NovelToon NovelToon

Douluo: Dimulai Dengan Sharingan

awal perjalanan waktu

Benua Douluo

Desa Kaisar Jiwa

Di sebuah rumah, ada seorang anak berusia sekitar 5-6 tahun sedang terbaring di tempat tidur. Matanya yang terpejam perlahan terbuka dan dia bangun dari tempat tidur dengan linglung sambil memegang kepalanya yang pusing.

anak itu melihat sekeliling, Ruangan asing muncul di pandangannya.

'Di mana ini? bukannya aku sedang nonton naruto di kamar? dan sepertinya aku melihat cahaya yang menyilaukan di HP nya saat sedang asik nonton naruto.' dia berkata dalam hati.

Tiba-tiba kepalanya seperti tersengat listrik, dia memegang kepalanya dengan kedua tangan dan mengerang lemah

'Uhhh kepalaku'.

'Apakah aku melakukan perjalanan waktu? atau reinkarnasi dan ingatannya baru terbuka?'. pikir anak itu.

Setelah sekian lama, kepalanya merasa baikan dan dia menerima ingatan dari sejak lahir sampai sekarang. dia duduk di tempat tidur sambil memilah ingatannya.

'Ternyata aku bereinkarnasi saat masih bayi, karna fisik bayi lemah ingatanku jadi tersegel, dan baru terbuka saat ini. Apakah aku melakukan perjalanan waktu di benua douluo?'

Anak itu perlahan menerima kenyataan tersebut, dia bernama Lin Feng dan dia lahir dari keluarga biasa di desa Kaisar Jiwa.

"Lin Feng! cepat keluar dan makan".

Panggilan itu membangunkan Lin Feng yang sedang ngelamun.

"ya bu, aku datang!"

Lin Feng dengan cepat turun dari tempat tidur dan keluar.

Di dapur, dia melihat wanita paruh baya dengan sedang merapikan meja makan. wanita itu bernama Lin Yi ibu Lin Feng.

Lin Feng tertegun memandang ibunya di dunia ini, dia mengingat kembali di kehidupan sebelumnya, tanpa ayah dan ibu, sekarang hatinya terasa bahagia untuk pertama kalinya dan matanya perlahan basah.

'Apapun yang terjadi, aku akan melindungi orangtuaku di dunia ini.'

Melihat putranya yang berdiri di pintu dapur memandang dirinya dengan linglung, membuat ibunya bingung.

"Feng kecil, kenapa kamu berdiri saja disitu? cepat duduk"

"Ah... oh... ya buu~." Lin Feng berkata sambil mengusap matanya yang basah dan berjalan ke meja makan.

"Kamu kenapa? Feng kecil sepertinya sedih." Lin Yi mendekat dan memeluk putranya sambil bertanya, menghawatirkan putranya yang tiba-tiba sedih

Lin Feng yang tiba-tiba di peluk ibunya, badannya bergetar sedikit kemudian kembali normal, dan hatinya merasa hangat.

"Tidak apa bu, aku hanya teringat mimpi tadi malam. Di mimpi itu, aku berada di ruang gelap seorang diri dan tidak ada ibu dan ayah" Lin Feng berbohong dengan asal-asalan.

"hmmm..... oke deh"

Lin Feng tiba-tiba bertanya "oh ya bu, besok hari membangkitkan jiwa bela diri kan?"

"Benar, besok adalah hari membangkitkan kekuatan jiwa bela diri, kenapa? apakah kamu gugup karna besok akan membangunkan jiwa bela diri?"

Lin Yi menatap putranya, bertanya sambil tersenyum lembut.

"Hehe~ aku hanya sedang memikirkan, kalau aku bisa jadi master jiwa. aku bisa mendapatkan uang yang banyak dan juga bisa melindungi ayah dan ibu dari orang-orang jahat." Lin Feng menjawab dengan semangat dan mengayunkan kepalan tangan kecilnya.

Lin Yi menatap putranya yang antusias, dia tersenyum dan khawatir, bagaimanapun putranya dari kecil sudah pintar dan mandiri, tak pernah menangis dan royal seperti anak-anak lain.

