai duluan, namun seluruh anak yang bersangkutan tidak akan hidup bahagia lagi sebelum mereka pindah.
Bukan kah sudah biasa anak-anak bercanda dengan teman nya? Namun mengapa Shavinna tak bisa merasakan hal itu? Hingga akhirnya Shavinna bertemu lagi dengan Brithari Rosiie Gloria.
Sebenarnya cukup sulit untuk mendeskripsikan teman nya nya itu. Sangat banyak persamaan dari mereka berdua. Dari kesukaan, rutinitas, hingga latar belakang. Mereka sama-sama anak tunggal. Dan mereka berdua sama-sama berasal dari keluarga yang tak bisa di singgung. Sudah jelas bukan mengapa mereka berdua bisa saling kenal? Tentu nya karena orang tua mereka yang sama-sama mafia. Dulu saat kecil keluarga Glori suka bermain ke rumah Shavinna. Namun perlahan hubungan mereka semakin renggang.
Jangan kan untuk bertemu, mengirim kabar pun sulit. Karena tiba-tiba saja ada tumbuh permusuhan di antar sesama mafia itu. Walau saat ini masalah itu sudah selesai, mereka masih sulit untuk berkomunikasi seperti dulu. Tanpa disangka saat masuk SMA Shavinna bertemu lagi dengan Glori. Tentu nya mereka akan menjadi dekat kembali. Walau pun mereka berbeda kelas, jujur saja hubungan mereka sudah terlanjur erat.
Melihat anak nya berteman lagi dengan mantan musuh mereka, orang tua Shavinna langsung membicarakan hal itu. Mereka sangat tak suka jika Shavinna berhubungan lagi dengan Glori. Namun kali ini Shavinna bisa menang melawan orang tua nya. Tanpa membujuk atau pun memohon, orang tua Shavinna tak pernah mengusik Glori lagi. Bagaimana bisa semudah itu? Karena Glori langsung datang bersama orang tua nya untuk berdamai.
Orang tua Glori pun tak menolak, karena sejak awal mereka memang ingin berdamai. Akhirnya mereka bisa berteman dengan bahagia di masa-masa SMA. Walau sama-sama anak mafia, orang tua mereka berdua memiliki kepribadian yang cukup berbeda. Jika orang tua Shavinna tak bisa menunjukan cara yang benar untuk menunjukan kasih sayang, maka orang tua Glori bisa di anggap baik atau pun buruk tergantung sudut pandang masing-masing.
Orang tua Glori jarang ingin ikut campur dengan masalah sekolah anak nya. Karena mereka memberikan kepercayaan 100% untuk Glori. Mereka yakin anak nya sudah bisa menentukan jalan terbaik untuk diri nya sendiri. Sehingga Glori tak pernah merasa di kekang. Tapi apakah benar mereka sepenuh nya mempercayai Glori, atau ada alasan lain?
Cara mereka membagi waktu jauh dari kata sempurna. Terkadang Glori menganggap bahwa orang tua nya hanya terlalu sibuk sehingga membiarkan diri nya ingin melakukan apa pun. Memang benar, tidak ada yang nama nya keluarga sempurna di dunia ini. Mereka beruntung dan bukan nya sempurna. Di setiap rumah ada masalah yang sulit bahkan tak bisa untuk di selesai kan.
Glori tetap berusaha melihat sisi baik nya saja. Ia ingin menjalani hidup tanpa memikirkan keluarga nya yang terlalu cuek atau apa pun itu. Terkadang ia iri dengan Shavinna yang mendapatkan kasih sayang kedua orang tua nya secara utuh. Dan hal itu malah bertolak belakang dengan Glori.
Shavinna sendiri ingin menjalani hidup seperti Glori. Tidak di ganggu atau pun di atur kehidupan nya. Hanya menjalani seperti keinginan Glori sendiri. Walau mereka berdua berfikir begitu, nyata nya mereka mengerti sisi buruk dari setiap keluarga. Semua keluarga akan ada sisi baik dan buruk nya.
Dan ketika mereka di satukan, itu bisa menjadi per paduan yang sangat unik dan menarik. Bagaimana mereka bisa menjalani hidup dengan latar belakang yang sama namun perjalanan yang berbeda? Hanya mereka berdua sendiri yang tahu.
Hingga akhirnya suatu permasalahan tiba. Yaitu tiba-tiba muncul kasus pembunuhan yang sangat tragis dan sulit untuk di kuak. Karena mereka berdua memiliki pikiran yang sama, tentu nya ketika mendengar kabar ini pikiran mereka akan sama. Mungkin saja kan?
