Ratna membuka pintu rumahnya ketika mendengar suara mobil berhenti di depan rumahnya.
"Tumben pulangnya malam banget mas?" Tanya Ratna.
"Iya tadi Tiba-tiba bos datang ngajak meeting." Jawab Jaka.
"Ya udah kamu mandi dulu biar aku siapkan makan malamnya." Ucap Ratna.
"Ga usah aku udah makan." Jawab Jaka lalu ia berjalan ke kamar meninggalkan istrinya yang masih berada di depan pintu.
"Tumben banget Mas Jaka makan di luar." Ucap Ratna.
Ia kemudian berjalan ke dapur untuk menyimpan makanan yang sudah tersaji di atas meja makan.
Di dalam kamar Jaka langsung merebahkan tubuhnya di atas ranjang, dan tak selang lama Ratna datang menyusulnya.
"Mas sabtu besok Keenar ikut lomba di sekolah, kamu libur kan?" Tanya Ratna.
"Belum tahu." Jawab Jaka.
Memang akhir-akhir ini Jaka jarang sekali libur, walaupun hari Sabtu Minggu ia tetap pergi ke kantor. Jarang sekali ada waktu luang untuk keluarga
"Keenar nanyain kamu terus loh mas, kasian dia jarang main sama kamu." Ucap Ratna.
"Bilang aja aku lagi kerja buat beli jajan dia, lagian kalau aku di rumah terus kalian mau makan pakai apa." Jawab Jaka.
Ratna memilih untuk diam, belakangan ini Jaka sulit diajak ngobrol serius, selalu saja ia emosi saat mengobrol dengan Ratna.
Ia berjalan ke lemari pakaian kemudian menyiapkan pakaian santai untuk suaminya.
"Airnya udah siap mas." Ucap Ratna
Jaka bangkit dari tidurnya kemudian ia berlalu ke kamar mandi.
Saat Jaka masuk ke kamar mandi tak sengaja Ratna melihat layar ponsel suaminya menyala. Ia penasaran kemudian melihatnya.
"Ada SMS dari operator ternyata." Ucap Ratna.
Namun saat Ratna menyentuh layarnya tiba-tiba muncul notifikasi dari bank.
"Hah Mas Jaka transfer segitu banyaknya buat siapa?" Tanya Ratna.
Ratna penasaran, ia hendak membunuhnya ponsel suaminya namun sayangnya tiba-tiba pintu kamar mandi terbuka.
Dengan segera Ratna meletakkan ponsel itu di tempat semula kemudian ia berpura-pura menata seprei.
Setelah selesai mandi Jaka langsung merebahkan tubuhnya di atas kasur dan Ratna ikut berbaring di sampingnya.
"Mas." Panggil Ratna.
"Hemm" Jawab Jaka yang tengah menatap ponselnya.
"Haid aku udah selesai." Ucap Ratna.
"Aku lagi capek, ngantuk mau istirahat." Jawab Jaka.
Jaka meletakkan ponselnya di bawah bantal kemudian ia memiringkan tubuhnya membelakangi istrinya.
Ratna hanya terdiam, ia mencoba untuk memejamkan mata namun pikirannya masih terusik dengan notifikasi yang ia lihat tadi.
"Mas." Panggil Ratna lagi
"Apa." Jawab Jaka.
"Emmm tadi ga sengaja aku lihat notifikasi uang keluar dari rekening kamu 3 juta, untuk siapa?" Tanya Ratna.
Jaka langsung membuka matanya dan memutar tubuhnya menghadap ke arah istrinya.
"Kamu buka-buka hp aku?" Tanya Jaka.
"Sejak kapan kamu berani buka hp aku? Hp itu privasi, lagian aku juga ga pernah buka-buka hp kamu." Ucap Jaka.
"Aku ga buka hp kamu mas, cuma tadi ga sengaja aku lihat notifikasinya." Jawab Ratna
Jaka kembali membelakangi istrinya.
"Itu uang kantor aku transfer ke teman kerja aku." Jawab Jaka.
"Tumben pakai rekening kamu, biasanya pakai rekening yang di kasih dari kantor." Ucap Ratna.
"Rekeningnya rusak." Jawab Jaka.
Pikiran Ratna masih mengganjal, ia belum puas dengan jawaban suaminya tadi. Namun dari pada berdebat malam-malam lagi-lagi ia memilih untuk diam.