Dia khawatir besok akan membuat si kecil ini yang dulunya ceria jadi tertutup karna dirinya, Lin Yi hanyalah orang biasa dengan Jiwa Bela Diri kertas dan suaminya membangkitkan Jiwa Bela Diri besi pendek mirip pisau, keduanya tidak memiliki kekuatan jiwa.

'Semoga aja Tuhan memberkati putra kami besok'

"Oke oke ibu optimistis sama kamu nak" lin yi menjawab dengan senyuman yang lembut.

"Oh ya bu, dimana ayah?"

"Ayahmu sedang di jalan, kau makan aja dulu"

Ayahnya Lin Feng hanyalah seorang petani, dan ibunya di rumah mengurus Lin Feng, kadang Lin Yi akan bekerja paruh waktu mencuci baju warga.

"Aku pulang" seorang laki-laki paruh baya membuka pintu rumah. Dia adalah ayah Lin Feng namanya Lin Dong.

"Sayang kamu udah pulang?" Lin Yi mentatap suaminya dengan senyuman lembut.

"Ayah!!" Lin Feng turun dari kursi dan berlari dengan kaki kecilnya, menuju ayahnya dengan semangat. Lin Feng melompat ke pelukan ayahnya dengan senyuman.

"Hei~ bukannya ini bayi kita yang lucu" Lin Dong tersenyum merentangkan tangannya untuk menangkap bocah kecil itu. Semua kelelahan yang di alami Lin Dong selepas kerja langsung sirna melihat putranya.

"Hei~ kalian berdua, cepat makan mumpung masih hangat makanannya" Lin Yi berkata kepada suaminya dan putranya.

Lin Dong menggendong putranya ke meja makan. menaruh Lin Feng di kursi sebelahnya. Keluarga itu pun makan bersama.

selepas makan, Lin Feng kembali ke kamarnya. Berbaring di kasur, dia memikirkan masa depan apa yang akan terjadi.

'Besok adalah waktu membangkitkan Jiwa Bela Diri, aku tak tau apa yang akan aku bangkitkan, Jiwa Bela Diri ayahku besi pendek mirip pisau tapi punya dua sisi tajam dan Jiwa Bela Diri ibu kertas biasa. Keduanya tidak memiliki kekuatan jiwa'

Lin Feng menghela nafas tak berdaya.

'Dan di waktu mana sekarang ini? Apakah Tang San seumuran dengannya atau tidak?'

'Sudahlah tak usah di pikirkan. Semoga aja besok saat membangunkan Jiwa Bela Diri, entah itu Jiwa Bela Diri ayahku atau ibu yang penting ada kekuatan jiwa, walaupun itu cuma 0.5'

Tidak terasa waktu sudah malam.

Lin Feng menutup mata, perlahan tertidur. tidak sabar untuk membangunkan Jiwa Bela Diri besok.

membangkitkan jiwa bela diri

Keesokan harinya.

Desa Kaisar Jiwa

Cabang Balai wuhun.

Sekelompok anak kecil berusia 5-6 tahun berkumpul di dalam aula. ada yang bersemangat ada juga yang gugup menunggu kedatangan guru jiwa yang membangkitkan jiwa bela diri mereka. Karena ini akan menjadi titik balik masa depan mereka.

Kepala Desa melihat sekelompok anak yang bersemangat, menggelengkan kepalanya dan menghela nafas.

"Aishh.... semoga tahun ini bisa menghasilkan master jiwa."

Di antara sekelompok anak kecil, ada seorang anak yang penampilannya berbeda dari anak lainnya. Anak itu pendek dan berwajah imut, rambut hitamnya yang panjang(seperti minato kecil) sedang menyentuh dagunya. Anak itu ialah protagonis kita Lin Feng.

Lin Feng memejamkan matanya sedang berpikir. apapun Jiwa Bela Diri yang akan di bangkitkan, ia berharap memiliki kekuatan jiwa. karna walopun itu kekuatan jiwanya 1 poin, dia memiliki harapan untuk jadi master jiwa. Bahkan mungkin bisa jadi judul douluo.

Kalau ini waktu saat Tang San baru lahir, dia mempunyai kesempatan untuk memotong peluang Tang San seperti Rumput Abadi.

