NovelToon NovelToon

Pesugihan Milik Istriku

Bab 1. Rumah tangga Rosana

Halim mendesah pelan karena orgen tunggal milik mereka terancam akan gulung tikar karena sama sekali tidak ada yang mau menyewa, di seberang rumah ada juga orgen tunggal milik Pak Reza yang sangat laris manis, hampir setiap minggu selalu manggung dengan harga yang sudah amat tinggi karena ada biduan nya juga.

Memang biduan lah yang membuat orgen tunggal terlihat hidup dan ramai peminat nya, dari desa kedesa dan sampai kota juga orgen milik Reza di sewa orang sehingga sekarang dia sudah punya empat paket orgen tunggal sehingga dalam satu minggu saja dia akan panen uang yang jumlah nya sangat besar sekali.

Satu organ tunggal saja harga sewa nya sampai empat juta dan di kali dengan empat orgen, maka enam belas juta dalam satu minggu milik Reza menghasilkan uang. sedang kan punya Halim satu minggu sekali belum tentu laku atau ada yang menyewa, padahal sudah mencari biduan juga untuk di jadikan penarik orang orang.

"Kebutuhan dapur sudah habis semua, Mas." Rosana menatap suami nya sengit.

"Mas juga sudah tidak ada uang lagi, apa kamu sudah tidak ada tabungan?" Halim bertanya pelan.

"Selama satu bulan ini kita hidup dengan tabungan ku, lalu sekarang kamu masih tanya masalah tabungan!" Rosana menatap sengit pada suami nya.

"Nanti Mas akan coba cari kerja supaya kita punya uang." Halim menurunkan suara nya agar mereka tidak ribut.

"Mau kerja apa memang nya dengan tangan sebelah begitu?!" ketus Rosana menatap Halim rendah.

"Ya semoga saja ada yang bisa Mas kerjakan walau cuma dengan satu tangan saja." harap Halim penuh kesabaran.

"Rumah perlu di bayar dan semua juga butuh uang untuk hidup, lagian itu orang orang kok tidak mau sih menyewa orgen kita! selalu saja punya Reza yang di sewa." Rosana merutuk panjang pendek.

"Belum rezeki kita, Dik! itu memang rezeki dia, kita tidak boleh iri." nasihat Halim pada istri nya.

Bukan nya terima dengan nasihat sang suami, Rosana malah kian naik darah karena merasa Halim terlaku yakin dengan allah. bahkan kadang Rosana juga mengejek Halim yang sholat selalu lima waktu, tapi kehidupan mereka tetap itu itu saja tidak ada yang berubah dan mereka tetap lah hidup sengsara dengan uang pas pasan.

"Kau kalau masih saja punya keyakinan begitu maka akan hidup miskin selama nya! mana hasil dari sholat lima waktu mu itu, semua nya hanya sia sia saja." Rosana menunjuk wajah Halim.

"Istigfar, Dik!" Halim kaget dengan ucapan istri nya ini.

"Diam kau, bangsaaat! suami miskin tidak berguna, semua harta yang aku miliki jadi habis gara gara kau!" teriak Rosana sangat marah.

"Ya allah, ampuni istriku." Halim menatap sedih pada istri nya yang masuk kedalam kamar.

Halim duku mengalami kecelakaan dan patah tangan hingga hancur, dokter bilang bahwa dia harus di amputasi. maka dari itu sekarang dia hanya punya satu tangan dan jalan nya juga agak pincang, susah bila harus cari kerja karena orang pasti tidak akan terima.

Perusahan yang dulu tempat dia bekerja saja sudah tidak menerima karena alasan tangan satu akan susah untuk kerja, maka nya Halim jadi pengangguran dan sama sekali tidak ada tempat untuk kerja lagi.

"Ayah minum teh nya." Sela anak Halim yang paling besar berumur sebelas tahun membawa kan teh.

