Pagi-pagi itu disebuah kelas sangat heboh dengan kedatangan lima gadis cantik yang baru saja sampai di ruangan kelas sekolahnya.
Semua mata tertuju pada gadis cantik bernama Felycia Putri, selain cantik dia juga gadis yang ramah jadi siapapun yang dekat dengannya akan menjadi temannya.
"Fel, lu jadikan nginep di rumah gue malem ini.?"
"Jadi dong gue udah bawa baju ganti di mobil jadi gak perlu pulang dulu ke rumah."
"Asyiiikkk.." Syakira bertepuk tangan.
"Lu gak ngajak kita-kita Sya.?" Mia cemberut sambil melirik Syakira.
"Ya boleh dong, kalian kalau mau ikut ayo malah lebih seru kali kalau kita kumpul semuanya. Iya gak Fel.?"
"Yaaapp.. Betul banget, besok kan weekend kita bisa nonton drakor semaleman, iya gak guys?".
"Memangnya orangtua lu gak marah Sya bawa pasukan ke rumah lo.?" Rina sedikit khawatir.
"Ya enggaklah justru bunda gue tuh seneng kalau rumahnya rame, pasti dia seneng banget." Syakira tersenyum penuh keyakinan.
"Jadi gimana pada ikut gak.?" tutur Felycia.
"Jadiiiii..." ketiga gadis itu berteriak menyutujui rencana menginap mereka di rumahnya Syakira.
Bel pulang pun berbunyi, semua murid berbondong-bondong keluar dari kelasnya masing-masing.
Felycia dan keempat temannya masuk ke dalam mobil milik Felycia.
"Sya, lu udah telpon supir lu kan, kalau lu pulang bareng kita-kita.?"
"Udah Rin, gue udah bilang ke nyokap sama supir gue kok, jadi aman." Syakira tersenyum manis.
Kelima gadis itu pun masuk kedalam mobil yang dikendarai Felycia.
Felycia mengemudi mobilnya menuju rumah Syakira.
Beberapa menit kemudian mobil mewah milik Felycia pun sampai di halaman rumah milik orangtua Syakira, kelima gadis itu pun keluar dari dalam mobil. Kemudian mereka pum berjalan mengikuti sang tuan rumah menuju pintu utama rumah itu.
"Kok sepi Sya nyokap lo kemana.?" tutur Santi sambil celingukan.
"Palingan lagi masak, nyokap tuh tau bakalan ada lo pada jadinya nyiapin makan siang buat kita." ucap Syakira sambil melempar tas sekolahnya di kursi ruangan keluarga.
"Eh udah pada pulang, bunda belum beres loh masaknya." ucap Bu Vera, mama nya Syakira.
"Gak usah repot-repot tante, kita udah makan kok tadi dikantin sekolah." jawab Felycia tersenyum simpul.
"Kok tante sih panggilnya, bunda dong kan kamu anak bunda juga." tutur Bu Vera tersenyum manis ke arah Felycia.
Felycia memang sudah tidak memiliki ibu lagi, ibunya meninggal ketika melahirkan Felycia ke dunia ini. Felycia pun hanya tinggal bertiga di rumahnya, papah sama ART-nya.
Bu Vera sangat menyanyangi Felycia seperti menyanyangi Syakira anaknya. Begitu juga dan Ayah Syakira sangat menyanyangi Felycia.
"Hehe iya bunda." Felycia menjawab malu-malu.
"Udah gak usah malu-malu luh sama bunda." tutur Syakira sambil menyenggol tangan Felycia.
"Kita boleh gak manggilnya bunda juga.?" Mia berucap sambil menatap mengelilingi ke empat sahabat juga bu Vera.
Bu Vera pun menjawab dengan antusias dan bahagia. "Tentu boleh, kalian semua anak bunda."
Ketiga gadis itu pun bersorak gembira "Horeeee.." tidak dengan Felycia dan Syakira kedua gadis itu hanya geleng-geleng kepala saja melihat kelakuan ketiga sahabatnya itu.