Saat Lin Feng sedang berpikir. Pintu Balai Wuhun terbuka, memperlihatkan seorang pemuda tampan berusia sekitar 25 tahun berseragam Aula Roh masuk. Kepala Desa melihat pemuda itu, langsung menghampirinya dengan senyuman.

"Halo Tuan, maaf merepotkan mu untuk membangkitkan jiwa bela diri mereka."

"Ya." Pemuda itu melambaikan tangannya dan menjawab dengan singkat.

"Kalau begitu..... kepala desa di mohon untuk menunggu di luar saat aku membangkitkan jiwa bela diri mereka."

"Ya.. Ya." Kepala desa berjalan keluar.

"Ok semuanya! cepat berbaris."

Anak-anak kecil berjumlah 6 itu dengan patuh berbaris, Lin Feng memilih barisan paling belakang. Yan Shu melihat mereka patuh mengangguk puas, setelah itu dia mengeluarkan enam batu hitam dan menaruhnya di tanah membuat formasi bintang berujung enam.

"Namaku Yan shu master jiwa tingkat 28, jiwa bela diri ku adalah pedang pendek. Aku akan membimbing kalian untuk membangkitkan jiwa bela diri kalian."

Setelah itu Yan Shu melepaskan jiwa bela dirinya, pedang pendek muncul di tangan Yan Shu, cincin jiwa putih dan kuning melayang di belakangnya. Dampak kekuatan jiwa melepaskan Jiwa Bela Dirinya membuat anak-anak ketakutan.

"Jangan takut, ayo yang paling depan maju ke formasi."

Anak kecil yang paling depan dengan gugup berjalan ke formasi yang terdiri dari batu bulat. Yan Shu melambaikan tangannya, batu-batu formasi bersinar.

"Ayo ulurkan tanganmu, tutup matamu dan rasakan jiwa bela diri di tubuhmu". Anak kecil dengan patuh menutup matanya dan mengulurkan tangannya. perlahan cahaya di formasi masuk ke tubuhnya.

Beberapa detik kemudian, di tangan anak itu muncul sabit dan dia perlahan membuka matanya melihat sabit di tangannya dengan bingung dan penasaran.

"Sabit? Roh tipe senjata?..... ok, ambil jiwa bela diri mu nak"

"umm... Gimana cara mengambilnya tuan?" anak itu menjawab dengan ragu².

"Rasakan jiwa bela diri di tanganmu perlahan, dan ambil."

Setelah anak itu mendengar perkataan Yan Shu, dia pun dengan patuh melakukan apa yang di instruksikan.

"Sekarang, letakkan tangan mu di bola kristal ini." Yan Shu mengeluarkan bola kristal biru sambil berkata ke anak itu. Setelah pengujian Bola kristal itu tidak merespon...

"Tidak ada kekuatan jiwa, tidak bisa jadi master jiwa. Berikutnya ayoo..."

Mendengar perkataan Yan Shu, anak kecil itu berjalan ke tepi dengan kepala tertunduk. Setelah itu, giliran anak lainnya membangkitkan jiwa bela diri.

"Jiwa bela diri cangkul, tidak ada kekuatan jiwa."

"Jiwa bela diri rumput perak biru, tidak ada kekuatan jiwa"

"Jiwa bela diri sabit, tidak ada kekuatan jiwa."

"Jiwa bela diri wortel, tidak ada kekuatan jiwa."

Setelah pengujian anak berikutnya tidak ada yang membangkitkan kekuatan jiwa, membuat Yan Shu kecewa. 'Yahh seperti yang di harapkan'.

"Berikutnya." Yan Shu memandang anak terkahir dan berkata. Saat melihat anak yang terakhir, Yan Shu melihat ketenangan pada anak itu yang berbeda dari anak lain. Dia memiliki harapan pada anak itu, karna kalau dia bisa membangunkan jiwa bela diri dan membangkitkan kekuatan jiwa, Yan Shu akan merasa perjalanannya tidak sia-sia.....

Lin Feng yang di panggil berjalan perlahan ke formasi dengan tenang.

"Ok, ulurkan tangan dan pejamkan matamu, rasakan jiwa bela diri di tubuhmu."