"Wah anak Ayah pintar sekali, terima kasih ya." Halim tersenyum terpaksa.

"Ayah, teman teman pada liburan keluar kota. kok kita tidak liburan, aku pengen kayak mereka." rengek anak kedua Halim yang laki laki bernama Zulham.

"Sekarang Ayah belum punya uang, besok kalau sudah ada rezeki maka kita akan pergi liburan." janji Halim.

"Tahun kemarin Ayah juga bilang begitu, tapi sama sekali tidak ada bukti nya." Zulham merajuk karena dia ingin tau rasa nya liburan.

"Maka nya cari uang, Mas! jadi saat anak minta liburan kamu tidak cuma janji saja, yang ada nanti Zulham akan muntah kebanyakan makan janji kamu." Rosana keluar dari kamar.

"Ibu jangan bicara begitu dong." Sela membela Ayah nya.

"Bela saja terus Ayah mu itu!" ketus Rosana segera keluar dari rumah.

Sela menatap iba pada Ayah nya yang cuma bisa diam bila sedang di hina oleh Rosana, mungkin saja Halim sadar bahwa dia memang sudah tidak bisa mau memberikan apa apa untuk istri nya sehingga mau di hina bagai mana pun tetap saja diam dan menerima. hidup memang begitu di rendahkan sekali bila tidak bisa cari uang, apa lagi dia adalah kepala rumah tangga nya.

...****************...

Rosana tidak berhenti mengumpat karena saat tadi keluar dari rumah, malah melihat istri nya Reza keluar juga tapi menggunakan motor keluaran terbaru lengkap dengan daster mahal juga karena dia mau kepasar. sedangkan Rosana cuma jalan kaki, dan Mila naik motor begitu.

"Aku doakan kau kecelakaan biar tidak bisa begaya lagi." Rosana menyumpahi tetangga nya.

"Mau kemana, Ros?" sapa suara nya Bu RT dari arah belakang.

"Mau beli sayur kepasar, Bu." Rosana memaksakan senyum nya agar tidak terlihat muram.

"Ini loh saya mau yasinan, kamu bisa tidak kerumah saya untuk jadi tukang cuci piring? nanti saya kasih uang kok." tawar Bu RT.

"Maaf, saya tidak bisa!" Rosana langsung pergi karena hati nya sakit.

"Hisssh dasar orang miskin belagu, padahal kan lumayan uang dua ratus ribu itu." Bu RT berdecih sinis.

Rosana bukan memandang pekerjaan nya saja, dia juga nanti harua menahan malu atas ejekan para mulut tetangga yang suka julit. sebab dulu nya Rosana adalah anak orang kaya yang hidup nya serba kecukupan, namun setelah menikah malah jadi tukang cuci piring di rumah orang lain.

Pernah satu kali dia mengalami hal tersebut dan bukan main rasa sakit hati Rosana, Mila mengambil video saat dia sedang mencuci piring dan di unggah dalam sebuah akun T sehingga semua orang bisa melihat dan juga comen, apa lagi caption nya SETELAH MENIKAH AKU JADI MISKIN.

"Akan ku balas suatu saat nanti hinaan kalian, tidak akan aku diam saja." Rosana sampai menangis mengingat hal itu.

Orang tua Rosana tidak tau bahwa hidup anak nya susah karena mereka tinggal di kota dan jarak yang sangat jauh, bisa di bilang di luar pulau sehingga jarang berkunjung kesini karena mereka harus menggunakan pesawat. padahal mereka adalah orang yang berada, dulu Rosana di tentang saat akan menikah dengan Halim karena dia sudah di jodohkan dengan pria lain.

Hallo guys, selama datang di cerita othor yang baru.

Jangan lupa tinggal kan jejak kalian ya, semoga suka dan selamat membaca.