"Yaudah mending sekarang kita ganti baju dulu terus makan, cacing diperut gue udah pada demo." Syakira berucap sambil berjalan ke lantai atas dimana kamarnya berada.
Dan keempat sahabatnya pun mengikutinya dari belakang, sedangkan bu Vera tersenyum bahagia melihat teman-teman anaknya pada datang dan rencanya mereka akan menginap tentu bu Vera sangat terbuka akan kehadiran mereka di rumahnya. Bu Vera sangat menginginkan seorang cucu namun apa daya menantu yang ia andalkan untuk segera punya anak juga belum ingin mengakhiri karirnya dan fokus mengurus suami dan segera hamil.
....
Siang itu dimeja makan sangat ramai dengan kehadiran lima gadis itu, mereka makan bersama sambil bercerita tentang film yang akan mereka tonton nanti malam.
Sedangkan bu Vera melihat kelima gadis itu dari arah ruang keluarga, wanita itu tersenyum bahagia meskipun kebahagiaan itu yang bukan ia inginkan melainkan ingin segera menimang cucu.
Bubar makan gadis-gadis itu tidak meninggalkan meja makan begitu saja, mereka membereskan sisa makan dan juga mencuci piring bekas makannya. meskipun sudah dilarang sama ART-nya mereka tetap saja melakukannya, itu sebabnya juga bu Vera dan suaminya menyukai dan senang terhadap sahabat-sahabat anaknya sopan dan di siplin.
...
Sore sekitar pukul 16:35 wib sebuah mobil berhenti di parkiran, pak Hendra sudah tidak asing dengan mobil yang terparkir terlebih dahulu tidak dengan Satria.
"Itu mobil Ayah.?"
"Bukan, itu mobilnya temannya Syakira."
Satria hanya ber-oh saja tanpa bertanya lagi, kemudian ia pun masuk mengikuti sang Ayah masuk ke rumah mewah itu.
"Assalamuallaikum...."
"Waalaikumsalam.. Ayah udah pulang.?" kebetulan yang menjawab salam sang ayah itu Syakira gadis itu sedang mengambil cemilan untuk teman-temannya yang sedang asyik ngobrol di pinggir kolam renang
"Abaaang..." mata Syakira membulat melihat pria tinggi di depannya.
Pria itu pun merentangkan kedua tangannya untuk menyambut pelukan adik satu-satunya yang sangat ia sayangi. Syakira menghambur kepelukan sang kakak.
"Abang kapan pulang dari singapura kok gak bilang-bilang aku sih.?" Syakira cemberut menatap mata sang kakak.
"Abang tadinya gak ada niatan buat pulang, cuma masalah di kantor ayah mendadak jadinya abang juga pulang mendadak.
Syakira manggut-manggut. "Terus kak Angel tau kalau abang pulang.?" tanya Syakira kembali.
Satria menggelengkan kepalanya. "Abang gak ngasih kabar siapapun, Bunda aja abang kasih tau setelah abang sampe di bandara dan minta di jemput sama Pak Tarno." jelas Satria agar adiknya itu tidak bawel lagi bertanya-tanya.
"Itu cemilan banyak banget buat siapa.?" Satria melirik nampan yang sempat di taro oleh Syakira di lantai.
"Oh itu ada temen-temen aku mau nginep katanya."
Satria manggut-manggut. "Ya udah sana, abang mau ke kamar dulu gerah belum mandi."
"Ya udah mandi aja sana, aku mau peluk ayah dulu kangen." tutur Syakira sambil menghambur kepelukan sang Ayah yang dari tadi hanya berdiri melihat pembicaraan kedua anaknya itu.
"Duh anak Ayah udah gadis aja, awas jangan macam-macam kalau di luar rumah dan di sekolah." tutur Pak Hendra sambil mengelus kepala putrinya.
"Siap Yah." ucap Syakira sambil mengadah menatap sang Ayah.
"Bunda mana.?"
"Bunda lagi nyiram bunga kesayangannya di taman belakang." jawab Syakira melepas pelukan dari sang Ayah, gadis itu pun kembali membawa nampan yang berisi berbagai macam cemilan untuk di bawa ke teman-temannya.