Mereka berdua mulai menjaga jarak dengan orang yang tidak terlalu dekat. Bahkan kewaspadaan mereka tidak perlu di tanyakan lagi. Karena saat ini tidak ada yang bisa di percaya.
Selamat datang di SMA Edelweiss, SMA yang terkenal dengan anak-anak murid nya yang berprestasi. Saat masuk ke SMA ini setidak nya setiap anak harus bisa bersaing dan mempertahankan posisi nya sebelum akhirnya terbuang. Namun setiap bintang yang bersinar, pasti memiliki sisi gelap ter sendiri. Tidak ada yang nama nya sempurna di dunia ini. Nyatanya masih banyak anak yang menjadi aib di sekolah ini. Tidak usah dipertanyakan lagi bagaimana bisa mereka masuk ke SMA Edelweiss. Hanya dengan uang semua masalah akan terselesaikan. Tidak perlu diragukan, mau sebodoh apa pun anak itu ia akan tetap di terima dengan senang hati. Entah sampai kapan peraturan khusus seperti ini akan berakhir. Marah pun tak ada gunanya, mau sepintar apa pun tetap akan kalah dengan yang bisa memberikan nominal berapa pun.
Di SMA ini ada beberapa circle yang sangat terkenal. Circle yang tak bisa di senggol atau pun di ganggu oleh siapa pun. Salah satu nya adalah circle Shavinna. Anak-anak dari circle ini tentunya sangat terkenal. Terutama Shavinna yang merupakan anak dari pengusaha terkenal. Saking terkenal nya, hampir semua anak di SMA Edelweiss tak berani macam-macam dengan Shavinna. Tentu nya ada juga anak yang berusaha mendekati Shavinna karena kepopuleran dan kecantikan nya. Memang benar orang tua Shavinna sangat over protektif terhadap anak nya itu. Namun beranjak dewasa orang tua Shavinna ingin anak nya itu belajar memahami batasan nya. Orang tua Shavinna hanya akan ikut campur sedikit dan sisa nya kembali kepada Shavinna.
Bukan hanya Shavinna sendiri yang terkenal di circle nya. Namun ada juga Glori yang merupakan anak dari pengusaha misterius. Tidak ada yang mengetahui siapa sebenarnya orang tua Glori kecuali Shavinna. Karena orang tua Shavinna dan Glori memang memiliki hubungan bisnis. Orang tua Glori memang tidak di ketahui oleh anak-anak Edelweiss. Namun entah mengapa mereka selalu menjaga sikap di depan Glori. Itu semua karena mereka takut dengan Glori. Berteman dengan Glori bukan hal yang mudah. Karena mereka benar-benar tak tahu seperti apa Glori yang sebenarnya. Apa lagi ia berteman dekat dengan Shavinna. Aura Glori bisa berubah setiap saat. Berbeda dengan Shavinna yang selalu terlihat ramah, Glori tak pernah bisa di tebak. Terkadang ia terlihat sangat ramah, dan ia juga bisa terlihat sangat menakutkan. Bahkan lirikan matanya bisa membuat orang merinding. Karena itu anak-anak lain selalu memperhatikan sikap agar tak mengubah mood Glori.
Jika anak nya saja sudah se menakutkan itu, bagaimana dengan orang tua nya. Pasti nya sifat Glori menurun dari kedua orang tua nya kan. Dua anak dengan sifat dan latar belakang yang sangat menakutkan, siapa yang berani menganggu mereka? Untung nya circle Shavinna menjadi berwarna setelah kehadiran Seanna. Seanna memiliki kepribadian yang hangat dan seru. Sejak kecil Seanna selalu di dukung oleh keluarga kecil nya. Bisa dibilang keluarga nya adalah keluarga yang sangat harmonis dan bahagia. Anak dari keluarga harmonis seperti Seanna, bagaimana bisa bergabung dengan Shavinna dan Glori?
Jawaban nya simple, karena Seanna tahu anak-anak seperti Shavinna dan Glori akan lebih jujur. Mereka bisa dibilang lebih peka dan benar-benar tulus dalam hal pertemanan. Seanna memang memiliki banyak teman, namun bukan berarti ia dekat dengan semua orang.
