NovelToon NovelToon

Ranjang Kontrak Tuan Anderson

Harry Anderson

Pagi ini suasana di perusahaan AD Company nampak begitu sibuk terutama para cleaning servis yang berlarian kesana kemari untuk membersihkan semuanya tanpa ada noda sedikitpun. Para staf kantor juga sudah mulai berbaris rapi karena pagi ini putra keluarga Anderson yang merupakan CEO AD Company sudah mulai mengambil alih perusahaan setelah ayahnya meninggal beberapa minggu yang lalu.

Ada desas desus jika CEO baru mereka sangat menyeramkan dan sangat anti dengan hal-hal yang berbau kotoran entah itu debu sekecil apapun semuanya harus sempurna tidak ada alasan.

"Dalam 20 detik dari sekarang Tuan muda Anderson akan memasuki kantor. Rapikan penampilan kalian dan jangan ada yang terlihat berantakan atau nyawa kita akan tamat. Dan jangan lupa senyum." Kata Andre yang merupakan manager di perusahaan AD Company.

Semuanya sudah berbaris rapi dan tersenyum dengan manisnya menampakkan gigi mereka. Walaupun sebenarnya para staf itu tengah gugup namun mereka tetap tersenyum.

"Kenapa tidak juga datang mulutku sudah sangat pegal." Bisik Viona pada rekan di sampingnya.

"Diamlah Kau!!!" Tegur Andin

"Hitung mundur 5 dari sekarang. 5 , 4, 3, 2, 1..." Kata Andre yang di ikuti semua staf.

Dan benar saja sedetik kemudian sebuah mobil Lamborghini bewarna biru berhenti di depan kantor mereka. Pria dengan setelan jas hitam turun dari mobil dan membukakan pintu mobil lainnya.

"Tuan kita sudah sampai." Kata Daniel seraya membukakan pintu mobil.

Seorang pria turun dari mobil kemudian merapikan jasnya dan mengambil kacamata lalu di pakainya. Dia berjalan dengan tegapnya. Kharismanya begitu terlihat membuat semuanya terhipnotis dengan pesonanya. Panggil saja pria itu Harry.

"Berikan salam pada tuan Harry." Kata Andre dengan suara sedikit keras.

"Selamat pagi tuan, selamat datang di perusahaan AD Company dan selamat berkerja, semoga hari tuan menyenangkan." Kata semua staf perusahaan dengan kompaknya.

Harry hanya mengangguk saja kemudian memerhatikan satu persatu karyawannya dengan seksama. Tentu saja hal itu membuat semuanya gugup dan langsung mengoreksi penampilan mereka sendiri.

Harry menuju ke barisan cleaning servis dan berhenti tepat di depan seorang gadis dengan rambut pendeknya. Harry melihat dari mata kaki hingga ujung kepala kemudian menunjuk lengan baju milik gadis itu.

Andre di buat panik melihat jika baju gadis itu ada sedikit kotoran. Dia buru-buru ingin mengalihkan pembicaraan namun Harry sudah bicara lebih dulu.

"Matilah aku..." Gumam Andre dengan keringat dingin.

"Bukankah laundry sudah banyak dan setahuku di sini juga ada mesin cuci. Sudah berapa tahun kau tidak mencuci bajumu? Walaupun kau cleaning servis disini kau tetap harus menjaga penampilan dan kebersihan mu jangan membuat perusahaan malu karena memiliki cleaning servis kotor seperti ini." Kata Harry dengan suara lantangnya.

Sontak saja gadis itu terkejut bukan main mendengar ucapan Harry dan langsung melihat lengan bajunya yang ternyata ada noda. Buru-buru dia langsung membersihkan lengannya.

"Siapa manager disini?" Tanya Harry yang membuat Andre semakin gugup.

"Sa saya tuan. Maaf atas ketidaknyamanan ini tuan sa...." Ucap Andre dengan menunduk dan langsung di potong oleh Harry.

"Kenapa kau tidak kompeten sekali dalam hal sederhana seperti ini. Seharusnya kau sebagai manager bisa mendisiplinkan semua karyawan. Mulai sekarang Buat 10 poin untuk semua karyawan. Jika kalian melakukan kesalahan lebih dari 10 poin yang aku berikan maka kalian akan di pecat dengan tidak hormat dan tanpa uang kompensasi." Kata Harry yang membuat semuanya terkejut.