Begitu juga dengan Hendra, lelaki paruh baya itu menuju taman belakang dimana istrinya sedang di sana.
"Lama banget Sya."
"Sorry bokap sama abang gue baru pulang Fel gue ngobrol-ngobrol bentar sama mereka." jawan Syakira.
"Abang lo bukannya di singapura." tanya Felycia kembali.
"Iya, tadi mendadak pulang ada urgent di kantor bokap."
"Abang Syakira yang mana sih Fel.?" tanya Mia dengan kekepoannya.
"Mana gue tau, gue aja belum pernah ketemu sama abangnya nih si curut." tutur Felycia.
"Kok bisa sih Fel, lu kan sering main sering nginep di rumah si Syakira masa lu kagak tau abangnya si Syakira." Ucap Rina sambil membuka salah satu cemilan yang ada di nampan tadi.
"Yaelah lu gak percayaan banget sih sama gue, tanya noh adiknya ngapain aja abangnya selama ini." Felycia kesal dengan pertanyaan-pertanyaan Mia dan Rina.
"Abang gue tuh sibuk dia sering bolak balik jakarta-singapura, di rumah paling sehari dua hari gak pernah nyampe berminggu-minggu apalagi berbulan-bulan." tutur Syakira jelas dan akurat.
Mia dan Rina pun manggut-manggut mengerti.
"Lu pada kalau mau ketemu abangnya si Syakira sono samperin mumpung ada di rumah besok-besok siapa tau terbang lagi ke singapura." tutur Santi yang sejak tadi hanya jadi pendengar saja.
"Boleh Sya.?" tutur Mia antusias.
"Sono kalau lu mau di tabok sama istrinya."
"Hah istri.. Udah nikah Sya.?" Mia dan Rina kaget, pria yang ingin mereka temui ternyata sudah menikah.
Kedua gadis itu sangat penasaran dengan sosok Satria kakak dari sahabatnya itu namun kandas harapan mereka untuk merebutkan pria itu ternyata sudah beristri.
....
Makan malam pun tiba, makan malam ini lebih rame dari tadi siang karna kehadiran Hendra. Pria paruh baya itu senang mengobrol dan bercanda dengan para gadis itu, tapi tidak dengan Satria pria itu mengurung diri sejak pulang dari kantor tadi sore.
Saking asyiknya mengobrol dimeja makan gak terasa waktu sudah menunjukan pukul 21:12 wib, kelima gadis itu di suruh untuk segera istirahat meskipun awalnya mereka memaksa untuk membereskan bekas makan mereka namun bu Vera tolak dengan alasan anaknya Satria belum makan padahal bu Vera tau Satria tidak akan mau makan kalau fikirannya belum tenang.
Kelima gadis itu pun menurut akhirnya mereka naik ke lantai atas untuk istirahat. Tetapi sampainya dikamar mereka malah heboh merebutan judul drakor yang ingin mereka tonton dan pada akhirnya tidak satu film pun yang mereka tonton, gadis-gadis itu malah asyik menceritakan salah satu cowok yang populer di sekolahnya.
Tawa kelima gadis itu terdengar sampai keluar kamar, Satria yang baru saja keluar dari kamarnya pun hanya geleng-geleng kepala mendengar tawa adik dan teman-temannya itu.
Laki-laki itu pun turun menuju lantai bawah terlihat Bunda nya sedang membereskan sisa makan malam.
Vera pun menoleh ke arah Satria yang baru saja sampai di bawah. "Mau makan biar bunda siapkan.?"
"Gak usah bun makasih, aku cuma mau ambil air dingin saja."
Setelah mengambil satu botol air dingin di kulkas Satria kembali menghampiri Bunda nya.
"Angel sejak kapan bun pergi dari rumah.?"
"Satu hari setelah kamu pergi ke singapura sampai sekarang belum pulang lagi." jawab bu Vera dengan sangat pelan ia tidak ingin melihat anaknya di rundung kesepian.
"Makasih bun." Satria menganggukan kepalanya kemudian ia naik kembali menuju kamarnya dilantai atas.
