NovelToon NovelToon

MATA BERSINAR MENEMBUS KEGELAPAN

episode 1 PENGHIANAT

"Plak," sebuah tamparan keras menggema di sebuah jalan yang ramai dengan pejalan kaki.

Angin seolah yang sebelumnya berhembus sepoi-sepoi seakan berhenti sejenak menyaksikan kejadian tersebut dan bahkan tampak semua orang mulai menontonnya.

Tamparan itu di lakukan oleh seorang wanita muda kepada seorang pria yang merupakan kekasihnya.

"Mulai saat ini kita tidak memiliki hubungan apapun lagi," tegas wanita berusaha untuk kuat.

Tampak mata wanita itu mulai memerah seolah menahan air matanya yang hendak jatuh.

Wanita itu kemudian mulai kembali tersenyum seolah sangat yakin dengan perkataannya barusan.

Wanita muda itu bernama Angel yang berusia 23 tahun dan terlihat cukup cantik dengan rambut pendek sebahu.

"Sayang, apa yang barusan kamu katakan?" tanya si pria sambil memegangi pipinya yang memerah akibat bekas tamparan.

Pria itu bernama Adrian, Adrian merupakan seorang pria muda dengan penampilan sederhana. Adrian sebenarnya cukup tampan hanya saja pekerjaannya yang serabut membuat dirinya di pandang setengah mata.

"Apa kamu tuli?" balas Angel dengan nada keras.

"Aku bilang aku mau putus dan satu lagi, kamu jangan memanggilku dengan sebutan sayang, karena aku merasa jijik mendengarnya," sambung Angel.

Adrian sangat terkejut mendengarnya dan seolah dirinya sulit untuk dapat mempercayainya. Sebelumnya hubungan mereka sangat baik-baik saja dan janjian di tempat ini untuk jalan bersama.

Tapi di luar dugaan karena tiba-tiba saja angel ingin putus hubungan dengannya.

Adrian segera mendekati angel dan memegang kedua bahunya sambil menatap wajah angel.

"Angel katakan, pasti ada kesalahpahaman di antara kita?" tanya Adrian dengan panik dan wajah memelas.

"Selama ini aku begitu mencintaimu dan aku juga tahu bahwa kamu juga mencintaiku," sambung Andrian.

Namun Angel langsung mendorong tubuh Andrian menjauh darinya dengan kuat.

"Cinta... kamu tidak pantas berbicara tentang cinta kepadaku," ujar Angel.

"Jujur saja selama ini aku tidak pernah mencintaimu, yang aku inginkan adalah semua hasil kerjamu yang tidak seberapa itu," sambung Angel.

Selama ini Adrian bekerja serabutan dan bahkan paruh waktu untuk bisa mendapatkan banyak uang agar bisa menyenangkan Angel.

"Apa maksudmu sebenarnya Angel?" tanya Andrian masih belum begitu mengerti.

Angel tampak memalingkan wajahnya seolah tidak bisa menjawab pertanyaan dari Andrian. Angel terlihat diam saja seolah sedang ada sesuatu yang sedang di sembunyikan oleh angel namun Andrian tidak mengetahuinya.

"Maksudnya dia tidak cocok dengan pria miskin sepertimu," sela seorang pria secara tiba-tiba muncul.

Pria itu adalah seorang lelaki dengan umur 40 tahunan dan berbadan gemuk, dengan menggunakan setelah jas rapi berwarna hitam.

Pria gemuk itu bernama Doni dan langsung merangkul pinggang dari Angel dengan sangat mesra. Di belakang Doni terdapat dua orang pengawal berbadan kekar dan berotot.

"Sayang kenapa lama sekali, aku sudah menunggumu dari tadi," ujar Doni kepada Angel.

"Maaf aku..." balas Angel dengan berusaha tersenyum manis kepada Doni.

Adrian yang melihat itu seketika menjadi sangat marah. Bagaimana mungkin seorang wanita yang dia cintai bisa di rangkul oleh pria lain. Terlebih lagi pria itu terlihat cukup tua.

"Brengsek, beraninya kamu menyentuh pacarku," ujar Adrian dengan marah menghampiri Doni.