Tidak ada kejadian apapun malam itu, jika biasanya setelah Ratna selesai haid Jaka selalu meminta haknya, namun dua bulan terakhir ini tidak. Bahkan malam-malam bisanya pun Jaka jarang memintanya.
Keesokan harinya Jaka berangkat ke kantor sebelum Keenar bangun tidur.
"Mas tungguin Keenar bangun dulu ya, soalnya kemarin Keenar bilang mau nunjukin sesuatu sama kamu." Ucap Ratna.
"Ga bisa, pagi ini aku mau ke Bogor, bisa telat kalau nungguin Keenar bangun." Jawab Jaka.
Jaka mengambil tasnya yang ada di atas meja kemudian ia berangkat kerja.
Ratna menghembuskan nafasnya, tak selang lama ia mendengar suara Keenar memanggilnya.
"Mama"
Ratna bergegas masuk ke kamar anaknya.
"Ada apa sayang?" Tanya Ratna karena tak biasanya Keenar teriak-teriak saat bangun tidur.
"Ma Keenar lupa ga bawa lukisannya pulang, padahal Keenar mau tunjukin lukisan itu sama papa." Ucap Keenar dengan suara sedikit bergetar hampir menangis.
Ratna mengusap lembut rambut anaknya kemudian memeluknya.
"Nanti kita ambil ya, sekarang papa sudah berangkat kerja." Ucap Ratna.
Keenar tambah sedih, padahal semalam ia tidur sangat larut malam karena ingin menunggu papanya.
Tak ingin anaknya bersedih, Ratna mengajak anaknya untuk mandi setelah itu bersiap-siap pergi ke sekolah.
Di dalam mobil Keenar bercerita tentang teman-teman sekolahnya yang selalu diantar oleh kedua orang tuanya, Ratna mengerti saat ini anaknya tengah cemburu dengan teman-temannya.
"Papa kan kalau pagi kerja sayang." Ucap Ratna.
"Papa teman-teman aku juga kerja ma, tapi papa mereka tetap mau nganterin anaknya." Ucap Keenar dengan nada khas anak kecil.
"Mungkin tempat kerja mereka satu arah sama sekolahan kamu jadi mereka berangkat kerja sekalian nganterin temen kamu." Ucap Ratna.
"Emangnya tempat kerja papa di mana?" Tanya Keenar
"Tempat kerja papa jauh sayang, jalannya beda sama sekolahan kamu." Jelas Ratna.
"Ooo gitu ya ma." Ucap Keenar mulai mengerti.
Setibanya di depan gerbang sekolahan Ratna turun dari mobil lalu membantu anaknya keluar dari mobil.
"Belajar yang baik ya, nutut sama Miss, jangan bandel, oke." Pesan Ratna saat Keenar hendak masuk ke dalam gerbang.
"Siap ma." Jawab Keenar.
Keenar mencium tangan mamanya kemudian ia masuk ke dalam sekolahan.
Setelah memastikan anaknya masuk ke kelas dengan selamat, Ratna langsung meninggalkan area sekolahan itu karena memang orang tua tidak diperkenankan masuk ke dalam kelas supaya anak-anaknya terbiasa mandiri sejak dini.
Ratna melajukan mobilnya menuju toko kue miliknya. Ratna memiliki toko kue yang tidak terlalu besar, usahanya itu juga baru berjalan beberapa bulan dan belum terlalu banyak pengunjungnya.
Tujuan Ratna membuka membuka usaha ini tak lain dan tak bukan adalah untuk menambah pemasukannya. Mengingat gaji suaminya yang hanya cukup untuk kebutuhan sehari-hari ditambah lagi Keenar sudah mulai sekolah pasti kebutuhannya bertambah.
Walaupun pendapatan dari toko kuenya tak seberapa tapi lumayan untuk tambahan. Ratna memanfaatkan ruko peninggalan ibunya dan juga sebelum menikah ia sempat berkerja di salah satu resto di hotel ternama.
Ratna hanya memiliki satu karyawan saja yang tak lain dia adalah bibinya sendiri, adik dari ibunya.
Ratna membuka pintu tokonya kemudian masuk ke dalam dapur produksi untuk melihat bibinya yang tengah membuat adonan kue.
Tbc.