"Miaaaa. Buruan dong gue kebelet nihh.." Felycia mengedor-ngedor pintu kamar mandi yang ada di dalam kamar Syakira.
"Masih lama gue Fel, lu pake kamar mandi yang lain aja."
Felycia mengdengus kesal.
"Fel lu pake kamar mandi yang di sebrang kamar abang gua aja." saran Syakira.
Felycia pun tanpa menjawab segera lari keluar kamar untuk membuang air kecil yang sejak tadi ia tahan.
Bruugghhh... Tanpa sengaja Felycia menabrak Satria yang mau masuk ke kamarnya. Tatapan mereka pun bertemu sangat dekat, tubuh Felycia di tangkap agar tidak jatuh. Keduanya saling tatap begitu lama.
Bersambung.....
"Jadi selama aku tidak ada dirumah kamu juga pergi dari rumah, tidak bisakah kamu berdiam diri di rumah aku bisa penuhi semua yang kamu inginkan apapun itu."
"Mas aku belum bisa tinggalkan pekerjaan itu sekarang-sekarang karier aku sedang bagus-bagusnya aku tidak bisa meninggalkan pekerjaan itu begitu saja." ucap Angel sambil bangun dari tempat tidurnya.
Angel Maharani, seorang model yang sedang naik daun. ia sangat menekuni pekerjaan itu sekaligus hobby nya.
"Apa kamu tidak kasian sama bunda beliau ingin segera menimang cucu, bunda sangat berharap kamu segera hamil, tolonglah sayang nurut sama aku tinggalkan pekerjaan itu kamu fokus sama pernikahan kita. Kamu mau apa biar aku beli kan rumah, mobil baru atau apartement aku siap membelikan apa yang kamu inginkan, aku juga ingin segera punya anak." Satria memohon kepada istrinya namun itu tidak akan membuat seorang Angel luluh.
"Beri aku waktu setahun lagi ya mas, aku janji akan tinggalkan pekerjaan itu setelah satu tahun." lagi-lagi Angel hanya memberi harapan palsu supaya suaminya itu tidak merengek lagi untuk meninggalkan pekerjaan yang telah melambungkan namanya itu.
"Kamu janji sayang.?" kedua tangan Satria menangkup pipi istrinya yang sangat ia cintai.
Wanita itu hanya menganggukan kepalanya kemudian Satria memeluk erat tubuh istrinya itu.
...
"Fel jadi gak nginep di rumah gue lagi.?" tanya Syakira saat jam istirahat di sekolahnya.
"Enggak dulu Sya, bokap nanti sore balik dari singapura dan gue harus stay di rumah." Felycia tersenyum simpul sambil menatap sahabatnya itu.
"Oke gak masalah.. Oya Fel lu tau gak ternyata si Andre itu naksir sama lo, gue gak bisa bayangin gimana reaksi cewek-cewek di sekolah ini apalagi si Anne tuh pasti iri parah sama lo, secara Anne naksir berat sama si Andre sayangnya si Andre cuek dan lebih tertarik sama lo." ucap Syakira panjang lebar.
"Berisik Syakira Pratami, tuh mulut kalau udah nyerocos gak ada rem nya ya kaya mobil blong terus nanti nabrak lalu isdet."
"Lu doain gue mati Fel." Sarkas Syakira.
"Lagian lu udah gak penting mau makan gak nih gue laper belum sarapan soalnya." Felycia mengelus perutnya yang sudah kelaparan.
"ART lu kemana pulang kampung.?"
"Enggak cuma tadi pagi gue lagi males aja."
"Kenapa lu sakit.?" Syakira khawatir dan menempelkan telapak tangannya di jidat sahabatnya itu.
"Enggak Sya, gue gak papa." Felycia menyingkirkan tangan Syakira yang menempel di jidatnya.
"Terus kenapa tumben-tumbenan."
"Otak gue sedang tidak konek sehingga gue males buat sarapan, ayo buruan katanya udah laper tuh cacing di perut lo udah disko." Felycia menarik tangan sahabatnya itu menuju kantin sekolah.