Lin Feng mendengarkan Yan Shu dan perlahan menutup mata. Lin Feng merasakan kesejukan saat cahaya memasuki tubuhnya, Seakan-akan ada sesuatu yang keluar dari tubuhnya. Sepuluh detik kemudian di tangan kanannya muncul benda besi berujung 3.

Saat Lin Feng membuka matanya, melihat benda yang ada di tangannya dia kaget dan bingung. bukankah ini kunai berujung tiga yang digunakan Yondaime? apakah aku membangkitkan jiwa bela diri kunai?.

"Hah? apa ini? apakah ini senjata?" Yan Shu melihat benda di tangan kanan Lin Feng dengan bingung.

"Ini.... Nak, jiwa bela diri apa yang kau bangkitkan?"

"Ah... Ini namanya Kunai, tuan." Lin Feng yang sedang bingung terbangunkan oleh pertanyaan Yan Shu.

"Kunai? apakah ini termasuk tipe jiwa bela diri senjata?" Yan Shu Bertanya dengan ragu-ragu.

Melihat Lin Feng mengangguk Yan Shu melihat lagi jiwa bela diri Lin Feng dengan seksama. 'apakah ini jiwa bela diri mutasi? dan sepertinya ini yang jinak, ada harapan memiliki kekuatan jiwa.' Yan Shu bersemangat saat berpikir begitu.

"Baiklah, kalau begitu cepat ambil kembali jiwa bela dirinya, ayo uji kekuatan jiwanya."

Lin Feng mengangguk, mengulurkan tangannya ke bola kristal. Lin Feng merasakan sesuatu seperti kekuatannya tersedot dan bola kristal perlahan-lahan mengeluarkan cahaya.

Yan Shu melihat ini langsung gembira 'ada kekuatan jiwa!'

Beberapa saat kemudian, cahaya yang masuk ke bola kristal itu perlahan berhenti.

"Kekuatan jiwa bawaan 5! selamat nak kau memenuhi syarat jadi master jiwa." Yan Shu gembira sekaligus iri. Gembira karna perjalanan ini tidak sia-sia dan dia bakal dapat bonus, iri karna dulu saat dirinya membangkitkan jiwa bela diri kekuatan jiwa bawaanya cuma 3.

Anak-anak lain iri melihat Lin Feng membangkitkan jiwa bela diri dan kekuatan jiwa bawaannya 5.

"Tanpa basa-basi nak, maukah kau bergabung dengan Aula Roh?" Yan Shu sedikit bersemangat, karna kalau bisa merekrut Lin Feng. Dia bakal dapat bonus ganda atau bahkan di promosikan jabatannya...

"Umm... Tuan, aku perlu bertanya orangtuaku dulu"

Mendengar jawaban Lin Feng, Yan Shu tersenyum: "Baiklah kalo gitu."

Dengan selesainya membangunkan jiwa bela diri anak-anak ini, Yan Shu berjalan keluar dengan mulut sedikit terangkat.

Melihat Yan Shu keluar dari Cabang Balai Roh. Kepala desa langsung menghampirinya.

"Gimana tuan, apakah ada yang berhasil membangkitkan kekuatan jiwa?" Kepala desa bertanya dengan penuh harap.

"Selamat kepala desa, dari 6 anak yang membangkitkan jiwa bela diri. Ada satu yang membangkitkan kekuatan jiwa dan itu bawaan 5."

Kepala desa terkejut dan langsung gembira "Apakah anak itu? Feng kecil?."

Lin Feng melihat Kakek Kepala Desa bersemangat, mengangguk.

"Ya kakek, itu aku yang membangkitkan kekuatan jiwa bawaan 5."

"Seperti yang di harapkan darimu nak, aku tau kau bakal memiliki kekuatan jiwa." Alasan kenapa Kepala Desa bilang begitu, karna dia melihat perkembangan Lin Feng Dari bayi sampe sekarang, Lin Feng berbeda dari anak-anak lain, tidak rewel saat masih kecil dan mandiri.

"Ok Kepala Desa, aku mau ke rumah Lin Feng untuk bertemu orangtuanya. Aku berharap Lin Feng ini bisa gabung dengan Aula Roh." Yan Shu berkata dengan sedikit tidak sabar.

"oke oke, kalo gitu aku anterin ke rumahnya tuan."

............................