Adrian hendak menarik tubuh Doni menjauh dari Angel, namun seketika dua pengawal Doni langsung memegangi tubuh Adrian dengan kuat.

"Sialan lepaskan aku!" Adrian mencoba memberontak, namun sia-sia saja, Adrian bak seekor semut bagi kedua pengawal itu.

"Jadi dia adalah kekasihmu itu," ujar Doni kepada Angel.

"Tidak, aku sudah berpisah darinya," jawab Angel.

"Baguslah kalau begitu," ujar Doni dengan puas.

Doni yang terkenal dengan kekejamannya dan langsung memberikan kode kepada kedua pengawalnya. Seketika kedua pengawal berbadan besar dan berotot itu langsung menghajar Adrian.

"Buk, brak," tendangan dan tinjuan menghantam tubuh Adrian dengan keras.

Seketika Adrian langsung jatuh di atas jalan. Namun bukannya berhenti, kedua pengawal itu justru langsung menginjak-injak tubuh Adrian tanpa ampun.

Adrian berteriak kesakitan, namun tidak ada satu orang pun yang berada di sana untuk mencoba menolongnya.

Angel sendiri terlihat mulai tidak tega dan kasian melihat Adrian yang menderita ini.

"Tuan Doni sudah cukup tolong hentikan!" pinta Angel kepada Doni.

"Apa kamu bilang?" tanya Doni tampak terkejut mendengarnya.

"Apa kamu masih peduli kepadanya?" sambung Doni bertanya.

"Bukan seperti itu, aku hanya tidak mau kamu terkena masalah hukum karena membunuhnya di tempat umum," jelas Angel.

"Hahaha, kamu benar," ujar Doni tampak puas.

Doni memerintahkan kedua bawahannya untuk berhenti dan terlihat Adrian yang sudah tergeletak dengan bersimbah darah.

"Kamu dengar, jika bukan di tempat ramai aku sudah menghabisi mu," ujar Doni kepada Adrian.

Adrian seolah tidak memperdulikan semua yang terjadi kepada dirinya. Baik semua luka yang membuat tubuhnya seolah mati rasa. Rasa cinta Adrian kepada Angel begitu dalam yang membuat dirinya mampu untuk menahannya.

"Angel aku tahu kamu mencintaiku, tapi kenapa semua ini, ada apa sebenarnya?" tanya Adrian dengan suara lirih dan tertatih-tatih.

Doni yang mendengarnya kembali menjadi marah dan menunjukkan wajah bengisnya. Doni hendak kembali memerintahkan bawahannya untuk menghajar Adrian kembali.

Namun tiba-tiba saja Angel langsung mencium bibir Doni dengan cepat.

"Sayang bukankah kamu hendak mengajakku ke suatu tempat, lupakan dia, jangan mengganggu mood kita," ujar Angel dengan manja.

Doni kembali menatap Angel yang begitu cantik di hadapannya. Seketika tampak wajah Doni terlihat mesum dan menelan ludahnya sendiri. Angel benar-benar sangat cantik dan sangat menggoda di mata lelaki.

"Ya kamu benar sayang," balas Doni kepada Angel.

Kemudian Doni membelai rambut Angel sehingga membuat Angel memalingkan wajahnya karena malu.

Adrian sangat marah melihatnya namun tubuhnya seolah mati rasa dan tidak bisa bergerak akibat luka di sekujur tubuhnya. Sehingga Adrian hanya menunjukkan ekspresi marah tapi tidak bisa berbuat apa-apa.

"Kamu dengar bukan, aku akan membawa Angel ke hotel dan menghabiskan malam bersama," ujar Doni kepada Adrian.

"Bukankah benar sayang?" sambung Doni bertanya kepada Angel.

"Kamu membuat ku malu saja," jawab Angel dengan manja.

Kemudian Doni merangkul pinggang Angel dan membawanya pergi dari sana di ikuti oleh dua pengawalnya.

Hati Adrian menjadi sangat hancur, selama 2 tahun ini dia berpacaran dengan Angel dan begitu menyayangi dan menjaganya. Adrian selalu menjaga kehormatan Angel tapi tidak di sangka nasibnya justru seperti sekarang ini.