Bab 2. Jambret

Rosana menghitung uang hasil menjual kalung milik nya yang sudah sangat lama ia simpan, barang ini adalah satu satu nya yang tertinggal sejak bawaan gadis dulu. dapat uang dua belas juta rupiah dan ini bisa di gunakan untuk keperluan hidup mereka, wanita cantik ini berniat untuk membuka usaha di depan rumah.

Bila hanya di pegang uang saja tanpa di kembang kan maka akan habis karena harus membayar KPR rumah setiap bulan nya, tempat tinggal Rosana sudah bisa di sebut agak kota karena suda ada pembangunan rumah bersubsidi, dulu bisa mengambil saat Halim masih kerja sehingga ada slip gaji sehingga mudah untuk mengambil nya.

Namun sekarang Halim sudah tidak kerja lagi sehingga rumah pun sepat beberapa kali nunggak, bahkan parah nya di jendela saja sudah ada tempelan kertas dari bank yang berarti mereka sudah menunggak tiga bulan. kemarin Rosana juga jual perhiasan untuk bayar rumah, sekarang juga harus jual kalung lagi.

"Berjualan depan rumah mungkin akan lebih baik, dari pada cuma nunggu orgen yang belum tentu sebulan sekali dapat orderan." gumam Rosana sambil melihat container untuk jualan.

"Mau jualan apa, Mbak?" tanya penjual ramah.

"Rencana nya es teh gitu sama yang lain, bagus ini kayak nya." Rosana masih melihat lihat.

"Ini memang untuk jualan es, Mbak! kalau mau nanti bisa di antar." jawab pedagang.

"Berapa harga nya kalau yang ini?" Rosana akan mulai tawar menawar.

"Ini dua juta setengah, karena ukuran nya besar." jawab pedangang.

"Ndak kurang lagi kah? kurangi lah sedikit, Mas." pinta Rosana tersenyum.

"Dua juta tiga ratus paling kurang nya, kan masih ngantar juga." pedagang memang alot.

"Pas dua juta ngono loh." kekeh Rosana jiwa Emak Emak nya keluar.

"Tidak bisa kalau dua juta, soal nya ini besar loh." pedagang masih mempertahan kan harga.

"Ya udah kalau gitu, tapi antarkan kerumah ya." Rosana pun mengalah juga akhir nya.

Pedagang mengangguk setuju sambil menggosok tangan karena barang nya sudah laku hari ini, tak lupa juga semua sudah di periksa dengan baik, saat ini juga mau langsung di antar kan kerumah nya Rosana karena jarak yang di tempuh tidak lah jauh dari toko yang menjual container.

Rosana membuka tas karena mau mengambil uang nya di tas dua belas juta tadi, tujuan dia memang mau jualan agar uang ini tidak habis begitu saja, nanti mau untuk bayar rumah lima juta dan sisa nya bisa untuk modal serta makan mereka beberapa minggu kedepan, siapa tau juga nanti ada yang menyewa orgen tunggal milik mereka.

Bruuuuummm.

Wuuuttttt.

"Aaaaggkk, TOLOOOOONG!"

"Ya allah, Mbak!" pedang sampai kaget melihat Rosana yang terseret gara gara tas di tarik oleh jambret.

Duaaak.

"Lepaskan tangan mu, Goblok!" jambret masih sempat menendang kepala Rosana karena wanita ini tidak mau melepaskan tas.

"Tolooooong....aaagkkk sakiiit!" Rosana menggerang karena tangan yang sebelah sudah terkelupas akibat terseret aspal.

"Lepaskan saja, lepas kan tas nya!" pedagang sangat panik.

Tanpa di suruh pun Rosana sudah melepaskan tas nya karena sangat kesakitan, separuh tubuh sampai wajah terlihat berdarah karena gesekan aspal yang sangat tajam. rasa sakit nya pasti tidak main main, namun hati Rosana lah yang lebih sakit karena dia harus kehilangan semua uang nya.

"Masya allah, ini kenapa?!" kaget orang orang.