"Lin Dong! Cepat keluar! ada tamu dari Aula Roh" dengan teriakan keras kepala desa, Lin Dong keluar dengan bingung.

Melihat itu adalah guru jiwa istana wuhun di sebelah kakek kepala desa, dia menyuruh guru jiwa dan kakek kepala desa masuk. Sedangkan Lin Feng berjalan ke kamarnya.

Di kamar, Lin Feng mengeluarkan jiwa bela diri kunainya dan melihat dengan seksama. 'Apa istimewanya ini? Apakah ini cuman kunai? tapi sepertinya aku merasakan ada sesuatu di kunai ini.'

Setelah berusaha untuk mencari apa yang ada di Kunai Jiwa Bela Dirinya, dia menyerah. 'Sudah lah, Kunai ini memang tidak biasa, tapi aku g tau itu. Setiap kali mengamati Kunai dengan serius, aku merasa seperti ada kabut dan tidak bisa di tembus.'

Lin Feng menghela nafas tidak berdaya. Lalu dia memikirkan 'Sebagai penjelajah waktu, pasti ada cheat kan? Entah itu batu berisi leluhur atau apapun?'

Kemudian dia menggelengkan kepala kecilnya dengan kecewa. 'Andai aku mempunyai sistem masuk, hanya dengan bilang MASUK bisa mendapatkan hadiah melimpah'

Secara tiba-tiba saat dia mengucapkan kata masuk, ruangan kamarnya berubah jadi ruangan putih. Dia kemudian sedikit panik sejenak lalu tenang.

Lin Feng melihat di sekelilingnya yang hanya berisi ruangan putih, kemudian menoleh kebelakang dan melihat ada kursi, meja dan komputer. Karena penasaran, diapun duduk dan menyalakan komputer.

Lalu dia terkejut, mulutnya terbuka O. setelah pengamatan sebentar, dia melihat daftar-daftar yang membuatnya makin terkejut.

'I-ini...... Bukannya ini daftar ninjutsu? banyak sekali. Bahkan ada batas suksesi darah, seperti sharingan, byakugan dan tubuh abadi. tapi sepertinya tidak bisa di klik. Apakah ini cheat saya?'

Saat menelusuri, dilayar dia menemukan kotak pesan di pojok kanan atas dan ada angka 1 kecil di sudut logonya, lalu mengklik kotak pesan dan muncul tulisan

[Selamat, anda mendapatkan 1 hadiah acak batas suksesi darah]

Dia pun mengklik [Klaim] di pesan itu, tiba-tiba cahaya menyilaukan keluar dari layar komputer, sebelum Lin Feng dapat melihat hadiah apa yang di dapatkannya. sekelebat seperti mata melesat keluar dari layar menuju ke arah matanya, Lin Feng tanpa sadar ingin menghindar tapi sudah terlambat.

Lin Feng merasakan gatal di matanya 'Apa yang terjadi tengan mataku?' ekspresinya kebingungan sambil mengucek matanya. rasa nyeri dan gatal matanya perlahan hilang. Lin Feng membuka matanya dan memperlihatkan warna merah darah di matanya, ada satu titik seperti Kecebong di antara kedua matanya. Itu adalah Sharingan

Bab berakhir.

Undangan Aula Roh

Di ruang tamu.

"Maaf tuan Yan Shu, kalo masalah mau atau tidaknya Lin Feng bergabung ke Aula Roh. Kami menghormati keputusan Lin Feng, dia sudah mandiri sejak kecil dan kami tidak mau memaksa anak kami." Lin Dong berkata pada Yan Shu dengan nada meminta maaf.

Lin Yi menyambung perkataan suaminya."Gimana kalo kita panggil Lin Feng, biar dia yang memutuskan."

"Baiklah." Yan Shu mengangguk dengan pelan.

"Lin Feng! Cepat kesini, ada yang mau kami tanyakan."

Lin Feng yang sedang kebingungan dengan apa yang terjadi pada matanya. Mendengar ibunya memanggil dirinya, dia langsung terbangun. pupil matanya yang merah kembali normal jadi hitam pekat.