Adrian pertama kali bertemu dengan Angel ketika Angel sedang terjatuh dari sepeda motor dan kakinya terluka. Adrian yang melihatnya segera membawanya pergi ke rumah sakit. Hampir setiap hari Adrian selalu pergi ke rumah sakit untuk menjenguk Angel sampai akhirnya angel sembuh.

Perhatian dan ketulusan Adrian ini yang membuat Angel jatuh hati kepadanya, hingga akhirnya mereka berdua memutuskan untuk berpacaran.

Namun siapa yang menyangka bahwa Angel telah mengkhianati cinta di antara mereka sehingga membuat hati Adrian hancur seketika. Ini adalah cinta pertama Adrian dan harus berakhir dengan menyakitkan.

Dari kejadian ini Adrian menyimpulkan bahwa Angel adalah seorang wanita mata duitan yang rela bersama seorang pria tua hanya demi uang.

"Kamu membuatku sangat kecewa," ucap Adrian lirih.

Sesaat kemudian pandangan Adrian menjadi gelap dan tidak sadarkan diri. Orang-orang yang menonton itu juga mulai mendekati tubuh Adrian yang tergeletak di aspal.

"Apakah dia mati?" tanya seseorang di sana kepada rekannya.

"Sudah biarkan saja, itu bukan urusan kita."

episode 2 HADIAH DARI KAKEK TUA

Beberapa jam kemudian Adrian mulai sadar dan bangkit perlahan. Adrian mulai berdiri sambil memegangi sekujur tubuhnya yang sakit.

Adrian kembali mengingat kejadian sebelumnya yang membuat tinjunya mengepal dengan keras.

"Angel kamu begitu tega kepadaku," ucap Adrian seolah semua perasaan cintanya kepada Angel telah habis sama sekali.

Adrian adalah orang yang memiliki prinsip kuat, susah untuk memaafkan bila sudah di sakiti.

Adrian mulai kembali berjalan kaki menuju kembali ke kontrakannya. Di perjalan Adrian membeli dua buah bakpao dan berencana memakannya di rumah untuk makan malam.

Dengan tertatih-tatih Adrian berjalan melewati sebuah gang kecil. Hari juga sudah mulai gelap sehingga membuat jalan itu semakin menjadi sunyi.

"Brak," tiba-tiba saja seorang kakek tua yang sedang berpapasan dengan Adrian terjatuh ke jalan.

Sontak saja Adrian terkejut dan langsung menolong kakek tua tersebut. Adrian membantu kakek itu berdiri dan dengan hati-hati memapahnya menuju ke sebuah kursi di jalan itu.

Adrian tidak akan pernah menyangka karena pertemuannya ini dengan si kakek tua itu akan merubah seluruh nasib dan kehidupannya ke depan.

"Kek, anda tidak apa-apa?" tanya Adrian membantu kakek itu untuk duduk.

"Terima kasih anak muda, saya tidak apa-apa," jawab kakek itu dengan lirih.

Terlihat tubuh kakek itu begitu kurus dengan beberapa bagian bajunya yang robek dan terdapat banyak jahitan.

"Sebenarnya kakek hendak pergi kemana?" tanya Adrian.

"Aku hendak pergi ke restoran di seberang sana, aku dengar baru saja ada acara makan besar di sana, pasti banyak makanan sisa, aku ke sana untuk mendapatkan makanan sisa untuk di makan," jawab kakek itu sambil menunjuk ke arah ujung jalan.

"Tidak di sangka tubuhku yang tua ini hampir tidak bertenaga dan malah terjatuh barusan," sambung kakek tua.

Seketika hati Adrian langsung terketuk mendengarnya dan menjadi sangat kasian. Adrian segera memberikan sebungkus kantong plastik yang berisi bakpao kepada kakek tua itu.

"Kek ini makanlah!" ujar Adrian sambil tersenyum.

"Walaupun hanya dua buah bakpao, tapi masih bisa mengenyangkan," sambung Adrian.