Pertemanan mereka ini sangat lah erat. Tidak ada yang berani mengusik. Namun bukan hanya circle Shavinna yang berpengaruh di sekolah ini. Ada juga geng laki-laki yang berpengaruh di SMA Edelweiss. Bukan hanya visual mereka yang membuat Edelweiss gempar, tetapi prestasi dan juga bakat mereka yang luar biasa. Selain itu backingan mereka juga tidak bisa di singgung begitu saja. Meskipun dari mereka ada tidak memiliki orang tua, ia bisa berpengaruh di Eldeweiss dengan sendiri nya. Yaitu geng Riki, Jovan, Jackson, Sebastian, dan Evan. Mereka memiliki kehidupan dan sifat yang berbeda. Namun karena beberapa kebetulan mereka bisa menjadi sangat dekat.
Jadi bisa di bilang mereka ber-delapan adalah penguasa di Edelweiss. Ada satu anak perempuan lagi yang menjadi idola anak-anak Edelweiss. Yaitu Naureen, siapa yang tidak mengenal nya di SMA Edelweiss? Selain cantik, bakat Naureen sangat lah banyak. Bisa di bilang ia adalah anak kesayangan Edelweiss. Karena hanya dia yang mau di suruh sekolah untuk mengikuti segala macam lomba.
Mau Naureen menyukai nya atau tidak, ia akan menerima demi mempertahankan citra sebagai anak berprestasi. Seperti yang sudah di jelaskan di awal, mereka semua berlomba demi pengakuan yang di anggap tak semua orang pantas mendapatkan nya. Anak yang biasanya hanya rebahan dan tidak memiliki tujuan hidup jelas, di larang keras masuk ke SMA Edelweiss. Selain tersingkir, siapkan saja mental mu akan di hancur kan oleh siswa lain serta sekolah langsung.
SMA Edelweiss bukan nya ingin merendahkan siswa nya, namun mereka ingin seluruh siswa nya memiliki masa depan yang pasti dan cerah. Hingga semua orang mengatakan, anak ber-prestasi itu lulusan Edelweiss, jadi tak heran lagi. Percaya lah, tidak seburuk itu menjadi siswa Edelweiss. Pengalaman yang tak biasa akan kalian dapatkan disini. Mulai dari pengalaman buruk maupun pengalaman baik.
Begitu juga dengan Shavinna yang mengalami pengalaman yang luar biasa di Edelweis. Shavinna lebih nyaman berada di sekolah dari pada di rumah. Glori dan Seanna pun juga merasa begitu. Karena persahabatan mereka sudah menjadi tempat berpulang yang paling nyaman.
“Kamu nanti pergi sekolah Mama antar ya?” tanya Mama nya Shavinna yang sibuk menyiapkan bekal Shavinna.
“Ga, aku udah besar ya. Bukan anak SD lagi,” balas Shavinna dengan nada ketus.
“Ga sopan ya kamu sekarang. Ini pasti gara-gara kamu deket sama Glori dan anak pelosok itu,” sahut Ayah Shavinna dengan tatapan tajam.
“Seanna, namanya Seanna bukan anak pelosok. Anda ga usah ngatur kehidupan saya terus ya, saya bukan anak kecil yang bisa kalian atur terus,” balas Shavinna yang langsung pergi dari meja makan yang mulai memanas itu.
“Ck, ini gara-gara kamu nyuruh dia masuk SMA sih. Sekarang dia jadi anak durhaka kaya gitu, seharus nya dari dulu dia home school aja.” Bentak Ayah nya Shavinna yang terpancing emosi.
Shavinna sudah muak tinggal di rumah itu. Seakan-akan kedua orang tua nya bisa mengatur hidup Shavinna selama nya.
Berbeda lagi dengan keluarga Shavinna yang sudah bertengkar di pagi hari, keluarga Seanna sarapan bersama dengan harmonis.
“Bunda kok telat bangunin aku tadi? Kan aku jadi telat ngerjain tugas,” protes Seanna dengan sedikit nada kesal.
“Siapa suruh kamu nonton drakor terus sampai subuh. Kan Bunda kasihan jadi Bunda biarin tidur dulu,” balas Bunda nya Seanna dengan nada mengejek.
“Hah, kok Bunda tahu sih. Ih, pasti Ezra cepu ya?” tanya Seanna yang sudah siap menjadi gunung meletus.
Bunda nya Seanna hanya tersenyum yang mengartikan ucapan Seanna benar.
“EZRA! AWAS YA LU ADEK DURHAKA! BALIKIN DUIT GUE YANG SEMALEM!” teriak Seanna yang langsung bergegas menuju kamar adik satu-satu nya itu.