Andre langsung menghampiri gadis yang tadi membuat masalah itu dan memukul bahunya dengan kesal.

"Seharusnya kau lebih perhatikan penampilan mu Emile. Kau lihat kau yang buat kesalahan semua orang yang terkena imbasnya. Hihhh ingin sekali ku makan kau hidup-hidup, hancur sudah harga diriku di mata tuan Harry." Kata Andre dengan frustasi.

"Saya juga tidak tahu jika tuan Harry memperhatikan ku. Lagipula ini pertama kalinya bukan saya mendapat teguran seperti ini." Ujar Emile membela diri.

"Kau masih saja membela diri ya. Jika lain kali kau mendapatkan masalah lagi jangan sekali-kali meminta bantuan ku." Kata Andre dengan berlalu pergi

"Sudah tidak perlu di pikirkan lebih baik ganti bajumu dulu." Kata Dini yang merupakan rekan kerja sesama cleaning servis.

"Pagi ini aku sudah di uji sampai mana batas kesabaran ku asal kau tau Din. Kau tahu ingin sekali aku memukulnya saat mengata-ngatai ku seperti tadi. Dia pikir siapa." Kata Emile yang terlihat kesalnya.

"itu berarti kau menggali kuburan mu sendiri. Sudahlah jangan banyak tingkah CEO baru kita terlihat tempramen. Tapi jujur dia sangat tampan hehehe hampir saja tadi aku berlari dan memeluknya." Ujar Dini dengan tersenyum salting yang membuat Emile bergidik sendiri.

Sepanjang perjalanan menuju ruangannya, Harry tak henti-hentinya mengomentari hal-hal sederhana yang dia lihat, seperti lift yang terlalu lama terbuka dan lambat, suara langkah kaki dan tempat resepsionis yang terlihat kurang bersih dan rapi.

"Tuan anda mau kemana? Jalannya sebelah sini." Kata Daniel yang membuat Harry berbalik arah dan menatapnya dengan tajam.

"Kenapa kau tidak bilang dari tadi. Cih sungguh tidak kompeten." Gerutu Harry namun Daniel hanya bisa tersenyum paksa ke arahnya karena bagaimanapun Harry adalah atasannya.

Sesampainya di ruangan CEO, Harry langsung duduk di sofa dan melihat ke sekelilingnya. Mata elangnya menatap semua sudut ruangan dan fasilitas yang ada di dalamnya.

"Hmm sempurna. Kau boleh keluar." Kata Harry dengan berjalan menuju meja kerjanya.

"Jika ada perlu tuan bisa langsung memanggil saya." Ucap Daniel dengan menundukkan kepalanya dan meninggalkan ruangan Harry.

Baru ingin membuka data-data perusahaan dering ponselnya berbunyi dan menampilkan panggilan dari bosnya.

"Kopi jangan terlalu panas dan manis." 

"Sabar Daniel..." Ucap Daniel menghembuskan nafasnya dengan kasar.

Tok...tok...tok....

"Masuk." Kata Harry dengan sedikit berteriak.

"Silahkan kopinya tuan." Kata Emile dengan meletakkan kopinya di atas meja kerja.

"Apa kau tidak lihat jika disini banyak berkas-berkas penting. Jika itu tumpah kau mau bertanggung jawab? Letakkan disana!!" Seru Harry yang membuat Emile langsung meletakkan kopinya di meja lain.

"Saya permisi tuan." Kata Emile dengan berlalu pergi.

"Sungguh tidak kompeten." Kata Harry dengan melanjutkan pekerjaannya.

"Apa-apaan orang itu seharusnya dia bisa berkata lebih lembut sedikit padaku." Gerutu Emile dengan kesalnya.

Setelah menyelesaikan setengah dari pekerjaannya kini Harry meregangkan tangannya dan berjalan menuju sofa. Dia menilik dengan seksama apakah cangkir dan kopinya bersih atau tidak.

"Byuuuiiiihhhh apa-apaan ini...." Harry menyemburkan kopinya ke lantai lantaran rasanya bukan manis melainkan asin.

Harry langsung memanggil pimpinan cleaning servis dengan nada marahnya. Semuanya cleaning servis pun berkumpul di ruangan Harry. Dengan suara lantangnya Harry memarahi semua cleaning servis itu.

Emile Keylee

"Maaf tuan apa yang terjadi?" Tanya Daniel yang terkejut mendengar suara teriakan lantang dari ruangan bosnya dan buru-buru memeriksanya.