"Uang ku! uang ku di ambil mereka, aaaaahhh uang ku." Rosana menangis histeris.

"Kena jambret ya?" tanya orang orang yang tidak tau.

"Sudah sangat jauh karena mereka naik motor kencang." jawab yang lain panik.

"Lebih baik bawa dulu kerumah sakit Mbak nya, ini parah." ujar warga ngeri melihat luka Rosana.

"Ayo kita kerumah sakit, Mbak." ajak pedagang jadi kasihan juga.

"Jangan, aku tidak punya uang lagi untuk apa apa!" tolak Rosana lemas menahan sakit hati dan sakit tubuh nya.

"Tapi sampean luka nya parah, harus di obati ini." paksa pedagang.

Namun Rosana mengabaikan ucapan semua orang karena hati wanita ini kian marah pada nasib nya yang sangat buruk, padahal ini uang halal milik dia sendiri dan satu satu nya pula, hanya dengan uang itu dia punya harapan untuk hidup selama beberapa minggu dan ingin membuka usaha juga.

"Bangsat! aku tidak akan percaya dengan allah, kenapa dia sangat tega padaku." Rosana berjalan tidak tentu arah karena pikiran yang sangat kalut.

Tidak peduli walau hujan sudah mulai mengguyur bumi, dia tetap berjalan dengan tubuh penuk luka akibat di seret dengan jambret. padahal kepala Rosana juga sangat pusing akibat di tendang tadi, namun tidak di rasakan oleh dia.

"Kenapa hidup ku sangat sengsara begini? aku tidak mencuri, itu semua uang ku." isak Rosana begitu perih.

"Andai saja aku tidak menikah dengan Halim, maka hidup ku tidak akan serusak ini." Rosana menekan dada nya yang terasa sangat sakit.

"KENAPAAAA?!"

Teriakan Rosana mengalahkan suara petir yang sedang menyambar nyambar, dia sama sekali tidak sadar bahwa sudah berjalan masuk kehutan yang sangat lebat sekali, sebab Rosana sudah jatuh tenggelam dalam duka kehilangan uang milik nya yang dua belas juta.

"Kenapa? apa salah ku hingga di buat begini!" Rosana duduk bersimpuh sembari meremas tanah hitam.

"Itu uang milik ku, aku tidak mencuri nya dari siapa pun!" isak Rosana kian menjadi saja.

Angin bertiup kencang menghempaskan daun daun kering hingga berserakan kesana kemari, namun sekuat apa pun angin dan gelap nya keadaan sekitar tidak membuat Rosana peduli karena dia saja tidak sadar bahwa langkah nya sudah tersesat jauh.

"Bagai mana aku akan membayar semua itu? kata siapa allah itu adiiilll!" teriak Rosana sangat kencang.

JEDEEEERRR.

Suara petir sangat kencang bersama teriakan Rosana di dalam hutan ini, membuat seseorang yang sedang tertidur jadi bangun lagi dan menatap nya dengan pandangan nyalang. namun Rosana tidak sadar bahwa dia sedang di tatap, apa pun yang terjadi dia sama sekali tidak peduli.

"Semua sudah berakhir, lebih baik aku mati saja." Rosana mulai putus asa atas hidup nya.

Wuuusssh.

Wuusssshh.

"Aku tak akan mau hidup bila hanya kau beri penderitaan saja, Bangsaaaat!" pekik Rosana entah memaki siapa.

Sakit hati dan sakit tubuh menyatu jadi satu, sudah terbayang dalam benak nya bila dia pulang sekarang, maka esok hari pasti orang bank akan datang untuk meminta angsuran karena tunggakan mereka. bila pulang maka sama saja rasa nya loncat dalam jurang yang amat dalam, Halim sebagai suami kerja nya cuma pasrah saja tanpa menyadari bahwa istri nya pontang panting memikirkan semua masalah mereka.