Jangan lupa LIKE dan tambahkan Favorit ❤️❤️❤️❤️
Di kelas Keenar tengah duduk di mejanya sambil memperbaiki lukisan yang akan ia tunjukkan pada papanya. Namun tiba-tiba saja ada seorang teman Keenar yang lewat di sampingnya dan menumpahkan minuman ke atas gambaran Keenar.
"Yah basah deh, ups." Ucap Sesil
Keenar tahu Sesil sengaja menumpahkan air minumnya di atas gambaran.
Keenar menggebrak meja namun tak membuat Sesil takut.
Justru Sesil dan teman-teman yang lainnya menertawakan Keenar karena di punggung Keenar terdapat tulisan 'Saya gila' yang tak lain tak bukan itu juga ulah Sesil.
Keenar tidak terima dipermalukan seperti itu, namun ia tidak menangis. Ia mendorong tubuh Sesil hingga terjatuh di lantai dan kepalanya menatap ujung meja yang lancip.
"Awwww sakit, mommy" Teriak Sesil.
Sesil menangis histeris membuat seisi kelas itu terdiam.
Ibu Sesil yang kebetulan sedang berada di kantor mengurus administrasi anaknya langsung lari ke dalam kelas menghampiri anaknya.
"Sayang kamu kenapa?"
Ditengah tangisannya Sesil menunjuk ke arah Keenar.
"Dia dorong aku mom." Ucap Sesil
Miss Tika yang merupakan guru di kelas itu juga ikut datang ke dalam kelas.
Keenar berlari memeluk Miss Tika karena ia takut.
"Kamu apakan anak saya hah?" Bentak Mommy Sesil.
Keenar menangis di pelukan Miss Tika karena sejak kecil ia belum pernah merasakan dibentak.
"Sudah buk lebih baik kita bawa Sesil ke klinik dulu, kasian dia." Ucap Miss Tika.
Sebenarnya itu hanya alasan Miss Tika saja supaya Mommy Sesil tidak marah-marah di hadapan murid-muridnya karena ia tidak mau jika murid-muridnya ikut ketakutan apalagi malah menirunya.
Mommy Sesil membawa Sesil ke klinik yang hanya ada di seberang sekolahan.
Di sana Mommy Sesil tidak terima anaknya diperlakukan seperti itu.
"Pokoknya saya akan tuntut orang tuanya Keenar lewat jalur hukum." Ucap Mommy Sesil.
"Apa tidak ada jalan buk, lagian Sesil hanya mengalami luka ringan saja." Ucap Miss Tika.
"Walaupun luka yang terlihat tidak parah, tapi apa Miss Tika yakin mental anak saya baik-baik saja?" Tanya Mommy Sesil.
"Saya bisa loh menuntut sekolahan itu juga karena sudah lalai dalam mengawasi murid-muridnya." Ucap Mommy Sesil.
Memang kakek Sesil adalah pemilik yayasan sekolah ini, jadi mereka memegang kekuasaan penuh atas sekolahan ini.
Mau tidak mau Miss Tika menghubungi orang tua Keenar untuk menyelesaikan masalah ini di sekolahan.
"Bi, Ratna tinggal ke sekolahan Keenar dulu ya." Ucap Ratna.
"Loh tumben Na jam segini udah pulang, biasanya jam dua belas." Ucap Yuyun.
"Belum pulang bi, tapi Keenar bikin masalah di sekolah jadi aku sama Mas Jaka dipanggil ke sana." Ucap Ratna.
"Ya udah nduk, hati-hati ya." Ucap Yuyun.
"Iya bi, titip toko ya bi." Ucap Ratna kemudian ia berangkat ke sekolahan Keenar.
Jaka yang saat itu tengah mengawasi proyek langsung bergegas menuju ke sekolahan Keenar karena pihak sekolah langsung yang menghubunginya.
Setibanya di sekolah Keenar Jaka langsung menghampiri istrinya yang juga baru saja tiba.
"Di mana ruangannya?" Tanya Jaka karena ini kali pertama Jaka menginjakkan kakinya di sekolah Keenar.
"Di ujung mas." Jawab Ratna.
Mereka berjalan tergesa-gesa menuju ruangan itu dan setelah tiba di sana mereka berjumpa dengan Miss Tika dan Mommy Sesil.
"Maaf menunggu lama." Ucap Ratna.