Daniel melihat jika semua cleaning servis tengah di marahi habis-habisan oleh Harry. Dia tidak bisa berkata-kata ketika melihat kemarahan Harry yang meluap-luap.

"Kalian pikir kalian di pekerjakan disini hanya untuk main-main saja sehingga sampai tidak bisa membedakan mana garam mana gula. Daniel poin mereka kurangi 2." Kata Harry yang membuat semuanya terkejut.

"Maaf tuan tapi kenapa tuan seperti ini, saya minta maaf karena tidak memperhatikan dan ini murni kesalahan saya, tolong jangan kurangi poin mereka karena mereka tidak melakukan apapun." Kata Emile yang membuat semuanya semakin gugup.

"Ohh ya karyawan tidak kompeten seperti mu memang seharusnya seperti ini. Kenapa kau baru mengakui kesalahan mu?" Kata Harry dengan tatapan tajamnya.

"Bagaimana saya ingin berbicara sedangkan kau saja terus berbicara dan marah-marah." Batin Emile 

"Kau mengumpati ku?" Tanya Harry ketika melihat Emile diam saja.

"Maaf tuan." Jawab Emile yang membuat semuanya semakin gugup.

"Sebenarnya ada masalah apa tuan kenapa mereka semua di sini?" Tanya Daniel ketika suasana sudah mulai dingin.

"Jika kau membuat kopi apa yang akan kau masukan?" Tanya Harry

"Tentu saja kopi dan sedikit gula." Jawab Daniel.

"Lantas bagaimana bisa dia memasukkan garam kedalam kopiku bukankah itu sudah fatal dan harus aku pecat." Kata Harry yang membuat Emile terkejut.

"Tuan jangan pecat saya. Saya butuh pekerjaan ini. Saya minta maaf tuan saya berjanji hal seperti itu tidak akan terjadi lagi." Ucap Emile.

"Kau urus mereka Daniel aku tidak mau membuang waktuku untuk hal tidak berguna ini." Kata Harry dengan kembali ke meja kerjanya sementara semuanya keluar.

Di luar ruangan semua cleaning servis meminta maaf pada Daniel. Daniel pun memberikan nasihat agar tidak terjadi lagi hal seperti itu kedepannya karena bosnya yang sekarang tidak seperti tuan Anderson.

"Seperti yang di katakan tuan Harry poin kalian saya kurangi. Ingat jangan ulangi lagi kesalahan seperti ini terutama kau." Kata Daniel dengan menatap ke arah Emile.

"Maaf tuan saya berjanji tidak akan melakukan hal seperti itu." Kata Emile

"Ini belum siang Emile dan kau sudah membuat dua kesalahan di pagi ini ckckck jangan sampai nanti siang kau membuat kesalahan lagi karena aku tidak akan ikut campur lagi." Kata Dimas

"Aku tidak sengaja tadi dan kurang memperhatikan. Maaf akhir-akhir ini aku sedang banyak pikiran." Ucap Emile dengan menunduk.

"Sudahlah ayo kembali." Kata Reyhan

Setelah pekerjaan di kantor selesai Emile langsung bergegas ke rumah sakit untuk melihat bagaimana keadaan adiknya. Dia memesan taxi online untuk sampai ke rumah sakit.

Tak butuh waktu lama kini Emile sudah berada di rumah sakit dan langsung menuju ke ruangan adiknya. Emile membuka pintu dengan perlahan dan terlihat jika adiknya tengah tertidur.

Emile meletakkan buah-buahan yang dia beli tadi dan mengelus dahi adiknya dengan pelan.

"Kakak...." Ucap Zifa dengan suara pelannya.

"Ah kakak membangunkanmu. " Ucap Emile dengan tersenyum.

"Tidak. Aku senang kakak ada disini. Hahhh aku sungguh bosan terus menerus mencium aroma obat-obatan. Aku ingin cepat keluar kak." Kata Zifa yang membuat Emile tersenyum manis.

"Maka dari itu kau harus sembuh dulu dan jalani perawatan. Jika kondisimu sudah membaik kakak akan mengajakmu keliling taman pasti kau akan suka." Ujar Emile dengan mengelus sayang kepala adiknya.