Sesampainya di kantin kedua gadis itu celingukan mencari ketiga sahabatnya yang sejak istirahat tadi menghilang begitu saja.
"Kemana sih mereka bertiga tumben-tumbenan ngilang, gak jelas emang mereka bertiga tuh minta di jitak kali ya tuh satu-satu jidatnya." Felycia ngedumel sambil memainkan ponselnya entah apa yang gadis itu cari di dalam ponselnya.
"Hai guys sorry ya telat tadi ada urusan mendadak yang tidak bisa kita tunda. Ye kan guys." Mia melirik pada Santi dan Rina. Kedua gadis itu pun mengangguk bersamaan.
"Urusan apa sih sampe heboh begitu, tumben-tumbenan lu pada sok sibuk."
"Felycia Putri yang cantik nan anggun lu tau gak si Andre hari ini mau nembak lo di depan seluruh anak sekolah, keren gak..? Keren kan.?" Ucap Santi sambil menaik turunkan alisnya.
"What???.. Secepat itu.?" Syakira kaget bukan kepayang.
"Jadi urusan yang lo maksud tadi ngerencanain itu sama si Andre.?" tutur Syakira kembali.
Santi menjentikan ibu jarinya. "Yap betul banget."
"Keren-keren seorang captain basket akan pacaran sama ketua osis, waw amazing." Mia berucap sambil menangkup pipinya sendiri.
"Gue yang mau di tembak lu pada yang heboh emang kalian yakin gue akan terima cintanya si Andre, kalian yakin juga gue suka sama tuh cowok tengil.?" Felycia berucap panjang lebar pada teman-temannya itu.
Mereka berempat pun saling tatap dan kompak menggelengkan kepalanya.
"Udah ah gue laper mau pesen seblak dulu, lo pada mau pesen apa biar gue pesenin sekalian.?" tawar Felycia sambil berdiri dari tempat duduknya.
"Sekalian di bayarin gak nih.?" Syakira nyengir kuda.
"Doyannya yang gratisan mulu, iye gue traktir lo pada cepetan mau pesen apaan.?"
Keempat gadis itu bertepuk tangan. "Horeee.."
"Gue samaan kaya lo deh seblak level tiga." tutur Syakira sambil mengacungkan ketiga jarinya.
"Gue mie ayam aja deh, jangan pake daun bawang." tutur Santi
"Lu apaan Rin.?" tanya Mia.
"Bakso aja deh."
"Oke gue juga baso aja samaan kaya Rina." tutur Mia.
Felycia pun berjalan untuk memesan makanan siangnya di kantin sekolah.
Setelah selesai makan, mereka di hebohkan dengan orang-orang yang berbondong-bondong menuju lapangan sekolah, kelima gadis itu pun mengikuti anak-anak yang lainnya menuju lapangan sekolah.
"Nah itu gadis yang ku tunggu-tunggu dari tadi, kita langsung saja oke teman-teman.?" Andre tersenyum bahagia ia akan mengatakan cinta pada gadis yang ia cintai selama ini.
"Felycia Putri maukah kau jadi kekasihku menjadi teman cintaku.?" ucapan itu keluar dari mulut Andre.
Felycia tidak menjawab ucapan laki-laki itu, gadis itu berdiam diri menatap laki-laki yang baru saja menembaknya.
Sedangkan di ujung lapangan terlihat amarah dari seorang gadis, gadis itu adalah Anne yang selama ini naksir terhadap Andre.
"Gimana Fel, kamu terima cintaku.?" tanya Andre penuh harap.
"S-sorry Ndre gue belum bisa jawab sekarang."
Raut kecewa terlihat dari wajah tampan laki-laki itu namun, laki-laki itu tidak menyerah.
"Oke gak apa-apa, aku akan menunggumu sampai kamu siap, tapi aku mohon terima mawar ini." Andre menyerahkan setangkai mawar merah pada gadis pujaannya itu.
Felycia pun menerimanya. "Gue balik ke kelas ya." gadis itu tersenyum kecil dan hanya anggukan dari laki-laki itu.
"Semunya bubar tunggu part dua aja oke."