Tak lama setelah Seanna naik menuju kamar adik nya, Ezra muncul setelah bersembunyi di bawah tangga. Ia langsung pamitan dengan Bunda dan Abi nya yang berusaha menahan tawa. Orang tua Seanna tak habis pikir dengan kedua anak nya itu. Ezra memberi isyarat untuk menahan tawa mereka agar Ezra bisa pergi dengan aman.
Seanna merasa bingung karena tak bisa menemukan adik nya itu. Melihat tas dan jaket Ezra yang sudah tak ada di kamar itu, membuat Seanna sadar bahwa Ezra sudah kabur. Ia berteriak sejadi-jadi nya. Bukan karena masalah Ezra memberitahu Bunda nya bahwa Seanna begadang. Tapi uang yang Seanna berikan untuk Ezra agar tutup mulut tadi malam terbilang banyak. Seanna bergegas turun ke bawah dan menyadari bahwa ia benar-benar terlambat. Melihat wajah putri nya sangat kesal membuat Abi nya Seanna tak kuasa menahan tawa.
“Hahahaha, siapa suruh ngasih uang ke anak itu? Kan dia ga mau rugi. Udah dapet uang dari kamu, dapet uang lagi dari Bunda,” ejek Abi nya Seanna.
“Ahk, Abi uang Anna. Itu banyak loh, kok masih cepu sih. Huhu, Bunda uang Anna gimana,” ucap Seanna yang merasa sangat kesal.
“Ya Bunda bisa apa sayang. Uang nya udah di adik kamu kan, gimana mau ngambil lagi? Paling nanti dia pulang uang nya udah dibuat top up,” jawab Bunda Seanna yang sebenarnya kasihan melihat putri nya itu.
“Iya nanti Abi ganti. Ayo kita berangkat sekarang,” sahut Abi nya Seanna yang tak tega melihat putri nya itu.
“YESS, ABI TERBAIK DEH.” Balas Seanna dengan senyum lebar.
Begini lah keluarga harmonis di pagi hari. Penuh tawa dan tentram. Memang benar Ezra itu adalah contoh adik yang nakal dan suka menjaili kakak nya.
Pasti kalian bertanya-tanya, bagaimana dengan keluarga Glori saat pagi hari? Tidak perlu diceritakan, Glori akan langsung pergi ke sekolah tanpa sarapan. Karena kedua orang tua nya masih di luar negeri saat ini. Ia akan mampir ke cafe dan membeli kopi serta roti dan memakan nya di sekolah untuk sarapan. Tidak perlu heran jika nanti asam lambung nya naik. Padahal pembantu nya sudah menyiapkan sarapan, namun Glori tak pernah mau makan di rumah.
Akhirnya ketiga anak dengan kisah hidup yang beragam itu bertemu di tempat yang sama, SMA Edelweiss. Mereka bertiga berada di satu kelas yang sama, yaitu kelas XI MIPA 4. Kebahagiaan yang sebenarnya baru di temukan Shavinna dan Glori di sana. Tempat yang aman dan terasa hangat oleh mereka. Berbeda dengan Seanna yang bisa mendapatkan segala rasa nyaman dan aman di mana pun ia berada.
Karena permasalahan tadi pagi, Shavinna menjadi lesu ketika tiba di sekolah. Terlebih lagi semua tatapan mata semua anak tertuju pada Shavinna. Ia berusaha menyapa beberapa orang yang di kenal nya. Meski didalam hati nya, Shavinna benar-benar muak. Entah mengapa kelas Shavinna terasa sangat jauh. Mungkin karena dari kemarin Shavinna terlalu sibuk sehingga lupa beristirahat. Di tambah lagi, bukan nya menanyakan kondisi tubuh anak nya orang tua Shavinna malah mencari masalah pagi-pagi.
Badan nya Shavinna terasa sakit, dan perlahan dunia seperti berputar-putar. Pandangan mata Shavinna juga mulai kabur. Dan ya, perempuan itu akhirnya tumbang juga. Ia terbaring lemas di lorong sekolah nya. Shavinna tidak pingsan, ia hanya terlalu lemah untuk menggerakan badan atau pun berbicara. Anak-anak yang melihat Shavinna pun ikut panik. Mereka takut untuk menyentuh Shavinna sembarangan, jadi mereka hanya mengerumun di sana dan memperburuk keadaan.