Sebenarnya Emile tengah menahan air matanya setiap kali melihat wajah adiknya namun dia berusaha untuk tidak menangis dan tetap terlihat kuat di depan adiknya. Dia tidak ingin adiknya tahu apa yang dia alami yang terpenting bagi Emile adalah kesembuhan adiknya entah itu berapapun biayanya Emile akan menyanggupinya.

"Ah kebetulan sekali nona ada disini. Bisa kita bicara sebentar nona." Kata dokter yang menangani Zifa tiba-tiba masuk ruangan.

"Ah baiklah. Kakak tinggal sebentar ya kau istirahat saja." Ucap Emile dengan mencium kening adiknya.

"Begini nona, besok adalah jadwal Zifa untuk cuci darah tapi pembayaran Minggu lalu masih kurang dan pihak rumah sakit tidak bisa menanganinya sebelum pembayaran di lunasi." Kata dokter Ken.

"Ahh baiklah dokter akan saya usahakan besok pagi saya berjanji akan melunasi semuanya tapi tolong jangan di tunda Karena kesehatan adik saya segalanya." Kata Emile yang membuat dokter Ken mengangguk tersenyum.

"Baiklah. Kondisinya sudah lumayan namun masih harus di rawat. " Kata dokter Ken.

Setelah menjenguk adiknya di rumah sakit, Emile pulang dan langsung berganti baju. Baju yang sangat berbeda dari baju yang biasanya dia pakai. Di dalam mobil Emile hanya melamun saja memikirkan kondisi adiknya.

"nona kita sudah sampai." Kata supir taxi yang membuat Emile tersadar.

Emile bergegas keluar mobil dan masuk ke dalam sebuah Club malam yang disana sudah ramai orang. Seperti biasanya dia selalu menjadi pusat perhatian para calon clien karena body dan gayanya yang dinilai sudah seperti profesional.

Ya, Emile juga bekerja di club besar yang sering di datangi pengusaha kaya raya. Di situlah dia bisa mendapatkan uang lebih untuk pengobatan adiknya. Jika dia hanya mengandalkan gajinya sebagai cleaning servis tentu adiknya tidak akan mendapatkan perawatan intensif.

Malam ini Emile memakai gaun sexy bewarna merah terang, sepatu hak tinggi 5 cm dan tak lupa make up secantik mungkin untuk menarik cliennya. Dia duduk di salah satu sofa dengan segelas soda di tangannya.

Emile tidak pernah mencari pria seperti yang di lakukan wanita lain justru malah banyak pria yang mendatanginya dan menawarkan harga mahal kepadanya, seperti sekarang ini.

"Hay cantik." Sapa seorang pria berjas hitam.

Emile menatap penampilan pria itu dari atas hingga bawah. Tatapannya menelusuri apakah barang-barang yang di pakai pria itu bermerk atau tidak.

"Halo tuan. Bir?" Tanya Emile dengan menawarkan Segelas bir pada pria yang sudah berumur itu.

"Ahhh hahaha kau sangat pengertian. " Kata pria itu dengan tatapan nakalnya.

"Kau sangat cantik. Bagaimana kalau malam ini temani aku. Akan ku buat kau merasakan surga aku berjanji itu." Kata pria itu yang membuat Emile tersenyum manis.

"tapi aku ada penawaran khusus bagaimana." Ujar Emile dengan membelai wajah pria itu.

"Ahhh apapun itu untukmu sayang." Jawab pria itu yang terlihat sudah sangat tidak sabar untuk bermalam dengan Emile.

Emile pun hanya mengangguk saja sebelum akhirnya mereka pergi ke hotel milik pria tadi. Sepanjang perjalanan menuju hotel tangan pria itu tak henti-hentinya menggerayangi seluruh inci tubuh Emile bahkan membuat Emile risih namun berusaha untuk menahannya.

"Akhhh tuan pelan-pelan." Seru Emile ketika pria itu menyeret Emile dengan kasarnya.

"Maaf sayang aku sudah tidak sabar dan tidak bisa menahannya lagi." Ucap pria itu yang tetap menarik tangan Emile.

Amarah Harry

Pagi ini Emile buru-buru ke rumah sakit. Dia tidak ingin pengobatan adiknya di tunda. Sampai di rumah sakit, emile langsung menuju ke resepsionis dan menanyakan berapa biaya pengobatan adiknya.