Kakek tua itu juga langsung mengambilnya dan memakannya dengan sangat lahap. Adrian yang melihatnya kembali merasa sangat kasian.

"Tampaknya kakek ini sudah tidak makan selama beberapa hari?" pikir Adrian.

Adrian kembali mengambil uang dari dalam sakunya sebanyak 200 ribu dan memberikannya kepada kakek itu.

"Kek terimalah, walaupun tidak banyak, tapi semoga berguna," ujar Adrian menyodorkan uangnya.

"Tidak, aku tidak bisa menerimanya," balas kakek menolak sambil memakan bakpao.

"Sudah tidak apa-apa," Adrian langsung memasukkan uang itu kedalam saku kakek tua.

Terlihat senyuman aneh di sudut bibir kakek tua itu yang tidak di ketahui oleh Adrian.

Sesaat kemudian kakek tua itu telah selesai makan dan sudah memiliki tenaga kembali untuk berjalan.

"Anak muda terimakasih kasih banyak, aku tidak memiliki sesuatu untuk membalas kebaikanmu," ujar kakek tua.

"Aku hanya memiliki benda ini, kamu terimalah," sambung kakek tua.

Sebuah batu giok yang sangat kotor dan kusam di keluarkan oleh kakek tua.

Adrian tampak terkejut melihatnya, bati giok itu terlihat sangat buruk sekali.

"Ini ambillah untuk mu!" ujar kakek tua.

"Tidak perlu kek," Adrian menolak.

Namun kakek tua juga melakukan hal yang sama seperti Adrian sebelumnya dan langsung memasukkan batu giok itu kedalam saku celana Adrian.

"Eh...," Adrian juga tidak bisa menolaknya.

"Tubuhmu sepertinya terluka," ujar kakek tua melihat seluruh tubuh Adrian penuh dengan luka.

"Ini..." Adrian belum sempat menjelaskan, tiba-tiba saja merasakan tubuhnya perlahan mulai terasa nyaman.

Ternyata kakek tua itu menyentuh pundak dari Adrian dengan salah satu telapak tangannya dan seolah energi masuk ke dalam tubuh Adrian secara perlahan-lahan.

Adrian merasa sangat aneh dan takjub dengan apa yang terjadi kepada tubuhnya. Semua lukanya seolah perlahan sembuh dan semua bekas lebam mulai menghilang secara perlahan-lahan.

Adrian seolah tidak bisa mempercayainya dan seketika kembali menoleh ke kakek tua itu.

"Lukamu sudah sembuh, kalau begitu aku pergi dulu," ujar kakek tua itu.

Kakek tua itu mulai bangkit dan berjalan pergi menjauh dari Andrian. Andrian segera bangkit dan berusaha mengejar kakek tua itu, namun kakek tua itu sudah menghilang tanpa jejak.

"Cepat sekali menghilang," ucap Adrian dengan bingung.

Adrian menjadi sangat penasaran dan bingung dengan sosok kakek tua tersebut. Dia bisa menyembuhkan semua lukanya dengan sangat cepat di tambah lagi menghilang dengan sangat cepat.

Adrian segera berjalan kaki mencari keberadaan si kakek, namun kakek tua itu sudah menghilang tanpa jejak. Seberapa keras Adrian mencari, namun juga tidak bisa menemukannya.

Satu jam kemudian malam juga sudah semakin gelap Adrian memutuskan untuk kembali ke kontrakannya.

Adrian kini telah tiba di depan sebuah rumah dengan dua lantai dan langsung masuk ke dalamnya.

Adrian sendri mengontrak sebuah kamar di rumah tersebut karena lebih murah dari pada harus menyewa satu rumah utuh sekaligus.

Kini Adrian sedang duduk di atas ranjang tempat tidurnya sambil masih terpikirkan kejadian tentang kakek tua sebelumnya.

"Hah kepalaku menjadi sakit memikirkan," ucap Adrian sendiri.

Adrian mulai teringat tentang batu giok kusam yang di berikan oleh kakek tua itu kepadanya. Adrian langsung mengeluarkan batu giok itu dari dalam sakunya.