Semua anak-anak pun bubar dan masuk ke kelasnya masing-masing.
Masih di ujung lapangan Anne tersenyum simpul. "Masih ada kesempatan untuk berebut hatinya Andre."
...
Bel sekolah pun berbunyi menandakan jam sekolah telah berakhir.
Hari ini rencananya papa Felycia akan pulang dari singapura, gadis itu segera pulang karena rencananya mau mampir dulu untuk belanja dan masak buat menyambut sang papa pulang. Meski dari keluarga berada gadis itu tidak gengsi untuk membeli bermacam sayuran dan aneka bumbu dan ia juga sangat pintar memasak. Itu semua ia belajar dari sang Art nya yang telah lama bekerja di rumahnya itu.
Sesampainya di tempat belanja gadis itu langsung menuju perdagingan dulu, tidak perlu lama untuk memilih bermacam daging ayam, ati ampela, daging sapi dan yang lainnya. Setelah dari perdagingan gadis itu menuju ke tempat persayuran segala macam sayur di ambilnya tak lupa segala perbumbuan ia beli.
Setelah selesai belanja dan membayarnya di kasir, gadis itu segera pulang tidak perlu memakan waktu banyak karena pusat perbelanjaan hanya beberapa menit dari rumahnya.
"Makasih pak." gadis itu tersenyum kepada satpam yang membukakan pintu pagar untuknya.
"Sama-sama neng."
Setelah keluar dari mobilnya Felycia tak lupa menenteng semua belanjaannya.
Bi Sumi yang baru saja membereskan kamar Tuannya lari tergopoh.
"Neng Fely biar bibi aja yang bawa, neng capek baru sekolah udah harus belanja keperluan dapur." ucap Art nya itu sambil mengambil alih semua belanjaan yang dibawa sang anak majikannya.
"Tidak apa-apa bi sekalian olahraga." tutur gadis itu sambil berjalan menuju lantai atas dimana kabarnya berada disana.
"Ya udah neng istirahat dulu sana biar bibi yang nyiapin buat bapak nanti pulang."
"Oke! Makasih ya bi."
"Sama-sama."
Setelah sampai dikamarnya gadis itu pun melempar tas sekolahnya asal kemudian gadis itu duduk di kursi yang ada di sebrang ranjangnya, lalu gadis itu membuka ponselnya dan memencet aplikasi biru, melihat-lihat story-story kontaknya. Dan matanya tertuju pada sebuah story tak lain milik Syakira, gadis itu memposting dirinya da abangnya.
"Kalau di lihat-lihat cakep juga abangnya si Syakira tapi sayang udah beristri."
Lalu gadis itu menutup kembali ponselnya dan merebahkan badannya untuk tidur siang sebentar.
Disebuah ruangan laki-laki itu mengetuk-ngetukan jarinya ke meja.
"Kenapa gue keinget terus sih sama temannya si Syakira wajahnya selalu terbayang-bayang di otak gue."
Bersambung...
Siang itu disebuah pusat perbelanjaan Felycia jalan seorang diri, hari ini gadis itu ingin menghabiskan weekendnya dengan berjalan-jalan seorang diri di Mall.
Namun siapa sangka rencana itu gagal, Felycia bertemu dengan sahabat karibnya disana namun yang jadi pertanyaan gadis itu tumben banget Syakira jalan berdua sama kakaknya. Biasanya Syakira kalau mau pergi-pergi selalu mengajak dirinya.
"Fely... Lo disini juga.?" tanya Syakira, ternyata gadis itu melihat ke arah dirinya juga.
"Iya Sya gue suntuk di rumah terus makanya gue kesini." tutur Felycia.
"Kok gak ngabarin gue sih kan kita bisa jalan bareng."
"Tadinya gue juga mau ajak lo tapi kayanya lo sibuk gitu gue chat juga gak di bales."
"Oh i'm sorry Fel, dari tadi gue gak megang HP ini juga ketinggalan nih, gara-gara dia nih ngajak buru-buru kesini." Syakira ngedumel kesal kepada sang kakak.