"Terimakasih pembayaran sudah lunas. Pasien atas nama Zifa sudah di jadwal oleh dokter Ken ya nona. Nona bisa langsung ke ruangan pasien " kata resepsionis dengan ramahnya

Dan benar saja disana sudah ada dokter Ken dan beberapa Suster lainnya. Sebelum di mulai, Emile memberi semangat pada Zifa terlebih dahulu.

Emile menunggu prosesnya sampai selesai dan tak henti-hentinya berdoa. Sungguh dia sangat takut jika harus kehilangan adiknya karena adiknya adalah satu-satunya keluarga yang dia punya saat ini.

Di apartemen, Harry tengah bersama dengan seseorang wanita yang tengah duduk di pangkuannya. Dia adalah Alysha kekasih Harry yang merupakan model papan atas.

Mereka tengah bercumbu layaknya suami istri bahkan bisa di katakan Alysha sudah tidak memakai sehelai benangpun.

Karena suasana sudah memanas Harry langsung menggendong Alysha ke kamarnya dan melakukan hubungan layaknya suami istri. Sudah sangat lama Alysha tidak merasakan kenikmatan bersama kekasihnya itu karena terlalu sibuk dengan karirnya.

"Ahhh sayang aku sangat merindukanmu." Ucap Alysha dengan suara yang di buat sesexy mungkin.

"Diamlah dan nikmatilah. Tubuhmu sangat nikmat sayang." Ucap Harry dengan terus memaju mundurkan pinggulnya yang membuat Alysha menjerit kenikmatan.

Setelah beberapa kali pelepasan, kini mereka sama-sama terbaring lemas di ranjang dengan Alysha yang berada di atas tubuh Harry.

"Dua hari lagi aku ada pemotretan di Paris." Ucap Alysha dengan menatap mata Harry yang tengah tertutup.

"Tidak bisakah kau lebih lama disini." Kata Harry dengan membuka matanya.

"Kau tahu bukan untuk menjadi seperti sekarang ini tidaklah mudah jadi aku tidak ingin menyia-nyiakan kesempatan ini. Dua hari ini aku ingin menghabiskan waktu bersamamu." Ucap Alysha.

"Aku tau itu." Kata Harry dengan suara yang terdengar kurang suka dengan jawab kekasihnya itu.

"Jangan marah sayang. Aku berjanji setelah pemotretan di Paris selesai aku akan mengambil cuti agar bisa bersamamu lagi " ucap Alysha dengan mencium bibir Harry.

Bagi Harry, hubungannya sekarang hanyalah sebuah kesenangan saja untuk bermain-main karena semakin kesini banyak kejanggalan yang di temukan Harry dari kekasihnya itu.

Beberapa bulan yang lalu Harry sudah menyuruh orang untuk mencari tahu kegiatan apa saja yang di lakukan Alysha sampai tidak ada waktu sedikitpun untuknya dan dia menemukan fakta jika Alysha berselingkuh darinya, namun untuk saat ini Harry masih diam saja karena ingin mencari lebih dalam lagi agar bisa secepatnya lepas dari Alysha.

Dulunya Harry jatuh cinta dengan Alysha karena kepolosan dan sifat baik Alysha. Namun semenjak Alysha sangat berambisi menjadi seorang model ternama, barulah Harry mengerti sifat aslinya bagaimana. Dan sekarang rasa cintanya pada Alysha sudah tidak ada sama sekali. Harry hanya menjadikan Alysha teman tidur seperti yang dia lakukan pada wanita lain di luar sana .

Ya, Harry mencari pelampiasan dengan cara bersenang-senang bersama wanita wanita cantik yang dia beli semalam di club. Harry sangat terkenal di kalangan wanita club karena pesona dan kharismanya membuat siapa saja ingin memilikinya apalagi ketika mereka tahu bagaimana permainan Harry di ranjang.

Banyak wanita yang menawarkan tubuhnya pada Harry secara cuma-cuma namun, Harry memiliki standar tersendiri untuk wanita yang akan menemani tidur.

Saat sedang bercumbu mesra, ponsel Alysha berbunyi yang membuat Harry langsung menghentikan aktivitasnya.

"Siapa?" Tanya Harry dengan raut wajah dinginnya.

"A ah i itu manager ku menelpon. Aku akan mengangkatnya dulu." Kata Alysha dengan gugupnya kemudian keluar kamar.

Harry pun langsung mengeluarkan rokoknya dan menyesapnya sambil duduk di ranjang. Dia tahu siapa yang menelpon kekasihnya namun Harry memilih untuk menahan amarahnya.