"Iya bu, silakan duduk." Jawab Miss Tika.
Ratna dan Jaka duduk di samping Mommy Sesil kemudian Miss Tika langsung menjelaskan kronologi kejadiannya menurut sudut pandang Sesil, karena hanya Sesil yang ada di sana sedangkan Keenar belajar di kelas bersama guru yang lain.
"Saya minta maaf atas perbuatan anak saya yang sudah mencelakai anak ibu, tapi apakah tidak ada jalan lain selain membawa masalah ini lewat jalur hukum?" Tanya Jaka.
Mommy Sesil mengeluarkan ponselnya kemudian ia keluar dari ruangan itu dan menghubungi suaminya.
"Apa di dalam kelas tidak ada CCTVnya miss?" Tanya Ratna.
"Maaf bu ruangan kelas itu baru selesai dibangun, dan fasilitasnya tidak selengkap ruang kelas lainnya." Jawab Miss Tika.
Memang di TK itu ada 4 kelas, dan kelas yang Keenar tempati adalah kelas yang baru dibuka.
Tak selang lama Mommy Sesil masuk ke dalam ruangan dan duduk di samping Ratna.
"Bisa, saya bisa saja tidak membawa masalah ini ke jalur hukum, namun saya minta jaminan untuk kesehatan mental anak saya." Ucap Mommy Sesil.
"Berapa?" Tanya Jaka
"Sepuluh juta." Jawab Mommy Sesil.
Saat itu juga Jaka mengeluarkan ponselnya dan mengetikkan nomor rekening Mommy Sesil dan mengirimkan uang sesuai permintaan Mommy Sesil.
"Sudah." Jawab Jaka
"Bagus kalau gitu, masalah ini saya anggap selesai, dan saya pamit dulu karena mau memeriksakan anak saya ke psikiater." Ucap Mommy Sesil lalu ia pergi begitu saja.
Karena masalahnya sudah selesai Jaka dan Ratna juga berpamitan untuk pergi untuk melanjutkan pekerjaan mereka masing-masing.
"Kamu didik apa anak kita sampai dia berani bermain kasar ke temannya?" Tanya Jaka
"Aku ga didik yang aneh-aneh mas, di rumah Keenar juga ga pernah lihat adegan seperti itu." Ucap Ratna.
"Lagian kita juga baru mendengar dari sudut pandang Sesil, kita belum tahu apa alasan Keenar melakukan itu." Ucap Ratna
"Benar juga, seharusnya tadi kita minta Keenar dipanggil juga." Ucap Jaka.
" Sudah terlanjur mas, lagian mana mungkin kita bisa melawan Mommy Sesil, dia anak pemilik sekolah ini." Jawab Ratna.
"Selalu menggunakan kekuasaannya semena-mena untuk menindas orang kecil." Ucap Jaka.
"Sudah lah mas yang penting masalahnya sudah selesai." Ucap Ratna.
"Iya masalahnya sudah selesai tapi uang kita hilang begitu saja." Ucap Jaka.
"Sabar kalau masih rezeki kita pasti balik lagi kok." Ucap Ratna.
"Sabar-sabar, uang belanja kamu bulan ini aku kurangi." Ucap Jaka.
"Ya ampun mas itu aja udah aku cukup-cukupin loh, kalau masih dikurangi mana cukup untuk sebulan mas." Jawab Ratna.
"Kamu atur aja sendiri." Jawab Jaka kemudian ia masuk ke dalam mobilnya dan pergi meninggalkan Ratna.
Ratna masuk ke dalam mobil, ia menunggu Keenar keluar dari kelas karena tidak mau bolak-balik, selain itu juga untuk menghemat bensin.
'drt..drt....drt.....'
Ratna mengeluarkan ponselnya yang bergetar di dalam tas.
"Tumben Mbak Amel nelpon." Ucap Ratna.
[Amel adalah istri dari kakaknya Ratna, kakaknya Ratna meninggal sebulan yang lalu karena kecelakaan saat bekerja.]
📞 "Halo, Na." Ucap Amel .
"Iya mbak, ada apa?" Tanya Ratna karena memang jarang Amel menghubunginya.
📞 "Na, mbak barusan dapat telepon dari perusahaan tempat mas mu kerja dulu, katanya aku bisa kerja di sana gantiin posisi mas mu." Ucap Amel.