"Jadi ceritanya gak ikhlas nih." tutur Satria.
"Gak gak gitu bang, Fel daripada lu jalan sendirian kaya orang gila mending lo temenin gue sama abang gue. Oke!"
"Ngapain.?"
"Ayo ikut aja." Syakira menarik lengan Felycia.
Setelah berjalan-jalan cukup lama, namun Satria juga belum menemukan hadiah apa yang harus di belikan untuk Angel.
"Sebenarnya kalian lagi cari apa sih.?" Felycia kesal dari tadi jalan-jalan gak jelas.
"Bang cepetan mau beli hadiah apa buat Mbak Angel.?"
"Jadi dari tadi kalian mai beli hadiah, hadiah buat acara apa.?" tanya Felycia di sela kekesalannya.
"Tuh bang cepetan, mau beli hadiah apa buat istri tercinta abang itu." Syakira sedikit meledek sang kakak.
"Buat acara ulang tahun kira-kira apa ya yang pantes buat istri saya."
Dan disana tatapan mereka bertemu, ada getaran dihati Felycia tapi entah itu apa, gadis itu belum bisa merasakannya.
"Istri abang suka apa dulu, barang-barang mewah atau perhiasan mungkin.?" tutur Felycia.
"Tuh apa kata Felycia, coba inget-inget apa kesukaan istrimu." ucap Syakira.
"Dia seneng banget ngoleksi perhiasan." tutur pria tampan itu.
Satria selain tampan, ia juga berbadan tinggi dan atletis hidung yang mancung dengan mata elangnya, siapa saja pasti akan jatuh cinta kepada pria beristri itu.
"Ya udah ayo kita ke toko perhiasan tunggu apa lagi." ucap Felycia sambil berjalan ke arah toko perhiasan tidak jauh dari tempat mereka berdiri.
Syakira dan Satria pun mengikuti gadis itu dari belakang. Sesampainya di toko perhiasan itu, Felycia melihat-lihat perhiasan apa yang cocok untuk seorang model, meskipun gadis itu tidak dekat dengan kakak ipar dari sahabatnya namun Felycia tau selera untuk seorang model.
"Fel gue kebelet, lo temenin abang gue dulu ya."
"Lah Sya kok..."
"Udah abang gue baik kok orangnya."
Lalu Syakira pun tanpa pamit ke abangnya segera lari keluar dari toko itu. Kecanggungan pun keluar dari Syakira karena lelaki yang berada di sampingnya itu hanya diam dari tadi .
Felycia pun memberanikan diri menyarankan sebuah kalung mewah. "Bang ini kaya nya cocok buat istri abang."
Satria pun menerima kalung yang di sarankan sahabat adiknya itu. "Mbak, bungkus yang cantik ya untuk hadiah ulangtahun istri saya."
Felycia mendengus kesal. Meskipun pria itu membeli kalung yang disarankan gadis itu setidaknya keluar satu atau dua kata keluar dari mulut pria itu.
"Menyebalkan." lirih Felycia.
"Kenapa." nada dingin keluar dari mulut ptia itu.
"Enggak bang, kok Syakira lama banget sih." tutur gadis itu, ia kesal juga lama-lama berada di samping pria tampan itu.
"Kamu mau pulang, ya udah tinggal pulang gak usah nungguin temen kamu, dia adik saya. biar pulang bareng saya lagi." lagi-lago Satria berbicara dengan nada dinginnya.
Tanpa basa-basi Felycia berdiri lalu segera berjalan ke arah luar toko perhiasan itu.
"Fel lu mau kemana.?" Syakira yang baru saja menyelesaikan membuang hajatnya.
"Pulang bete gue." Felycia mendengus dan kesal.
"Kenapa Fel.?"
"Bilangin sama abang lo, belajar terimakasih sama orang, bye gue balik." Felycia pun berjalan meninggalkan sahabatnya itu dengan raut wajah bingung.
Satria pun keluar menghampiri adiknya. "Yuk pulang."
"Abang udah dapet kadonya, Felycia abang apain kok mood nya berubah gitu.?" tanya sang adik pada kakaknya.