"Batu ini kotor sekali," ucap Adrian sambil mengambil sebuah kain.

Adrian mulai mengelap baru giok itu secara perlahan dan membersihkan setiap bagian yang kotor dan kusam. Terlihat cahaya berwarna hijau yang muncul dari sudut batu giok.

"Wah ternyata giok hijau," ucap Adrian.

Adrian mulai menaruh kain lap dan memperhatikan batu giok hijau itu. Adrian merasa ada sesuatu di di dalam batu giok itu.

Adrian mendekatkan kedua matanya menatap isi di dalam batu giok itu dengan sangat serius.

"Ini seperti sebuah bola api," ucap Adrian melihat bentuk aneh di dalam batu giok.

Tapi sesuatu yang luar biasa mulai terjadi. Bola api di dalam giok itu langsung melesat terbang dan masuk ke dalam bola mata Adrian.

Adrian yang terkejut langsung memegangi kedua matanya dan merasakan sakit yang luar biasa. matanya begitu sangat panas seolah terbakar oleh api yang membara.

Kuatnya rasa sakit membuat Adrian tidak mampu menahannya dan akhirnya pingsan tergeletak di atas ranjang tempat tidurnya.

Malam itu energi spiritual terus bergejolak dan berangsur-angsur masuk kedalam mata Adrian. Tubuh Adrian yang tidak sadarkan diri tidak dapat merasakan apapun sama sekali.

Adrian seperti mengalami suatu mimpi yang sangat luar biasa. Dimana di dalam mimpi Adrian muncul berbagai macam hal luar biasa. Muncul berbagai macam teknik pengobatan, teknik bela diri, bahkan di dalam mimpi itu dirinya mendapati matanya bersinar menembus kegelapan.

Beberapa jam kemudian malam juga telah berlalu. Waktu menunjukkan pukul 8 pagi dan Adrian juga perlahan mulai tersadar.

Begitu Adrian tersadar, dirinya langsung sontak teringat kejadian semalam dan memegangi kedua matanya.

"Mataku," ucap Adrian.

Namun matanya tidak merasakan sakit sama sekali seperti apa yang dia rasakan semalam. Adrian menjadi sangat bingung dan sangat aneh dengan kejadian yang dia alami. Di tambah lagi dia merasakan di dalam mimpinya begitu banyak hal aneh yang terasa seperti nyata.

episode 3 MATA MENEMBUS SEGALANYA

"Tok,tok," namun kemudian pintu kamar Adrian di ketuk dari luar.

"Adrian apa kamu sudah bangun?" tanya seseorang dari luar kamar Adrian.

Adrian segera bangkit dari ranjang tempat tidurnya dan langsung membukakan pintu kamarnya.

"Kak Ranti ada apa pagi-pagi sekali mencari ku?" tanya Andrian sambil memegang gagang pintu dan membukanya.

Namun tiba-tiba saja Adrian terkejut bukan main begitu melihat Ranti yang sedang berdiri di luar pintu kamarnya. Mata Adrian seolah melotot ingin keluar dari tempatnya.

Adrian melihat Ranti yang hanya menggunakan pakaian dalam saja sehingga terlihat begitu seksi.

Ranti sendiri adalah pemilik dari rumah yang di sewa oleh Adrian. Ranti adalah seorang wanita cantik yang berumur 30 tahun. Di umur segitu Ranti masih belum menikah sehingga tubuhnya masih sangat menawan di lengkapi dengan dada yang cukup besar.

"Adrian kamu kenapa?" tanya Ranti dengan pipi sedikit memerah karena menyadari bahwa Adrian sedang memandangi bagian dadanya.

Bahkan Ranti juga mulai malu karena Adrian menatap dadanya dengan sangat intens dengan mata melotot tanpa berkedip sekalipun.

Sesaat kemudian Adrian yang sedang gugup mulai memalingkan pandangannya dengan wajah yang memerah. Adrian seolah baru saja melihat hal yang begitu sangat luar biasa.

"Ehem..." Adrian berbatuk kecil.

"Kak Ranti kamu kenapa datang dengan hanya menggunakan pakaian dalam saja?" tanya Adrian dengan wajahnya yang menghadap ke samping.