"Wahh bagus dong mbak, tapi Agas gimana mbak?" Tanya Ratna.
📞 "Agas gampang Na, dia mau kok aku titipin ke rumah ibu, tapi aku ga mampu Na kalau harus pulang pergi ke kantor, jauh Na apalagi sekarang jalannya satu arah, aku harus muter jauh banget." Ucap Amel.
"Terus gimana mbak?" Tanya Ratna.
📞 "Emmm kalau aku tinggalin di rumah kamu aja gimana Na, kayaknya kamar ibuk dulu masih kosong kan?" Tanya Amel.
"Iya sih mbak masih kosong, tapi nanti aku bicarain sama Mas Jaka dulu ya mbak nanti tak kabarin." Ucap Ratna.
📞"Iya Na, terima kasih ya." Ucap Amel kemudian ia mematikan sambungan teleponnya.
TBC
❤️❤️❤️❤️❤️ HAPPY READING ❤️❤️❤️❤️❤️
Petang harinya Ratna tengah memasak di dapur bersama Keenar. Ratna sama sekali tidak membahas permasalahan di sekolah tadi, karena ia sudah berencana ingin membahasnya setelah suaminya pulang.
"Sayang kita bikin bolu pisang buat papa yuk." Ajak Ratna
"Ayo ma." Jawab Keenar.
Walaupun masih kecil namun Ratna sudah mengajari Keenar memasak, karena ia ingin mewariskan hobinya pada anaknya.
Ratna mengambil beberapa buah pisang yang sudah sangat matang kemudian meletakan di depan anaknya.
"Kamu kupas pisangnya mama yang bikin adonan lainnya, oke." Ucap Ratna.
"Oke mama." Jawab Keenar.
Keenar mulai mengupas pisangnya kemudian ia juga menghaluskan pisang yang sudah sangat lembek itu dengan ulekan kayu.
Setelah pisangnya sudah lembut ia memberikan kepada mamanya.
Hampir dua jam mereka bertempur di dapur hingga akhirnya masakan mereka matang dan langsung disajikan di atas meja makan.
Saat mereka menata makanannya di meja makan mereka mendengar suara mobil berhenti di halaman.
"Papa pulang ma." Ucap Keenar.
Keenar langsung berlari ke depan pintu untuk menyambut kedatangan papanya
"Papa." Teriak Keenar sambil berlari ke arah Jaka yang baru keluar dari mobil.
Jaka sama sekali tidak menjawab sambutan dari anaknya itu.
"Papa tadi aku sama mama bikin bolu pisang kesukaan papa." Ucap Keenar.
Jaka tidak menjawabnya, ia justru langsung masuk ke dalam rumah.
Jaka duduk di ruang tamu kemudian memanggil istrinya.
"Naaa....." Teriak Jaka.
Ratna yang tengah menyiapkan nasi pun meninggalkan kegiatannya dan langsung menghampiri panggilan suaminya.
"Ada apa pa?" Tanya Ratna.
Ratna duduk di samping kanan Jaka, dan di samping kanan Jaka ada Keenar.
Jaka tidak menjawab pertanyaan Ratna, ia justru menghadap ke arah Keenar.
"Keenar." Panggil Jaka
"Iya pa." Jawab Keenar.
"Berdiri di depan papa." Perintah Jaka
Keenar berdiri menghadap ke arah Jaka dan Ratna, Ratna bingung apa yang akan dilakukan oleh suaminya.
"Apa yang kamu lakukan sampai kamu mencelakai tekan kamu?" Tanya Jaka.
"Dia dulu pa yang memulai." Jawab Keenar.
"Dia mencelakai kamu?" Tanya Jaka dan Keenar menggelengkan kepalanya.
"Putar badan kamu menghadap ke tembok." Ucap Jaka.
Keenar menuruti perintah papanya itu.
"Pa jangan gitu kasian Keenar." Ucap Ratna.
"Anak kamu ini harus diberi pelajaran, biar ga seenaknya main fisik sama temannya." Ucap Jaka.
"Tapi kita kan belum dengar apa alasan Keenar melakukan itu pa." Ucap Ratna.
"Kamu denger sendiri kan, teman dia tidak mencelakainya, tapi dia justru mencelakai temannya, itu artinya memang dianya yang nakal." Ucap Jaka sambil menunjuk ke arah Keenar.