"Udah nih, mana abang tau lagi dapet kali." jawab pria itu asal.
"Ih gak jelas banget sih abang sama si Fely."
"Yang gak jelas itu temen kamu tuh, jadi orang gak usah baperan." lalu pria itu melengos berjalan ke arah luar Mall itu.
"Pada kenapa sih, heran gue." Syakira menghentakan kakinya kemudian berjalan mengikuti abangnya.
....
Beberapa menit kemudian Felycia sampai di rumahnya gadis itu masih dilanda kesal terhadap abang sahabatnya itu.
"Dasar pria nyebelin, gak tau terimakasih awas kalau ketemu lagi." rutuk gadis itu sambil menghempaskan tubuhnya di sofa ruang tamu.
"Kenapa neng ngedumel gak jelas, hati-hati loh nanti neng jatuh cinta sama pria itu." ucap bi Sumi yang kebetulan sedang menyapu lantai sore itu.
"Apa bi jatuh cinta sama pria itu, pria ngeselin menyebalkan, gak mungkin bibi." ucapnya seraya melipat tangannya di dada.
"Apa yang gak mungkin neng." tanya bi Sumi kembali.
"Aduh si bibi ini, tuh cowok nyebelin udah beristri jadi gak mungkin aku suka sama dia." ucap gadis itu seraya berdiri lalu berjalan ke arah dapur untuk mengambil air minum.
Bi Sumi hanya tersenyum sambil geleng-geleng kepala melihat tingkah anak majikannya itu.
"Papa berangkat jam berapa tadi bi.?" tanya Felycia pada Art nya.
"Kalau gak salah jam sembilan neng."
Felycia hanya menganggukan kepalanya lalu gadis itu mengambil remote tv yang ada di ruangan tengah.
"Oya neng, bapak tadi nitip pesan katanya sekarang lama disana mungkin empat atau lima bulan." tutur bi Sumi.
"Terserahlah bi papa kan selalu begitu sejak aku kecil juga."
"Sabar ya neng."
"Siap bi tenang aja, oke" Senyum manis terpancar dari bibir manis gadis itu.
...
"Happy birthday to you." ucapan selamat tahun dari pria itu terdengar sangat bahagia. Angel menatap kado kecil dan sebuket bunga yang di pegang Satria.
"Selamat ulangtahun istriku."
"Mas.." Angel tersenyum dan segera berhambur ke pelukan sang suami.
"Maaf sayang aku gak sempat buat pesta untuk acara ulangtahunmu, tapi kamu tenang aja hari ini apapun yang kamu minta aku berikan. Dinner dan bermalam di hotel kita habiskan malam ini berdua." ucap Satria seraya memberikan sekotak kecil kado dan sebuket bunga.
"Makasih mas. Tapi aku sedang ingin istirahat karena besok pagi aku harus kembali ke bali ada pemotretan disana."
Raut kecewa terpancar dari wajah pria tampan itu.
"Gak apa-apa kan mas.?"
Kemudian Angel melepaskan pelukannya dan menyimpan hadiah yang diberikan suaminya begitu saja, wanita itu dengan semangat memasukan satu persatu bajunya ke dalam koper miliknya.
"Aku ke ruangan kerja dulu ya ada kerjaan yang belum aku selesaikan." pamit laki-laki itu dengan alasan berbohong akan menyelesaikan pekerjaannya. Ia hanya tidak ingin bertengkar yang kesekian kalinya dengan Angel.
Sesampainya di ruangan kerjanya laki-laki itu menghempaskan dirinya diatas kursi kerjanya. Lalu iseng-iseng membuka salah satu media sosialnya dan tanpa sengaja ia melihat postingan sang adik dengan Felycia yang sedang duduk manis di sebuah taman, entah kapan gadis itu memposting foto itu. Satria mengklik tag yang ada di postingan foto tersebut.
Satria terus menggulir ponselnya melihat-lihat foto-foto seorang gadis cantik nan seksi, gadis itu tak lain adalah Felycia.
"Cantik juga nih anak." Satria tersenyum kecil.
Bersambung...
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!