Bab 3. Mencari Rosana

Halim gelisah menunggu Rosana yang tidak kunjung pulang kerumah setelah tadi sempat ada perdebatan di antara mereka, bahkan Halim juga tidak tau kemana Rosana pergi karena dia tidak ada berpamitan, sedangkan hujan kian deras bersama petir yang menyambar nyambar, takut sekali rasa nya Halim karena Rosana belum kembali kerumah sejak tadi.

Sejak tadi terus mondar mandir tidak karuan di depan pintu karena gelisah menunggu sang istri, anak anak juga sampai tertidur setelah tadi sempat masak mie untuk makan berdua. untung nya anak anak memang paham kondisi keuangan, walau Zulham masih protes kadang kadang karena dia masih belum paham dengan keadaan orang tua nya.

Sela yang sudah mengerti sehingga kadang banyak mengalah pada si Adik, bahkan uang saku nya juga kerap di berikan untuk Zulham saja dan dia sama sekali tidak jajan. Halim merasa sangat bersalah pada keluarga nya, mereka semua sengsara karena kepala rumah tangga yang cacat tidak punya pekerjaan.

Pasti nya juga Rosana sangat pusing karena memikirkan ini semua, mana tunggakan mereka sangat besar sehingga bisa kapan saja di usir dari rumah ini. Halim menelan ludah dengan susah payah ketika sekali lagi petir menyambar di luar sana, rasa hati kian tidak tenang karena takut ada sesuatu terjadi pada istri nya.

"Mobil siapa? jangan jangan orang bank pula!" cemas Halim.

"Mana mungkin lah orang bank mobil nya odong begini, tapi siapa ya?" Halim bertanya tanya sendiri.

"Assalamualaikum." seorang pria setengah baya keluar dari mobil dan berlari masuk teras.

"Walaikum salam, ada apa ya?" Halim cemas bila orang ini membawa kabar buruk.

"Mas nya menyewakan orgen kan? saya mau minta tolong untuk hari minggu besok, Mas." pinta orang tua ini.

"Oh boleh! saya bisa kok, Pak." Halim langsung menerima nya cepat.

"Harga nya tetap dua juta setengah kan, Mas? dana saya pas pasan, jadi saya orgen yang murah saja." jujur pak tua ini.

"Benar, cuma dua juta setengah kok. tapi biduan nya ya cuma satu saja, Pak." jelas Halim cepat.

"Tidak masalah, kalau perlu tidak usah pakai biduan karena ini adik nya yang mau nikah pintar nyanyi." jawab Pak tua.

Halim sangat girang mendengar nya karena dua juta setengah bisa di hemat untuk diri nya sendiri yang memainkan piano, tidak perlu menyewa orang lain atau biduan sehingga cukup lah untuk makan dan bila nanti rumah ini di tarik bank maka mau tak mau mereka akan pindah di gubuk bekas peninggalan orang tua Halim yang juga orang miskin dulu nya.

"Ini saya bayar dulu satu juta, nanti satu juta setengah nya pas sudah selesai main organ." ujar Pak tua.

"Bisa tidak kalau saya minta lunas semua nya, Pak? bukan saya tidak percaya, tapi saya benar benar lagi butuh uang." Halim memelas.

"Kasih saja lah, Pak! jadi kita sudah tidak perlu memikirkan masalah orgen nya." suruh Ibu.

"Ya sudah kalau begitu, saya bayar lunas ya dan ini ada bukti nya." Pak tua ternyata mengambil rekaman.

"Iya, Pak! saya pasti akan main di rumah Bapak hari minggu nanti, bahkan kalau perlu akan saya angkat alat nya besok siang." janji Halim yang tidak mungkin bohong.

"Baik lah, kalau begitu kami permisi dulu ya." pamit keluarga ini.

"Terima kasih banyak ya, Pak." Halim sangat senang mendapatkan rezeki.