Keenar ketakutan hingga ia menangis tersendu-sendu.
"Kamu dihukum satu jam." Ucap Jaka lalu ia pergi ke kamar meninggalkan mereka berdua.
Ratna langsung memeluk anaknya sambil menahan tangisnya. Ia mencoba untuk menenangkan anaknya yang menangis sesenggukan.
"Kamu tenang aja, papa ga marah kok sama kamu, papa cuma menghukum kamu saja supaya kamu ga ngulangin kesalahan kamu lagi." Ucap Ratna.
Ratna jongkok sejajar dengan anaknya kemudian meminta anaknya untuk menceritakan kronologi kejadiannya.
Keenar menceritakan semuanya tanpa dikurangi apalagi ditambah, ia menceritakan apa adanya.
"Jadi Sesil dulu yang mulai?" Tanya Ratna.
Keenar menganggukkan kepalanya.
Ratna langsung memeluk anaknya, ia merasa kasian dengan Keenar, dia yang jadi korban namun dia juga yang disalahkan.
Malam harinya sebelum tidur Ratna sengaja menunggu suaminya masuk ke kamar, karena ada yang ingin ia bicarakan masalah Amel.
'Klek' Pintu kamar terbuka dan Jaka langsung berbaring di samping istrinya.
"Mas." Panggil Ratna.
"Hemm." Jawab Jaka.
"Ada yang mau aku omongin." Ucap Ratna.
"Masalah apa?" Tanya Jaka.
"Emm masalah Mbak Amel." Jawab Ratna.
"Kenapa Mbak Amel?" Tanya Jaka penasaran.
"Tadi Mbak Amel nelpon aku, dia bilang kalau dia diberi kesempatan untuk bekerja di perusahaan Mas Adi dulu, kebetulan posisi Mas Adi belum ada yang ngisi." Ucap Ratna.
"Bagus dong, terus masalahnya apa?" Tanya Jaka
"Masalahnya Mbak Amel ga kuat mas kalau harus bolak-balik Bogor ke Bandung, ditambah lagi Mbak Amel kan ga bisa naik motor." Ucap Ratna
"Iya terus intinya apa?" Tanya Jaka.
"Mbak Amel mau numpang tinggal di sini mas." Jawab Ratna
"Mau numpang? Ga, enak ajak, anaknya bandel banget kalau dibilangin ngebantah terus, ga mau aku." Ucap Jaka.
"Agas ga ikut mas, cuma Mbak Amel sendiri." Jawab Ratna
"Ooo cuma Mbak Amel, ya udah terserah kamu kalau kamu ga keberatan ya silakan." Jawab Jaka.
"Tapi mas ngizinin kan?" Tanya Ratna.
Jaka menganggukkan kepalanya.
Ratna langsung mengambil ponselnya dan mengabari kakak iparnya itu lewat chat.
Setelah itu Jaka memanggil istrinya untuk datang ke ranjang.
"Ada apa mas?" Tanya Ratna.
Dimas melihat ke arah istrinya yang hanya mengenakan daster bunga-bunga seperti ibu-ibu di luaran sana.
"Ganti baju kamu." Ucap Jaka.
"Ganti apa mas? Emangnya kenapa toh cuma mau tidur juga." Jawab Ratna
Tidak mau ribet, Ratna langsung merebahkan tubuhnya di samping suaminya kemudian terlelap pulas di bawah selimut.
Sedangkan Jaka masih harus menuntaskan hasratnya. Ia mengambil ponsel kemudian keluar dari kamar dan masuk ke kamar kosong yang ada di sebelahnya.
Jaka lalu membuka aplikasi obrolan berwarna hijau lalu menghubungi seseorang. Ia lalu mengirim beberapa uang lewat aplikasi bank online kemudian ia mulai menuntaskan hasratnya.
"Andai bini gue punya tubuh se sexy dia pasti gue ga pernah mau kaya gini." Ucap Jaka.
Ketika tubuhnya sudah terasa lemas dan cairan putih sudah membasahi lantai kamar, Jaka langsung mengambil tisu dan membersihkan cairan itu setelah itu ia kembali masuk ke kamar dan terlelap menyusul istrinya.
TBC
Jangan lupa LIKE dan tambahkan Favorit.
Komen komen biar author semangat nulisnya, hihi.
❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!