Ranti yang mendengarnya tampak terkejut dan tidak mengerti apa maksud perkataan dari Adrian ini. Jelas-jelas dirinya menggunakan pakaian dan celana panjang, kenapa Adrian malah berkata demikian pikir Ranti.

"Adrian kamu kenapa, apa kamu sedang sakit sehingga penglihatan mu menjadi kabur?" tanya Ranti.

"Aku sedang tidak sakit kak, aku justru khawatir kak Ranti akan masuk angin memakai pakaian dalam saja di cuaca dingin seperti ini," balas Adrian.

"Eh, kamu ini sebenarnya kenapa Adrian, jelas-jelas aku menggunakan pakaian, kenapa kamu berkata seperti itu?" tanya Ranti bingung.

"Jika kamu seperti ini, aku akan berpikiran bahwa kamu adalah seorang pria mesum," sambung Ranti mulai sedikit kesal.

Adrian yang mendengarnya juga langsung bingung dan kembali menolehkan wajahnya ke arah Ranti.

"Eh... ini...?" Adrian membatu beberapa saat.

Adrian melihat Ranti yang sudah menggunakan pakaian lengkap dengan celana panjang tidak seperti yang Adrian lihat sebelumnya.

Sontak saja Adrian menjadi sangat bingung dengan penglihatannya. Kemudian Adrian mencoba mengedipkan matanya dan kembali dia melihat Ranti yang hanya menggunakan pakaian dalamnya saja. Namun sesaat kemudian kembali lagi Ranti sudah menggunakan pakaian lengkapnya.

"Mataku ini bisa menembus pandang," pikir Adrian.

"Adrian sebenarnya kamu ini kenapa?" tanya Ranti yang bingung melihat tingkah dari Adrian.

Adrian juga mulai tersadar dan di dalam hatinya sedang berdebar-debar sangat hebat. Rasa senang yang sangat luar biasa sedang dia rasakan untuk saat ini.

"Tidak apa-apa kak," jawab Adrian sambil tersenyum.

"Oh ya, ada apa kak pagi-pagi begini datang?" sambung Adrian bertanya.

Adrian juga merasa sedikit bersalah karena telah melihat tubuh dari Ranti barusan. Adrian juga harus mengakui bahwa Ranti terlihat sangat cantik dan menggoda. Di tambah lagi usianya dan Ranti juga tidak terlalu jauh, hanya terpaut 5 tahun saja.

"Adrian bagaimana, apakah uang sewa untuk bulan ini sudah ada?" jawab Ranti bertanya ke Adrian.

"Ada kak, tunggu sebentar!" jawab Adrian.

Adrian mengambil semua uang di dalam sakunya. Terlihat 6 lembar uang seratus ribuan. Adrian memberikan uang senilai 500 ribu kepada Ranti sebagai uang sewanya.

"Kalau begitu aku pergi dulu," ujar Ranti setelah menerima uangnya.

Andrian kembali masuk ke dalam kamarnya dan menghela nafasnya karena uangnya hanya tersisa 100 ribu saja.

Sebelumnya Adrian mendapatkan bayaran dari kerja paruh waktunya selama seminggu sebesar 800 ribu, namun dia memberikan 200 ribu kepada kakek yang di tolongnya semalam.

Kemudian Adrian kembali bersemangat mengingat keajaiban matanya yang sekarang. Adrian segera memasukkan sisa uang 100 ribunya ke dalam saku celananya dan bergegas menuju ke jendela kamarnya.

Kamar Adrian terletak di lantai dua rumah itu, sehingga Adrian ingin mencoba kehebatan matanya. Adrian mulai membuka jendela dan memandang setiap orang yang lewat di jalanan luar.

Sontak saja setiap orang yang di lihat oleh Adrian hanya menggunakan pakaian dalam saja. Mata Adrian mampu menembusnya dengan sangat mudah.

Tangan dan kaki Adrian sampai bergetar sangking senangnya. Andrian mencoba menatap salah seorang yang sedang berjalan dan hendak menembus hingga pakaian dalamnya. Namun ternyata hal itu tidak bisa di lakukan, sehingga Adrian juga langsung menyadari bahwa matanya memiliki batasan yang seharusnya tidak boleh di lihat.