"Btw, gimana cara keluar dari ruang putih ini?" Lin Feng langsung panik dan memegang kepala kecilnya dengan kedua tangannya. Setelah panik beberapa saat, dia melihat tulisan Log Out terletak di pojok bawah kanan di layar komputer. Lin Feng melihat hal itu buru-buru mengambil mouse dan menekan tulisan Log out.

Seketika ruangannya perlahan berganti, Lin Feng yang melihat hal ajaib itu dengan kagum. 'Eh, kalo gitu...... gimana caranya agar bisa masuk ke ruangan putih itu tadi?' Dia menggaruk kepalanya dengan bingung.

Lin Feng berjalan ke ruang tamu sambil memikirkan bagaimana cara agar bisa masuk ke ruangan putih itu.

"Ada apa bu? ayah?"

"Ini tuan Yan Shu mengundang kamu Feng kecil, untuk bergabung dengan Aula Roh. Apa pendapat kamu? Kami akan mendukung pilihan yang kamu buat nak." Lin Dong berkata sambil memandang Lin Feng dengan lembut.

"Gimana nak? Apakah kau mau bergabung dengan Aula Roh? Akan banyak manfaat yang akan kamu dapatkan kalau bergabung dengan Aula Roh." Yan Shu yang melihat Lin Feng langsung berkata.

Lin Feng yang di tanyai itu menyentuh dagunya, dia bingung apakah akan bergabung atau tidak. Tapi dalam hatinya, dia tidak mau terjerat dengan kekuatan manapun, dia ingin bebas berpetualang seperti burung bukan burung yang di kurung dan di atur hidupnya. Yang penting aku belum tau cara kerja cheat di ruang putih itu.

Setelah berpikir sejenak, Lin Feng menggelengkan kepalanya dan berkata: "Maaf tuan, aku menolak undangan anda. Untuk saat ini aku belum punya minat untuk bergabung dengan kekuatan manapun."

Yan Shu membuka mulutnya mau membujuk Lin Feng, tapi melihat sorot mata Lin Feng yang tegas dan tidak sesuai usianya membuat dia menyerah.

"Baiklah kalau itu keputusanmu nak, kalau begitu aku permisi dulu." Yan Shu menjawab dan menghela nafas dengan berat, diapun berjalan keluar dengan ekspresi kecewa.

Kakek kepala desa yang melihat Yan Shu kecewa menggelengkan kepalanya dan mencoba membujuk Lin Feng lagi, tapi jawaban Lin Feng masih sama kalo dia tidak mau bergabung ke Aula Roh. Kakek Kepala Desa pun pamit ke orang tua Lin Feng dan keluar rumah.

"Yahhh itu keputusanmu nak, aku tau kau punya rencana sendiri. Kami akan mendukung apapun pilihan mu" Lin Dong berkata dan memandang putranya yang pintar dengan tatapan lembut.

"Oh ya Feng kecil, apa nama jiwa bela diri mu? Katanya itu batang besi berujung tiga?"

"Ini namanya Kunai ayah." Lin Feng menjawab dan menunjukkan jiwa bela dirinya.

"Ini namanya kunai? Apakah jiwa bela dirimu bermutasi? Kunai ini seperti gabungan antara jiwa bela diri aku dan ibumu." Lin Dong berkata sambil mengamati Kunai berujung tiga, dengan gagang kunainya yang di balut dengan kertas putih.

Ibu Lin Feng juga penasaran dengan jiwa bela diri putranya dan melihat sebentar, Lin Yi tersenyum berkata "Apapun itu, jiwa bela diri Lin Feng bermutasi jinak dan mempunyai kekuatan jiwa. Untuk merayakannya ibu akan memasak makanan enak untuk Feng kecil."

"Ya apapun itu, jiwa bela diri Feng kecil mempunyai kekuatan jiwa, seperti yang di harapkan dari anakku. ha ha ha." Lin Dong tertawa keras, karna keluarganya akhirnya bakal mempunyai master jiwa yang di segani dan di hormati banyak orang.

Dia sendiri tau, dari nenek moyang keluarganya, tidak ada yang mempunyai kekuatan jiwa saat membangunkan jiwa bela diri. Kini putranya mempunya kekuatan jiwa yang membuat dirinya senang. Saking senangnya, dia mempunyai keinginan untuk membangunkan ayah tuanya dikuburan dengan memamerkan kalo putranya mempunyai kekuatan jiwa.