Alysha kembali ke kamarnya dan langsung memakai pakaian lengkap membuat Harry menatapnya dengan datar karena sudah tahu apa yang terjadi.

"Sayang maaf aku harus pergi karena ada rekan kerjaku dari Amerika yang datang kesini jadi aku harus menemuinya." Kata Alysha dengan mengecup bibir Harry singkat sebelum akhirnya pergi.

Harry membuang putung rokoknya dan menginjaknya dengan keras. Diam-diam di membuntuti kekasihnya. Alysha menuju ke hotel bintang lima yang membuat Harry semakin emosi namun masih dia tahan.

"Kau masih tidak tahu malu. Cih menjijikkan." Ucap Harry

Di basemen, rupanya Alysha sudah di tunggu seorang pria yang ternyata adalah orang yang menjadi penghancur hubungannya dengan Harry.

"Apakah kau sudah lama?" Tanya Alysha pada Reynad seorang direktur yang menaungi Alysha.

"Tidak terlalu. Apakah kau masih berhubungan dengan kekasihmu?" Tanya Reynad dengan nada tidak sukanya.

"Aku akan meninggalkannya setelah aku mendapatkan semua hartanya. Kau tahu bukan dia sangat mencintai ku jadi aku yakin dia aka dengan mudah memberikan semua hartanya padaku. Kau tenang saja secepatnya aku akan meninggalkannya." Jawab Alysha dengan tersenyum.

Harry yang mendengar pun mengepalkan tangannya kuat-kuat karena tidak menyangka jika kekasihnya memiliki pemikiran licik seperti itu. Dia bergegas keluar dari basemen sebelum amarahnya meledak disana.

Harry pergi ke kantornya yang membuat semua karyawan terkejut karena tidak menyangka jika bosnya akan datang.

"Tuan anda kesini." Kata Daniel yang juga terkejut.

"Buatkan aku kopi dan jangan banyak bertanya." Kata Harry yang membuat Daniel paham jika bosnya itu dalam keadaan yang tidak baik.

Tak berselang lama Reyhan datang dengan membawa nampan berisi kopi. Ia meletakkan kopinya di meja kerja Harry yang membuat pria itu kembali tersulut emosi.

"Byuuuiiiihhhh kopi apa ini!!! Apa kau tidak bisa membuat kopi. Aku bilang jangan terlalu manis tapi kau menuangkan dua kilo gula pasir ke dalamnya." Kata Harry dengan membanting cangkirnya yang membuat Reyhan gemetaran bukan main.

"Tuan apa yang terjadi?" Tanya Daniel dengan panik ketika mendengar suara pecahan kaca dari dalam ruangan bosnya.

"Panggil gadis tak kompeten itu kesini." Teriak Harry yang membuat Daniel bingung namun dia langsung bisa mencerna siapa yang di maksud oleh bosnya.

"Maaf tuan..." Ucap Reyhan dengan menundukkan kepalanya dan berlalu keluar.

"Suruh rekanmu yang kemarin membuat masalah dengan tuan harry untuk membuatkan kopi." Kata Daniel ketika sudah berada di luar ruangan.

"Emile yang tuan maksud?" Tanya Reyhan.

"Aku tidak tahu mungkin saja memang dia." Jawab Daniel.

"Tapi hari ini Emile libur tuan dan besok baru berangkat." Ujar Reyhan.

"Tidak ada alasan suruh dia datang kesini sekarang juga atau kita semua akan melihat singa memangsa buruannya." Kata Daniel yang membuat Reyhan langsung berlari dengan menghubungi Emile.

"Sialll Emile kemana kau...." Ucap Reyhan dengan terus berusaha menghubungi ponsel Emile.

"Rey kau kenapa? Apa terjadi sesuatu?" Tanya Viona ketik melihat raut wajah panik Reyhan.

"Entahlah jelas-jelas aku sudah memasukkan sedikit gula kedalam kopinya tapi tuan Harry bilang kemanisan dan mengatakan jika aku memberinya dua kilo gula, bukankah itu sangat tidak masuk akal. Coba kau hubungi Emile, sedari tadi aku menghubunginya tidak bisa." Kata Reyhan

Viona hanya mengangguk saja dan akhirnya setelah beberapa lama, Emile berhasil di hubungi dan gadis itu bergegas menuju kantor.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!