Glori yang baru saja dari kantin, kebingungan melihat kerumunan di lorong. Melihat muka mereka yang panik, membuat Glori penasaran dan menghampiri mereka. Siapa sangka yang dikerumuni oleh mereka itu adalah Shavinna. Glori langsung meminta semua anak untuk menjauh, karena mereka membuat Shavinna sulit bernapas. Glori berfikir keras bagaimana cara nya membawa Shavinna ke UKS. Meminta tolong anak lain, mereka tak ada yang berani. Dan Jovan muncul menghampiri Shavinna. Ia seperti ingin menggendong Shavinna menuju UKS. Namun entah apa tujuan nya, ia menatap Glori dengan tatapan aneh. Tetapi Riki datang dan tanpa basa basi langsung menggendong Shavinna.
Jovan cukup kebingungan dengan apa yang terjadi. Seorang Riki yang tak pernah ingin berurusan dengan perempuan, menggendong Shavinna begitu saja? Glori yang sangat khawatir, langsung mengikuti Riki. Tapi Jovan menahan nya seakan-akan ingin membicarakan sesuatu dengan Glori. Sayang nya Glori lebih peduli terhadap sahabat nya dan menepis tangan Jovan cukup kencang. Anak-anak yang tadi nya mengerumuni Shavinna jadi menyaksikan 2 kejadian langka. Bagaimana bisa seorang Jovan di tolak oleh perempuan? Para fans Jovan pun tak terima akan hal itu.
Para penjaga UKS cukup terkejut mengetahui pasien mereka hari ini. Mereka berusaha melakukan yang terbaik agar Shavinna bisa cepat sembuh. Glori dan Riki di pinta untuk menunggu di luar dulu.
“Aku ngewakilin Shavinna, makasih,” celetuk Glori di tengah canggung nya suasana.
“Keren akting nya tadi,” balas Riki spontan.
“Hah? Maksud nya?” tanya Glori yang merasa panik.
“Eh, emang tadi Aku ngomong apa?” ucap Riki yang terlihat linglung.
Glori hanya terdiam menatap Riki, ada banyak yang ingin dipertanyakan oleh Glori. Karena tiba-tiba saja aura nya terasa berbeda.
“Ga, gapapa. Udah bel, mending Kamu masuk dulu. Izinin aku sama Shavinna dulu,” balas Glori mengalihkan topik.
Tak ingin memperpanjang masalah, Riki langsung pergi meninggalkan Glori.
“Gimana dia tahu tadi aku pura-pura? Emang kelihatan banget ya? Lagian cowo gila kaya Jovan kadang nyebelin, tapi aku suka. Atau Riki orang ke tiga itu?” Ucap Glori dalam hati.
Ada banyak pertanyaan yang tak bisa Glori tanyakan saat ini. Sementara itu Riki yang sedang menuju ke kelas, “gila, ni mulut ga bisa di kontrol emang. Untung dia ga nanya lagi.”
Ia langsung berlari ke kelas karena bel jam pelajaran pertama sudah berbunyi.
Glori menemani Shavinna di UKS hingga akhirnya jam istirahat tiba. Shavinna tertidur sangat lelap, pasti nya ia sangat kelelahan selama ini. Ternyata menemani Shavinna terasa cukup melelahkan juga bagi Glori. Meski jam istirahat sudah tiba, Glori tak ingin meninggalkan Shavinna sendirian. Lagi pula Glori juga merasa lelah, dia senang bisa beristirahat sebentar dari pelajaran. Suasana di dalam UKS terasa sangat tenang. Tak ada siapa pun selain Glori dan Shavinna di dalam UKS itu.
“Glori?” panggil Seanna sambil menepuk pelan pundak Glori.
“Eh, kamu dari mana aja? Kok baru kesini?” tanya Glori.
“Maaf banget, tadi aku berangkat nya agak telat. Gara-gara mobil Abi ku tadi mogok di jalan,” balas Seanna yang merasa tak enak dengan Glori.
“Oh, gapapa kok. Kamu bisa temenin Shavinna sebentar? Aku mau ke toilet dulu,” ucap Glori dengan senyum tipis.
“Ah iya, sekalian ke kantin dulu aja gapapa. Aku udah cukup istirahat. Mending kamu nanti tidur dulu deh disini. Sama pucet nya kaya Shavinna,” tambah Seanna.
“Bukan nya nanti olahraga ya? Emang guru nya ga masuk lagi?” tanya Glori.
“Iya, tapi aku udah izin sama ketua tadi. Aku izinin kalian berdua sekalian, hehe. Eh, aku nitip es ya Glori. Kelupaan tadi aku,” jawab Seanna sambil menaruh jajanan nya.
“Okey, aku duluan ya Sean.” Glori langsung berjalan keluar dari UKS.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!