Mobil milik Pak tua segera pergi meninggal kan halaman rumah nya Halim, bertepatan hujan juga mulai berhenti. tapi suasana masih gelap karena mendung yang sangat tebal, namun mendung di hati Halim agak sirna setelah mendapatkan rezeki ini.

"Kemana ya Rosana, dia pasti senang setelah tau aku dapat uang." Halim sibuk mencari istri nya.

"Mau kemana, Mas Halim?" tegur Tria tetangga sebelah rumah.

"Cari Rosana, kamu ada kah lihat istriku?" tanya Halim pelan.

"Tidak ada, mungkin lagi cuci piring di rumah nya Bu RT." ujar Tria dengan senyum genit nya.

Halim yang mendengar istri nya jadi tukang cuci piring lagi membuat hati nya lemas, dulu dia sudah tau tragedi Rosana yang di permalukan oleh orang orang komplek sini. Halim merasa sangat bersalah pada Rosana, anak orang kaya tapi setelah menikah dengan nya malah sangat sengsara.

Maka nya Halim tidak pernah marah sampai membentak bentak pada Rosana karena dia merasa amat bersalah pada wanita yang ia nikahi, Rosana meninggalkan kehidupan mewah nya hanya untuk menikah dengan dia, lalu sekarang malah di ajak sengsara. bila lelaki yang punya pikiran, maka akan merasa bersalah begini.

"Permisi, apa kah ada istri saya?" Halim bertanya sopan pada Bu RT yang sedang sibuk membereskan rumah.

"Enggak ada istri kamu, dia menolak untuk bantu cuci piring di rumah saja! mungkin uang nya sudah banyak, jadi ya belagu." sengit Bu RT.

"Bukan begitu, Bu! mungkin Rosana sedang lelah, maka nya tidak bisa bantu." Halim membela istri nya.

"Lelah itu cuma alasan saja, toh kan dia tidak ada kerjaan juga." Bu RT tetap saja sengit.

"Enggak biasa kerja cuci piring, Bu RT! kan dia anak orang kaya, tapi menikah dengan Halim malah di ajak hidup susah." sindir Mila istri nya Reza.

"Oh iya, pasti dia kaget itu! mudah mudahan dia tidak cari laki laki lain, sudah miskin terus tambah pula tangan nya cuma satu." ejek Bu RT terbahak bahak.

"HAHAHAAA...untung nya Bang Reza jadi suami bertanggung jawab, istri nya di belikan motor dan perhiasan juga besar besar." Mila memamerkan emas di tubuh.

Sakit sudah pasti Halim rasakan di hina seperti itu oleh para wanita ini, namun dia tidak marah atau pun membantah nya karena semua memang benar ada nya. bahkan dia juga sadar bahwa dia sama sekali tidak bisa membahagiakan anak dan istri nya dengan barang mewah, hanya kesengsaraan saja yang ia berikan.

"Kalau begitu saya permisi, Bu." Halim segera pergi dengan hati yang luka.

"Maka nya kerja, Limmm." teriak Bu RT masih saja menghina.

"Rosana loh sebenar nya cantik, cuma tidak terawat saja karena punya suami miskin dan tangan nya cuma satu! itu lah penting nya cati suami yang kaya, untuk tubuh kita juga sih." Mila berkata bangga.

"Dia semenjak Halim habis kecelakaan kan tubuh nya jadi sangat tidak terawat, mungkin saja uang memang sama sekali tidak ada." sahut Ika yang sejak tadi diam.

"Gila ya kalau salah pilih suami, jadi rusak begitu tubuh dan pikiran." Mia berdecak ngeri.

Mila cepat mengangguk karena setuju dengan ucapan adik nya, mereka memang bisa di bilang beruntung, Mia sendiri adalah istri nya seorang juragan kontrakan sehingga uang pasti cukup untuk merawat diri dan Mila sang Kakak punya suami yang orgen nya laris manis.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!