Lin Feng melihat ayahnya yang tertawa bahagia karna dirinya, ikut senang dan sudut mulutnya sedikit terangkat. Lin Yi didapur melihat suaminya yang gembira menggelengkan kepalanya dengan lembut dengan senyuman. "Feng kecil, Sayang, makanan sudah siap ayo makan"

Lin Feng dan Lin Dong yang sedang tertawa mendengar Lin Yi memanggil, mereka pun berhenti tertawa dan berjalan ke meja makan.

Suasana bahagia ini membuat Lin Feng tersenyum.

...............

Matahari perlahan terbenam. suara jangkrik mulai terdengar di sekitar rumah.

Lin Feng duduk di kasur sedang memainkan jiwa bela dirinya, dia merasa kalo kunai ini tidak sederhana kelihatannya. Karna saat dia memegang Kunai itu, dia merasa keakraban dari Kunainya.

'hmm... apakah ada rahasia di kunai ini?' Tiba-tiba dia memikirkan kekuatan jiwanya, kilasan terinspirasi itu membuat Lin Feng bersemangat. 'Coba apakah akan terjadi sesuatu saat memasukan kekuatan jiwa ke kunai ini.'

Beberapa saat kemudian, kekuatan jiwa Lin Feng perlahan masuk ke kunai. Tiba-tiba, kepala Lin Feng terasa nyeri dan ingatan tambahan perlahan masuk ke kepalanya. Dia memegang kepalanya dengan erangan kesakitan.

'Apa yang terjadi? otakku merasa akan meledak......' Bebrapa menit kemudian rasa nyeri di kepala perlahan hilang. nafas berat terdengar dari mulut Lin Feng. 'Hufftt, sungguh ceroboh'.

'Ini? bukankah ini ingatan Hokage Ke-empat? apakah kunai ini berisi pengalaman hidup Hokage ke empat?'

Lin Feng merasa bersemangat saat memikirkan itu, tapi segera tenang. Karna walopun dia mendapatkan ingatan Hokage ke empat, Lin Feng tidak bisa memakai teknik-teknik nya. Seperti Teknik [Dewa Petir Terbang], [Rasengan] dll. Karna Kekurangan kekuatan jiwa.

Dia menghela nafas dengan berat dan menggelengkan kapala kecilnya. 'Oh ya, sepertinya aku mendapatkan barang bagus di ruang putih, aku mempunyai tebakan apa itu'

Setelah memikirkan barang yang di dapat di ruang putih, dia memusatkan kekuatan jiwa ke matanya. Perlahan mata hitam Lin Feng berubah jadi merah dan tambahan setitik kecil seperti kecebong di pupilnya.

Dia langsung mencari cermin dan berkaca. "Seperti yang kuharapkan, ini sharingan" Lin Feng berguman dan bahunya bergetar karna bersemangat. Laki-laki mana yang tidak mendambakan sharingan, karna itu kelihatan keren. Apalagi saat mengingat Madara melawan Hashirama di lembah kematian dan saat Madara melawan ribuan ninja di ww4.

Memikirkanya saja membuat darahku mendidih, sudut mulut Lin Feng terangkat lebar. 'hehehehe..... Sharingan dan Dewa Petir Terbang, pasangan yang sempurna'.

"Ha Ha Ha Ha Ha!!" Lin Feng memegang pinggangnya dengan kedua tangan dan tanpa sadar tertawa keras.

"Hei bocah!! apa yang kau tertawakan?!! apa kau bodoh karna membangkitkan kekuatan jiwa? cepat tidur sudah malam" Lin Yi mendengar putranya tertawa di tengah malam kebingungan dan marah.

Mendengar ibunya, Lin Feng langsung menutup mulutnya. "Maaf Bu, aku cuman sedikit bersemangat."

Lin Yi menggelengkan kepalanya dengan pelan "bocah ini..."

Lin Feng merasa mengantuk, dia memikirkan ruang putih itu tapi melupakannya.

"Sudahlah gampang besok lagi mikirnya" dia bergumam dan perlahan menutup matanya.

Bab Berakhir.

(makasih yang sudah mampir)

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!