Adrian kembali menutup jendela dan duduk di atas ranjangnya. Adrian tidak pernah menyangka setelah beberapa kejadian aneh semalam kini dirinya telah mendapatkan mata yang luar biasa. Namun Adrian juga sadar bahwa matanya memiliki batasan yang tidak bisa menembus hingga kebagian inti tubuh seseorang.

Tiba-tiba saja Adrian kembali merasakan matanya terasa panas dan sakit sehingga membuat Adrian memegangi kedua matanya.

Namun rasa sakit dan panas ini menghilang dengan cepat dan di gantikan oleh rasa hangat yang sangat nyaman. Di dalam pikiran Adrian muncul berbagai macam teknik pengobatan legendaris dan juga teknik bela diri. Seolah semua teknik itu terserap secara perlahan masuk ke dalam mata milik Adrian.

Beberapa menit kemudian Adrian kembali membuka matanya dan merasakan seluruh tubuhnya seperti sedang di selimuti oleh energi spiritual yang sangat luar biasa. Energi itu terasa meluap-luap membuat Adrian senang bukan main.

Andrian segera berdiri di depan sebuah kaca cermin di kamarnya. Kaca cermin itu berukuran 1 meter persegi. Jarak antara Adrian dan cermin sekitar 3 meter.

Adrian melihat ke dalam kaca cermin dan mendapati bola matanya seperti bola api yang membara. Kemudian sebuah cahaya kilauan emas melintas di mata Adrian yang membuatnya begitu sangat bersinar.

Adrian tiba-tiba saja melayangkan tinjunya dengan pelan ke arah kaca cermin yang berjarak 3 meter di hadapannya.

Seketika hempasan gelombang angin dari tinju Andrian langsung menghantam kaca cermin itu.

"Krak," kaca cermin itu retak di seluruh bagiannya.

Andrian membalikkan tubuhnya dan memandangi tinjunya dengan sangat senang.

"Brak, krang," kaca cermin hancur jatuh berserakan di lantai.

"Dengan mata ini, aku akan merubah nasibku dan menjadi yang terhebat," ucap Adrian dengan sangat bersemangat.

Satu jam kemudian Adrian sedang berjalan kaki sambil memikirkan bagaimana caranya memanfaatkan kekuatannya untuk menghasilkan uang. Yang pertama kali muncul di benak Adrian adalah mempunyai banyak uang terlebih dahulu.

Tanpa sengaja Adrian melihat sebuah toko lotre di pinggir jalan. Adrian merasa dia bisa menggunakan kekuatan matanya untuk mendapatkan banyak uang di sana.

"Bagus, aku harus menjadi kaya," ucap Adrian di dalam hati.

Adrian mulai memasuki toko dan melihat seorang pria botak sedang duduk di dalam. Pria botak itu adalah pemilik dari toko lotre.

"Bos aku mau beli lotre," ujar Adrian.

"Pilih saja yang kamu mau!" balas pria botak sedikit acuh.

Adrian melihat begitu banyak kertas lotre di dalam meja etalase. lembaran lotere tersusun rapi dan berkelompok sesuai dengan harganya masing-masing. Lotre dengan harga murah akan mendapatkan hadiah tidak seberapa dan lotre dengan harga yang mahal akan mendapatkan hadiah yang luar biasa.

"Bos berikan aku lotre dengan harga 10 ribu!" ujar Adrian.

Andrian hanya memiliki sisa uang 100 ribu di dalam sakunya, sehingga dia berencana memulainya dengan yang paling rendah terlebih dahulu.

Pria botak mulai mengeluarkan belasan lembar kertas lotre dan menaruhnya ke tas meja etalase.

"Kamu bisa memilihnya sesukamu, satu lembarnya 10 ribu," ujar pria botak sambil menghidupkan sebatang rokoknya.

Jika kalian suka dengan cerita ini, jangan lupa untuk memberikan like agar author lebih bersemangat menulis terima kasih.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!